"Pagi Cal..."
"Pagi-pagiiiii... Ada apa nih?"
"Kenapa? Kok keliatannya serius banget?" ucap Ashel kepada teman kuliahnya itu.
"Kak Shel, kak Zee... Anu... Aku... harus meminjamkan uang kepada orang tuaku yang sedang membutuhkan uang... Aku cuma punya tabungan segini dari hasil kerja bareng kalian..." ucap Callie menunjukkan buku rekeningnya kepada kedua seniornya itu.
"Belum cukup yah?" gadis lain datang menghampiri mereka.
"Pagi semua... Pagi..." ucap Freya datang bersama dengan rekan sebangkunya.
"Ahhh... Pagi kak, Fre..."
"Ini... Kamu pake aja..." ucap Ashel memberikan gepokan uang yang dia keluarkan dari dalam tasnya kepada Callie.
"Huh... Ini..."
"Itu gajiku dari saweran "livestreaming" bulan ini... Pake aja dulu..."
"Tapi kak... Sebanyak ini...!? Aku gak bisa nerimanya..." balas Callie melihat dengan pasti angka yang berada pada sabuk nominal gepokan uang pada tangannya. "S~seratus... juta... kak?"
"Udah gak papa... Pake aja lagi, keuanganku sekarang cukup stabil kok..." ucapnya sambil kembali bergegas menuju keluar karena kelasnya sudah berakhir hari itu.
"Kalo gitu, kita pergi dulu ya Cal... Bye..."
"Y~yeah kak... Makasih ya kak...! Nanti aku ganti uangnya...!"
"Wahhh... Ashel memang keren yah, meski dia tinggal sendiri tapi bisa dapet saweran banyak tiap kali streaming..."
"Tentu aja dong... Fansnya banyak sih... Aku harus kerja keras kayak dia, supaya nanti bisa ngembaliin uangnya yang barusan aku pinjem..." ucap Callie sambil tersenyum karena mendapat bantuan tak terduga dari temannya tersebut.
Bagi mereka yang kurang mengenal Ashel lebih jauh mungkin terlihat bak malaikat, akan tetapi Ashel menutupi sisi gelap dirinya dibalik kehidupannya yang menarik tersebut. Dirinya memiliki dunia dan ego tersendiri yang tidak ingin dia ekspos meski pada orang-orang terdekatnya sendiri.
Di belakang gedung kampusnya dengan satu teman wanitanya yang berjaga-jaga...
"Sllrrrrppp... Sllrrrrppp... Mmmph... Mmmm..."
"Aaaah...! Wow, Shel...! Enak banget sepongan lu...!"
"Mmmm... Udah gfueh viianggg hannn... (Udah gue bilang kan...)? Fuuuuaaah... Gue cukup pede sama skill blowjob gue tahu... Sllrrppp... Lu udah gak tahan ya? Silahkan keluarin aja, dasar perjaka..." balasnya sambil terus mengulum kontol pria yang memakai jasanya siang itu.
"Itu... itu terasa nikmat banget sih... Hnghhhh..." pria itu bergetar setiap kali lidah Ashel melibas batang kontolnya maju mundur kemudian perlahan memasukkannya kembali kedalam mulutnya.
"Uuuu, mmmmm... Sepertinya lu berusaha menahannya dengan baik yah. Gue... bakal mulai serius sekarang..." sambil mengocok kontol pria itu dengan kencang, Ashel memainkan teknik lidahnya menggelitik lubang kencing pria itu.
"Lihat kan... Itu udah mulai berkedut lagi lebih cepat dari sebelumnya, kontol lu ini udah mau meledak bukan...? Mmmhhh... Mmph..."
"Kalo... kalo lu gituin Shel..."
"Ayolah... capek nih gue nyepongin lu daritadi..."
"Haaaaaaaaaaaahhhh...!" pria itu melolong cukup keras ketika Ashel berhasil membuatnya ejakulasi dan mengeluarkannya didalam mulutnya yang mungil itu.
Crrroooottt...Crrroooottt...Crrroooottt...
"Aaah... Crot juga lu ya... Hmmm..." Ashel tampak tidak jijik dengan banyaknya sperma yang tumpah didalam mulutnya saat ini, sebagai bonus dirinya sedikit menarik keluar kontol pria itu dan membiarkannya menyemprot wajahnya pula meski tidak sebanyak yang pria itu keluarkan didalam mulutnya.
"Nfuuuhhh! Gimana? Enak kan? Gak nyangka cowok kaya lu jarang coli rupanya, jadi banyak banget yang keluar..."
"I~iyaaaa...!"
Setelah pria itu selesai, Ashel dan temannya menghitung kembali uang yang dibayarkan pria itu sebelum memasukkan kedalam sakunya. Setelah itu mereka berdua pergi menuju sebuah mall bersama-sama.
"Hei... Cowok yang disana..." panggil Ashel kepada seseorang yang berada didepan lobby mall.
"Ya? Eh tunggu... Kamu si... Ashel!?" pria itu terkejut melihat seorang wanita yang menyapanya dengan memakai masker itu. Setelah diperhatikan lebih dekat, pria itu mengenal ciri-ciri wanita itu. Bagi pria jaman sekarang, seseorang dengan mudah terkenal via sosmed dan itu tidak membutuhkan waktu lama bagi seorang gadis untuk bisa terkenal.
"Nfufufufu... Lu tahu gue juga rupanya...!" balas Ashel sambil tersenyum.
"N~ngapain kamu disini?"
"Hei... Ini mall tempat umum kan, boleh dong gue main kesini jam segini...! Kalo gitu... karena masih sepi, gimana lu mau gak ikut gue ke suatu tempat yang asyik sama gue?" ucapnya sambil mendekati pria itu kemudian memberinya kedipan maut menggunakan pesona mata indah miliknya. Digandengnya pria itu menuju tempat yang dia tunjuk dibelakang gedung bersebelahan dengan areal parkiran mall.
"Hah? Yang bener?"
"Udah ikut aja...!"
Sesampainya mereka di gedung istimewa yang ditunjuk oleh Ashel, mereka berdua masuk kedalam ruangan. Pintu terbuka perlahan dan akhirnya pria itu bisa melihat seorang teman Ashel sedang berbaring diatas kasur menghadap mereka.
"Eh... I~ini...!? A-ashel...!? a... anu... apa benar? aku bisa ngelakuin apa yang aku mau!?" pria itu cukup terkejut melihat seorang idolanya sedang berbaring dengan memainkan dildo masuk di dalam memeknya sambil bergumam kearahnya.
"Zee... Lama banget sih... Me~memek gue... udah basah banget dari tadi... Ahhhh..."
Ashel menarik lengan pria itu mendekati tubuh Zee yang sedang berbaring mengangkang didepan wajahnya saat ini dan memancingnya, "Lihat... Ini udah siap buat lu pake... Ayolah, ini memek sama toket bebas lu pake. Kapan lagi dapet rejeki nomplok ketemu kita berdua barengan apalagi dengan kondisi begini?"
"Aaah! Ayo mas... Sini... aku udah gak... sanggup nahan lebih lama lagi... Haaa... Haaa..." Zee menarik keluar dildonya dari dalam memeknya dibantu oleh Ashel kemudian Ashel membuka lebar memek koleganya itu untuk pria tersebut.
"A... aku... suka sama Ashel, tapi... aku suka sama Ashel juga...!"
"Fufufufu... Dasar cowok... Gampang sangean kalo liat cewe cakep dikit, yah terserah gue gak peduliin juga... Memek gue juga masih belum basah nih, jadi mau gak lu jilatin buat gue?" Ashel ikut berbaring disamping Zee dan mulai melucuti pakaiannya sendiri kemudian pria itu ditariknya untuk berbaring dan Ashel menduduki wajah pria itu dengan sudah tanpa memakai celana yang terlepas sepenuhnya.
Pria mana yang akan menolak mendapat durian runtuh siang bolong ada dua orang gadis sedang horny dan menginginkannya untuk memuaskan kedua gadis itu bersamaan.
"Ahhh... Curang... Lu Shel, ngebiarin gue kentang sendirian kayak begini..." ucap Zee cemburu ketika Ashel mengambil mangsanya saat itu.
"Ahh.. Sorry, Zee... Gue mau pipis nih! Hnghhhhh!" sapuan lidah pria itu mulai membuahkan hasil dengan cukup cepat dan membuat tubuh Ashel mulai bereaksi. Tanpa ragu Ashel mengencingi pria itu dan memposisikan lubang pipisnya kearah mulut pria itu.
Crrrrrrrrrrrrrrrrrrrr...
"Eh... Lu... Lu mau minum pipis gue!? Lihat Zee, nih cowok demen dipipisin rupanya...!"
"Nnnn... P~pipis Ashel, terasa seperti lemon tea... Mmmphhh... SLrrrrrrppp..."
"Ewwww... Dasar lu, cowok mesum... Haaa... Haaa... Haaa... Itu membuat gue bersemangat..."
Pria itu melanjutkan sapuan lidahnya pada area memek Ashel, mulai dari belahan memeknya juga klitorisnya tak luput dari pikirannya karena tidak mungkin dia bisa mendapatkan kesempatan seperti ini lagi kedepannya dan juga dirinya tidak mungkin membeberkan kejadian ini karena dia bukanlah siapa-siapa bagi Ashel. Semua orang bisa bertekuk lutut apabila dia inginkan, akan lebih baik jika pria itu menikmati waktu yang berharga saja ini.
Akhirnya Ashel pun ambruk di sebelah Zee, Ashel menungging dan Zee tetap dalam posisinya semula. Kedua gadis itu mencoba menarik perhatian dengan membuka lubang memeknya masing-masing, "Ayo... Kamu tinggal pilih mau mulai masukin kemanapun yang kamu suka..."
"Bener tuh kata Zee, memek basah Zee atau memek sempit milik gue? Lihat kontol si cowo mesum itu Zee, kayak berteriak didalam celananya untuk cepet-cepet masuk ke dalam memek kita, tahu?" sahut Ashel memancingnya.
"K...kalo gitu... aku mulai sama Ashel dulu deh!" pria itu menjawab dengan gestur tubuhnya condong kearah Zee kemudian membuka celananya hingga polos. Dirinya cukup grogi mendapati seorang idolanya dengan sukarela bisa dia pakai sesuka hatinya terutama itu menyangkut dengan impian para pria diluar sana yang sering kali menginginkan bersetubuh dengan idola mereka.
"Ahhh... Yesssshhh... Aku duluan... Wleeeeeee..." Zee memalingkan wajahnya dan menjulurkan lidahnya kepada Ashel seperti memenangkan pertarungan diantara mereka berdua.
"Ahhh... Kontol kamu... Mmmph... Haaa... Dinding memek aku, gesekin lebih kenceng lagiiiiiiihhh...!!!" Zee mengalungkan lengannya dan mulai menarik tubuh pria itu untuk menindihnya.
Sementara Ashel terlihat memasang wajah cemberut ketika Zee mendapatkan apa yang diinginkannya sambil menatap kearah dua insan yang sedang beradu mekanik itu.
"Se... seperti ini!?" pria itu mulai menggoyangkan pinggulnya seperti yang Zee inginkan.
Bunyi gesekan kulit kelamin mereka mulai saling terdengar,
"Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok..."
"Ahhh... Iyaaaa... Disituuuuu...! Lagi! Lebih dalam lagi, ahhhh!" Zee memandu pria itu dengan memancingnya sambil meremas kedua toketnya bersamaan.
Disaat yang bersamaan, Ashel mulai menggoda pria itu lagi. Kini dia berdiri dibelakang punggung pria itu sambil mencubit kedua puting pria itu dengan jarinya. "Hei... Sekarang, Zee gak bakal puas kalo lu gak gerakin tuh kontol cukup cepat, lu tahu? Pssssstt... Nita suka dikasarin loh...! Hiihihihih...!" pria itu mulai mendapatkan tenaganya dan membuat kontolnya cukup tegang dibawah sana ketika mendengar bisikan Ashel dan juga mulai menjilati daun telinganya.
"Aaaah... Aaaaauuuuuhhhh...! Haaaaaauuuuhhh...!"
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
"YEsssssshhh... Itu keras banget... didalemmmmm...! Aaaaaghh! Kontolnya... lebih besar didalemmm... Goyangin lebih keras! Yaaaaaahhh...!"
"Fufufufu... Good boy!" Ashel bersemangat menggoda mereka berdua sambil menunggu gilirannya tiba.
Tak berapa lama kemudian, pria itu mulai menggoyangkan pinggulnya tak beraturan pertanda sebentar lagi akan ejakulasi. Meskipun tahu begitu, Zee tidak berniat melepaskan kontol pria itu didalam memeknya dan membiarkannya saja.
"Ahhhh... Kamu kedutan di dalem gituuu... Mau keluar yah? Keluarin aja, tembakin di dalem, gak apa-apa kok. Kapan lagi kamu bisa nembak dalem idola kamu sendiri? Hihihihih..."
"Aaaahhhh, aku keluarin ya Zee! Arghhhhhhhhh!!!" pria itu mengerang untuk terakhir kalinya sebelum dia ejakulasi didalam memek Zee.
Crooottt...Crooottt...Crooottt...Crooottt...
"Haaa... Haaaa... Ka... kamu keluarnya banyak banget... Rahimku pasti penuh dan bau sama sperma kamu... Haa... Haah... Ahhhh..."
"Fufufu, gimana barusan?" ucap Ashel yang mendekati Zee dan melihat memeknya yang penuh sperma pria itu.
"Itu... itu mantep banget, tapi... aku juga mau sama kamu dong Shel...!"
"Dasar cowok mesum! Cowok kalo liat cewek cakep gak ada puasnya ya kalo diajakin ngentot... Lu biasanya para cowok mikirin apa sih kalo liat cewek cakep kayak kita? pasti lu pada punya fetish aneh-aneh ya?"
"Aku... aku ingin... kamu duduk diatas tubuhku dan goyangin pinggulmu dengan cepat!"
"Tch, udah mesum dan jujur banget lu yah... tapi..." Ashel mengikuti arahan pria itu kemudian bergegas menduduki tubuhnya dengan memegang kontol pria itu. Mengocoknya sebentar untuk membangunkannya lagi baru bisa dia masukin lagi kedalam memeknya.
"Aaahhh... Gue gak benci ide lu ini, lu tahu? Ngeliat kontol lu ukurannya boleh juga... Mayan penuh juga memek gue, meski gak sepanjang yang pernah gue cobain sih..."
Ashel mulai menggoyangkan pinggulnya perlahan sebelum menaikkan tempo goyangannya sambil memeluk leher pria itu.
Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...
Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...
"Gimana? Ini udah kayak yang lu suka bukan? Lu mulai ngaduk-aduk memek gue sekarang, uuuuuuhhh... Lu tahu, nikmat juga kontol lu ini...!"
"Aaaaahhh! itu... itu nikmat pokoknya Shel...!"
"Haaaaahnnn.. Geliiiii... Kontol lu, nikmat pokoknya...! Biar gue rasain sedikit lagi...! Ahhh... ganti gaya... doggy gih...!" ucap Ashel meminta pria itu untuk memenuhi keinginannya kemudian menungging tanpa menarik keluar kontol pria itu dari dalam memeknya.
Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...
"Lu tahu... Gue gak pernah kasih tahu yang lain atau ngeliat gue kayak gini, gue suka banget didoggy. Meski kata orang pose memalukan, tapi gue suka banget malah! aaaaaaah! terussssshh...!"
Diatas kasur yang mereka tempati saat ini, Zee mulai merangkak mendekati Ashel juga. Dirinya ikut menungging disebelah Ashel seakan menginginkan pria itu untuk bergantian mencoblos memek mereka.
"Haaaa... Zee, gueeee..."
"Shel... Mmmphhh..."
"Mmmph... Mmmh... Mmmph... Slrrrppp... Mmmm... Slrrrp... Slrrppp..." Kedua gadis itu mulai berciuman mesra bak lesbian, bahkan mereka tidak keberatan dan justru menikmatinya seakan mereka adalah profesional.
"Uuuuuuh... Adaaaaaauuuu... Aku mau... keluar lagi nihhhhhhh... gaaaaaaab..."
"Keluarin aja, terserah lu...!"
"Oooooooooohhhh!" pria itu kembali mengerang dan ejakulasi untuk kedua kalinya kali ini di dalam memek gadis yang berbeda. Sungguh beruntung hari pria itu merasaka dua memek idolanya dan bisa menumpahkan spermanya didalam rahim mereka berdua.
"Aaaaah... Lu tahu, gue paling suka "creampie". Anget tahu perut gue...!"
Waktu berlalu dengan cepat dan mereka segera pergi dari tempat itu karena jadwal para gadis yang cukup padat...
"Fufufu... Lu udah dapet jackpot kan? Lu bisa jaga rahasia dong? Oke?" ucap Ashel kepadanya sambil menyepong kontol pria itu sampai bersih.
"O...okeee... ga masalah... makasih ya Shel, Zee... gak nyangka bisa dapet nyicipin kalian berdua disini... Mimpi apa semalem, hahahaha..."
Setelah pria itu pergi, Zee dan Ashel kemudian berbaring bersebelahan sebelum pergi. "Gue harap lu bakal terus mau jadi partner gue ya Zee... Gue gak bisa bayangin kalo image lu yang asli ketauan publik gimana? Cowok pasti ngantri kalo sampe kesebar cuma buat ngentotin lu..."
"Yah... Benar juga sih, cowok-cowok mah ngeliat kita cuma hiasan doang. Apalagi kita masih muda udah bisa dapet duit banyak dari saweran orang, tapi aku... kalo untuk urusan ini kalo bukan karena kamu... Shel... aku juga gak bakal puas deh kayaknya... Enak juga ngeprank orang kayak gini, daripada harus sama client-client vip kita mana pada tua cepet keluar lagi... Masih enakan sama cowok random kaya tadi..."
"Isssshhh... Lu udah gak bisa ketolong lagi deh ya..." ucap Ashel mengambil sebuah dildo besar dari dalam tasnya kemudian bermain sebentar dengan memasukkannya kedalam memek Zee sebelum mengakhiri kegiatan mereka hari itu.
"Lu mau denger cerita kenapa gue bisa kayak sekarang, Zee? Gue inget dulu gue gak kayak sekarang kalau gak terpaksa, makin mencobanya gue malah makin ketagihan sekarang..."
"Dengerin ini..."
"Gue pernah ditembak oleh seorang cowok yang dari kecil gue kenal. Dia berkali-kali pindah sekolah ikut bokapnya, gue masih satu sd sama dia tapi smp gue udah pisah. Baru setelah gue SMA dia balik lagi ke jakarta, itupun gue gak nyadar rupanya dia sengaja nyari sekolah yang sama kayak gue."
"Dia nembak gue pas hari jumatnya..."
"Shel... Besok kan sabtu, lu mau mau gak hangout?"
"Eh...!? (Hangout...? Kencan maksudnya? Dengan dia...) E~enggak! Itu..." Ashel menggelengkan kepalanya tanpa menyadari teman prianya itu menatapnya dan berpikir Ashel menolaknya karena tidak menyukainya.
"Kenapa Shel? Bukannya lu belum punya cowok ya? Lu gak bohong sama gue kan?"
"Bukan itu...! Gue bukan gak suka sama lu...! hanya saja... (Besok adalah...) besok... gue gak bisa kalo besok..." Ashel mencoba mencari-cari alasan kepadanya untuk menolaknya.
"Oke... Kalo gitu minggu depan gimana?" pria itu memaksanya hingga akhirnya Ashel terpaksa menurutinya.
"Y~ya... ya... boleh..."
"Bagus...! Lu bilang iya loh ya...! Janji loh! Setelah selesai hangout, lu bakal resmi jadi cewe gue!"
"Iiihhh... apaan sih?"
"Hahahaha... Cihuyyyyyy! Sampe jumpa minggu depan Shel! Gue bakal kontak lu lagi nanti...! Bye...!" pria itu berlari kearah sebaliknya sambil tersenyum riang setelah mendengar jawaban Ashel.
"P~pria bodoh itu... apa pantes buat gue? Jadi pacarnya dia...?" Ashel masuk kedalam rumahnya dan membuka sepatunya kemudian meletakkannya diatas rak sepatu dekat pintu setelah itu dirinya masuk kedalam kamarnya yang berada dilantai dua rumahnya.
"Halo Ashel sayang...!!!"
"Heiii... Kita udah nungguin loh ini...!"
"Selamat datang! Udah lama gak ketemu yah...!"
"My... my... my... Kamu keliatan manis dengan seragam itu sayang...!"
Ashel disambut oleh 3 pria paruh baya dan juga ayahnya sendiri di dalam kamarnya. Keempat pria itu bahkan hanya mengenakan celana dalam saja ketika menyambutnya seakan sudah tidak tahan untuk bertemu dengan Ashel sepulangnya dari sekolah.
"Om baru saja melihat sebuah adegan menarik dibawah dari balik jendela ini. Sebuah janji berkencan dengan seorang teman pria yah, menarik juga...! Sangat murni dan menyentuh perasaan!"
Kedua pria yang berdiri didepan Ashel perlahan mendekatinya, dengan menyisakan satu pria lagi sedang merekam mereka sedang bersiap mencumbu Ashel.
"Kamu hari ini akan melayani om-om yang bahkan gak kamu kenal... Hmmm... bagus! Kulitnya bagus dan lembut juga...!" kedua pria itu mulai menjilati pipi Ashel dan Ashel terus harus menatap kearah lensa kamera sesuai arahan mereka.
"Hmmm... Untuk ukuran gadis yang akan lulus kuliah seperti dirimu, kamu udah terlihat sangat dewasa yah. Dengan kedua gunung kembar milikmu ini... Mulai sekarang, gadis ini akan menjadi partner kita!" ucap pria itu bergantian melucuti pakaian Ashel hingga tersisa pakaian dalamnya saja.
"Ashel sayang... Kenapa kamu memakai bikini begini dibalik seragam kamu? Dasar mesum yah...! Yang spesifik jawabnya... karena itu adalah..."
"Kamu dulunya sangat naif dalam interaksi sebelumnya... Ada perbedaan mendasar antara bersikap polos dan erotis loh..."
Pria yang sedang memegang kamera itu kemudian membalas pertanyaan rekan-rekannya tadi, "Itu untuk mendapat uang bulanan dengan menjual tubuh anaknya sendiri... Untuk memperbolehkan kita merekam anaknya untuk kita pakai saja, udah ketauan yah bapaknya gimana..."
"Bukan gitu lah bang, itu karena kita "dekat" seperti keluarga bukan... Juga Ashel sendiri sudah menerima kenyataannya, lihat saja dia..." balas ayah Ashel kepada mereka sambil tersenyum melihat anaknya sedang digrepe dan dicumbu paksa oleh ketiga temannya itu.
"Lihat, seperti yang ayahmu bicarakan sampai sekarang. Kamu sudah bertingah sok tangguh, tapi kamu sendiri membuat wajah yang terlihat bodoh sekarang. Mana mungkin tubuhmu tahan untuk dirangsang seperti ini..."
"Puting kamu yang lancip dan areolanya cukup lebar ini bahkan tercetak jelas pada bikini yang kamu pake sekarang, wow banget ngeliatnya..."
"Aaaaahhh... Mmmhhhh... Mmmph... I~itu... karena lidah dan juga... jari om semuaaahh... Hnghhh..."
"Ohhh... Suara desahanmu indah juga! Ashel kita sekarang sudah sangat sensitif." priaa-pria itu senang menggoda Ashel dan terus mempermainkan tubuhnya.
"Emang mantep sih nih anak, gak ada yang bisa ngalahin daun muda emang... Dimanapun lu sentuh, halus dan lembut banget... Putingnya mulai mengeras, hmmm... Gue jadi pingin nyusu sekarang... Kalo gitu, gua bantuin sekarang..." kedua pria itu kemudian bekerja sama dengan meremas toket Ashel dan pria yang lain menjulurkan lidahnya pada puting Ashel yang didekatkan satu sama lain hingga dalam satu caplokan lidah pria itu merasakan kedua puting Ashel berada didalam mulutnya.
"Aaaakkkhhhhhh... Nghhhhhhhh..."
Ditambah dengan jari pria yang sedang menjilati puting Ashel mulai mengocok memeknya. "Kalo ngerasa enak, keluarin aja yah sayang...!"
"Eh... T~tunggu... tunggu...!"
"Udah lakuin aja sayang... Tinggal keluar apa susahnya sih, digrepe pria tua yang bukan pacarmu sendiri apa salahnya sih?" ucap sang ayah menonton anaknya sedang dibuat mainan oleh kedua temannya sendiri itu.
"Anak lu ini udah bener-bener sensitif sekarang..." pria itu mengocok memek Ashel dengan keras hingga Ashel tak kuat menahannya dan membasahi jari pria itu dengan cairan orgasmenya.
Crrrrrrrrrrrrrrr... Crrrrrrrrrrrrrrr...
Crrrrrrrrrrrrrrr... Crrrrrrrrrrrrrrr...
Crrrrrrrrrrrrrrr... Crrrrrrrrrrrrrrr...
"Nah gitu dong... Persiapannya sebentar lagi kelar nih, setelah itu baru pertunjukan utamanya...!"
"(Aku... keluar... berurusan dengan tiga atau empat orang pria ini memang tidak menyenangkan...)" Ashel terduduk diatas lantai kamarnya setelah orgasme cukup deras yang menguras tenaganya dengan perlahan dan mencoba mengatur nafasnya tanpa memperhatikan pria-pria di sekelilingnya.
"Bagus... Bagus... Gantian gua nanti setelahnya..."
"(Tunggu...! Meskipun ini hanya... permulaannya...)" Ashel akhirnya tersadar dengan pria yang mengelilinginya yang sudah melepas celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya yang berdiri tegak dihadapannya persis.
"Baiklah, ini kan yang kamu inginkan sayang... Ini keras banget cuma ngeliatin tubuh Ashel kita tersayang ini..."
"(Anjir... Gede banget...)"
"Lihat... Dia mulai ngejilatin kontol gue dong tanpa gue perintah... Mantep bener ajaran lu, anak lu bisa nurut begini siapa lagi yang ngajarin kalo gak bapaknya? Hahahaha..."
"Yah... Gue emang udah ngelatihnya dengan baik kok..." balas sang ayah kepada rekannya sambil terus menonton sang anak melayani mereka.
"Wah lu emang bapak yang baik, bro... Apa ini... gak terlalu... binal? Dia masih pake seragamnya sih, bayangin kalo kesebar disekolahnya? Bisa-bisa temen cowok sekolahannya bikin dia jongkok sambil dikeroyok cowok buat gantian nyepongin mereka... Hahahaha."
"Ashel mah terobsesi sama kontol sekarang ini, berapa cowok pun mau dia... Asal bayarannya cocok, hahahaha..."
"Mmmph... Mphhh... Mmmm... Mmmpphh... (Bagaimana mungkin gue bisa menyukainya! Apa yang udah gue lakuin? Ini akan cepat berakhir kalo gue berhenti menolak, itu saja...)"
"Bagaimana kontol gue sayang?"
"B~wesallll..." ucap Ashel dengan kontol pria itu masih tenggelam didalam mulut Ashel yang mungil hingga membuat suaranya tidak terdengar begitu jelas.
"Kalo gue sayang?"
"I~ivu... kwelaasss dan fuattt...!!!"
"Hmmm... Sepongan lu oke juga sayang! Gue gak bisa ngebayangin lu yang cakep begini dikelilingin kontol banyak di sekolah. Hahahahaha...!"
Ashel hanya terdiam mendengar celotehan jorok mereka tentang dirinya, dirinya hanya menginginkan ini cepat selesai dan mereka pergi dari rumahnya dengan memberi mereka servis terbaik yang bisa dia berikan melalui sepongan mulutnya.
Ketiga pria itu mulai duduk bersama dan Ashel berjalan merangkak kearah mereka sambil mengulum kontolnya bergantian.
"Not bad, sayang! Biarin om rekam ini yah, lihat sini dong! bagus... bagus..." ucap pria yang sedang membawa kamera itu dan merekam wajah manis Ashel sedang menyepong mereka bergantian.
Sementara dirinya menyepong pria yang sedang memegang kamera itu, tak disangka pria itu mengerjai Ashel dan dalam sekejap menembakkan spermanya langsung kedalam tenggorokan Ashel disaat dirinya mencoba untuk mengulum lebih dalam kontol pria tersebut.
Crrrroooootttt... Crrrroooootttt...
"Aaaaahh... Gue nembaknya banyak banget kan sayang... Nah sekarang, apa yang harus kamu lakuin dengan sperma om barusan?"
Ashel tidak menjawabnya dan mulai menutup mulutnya kemudian menelan sperma pria itu hingga tak bersisa. "Hmmmm... A~aku... menelannya...! Aaaaaaah..." setelah itu Ashel membuka mulutnya dan memperlihatkan rongga mulutnya yang bersih setelah menelan semua sperma pria tersebut.
"Wah... wah... Untungnya kamu sebentar lagi lulus yah, seorang anak sekolahan yang tinggal menunggu kelulusannya meminum sperma om-om di dalam kamarnya sendiri! Bagaimana rasanya? Apa enak?"
"E~enak... om...!"
"Selanjutnya sini dong, sayang! Bilang, "Bon Appetite" lalu sepong ini kontol om yah...!"
"(Membuatku mengatakan hal aneh seperti itu... bukannya terlihat bodoh? tapi untuk mengatakan itu...) Bo... bon appetite...!" Ashel tampak enggan untuk mendekatkan wajahnya pada kontol pria tua itu, dari hidungnya mulai tercium bau tak sedap pertanda pria itu belum mandi. Dengan posisi menungging, fokus Ashel lengah ketika seorang pria lain dari belakang dengan sengaja langsung memasukkan kontolnya kedalam memek Ashel yang mulai mengering itu.
Ashel tersentak ketika rasa geli dan juga perih mendera rongga memeknya ketika kontol pria itu mencoba masuk kedalam memeknya dengan kasar.
"Aaaaaaaaaaahhhhh... Hnghhhhhhhhh!!"
"Enak kan sayang? Kalo dimasukin mendadak begini, memek kamu bakalan mengencang dan jepitannya nikmat banget... Uuuuuuhhhhhh...!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"T~tunggu on...! A~aku... masih nyepong yang disini... aaaahhhh..."
"Yeshhhh... Sempitnya sayang... Toket kamu juga bergoyang dengan indahnya..." pria itu mulai mendorong tubuh Ashel condong kedepan dan memaksanya untuk mengulum kontol pria itu bersamaan dan membuatnya menikmati spitroast.
"Uuuuuggggghhh... Buuummmmhhhhh... Mmmmppphhh..."
"Lihat, sayang. Berapa banyak kontol yang siap untuk kamu layani sekarang? Apa kamu juga melakukannya dengan ayahmu sendiri? Hahahahaha... Tampaknya kamu cukup ahli juga menggunakan mulutmu ini..."
"Rasanya enak bener nge-deepthroat nih bocah bro... Memeknya ikutan kenceng tiap lu genjotin gantian..."
5 menit berselang...
"Aaaaaah... keluar ya sayang...!"
"Gue juga bro...!"
Kedua pria itu ejakulasi didalam masing-masing lubang milik Ashel. Ashel dipaksa menerima semprotan sperma pria tua itu di dalam mulutnya, beruntung pria yang sedang bermain dengan memeknya memakai kondom dan tidak tumpah di dalam memeknya. Setelahnya, pria itu melepas kondomnya dan menuangkan sperma yang tertampung pada wajah Ashel yang terbaring lemas diatas lantai.
"Keliatannya Ashel juga ikutan orgasme deh?"
"Mana ada dia dapet bro? Dia aja gak teriak kenceng pas orgasme tadi... Coba bilang, apa lu udah orgasme sayang?"
"A~aku... keluar... YAH... AKU UDAH KELUAAAAAAAR...!!!" Ashel menuruti keinginan mereka dengan memberikan jawaban yang mereka inginkan.
Ashel masih harus melayani mereka sepanjang malam itu, selama persediaan kondom mereka masih banyak tidak ada harapan bagi Ashel untuk beristirahat.
"Om bilang tadi apa, "Keluar..." coba bilang yang keras!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Dengan posisi dijepit oleh tiga pria tua itu, dua pria sedang memainkan kontol mereka dengan toket Ashel, sementara satu pria lain masih menggenjot memek Ashel. "AKU KELUARRRRRRRRRRRRR...!"
"Bagus... Dia cocok banget buat pembuangan sperma kalo dipake rame-rame... Gue gak bisa berhenti ngentotin nih anak..."
"Tenang... Masih bisa kita pake kok, selama dia butuh uang mana bisa dia lari dari kita...! Ayo bersihin kontol om...!"
Ashel terus melayani mereka dengan berbagai gaya, tanpa lelah para pria yang seperti hewan buas itu memangsa tubuh Ashel. "Goyangin pinggul lu lebih kenceng lagi sayang! Yah, goyangin gitu...! Yang kenceng!!!"
"Penasaran nih anak bisa tumbuh sangat erotis diumur segini, apa sering nonton bokep ya di sekolahnya?"
"Paling bener jawabannya, ya gen mesum dari turunan bapaknya lah, gak tau kalo dari ibunya..."
"Aaaaah... Om... itu... mentok..."
"Tenang, sayang... Kita bakalan muasin kamu kok, jangan berharap kita-kita yang tua ini pada loyo yah...!"
"Aaaaaah... (Pria-pria ini... sangat kuat... kalo terus berlanjut...)"
Adegan Ashel bermain dengan ketiga pria itu terus berlanjut hingga memory eksternal kamera itu diganti untuk kedua kalinya.
"Berapa kali kamu, berciuman dengan pacar kamu itu sayang?"
"B~belum pernah..."
"Belum? Gak percaya om... Kalo ngentot?"
"B~belum juga... Aaaaah, om... Aku keluar lagi...!"
Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...
Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...
"Wohoooo... Dia squirting loh... Hampir kena kamera lagi..."
"Oh iya bro, ambilin vibrator itu dong."
Salah satu pria membantu pria yang barusan membuat Ashel squirting dan menyalakan vibrator itu sambil menggenjotnya.
Bzzzzzzz...Bzzzzzzz...Bzzzzzzz...
"Aaaaaaahh... Ommmmmmmmm...!"
"Ayo kontol mana yang kamu suka, sayang?"
"A~aku... gak tahu om... Semua... enakkk... Aku suka semuanya...! Aku suka kontol besar, aaaaahhhh...!"
Sang ayah hanya menonton adegan anaknya digangbang bertiga oleh ketiga temannya itu.
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Setelah dua jam berlalu, pria-pria itu mulai mengisi ulang tenaga mereka dengan memesan masakan dari luar. Sedangkan Ashel dengan terbaring lemas diatas kasurnya, belasan kondom tergeletak disekujur tubuhnya bahkan ada satu kondom yang terjepit di dalam lubang memeknya. Pada akhirnya Ashel pun pingsan malam hari itu.
Satu minggu berikutnya...
"Duh penasaran besok kencan pertama sama Ashel... Wajahnya cakep banget sekarang, gue harus bisa buat Ashel puas dengan kencan besok. Dan juga, gue seenggaknya akan dapet ciuman dari Ashel." teman pria Ashel itu mulai memandangi foto Ashel pada ponselnya dan membayangkan sesuatu yang indah-indah ketika mereka bersama.
Tanpa dia sadari bahwa Ashel seorang gadis yang disukainya itu, di dalam kamarnya sendiri sedang berciuman mesra dengan ayahnya sendiri.
"Mmmph... Mmmh... Yah... Ada tamu lagi?"
"Mmmph... Kenapa? Sepertinya mereka juga ingin melihat kalau kita bisa "dekat" seperti mereka... Hmmm? Mmmph... cuppp... Mmmm..."
"Wow... ada apa nih?" sang tamu membuka pintu kamar Ashel dan melihat ayah dan anak itu sedang berciuman mesra dengan kontolnya yang menancap didalam memek anaknya sendiri.
"Kamu lihat sayang? Semuanya sedang menatap kearah kita sedang melakukan hubungan terlarang antara ayah dan anak..."
"J~jangan yah... jangan bilang gitu dong, memalukan..."
"Kenapa enggak? Kamu sendiri yang sekarang menggoyangkan pinggulmu sendiri... Kamu suka kontol ayah kah?"
"Yah apa boleh buat... Ngeliat mereka ngentot aja udah keliatan kan bibit mesumnya nular dari siapa... Yang om khawatirin sekarang, apa kamu gak khawatir pacarmu kemarin bakal mau nerima kamu dan tetap berpacaran sama kamu, Shel? Hahahaha..."
"(Berisik dah... Aku tahu aku mesum... Aku gak bisa berhenti orgasme... Aku gak cukup baik... Aku gak pantas untuk dia...)" Ashel hanya bisa menatap mereka tanpa bisa berkata-kata selain dalam pikirannya sendiri.
"Tidak peduli apapun itu, aku sayang ayah..."
"Kamu gak bisa ninggalin tamu sendirian loh, sayang... Itu gak baik membuat kalian menunggu sampai kita berdua selesai melakukan ini..." ujar ayah Ashel menghentikan kegiatan mereka dan mempersilahkan tamu mereka untuk masuk.
"Kalau kalian gak keberatan... Disini... gak perlu pake kondom bukan?" Ashel menungging dan sang ayah membuka lebar lubang anus anaknya ketika salah seorang pria berjalan maju dan ayah Ashel masih tiduran dibawah Ashel masih memasukkan kontolnya di dalam memek anaknya itu. Tentu saja bagi sang ayah, Ashel membiarkannya mempenetrasi memeknya tanpa mengenakan pengaman sama sekali, berbanding terbalik dengan tamu mereka yang harus memakai pengaman.
"Ohhhh... Lubang yang satunya ini belum pernah dipake kah? Oke...!"
"Eh... T~tunggu... Ayah... masih di dalam memek aku..."
"Udah ayah bilang, gak apa-apa kok sayang... Keahlian Ashel itu diturunkan dari mamanya sendiri..."
"TUNGGU... TUNGGUUUUUUUUUUUU...!!!" Ashel cukup panik ketika pria itu sudah menempelkan kepala kontolnya di depan lubang anusnya.
"Ini yang seharusnya kamu lakukan, Ashel sayang...!" pria itu menekan kontolnya masuk kedalam lubang anus Ashel dan membuatnya merasakan double penetration pertama kalinya.
"Hngggggghhhhh...! Aaaaaaaaahhhh!! (Itu... udah masuk... di dalam pantat aku juga...)"
"Uuuuggggghh... Sempitnya bro...! Seluruh tubuh anak lu ini memang bener-bener terlahir erotis...!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Ayah Ashel dan temannya mulai menggoyangan pinggulnya bergantian dan membuat Ashel terjepit diantara mereka. Ashel hanya bisa pasrah menahan perih dari dua lubangnya itu.
"Yang keras sayang..! Gak denger om ini...!"
"Aaaaaaaaahhh... Aaaaaah... Haaaaah... Haaah..."
Kedua pria itu tak lama ejakulasi bersamaan di dalam masing-masing lubang Ashel.
Crrrrrrrooootttt... Crrrrrrrooootttt...
Crrrrrrrooootttt... Crrrrrrrooootttt...
"Uhhhh... Mantep bro... Ayo gantian ngeanal nih bocah..."
"Oooooppps... Ayah nembak di dalam memek anak ayah sendiri...!"
Plop... Plop... kedua pria itu menarik keluar kontolnya dan perlahan lelehan sperma milik mereka turun dari dalam kedua lubang milik Ashel.
"Hei bro... Lu bapak apaan sih? Ngecrot didalam memek anak sendiri? Kalo buntin6 cacat anak lu ntar...!"
"Yah namanya kelepasan bro... Gak tahan sih, tenang gue bisa kasih anak gue postin0r abis ini. Oh iya, gimana kalo kalian nyoba gak pake kondom sekalian...?"
"Eh? Yakin lu bro? Gue mah mau banget ngebuntin6in kalo anak lu modelnya cakep begini... Kalah mah bini gue... Hahahahah!!!"
"Tapi sebagai gantinya, kalian harus ngentotin dia lebih brutal dari sebelumnya. Biar gue yang rekam ntar..."
Tanpa ampun Ashel diperkosa beramai-ramai oleh rekan ayahnya sendiri. Ashel terus disandwich oleh mereka dan membuat kedua lubangnya menganga lebar karena mereka tidak berhenti bergantian memasukkan kontol mereka.
"Oh iya sayang... Kalo kamu suka ngelakuin ini, kamu seharusnya membawa kekasihmu itu kemari. Bagaimana? Biar dia lihat pacarnya seperti apa? Ayah pingin dia ngedenger desahan pacarnya sendiri kayak gimana..." ucap sang ayah sambil merekam anaknya sendiri sambil merangkul lengannya pada leher Ashel mengarahkan kameranya pada wajah mereka berdua.
"Jangan! Jangan yah! Please, apapun selain itu...!" Ashel berusaha menolak ide ayahnya itu.
"Eh? Tapi itu kan asyik sayang..."
"A~aku... akan lakukan apapun... memek dan anus aku... Aaaah... jangan keluar didalam om...! Kenapa om? Hiks... Hiks..."
Terlambat baginya, pria tua itu menembakkan spermanya didalam memek Ashel sekali lagi. "Ah, itu karena kamu ngejepit memek kamu barusan sayang. Kamu sih seksi abis dari depan sini, ayo kita ambil foto bagus sekali lagi... gak usah dipikirin, kamu hamil nanti om yang tanggung jawab deh. Hehehehe...!"
Setelah itu, Ashel berulang kali berpose didepan kamera sambil kedua telapak tangannya berpose "V" kearah kamera dan wajahnya belepotan sperma ketiga pria tersebut.
"Ah yes... Senyum dong... Peace! Manis banget deh, kamu sayang!"
"(Mereka membuatku seperti ini... Merasa bersalah kepada teman priaku sendiri, meskipun belum resmi pacaran tapi dengan tubuh yang selalu bereaksi seperti ini... tubuh yang menerima semua perlakuan biadap mereka...)"
Pagi harinya...
"Anak lu memang menakjubkan bro... Gue ngecrot banyak didalam lubangnya..."
"Terima kasih bro, tolong videonya jangan sampai tersebar oke...!"
"Tentu saja bodoh... Gue tahu muka gue bakalan kesebar juga ketika video itu kesebar... Oke, kita bakal mampir lagi lain waktu!"
Di dalam kamarnya, sang ayah berjalan mendekati anaknya yang tertidur dan berkata., "Kamu melakukan yang terbaik, Ashel sayang. Kita bisa hidup dengan uang yang kamu hasilkan dari menjual tubuhmu ini untuk beberapa bulan kedepan. Ini bagian untukmu, gunakan uang ini untuk keperluan kamu dan nikmati yah. Ayah pergi dulu..."