Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Panggil saja aku Ichel

Status
Please reply by conversation.
[UPDATE]


Chapter 4
Rasa Terpendam


"Dy..."
.
.
Tak ada chat sama sekali dari Hendy sejak kejadian malam itu. Kemana dia? Aku rindu dan ingin bertemu lagi. Aah ada apa dengan diriku ini, seharusnya kujauhi saja dia, sudah jelas dia menghubungi dan berkata manis ketika ada maunya saja. Tapi kenyataannya, bukan ku menjauh, tapi malah ingin semakin dekat dengannya, terkadang tertawa kegirangan sendiri kalau ingat tatapan matanya itu, seperti orang sedang jatuh cinta.

"Dia lagi sibuk kali chel", kataku dalam hati berusaha positif

Sudahlah, ku tunggu saja kabar darinya. Semakin tak sabar aku semakin sering menghubunginya, ku coba menelponnya tapi tak satupun diangkat. Haruskah dia bersikap seperti ini kepadaku? Perasaanku campur aduk pada saat itu, ingin berhenti dan block kontaknya, tapi aku tak bisa, aku ingin dekat, tau lebih jauh tentang dirinya, bagaimanapun caranya. Menurutmu aku jatuh cinta lagi? hah, dengan dia? Aduh jangaaaaaan... nanti yang ada aku sakit hati terus dengan sikapnya yang dingin itu, terus kalau dia bosan dengan santainya video call seperti kemarin dengan cewek lain. Astaga...jangan-jangan, dia memang sudah sering seperti itu? Astaga...jadi dia sengaja agar dia bisa nikmatin aku? Kenapa dia tau aku masih Virgin? Oh tidak, perasaan dan pikiranku tak karuan. Aku merasa seperti orang paling bodoh sedunia yang tergoda oleh lelaki hanya karena paras tampannya.

Ku usap-usap keningku lalu ku tepuk-tepuk kedua pipiku. Di meja kerja, seketika hadir percakapan kami dalam lamunanku, "minggu depan kita tidur bareng ya" ucap Hendy kemarin itu. Ya Ampuun.. minggu depan yang katanya itu berarti minggu ini ya.. dag dig dug jadinya, itu benar gak ya?

Ku nanti kabarnya namun tak juga ada, sudah seminggu berlalu, kupikir dia mengurungkan niat, huufft untung saja kalau begitu, aku mulai merasa tenang. Namun, seling beberapa hari, akhirnya si cowok yang kutunggu itu mengirim chat,

"Chel, lagi apa?"
"Lagi tiduran aja dy, kenapa?", jawabku
"Gak apa-apa, minggu ini bisa?", tanyanya
"Hhmm gimana ya.. yauda sih ayok aja, pacarku juga kebetulan lagi ada acara ke jawa timur", jawabku

Dengan polos nya ku jawab iya iya aja, gak ada pertahanan sama sekali sih chel, kataku dalam hati. Habisnya bingung, kalau bilang gak mau, nanti dia gak mau ketemu aku lagi. Terus kalau aku cuman diem di kostan aja, ntar aku nyesel gak ketemu Hendy. Duuh, kenapa pikiran dan hati perempuan selalu serba salah ya, pikirku. Ya sudahlah, gak akan terjadi apa-apa, kalau dia memaksa mau apa-apain aku nanti aku tinggal lari aja. Heran, sebegitu sederhananya pikiranku saat itu.

***

Akhirnya tiba lah satu minggu masa kegalauan yang luar biasa. Tingkahku yang mulai aneh, sering melamun, pikiran yang tidak jelas, suasana hati yang naik turun tak menentu. Huft, biarkan aku tidur dulu, ujarku sedikit kesal. Semakin aku cepat tidur semakin cepat waktu berlalu. Astaga...
Oke, aku menyerah! Berikan aku yang ku mau, ku berikan yang kau mau!

Jumat malam ini Hendy akan menjemputku, dia akan menunggu di depan gang kostanku. Aku harus bagaimana, pakai baju apa, underwear mana yang harus ku pakai, haha..keributanku sedari pulang kerja itu membuatku merasa bodoh sendiri. Sampai tiba saatnya waktu menunjukkan jam 10 malam dan Hendy sudah menungguku dengan motor Ninja merahnya itu. Diam-diam ku keluar dari kostan dan memperhatikan keadaan sekitar, khawatir adik pacarku yang juga tinggal satu kontrakan dengan pacarku itu melihat. Aku hanya berdoa saja saat itu. Ku hampiri motornya Hendy dan langsung kunaiki.

"Buruan jalan dy", kataku

Dia yang mengerti maksudku itu langsung menyalakan motornya dan pergi menuju salah satu hotel di daerah Jakarta Selatan yang lokasinya terdapat di suatu komplek perumahan.

"Dy, aku peluk kamu ya", pintaku
"Iya Chel, peluk aja", jawabnya

Sepanjang jalan kami tidak membahas apapun, sama-sama diam, tapi tanganku sesekali digenggam olehnya. Rasa tenang menyelimutiku saat itu, merasa bahwa Hendy itu baik kok, dan dia tidak akan menyakitiku.

Sesampainya di Hotel, setelah Hendy melakukan check in, kami ke kamar dan dia meminta ijin untuk mandi sebentar, lalu setelahnya hening. Aku juga tak mengerti kenapa aku diam terus sedari tadi. Seketika saat ku duduk di ujung kasur untuk menonton tv, dia memelukku sangat erat dan kepalanya bersandar di pundakku. "Iya dy, seperti itu, aku suka", kataku dalam hati. Dia menarikku untuk bersandar di dadanya yang tanpa baju itu. Akhirnya, aku bisa merasakan hangat tubuhya, nyaman sudah, aku tak mau beranjak.

"Chel, maaf ya", ucapnya ditengah keheningan
"Kenapa dy?", tanyaku
"Aku begini karna pacarku menikah dengan laki-laki lain", jawabnya

Hah?
Apa?
Kenapa?
Jadi...aku?
Aku ingin marah! Sungguh. Jeritku dalam hati, ingin aku menamparnya. Oh Tuhan.. Aku harus bagaimana, kalau aku marah dan aku bilang suka padanya, dia pasti akan jawab kalau aku juga sudah punya pacar. Oke aku coba diam saja, berpura-pura aku tidak ada hati kepadanya.

"Lho ko bisa, kenapa?", tanyaku pura-pura bersimpati

Benar yang dikatakannya saat makan siang waktu itu, dia cerita padaku panjang lebar mengenai kisah cintanya yang kandas itu dan juga masalah keluarganya. Mendengar ceritanya, aku malah merasa kasihan, empati karena akupun merasakan hal yang sama, aku bermain aplikasi T***** bukan hanya karena pacarku yang super duper sibuk, tapi juga karena mantanku yang kupacari selama 8 tahun menikah dengan wanita lain, dan hal itu menimbulkan konflik juga di keluargaku. Aku paham betul, kami memiliki cerita yang sama. Kami bercerita sampai terbawa suasana, pelukannya semakin menguat, lalu dia mencium bibirku dan melumatinya. Hhmm.. Jadi begini rasanya berciuman dengan lelaki lain, terasa lebih enak. Kemudian, dia meremas-remas payudaraku dengan lembut dan langsung membuka mini dress ku, kini terlihat sudah underwear hitam yang sedang kupakai itu. Aku sedikit malu tapi juga mulai bergairah. Hendy memperlakukanku sangat lembut, aku suka, aku begitu menikmati setiap sentuhan darinya.

*ilustrasi*

***Hidden content cannot be quoted.***

Dia mulai mencium leherku sambil sedikit dijilatinya lalu turun ke dadaku, hhmm sambil kumainkan bibir dengan jariku, dia menurunkan tali braku ke tangan dan menurunkan cup bra sebelah kiri. Saat dia bersiap untuk bermain dengan lidahnya, refleks ku tahan kepalanya, pikiranku berbicara jangan dy jangan mulai dari payudara sebelah kiriku karena itu lebih sensitif dibanding yang kanan. Kami saling menatap, kemudian dia mengeluarkan lidahnya dan diarahkan keputingku. Oh Tuhan, aku menyerah, kulepaskan kepalanya hingga dia bebas melakukan apapun kepadaku. Kedua tangannya sedikit mengangkat badanku dan dengan mudahnya membuka bagian belakang bra dan melepasnya. Dia kembali mencium bibirku sambil meremas-remas dan memilin putingku. Gairahku semakin naik, kubuka baju Hendy lalu ku balas ciumannya, french kiss kami mainkan. Kemudian dia kembali memainkan payudaraku, yang sebelah kiri dia ciumi dan dia jilati, yang sebelah kanan di pilin. Aku mulai mendesah dan sedikit menggeliat. Lebih terasa sentuhan kenikmatannya dibanding saat video call yang hanya bisa membayangkan.

"Aaahhhh", desahku

Lanjut dia menciumi perutku, lalu ke paha kiriku menuju vaginaku, sudah tertebak celanaku sudah basah. Dari luar celana, vaginaku digeseknya dengan jari Hendy, Uuhhh gelinya.... Dia hanya melihatku, matanya tajam dan hangat, membuat suasana terasa lebih panas. Kemudian dibukalah celanaku oleh Hendy, dia tak memasukan jarinya, tapi langsung menjilatinya. Ohh Tuhan, kenikmatan macam apa lagi ini. Kutarik kedua tangannya dan kusimpan di kedua payudaraku, dia memilinnya. Aaaahhhh aku tak tahan kalau tiga area sensitifku itu dimainkan secara bersamaan. Kuacak-acak rambutnya lalu ku jambak. Dia menjilati vaginaku tanpa rasa tanggung, sampai aku kehilangan kesadaranku karena keenakan. Bagaimana aku mau lari kalau begini caranya.

"Ahh... terus dy", kataku

Hendy membuka celananya, ku lihat penisnya yang kecil dan panjang itu sudah berdiri tegap. Aku sudah siap untuk memainkan penisnya, tapi dia tidak mengarahkan penisnya ke mulutku, dia menggesekannya ke vaginaku yang licin itu. Astaga dia siap untuk memasukkan penisnya,

"Jangan dimasukin ya dy", kataku
"Lho kenapa Chel?", tanyanya
"Aku gak mau", ucapku
"Yauda engga kalau gitu", jawabnya

Maaf ya dy, aku juga ingin tapi aku belum siap, aku takut terjadi sesuatu nantinya, karna dari awal aku sudah berjanji kepada diriku sendiri akan melakukan itu setelah menikah saja. Sebenarnya target menikahku yaitu umur 23 tahun, ya menikah muda karena alasan agar bisa lebih dekat dengan anak ketika dia dewasa, dan juga tidak terlalu lama menahan nafsu ML yang katanya enak itu, tapi apa daya pernikahan dengan mantanku itu gagal karena berbagai hal. Lalu aku bertemu dengan pacarku, dan dia sempat berkata bahwa dia tidak peduli aku masih perawan atau tidak, yang terpenting aku mau berjuang bersamanya. Dia sudah tahu betul sepertinya pergaulan di ibu kota, sudah jarang sekali wanita di usiaku masih perawan, terlebih aku juga tau masa lalunya dia pernah berhubungan intim dengan teman wanita yang ditemuinya di game online. Tapi sampai kapan ya? aku juga muak berlama-lama memegang status pacaran. Hhmm..

Masih merasakan hangatnya dekapan Hendy, tiba-tiba saja dia berhenti dan kepalanya terkapar di dadaku, aku bingung, ku elus-elus saja rambutnya sambil melihat wajahnya yang sedang terpejam. Manis..., kataku dalam hati sambil tersenyum. Kemudian badanku tersentak, aku kaget, Hendy memasukan penisnya ke vaginaku begitu saja. Aku kebingungan, ku dorong badannya dan menghindar. Ku tatap dia kesal dan berkata,

"Dy.. aku gak mau, kecuali kamu pakai kondom"

"Yaah gak bawa", katanya

"Yauda beli", kataku kesal

"Jauh, dan uda tengah malem juga" jawabnya

Aku diam, bingung harus bagaimana. Aku duduk bersandar d kasur, di depanku ada Hendy yang memandangiku, dia bergerak mendekatiku, memegang pipiku lalu mencium keningku. Dia memelukku hangat dengan bahasa tubuhnya yang lembut itu, rambutku diusapnya sambil berbisik ditelingaku,

"Percaya sama aku Chel, gak akan terjadi apa-apa, aku sayang kamu"

Aku balas pelukannya, kuusap juga rambutnya, aku senang dy, sungguh aku senang. Kata sayang yang diucapkannya itu meracuni seluruh otakku. Perlahan kupejamkan mataku, dan...

"Aaaaahhhhhh", desahanku cukup keras

Dia memasukan penisnya lagi dalam posisi duduk berpelukan itu. Ku genggam lengan Hendy begitu kerasnya, ku tahan rasa sakit di vaginaku selama dia menarik lalu mendorong penisnya secara perlahan itu. Sakit tapi enak, licin tapi agak kesat karena sempit, hangat dan aku ingin lagi dan lagi. Kuturunkan badanku di kasur hingga kakiku lebih leluasa untuk mengangkang. Permainan Hendy semakin cepat, aku tak bisa berbuat apa-apa, hanya mendesah dengan semakin keras. Kuangkat kakiku agar lebih lebar dan menyandarkannya ke pundak Hendy, dia terlihat semakin bergairah, dan akupun sama.

"Enak?", tanyanya singkat

"Iya", kataku ditengah desahan

Ku dekatkan kedua kakiku dan ku lipat di atas badanku, aahhh semakin nikmat rasanya. Tak tahan aku ingin keluar, Hendy pun begitu, semakin cepat dan semakin kuat dorongan penisnya, semakin kami tak berdaya, dan...

"Aaahhhhhhhhh", desahanku sekencang-kencangnya

Tak lama setelah ku keluar, Hendy menarik penisnya dan mengeluarkan spermanya di perutku. Aku tak bisa berkata apapun, tubuhku lemas sekali, pertama kali merasakan kenikmatan yang luar biasa, aku ingin lagi..tapi kulihat kami sama-sama lemas karena seharian bekerja dan malamnya kami bermain. Aku yakin Hendy masih kuat, dan dia ingin melakukannya lagi, tapi mungkin dia juga kasihan kepadaku tidak mau terlalu berlebihan dikali pertama ku Making Love, buktinya saja dia tak menyuruhku untuk berpindah posisi atau bagaimana, atau mungkin dia merasa tidak enak dengan pemula sepertiku. Entahlah, biarkan saja.

Setelah itu kami biarkan badan kami beristirahat, Hendy terlihat begitu nyenyak, sedangkan aku tak bisa tidur melihat ada lelaki lain tidur disampingku. Bukannya risih, tapi merasa tak percaya aku bisa melakukan ini.

Hendy.. kamu salah melakukan ini kepadaku, ini malah membuatku benar-benar memiliki perasaan lebih padamu, walaupun ku tau kata "sayang" yang kamu ucapkan tadi itu hanyalah rayuan belaka, tapi aku tidak, aku sungguh, ingin memelukmu di setiap malamku.

Kupandangi wajahnya lalu sesekali ku usap rambutnya. Akhirnya sekitar pukul 3 pagi, aku tertidur dan terbangun jam 6.30 dengan keadaan sedikit bingung. Aku ingat dia minta ku bangunkan jam 7 pagi karena harus mengecek artikel untuk di publish. Sekitar satu jam dia bekerja. Setelahnya dia merayuku lagi untuk bermain kedua kalinya, ku iyakan saja karena jujur aku sendiripun belum puas. Lalu kami bermain sekitar 2 jam, sampai akhirnya kami beristirahat lagi dan bersiap pulang.

Malam yang indah dengan berbagai emosi didalamnya. Inilah yang katanya hanya mencari teman, ya teman tidur, pelampiasan segala kegelisahan juga kehidupan yang penuh dengan penat. Aku tak menyalahkan Hendy, karena aku pun salah, tapi inilah Hidup tergantung bagaimana kita menyikapinya, menikmatinya atau terus berkeluh kesah?

Inilah pengalaman pertamaku bersama Hendy sang penakluk hati. Kami masih berkomunikasi sampai saat ini, tentu masih dengan sikap dinginnya. Tapi aku tetap berharap ketika dia butuh akulah yang ada untuknya.

The End.

=========

Kisahku belum usai, cerita bersama Hendy adalah awal bagaimana aku mengenal dunia seperti ini.

Selamat malam dan selamat beristirahat.
Next episode akan diposting kalau rame.

Monggu kepada suhu" semua yang mau komen.

kalo diliat liat, itu PP sama ilustrasi sama kak icel. iti kakak? ato.. icel itu temen kakak?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd