Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY [One Shot 69 Family] Our Multiverse [UPDATED 3/3/2024]

arkfeelspecial

Semprot Addict
Daftar
13 Feb 2022
Post
422
Like diterima
2.618
Bimabet
Hai semua... Kali ini gue fokusin buat nulis untuk penggemar sanggar tari 69 only.

Sebagai awalan gue juga nulis di platform lain dengan judul yang sama, gue cuma butuh audience baca dari forum lain untuk saat ini. Nickname gue ozawashingo bagi yang belum kenal sebelumnya.

*Cerita ini berpatokan pada dunia multiverse imajinasi penulis semata, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli pemeran dalam cerita.

*Penambahan muslustrasi seperti pict+gif seperti gaya nulis cerita gue yang sebelumnya namun khusus hanya anak-anak 69 only.

*Silahkan baca dan nikmati kalau suka dan enggak perlu menjadi cepu diluar platform.

*Cerita yang ditulis disini tidak akan muncul di platform sebelah, eksklusif untuk warga semprot only.
 
"Pagi Cal..."



"Pagi-pagiiiii... Ada apa nih?"



"Kenapa? Kok keliatannya serius banget?" ucap Ashel kepada teman kuliahnya itu.



"Kak Shel, kak Zee... Anu... Aku... harus meminjamkan uang kepada orang tuaku yang sedang membutuhkan uang... Aku cuma punya tabungan segini dari hasil kerja bareng kalian..." ucap Callie menunjukkan buku rekeningnya kepada kedua seniornya itu.

"Belum cukup yah?" gadis lain datang menghampiri mereka.



"Pagi semua... Pagi..." ucap Freya datang bersama dengan rekan sebangkunya.

"Ahhh... Pagi kak, Fre..."

"Ini... Kamu pake aja..." ucap Ashel memberikan gepokan uang yang dia keluarkan dari dalam tasnya kepada Callie.

"Huh... Ini..."



"Itu gajiku dari saweran "livestreaming" bulan ini... Pake aja dulu..."

"Tapi kak... Sebanyak ini...!? Aku gak bisa nerimanya..." balas Callie melihat dengan pasti angka yang berada pada sabuk nominal gepokan uang pada tangannya. "S~seratus... juta... kak?"

"Udah gak papa... Pake aja lagi, keuanganku sekarang cukup stabil kok..." ucapnya sambil kembali bergegas menuju keluar karena kelasnya sudah berakhir hari itu.

"Kalo gitu, kita pergi dulu ya Cal... Bye..."

"Y~yeah kak... Makasih ya kak...! Nanti aku ganti uangnya...!"

"Wahhh... Ashel memang keren yah, meski dia tinggal sendiri tapi bisa dapet saweran banyak tiap kali streaming..."

"Tentu aja dong... Fansnya banyak sih... Aku harus kerja keras kayak dia, supaya nanti bisa ngembaliin uangnya yang barusan aku pinjem..." ucap Callie sambil tersenyum karena mendapat bantuan tak terduga dari temannya tersebut.

Bagi mereka yang kurang mengenal Ashel lebih jauh mungkin terlihat bak malaikat, akan tetapi Ashel menutupi sisi gelap dirinya dibalik kehidupannya yang menarik tersebut. Dirinya memiliki dunia dan ego tersendiri yang tidak ingin dia ekspos meski pada orang-orang terdekatnya sendiri.

Di belakang gedung kampusnya dengan satu teman wanitanya yang berjaga-jaga...

"Sllrrrrppp... Sllrrrrppp... Mmmph... Mmmm..."

"Aaaah...! Wow, Shel...! Enak banget sepongan lu...!"



"Mmmm... Udah gfueh viianggg hannn... (Udah gue bilang kan...)? Fuuuuaaah... Gue cukup pede sama skill blowjob gue tahu... Sllrrppp... Lu udah gak tahan ya? Silahkan keluarin aja, dasar perjaka..." balasnya sambil terus mengulum kontol pria yang memakai jasanya siang itu.

"Itu... itu terasa nikmat banget sih... Hnghhhh..." pria itu bergetar setiap kali lidah Ashel melibas batang kontolnya maju mundur kemudian perlahan memasukkannya kembali kedalam mulutnya.

"Uuuu, mmmmm... Sepertinya lu berusaha menahannya dengan baik yah. Gue... bakal mulai serius sekarang..." sambil mengocok kontol pria itu dengan kencang, Ashel memainkan teknik lidahnya menggelitik lubang kencing pria itu.

"Lihat kan... Itu udah mulai berkedut lagi lebih cepat dari sebelumnya, kontol lu ini udah mau meledak bukan...? Mmmhhh... Mmph..."

"Kalo... kalo lu gituin Shel..."

"Ayolah... capek nih gue nyepongin lu daritadi..."

"Haaaaaaaaaaaahhhh...!" pria itu melolong cukup keras ketika Ashel berhasil membuatnya ejakulasi dan mengeluarkannya didalam mulutnya yang mungil itu.

Crrroooottt...Crrroooottt...Crrroooottt...

"Aaah... Crot juga lu ya... Hmmm..." Ashel tampak tidak jijik dengan banyaknya sperma yang tumpah didalam mulutnya saat ini, sebagai bonus dirinya sedikit menarik keluar kontol pria itu dan membiarkannya menyemprot wajahnya pula meski tidak sebanyak yang pria itu keluarkan didalam mulutnya.

"Nfuuuhhh! Gimana? Enak kan? Gak nyangka cowok kaya lu jarang coli rupanya, jadi banyak banget yang keluar..."

"I~iyaaaa...!"

Setelah pria itu selesai, Ashel dan temannya menghitung kembali uang yang dibayarkan pria itu sebelum memasukkan kedalam sakunya. Setelah itu mereka berdua pergi menuju sebuah mall bersama-sama.

"Hei... Cowok yang disana..." panggil Ashel kepada seseorang yang berada didepan lobby mall.

"Ya? Eh tunggu... Kamu si... Ashel!?" pria itu terkejut melihat seorang wanita yang menyapanya dengan memakai masker itu. Setelah diperhatikan lebih dekat, pria itu mengenal ciri-ciri wanita itu. Bagi pria jaman sekarang, seseorang dengan mudah terkenal via sosmed dan itu tidak membutuhkan waktu lama bagi seorang gadis untuk bisa terkenal.

"Nfufufufu... Lu tahu gue juga rupanya...!" balas Ashel sambil tersenyum.

"N~ngapain kamu disini?"

"Hei... Ini mall tempat umum kan, boleh dong gue main kesini jam segini...! Kalo gitu... karena masih sepi, gimana lu mau gak ikut gue ke suatu tempat yang asyik sama gue?" ucapnya sambil mendekati pria itu kemudian memberinya kedipan maut menggunakan pesona mata indah miliknya. Digandengnya pria itu menuju tempat yang dia tunjuk dibelakang gedung bersebelahan dengan areal parkiran mall.

"Hah? Yang bener?"

"Udah ikut aja...!"

Sesampainya mereka di gedung istimewa yang ditunjuk oleh Ashel, mereka berdua masuk kedalam ruangan. Pintu terbuka perlahan dan akhirnya pria itu bisa melihat seorang teman Ashel sedang berbaring diatas kasur menghadap mereka.

"Eh... I~ini...!? A-ashel...!? a... anu... apa benar? aku bisa ngelakuin apa yang aku mau!?" pria itu cukup terkejut melihat seorang idolanya sedang berbaring dengan memainkan dildo masuk di dalam memeknya sambil bergumam kearahnya.



"Zee... Lama banget sih... Me~memek gue... udah basah banget dari tadi... Ahhhh..."

Ashel menarik lengan pria itu mendekati tubuh Zee yang sedang berbaring mengangkang didepan wajahnya saat ini dan memancingnya, "Lihat... Ini udah siap buat lu pake... Ayolah, ini memek sama toket bebas lu pake. Kapan lagi dapet rejeki nomplok ketemu kita berdua barengan apalagi dengan kondisi begini?"



"Aaah! Ayo mas... Sini... aku udah gak... sanggup nahan lebih lama lagi... Haaa... Haaa..." Zee menarik keluar dildonya dari dalam memeknya dibantu oleh Ashel kemudian Ashel membuka lebar memek koleganya itu untuk pria tersebut.

"A... aku... suka sama Ashel, tapi... aku suka sama Ashel juga...!"

"Fufufufu... Dasar cowok... Gampang sangean kalo liat cewe cakep dikit, yah terserah gue gak peduliin juga... Memek gue juga masih belum basah nih, jadi mau gak lu jilatin buat gue?" Ashel ikut berbaring disamping Zee dan mulai melucuti pakaiannya sendiri kemudian pria itu ditariknya untuk berbaring dan Ashel menduduki wajah pria itu dengan sudah tanpa memakai celana yang terlepas sepenuhnya.

Pria mana yang akan menolak mendapat durian runtuh siang bolong ada dua orang gadis sedang horny dan menginginkannya untuk memuaskan kedua gadis itu bersamaan.

"Ahhh... Curang... Lu Shel, ngebiarin gue kentang sendirian kayak begini..." ucap Zee cemburu ketika Ashel mengambil mangsanya saat itu.

"Ahh.. Sorry, Zee... Gue mau pipis nih! Hnghhhhh!" sapuan lidah pria itu mulai membuahkan hasil dengan cukup cepat dan membuat tubuh Ashel mulai bereaksi. Tanpa ragu Ashel mengencingi pria itu dan memposisikan lubang pipisnya kearah mulut pria itu.

Crrrrrrrrrrrrrrrrrrrr...

"Eh... Lu... Lu mau minum pipis gue!? Lihat Zee, nih cowok demen dipipisin rupanya...!"

"Nnnn... P~pipis Ashel, terasa seperti lemon tea... Mmmphhh... SLrrrrrrppp..."

"Ewwww... Dasar lu, cowok mesum... Haaa... Haaa... Haaa... Itu membuat gue bersemangat..."

Pria itu melanjutkan sapuan lidahnya pada area memek Ashel, mulai dari belahan memeknya juga klitorisnya tak luput dari pikirannya karena tidak mungkin dia bisa mendapatkan kesempatan seperti ini lagi kedepannya dan juga dirinya tidak mungkin membeberkan kejadian ini karena dia bukanlah siapa-siapa bagi Ashel. Semua orang bisa bertekuk lutut apabila dia inginkan, akan lebih baik jika pria itu menikmati waktu yang berharga saja ini.

Akhirnya Ashel pun ambruk di sebelah Zee, Ashel menungging dan Zee tetap dalam posisinya semula. Kedua gadis itu mencoba menarik perhatian dengan membuka lubang memeknya masing-masing, "Ayo... Kamu tinggal pilih mau mulai masukin kemanapun yang kamu suka..."

"Bener tuh kata Zee, memek basah Zee atau memek sempit milik gue? Lihat kontol si cowo mesum itu Zee, kayak berteriak didalam celananya untuk cepet-cepet masuk ke dalam memek kita, tahu?" sahut Ashel memancingnya.

"K...kalo gitu... aku mulai sama Ashel dulu deh!" pria itu menjawab dengan gestur tubuhnya condong kearah Zee kemudian membuka celananya hingga polos. Dirinya cukup grogi mendapati seorang idolanya dengan sukarela bisa dia pakai sesuka hatinya terutama itu menyangkut dengan impian para pria diluar sana yang sering kali menginginkan bersetubuh dengan idola mereka.

"Ahhh... Yesssshhh... Aku duluan... Wleeeeeee..." Zee memalingkan wajahnya dan menjulurkan lidahnya kepada Ashel seperti memenangkan pertarungan diantara mereka berdua.

"Ahhh... Kontol kamu... Mmmph... Haaa... Dinding memek aku, gesekin lebih kenceng lagiiiiiiihhh...!!!" Zee mengalungkan lengannya dan mulai menarik tubuh pria itu untuk menindihnya.



Sementara Ashel terlihat memasang wajah cemberut ketika Zee mendapatkan apa yang diinginkannya sambil menatap kearah dua insan yang sedang beradu mekanik itu.

"Se... seperti ini!?" pria itu mulai menggoyangkan pinggulnya seperti yang Zee inginkan.

Bunyi gesekan kulit kelamin mereka mulai saling terdengar,

"Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok..."

"Ahhh... Iyaaaa... Disituuuuu...! Lagi! Lebih dalam lagi, ahhhh!" Zee memandu pria itu dengan memancingnya sambil meremas kedua toketnya bersamaan.

Disaat yang bersamaan, Ashel mulai menggoda pria itu lagi. Kini dia berdiri dibelakang punggung pria itu sambil mencubit kedua puting pria itu dengan jarinya. "Hei... Sekarang, Zee gak bakal puas kalo lu gak gerakin tuh kontol cukup cepat, lu tahu? Pssssstt... Nita suka dikasarin loh...! Hiihihihih...!" pria itu mulai mendapatkan tenaganya dan membuat kontolnya cukup tegang dibawah sana ketika mendengar bisikan Ashel dan juga mulai menjilati daun telinganya.

"Aaaah... Aaaaauuuuuhhhh...! Haaaaaauuuuhhh...!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"YEsssssshhh... Itu keras banget... didalemmmmm...! Aaaaaghh! Kontolnya... lebih besar didalemmm... Goyangin lebih keras! Yaaaaaahhh...!"

"Fufufufu... Good boy!" Ashel bersemangat menggoda mereka berdua sambil menunggu gilirannya tiba.

Tak berapa lama kemudian, pria itu mulai menggoyangkan pinggulnya tak beraturan pertanda sebentar lagi akan ejakulasi. Meskipun tahu begitu, Zee tidak berniat melepaskan kontol pria itu didalam memeknya dan membiarkannya saja.

"Ahhhh... Kamu kedutan di dalem gituuu... Mau keluar yah? Keluarin aja, tembakin di dalem, gak apa-apa kok. Kapan lagi kamu bisa nembak dalem idola kamu sendiri? Hihihihih..."

"Aaaahhhh, aku keluarin ya Zee! Arghhhhhhhhh!!!" pria itu mengerang untuk terakhir kalinya sebelum dia ejakulasi didalam memek Zee.

Crooottt...Crooottt...Crooottt...Crooottt...



"Haaa... Haaaa... Ka... kamu keluarnya banyak banget... Rahimku pasti penuh dan bau sama sperma kamu... Haa... Haah... Ahhhh..."

"Fufufu, gimana barusan?" ucap Ashel yang mendekati Zee dan melihat memeknya yang penuh sperma pria itu.

"Itu... itu mantep banget, tapi... aku juga mau sama kamu dong Shel...!"

"Dasar cowok mesum! Cowok kalo liat cewek cakep gak ada puasnya ya kalo diajakin ngentot... Lu biasanya para cowok mikirin apa sih kalo liat cewek cakep kayak kita? pasti lu pada punya fetish aneh-aneh ya?"

"Aku... aku ingin... kamu duduk diatas tubuhku dan goyangin pinggulmu dengan cepat!"

"Tch, udah mesum dan jujur banget lu yah... tapi..." Ashel mengikuti arahan pria itu kemudian bergegas menduduki tubuhnya dengan memegang kontol pria itu. Mengocoknya sebentar untuk membangunkannya lagi baru bisa dia masukin lagi kedalam memeknya.

"Aaahhh... Gue gak benci ide lu ini, lu tahu? Ngeliat kontol lu ukurannya boleh juga... Mayan penuh juga memek gue, meski gak sepanjang yang pernah gue cobain sih..."

Ashel mulai menggoyangkan pinggulnya perlahan sebelum menaikkan tempo goyangannya sambil memeluk leher pria itu.

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"Gimana? Ini udah kayak yang lu suka bukan? Lu mulai ngaduk-aduk memek gue sekarang, uuuuuuhhh... Lu tahu, nikmat juga kontol lu ini...!"

"Aaaaahhh! itu... itu nikmat pokoknya Shel...!"

"Haaaaahnnn.. Geliiiii... Kontol lu, nikmat pokoknya...! Biar gue rasain sedikit lagi...! Ahhh... ganti gaya... doggy gih...!" ucap Ashel meminta pria itu untuk memenuhi keinginannya kemudian menungging tanpa menarik keluar kontol pria itu dari dalam memeknya.

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"Lu tahu... Gue gak pernah kasih tahu yang lain atau ngeliat gue kayak gini, gue suka banget didoggy. Meski kata orang pose memalukan, tapi gue suka banget malah! aaaaaaah! terussssshh...!"

Diatas kasur yang mereka tempati saat ini, Zee mulai merangkak mendekati Ashel juga. Dirinya ikut menungging disebelah Ashel seakan menginginkan pria itu untuk bergantian mencoblos memek mereka.

"Haaaa... Zee, gueeee..."

"Shel... Mmmphhh..."

"Mmmph... Mmmh... Mmmph... Slrrrppp... Mmmm... Slrrrp... Slrrppp..." Kedua gadis itu mulai berciuman mesra bak lesbian, bahkan mereka tidak keberatan dan justru menikmatinya seakan mereka adalah profesional.

"Uuuuuuh... Adaaaaaauuuu... Aku mau... keluar lagi nihhhhhhh... gaaaaaaab..."

"Keluarin aja, terserah lu...!"

"Oooooooooohhhh!" pria itu kembali mengerang dan ejakulasi untuk kedua kalinya kali ini di dalam memek gadis yang berbeda. Sungguh beruntung hari pria itu merasaka dua memek idolanya dan bisa menumpahkan spermanya didalam rahim mereka berdua.

"Aaaaah... Lu tahu, gue paling suka "creampie". Anget tahu perut gue...!"

Waktu berlalu dengan cepat dan mereka segera pergi dari tempat itu karena jadwal para gadis yang cukup padat...

"Fufufu... Lu udah dapet jackpot kan? Lu bisa jaga rahasia dong? Oke?" ucap Ashel kepadanya sambil menyepong kontol pria itu sampai bersih.

"O...okeee... ga masalah... makasih ya Shel, Zee... gak nyangka bisa dapet nyicipin kalian berdua disini... Mimpi apa semalem, hahahaha..."

Setelah pria itu pergi, Zee dan Ashel kemudian berbaring bersebelahan sebelum pergi. "Gue harap lu bakal terus mau jadi partner gue ya Zee... Gue gak bisa bayangin kalo image lu yang asli ketauan publik gimana? Cowok pasti ngantri kalo sampe kesebar cuma buat ngentotin lu..."

"Yah... Benar juga sih, cowok-cowok mah ngeliat kita cuma hiasan doang. Apalagi kita masih muda udah bisa dapet duit banyak dari saweran orang, tapi aku... kalo untuk urusan ini kalo bukan karena kamu... Shel... aku juga gak bakal puas deh kayaknya... Enak juga ngeprank orang kayak gini, daripada harus sama client-client vip kita mana pada tua cepet keluar lagi... Masih enakan sama cowok random kaya tadi..."

"Isssshhh... Lu udah gak bisa ketolong lagi deh ya..." ucap Ashel mengambil sebuah dildo besar dari dalam tasnya kemudian bermain sebentar dengan memasukkannya kedalam memek Zee sebelum mengakhiri kegiatan mereka hari itu.

"Lu mau denger cerita kenapa gue bisa kayak sekarang, Zee? Gue inget dulu gue gak kayak sekarang kalau gak terpaksa, makin mencobanya gue malah makin ketagihan sekarang..."

"Dengerin ini..."

"Gue pernah ditembak oleh seorang cowok yang dari kecil gue kenal. Dia berkali-kali pindah sekolah ikut bokapnya, gue masih satu sd sama dia tapi smp gue udah pisah. Baru setelah gue SMA dia balik lagi ke jakarta, itupun gue gak nyadar rupanya dia sengaja nyari sekolah yang sama kayak gue."

"Dia nembak gue pas hari jumatnya..."

"Shel... Besok kan sabtu, lu mau mau gak hangout?"

"Eh...!? (Hangout...? Kencan maksudnya? Dengan dia...) E~enggak! Itu..." Ashel menggelengkan kepalanya tanpa menyadari teman prianya itu menatapnya dan berpikir Ashel menolaknya karena tidak menyukainya.

"Kenapa Shel? Bukannya lu belum punya cowok ya? Lu gak bohong sama gue kan?"

"Bukan itu...! Gue bukan gak suka sama lu...! hanya saja... (Besok adalah...) besok... gue gak bisa kalo besok..." Ashel mencoba mencari-cari alasan kepadanya untuk menolaknya.

"Oke... Kalo gitu minggu depan gimana?" pria itu memaksanya hingga akhirnya Ashel terpaksa menurutinya.

"Y~ya... ya... boleh..."

"Bagus...! Lu bilang iya loh ya...! Janji loh! Setelah selesai hangout, lu bakal resmi jadi cewe gue!"

"Iiihhh... apaan sih?"

"Hahahaha... Cihuyyyyyy! Sampe jumpa minggu depan Shel! Gue bakal kontak lu lagi nanti...! Bye...!" pria itu berlari kearah sebaliknya sambil tersenyum riang setelah mendengar jawaban Ashel.

"P~pria bodoh itu... apa pantes buat gue? Jadi pacarnya dia...?" Ashel masuk kedalam rumahnya dan membuka sepatunya kemudian meletakkannya diatas rak sepatu dekat pintu setelah itu dirinya masuk kedalam kamarnya yang berada dilantai dua rumahnya.

"Halo Ashel sayang...!!!"

"Heiii... Kita udah nungguin loh ini...!"

"Selamat datang! Udah lama gak ketemu yah...!"

"My... my... my... Kamu keliatan manis dengan seragam itu sayang...!"



Ashel disambut oleh 3 pria paruh baya dan juga ayahnya sendiri di dalam kamarnya. Keempat pria itu bahkan hanya mengenakan celana dalam saja ketika menyambutnya seakan sudah tidak tahan untuk bertemu dengan Ashel sepulangnya dari sekolah.

"Om baru saja melihat sebuah adegan menarik dibawah dari balik jendela ini. Sebuah janji berkencan dengan seorang teman pria yah, menarik juga...! Sangat murni dan menyentuh perasaan!"

Kedua pria yang berdiri didepan Ashel perlahan mendekatinya, dengan menyisakan satu pria lagi sedang merekam mereka sedang bersiap mencumbu Ashel.

"Kamu hari ini akan melayani om-om yang bahkan gak kamu kenal... Hmmm... bagus! Kulitnya bagus dan lembut juga...!" kedua pria itu mulai menjilati pipi Ashel dan Ashel terus harus menatap kearah lensa kamera sesuai arahan mereka.

"Hmmm... Untuk ukuran gadis yang akan lulus kuliah seperti dirimu, kamu udah terlihat sangat dewasa yah. Dengan kedua gunung kembar milikmu ini... Mulai sekarang, gadis ini akan menjadi partner kita!" ucap pria itu bergantian melucuti pakaian Ashel hingga tersisa pakaian dalamnya saja.

"Ashel sayang... Kenapa kamu memakai bikini begini dibalik seragam kamu? Dasar mesum yah...! Yang spesifik jawabnya... karena itu adalah..."

"Kamu dulunya sangat naif dalam interaksi sebelumnya... Ada perbedaan mendasar antara bersikap polos dan erotis loh..."

Pria yang sedang memegang kamera itu kemudian membalas pertanyaan rekan-rekannya tadi, "Itu untuk mendapat uang bulanan dengan menjual tubuh anaknya sendiri... Untuk memperbolehkan kita merekam anaknya untuk kita pakai saja, udah ketauan yah bapaknya gimana..."

"Bukan gitu lah bang, itu karena kita "dekat" seperti keluarga bukan... Juga Ashel sendiri sudah menerima kenyataannya, lihat saja dia..." balas ayah Ashel kepada mereka sambil tersenyum melihat anaknya sedang digrepe dan dicumbu paksa oleh ketiga temannya itu.

"Lihat, seperti yang ayahmu bicarakan sampai sekarang. Kamu sudah bertingah sok tangguh, tapi kamu sendiri membuat wajah yang terlihat bodoh sekarang. Mana mungkin tubuhmu tahan untuk dirangsang seperti ini..."

"Puting kamu yang lancip dan areolanya cukup lebar ini bahkan tercetak jelas pada bikini yang kamu pake sekarang, wow banget ngeliatnya..."

"Aaaaahhh... Mmmhhhh... Mmmph... I~itu... karena lidah dan juga... jari om semuaaahh... Hnghhh..."

"Ohhh... Suara desahanmu indah juga! Ashel kita sekarang sudah sangat sensitif." priaa-pria itu senang menggoda Ashel dan terus mempermainkan tubuhnya.

"Emang mantep sih nih anak, gak ada yang bisa ngalahin daun muda emang... Dimanapun lu sentuh, halus dan lembut banget... Putingnya mulai mengeras, hmmm... Gue jadi pingin nyusu sekarang... Kalo gitu, gua bantuin sekarang..." kedua pria itu kemudian bekerja sama dengan meremas toket Ashel dan pria yang lain menjulurkan lidahnya pada puting Ashel yang didekatkan satu sama lain hingga dalam satu caplokan lidah pria itu merasakan kedua puting Ashel berada didalam mulutnya.

"Aaaakkkhhhhhh... Nghhhhhhhh..."

Ditambah dengan jari pria yang sedang menjilati puting Ashel mulai mengocok memeknya. "Kalo ngerasa enak, keluarin aja yah sayang...!"

"Eh... T~tunggu... tunggu...!"

"Udah lakuin aja sayang... Tinggal keluar apa susahnya sih, digrepe pria tua yang bukan pacarmu sendiri apa salahnya sih?" ucap sang ayah menonton anaknya sedang dibuat mainan oleh kedua temannya sendiri itu.

"Anak lu ini udah bener-bener sensitif sekarang..." pria itu mengocok memek Ashel dengan keras hingga Ashel tak kuat menahannya dan membasahi jari pria itu dengan cairan orgasmenya.

Crrrrrrrrrrrrrrr... Crrrrrrrrrrrrrrr...

Crrrrrrrrrrrrrrr... Crrrrrrrrrrrrrrr...

Crrrrrrrrrrrrrrr... Crrrrrrrrrrrrrrr...

"Nah gitu dong... Persiapannya sebentar lagi kelar nih, setelah itu baru pertunjukan utamanya...!"

"(Aku... keluar... berurusan dengan tiga atau empat orang pria ini memang tidak menyenangkan...)" Ashel terduduk diatas lantai kamarnya setelah orgasme cukup deras yang menguras tenaganya dengan perlahan dan mencoba mengatur nafasnya tanpa memperhatikan pria-pria di sekelilingnya.

"Bagus... Bagus... Gantian gua nanti setelahnya..."

"(Tunggu...! Meskipun ini hanya... permulaannya...)" Ashel akhirnya tersadar dengan pria yang mengelilinginya yang sudah melepas celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya yang berdiri tegak dihadapannya persis.

"Baiklah, ini kan yang kamu inginkan sayang... Ini keras banget cuma ngeliatin tubuh Ashel kita tersayang ini..."

"(Anjir... Gede banget...)"

"Lihat... Dia mulai ngejilatin kontol gue dong tanpa gue perintah... Mantep bener ajaran lu, anak lu bisa nurut begini siapa lagi yang ngajarin kalo gak bapaknya? Hahahaha..."

"Yah... Gue emang udah ngelatihnya dengan baik kok..." balas sang ayah kepada rekannya sambil terus menonton sang anak melayani mereka.

"Wah lu emang bapak yang baik, bro... Apa ini... gak terlalu... binal? Dia masih pake seragamnya sih, bayangin kalo kesebar disekolahnya? Bisa-bisa temen cowok sekolahannya bikin dia jongkok sambil dikeroyok cowok buat gantian nyepongin mereka... Hahahaha."

"Ashel mah terobsesi sama kontol sekarang ini, berapa cowok pun mau dia... Asal bayarannya cocok, hahahaha..."

"Mmmph... Mphhh... Mmmm... Mmmpphh... (Bagaimana mungkin gue bisa menyukainya! Apa yang udah gue lakuin? Ini akan cepat berakhir kalo gue berhenti menolak, itu saja...)"

"Bagaimana kontol gue sayang?"

"B~wesallll..." ucap Ashel dengan kontol pria itu masih tenggelam didalam mulut Ashel yang mungil hingga membuat suaranya tidak terdengar begitu jelas.

"Kalo gue sayang?"

"I~ivu... kwelaasss dan fuattt...!!!"

"Hmmm... Sepongan lu oke juga sayang! Gue gak bisa ngebayangin lu yang cakep begini dikelilingin kontol banyak di sekolah. Hahahahaha...!"

Ashel hanya terdiam mendengar celotehan jorok mereka tentang dirinya, dirinya hanya menginginkan ini cepat selesai dan mereka pergi dari rumahnya dengan memberi mereka servis terbaik yang bisa dia berikan melalui sepongan mulutnya.

Ketiga pria itu mulai duduk bersama dan Ashel berjalan merangkak kearah mereka sambil mengulum kontolnya bergantian.

"Not bad, sayang! Biarin om rekam ini yah, lihat sini dong! bagus... bagus..." ucap pria yang sedang membawa kamera itu dan merekam wajah manis Ashel sedang menyepong mereka bergantian.

Sementara dirinya menyepong pria yang sedang memegang kamera itu, tak disangka pria itu mengerjai Ashel dan dalam sekejap menembakkan spermanya langsung kedalam tenggorokan Ashel disaat dirinya mencoba untuk mengulum lebih dalam kontol pria tersebut.

Crrrroooootttt... Crrrroooootttt...

"Aaaaahh... Gue nembaknya banyak banget kan sayang... Nah sekarang, apa yang harus kamu lakuin dengan sperma om barusan?"

Ashel tidak menjawabnya dan mulai menutup mulutnya kemudian menelan sperma pria itu hingga tak bersisa. "Hmmmm... A~aku... menelannya...! Aaaaaaah..." setelah itu Ashel membuka mulutnya dan memperlihatkan rongga mulutnya yang bersih setelah menelan semua sperma pria tersebut.

"Wah... wah... Untungnya kamu sebentar lagi lulus yah, seorang anak sekolahan yang tinggal menunggu kelulusannya meminum sperma om-om di dalam kamarnya sendiri! Bagaimana rasanya? Apa enak?"



"E~enak... om...!"

"Selanjutnya sini dong, sayang! Bilang, "Bon Appetite" lalu sepong ini kontol om yah...!"

"(Membuatku mengatakan hal aneh seperti itu... bukannya terlihat bodoh? tapi untuk mengatakan itu...) Bo... bon appetite...!" Ashel tampak enggan untuk mendekatkan wajahnya pada kontol pria tua itu, dari hidungnya mulai tercium bau tak sedap pertanda pria itu belum mandi. Dengan posisi menungging, fokus Ashel lengah ketika seorang pria lain dari belakang dengan sengaja langsung memasukkan kontolnya kedalam memek Ashel yang mulai mengering itu.

Ashel tersentak ketika rasa geli dan juga perih mendera rongga memeknya ketika kontol pria itu mencoba masuk kedalam memeknya dengan kasar.

"Aaaaaaaaaaahhhhh... Hnghhhhhhhhh!!"

"Enak kan sayang? Kalo dimasukin mendadak begini, memek kamu bakalan mengencang dan jepitannya nikmat banget... Uuuuuuhhhhhh...!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"T~tunggu on...! A~aku... masih nyepong yang disini... aaaahhhh..."

"Yeshhhh... Sempitnya sayang... Toket kamu juga bergoyang dengan indahnya..." pria itu mulai mendorong tubuh Ashel condong kedepan dan memaksanya untuk mengulum kontol pria itu bersamaan dan membuatnya menikmati spitroast.

"Uuuuuggggghhh... Buuummmmhhhhh... Mmmmppphhh..."

"Lihat, sayang. Berapa banyak kontol yang siap untuk kamu layani sekarang? Apa kamu juga melakukannya dengan ayahmu sendiri? Hahahahaha... Tampaknya kamu cukup ahli juga menggunakan mulutmu ini..."

"Rasanya enak bener nge-deepthroat nih bocah bro... Memeknya ikutan kenceng tiap lu genjotin gantian..."

5 menit berselang...

"Aaaaaah... keluar ya sayang...!"

"Gue juga bro...!"

Kedua pria itu ejakulasi didalam masing-masing lubang milik Ashel. Ashel dipaksa menerima semprotan sperma pria tua itu di dalam mulutnya, beruntung pria yang sedang bermain dengan memeknya memakai kondom dan tidak tumpah di dalam memeknya. Setelahnya, pria itu melepas kondomnya dan menuangkan sperma yang tertampung pada wajah Ashel yang terbaring lemas diatas lantai.

"Keliatannya Ashel juga ikutan orgasme deh?"

"Mana ada dia dapet bro? Dia aja gak teriak kenceng pas orgasme tadi... Coba bilang, apa lu udah orgasme sayang?"

"A~aku... keluar... YAH... AKU UDAH KELUAAAAAAAR...!!!" Ashel menuruti keinginan mereka dengan memberikan jawaban yang mereka inginkan.

Ashel masih harus melayani mereka sepanjang malam itu, selama persediaan kondom mereka masih banyak tidak ada harapan bagi Ashel untuk beristirahat.

"Om bilang tadi apa, "Keluar..." coba bilang yang keras!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Dengan posisi dijepit oleh tiga pria tua itu, dua pria sedang memainkan kontol mereka dengan toket Ashel, sementara satu pria lain masih menggenjot memek Ashel. "AKU KELUARRRRRRRRRRRRR...!"

"Bagus... Dia cocok banget buat pembuangan sperma kalo dipake rame-rame... Gue gak bisa berhenti ngentotin nih anak..."

"Tenang... Masih bisa kita pake kok, selama dia butuh uang mana bisa dia lari dari kita...! Ayo bersihin kontol om...!"

Ashel terus melayani mereka dengan berbagai gaya, tanpa lelah para pria yang seperti hewan buas itu memangsa tubuh Ashel. "Goyangin pinggul lu lebih kenceng lagi sayang! Yah, goyangin gitu...! Yang kenceng!!!"

"Penasaran nih anak bisa tumbuh sangat erotis diumur segini, apa sering nonton bokep ya di sekolahnya?"

"Paling bener jawabannya, ya gen mesum dari turunan bapaknya lah, gak tau kalo dari ibunya..."

"Aaaaah... Om... itu... mentok..."

"Tenang, sayang... Kita bakalan muasin kamu kok, jangan berharap kita-kita yang tua ini pada loyo yah...!"

"Aaaaaah... (Pria-pria ini... sangat kuat... kalo terus berlanjut...)"

Adegan Ashel bermain dengan ketiga pria itu terus berlanjut hingga memory eksternal kamera itu diganti untuk kedua kalinya.

"Berapa kali kamu, berciuman dengan pacar kamu itu sayang?"

"B~belum pernah..."

"Belum? Gak percaya om... Kalo ngentot?"

"B~belum juga... Aaaaah, om... Aku keluar lagi...!"

Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...

Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...

"Wohoooo... Dia squirting loh... Hampir kena kamera lagi..."

"Oh iya bro, ambilin vibrator itu dong."

Salah satu pria membantu pria yang barusan membuat Ashel squirting dan menyalakan vibrator itu sambil menggenjotnya.

Bzzzzzzz...Bzzzzzzz...Bzzzzzzz...

"Aaaaaaahh... Ommmmmmmmm...!"

"Ayo kontol mana yang kamu suka, sayang?"

"A~aku... gak tahu om... Semua... enakkk... Aku suka semuanya...! Aku suka kontol besar, aaaaahhhh...!"

Sang ayah hanya menonton adegan anaknya digangbang bertiga oleh ketiga temannya itu.

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Setelah dua jam berlalu, pria-pria itu mulai mengisi ulang tenaga mereka dengan memesan masakan dari luar. Sedangkan Ashel dengan terbaring lemas diatas kasurnya, belasan kondom tergeletak disekujur tubuhnya bahkan ada satu kondom yang terjepit di dalam lubang memeknya. Pada akhirnya Ashel pun pingsan malam hari itu.

Satu minggu berikutnya...

"Duh penasaran besok kencan pertama sama Ashel... Wajahnya cakep banget sekarang, gue harus bisa buat Ashel puas dengan kencan besok. Dan juga, gue seenggaknya akan dapet ciuman dari Ashel." teman pria Ashel itu mulai memandangi foto Ashel pada ponselnya dan membayangkan sesuatu yang indah-indah ketika mereka bersama.

Tanpa dia sadari bahwa Ashel seorang gadis yang disukainya itu, di dalam kamarnya sendiri sedang berciuman mesra dengan ayahnya sendiri.

"Mmmph... Mmmh... Yah... Ada tamu lagi?"

"Mmmph... Kenapa? Sepertinya mereka juga ingin melihat kalau kita bisa "dekat" seperti mereka... Hmmm? Mmmph... cuppp... Mmmm..."

"Wow... ada apa nih?" sang tamu membuka pintu kamar Ashel dan melihat ayah dan anak itu sedang berciuman mesra dengan kontolnya yang menancap didalam memek anaknya sendiri.

"Kamu lihat sayang? Semuanya sedang menatap kearah kita sedang melakukan hubungan terlarang antara ayah dan anak..."

"J~jangan yah... jangan bilang gitu dong, memalukan..."

"Kenapa enggak? Kamu sendiri yang sekarang menggoyangkan pinggulmu sendiri... Kamu suka kontol ayah kah?"

"Yah apa boleh buat... Ngeliat mereka ngentot aja udah keliatan kan bibit mesumnya nular dari siapa... Yang om khawatirin sekarang, apa kamu gak khawatir pacarmu kemarin bakal mau nerima kamu dan tetap berpacaran sama kamu, Shel? Hahahaha..."

"(Berisik dah... Aku tahu aku mesum... Aku gak bisa berhenti orgasme... Aku gak cukup baik... Aku gak pantas untuk dia...)" Ashel hanya bisa menatap mereka tanpa bisa berkata-kata selain dalam pikirannya sendiri.

"Tidak peduli apapun itu, aku sayang ayah..."

"Kamu gak bisa ninggalin tamu sendirian loh, sayang... Itu gak baik membuat kalian menunggu sampai kita berdua selesai melakukan ini..." ujar ayah Ashel menghentikan kegiatan mereka dan mempersilahkan tamu mereka untuk masuk.

"Kalau kalian gak keberatan... Disini... gak perlu pake kondom bukan?" Ashel menungging dan sang ayah membuka lebar lubang anus anaknya ketika salah seorang pria berjalan maju dan ayah Ashel masih tiduran dibawah Ashel masih memasukkan kontolnya di dalam memek anaknya itu. Tentu saja bagi sang ayah, Ashel membiarkannya mempenetrasi memeknya tanpa mengenakan pengaman sama sekali, berbanding terbalik dengan tamu mereka yang harus memakai pengaman.

"Ohhhh... Lubang yang satunya ini belum pernah dipake kah? Oke...!"

"Eh... T~tunggu... Ayah... masih di dalam memek aku..."

"Udah ayah bilang, gak apa-apa kok sayang... Keahlian Ashel itu diturunkan dari mamanya sendiri..."

"TUNGGU... TUNGGUUUUUUUUUUUU...!!!" Ashel cukup panik ketika pria itu sudah menempelkan kepala kontolnya di depan lubang anusnya.

"Ini yang seharusnya kamu lakukan, Ashel sayang...!" pria itu menekan kontolnya masuk kedalam lubang anus Ashel dan membuatnya merasakan double penetration pertama kalinya.

"Hngggggghhhhh...! Aaaaaaaaahhhh!! (Itu... udah masuk... di dalam pantat aku juga...)"



"Uuuuggggghh... Sempitnya bro...! Seluruh tubuh anak lu ini memang bener-bener terlahir erotis...!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Ayah Ashel dan temannya mulai menggoyangan pinggulnya bergantian dan membuat Ashel terjepit diantara mereka. Ashel hanya bisa pasrah menahan perih dari dua lubangnya itu.

"Yang keras sayang..! Gak denger om ini...!"

"Aaaaaaaaahhh... Aaaaaah... Haaaaah... Haaah..."

Kedua pria itu tak lama ejakulasi bersamaan di dalam masing-masing lubang Ashel.

Crrrrrrrooootttt... Crrrrrrrooootttt...

Crrrrrrrooootttt... Crrrrrrrooootttt...



"Uhhhh... Mantep bro... Ayo gantian ngeanal nih bocah..."

"Oooooppps... Ayah nembak di dalam memek anak ayah sendiri...!"

Plop... Plop... kedua pria itu menarik keluar kontolnya dan perlahan lelehan sperma milik mereka turun dari dalam kedua lubang milik Ashel.

"Hei bro... Lu bapak apaan sih? Ngecrot didalam memek anak sendiri? Kalo buntin6 cacat anak lu ntar...!"

"Yah namanya kelepasan bro... Gak tahan sih, tenang gue bisa kasih anak gue postin0r abis ini. Oh iya, gimana kalo kalian nyoba gak pake kondom sekalian...?"

"Eh? Yakin lu bro? Gue mah mau banget ngebuntin6in kalo anak lu modelnya cakep begini... Kalah mah bini gue... Hahahahah!!!"

"Tapi sebagai gantinya, kalian harus ngentotin dia lebih brutal dari sebelumnya. Biar gue yang rekam ntar..."

Tanpa ampun Ashel diperkosa beramai-ramai oleh rekan ayahnya sendiri. Ashel terus disandwich oleh mereka dan membuat kedua lubangnya menganga lebar karena mereka tidak berhenti bergantian memasukkan kontol mereka.

"Oh iya sayang... Kalo kamu suka ngelakuin ini, kamu seharusnya membawa kekasihmu itu kemari. Bagaimana? Biar dia lihat pacarnya seperti apa? Ayah pingin dia ngedenger desahan pacarnya sendiri kayak gimana..." ucap sang ayah sambil merekam anaknya sendiri sambil merangkul lengannya pada leher Ashel mengarahkan kameranya pada wajah mereka berdua.

"Jangan! Jangan yah! Please, apapun selain itu...!" Ashel berusaha menolak ide ayahnya itu.

"Eh? Tapi itu kan asyik sayang..."

"A~aku... akan lakukan apapun... memek dan anus aku... Aaaah... jangan keluar didalam om...! Kenapa om? Hiks... Hiks..."

Terlambat baginya, pria tua itu menembakkan spermanya didalam memek Ashel sekali lagi. "Ah, itu karena kamu ngejepit memek kamu barusan sayang. Kamu sih seksi abis dari depan sini, ayo kita ambil foto bagus sekali lagi... gak usah dipikirin, kamu hamil nanti om yang tanggung jawab deh. Hehehehe...!"

Setelah itu, Ashel berulang kali berpose didepan kamera sambil kedua telapak tangannya berpose "V" kearah kamera dan wajahnya belepotan sperma ketiga pria tersebut.

"Ah yes... Senyum dong... Peace! Manis banget deh, kamu sayang!"

"(Mereka membuatku seperti ini... Merasa bersalah kepada teman priaku sendiri, meskipun belum resmi pacaran tapi dengan tubuh yang selalu bereaksi seperti ini... tubuh yang menerima semua perlakuan biadap mereka...)"

Pagi harinya...

"Anak lu memang menakjubkan bro... Gue ngecrot banyak didalam lubangnya..."

"Terima kasih bro, tolong videonya jangan sampai tersebar oke...!"

"Tentu saja bodoh... Gue tahu muka gue bakalan kesebar juga ketika video itu kesebar... Oke, kita bakal mampir lagi lain waktu!"

Di dalam kamarnya, sang ayah berjalan mendekati anaknya yang tertidur dan berkata., "Kamu melakukan yang terbaik, Ashel sayang. Kita bisa hidup dengan uang yang kamu hasilkan dari menjual tubuhmu ini untuk beberapa bulan kedepan. Ini bagian untukmu, gunakan uang ini untuk keperluan kamu dan nikmati yah. Ayah pergi dulu..."
 
Sedikit info, gue cukup aktif di platform sebelah. Buat yang gak mau ketinggalan cerita gue yang terbaru, bisa cek signature gue...

Enjoy bacanya...
 
akun kk yang lama kemana bang.,??
terakhir kayaknya judulnya Cici Maso, habis itu entahlah....
 
akun kk yang lama kemana bang.,??
terakhir kayaknya judulnya Cici Maso, habis itu entahlah....
Kena sweeping admin, telat baca infonya langsung dibanned. Udah bikin baru kok, tapi isinya via email/masuk grup tele. Emang belum ke download yg bulan kmrn?
 


[Wanita itu bernama Gracia. Dia berumur 28 tahun, seorang istri dengan kehidupan yang biasa saja. Dia menikahi seorang pria yang bekerja disebuah perusahaan besar tiga tahun lalu. Hubungannya dengan sang suami perlahan menjadi sedikit dingin, tapi meski begitu dirinya sadar diri untuk dirinya yang sudah menjadi seorang ibu rumah tangga dan tinggal disebuah rumah yang indah tanpa perlu komplain atas kehidupannya yang dahulu bisa bebas bekerja diluar.]

"Ting... Tong..."

Klek...

Gracia membuka pintu rumahnya dan mendapati suaminya sedang bersama seorang tamu dengan tubuh tegap hingga membuatnya mendongkak untuk melihat wajahnya. Wajar karena Gracia memiliki tubuh tidak lebih dari 160cm maka dia sering dibilang kurcaci oleh teman-temannya.

"Halo... Senang bertemu denganmu! Kak Gracia!" ucap Ray yang lebih muda dari Gracia.

[Ray yang sedang magang di dalam perusahaan tempat suami Gracia bekerja untuk mengisi waktu untuk kebutuhan skripsinya, kemudian pria tersebut membawanya kerumahnya ketika ada urusan dengan pekerjaan yang sedang mereka kerjakan saat ini.]



Setelah cukup sering bertemu, Gracia memiliki kesan terhadap sosok Ray. Baginya Ray merupakan seorang pria yang riang dan juga jujur diusianya yang masih terbilang muda. Meski Gracia termasuk wanita yang pemalu, akan tetapi kedekatannya membuat mereka menjadi semakin dekat. Lalu, pada kali ketiga Ray menginap dirumah mereka... Ray menggoda Gracia karena tidak bisa menahan hasratnya untuk berhubungan badan melihat tubuh mungil Gracia dan ejakulasi di dalam memek istri temannya sendiri.

"Ugh! I'm sorry... kak! Apa yang barusan aku lakukan...? Tolong maafkan aku, aku tidak bisa mengatakan padamu kenapa aku..." sembari menutup wajahnya, Ray duduk ditepi kasur milik Gracia.

"... (Pasti Ray kesepian disini... dan suamiku mungkin berkata kalau aku yang pasti orang yang menggodanya. Aku tidak benar-benar tidak bersalah juga disini...)"

"Hmmm... L~let's just forget it... Aku pikir kamu juga bingung, Ray... And mungkin aku juga..."

"Apa kakak mau memaafkan aku!?"

"...Iya, jadi..."

"Baiklah! Kalau begitu... Aku punya sebuah permintaan... apa kita bisa bermain sekali lagi... sekali ini saja...? Aku... tidak bisa menenangkan milikku ini sejak pertama bertemu dengan kakak..." Ray menunjukkan kontolnya yang besar itu berdiri tegak dihadapan Gracia, berdenyut-denyut seperti belum puas bersarang di dalam memeknya.

Gracia yang cukup bergidik melihat kontol Ray itu dan juga disaat yang bersamaan dirinya menjalani kehidupan sexless dengan suaminya yang terlalu sering bekerja, membuat tubuhnya menginginkannya juga.



"(Ini sudah lama sekali sejak terakhir aku ngentot, bohong kalo aku bilang itu gak nikmat sama sekali. Dan merasakannya sekali juga sama seperti melakukannya dua kali, rasanya sama saja bukan...?) Ehhhh... K~kalau kamu pake kondom... B~boleh!" sambil memalingkan wajahnya, Gracia menyetujui keinginan Ray.

Kemudian...

"Fuuuuu... Fuuuuu... Ahhh... Aaaah... Hah... Haaaaah... Nhaaaa... Enaaakkkhhh..."

Plakkk...Plakkk...Plakkk...Plakkk...Plakkk...

Plakkk...Plakkk...Plakkk...Plakkk...Plakkk...

Ray menindih tubuh mungil Gracia dan melesakkan kontolnya hampir membelah mulut rahimnya dengan kontol panjangnya itu.

[Pada akhirnya malam itu, 4 kali mereka berhubungan seks. Hari itu, pertama kalinya Gracia mendapatkan orgasmenya...]

[Setelahnya hubungan Gracia dan Ray sedikit demi sedikit berlanjut... Suatu malam, Gracia menyambut suaminya yang baru saja pulang bekerja...]

"Sayang... Aku ada sesuatu yang ingin kita bicarakan saat ini..."

"Ada apa, sayang? Mendadak sekali? Aku gak ada waktu sekarang..."

Begitulah situasi yang dihadapi Gracia, dirinya cukup takut sering ditinggal berdua dengan Ray yang sering menginap dirumah mereka.

[Di dalam dapur...]

Blam... pintu dapur Gracia tertutup ketika dirinya sedang memasak.

"Kak Gracia..." Ray mendekatinya dan memeluknya dari belakang sambil menggesekkan gundukan kontolnya yang tegak di dalam celananya dan juga berusaha meremas toket Gracia yang mungil dengan tangannya yang besar.



"E~enggak, Ray! Cukup...!" Gracia yang berbadan kecil tentu tidak cukup kuat untuk melepaskan diri dari pelukannya dan melawan Ray yang berukuran tubuh lebih besar darinya.

"Jangan bilang begitu dong, kak. Kakak terlihat sangat bahagia kemarin, bukan?"

"Itu kemarin...!"

"Lihat, hanya dengan melihat betapa bahenolnya kakak terlihat dari belakang... Aku jadi ngaceng banget nih..." dengan masih berpakaian lengkap, Ray terus menggesekkan kontolnya diantara belahan pantat Gracia dan berbisik disamping telinganya berusaha merangsangnya kembali.

"Tolong kak, hari ini saja. Kak Gracia, love you kak... Love you so much... Jadi, please ya... Ok?"

"... M~meski jika kamu... bilang begitu... (kalau itu yang terakhir kalinya dengan menggunakan mulutku... Setelah itu ini akan menjadi yang terakhir kalinya...)" Gracia dengan malu-malu membalasnya kemudian berjongkok melepaskan celana Ray dan mengeluarkan kontolnya yang tegak sempurna itu.



"Haaa... Haa... Mmmm... Mmmhh... Mphhh..." Gracia dengan sigap melayani Ray dan memperlihatkan skill blowjobnya yang dia banggakan.

"Kak Gracia bernafas cukup berat yah, apa kak Gracia memang menginginkan kontolku ini?"

"Hmmmphh... H~hemmgakkk... Hnghhh... Mmmph... (...aduh... sakit... Kontolnya... cukup besar hingga seperti bisa membuat rahangku bergeser ketika membuka mulutku...!)" balasnya dengan tetap mengulum kepala kontol Ray yang cukup besar daripada mulutnya sendiri itu.

"Kak Gracia, di dalam mulut kakak terasa sangat hangat... Mantap sekaliiii...!"

Ray berkesempatan untuk memompa kontolnya keluar masuk di dalam mulut Gracia sambil meremas kedua toketnya yang mungil itu.

"Afffuuuhhh... Ahhaaa... Oghooooggh... Uuuuuhhh...!"

"Aku keluar ya kak... Keluarin sekarang yah...! Hnghhhhhhh...!" Ray mengejan sambil meremas kedua toket Gracia dan menembakkan spermanya kedalam tenggorokannya.

"MMMMMNNNNNN...! MMMMMMMMMMNNN...!" Gracia berusaha menarik kepalanya akan tetapi Ray dengan sigap terus mendorong kontolnya maju hingga hampir setengahnya tenggelam di dalam mulut Gracia.

"Haaa... Haaa... Haaa..." Gracia bisa bernafas lega ketika Ray menarik keluar kontolnya.

"Eh tunggu kak, masih ada sisa nih...!" Ray mengurut batang kontolnya dan memerah sisa sperma miliknya hingga keluar, sedangkan Gracia hanya pasrah dengan membuka mulutnya yang masih penuh sperma Ray yang belum tertelan sempurna.



Perlahan Gracia membuka pakaian luarnya dan Ray mengenakan kondom miliknya. Tubuh Gracia terdorong sejajar dengan tembok ketika Ray mendekatinya dan menempelkan kontolnya pada perut Gracia, panjang kontol Ray hampir melebihi lubang pusar Gracia membuktikan sedalam apa kontolnya bisa masuk. "Lagi, kita bakal melakukannya sekali lagi... Aku seharusnya bisa menolaknya hari ini... Meskipun aku membeli kondom yang berukuran cukup untuknya... Dengan melihatnya saja, ini pasti tetap sakit ketika dia masukin kedalam tubuhku...)" Gracia hanya terdiam membayangkan kontol milik Ray sekali lagi mengaduk-aduk memeknya.

"Boleh aku masukin kan kak?"

"...I~iyah..." setelah membalasnya, perlahan Ray mulai menempatkan kontolnya pada posisi yang pas diantara lubang memek Gracia.

"Mmmmn... Fuuuu... Mmmmmmnnn... Nhaaaaaah..."



"Haaaaaa... P~please, Ray! P~pelaaaaaaan...!" Gracia kesakitan berusaha mendorong dada Ray ketika Ray tidak sabaran mempenetrasinya karena dirinya belum pemanasan sama sekali.

Ray meremas pantat Gracia dan mengangkat sebelah kaki Gracia dalam gendongannya dan membuatnya terus menempel bersandar pada tembok tempat mereka berdiri saat ini.

"Aku gak bisa berhenti, kak! Memek kakak terasa sangat nikmat, kak Gracia! Aku gak bisa berhenti genjotnya...!"

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"Ahh.. Mmm... Haaa!"

"Kak Gracia...!" Ray mendekatkan wajahnya ingin mencium bibirnya saat ini.

"J~jangan! ...jangan itu... (Apa yang kamu bicarakan sekarang? Suamiku saja tidak menciumku sebulan belakangan ini...)" Gracia berusaha menolak ciuman bibir Ray dengan memalingkan wajahnya dari hadapan Ray yang berjarak 10 cm itu.

Dengan cukup kecewa, Ray melampiaskannya dengan mengangkat kedua kaki Gracia dan menggendongnya bergelantungan pada tubuhnya. Gracia yang tidak ingin terjatuh mengalungkan tangannya pada leher Ray.

"Nhaaaaaaa! aaah... Ahhhhh... Haaaa... Haaa... (...lain kali... aku akan menolaknya dengan tegas...)"

[Kegiatan mereka berdua terus meningkat sepanjang waktu...]

Ketika Gracia dan Ray sedang memasak berdua dan sang suami sedang mengerjakan pekerjaan kantornya diruang tengah. "Sayang, cepetan masaknya. Aku juga penasaran bagaimana rasa masakan yang dibuat sama Ray. Tapi kamu kan tamu disini, Ray jadi gak perlu terlalu maksa disini..."

"Ah enggak apa-apa kok. Cuma masak doang, aku juga senang bahwa kak Gracia juga menjagaku disini. Setidaknya biarkan aku melakukan ini sekali. Kak Gracia juga membantu kok..." tanpa disadari oleh suami Gracia, Ray memasak sambil mempenetrasi memek istri temannya itu.

"Y~yeah...!" Gracia yang sedang memotong-motong sayuran berusaha tidak mendesah keras agar tidak ketahuan dirinya sedang berbuat yang lain selain memasak.



"(Ahh... Hahhh... R~Ray... Dia bisa tahu loh nanti...! Ahh! Jangan! Jangan raba payudara aku...)" bisik Gracia menahan genjotan kontol Ray dan remasan tangannya yang sedang mencubit puting toketnya.

"(Tidak masalah, kak... Suami kakak sedang fokus dengan laptopnya, dia tidak akan mengetahuinya...)" Ray dengan berani mencoba menyingkap baju yang Gracia pakai dibalik celemeknya.

"Kyaaaaaaa..." Gracia berteriak sebentar meski pelan kemudian menutup mulutnya karena teringat sang suami dapat mendengarnya.

"Mmm? Kenapa sayang?"

"...Sorry... A~aku salah potong, jariku terkena pisau sedikit...! Mmmm... Mmmm..." Gracia terus menutup mulutnya ketika Ray mulai menaikkan tempo genjotannya.

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"Dasar kamu nih yang... Ceroboh banget kayak biasanya..."

"(Oops... Sorry... Itu tadi cukup berbahaya yah... tapi memek kakak benar-benar menjepit kontolku sekarang... Kakak ikutan sange, bukan?)"

"(Itu... E~enggak... benar!!! Please, Ray... Cepat selesaikan... Akuuh... mau keluar...! Nhaaa... Hahh... aaaaah...)"

"(Ok kak! Aku juga sebentar lagi mau keluar...!)" Ray yang mempenetrasi Gracia dengan tanpa mengubah gaya doggy sedari tadi, mengangkat satu kaki Gracia dan menggendongnya sambil mempercepat tempo genjotan kontolnya.

"Emmmmmmmmmhhhh...!!!" Gracia mengerang ketika merasakan denyutan kontol Ray di dalam memeknya yang terbalut kondom itu. Setelahnya Gracia terduduk diatas lantai untuk bersembunyi ketika menyembunyikan desahannya.

Saat itu, suami Gracia kemudian menoleh kearah mereka dan mencari istrinya. "Hmmm? Kemana Gracia, Ray?"

"Kak Gracia... Barusan dia pergi ke toilet..." balas Ray sambil menarik kondom yang dikenakannya karena terhalang oleh tinggi meja rumah Gracia itu.

"Ya ampun... Dia tidak banyak membantu yah, kamu malah ditinggalin sendirian, kan...?" sahut suami Gracia menggelengkan kepalanya.

Ray berhasil menarik lepas kondomnya dan mulai mendorong kontolnya maju agar Gracia yang duduk diatas lantai tempat mereka berdiri untuk memasak kemudian memasukkan kontolnya kedalam mulut Gracia untuk dia bersihkan dan juga kondomnya dia balik untuk menuangkan spermanya di dalam mulut Gracia. "Gak juga kok, dia wanita hebat sih menurutku... (Jelaslah, orang istrinya abis ngentot sama teman suaminya sendiri... Hahahaha...)"

"Mmmphh... Nghhhh..." Gracia cukup kesulitan untuk mengulum kontol Ray dengan berusaha tidak terdengar oleh suaminya apabila mendengar suara yang aneh terdengar dari tempat mereka berada.

Sementara selesai menghidangkan makanan mereka untuk suami Gracia cicipi, baik Ray dan Gracia kemudian diam-diam melanjutkan permainan mereka di dalam kamar mandi.

"R~Ray...!? E~enggak, suamiku sedang...!" Gracia berusaha menolak permintaan Ray meski mereka cukup jauh dari tempat suami Gracia sedang makan.

"Tidak masalah, kak... Dia juga setelah makan tadi kan minum bir, jadi agak mabuk mungkin sebentar lagi juga tidur. Gak mungkin denger dia kok... Bathtub sama toket kak Gracia ini... sama-sama hangatnya. Mantap banget, apalagi kak Gracia pake kacamata begitu, manis banget deh liatnya. Oh iya, bukannya ini yang orang bilang surga, bukan...?" ucap Ray kepada Gracia yang sedang memberinya titjob itu.

"(Meskipun aku tahu ini salah dengan memberikan apa yang dia inginkan... Aku berpikir jika apa yang aku lakukan ini benar... atau...)"

"Ohhh... Yes... Terus kakk...! Kak Gracia, kakak cantik banget sih. Aku suka kakak...!" Ray menikmati jepitan titjob Gracia yang sedang berendam bersamanya di dalam bathtub saat ini.



"... (Dasar cowok... kalo ada maunya aja bilang begitu, jangan dipikir aku bakalan tergoda dengan rayuan begitu yah. Tapi kalau dipikir-pikir sudah lama sekali sejak seseorang bilang mereka suka aku... Aku... merasa senang mendengarnya...)"

"Aaaaahh... Aku keluar kak, cepat minum...!" Ray menekan kepala Gracia hingga kontolnya masuk cukup dalam sebelum orgasme.

"Obbbuuuuuuuuuuuhhh... Buuuuuuuuhhhh... Mmmmmmmmmm..." Gracia membiarkan Ray menekan kepalanya dan ejakulasi di dalam mulutnya.

Crooooooootttttt...Crooooooootttttt...Crooooooootttttt...Crooooooootttttt...Crooooooootttttt...



"Haaa... Haaa... (Banyak banget... Dia masih keluar sekarang... Aku bisa... Aku membuatnya ejakulasi dengan payudara aku... Aku merasa seperti aku memperoleh pengalaman baru selain dari suamiku sendiri...)" pikir Gracia dengan sebagian toketnya dan wajahnya terkena semburan sperma milik Ray.

Tidak puas hanya dengan itu, sesaat setelah mereka beristirahat. Ray melancarkan aksinya dengan membuat Gracia menungging dan berpegangan pada pintu kaca kamar mandi dan menghujamkan kontolnya dari belakang hingga tubuh mungil Gracia terangkat tidak menapak lantai karena kuatnya gendongan Ray. Tubuh Gracia berguncang dengan indahnya mengikuti irama genjotan Ray, Gracia hanya bisa pasrah dan mendesah setiap kali merasakan kontol Ray di dalam memeknya.

Kaca kamar mandi Gracia mulai berembun dan bayangan mereka berdua mulai samar tak terlihat. "Ah... Ahhhn... Ahhhh... Gaaaah... Ahhh! (Pria ini menodaiku seperti seekor binatang buas. Tubuhku pada akhirnya mulai berubah sampai aku menyadarinya sendiri, Ray memang lebih muda dari segi usia dibandingkan diriku tapi pengalaman berhubungan seksnya terlalu berbeda dibandingkan dengan diriku yang hanya berhubungan dengan suamiku itupun tidak sering mulai beberapa waktu belakangan ini.)"

Tak lama berselang, Ray mulai merasakan akan ada yang meledak dalam tubuhnya.

"Uuuuuh! Aku mau keluar lagi, kak...!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Aaaah... Haaa... A~aku juga... Kita... keluar barengan...! Ahh! Haa! Haaah... Aaaahhh... ahhh! Raaaaay!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Uuuuuuuuuuhhhh!" Ray menarik keluar kontolnya dan mencabut kondomnya dengan cepat kemudian menembakkan spermanya diatas punggung Gracia yang lemas menungging diatas lantai kamar mandi.

In-Shot-20240303-082935915.gif


Setelah puas dan merasa tidak ada lagi sperma yang tertinggal, Ray menarik kepala Gracia mendekat dan mengarahkan kontolnya untuk masuk kedalam mulut Gracia. "Uuuuhhh... Ini kak... Tolong bersihin sekarang..."

"Mmmmfff... Nuuuuuuuuhhh... (Aku tahu ini salah... tapi bercinta seperti ini setiap harinya, diam-diam aku merasakan ada yang mengisi kekosongan dalam tubuhku. Ray, seseorang yang melihatku sebagai seorang wanita... jauh lebih baik daripada... suamiku yang hanya melihatku sebagai seorang istri yang melakukan pekerjaan rumah saja.)"

[Di lain harinya... Ray tiba-tiba menghentikannya padaku. Sepertinya dia sedang sibuk mengerjakan sesuatu dengan suamiku... Aku kembali ke kehidupan normalku. Sementara itu, aku mulai memuaskan diriku sendiri, tapi karena Ray lah tubuhku mulai terus-terusan terangsang. Aku tidak bisa memuaskan diriku sendiri, rasa gatal diantara selangkanganku terus meningkat setiap harinya. Setelah sekian lama, akhirnya aku melakukannya lagi dengan suamiku...]

"Sayang, aneh banget kalo kamu yang minta begini... Yah, tidak masalah. Mungkin kita sudah lama tidak melakukannya dan kamu menginginkannya bukan? Khhhhhhhh... Keluaaaaaaaaaar!" seperti yang Gracia duga, sang suami hanya bisa menemaninya bermain sebentar saja meskipun suaminya ejakulasi di dalam memeknya. Dia tidak berpikir untuk memuaskan pasangannya sendiri sehingga setelah dia ejakulasi, dia hanya meninggalkan Gracia tanpa orgasme.

In-Shot-20240303-083533697.gif


"(Egois dan seks yang hambar tanpa adanya cinta... apa suamiku memang seorang yang sangat buruk dalam bercinta...? Enggak... Seperti yang aku pikirkan, kalau bukan dengan Ray, lalu aku...)" Gracia berbaring sambil berpikir sedangkan suaminya langsung tidur pulas setelah ejakulasi kemudian semakin lama dirinya terjaga semakin dirinya ingin untuk orgasme dengan mengocok memeknya sendiri.

Tak tahan dengan itu, Gracia berjalan setelah bercinta dengan suaminya menuju kamar Ray yang masih menyala karena masih menyelesaikan proyeknya.

"Tok... Tok... Tok..." Gracia mengetuk pintu kamar Ray.

"Ya, siapa?" setelahnya Ray membuka pintunya dan mendapati Gracia berdiri didepan kamarnya dengan lingerie yang biasa digunakannya untuk tidur.

"Kak Gracia... Apa yang sedang kakak kenakan ini...?"



"A~aku tahu... kamu sibuk belakangan ini... Sorry, tapi aku gak bisa menahannya lagi... E~entot... aku! Aku ingin... kamu melakukannya seperti biasanya...! Nodai aku, Ray...! Haaa... Haa..." ucap Gracia dengan gaya cukup menantang untuk memancing Ray memenuhi keinginannya.

Ray berpikir sejenak sebelum akhirnya mengijinkan Gracia masuk kedalam kamarnya. "Ok, aku paham kak... Silahkan masuk..."

Gracia berjalan dan duduk diatas kasur Ray, tanpa disuruh Gracia mengangkang dengan jelas hingga lelehan sperma suaminya yang baru saja dikeluarkan di dalam memeknya turun dan keluar dari dalam memeknya.

"Wahh... Sperma suami kakak banyak juga ya di dalam memek kakak..." Ray mencoba melihat sambil membuka lebar bibir memek Gracia dihadapannya.

"Haaa... Aku... barusan n~ng... haaa... ngentot sama suami aku... Itu... dia jarang mau untuk tidak mengenakan kondom..."

"Hmmmm... berani juga ya kakak datang kesini untuk minta seseorang ngentotin kakak dengan memek penuh sperma seperti ini..." lanjut Ray sambil mencoba menggoda Gracia yang mengangkan dihadapannya sekarang.

"M~maaf..! Aku akan... bersihkan dulu sekarang... Aku akan keluarin semuanya..." Gracia berusaha mengocok memeknya hingga semua sperma suaminya keluar tanpa sisa.

"Apa kakak yakin? Itu kan sperma yang bisa..." belum sempat Ray menyelesaikan ucapannya, Gracia kemudian memotongnya.

"Gak masalah! Aku cuma ingin sperma milikmu, Ray..."

Ketika Gracia yang sedang berbaring sambil memainkan memeknya itu, Ray perlahan berdiri dan mulai membuka pakaiannya. Setelah telanjang sepenuhnya, Ray berjongkok diatas kepala Gracia dan berkata, "Kalau kakak membersihkannya dengan benar, sebagai hadiahnya aku bakal masukin ini kedalam memek akak..." kontol Ray yang sudah setengah bangun itu didekatkan pada wajah Gracia dan Gracia mulai menjulurkan lidahnya kemudian menjilati batang kontol Ray perlahan mulai dari atas hingga kebawah.

"Haaaa... K~kontolnya Ray... ini... aku menginginkan ini..."

Ray kemudian memainkan otot-otot disekitar pinggulnya dan membuat kontolnya bergerak naik turun ketika Gracia berusaha menjilatinya.

"Aaaah Ray... Jangan godain aku dong... haaa..."

"Kakak berhenti memainkan tangan kakak karena kakak terlalu fokus sama kontol milikku... Bagaimana rasanya dengan kontol panjangku ini setelah sekian lama, kak?"

Gracia mengiyakan perkataan Ray dan mulai mengocok memeknya lagi sembari berkata, "M~maaf... Itu sangat... berbeda dari milik suamiku... Sangat besar, bentuknya juga... baunya... Ahhhh... Aku menginginkan memek aku... dient~tot sangat dalam dengan kontol kamu... Mmm... Mmmmnnn...!"

"Ok kak, aku bakal masukin langsung yah...!"

"Lihat, sudah bersih kan... Jadi sekarang ok kan? Cepeeeeeeet..." Gracia membuka kedua bibir memeknya dengan jari-jarinya dan menunjukkannya pada Ray yang berada didepannya.

"Mmm? Biar aku lihat dulu kak... Hmmm... Ok...!" Ray dengan sabar menginspeksi memek Gracia apakah sudah bersih dari sperma suaminya sendiri atau tidak.

"Ah! Makasih ya, Ray... Haaa... Haaa... Aku bakal... muasin kontol kamu dengan memek kakak ini...! Gracia perlahan menaiki tubuh Ray yang berbaring dibawahnya dengan kontol panjangnya berdiri tepat didepan memek Gracia.

Gracia yang tidak sabaran kemudian memegang kontol Ray hendak memasukkannya kedalam memeknya sekarang juga.

"Oh, kak? Gak pake kondom?"

"Ahh... Iyah! Gak apa-apa kok... Lelbih enak begini... bakal terasa lebih... Mmmm... Aaaaaahh... Nikmaaaaaaaaattttt...!!!" Gracia perlahan merasakan kepala kontol Ray masuk membelah memeknya yang sempit itu. Desiran dalam tubuhnya bereaksi dengan adanya kontol besar yang memenuhi rongga memeknya dan membuat otot-ototnya berkontraksi untuk menyapa dan memberikan ruang kontol Ray untuk masuk lebih dalam.

Ray hanya tersenyum melihat reaksi dari Gracia ketika dengan sukarela menyerahkan tubuhnya hanya untuk menikmati apa yang hanya dia miliki. Sedangkan Gracia tanpa ragu mulai mendesah cukup kencang juga tertahan mengingat dirinya masih berada dibawah satu atap dengan suaminya.

"Yaaaaaahhh... Aaaaaahhh..." Gracia meremas sprei kasur Ray disaat Ray mulai mendorong kontolnya hingga mentok diujung mulut rahim Gracia yang membuatnya bergetar tidak karuan.

"Dasar kak Gracia... Gak adil ah, masa baru masuk bentar kakak udah ngecrot aja nih...?"

In-Shot-20230810-053129512.gif


"Haaa... Haaa... M~maaf... Hehehehehe... (Gilaaaaa... Seperti yang aku pikirkan, k~kontol Ray... memang yang terbaik...)"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Gracia mulai aktif menggerakkan pinggulnya dan juga bergumam sendiri menikmati momen tersebut. "Mmm... Mmmnnn... Aaaah... Kontol kamu menakjubkan! Haaa... Ujungnya mentok di dalam... Aku sampai gak bisa berpikir jernih karenanya selain berhubungan tanpa pengaman denganmu... Aaaaahhh..."

Perlahan mereka mencoba banyak gaya bergantian, sekarang Gracia yang menungging diatas kasur dan membiarkan Ray menindih tubuhnya dari belakang. Dengan tubuh Gracia yang mungil itu, mudah bagi Ray menutupi tubuh Gracia dengan tubuhnya kemudian juga mendominasinya.

"Nhhhhhhhh... Mmmmmm... Yaaaaaaaaaaaaaaaahhh..."

"Karena kak Gracia, aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku tepat waktu sekarang..."

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"M~maaaaaff... Mngghhhhhh..." Gracia sambil mengigit sprei membuat suaranya cukup tidak terdengar ketika membalas ucapan Ray.

"Terserah kak... Kakak boleh ngentot denganku, kapanpun kakak inginkan...!"

"Hghhhhhhh... Fuuuuuuuu... (Ini enak banget...! Kontolnya... seperti mengaduk-aduk rahimku...)"

"Bagaimana kak? Ini kan yang kakak mau?!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Ahhhhnn... Fuuuuuuu... Yeeeeeesh! Enaaaaakk... goyang terussssshhhh... yang dalaaaaaaaam..."

In-Shot-20230517-124102743.gif


Ray mulai memajukan tubuhnya dan berbisik pada telinga Gracia, "Kak Gracia...! Love you kak...!" mudah bagi Ray untuk melancarkan rayuan kepada wanita apabila mereka sudah tidak bisa mengontrol pikirannya.

"Aaaaah... Raaaaaaaay...! ...Aku sangat happy... Love you too..." Gracia menjulurkan lidahnya dan mendekati wajah Ray. Tak berapa lama mereka berdua bercumbu dengan mesranya bak suami dan istri, bahkan Gracia melupakan dirinya masih memiliki suami ketika dirinya lepas kontrol untuk bercinta dengan Ray malam itu.

"Haaaaaaaaaa... Hmmmmppphhh... Mmmmppphhh... Slrrrrrppp... Mmmmhhh... Slrrrrppppp..." bibir dan lidah Gracia dan Ray saling berpagutan mesra.

"Aaaaaaaahhh... Raaaaaaaaaaayyy... Ooooh! Ooooh! Yesssssssshhhh...! Nghhhhhhh...! Mmmm!" Gracia merasakan Ray mulai berusaha menindihnya untuk bisa menghujamkan kontolnya lebih dalam lagi.

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Kak Graciaoooooooo... Hngggghhhhhhhh...!!!" dalam sekali hentakan Ray kemudian melolong untuk melepaskan semburan sperma yang dia simpan selama beberapa hari belakangan...

Crooooooooottttt...Crooooooooottttt...Crooooooooottttt...Crooooooooottttt...Crooooooooottttt...

"Oooohhh... Raaaaaayy... Haaa... Hahhhh... Haaaa..."

"Huaaaaaaah... Enak kak? Aku menyimpannya cukup lama, jadi memek kakak sekarang banjir dengan sperma milikku..." ucap Ray menarik keluar kontolnya dan masih terdapat beberapa semburan yang terbang diatas pantat Gracia selain yang keluar dari dalam memeknya sendiri.

"Aku bakal muasin kakak sampai pagi, gak apa-apa kan? Kakak juga udah buat aku horny dan gak fokus sama kerjaan aku malam ini... Sebagai gantinya, aku akan fokus untuk bermain dengan kakak..."

"I~iyaaaaaahh... (Aku gak bisa kembali lagi... Pikiranku... Aku hanya menginginkan kontol milik Ray...)"

Malam itu, selama beberapa jam Ray memuaskan dahaga Gracia akan seks. Tanpa lelah Ray menuruti keinginan Gracia untuk mencoba berbagai gaya yang tidak bisa dia dapatkan dari suaminya sendiri.

"Aaaah... Ahhhh! A~apa kamu menikmatinya, Ray? Apa kontolmu merasa nyaman juga? Mmnnn..."

"Yah... Aku hanya butuh konsentrasi untuk tidak cepat keluar saja kak..."

"Ehehehe... Aku senang mendengarnya... Ahnnn! Aku sukaaaaaa... digenjot dari belakang seperti ini..."

"Apa kakak gak masalah? Gak sakit?"

"Enggak... Enak kok, Ray... Lagi... Yang kenceng genjotnya... Aaaaah..."

Beberapa ronde berikutnya...

"Nghhh... Slrrrrrrppp... Fuaaaaaaaaaahhh... Hebat banget kamu... Masih keras aja sih..."

"Glek... Glek... Glek... Itu karena... kakak memang bergairah melakukannya dan itu yang membuat kakak terlihat sangat erotis saat ini..."

"Ihhhhh... Gombal, Ray... Slrrrpppp..." Gracia melanjutkan blowjobnya ketika membersihkan kontol Ray dari sisa sperma yang menempel pada ujung kontolnya.

Setelahnya...

"Ayo kak, sandaran pada temboknya..." Ray mendoggy Gracia disamping kasurnya dan berdiri menghadap tembok.

"Aahhhh! Aaaaahhh! Haaahh! Raaaay... karena kontol kamu, aku merasa pinggulku seperti terangkat melayang..." Gracia yang bertubuh pendek itu terpaksa berjinjit setiap kali Ray menghujamkan kontolnya keluar masuk di dalam memeknya dan membuatnya sesekali seperti terbang ketika Ray mengangkat pinggul Gracia dengan kedua tangannya.

"Hyaaaaaaaahhh... Aaaaahhh..."

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Ray... Mulai sekarang, kita bisa berhubungan seks dimanapun yang kamu inginkan...! Ahn... Aaah... Memek aku sekarang... hanya untukmu seorang, Ray... ok...?"

"Baiklah! Aku bakal ngentotin kakak setiap hari mulai dari sekarang..."

"Ahhh... Aaaaahhh...! Haaaaahh! Haaah! Keluarr... keluarin Ray...! Keluar... keluar... keluar... keluar...! Hnghhhhhh!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Mnnn! Mmmnnn... Mmmm! Puaaaaaahhh! Mmmm! Mmmm! Slrrrrrpp!" Gracia mengalungkan kakinya pada punggung Ray dan mencumbunya dengan ganas.

"Aku keluar lagi kaaaaaaaaaak...!!!"

"Yessssssshhhhh! Aku mau... sperma kamu di dalam... memek akuuuuuuuhhhh! Yaaaaaaaaahhhh!!"

Crroooooooooottttt...Crroooooooooottttt...Crroooooooooottttt...Crroooooooooottttt...

In-Shot-20230507-134557937.gif


"Ooohh...! Ooooooooooh! Raaaaaaayy... Hangaaaaaaaatttttt...!!!" Dibalas dengan tubuh Gracia yang sedikit menekuk dan bergetar hebat berkat semburan sperma Ray di dalam rahimnya barusan, Gracia juga tidak kuasa menahan orgasmenya sendiri dan menyirami kontol Ray dengan cairan lengket miliknya.

"Crrrrrrrr...Crrrrrrrr...Crrrrrrrr...Crrrrrrrr..."

Ray menarik sedikit kontolnya kemudian menghujamkan kembali dengan keras hingga menyentuh mulut rahim Gracia. "Oooooohhh... Belum kelar kak...!! Kak Gracia... Hamil anakku yahhhh...! Gak ada lagi yang bisa mencegah kakak untuk hamil dengan berkali-kali ejakulasi di dalam rahim kakak, suami kakak pasti lebih terkejut lagi nantinya...!!" Ray terus menindih Gracia ketika menghentakkan kontolnya makin dalam setelah itu menariknya keluar hingga lelehan spermanya perlahan turun membasahi lubang pantatnya.

"Aaaah... A~aku... masih ingin kontolmu Ray... Mmmm..."

"Kak... Ini udah pagi loh, kalau kakak tidak menyiapkan sarapan untuk suami kakak... Dia nanti bisa mengetahui apa yang kakak kerjakan semalaman ini... Aku janji bakal ngentot lagi sama kakak nanti, ok?"

"Ffuuuu... Fuuuuu... Yeeeeeeesssshhh... Aku suka... ide kamuuuu... Mmmphhh!" Gracia membersihkan kontol Ray kembali tanpa diperintah olehnya, seperti otak Gracia tidak peduli lagi akan keadaan dan menginginkan sperma Ray untuk dia nikmati sendiri.

[Pada akhirnya... Gracia memilih menceraikan suaminya dengan mengutarakan alasan yang sebenarnya. Alasan yang membuat Ray dan suami Gracia berselisih karenanya, Gracia memilih tinggal bersama dengan Ray setelahnya meski tahu Ray tidak tertarik menjadikannya istri dan Gracia tahu resikonya. Mereka berdua pindah disebuah apartemen kecil yang cukup untuk mereka berdua tinggali, tapi Gracia yang kepalang tanggung sangat senang dengan hubungan barunya itu sekarang...]

Di dalam kamar mereka...

"Aaaah! Sudah Ray! Haaa... Aku bisa telat kerjanya loh... Ahhh!"

"Sekali saja sayang!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Gracia terpaksa menerima konsekuensinya karena Ray memiliki nafsu seks yang cukup menggebu-gebu hingga dirinya sendiri kelelahan melayaninya. Untuk saat ini, dia memilih bermain aman dengan memasang kb meski setiap kali mereka bercinta Ray tidak ingin mengenakan kondom dan selalu mengeluarkannya di dalam rahimnya. Pekerjaannya yang menuntut untuk bisa standby setiap saat ketika ada panggilan pekerjaan, membuatnya mengubur mimpi untuk memiliki anak dari Ray untuk sementara waktu akan tetapi dirinya tidak lagi mengalami kekurangan dalam dirinya yang hilang selama pernikahannya terdahulu.

"Suatu saat pasti..." gumam Gracia sambil memikirkan dirinya sedang menimang buah cinta miliknya dan Ray tersebut.

 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd