>> PART 4 <<
”mau ngapain ke kamarmu?” dr Nira tersenyum menggoda. Bibirnya terlihat lebih merah. Tangan kananku terangkat memegang pipi kirinya. Ibu jariku mengusap bibirnya, ”dok.. mana menurutmu yang lebih enak didengar,
coitus atau... ngentot?” kataku nyaris berbisik. Dr.Nira seperti tersedak lalu tertawa terbahak-bahak.
Buat gue
arousal phase jauh lebih menarik dibanding
orgasm, dan itu yang membuat gw betah melihat bibir dan mata dr.Nira. Gue tahu banget,
vasopressin gue sudah down, tapi tidak dengan dr.Nira yang
estrogennya sedang menanjak naik.
”Yakin kuat? Saya susah orgasme lho. Butuh berjam-jam.” tanyanya tetap dengan nada dan ekspresi menggoda. Spontan gw teringat Vita.
”its just a matter of mindset, Doct. Im pretty sure you knew that..” Kataku. “Kamu punya waktu untukku malam ini, Dok? Saya tidak mau hanya satu dua jam lalu kamu memintaku pulang..” tanya dr.Nira. Tentu saja gue tidak punya waktu sebanyak itu.
“As you wish..” kataku. Gue pilih dr.Nira buat malam ini.
Ngobrol dengannya membuatku nyaman.
“Tidak malam ini ya Dok..” dr.Nira menggelengkan kepalanya. Gw mematung karena sedikit terkejut.
”Saya tidak ingin mengganggu waktu istirahatmu.” katanya lembut tetapi tegas. Gue mengganggukkan kepala. Mungkin kesempatan malam ini tidak akan pernah terulang. Tapi seperti kata Gue,
orgasme bukan tujuan gue.
”
Hug me..” kataku. Kami berpelukan erat beberapa detik. Gw usap-usap rambutnya yang harum. Nyaman.
”Dok.. terima kasih ya.” kata dr.Nira dengan pandangan mata teduh. Gw tidak tau arti terima kasih itu. Yang Gue tahu, bibir kami bersentuhan dan beberapa saat kami menikmati manisnya kesepakatan dua hati untuk saling menikmati.
**
Gw berjalan di lobby Hotel menuju Lift sambil meraih HP gw ketika tak sengaja mata gw menangkap sosok yang tidak asing bagiku. Nurse Lisa! Dia berjalan berdua bergandengan tangan dengan seorang pria seusia gue. Entah ngapain mereka di lobby hotel ini. Gw masuk
lift sambil mengirim WA ke Vita.
“Saya sudah sampai hotel. Jadi mau kesini?”
“Ok Dok, tunggu sekitar 15 menit ya..”
”ok, kamar 505”.
Gw selesai mandi ketika bel kamar berbunyi. Buru-buru gw pakai kaos dan dengan handuk masih melilit menutupi bagian bawah, gw buka pintu kamar.
Seorang gadis dengan paras lumayan manis berdiri didepan kamar dengan tas merahnya. Vita memakai kaos biru muda dan celana jeans merah tua. Tingginya sekitar 155, mungil, tetapi badannya cukup berisi.
”hi Vit..” sapaku. ”yuk masuk.. duduk Vit, silakan mau duduk dimana aja boleh asal jangan di lantai” Vita tersenyum lalu masuk ke kamarku. Terlihat dia sedikit
nervous.
”Santai aja ya Vit.. mau minum apa biar kupesankan hotel?” tawarku.
“hehe gapapa Dok. Minum apa aja boleh kok.” Kata Vita.
”mau
orange juice, coffee, tea, air mineral, soft drink?” kataku sambil menghampiri pesawat telpon.
“halo, mbak mau pesan orange juice satu..” kataku sambil memandang Vita meminta jawabannya. “sama deh, orange juice” kata Vita.
“oh dua mbak jadinya. Terima kasih”
”makan apa tadi jadinya Dok?” tanya Vita. Nada bicaranya mulai santai dan lepas. ”itu kok masih pakai handuk, baru mandi ya? Sana ganti dulu!” kata Vita.
Hm.. dari agak nervous, tiba-tiba dia sudah pede gini. Gw maju ke depannya.
“mau bantuin saya pakai celana?” tanya gw. Vita mendorong tubuh gw sambil tersenyum, ”enggaaa.. sana lepas handuknya di kamar mandi, trus pakai celana pendek!” kata Vita. Gw terkekeh, lalu masuk ke kamar mandi.
”Mau nonton film apa nyalain aja Vit.. pilih sendiri.” kata gw dari dalam kamar mandi.
”ting tong!” bel kamar berbunyi.
”itu minumnya datang Dok. Aku yang keluar ambil ya?” tanya Vita.
”Ya Vit, ambil aja. Kamu kalau mau pesan makanan apapun, pesan aja skalian ke yang antar..” kataku.
Gw sengaja ga pakai celana dalam. Keluar dari kamar mandi, Gw lihat Vita duduk di ranjang dengan posisi menghadap ke televisi yang memutar channel musik.
Berarti dia pengen ngobrol. Dia kesini untuk Gue. Hmm...Vit, Gw sudah tahu siapa kamu... Gw sudah tahu harus bagaimana..
”Suka nyanyi Vit?” tanya gw. Vita memandang gw sebentar. Lalu dia mulai bersenandung mengikuti lagu yang diputar. Suaranya fals berkali-kali, tapi dia terlihat nyaman dan enjoy.
Gw rebah di ranjang, bersebelahan dengannya. Tanganku mencoba meraih tangannya, Vita diam saja. Kuelus perlahan Vita memandangku. ”tangannya ya..” katanya, lalu kembali menikmati music TV.
Gw perlahan memeluk pinggangnya dari belakang... Vita diam saja. Gw cium lembut lengannya. Vita tertawa. ”Dok, gini ya kelakuanmu kalau ada tamu?” tanyanya sambil membuka lengannya. Seketika kepala Gw ada dibawah ketiaknya.
”Oh gini ya kelakuanmu kalau jadi tamu? Kepala tuan rumah dijepit pake ketiak gini?” balas Gw. Vita tertawa. ”Abisnya, belum sepuluh menit aku dikamar ini sudah disentuh-sentuh.”
”ilfil sama saya?” tanya Gue. “Engga sih..hahaha” Vita tertawa lagi.
“suka pada saya?” lanjut Gue. “Engga juga. Hahahhaa..” Vita makin nyaring tertawanya. ”Aduh! Ih kok aku digigit?” Vita terkejut lalu menarik rambut Gue dan mengacak-acaknya.
”yah yah, rambut saya rusak deh..”
”cowok metroseksual nih ceritanya?”
”gak sih. Cowok doyan seks aja”
”keliatan lah ga usa bilang juga..”
”suka elus-elus rambut saya ya?” tanya Gue ketika rambut gw sekarang malah dielus-elusnya.
”iya, berasa elus-elus anjing-anjing saya”
”sial!”
”hihihi..”
”pasti
guk-guk style..” kata Gue pelan.
”apaan?
Guk-guk style?”
”Favoritmu..” kata Gue.
”anjing.. baru ngeh saya Dok! Hahaha..”
”hobi banget ya, sampai nyumpah aja bunyinya anjing..”
”kamu lucu ya ternyata Dok..” usapan Vita di kepala Gw mendadak melambat.
”iya Saya juga baru sadar”
”baru sadar kalau lucu?”
”baru sadar kalau..hmm”
”apaan si Dok?”
”ga jadi ah..”
”Iiihh.. apaan jawab?” Vita mendekatkan wajahnya ke wajah Gue. Vita berteriak ringan saat Gw memeluknya lalu membalikkan tubuhnya. Gw menindihnya sambil tersenyum. Mata kami saling memandang. Hembusan nafas kami mulai berkenalan. Jantungku berdetak lebih kencang.
”Auch! Sakit Dookkkk” Vita menutup matanya menahan sakit ketika Gw gigit hidungnya pelan. Gw rebah disampingnya, membiarkan Vita menggosok hidungnya.
”hidungku sudah mungil digigit lagi..” kata Vita.
”maunya diapain?”
”disayang lah Dok!”
”Sini saya sayang..” kata Gue sambil merengkuhnya. Vita membalas pelukanku.Beberapa menit kami terdiam.
”Its like i want to be here forever, Doct..” ucapnya lirih.
“Mahal. Disini per malam bisa sejuta lebih..” jawab Gue.
“Mending kamu diam deh Dok.. merusak suasana..” sahut Vita sambil mencubit pinggang Gue. Gw belai rambutnya yang harum sambil tertawa ringan.
”Sudah lama saya tidak merasa senyaman ini Dok..” bisik Vita. Pelukan kami makin erat.
Gue bisa merasakan detak jantung Vita yang semakin keras dan ehm... penis Gue yang mulai terbangun.
”Ga nyangka ya Dok, kita baru saja ketemu, sudah sedekat ini..” Vita menggeser wajahnya dan mencium leherku lembut.
Many girl said so, Vit..
”Kok diam Dok? Tidur ya dengar saya ngoceh.. hihi..” Vita menarik kepalanya lalu memandang Gue.
”Oh ya sih, Saya yang suruh kamu diam ya Dok? Hahaha” Vita tiba-tiba mengecup bibir Gue.
”Terima kasih ya Dok.. sekarang sudah boleh bicara lagi kok.” Vita mengucapkan mantra nya, dan tiba-tiba pita suara Gue kembali.
”ting!” suara HP Gw berbunyi.
Sound dari chat WA. Gue lupa matiin suaranya.
”tuh dicariin pacarmu Dok!” kata Vita. Gw tertawa, bangun dan meraih HP Gw.
Dr.Nira: “Bisa tidur? Mau ditemani?”
Gue : ”Mau, sini aja sekarang” balas Gue cepat.
Dr.Nira: ”lho, belum tidur rupanya. Ada yang bangun ya?”
Gue : “Baru mandi”
Dr.Nira: “Oh, ok. Met tidur ya.”
Gue : ”Iya, tx. Cu tomorrow”
Gue matiin HP, memandang Vita yang berbaring di ranjang. Senyumnya manis, dengan bukit payudaranya yang menggoda Gue untuk segera menikmatinya.
”Kamu dimana sayang? Di kamar hotel. Ngapain sayang? Lagi berduaan ama Vita. Ih, kamu selingkuh ya!” kata Vita sambil tertawa.
”Saya single Vit.. tadi itu teman Dokter yang mengantar saya tadi ke hotel. Dia nanya aja mau dijemput atau tidak besok.” jawab Gue sengarang-ngarangnya. Yang penting
poker face dan percaya diri.
”Ohhh.. sampai kapan disini Dok?”
”Besok, lusa sudah kembali.”
”ih, kok cepat? Kesini lagi kapan?”
”belum tau Vit. Saya akan kasih tau kamu kalau saya kesini lagi.”
Gw kembali berbaring disamping Vita.
”Uda ngantuk Dok? Tidur aja..”
”Wah asik.. artinya kamu mau jagain saya tidur ya Vit? Mau
stay disini malam ini?” pertanyaan Gue dijawab anggukkan kepala oleh Vita.
“Kamu yang mengantuk ya?” tanya Gue.
”Lumayan juga sih. Biasa tidur ga terlalu larut..”
”Ya udah yuk tidur..” Kata Gw lalu menjulurkan tangan, mematikan lampu.
”Saya sulit tidur kalau seperti ini Dok..” kata Vita.
”mau ganti baju tidur dan lepas bra ya?” tanya Gue.
”Ihhh.. kok tau!” Vita tertawa.
Kamu gadis kesekianku Vita..
”pengalaman ya Dokter mesum!” kata Vita sambil melepas bra nya dan melemparkannya ke samping. Gue kaget. Itu bra benar-benar dilempar begitu saja!
”Mau saya bantuin?” tanya Gue ketika melihat Vita berusaha melepas celananya sambil tetap berbaring. Gw spontan membantunya sampai celananya terlepas. Vita sekarang hanya memakai celana dalam dan kaos biru muda yang membentuk gundukan bukit payudaranya... Penis Gw mulai berdenyut-denyut membayangkan apa yang akan terjadi...