Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Once Upon A Time In Someplace

Update !!!

Chapter XV : Xin and Mow

Jam lima pagi aku sudah terbangun. Setelah berolahraga dan makan pagi, aku segera mandi untuk menuju ketempat pameran. Sesudah mandi dan ketika sedang bersiap-siap, Aku teringat Mbak Ina megatakan bahwa keluarga mereka dekat dengan keluarga Sony Danubrata. Maka aku kemudian menghubungi Mbak Ina untuk menanyakan apakah dia mengetahui masa kecil Sony sampai mereka menikah dan bercerai.

Dia menceritakan bahwa sebenarnya meraka teman akrab sejak kecil hingga smp, tapi setelah sma meraka mulai jarang bertemu. Karena mulai beda sekolah, apalagi kemudian Sony kuliah diluar negeri. Mereka mulai bertemu kembali sejak dijodohkan. Mbak Ina juga mengatakan, ketika masih kecil sifat Sony itu baik. Karena itulah dia mau dijodohkan walau tidak cinta padanya. Tapi ketika sudah menikah, barulah dia tahu sifat Sony sudah berubah tidak seperti masa kecilnya.

Ketika aku bertanya kembali pada Mbak Ina, apakah dia mengenal teman-teman kuliah Sony.?. Mbak Ina mengatakan, bahwa seperti yang diceritakan padaku saat dirumah sakit, Sony tertutup kalau soal hubungannya dengan teman-temannya. Tapi kalau aku mau tahu bagaimana Sony dan teman-temannya masa kuliah. Dia akan mengenalkan aku pada temannya yang juga kuliah di Universitas yang sama dengan Sony, tapi beda jurusan. Setelah mendengar perkataannya Mbak Ina, aku berjanji akan menjemputnya nanti sore saat pulang kerja. Agar kami bisa langsung ketempat temannya itu. Setelah Mbak Ina setuju aku segera menutup pembicaraan kami, karena aku harus segera berangkat menuju ketempat pameran. Lagipula Mbak Ina juga sedang sibuk, Kalau aku berbicara lebih lama lagi takut mengganggu pekerjaannya.

-===-

Aku kemudian segera berangkat. Ketika ditengah perjalanan ponselku berbunyi, aku segera meminggirkan mobilku. Kulihat nama yang memanggil dilayar, ternyata dari Mbak Lula. Segera kujawab panggilannya " Hallo, selamat pagi." Sapaku.

"Gavin ya" Kata orang diseberang telepon.

Ya, Mbak Lula ya. Ada apa Mbak ? Jawabku kemudian bertanya balik padanya.

"Mbak cuma mau memberitahu. Seperti yang Mbak bilang hari selasa kemarin. Mbak ada acara seminar, nanti mau mengajak anggota tim untuk ikut." Kata Mbak Lula.

"Ya, ingat Mbak. Terus " Sebelum aku selesai bertanya Mbak Lula sudah menjawab lebih dulu.

"Itu masalahnya Vin !, Mbak cuma dapat membawa satu orang. Selain itu mungkin jamnya dimundurkan. Nanti kalau sudah pasti jam berapanya. Mbak akan hubungi kamu lagi. Sudah dulu ya, Mbak ada pasien. Bye"

"Bye juga Mbak" akupun mengakhiri percakapan. Saat aku hendak melanjutkan perjalanan, aku melihat didepan mobilku ada seseorang yang sedang berusaha melepas ban mobilnya. Melihat orang itu tampak kesulitan melepaskan ban mobilnya, aku urungkan niatku untuk melanjutkan perjalanan.
Aku turun dari mobilku dan kuhampiri orang itu. Setelah kami berdua berusaha bersama, akhirnya lepas juga ban mobil itu.

Ketika mau berdiri tiba-tiba pintu mobil itu bergeser dan terbuka. Otomatis mataku menengok kearah suara itu, dan ketika aku melihat kearah pintu yang bergeser. Mataku melihat pemandangan yang membuatku menelan ludah. Sepasang paha putih mulus yang dibalut rok biru selutut, yang ketika hendak turun dari mobil menampakkan celah diantara kedua pahanya. Aku yang posisinya sedang berjongkok didepannya, walau sekejap aku dapat melihat gundukan dipangkal pahanya. Yang ditutup dengan G-string warna senada dengan warna rok selututnya.

Pandanganku naik keatas, dia memakai blazer dilapis dengan baju warna putih dibagian dalamnya. Busungan dadanya tercetak jelas pada blazer ketatnya. Ketika melihat wajahnya aku sedikit terperangah. Ini wanita yang kujumpai semalam sedang mencoba pakaian dalam di plaza senayan. Yang berbeda hanya warna blazernya. Semalam warna biru muda, sekarang biru tua. Sementara dia tidak nampak terkejut melihatku.

"Selamat pagi Mbak" Aku mendahului menyapanya.

"Pagi juga, Mas ini yang semalam ketemu di plaza senayankan ? " Tanyanya.

"Iya Mbak, Gavin" Kataku memperkenalkan diri sambil mengulurkan tanganku.

"Venna" Jawabnya, juga mengulurkan tangannya menjabat tanganku.

Ya, meski dia tidak memperkenalkan diri. Aku tahu bahwa dia adalah Venna Melinda, artis yang jago menari salsa dan sekarang menjadi p*l*tik*s. Dia juga pernah menjadi putri Ind*n*s*a.

Dia kemudian bercerita bahwa dia sedang menuju ke suatu tempat. Dan saat tiba di tempat ini, ban mobilnya bocor. Dan yang membuatnya sedikit marah adalah, sopirnya lupa membawa ban cadangan. Untung dia tidak sedang buru-buru. Saat dia hendak menyuruh sopirnya mencari taksi. Dia melihatku membantu sopirnya.

Mendengar hal itu aku lalu mencoba menawarkan bantuan untuk mengantarnya. "Kalau Mbak tidak keberatan, Saya akan antar Mbak ketempat tujuan. Kebetulan saya juga tidak terburu-buru." tawarku padanya.

"Benar tidak merepotkan kamu Vin" katanya dengan nada masih ragu-ragu.

"Benar Mbak, tapi sepertinya Mbak masih ragu-ragu begitu ? Kalau Mbak tidak percaya padaku juga tidak apa-apa." Kataku lagi.

"Bukan begitu Vin, Mbak cuma takut merepotkan saja".

"Benar Mbak, saya tidak merasa direpotkan kok. Saya malah senang bisa mengantar wanita secantik Mbak." kataku menegaskan sambil tersenyum padanya. Mbak Venna pun merona pipinya, kemudian tersenyum malu.

"Baiklah kalau tidak merepotkan". Kemudian dia mengambil tasnya, setelah itu memberi perintah pada sopirnya apa yang harus dilakukan. Baru kemudian dia menuju kearah mobilku, aku bersikap gentle dengan membukakan pintu mobil untuknya.

Kemudian aku segera menjalankan mobilku. Dia memintaku untuk menutup atap mobilku yang biasanya lebih senang kubiarkan terbuka. Mungkin Dia malu kalau dilihat orang lain yang mengenalnya. Ketika kutanya tujuannya, ternyata Mbak Venna juga mau pergi ke Plaza senayan untuk pembukaan pameran perhiasan. Setelah itu kami bercerita tentang berbagai hal, mulai yang umum sampai ke hal-hal pribadi.
Kemudian aku bertanya tentang tarian salsa dan bertanya padanya apakah dia mau mengajariku menari salsa. Sebenarnya aku hanya main-main saat bertanya mau belajar menari padanya. Tapi dia menjawabnya dengan serius. "Boleh, kapan mau belajar. Kamu boleh hubungi Mbak kapan saja, kalau ada waktu Mbak pasti mengajarimu." Katanya menjawab pertanyaanku. Kami kemudian saling menukar nomer telepon. Tidak terasa kamipun sampai ditempat tujuan.

Karena pembukaan pameran akan dilakukan seorang Menteri dan beberapa pejabat tinggi negara akan ikut serta, maka penjagaan dipintu masuk menjadi sangat ketat. Tapi dengan adanya undangan ditangan Mbak Venna kamipun bisa masuk dengan mudah. Aku mengikutinya masuk keruangan pameran, aku memisahkan diri setelah dia bertemu dengan teman-temannya. Sebelum memisahkan diri dia bertanya, apa pulangnya dia bisa ikut aku lagi kalau tidak ada yang menjemputnya. Dengan senang hati kuiyakan permintaannya.

Setelah memisahkan diri dengan Mbak Venna aku mencoba mencari Mbak Tika, sesuai perjanjian semalam. Tapi karena banyaknya orang sulit juga mencarinya. Tamu-tamu undangan tampaknya mulai berdatangan. Semuanya jelas kaum berduit, ada para pejabat dengan para istrinya. Tampak juga kaum sosialita tanah air, juga beberapa nama tenar yang sering nongol dilayar kaca. Dan tentu saja para peserta pameran yang datang dari beberapa negara.

Aku menduga mungkin Mbak Tika dan Mbak Dita serta suami mereka belum datang. Aku memutuskan daripada menunggu mereka tanpa kegiatan, maka aku segera menuju ke stand milik Sony. Aku melihat Sony sedang berbicara dengan tiga orang, pertama Tito, kedua si pengirim uang, yang ketiga aku belum pernah bertemu dengannya. Tapi sepertinya aku pernah melihatnya , tapi dimana aku belum ingat. Setelah memperhatikan orang itu agak lama barulah aku dapat mengingatnya, orang itu adalah yang dibilang Mbak Ina bernama 'Xin'.

Melihat mereka seperti sedang membicarakan sesuatu yang serius, aku mencoba mendekat kearah mereka. Dengan perlahan aku mencoba mendekat, sambil berusaha menghindar dari pandangan Sony yang telah mengenalku. Aku kemudian tahu nama si pengirim uang ternyata 'Mow'. Aku mengetahi hal itu saat Sony memberi perintah pada orang itu. Saat aku sedang konsentrasi untuk mendengarkan apa lagi percakapan mereka. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan adanya tepukan pada pundakku.

Aku segera berbalik dengan sikap waspada untuk menghadapi segala sesuatunya. Tapi aku segera menarik nafas lega setelah mengetahui yang menepuk punggungku adalah Mbak Tika. "Lagi main petak umpet ya Vin" tanya Mbak Tika. Aku tidak menjawab pertanyaan Mbak Tika, Aku segera menyalami Mas Erwin dan Mas Pras. Dan seseorang yang berdiri disamping Mas Erwin, yang membuatku agak heran dengan sikapnya. Ya Mbak Dita, sikapnya benar-benar formal. Tidak seperti Kakak dengan Adik apalagi yang sudah lama tidak bertemu. Aku menduga mungkin dia merasa tidak enak hati kepada Mas Erwin kalau sikapnya terhadapku masih seperti dulu, sebelum menikah.

Mas Erwin kemudian bertanya bagaimana kabarku, Sementara Mas Pras seperti biasa berkata seperlunya saja. Sementara Mbak Tika mengajak Mbak Dita melihat-lihat ke stand Sony. Aku melihat Sony dan teman-temannya melihat kearahku, aku sudah bersiap andaikan Sony melakukan suatu tindakan. Tapi tampaknya Sony tahu situasi tidak mendukungnya. Dia hanya sempat melihat beberapa kali kearah Mas Erwin dan Mas Pras, mungkin untuk mengetahui hubunganku dengan mereka berdua. Sebenarnya aku ingin mencari waktu untuk bisa bertanya pada Mbak Dita tentang sikapnya yang aneh itu. Tapi aku juga ingin bertanya kepada Mas Erwin, siapakah rekan kerjanya. Tapi kalau bertanya langsung pasti akan kelihatan aneh.

Saat aku akan bertanya kepadanya, ternyata ada pengumuman bahwa acara pembukaan pameran segera dilakukan karena Bapak menteri sudah tiba. Para tamu undangan diharap segera berkumpul. Mas Erwin dan rombongan segera menuju ketempat, Mbak Tika mengajakku agar bersama mereka. Tapi aku menolaknya dengan alasan mau ketoilet dulu. Saat itulah aku melihat 'Mow' berjalan sendirian kearah luar, bukan menuju kearah tempat acara pembukaan. Aku segera mengikutinya. Ternyata dia menuju arah toilet. Aku menjadi kaget saat dia masuk ketoilet wanita, aku segera masuk mengikutinya takut tertipu seperti tadi malam.

Ketika aku masuk, ternyata dia sedang mencuci tangannya. Sebelum aku bertanya, dia sudah membuka mulutnya lebih dulu "Ada apa sobat, ada perlu denganku" tanyanya dengan nada santai.

"Ya, Sedikit" jawabku.

"Katakan saja, mungkin aku bisa membantu" jawabnya masih dengan nada yang sama.

"Satu pertanyaan saja. Siapa yang menyuruhmu mengirim uang ke Pekalongan, satu bulan yang lalu." Tanyaku.

"Baik, aku akan menjawab pertanyaanmu. Tapi kamu juga harus menjawab satu pertanyaanku. Bukankah adil" kata orang itu.

"Baik, aku setuju" kataku.

"Jangan asal setuju, kamu benar-benar belum dewasa seperti kata bos. Dengar dulu pertanyaanku, baru bilang setuju" kata orang itu, malah memberiku penilaian.

"Baik, apa pertanyaanmu" kataku mulai hilang kesabaran.

"Dari mana kamu tahu aku yang mengirim uang, apa dari Jono ? kalau benar dia yang membocorkannya. Maka habislah dia dan seluruh keluarganya." kata orang itu dengan nada yang membuatku bergidik. Mana ada orang normal mengatakan akan menghabisi seseorang beserta seluruh keluarganya dengan muka tersenyum.

"Gilaaa!!!" kataku berteriak marah.

"Kenapa marah, kalau kamu tidak mau menjawab juga tidak apa-apa. Berarti aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu, bukankah begitu" katanya masih dengan muka tersenyum.

Aku segera mendekatinya, kutarik kerah bajunya. Tapi dia masih tenang saja. Saat tanganku kuangkat hendak menghantamnya, pintu toilet terbuka. Dan seseorang masuk, melihatnya aku jadi terkejut. Ternyata orang itu 'Xin' adanya. Sementara Mow segera melepaskan tanganku yang masih mencengkeram kerah bajunya. Kemudian dia berkata pada Xin, "Lama sekali kau Xin, hampir saja dia membunuhku."

Xin tidak menjawab, Masih tanpa suara dia melepaskan Jas lengkapnya. Dia kini hanya berpakaian dalam, tampak tubuhnya penuh dengan tato. Otot-ototnya yang kekar menambah kesangaran tubuhnya. "Serahkan dia padaku, kamu jaga diluar." katanya pada Mow. Tanpa bersuara Mow langsung keluar dari ruangan. Melihat dia melepaskan pakaiannya, akupun menjadi waspada dan juga bersiap mengadapi segala sesuatu yang akan terjadi.

Tanpa berbicara lagi dia segera melayangkan pukulan dan kedua tangannya membentuk cakar, kemudian melakukan serangan berbahaya. Akupun menghidari serangannya dengn bergerak kesana kemari. Tapi karena ruangan yang tidak begitu luas, aku tidak bisa selalu menghindar. Hingga suatu ketika, lengan bajuku robek oleh cakarannya. Tidak hanya melakukan serangan dengan tangan, Kakinya pun melakukan sapuan-sapuan kearah kakiku.

Aku benar-benar kesulitan menghadapinya. Baru kali ini aku menghadapi orang yang punya ilmu beladiri yang luar biasa. Tampaknya ilmu beladirinya berdasar dari Wushu, yang kemudian dicampur dengan beladiri lainnya. Saat aku lengah pukulannya berhasil menghajar dadaku, akupun merasa susah bernafas beberapa saat. Untung aku berhasil menjatuhkan diri, saat pululannya hendak menghantam perutku.

Saat kakinya gagal meghantam perutku, dengan secepat kilat aku membalas serangannya. Walau tidak terlalu keras tapi tendangan kakiku berhasil mendorongnya mundur untuk sementara. Kami sama- sama diam untuk mengatur nafas dan mengumpulkan kembali tenaga. Setelah lima menit kami kembali saling serang, pada suatu kesempatan aku berhasil mendesaknya. Tapi keberuntungan belum berpihak padaku, saat aku hendak menghantam perutnya dengan kaki kananku. Tiba-tiba kaki kiriku terpeleset, sementara kaki kananku masih diudara. Maka aku pun kehilangan keseimbangan dan "Buuughk" perutku kena hajar kaki Xin. Ditambah aku jatuh dilantai.

Aku merasakan kesakitan yang luar biasa. Tulangku rasanya remuk, dada terasa sesak, perut mulas, dan kepala pening luar biasa. "Matilah aku, kalau dia kembali menyerangku" pikirku dalam hati. Tapi aku tidak merasakan serangannya lagi, bahkan semakin lama aku tidak mendengar suara apa-apa lagi.

-===-

Entah berapa lama aku jatuh pingsan. "Vin..Vin.." Sayup-sayup kudengar suara memanggil namaku. Agak lama aku mendengar saura itu, perlahan kumencoba membuka mataku. Pertama-tama masih samar, tapi tidak berapa lama penglihatanlu menjadi normal. Ternyata aku masih berbaring ditempat terakhir aku jatuh tadi. Dan orang yang memanggil namaku ternyata Mbak Venna.

Melihat aku sudah sadar Mbak Venna segera memberiku minum. Kepalaku agak diangkat sedikit, kemudian badanku ditopang oleh bahu kirinya. Sehingga lengan kananku dapat merasakan gundukan dadanya yang sebelah kiri. Tapi dalam situasi seperti ini aku tidak terlalu menikmatinya,

Setelah aku betul-betul sadar barulah Mbak Venna bertanya padaku apa yang terjad. Tentu saja aku tidak mengatakan alasan sebenarnya. Aku kemudian bertanya padanya, dari mana dia tahu aku berada disini. Dia berkata, tadi sebelum acara pembukaan dimulai dia melihatku menuju kearah toilet.

Saat acara selesai, dan tamu undangan mulai pulang dia menghubungi sopirnya. Tapi mobilnya belum beres katanya. Dia berencana naik taksi, tapi saat dia melihat mobilku di tempat parkir dia berusaha menghubungiku. Tapi karena tiada jawanban maka dia mencariku kembali ketempat pameran. Saat itulah dia teringat tadi melihatku kearah toilet. Ketika masuk ke toilet cewek dia melihatku tergeletak dilantai pingsan.

Setelah aku merasa baikan, aku pun berusaha untuk bangun berdiri. Dengan bantuan Mbak Venna, akhirnya berhasil bangkit juga. Setelah itu aku berjalan keliling diruangan itu intuk mengetest, apakah aku benar- benar sehat dan tidak ada gangguan apa pun pada tubuhku.

Setelah benar-benar merasa vit aku segera keluar dari ruang toilet. Pertama aku menuju ketempat Sony. Tapi ternyata Sony dan orang kepercayaannya sudah pergi. Hanya ada pegawai biasa. Kemudian aku mencari Mbak Dita dan lainnya, tampaknya mereka pun sudah pulang.

Aku memutuskan untuk pulang dulu sementara, nanti bisa kembali lagi ketempat ini. Sebelum pulang dan mengantar Mbak Venna, dia bertanya apa aku masih sanggup membawa mobil. Kalau tidak dia akan memanggil taksi. Tapi setelah aku meyakinkannya, dia pun mau kuantar pulang.

To Be Conticrooot ...
 
Mantab ceritanya gan... ditunggu lanjutannya gavin menari salsa dengan janda baru...:coli:
 
@TS

itu indexnya ga ngelink tuh :D

coba ini deh :

[ url=link ]chapter sekian[ /url ]

semuanya tanpa spasi yah
semoga membantu :)

ma'af nih sis,
emang kalau pake opmin ga bisa link.
Tapi pas ane buka pake uc bro ... Bisa sis

Apa karena ane bikin index nya pake Uc Bro , bukan Opmin ... ?
 
ma'af nih sis,
emang kalau pake opmin ga bisa link.
Tapi pas ane buka pake uc bro ... Bisa sis

Apa karena ane bikin index nya pake Uc Bro , bukan Opmin ... ?

ummm... pake opmin bisa juga koq mas. aku selalu pake itu koq.

uc bro? apaan tuh :D
maklum gaptek... hihi
 
ummm... pake opmin bisa juga koq mas. aku selalu pake itu koq.

uc bro? apaan tuh :D
maklum gaptek... hihi
Uc Browser sis ...

Ane jarang ol pake compie, seringnya pake mobile, nah ane lebih sering pake uc browser.
Soalnya buat ane lebih mudah pake 'uc'

Pas sis rena bilang ga nge link , ane coba buka pake opmin mang ga bisa . Tapi pas coba pake uc bisa tuh sis .
Atau emang ada yg salah waktu ane bikin index ya sis . Mohon pencerahannya sis .
 
Uc Browser sis ...

Ane jarang ol pake compie, seringnya pake mobile, nah ane lebih sering pake uc browser.
Soalnya buat ane lebih mudah pake 'uc'

Pas sis rena bilang ga nge link , ane coba buka pake opmin mang ga bisa . Tapi pas coba pake uc bisa tuh sis .
Atau emang ada yg salah waktu ane bikin index ya sis . Mohon pencerahannya sis .

uc browser tu bawaan dr hp ya. aku jg seringnya ol dr hp koq. kalo pake cara yg aku blg kmrn di opmin pasti ngelink koq :D
 
uc browser tu bawaan dr hp ya. aku jg seringnya ol dr hp koq. kalo pake cara yg aku blg kmrn di opmin pasti ngelink koq :D

bukan sis,
uc browser aplikasi pihak ke 3.
Ane pake nokia symbian, mungkin aplikasi untuk symbian.
Tapi ane juga pake opmin.

Memang sih tampilannya beda antara keduanya.

Coba deh sis pake uc browser juga ...

Udah coba bikin index pake opmin, seperti yang sis rena contohin. Tapi tetep ga bisa link. Mungkin ilmu ane belum nyampe sis
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd