Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pacaran Dengan Member Female Semprot [Based On True Story]

Status
Please reply by conversation.
seeettt.... intronya aja bikin pnasaran, gmn critanya yah??

betewe,
mana critanya oum?...bner2 pnasaran neh:cool:
 
Part 01 : Balada tag UG-FR

Kalian pernah dengar jargon dari forum kita semua? Apa hayoo? Nih TS kasih tahu : Dewasalah di forum dewasa.

Yap that’s it.


Berbicara tentang kedewasaan gue kok jadi keinget, pengalaman waktu dulu pernah main ke forum model beginian (Kruc*l ). Tentunya sebelum forum Semprot terlahir ke muka bumi ini (kayaknya waktu itu Semprot masih berupa Zigot deh:D).

Dan lucunya, saat itu gue masih kelas 1 SMA. Jauh banget dari kata dewasa, lebih tepatnya kalo gue dikategorikan lagi ‘menuju’ proses dewasa. Disini gue bukan mau cerita tentang Kruc*l, tapi tentang pertemuan pertama gue dengan seorang perempuan.

Katakanlah namanya Naya ( jangan pernah sekali-kali langsung menghakimi orang yang memiliki nama mirip kaya dia, ya ! ) dan kenalin nama gue sendiri Adjie Pangestu (nah kalo ini boleh hakimi aja , atau sepongin juga boleh :o ).

Kala itu gue duduk dibangku kelas dengan buku Kimia penuh coret-coretan. Ujian akhir Semester SMA kelas 1 dimulai hari ini. Teman sohib gue yang ada di meja depan, Agus. menunjuk seorang anak kelas 3 “Djie liat tuh, kakak kelas yang sebangku sama gue” kata Agus menepuk pundak.

Di Sekolah TS, saat ujian semesteran, anak-anak kelas 1 biasa dipasangkan satu meja dengan anak kelas 3. Buat teman-teman gue yang cowok, ini jelas ajang untuk kenalan sama kakak-kakak senior yang cantik. Atau ajang bagi kakak senior yang ingin ngegodain adik kelasnya yang ganteng-ganteng (brondong detected) . Yes semuanya disini senang. Kecuali Agus, dia kecewa karena duduk satu meja sama kakak kelas cowo yang kribo dan jerawatan “Asem gak ada manis-manisnya tuh orang” Agus mendengus kesal “Eh elo duduk sama siapa?” katanya lagi. Gue menggeleng “Gak tau, kayaknya orangnya belum dateng deh” kata gue.

Bel masuk berbunyi dan anak kelas 3 yang sebangku sama gue belum dateng juga. Ketika soal selesai dibagikan, dan satu kelas sibuk mengerjakan soalnya masing-masing. Datanglah seorang anak perempuan dengan rambut pendek, serta tampangnya yang menor ( didempul make up), terus roknya ketat, dan bajunya di crop sampe keliatan ngatung. Tapi memang gue akui, waktu itu dia ini cukup good looking.

Pengawas hanya bisa geleng-geleng kepala dan menegurnya “ Jam berapa ini? Niat ujian apa enggak !” senior perempuan itu menempali “ maaf bu, maaf” kata dia yang setelah itu meletakan tasnya di depan kelas. Lalu mengambil kartu ujian dan Atk miliknya. Dia berjalan ke arah meja gue yang masih kosong

“Aku semeja sama adek kan?”

Gue mengangguk pasrah.

45 menit kemudian, gue melirik name tagnya “Naya”, nama kakak kelas yang lumayan sering jadi bahan topik perbincangan teman cowok-cowok sekelas gue. Karena dia terkenal cantik dan sering nongkrong bareng sama Alumni yang badung-badung ( You know lah maksud gue apaan).

Naya celingak- celinguk, seperti sedang gelisah gak keruan, dan benar saja. Lembar jawabannya masih banyak yang kosong, dia menendang-nendang pelan kursi temanya yang ada didepan, tapi tidak merespon sama sekali. Entah karena pelit atau memang takut sama pengawas, temanya itu gak menoleh kearah nya.

Tiba-tiba ia mencolek lengan gue, Damn gue masih inget , moment ketika gue ngaceng gara-gara salfok, memandangi boobs doi yang menonjol dari balik baju SMA ketatnya.

“Psssst” gue menoleh “Hei bantuin kakak jawab soal ini dong”

Mata kami saling memandang satu sama lain. dia tersenyum ramah. Kemudian Naya menanyakan beberapa soal yang gue sendiri juga gak tau jawabannya apaan. (Gue ditakdirkan IPA + Dia IPS = GAK NYAMBUNG)

“Kamu rangking berapa di kelas?” dia bertanya dengan hati-hati, agar pengawas tidak curiga

“Lima besar” jawab gue

“Oke, lumayan hehe. Bantuain aku ya pleaseeee” rengeknya melas

“Sini, mana soalnya” meraih kertas tersebut.

“DILARANG TANYA-TANYA TEMEN SEBANGKU ! YANG KETAHUAN MENCONTEK IBU LANGSUNG SOBEK LEMBAR JAWABANNYA ! ” teriak pengawas dari meja guru, yang kemudian asik memainkan ponselnya lagi.

“Buset, pengawasnya galak banget ya, dek” bisik Naya

“Iya, mungkin tadi dia mau buang air besar tapi airnya abis” ucap gue menahan tawa.

“Oh pantes Pfffft..” Kata Naya, malah udah cengengesan duluan.

Pendek kata, waktu itu gue cuma bantu sekena nya aja, sisanya biar dia jawab sendiri dengan ritual menghitung kancing ala-ala ABG tempo doloe.

Setelah kejadian ngaceng dadakan itu, lima hari ujian selanjutnya kami habiskan dengan mengobrol bersama. Naya ternyata cukup cerewet batin gue, dia cerita banyak hal dan menanyakan banyak hal pula, kadang dia nanya-nanya temen angkatan kelas 1 lainya yang gue kenal, kadang juga dia nanya soal anak cewek kelasan yang dipikirnya minta buat di labrak (Dulu kalo ada junior cewek yang songong, suka di labrak-labrakin sama kakak seniornya yang cewek juga)

Gue sendiri gak terlalu banyak cerita, hanya mendengarakan saja curhatan-curhatan dia, yang sesekali gue respon “Oh iya”-“Oh gitu” sama sekali gue gak berharap lebih, kalo dia sebenarnya ada rasa penasaran sama gue.

Pada hari terakhir ujian, gue malah merasa sedih karena ini berarti kami akan kembali ke kehidupan masing-masing, belum lagi anak kelas 3 beberapa bulan kemudian bakalan mengikuti Ujian Nasional (gak lama lagi lulus). Akhirnya gue pun inisiatif buat minta nomer hape Naya, And yes I got her number : )

Punya nomer hape dia itu, udah kayak suatu prestasi yang bisa dibanggakan untuk ukuran remaja Introvert seperti gue. Kapan lagi coba bisa temenan bareng cewek kece macam Naya.

Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya itu, gue habisin buat SMS-an dan telpon-telponan sama dia. Kadang-kadang gue juga ngajak keluar maen, entah cuma nemenin jalan di Mall atau nongkrong di café-café kecil ketika hari minggu tiba. Tapi bego nya gak terbesit sekalipun di otak gue buat nembak jadian (belum berani takut renggang kalo nanti di tolak). Entah karena gue minder atau karena gue gak sanggup memilik pacar se-adorable Naya. Maka lebih nyaman kalo hubungan kami ini hanya sebatas Friendshit.

Hari kelulusan pun tiba. Dia pindah bersama keluarganya keluar pulau jawa dan untuk Naya, ia meneruskan kuliahnya disana. Hubungan kami menjadi serba ngambang, dibilang teman bukan, dibilang orang pacaran juga bukan. Kita memang masih sering telpon-telponan, hanya karena alasan yang sepele. Yaitu satu : gue pendengar yang baik.

Gue mendengar setiap ocehan-ocehan Naya di telepon dengan tulus, mulai dari kehidupan kos-kosannya, tugas kuliahan, keadaan ekonomi dan bahkan ketika dia cerita. Bahwa ia sudah jadian sama teman cowok satu kampusnya pun gue dengerin… ( Agak nyesek sih).

Bulan-bulan berikutnya berlalu sangat cepat, gue merasa seperti menjadi kambing congek yang terus ngedengerin curhatan Naya. Ketika dia disakiti atau ada masalah sama pacarnya, justru malah gue yang selalu ada buat dia. Ngasih masukan dan support setiap saat, dimana dia merasa sedang down merupakan suatu agenda wajib yang gak boleh dilewatkan. Jujur gue nyaman kalo dia juga nyaman, dan gue ketawa kalo dia juga ketawa. Ya semunafik itulah rasa suka gue sama Naya, bener-bener suatu ikatan persahabatan yang murni, and less drama tentunya.

Namun ternyata gue gak setangguh yang kalian bayangkan. Ketika pada akhirnya gue lebih memilih untuk diam dan menutup telinga. Karena setiap kali dia membuka mulut, yang keluar justru hanya ada desak rindu dan rasa sakit yang kami rasakan. Jadi sejak itu kami memutuskan untuk berhenti menelpon satu sama lain. Hingga tanpa kami sadari,

We Stopped Connecting..


***​




















Setelah bertahun-tahun lamanya gue menghapus nomer dia, dan membuang jauh-jauh kartu simcard sialan gue itu. Gelagat kangen pun muncul dengan sendirinya, gue pernah iseng nyari nama dia dikolom Facebook. Berharap teman lama gue itu bikin akun disana. “Naya Adimira” setelah gue search foto profil yang keluar malah bule, berarti itu bukan dia. Gue cari lagi barangkali namanya sengaja dibalik “Adimira Naya” masih gak ada juga. Terakhir Karena frustasi gue coba cari “N4y4 Adimira nax c3lalu c4ntik imoetz & jelita” R.I.P Facebook batin gue.

But believe me, ternyata takdir berkata lain, adanya forum semprot di dunia ini seperti membantu gue buat ketemu sama Naya . (dulu server kruc*l tumbang otomatis gue hibah ke semprot)

Saat itu gue udah kerja dan baru aja beres magang, maen ke semprot sekedar cari bac*lan atau pun kepo dengan perilaku dunia maya orang-orang didalamnya. Ada yang arogan, ada yang pengen menang sendiri, ada juga yang sok bijak, bahkan ada juga yang kerjaanya cuman komen sepatah dua kata kalo enggak “Lanjut gan”, “Mantap hu”, “harus exe hu” udah gitu aja. Heran gue sama akun yang begituan, apa salahnya sih komen yang agak niat dikit?

(Semoga saja kalian para Silent reader hatinya terketuk yah), sampai suatu hari, munculah semangat dan keinginan untuk memiliki tag UG-FR.

Selain untuk meningkatkan Eksistensi kita di forum, tag ini ternyata juga bisa membuat kita lebih leluasa, untuk mengakses konten-konten yang di dalamnya (hmm menambah stock bac*l gue nih)

Tapi semangat gue tiba-tiba hilang, ketika mengetahui Syarat memiliki tag UG-FR adalah harus membuat postingan FR (Fucking Report) terlebih dahulu. Cuma rasanya cukup sulit mencari pasangan yang mau di ‘dokumentasikan’ lalu hasilnya di pajang diforum, yang mungkin akan diliat oleh ratusan atau bahkan ribuan orang ? Wow Serasa jadi bintang porno dadakan gue man ! ( dan g0bloknya waktu itu gue baru beberapa bulan putus sama pacar, dengan setatus jomblo ngenes jadi gak ada yang bisa di ajakin bikin FR)

Yeah, walau otak gue sempet terbesit sekali dua-kali, buat nyewa WP sekedar untuk memenuhi persyaratan FR tadi. Wait… tapi seriusan deh, waktu itu umur eike masih kepala 2 (20an), boro-boro ML sama cewek, orang pacaran juga paling banter cuman peluk-pelukan.

I think masturbation is better than having sex. Pokoknya gue bener-bener cemen kalo udah di tantang hal-hal yang berbau Night Life. Menghabiskan masa lajang dengan nonton bokep dan onani, gue pikir itu jauh lebih baik dari pada harus mainin titit terus nyuntik anak orang.

Dan juga buang jauh-jauh ekspetasi kalian tentang TS yang memiliki pheromone tinggi. Layaknya Jamie Dorran yang memerankan Mr. grey (Fifty Shades) elegant, glamour, bisa ngiket-ngiket cewek, and then bad boy abis. Sedangkan Gue ini malah mirip Ryan glosing dalam film (Lala Land) cowok pendiam serta berkumis klimis, lentik lemah gemulai dan memiliki perasaan hati yang ke ibu-ibuan. Cuma satu yang bisa gue syukuri sampe saat ini : Allhamdulillah gue bukan Gay…

**​

Setelah tanya-tanya ke forum. Ternyata masih ada cara lain untuk mendapatkan tag UG, yaitu Kopdar (ketemuan sama member lain Di RL). Dengan berbekal tekad yang kuat gue pun memutuskan untuk mengikuti kopdar tersebut.

Tapi jujur yah. Gue gak mau muna, sebenarnya tujuan gue ikutan kopdar biar dapet tag UG doang. Bertatap muka dengan para Underground, yang masih belum tau seluk-beluknya kayak apa. Bener-bener ngebuat nyali gue ciut. Sumpah deh niatan gue waktu itu cuma mau ketemuan 3-4 kali abis itu ya udah, gue bakalan menguap dan menghilang dari pandangan mereka semua (gak ketemu lagi), Jahat? Yeah emang begitu, gue ini tipikal orang yang selektif buat cari-cari temen tongkrongan. (Inget sekali lagi TS mantan Introvert)

Sekarang gini, gue analogikan aja biar gampang, biar kalian mengerti perasaan eike :army:.

Terjun ke Night life itu, ibarat kata. Kalian sudah menyebrangi jembatan kemudian jembatannya kalian bakar. There’s no turning back. There’s no chickening out in the middle and go back. This is it.

Night Life itu bagaikan jalur one way. Kalo kalian udah terlanjur masuk ke siklusnya otomatis kalian gak akan bisa kembali lagi (Please no offense, ini hanya sekedar opini ). Bahkan buat ukuran anak sepolos eike, bisa saja terbawa arus mengikuti ajakan negative teman-teman NL (atau malah gak diajak juga pasti ikut-ikutan) . Intinya NL sangat beresiko buat masa depan gue. Titik.

Tapi pada akhirnya, gue tetap memutuskan untuk bertaruh Tag UG dengan mengikuti kopdar. Malam-malam gue berangkat menuju suatu kedai kopi, masuk kedalam disambut dengan berbagai macam orang. Ada yang gendut, ada yang botak, ada yang jenggotan dan bahkan ada bapak-bapak yang tampangnya mirip kenek angkot (haha cius deh beneran ada loh:edan:).

Pikiran gue udah melayang kemana-mana (Takut Anjir ini First Experience ikut kopdar) dibenak gue : ‘syukur-syukur pulang malam ini ginjal gue masih utuh satu’.

Tapi ternyata orang-orangnya tidak sesangar yang gue bayangin sebelumnya. Ramah tamah cuy, menerima dengan penuh kehangatan (sempet terharu sih, ternyata di balik sisi gelap forum ‘pornografi’ orangnya baek-baek:o).

Di kopdar pertama emang gak ada FM yang dateng, tapi setidaknya gue seneng punya teman baru, lingkungan baru dan kenalan baru. Tentu masih ada sedikit keraguan yang mengganjal di ulu hati kepada mereka semua (biasa belum akrab). Namun berkat kesan kopdar perdana gue cukup enjoy, maka gue memilih lanjut ke kopdar berikutnya minggu depan.

Kodar minggu ke dua : gue duduk dimeja dan makan-makanan ringan, bercakap-cakap dengan Jono (yang kata gue mirip kenek angkot tadi), lumayan seru, jono mengajarkan gue lebih dalam tentang forum dan segala macam pelajaran, yang gak bisa gue petik dari bangku kuliahan atau kubikel perkantoran. Dia udah kayak guru sekaligus teman bagi gue sendiri.

Sampai sekitaran jam berapa, gue lupa. Tiba-tiba dari arah pintu masuk kedai, datang dua orang wanita. Gue yang katakanlah newbie di forum, cukup gemeteran pas melihat mereka berdua, satunya make kerudung, satunya lagi enggak.

Awal mula biasa aja, tapi pas mereka duduk bersama kami semua. And then seperkian detik kemudian , the fucking terrible moment pun terjadi.

Taukah apa yang paling menakutkan dari acara kopdar (semprot) ? Pasti yang pertama ada dibenak kalian :

Bertemu dengan orang asing yang belum jelas seluk beluknya. Kalian akan berpikir, jika orang asing tersebut, bisa saja berbuat macam-macam atau sesuatu yang buruk. Oke its fine, itu normal, tapi ternyata itu juga salah.

Karena Hal yang paling menakutkan dari kopdar (menurut versi gue) adalah ketika kalian bertemu dengan orang yang sudah kalian kenal. Bukan orang asing yang ada diluaran sana. Tapi justru melainkan seseorang, yang sudah mengerti , memahami dan mengetahui keberadaan kalian sejak awal. (Seperti halnya teman lama, teman kantor, saudara sepupu dan lain-lain.)

Boom ! detik itu juga, baik gue maupun Naya langsung pura-pura kena Amnesia dadakan..
 
Terakhir diubah:
Hohooo...mantul suhu. Sok dilanjut ceritanya...kayanya bakal seru nih
 
Awkward moment abis itu hu.. haha
Lanjutkan kisahmu hu..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd