Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Panggil aku senpai SEASON 2 (Update Chapter 2)

Jadi kamu #TeamErika #TeamAriel atau #TeamAmel ?

  • #TeamAmel

    Votes: 41 21,0%
  • #TeamAriel

    Votes: 54 27,7%
  • #TeamErika

    Votes: 48 24,6%
  • #TeamGita

    Votes: 27 13,8%
  • #TeamVivi

    Votes: 25 12,8%

  • Total voters
    195
Halo halo, senpai masih disini, tapi sempat hilang semangat karena mami erika juga menghilang~ sekarang mood sudah mendingan, niscaya akan update salam 2 hari, tunggu yes~~~ maapin dah bikin nunggu
 
Halo halo, senpai masih disini, tapi sempat hilang semangat karena mami erika juga menghilang~ sekarang mood sudah mendingan, niscaya akan update salam 2 hari, tunggu yes~~~ maapin dah bikin nunggu
ditungguuuuu
 
Halo halo, senpai masih disini, tapi sempat hilang semangat karena mami erika juga menghilang~ sekarang mood sudah mendingan, niscaya akan update salam 2 hari, tunggu yes~~~ maapin dah bikin nunggu
Ok ditunggu senpai, ga sabar ketemu erika di cerita ini nih :o
 
PART 5

Seminggu setelah kau pergi
Ku masih sembunyi di balik senyum palsu
Ku dengar dirimu tak sendiri lagi

Betapa hancurnya~
Hati dan jiwaku~


Satu pekan berlalu semenjak insiden tidak mengenakkan yang melibatkan aku, pacarku, dan Kinal. Buntut dari kejadian tersebut adalah kandasnya hubunganku yang sudah kurencanakan dengan sangat serius untuk dilanjutkan ke jenjang berikutnya. Hatiku hancur, tapi aku tau, hati mantanku lebih hancur lagi, karena ia memergoki aku yang selingkuh dengan Kinal.

Aku tidak berusaha menghubungi mantanku. Sekedar mencoba memberi penjelasanpun tidak. Karena semuanya sudah begitu jelas. Tidak ada gunanya lagi. Fakta bahwa aku telah mengkhianatinya selama beberapa bulan terakhir ini tidak bisa dienyahkan begitu saja. Aku yang sering berhubungan sex dengan kinal, bahkan memerawani eril, sungguh tidak pantas untuk mendapatkan kesempatan kedua.

Aku terbangun di hari Sabtu, tepat 7 hari setelah kejadian itu. Aku melongo memandang langit-langit kamarku selama beberapa saat. Handphoneku sengaja tidak aku charge karena aku malas. Aku menghabiskan sepanjang pagi untuk membuat roti bakar selai kacang, memotong 3 butir apel, dan menyiapkan teh dalam teko. Bukan tipikal sarapan milenial memang, tapi toh, aku harus menyibukkan diri agar pikiranku teralih, membuat menu sarapan secara random adalah salah satunya.

Setelah selesai shalat dzuhur sekitar jam 1 siang, aku memutuskan untuk keluar apartemen, sekedar melemaskan kaki dengan berjalan kaki ke deretan toko di jalanan sebrang komplek apartemen. Mungkin sembari melihat-lihat kue dan roti untuk makan siang bukan ide yang buruk.

Di lobby, aku baru berjalan beberapa detik ketika ada suara yang memanggilku.

"Senpai!"

Aku membalikkan kepala, "Eril? Erika? Kalian ngapain disini?"

"Mau main masak-masakan! Kata eril senpai punya peralatan masak, kebetulan kami juga gada kegiatan sehabis latihan pagi ini.." jelas Erika.

"Boleh yaaa???" Eril bertanya sambil mengedip-ngedip manja, hih, sok lucuk.

"Ya boleh, kebetulan aku mau keluar cari makanan, sekalian aja kita beli bahan-bahannya, emang kalian mau masak apaan?" aku tidak mendapat jawaban karena kedua remaja putri ini kompak berjingkrak dan bersorak.

"HOREE!" lalu mereka berdua tos. "Ayok senpai kita cabuuuut!!" Eril menggamit lenganku dan menyongsong pintu keluar lobby dengan semangat. Erika tertawa dan mendorong-dorong punggungku. "Ayooo ayooo!"

ubF8HEz.jpg


Apartemenku berada di kawasan perbatasan antara Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Ciledug. Kalau yang bingung, patokannya adalah venue konser Jangan Kasih K3ndor, nah deket situ deh pokoknya. Di sepanjang jalanan tersebut banyak terdapat toko, beberapa merupakan kedai dan cafe, tapi favoritku adalah minimarket berlogo lebah dan toko roti di sebelahnya. Tadinya memang aku berniat kesana, tapi kedua krucil ini ingin main masak-masakan, maka kami bertiga melaju ke arah timur menyusuri jalan menuju pasar.

Rupanya, Eril belum pernah ke pasar.

"Iihh bau bangeeett hoeeekkk!" Eril menjepit hidungnya untuk menahan bau. Aku dan erika tertawa melihat tingkahnya.

"Kamu gamau tutup idung juga? Ini saya ada jepitan jemuran.." tawarku pada Erika yang disambut gelak tawa gadis berbehel itu.

"Hahahaha enggak laaah!! Aku biasa ke pasar kok waktu di Jepang. Mamaku yang selalu ajak aku, katanya pasar adalah tempat anak perempuan menemukan jati diri. Pergi ke pasar baik untuk pembentukan karakter. Dan papaku yang memang orang indo ya setuju-setuju saja hahaha" jelasnya panjang lebar.

"Luar biasa!" kataku sambil bertepuk tangan. "Oke nona, karena krucil yang satu ini nampaknya belum terbentuk karakternya, silakan anda yang memimpin jalan ya, karena pasti anda jugalah yang punya ide untuk masak-masakan dan makanan apa yang ingin dimasak, dozo" aku menarik eril berjalan, tangannya terlepas dari hidungnya, ia meronta sedikit lalu ikut berjalan menggandeng tanganku seraya tangannya yang lain menutup hidung dan mulutnya.

Erika melangkah dengan luwes dan melongok ke beberapa lapak pedagang. Melompat kesana kemari menunjuk-nunjuk sayuran, daging, dan bumbu sambil bertanya harga. Aku bertugas untuk menawar dan membayar. Eril? Masih ikut saja sudah bagus.

Setelah kira-kira setengah jam, kami sudah selesai berkeliling pasar dan menenteng 3 totebag besar milik Erika. "Kurangi penggunaan kantong plastik! Belanja pakai tas sendiri!" kata erika memperagakan orasi para aktivis lingkungan seraya memasukkan belanjaan kami kedalam totebagnya. Aku yang kehausan bertanya pada eril. "Masih kuat?" Eril nampak pucat menahan bau dan lemas, kasihan sekali.

"Kayaknya ini semua udah cukup, ayo kita jalan balik ke apartemen." kataku pada Erika.

"Haik senpai!" Erika melompat dan berjalan duluan, kami berdua mengikutinya. Sekitar 300m, erika berhenti.

"Ada yang lupa belum dibeli, non?" tanyaku.

"Nggg.... Enggak siiih...." kata erika.

"Lalu ngapain? Ayok jalan, kasian nih adik aku pucat pasi menahan bau" kataku merujuk pada eril. Erika melihatnya singkat sambil nyengir lalu menunjuk penjual kapas manis.

"Aku mau beli itu! Tunggu sebentar yaa.." katanya sambil lalu, aku hanya bisa menggeleng melihat tingkahnya. Erika kembali sambil membawa cotton candy berukuran besar.

"Kok belinya cuma 1?" tanyaku.

"Karena kalian berdua gak boleh makan inii.. udah genduuut! Hahahaha" ledeknya sambil meluncur pergi. "Sial! Hahahaha" aku dan eril mengikutinya kembali menuju apartemen.

**

Sesampainya di apartemenku, eril langsung berlari menuju kamar mandi untuk mencuci kaki, tangan, dan muka. Erika yang masih melepas sepatu sedikit kebingungan melihat eril, lalu menaruh belanjaan kami di meja. Aku membuka kulkas dan mengeluarkan seliter jus buah dalam kemasan. "Minum dulu" kataku pada Erika seraya memberinya gelas berisi es batu. Erika menuang jusnya dan minum sampai habis.

"Aaahhhhhn... Seger banget!" Erika mengelap bibirnya dengan punggung tangan.

"Heh pake tisu! Jorok!" omelku padanya yang sedang nyengir dan kemudian mengambil tisu untuk membersihkan tangannya.

"Jadi mau masak apa hari ini?" kataku.

"Hmmmm tadi aku sih belinya yang gampang-gampang diproses aja yah.. beli daging yang udah diiris-iris, sayuran, bakso udang, cumi, dada ayam. Hmmm.. udah sih" kata erika seraya mengecek kantong belanjaan kami. "Senpai ada alat buat bakar-bakar gak?"

"Ada, bumbu-bumbu juga ada bisa di cek disitu." kataku. Aku menghampirinya yang sedang membungkuk diatas kantong belanjaan kami. Terlihat tengkuknya yang putih bersih dan wangi. Aku langsung membayangkan adegan yang tidak-tidak.

0Lj1kXU.jpg


Tanpa sadar aku mengangkat tanganku. Mendadak erika menengadahkan kepalanya.

Tanganku yang sudah terlanjur terangkat dalam posisi canggung langsung bergerak-gerak tidak jelas dan merogoh kantong belanja secara asal. "Kamu beli bumbu apa aja?" kataku sebisa mungkin terdengar normal dan mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

Pintu kamar mandi terbuka dan eril keluar dari kamar mandi. Aku berhenti mengaduk-aduk tas belanjaan dan bertanya padanya.

"Kenapa tuh bro?" tanyaku pada eril.

"Nghh.... Gatau nih batuk-batuk terus sampai akhirnya muntah, perutnya juga agak mual.." jawab eril pelan.

"Yaudah duduk dulu sana, mau susu coklat?" tanyaku.

"Yang anget yah..." jawab eril. Aku berjalan menuju lemari dapur dan menyeduh satu sachet Milo 3in1 dengan air panas dari dispenser lalu kuberikan padanya.

"Jangan sampe sakit deh, kan kita mau masak-masakan, nanti gak ada yang ngabisin!" kataku seraya mengacak rambut eril, yang dibalas dengan hadangan dari tangannya diikuti dengan suara seruput dari gelas yang ia pegang.

Erika sudah membongkar belanjaan dan menaruhnya berjajar di meja. Ia menggulung lengan bajunya, "aku siap! Let's go!" katanya riang.

"Pakai apron dulu dong nona, nih.." kataku seraya menyerahkan celemek berwarna merah marun dengan logo terbordir di bagian depan. Erika tertarik melihat logo tersebut. "Logo apaa ini?"

"Cuma iseng-iseng aja, yuk mulai! Sini kamu ikutan masak-masakan juga!" kataku pada eril. Eril menyeruput susunya sekali lagi kemudian bergabung dengan kami. Hanya Erika yang mengenakan apron, jadi ia bertugas sebagai koki utama dan kami berdua adalah asistennya.

"Oke! Pelajaran memasak masakan Jepang dari Erika-sensei! Pertama, iris mentimun dengan ketebalan 3cm, potong dadu. Eril siapkan lembaran nori ya. Senpai tolong cuci beras ketan ini dan tanak dalam rice cooker. Aku akan cincang daging ayam ini lalu aku tumis pakai bumbu. Go go go!" Erika berseru sambil bertepuk tangan.

"Eril, rebus air di panci sebanyak 3 gelas. Pakai air dispenser yang sudah panas aja. Terus kamu taburkan royco dan kaldu sapi ya. Senpai tolong keluarkan makanan yang mau direbus, dikelompokkan sesuai kriteria ya : sayuran daun, jamur, karbohidrat (mie, bihun, kentang), protein laut (bakso ikan, udang, kepiting) dan protein darat (bakso ayam, sapi, dan makanan olahan sejenis) jangan lupa dumpling isi keju itu ya! Itu enak banget. Go go go!"

"Cincang daging sapinya dengan potong lebih kecil lagi eril, kayak gini.. supaya bumbu teriyakinya lebih meresap. Lalu tumis dengan api kecil ya. Jangan lupa bawang bombay!"

"Senpai ini fillet ayamnya jangan lupa dicelup ke kocokan telur ya sebelum dibalur pakai tepung roti dan tepung bumbu, jangan lupa diguling-gulingkan secukupnya, jangan terlalu tebel lapisan tepungnya nanti dalemnya sulit mateng. Go go go!"

"OUI CHEF!" balasku berseru. Erika nyengir.

Kami bertiga sibuk bekerja sesuai dengan instruksi koki kepala. Dua setengah jam kemudian makanan telah tersaji. Onigiri, beef teriyaki, chicken katsu, dan Sukiyaki. Untuk ukuran masakan spontan oleh 3 orang amatir sih lumayan lah.

"Good job!" kata Erika. "Sekarang, aku akan bikinkan minuman spesial untuk kita bertiga. Aku gak akan kasih tau resepnya, kalian coba aja ya nanti, dijamin enak!"

"Hahahha suka nih sama kejutan begini" kataku. Eril mengangguk bersemangat.

*Tring tring*

Handphone erika berdering karena ada telepon masuk.

"Eril, bisa tolong angkatin dulu? Angkat aja" kata erika.

"Haloo" kata eril.

"Erika dimanaaaaaaaaaaaa" terdengar suara dari telepon. Aku tidak kenal suara itu.

"Amle.." kata eril tanpa suara kepada erika. Erika melambai dan eril balas bicara.

"Haloooo eril disiniiii!! Amle dimanaa? Ada apaaa???"

"Halo? Eril? Iiih kok kamu yang angkat? Lagi sama erika ya? Kalian kemanaaaa ih aku chat daritadi jugaaaa pasti lagi main ya ga ajak-ajak akuuu huuuu aku sendirian ini di kosan hhhhh!!!" kata suara tersebut mengomel.

"Iyaa kita lagi bareng nih di tempat..." Eril melongok padak, aku menggeleng kuat-kuat. "..... di tempat temen aku." kata eril.

"Kok temen kamu kenal sama Erika?" tanya suara itu.

"Err..... Iyaa..... " Eril kebingungan menjawab, ia menepuk-nepuk bahu erika panik, erika menghindar dan ngomel-ngomel gusar "aku lagi bikin minuman" kata erika tanpa suara.

"Halooo! Oh gitu ya kalian pergi tanpa aku. Biarin aja. Biarin aja aku disini sendirian. Kalian gak peduli sama amel. Huh!" suara tersebut terdengar kesal.

"... Engg... Enggak gitu amel, bentar-bentar..." Eril menutup bagian mic hp dengan permukaan tangannya lalu bertanya padaku tanpa suara. "Bolekah?"

"Siapa?" balasku tanpa suara.

"Gen 6 juga, dia satu kosan sama erika" balas eril, masih tanpa suara.

"Yaudah suruh kesini aja, kasian gitu sendirian gada temen, laper juga kan pasti" kataku. "Kamu share location aja."

"Bener gapapa?" tanya eril.

"Iyaaa sayang." kataku.

Pipi eril merona merah mendengar jawabanku. Suara perempuan bernama 'Amle' itu terdengar berteriak di telepon "WOY KOK GUE DICUEKIN SIH! JAWAB!". Eril kemudian buru-buru menjawab.

"Iyaaa mle, kamu sini ajaa nyusul ke rumah temenku yaa, aku share location." kata eril.

"Jauh ga?" balas amle.

"Hmmm engga sih, dah buruan kesini yaa, kita lagi masak-masakan nih, lu pasti lap.."

"IYA GUE LAPER NIH TAU AJA HEHEHE OKE OTW DARI SEKARANG!" kemudian telepon ditutup. Eril hany bisa melongo, aku tertawa melihat perbincangan telepon para remaja ini.

"Hahahaha, gapapa, jadi hari ini kita judulnya pestaaa!" kataku.

"Errr.... Tapi senpai.... Pacarnya senpai gimana? Gak marah?" tanya eril.

Seketika raut wajahku mengeras, eril nampaknya menyadarinya. Buru-buru aku menjawab "ng-nggak apa-apa kok. Tenang aja, aman. Hehe" balasku.

"..... Okedeee" kata eril sambil berlalu ke arah erika. "Bikin satu lagi minumannya buat amle" katanya. Erika mengangguk dan kemudian berkutat dengan gelas. Eril membalas chat melalui hp erika, sepertinya ia mengirim lokasi apartemen ini.

***

*ting*

"Aku dibawah!" bunyi pesan singkat di hp erika 15 menit berselang. Eril kemudian turun untuk menjempu temannya di lobby. Erika yang sudah selesai membuat minuman rahasi duduk di sofa, tampak kelelahan. Aku yang penasaran mencoba kepo dan menengok ke dalam kulkas tempat erika menyimpan minuman rahasianya.

"Eits! Gak boleh nakal ya senpai! Kalau chef belum hidangkan, berarti rahasia! Gaboleh ada yang tau! Termasuk tuan rumah. Paham?" omel erika.

"Oui chef" kataku. Tidak lama pintu apartemen terbuka.

"Sini masuk mle." kata eril.

"Assalamualaikum!" seru seorang gadis, kemudian ia melangkah masuk.

EDZDX3v.jpg


"Hai haii! Halo kak senpai, kenalin aku amel heheheh" kata amel sambil melepas sepatunya dan berjalan ke arahku. Ia menjabat tanganku. "Aku udah diceritain semuanya sama eril tadi. Yoroshiku!" katanya.

"Errr... Oke.. halo amel." kataku singkat.

"Mle sana ke kamar mandi dulu! Cuci kaki, cuci tangan, terus kita makan!" kata erika.

"Okee papah!" kata amel seraya meluncur ke kamar mandi.

"Papah??" tanyaku.

"Jangan tanya." balas erika singkat. Eril mengangkat bahu dan cekikikan. "Itu panggilan mereka berdua senpai, kan tinggal satu kost, sering diledekin juga sama anak-anak yang lain" kata eril. Aku tertawa dan erika hanya bisa mencubit eril yang menghindar.

"Ittadakimas!" kami kompak berseru dan kemudian makan dengan lahap. Erika mengeluarkan minuman rahasianya yang ternyata adalah sirup pisang campolay.

"Ini rahasia darimananya dah. Ini kan emang kita beli tadi" kataku. "Udah minum aja!" Erika berseru, aku pun menenggak minuman berwarna merah tersebut.

*******

"Dadaaah senpai, makasih yaaa buat hari ini!!! Seruu bangeeettt!! Kapan-kapan kita main lagi kesini yaaa :D" kata erika.

"Iyaa kak senpai, makasih yaaa udah ngijinin aku main kesini hari iniii!!! Nanti kita main lagi kesini yaaa!" kata amel.

Aku balas melambai kepada mereka berdua yang berada di dalam mobil online yang sudah mereka pesan. Eril masih belum mendapat mobil online mengikutiku masuk kembali ke dalam lobby untuk duduk saat kedua temannya sudah berlalu.

"Senpai.... ada yang mau diceritain?" eril duduk disebelahku di sofa.

"Kenapa kok tiba-tiba nanya gitu?" aku bertanya balik.

"Aku perhatiin seharian ini senpai pandangannya beberapa kali kosong. Pas lagi makan juga gitu. Paling adalah beberapa kali keliatan seneng matanya, tapi udah gitu kosong lagi. Senpai kenapaaa?? Sini cerita sama akuuuu.." eril menggamit tanganku dan mulai menggoyang-goyangkannya.

Aku hanya diam sejenak. Menghela napas. "Gak ada apa-apa kok ril, aman aja, gausah khawatir. Hehe.."

"Yaudah, senpai simpen kontak aku yah, nanti cerita. Maaf malem ini aku gabisa nemenin soalnya aku harus latihan buat persiapan ke Makassar minggu depan. Jadi senpai cerita lewat telepon aja yah." Eril membujuk.

"Aku gak mau simpen kontak member." jawabku singkat.

"Senpai gak bisa kaya gini terus! Aku tau senpai lagi ada masalah. Senpai mungkin belum sepenuhnya percaya sama aku buat nyeritain masalahnya, tapi aku mau tau!" kata eril.

Aku melepaskan lenganku dari cengkramannya lalu mulai mengacak rambutnya. "Gak semua kamu perlu tau ril.."

"Tapi aku mau tau! Aku mau bantu menyelesaikan masalah senpai! Aku abis baca tentang orang-orang yang depresi. Gejala-gejala awalnya ada di senpai! Aku gamau senpai kenapa-kenapa, karena aku sayang.." kata eril.

Aku tercengang mendengar ucapannya.

"Plis... Aku mau bantu orang yang aku sayang.. bukankah senpai udah ijinin aku untuk sayang?" kata eril.

"Iya, tapi kan gak harus nyimpen kontak juga." kataku.

"Sampai sekarang aku masih gak ngerti dan gak percaya. Gak make sense buat aku kalo senpai gak japrian." kata eril.

"Kok gak percaya gitu?" kataku.

"Udah pokoknya sini mana hpnya!" aku terlambat bergerak, eril sudah lebih dulu memegang hpku. "Sini jarinya!" Eril merenggut jariku dan menempelkanny di sensor untuk membuka kunci hp. Ia mengetik beberapa saat lalu melakukan missed call ke nomernya sendiri.

"Done. Sekarang senpai punya kontak aku dan aku juga punya kontak senpai. Mulai sekarang kalau ada apa-apa senpai hubungi aku ya. Termasuk kalo lagi...." eril menurunkan volume suaranya ".... pengen." katanya singkat. Aku yang tidak kuasa menolak hanya mengangguk tanda mengerti.

"Nah beres kalau gitu! Aku udah dapet gojek juga nih, okedeh aku berangkat latihan dulu ya senpai! Makasih buat hari ini!" Eril mengecup pipiku. Aku tersenyum dan mencubit pipinya. "Hati-hati dijalan." kataku.

Eril melambai sekali lagi saat gojek yang dipesannya melaju. Aku berjalan gontai kembali ke kamarku. Tidak terasa aku dan eril duduk cukup lama di lobby tadi sehingga waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aku segera masuk ke dalam lift dan bergegas menuju kamar untuk solat isya.

*********

Baru selesai melipat sajadah, pintu apartemenku diketuk.

*Tok tok tok*

Aku bingung, biasanya hanya petugas maintenance apartemen yang mengetuk. Aku berdiam diri sesaat. Terdengar ketukan berikutnya.

*Tok tok tok tok*

"Ya, siapa?" kataku seraya berjalan menuju pintu. Sial bagiku, pintu apartemen tidak ada lubang intip seperti di pintu hotel.

"Senpai! Ini aku!" terdengar suara perempuan dari luar pintu.

"Heee??? Kok bisa? Kamu bukannya udah pulang?" kataku heran.

"Nanti aku jelasin, bukain duluu" balasnya.

"Iya iya.." kataku sambil membuka pintu, yang disambut sosok perempuan yang menghambur kedalam dan memelukku. Aku yang masih berdiri di ambang pintu kaget setengah mati.

"Senpai malam ini tidur sendiri kan? Aku temenin yah." kata amel.

idfokpF.jpg
Opss titip tenda dlu kayaknya mantap nih anak gen 6 ekwkkw dahsyat
 
Halo halo, senpai masih disini, tapi sempat hilang semangat karena mami erika juga menghilang~ sekarang mood sudah mendingan, niscaya akan update salam 2 hari, tunggu yes~~~ maapin dah bikin nunggu

Ada apa ya dengan Erika, tampaknya masalah visa atau perijinan atau imigrasi atau paspor atau kewarganegaraan atau lainnya, hanya spekulasi belaka
 
Auto close thread kah karena erika udh ga balik lagi (?) :rolleyes:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd