Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Once Upon A Time In Someplace

makasih sarannya suhu ...

Sudah dibantu sesepuh Jay Porn ...

Tapi kayanya otak nubie yang lemot jadi belum bisa juga ...

*ma'af suhu yang ABG ga dapet ...
Adanya yang seusia Gavin ...

Santai aja boss, masih newbie dah bisa buat cerita seperti ini udah hebat apalagi kalau sampai finish trus buat lanjutannya.

Soal lemot mah relatif, emang ada anak bayi yang langsung bisa komputer begitu lahir, ada yang langsung bisa minum :beer:, ngak juga khan? seiring waktu juga ntar bisa ngak lemot kok, masih banyak yang lebih lemot, contohnya gue cuma bisa baca doang tanpa buat cerita ;)

Soal boss jaya mah anda sudah berada dalam jalur yang tepat, ngak dapet daun muda juga gpp boss, mendingan tetap oada alur semula dari pada maksain harus dapet daun muda trus jadi stress and ilang dari muka bumi cerbung semprot susah juga pembaca, lagian khan semua cerita punya ciri khas masing-masing. Ntar seiring waktu baru coba cerita baru atau lanjutan cerita dengan tread (lanjutan) baru deh coba2 dimulai dan coba rangkum and seleksi semua saran-saran yang bagus2...

So far bagus kok ceritanya boss, mantabs, pesan gue jangan putus asa kalau mentok, sering-sering konsul sama susu eh sorry SUHU and MASTA di cerbung ini :D, kritik setajam atau sepedas apapun harus menjadi kita akan semakin baik bukan malah buat bunuh diri atau jadi gila sendiri...

Saran gue kalau emang lagi mengalir kaya air sungai tuh wangsit coba dibuat di kertas atau ketik pakai komputer/notebook, ntar uploadnya setelah pindah halaman atau setelah 5-10 comment, biar kaya mainkan rasa penasaran pembaca, tapi kalau emang tiap 3 hari update juga gpp boss...

:semangat: and :mantap: dah pokoke
 
Santai aja boss, masih newbie dah bisa buat cerita seperti ini udah hebat apalagi kalau sampai finish trus buat lanjutannya.

Soal lemot mah relatif, emang ada anak bayi yang langsung bisa komputer begitu lahir, ada yang langsung bisa minum :beer:, ngak juga khan? seiring waktu juga ntar bisa ngak lemot kok, masih banyak yang lebih lemot, contohnya gue cuma bisa baca doang tanpa buat cerita ;)

Soal boss jaya mah anda sudah berada dalam jalur yang tepat, ngak dapet daun muda juga gpp boss, mendingan tetap oada alur semula dari pada maksain harus dapet daun muda trus jadi stress and ilang dari muka bumi cerbung semprot susah juga pembaca, lagian khan semua cerita punya ciri khas masing-masing. Ntar seiring waktu baru coba cerita baru atau lanjutan cerita dengan tread (lanjutan) baru deh coba2 dimulai dan coba rangkum and seleksi semua saran-saran yang bagus2...

So far bagus kok ceritanya boss, mantabs, pesan gue jangan putus asa kalau mentok, sering-sering konsul sama susu eh sorry SUHU and MASTA di cerbung ini :D, kritik setajam atau sepedas apapun harus menjadi kita akan semakin baik bukan malah buat bunuh diri atau jadi gila sendiri...

Saran gue kalau emang lagi mengalir kaya air sungai tuh wangsit coba dibuat di kertas atau ketik pakai komputer/notebook, ntar uploadnya setelah pindah halaman atau setelah 5-10 comment, biar kaya mainkan rasa penasaran pembaca, tapi kalau emang tiap 3 hari update juga gpp boss...

:semangat: and :mantap: dah pokoke

nembah suwon nubie haturkan buat suhu yang sudah memberi pencerahan , juga saran2 nya yang berharga buat kemajuan nubie ...

Nubie harap suhu tetap mau memberi kripik pedas dan juga saran berharganya ...

Sekali lagi trima kasih .
 
nembah suwon nubie haturkan buat suhu yang sudah memberi pencerahan , juga saran2 nya yang berharga buat kemajuan nubie ...

Nubie harap suhu tetap mau memberi kripik pedas dan juga saran berharganya ...

Sekali lagi trima kasih .

Kripik pedas mah enak oom, hehehehe
And saya bukan suhu oom, ngak enak ah sama yang benar2 sudah diakui jadi suhu and masta, kaya clothning, oom jaya, ether, elo rangga oom ganteng, para momod dll (sorry and beribu maaf buat yang tidak kesebut namanya, cuma rada lupa aja ;) )...

Kasihan penghargaan dan sesembahan buat yang emang sudah pantas, saya cuma pembaca setia, comment aja masih suka salah2 ;) and kadang kurang comment karena suka kehabisan kata2 karena terlena dengan sambungannya apalagi kasih saran, habis semua dah, tetapi bukan berarti saya kasih comment cerita si Oom ngak bagus dan wuokeh yah, kadang cuma kasih semangat and pas kehabisan kata2 and lagi :tegang:terus kisut karena sesuatu hal misalkan kucing berantem digenteng, hehehehe ;)
 
nembah suwon nubie haturkan buat suhu yang sudah memberi pencerahan , juga saran2 nya yang berharga buat kemajuan nubie ...

Nubie harap suhu tetap mau memberi kripik pedas dan juga saran berharganya ...

Sekali lagi trima kasih .

Kripik pedas mah enak oom, hehehehe
And saya bukan suhu oom, ngak enak ah sama yang benar2 sudah diakui jadi suhu and masta, kaya clothning, oom jaya, ether, elo rangga oom ganteng, para momod dll (sorry and beribu maaf buat yang tidak kesebut namanya, cuma rada lupa aja ;) )...

Kasihan penghargaan dan sesembahan buat yang emang sudah pantas, saya cuma pembaca setia, comment aja masih suka salah2 ;) and kadang kurang comment karena suka kehabisan kata2 karena terlena dengan sambungannya apalagi kasih saran, habis semua dah, tetapi bukan berarti saya kasih comment cerita si Oom ngak bagus dan wuokeh yah, kadang cuma kasih semangat and pas kehabisan kata2 and lagi :tegang:terus kisut karena sesuatu hal misalkan kucing berantem digenteng, hehehehe ;)
 
Kripik pedas mah enak oom, hehehehe
And saya bukan suhu oom, ngak enak ah sama yang benar2 sudah diakui jadi suhu and masta, kaya clothning, oom jaya, ether, elo rangga oom ganteng, para momod dll (sorry and beribu maaf buat yang tidak kesebut namanya, cuma rada lupa aja ;) )...

Kasihan penghargaan dan sesembahan buat yang emang sudah pantas, saya cuma pembaca setia, comment aja masih suka salah2 ;) and kadang kurang comment karena suka kehabisan kata2 karena terlena dengan sambungannya apalagi kasih saran, habis semua dah, tetapi bukan berarti saya kasih comment cerita si Oom ngak bagus dan wuokeh yah, kadang cuma kasih semangat and pas kehabisan kata2 and lagi :tegang:terus kisut karena sesuatu hal misalkan kucing berantem digenteng, hehehehe ;)

hahaha ...
Ok deh ga mau disebut suhu ...
Yang penting saran , kritik , komen2 mas bro berguna buat nubie ...
Untuk itu nubie trima kasih .
 
sama-sama suhu .. pasti suhu lagi sibuk mikir next chapternya .. saya tunggu dengan sabar suhu
 
Update !!!

Chapter XIV : Gian Notes

Rupanya orang itu tidak hanya jago beladiri tapi juga ahli mengemudi, Dari plaza senayan dia membelok ketimur dan terus memutar kesana kemari, baik jalan besar maupun kecil dilewatinya dengan mudah. Seolah dia sudah tahu dimana harus cepat, kapan lambat, kapan harus berbelok. Ternyata dia kembali kearah senayan. Saat sampai dilapangan parkir timur senayan dia berhenti. Tampaknya dia sengaja membawaku ketempat ini. Aku menjadi waspada dibuatnya. Dia tidak segera turun, aku tetap menunggu didalam mobil. Jarak antara mobil kami tidak ada tiga meter.

Saat dia membuka pintu mobil, aku turut membuka pintu mobilku. Diapun turun dari mobil, dan aku mengikutinya turun dari mobil. Tapi saat aku melihat kearahnya, aku merasa ada yang aneh. Aku belum bisa memastikan keanehan apa, karena dia masih membelakangiku. Dan saat dia membalikkan tubuh kerahku, barulah aku tahu apa keanehan yang kupikir sejak tadi.

Ya, Aku merasa orang yang didepanku ini lebih kecil bentuk tubuhnya. Dan kini baru aku tahu kenapa. Karena kini orang yang berdiri didepanku bukanlah orang yang tadi siang bertarung denganku. Orang yang berdiri didepanku adalah seorang wanita cantik, bukan hanya cantik. Tapi wanita didepanku ini wanita yang cantik luar biasa. Mungkin wanita tercantik yang pernah kutemui sampai saat ini.

Usianya sekitar dua puluh lima tahun, tinggi sekitar 173 cm, tubuhnya terlihat proposional dengan tingginya, lekuk tubuhnya sempurna tercetak jelas di pakaian dan celana ketatnya yang menyatu seperti pakaian mekanik terbuat dari bahan latex berwarna hitam. kulitnya putih, rambutnya hitam sepundak. Kecantikannya bukanlah khas orang Indonesia, aku menduga kalau dia bukan orang asing, pasti keturunan. Entah dia Indo mana, Kecantikannya perpaduan antara asian juga ada hispaniknya.

Aku masih terpesona melihat dirinya, saat dia bersuara untuk menyadarkanku. Dia sudah begitu dekat jaraknya dengan tempatku berdiri. Aku tidak tahu harus berkata apa. "Mengapa anda mengikuti saya dari tadi, anda petugas dan saya punya kesalahan" Katanya dengan bahasa Indonesia bercampur bahasa inggris.

Aku masih diam, selain terpana dengan kecantikannya. Baru kali ini aku merasa sulit berbicara saat berhadapan dengan wanita. Juga dalam hati aku berpikir. Apakah tadi aku salah melihat orang. Tapi aku yakin orang itu masuk kedalam mobil yang kuikuti.

"Well' kalau anda tidak ada perlu dengan saya. Saya akan pergi, Good Night" ujarnya sambil membalikan badan dan kembali menuju mobilnya.

"Tunggu sebentar" kataku menghentikan langkahnya.

Dia membalikkan badan, kemudian tersenyum dan bertanya lagi pdaku "Well, sekarang anda ada perlu dengan saya Tuan".

Aku yang sudah siap untuk bertanya tentang orang itu kembali merasa gagu saat melihat senyumnya. Lesung pipinya menambah pesona dirinya.

"Saya rasa anda tidak bisu, atau anda ingin mempermainkan saya" katanya dengan nada sedikit menegur.

Aku mengumpat diriku sendiri dalam hati, kenapa aku bisa berbuat konyol disaat seperti ini. Melihatku hanya masih diam saja, dia kembali menuju mobilnya. Tapi kali ini aku memantapkan hati.Sambil mengikutinya dari belakang aku berkata " Maaf nona, bisakah saya memeriksa mobil anda sebentar".

"Dengan alasan apa anda akan memeriksa mobilku, sepertinya anda hanya mencari-cari alasan entah untuk tujuan apa" ujarnya menyelidik.

"Bukan seperti itu nona, saya hanya sedang mencari seseorang. Dan sepertinya dia tadi masuk kemobil anda, mungkin anda sendiri tidak tahu" Aku menjelaskan alasanku.

"Oh yeah, memang ada orang didalam mobilku. tapi dia pamanku, saya melarang anda untuk mengganggunya"

"Saya tidak ingin mengganggu paman nona, Saya hanya ingin memastikan apakah orang yang didalam itu adalah orang yan saya maksud. Kalau saya salah silahkan anda pergi". aku mencoba ber negosiasi.

"Maaf, saya tidak bisa menerima laasan apapun dari anda. Tapi kalau anda benar-benar memaksa, saya akan mengijinkan anda bertemu paman saya. Tapi ada syaratnya. sepertinya dia mulai melunak.

"Baik, Apa syaratnya ?" Tanyaku cepat.-cepat sebelum dia berubah pikiran,

"Anda harus melewatiku" ucapnya.

"Maksudnya?" tanyaku untuk mengetahui lebih jelas syaratnya,

"Bukankah anda laki-laki, Laki-laki biasanya suka kekuatan. Kita bertarung disini. Kalau anda menang, anda boleh bertemu paman saya. Kalau anda kalah, anda harus meminta maaf dan memenuhi satu permintaanku". ucapnya dengan nada yang mantap.

"Bertarung !!!" Aku kaget dibuatnya.

"Ya, bertarung. Anda takut" katanya dengan nada sedikit mencela.

"Tidak, tapi anda wanita" kataku dengan nada masiih ragu.

"Tidak perlu banyak bicara, Kalau anda takut silahkan pergi dari sini" katanya sebelum kemudian dia mempersiapkan diri untuk bertarung.

Aku yang sudah dua kali dibilang takut menjadi panas juga. Akupun kemudian bersiap seperti dirinya. "Ayolah maju" kataku kemudian menantangnya.

Setelah itu dia benar-benar menyerangku. Dan kata-katanya bukanlah sesumbar karena dia benar-benar ahli beladiri. Orang yang melihat sendiri apalagi hanya mendengar, pasti tidak akan percaya melihat parasnya yang cantik bak bidadari bisa adu pukul dan tendang layaknya lelaki jalanan.

Dan aku sendiri yang sedang bertarung dengannya, masih merasa dalam mimpi. Tapi saat pukulanya mengenai diriku, baru aku sadar bahwa ini bukanlah mimpi. Aku benar-benar dibuat tidak berdaya menghadapinya. Bukan aku tidak bisa membalas pukulan dan tendangannya. Tapi saat pukulan atau tendanganku akan mengenai dirinya aku langsung menghentikan gerakanku, karena aku jadi tidak tega untuk melukainya. Jadilah aku hanya bisa menghindar atau menangkis bila terpaksa. Untuk menaklukannya tanpa melukai sangatlah sulit, karena dia juga sepertinya tahu maksudku.

Akhirnya setelah hampir setengah jam aku hanya menghindar dan menangkis serangannya, aku mempunyai kesempatan untuk menaklukannya. Saat pukulannya datang aku tidak menghindar lagi. Kutangkap tangannya dan saat dia hendak memukul dengan tangan satunya, kudekatkan tubuhku kearah tubuhnya sehingga dia tidak mempunyai ruang untuk memukul atau mempergunakan kakinya untuk mendepak diriku. Karena dia kaget aku begitu dekat dengannya dia menjadi panik, akupun dengan mudah menangkap tangannya yang masih bebas. Kini kedua tangannya berada dibelakang tubuhnya dan aku memeluk dirinya dari belakang. Orang yang tidak tahu, akan mengira kami sedang berpelukan dengan mesra.

Saat tubuhku menempel tubuhnya, aku dapat mencium harum aroma tubuhnya. Seperti wangi bunga lavender bercampur rempah-rempah. Dan tanpa kusadari bagian bawah tubuhku mengembang. Dan hal itu disadari olehnya, "Hei, Anda mau berbuat apa" katanya dengan sedikit cemas bercampur marah.

Aku kaget mendengar perkataannya, akupun langsung melepaskan pelukanku pada tubuhnya. Dia kemudian membalikan tubuhnya kembali kearahku. Tampaknya dia bertambah marah dan mencoba menyerangku kembali. Tapi sebelum dia bergerak ada suara yang menghentikan tindakkannya, "Stop it Sonia, Enough". Aku segera mencari asal suara itu. Dan saat itu aku tahu bahwa yang menghentikannya adalah lelaki misterius itu.

Orang itu menghampiri kami. Dan berkata kepada wanita itu yang tadi dipanggilnya dengan nama Sonia "Bagaimana" tanyanya. Aku hanya mendengarkan karena tidak mengerti maksudnya. "Not Bad" jawab wanita itu. Setelah itu Dia pergi meinggalkanku dan masuk kedalam mobilnya. Sementara lelaki yang disebutnya paman masih didepanku. Setelah terdiam sejenak dan mengambil nafas panjang dia berkata padaku "Maaf, Saya belum bisa menjelaskan semuanya padamu. Tapi percayalah maksud kami adalah demi kebaikan bersama" Setelah berkata seperti itu dia segera masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

Aku diam tidak berusaha mengejar mereka lagi. Dikejarpun percuma pikirku. Aku masih mencerna kata-kata terakhir dari orang itu. Kebaikan apa yang dia maksud, mengapa tidak mengatakannya secara langsung. Tapi melihat dari roman mukanya dia sepertinya tidak berbohong. Akupunkemudian pulang kerumah, didalam perjalanan pulang aku merancang rencana apa saja yan akan kulakukan selanjutnya. Sementara bayangan wanita itu selalu muncul dibenakku.

-=+=-

Jam sebelas malam aku sampai apartemen Om Gian, yang sekarang menjadi tempat tingalku. Setelah mebereskan semua barang yang kubeli aku menyegarkan badan kembali, karena tubuhku kotor dan berkeringat akibat perterungan tadi. Setelah itu aku kembali membongkar semua data-data yang telah kudapatkan, dengan diiringi musik instrumen dari 'Kitaro'. Saat itu aku kembali berpikir apa yang dicari orang misterius itu. Apakah masih ada barang Om Gian yang tersimpan ditempat ini. Atau memang hanya ingin mencoba diriku.

Setelah berpikir tentang barang yang dicari orang itu, maka aku memutuskan untuk kembali memeriksa seluruh ruangan diaparteman ini. Aku memeriksa dari kamar tidur yang merupakan kemungkinan terbesar orang menyimpan barang pribadi. Untuk mendapatkan kemungkinan adanya suatu ruangan rahasia diapartemen yang dibeli sudah jadi tampaknya juga tidak mungkin. Maka ku geledah semua kemungkinan yang ada. Baik itu dibalik lukisan didinding, terselip diantara buku-buku yang ada di rak, bahkan sampai almari makan di dapur dan dudukan kloset di kamar mandi. Tapi hasilnya masih nihil.

Hanya ruang tamu yang belum kuperiksa. Aku kemudian keruang tamu,memperhatikan semua benda yang ada diruang itu yang bisa untuk menyembunyikan sesuatu. Semua kursi dan meja serta permadani yang melapisi lantai telah kugeledah masih tetap nihil. Sedikit lelah aku pun duduk dan saat melihat kepojok yang ada hiasan kucing akupun segera mengambilnya. Kucoba putar, geser, tapi tetap tidak ada perubahan. Ketika akan mengembalikan hiasan itu ditempatnya aku memperhatikan Aquarium kecil disebelahnya. Aku mengingat-ingat mengahadap kemana tadi hiasan kucing itu. Saat aku sadar bahwa hiasan kucing itu sengaja dihadapkan kearah Aquarium itu. Akupun jadi memperhatikan benda itu.

Kuperhatikan benda itu dari segala arah, saat aku mencoba untung-untungan untuk memasukan tanganku kearah aquarium itu. Ternyata didasar aquarium yang tertutup batu-batu kecil yang bercampur lumpur itu tanganku menyentuh sesuatu benda yang berbentuk kotak. Akupun segera mengambil benda itu, yang ternyata sebuah buku saku yang dilapis plastik. Sehingga buku itu menjadi kedap air.

Dengan tergesa-gesa kubuka lapisan plastik itu, dan setelah itu segera kubuka-buka buku itu. Ternyata catatan Om Gian, semacam buku diary. Saat aku sedang membuka halaman buku itu, terjatuh sesuatu dari salah satu halaman buku itu. Karena aku mengira itu salah satu halaman buku yang lepas, maka segera kuambil benda itu. Tapi ketika kutaruh kembali diatas meja yang terang, barulah aku tahu bahwa benda itu bukan bagian dari halaman buku itu. Melainkan sebuah foto. Kulihat dibagian belakng foto itu tertulis ' SEPTEMBER 1997 ', kubalik dan kulihat bagian sisi sebelahnya.

Saat kulihat foto itu, didalamnya terdapat gambar 'Lima Pemuda' yang ber foto bersama. Mereka berusia sekitar dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun. Dua orang sedang duduk, dan tiga orang lain berdiri dibelakangnya. Satu orang segera kukenali gambarnya. Yang berdiri dibagian tengah adalah paman kesayanganku 'Om Gian'. Kemudian kukenali yang berdiri disamping kanan Om Gian adalah 'Om Anwar'. Aku kemudian mencoba mengenali lainnya, siapa tahu orang yang pernah datang kerumah menemui Om Gian. Beberapa saat kemudian aku mengenali lagi satu orang. Orang yang duduk disebelah kanan, walau mukanya mulus tanpa kumis dan cambang. Aku dapat mengenali bahwa dia adalah lelaki misterius yang pagi tadi datang kesini dan juga yang baru tadi kujumpai. Sedang yang dua orang aku tidak atau belum mengenalinya.

Setelah itu aku meletakkan foto itu dan mulai membaca buku itu. Bagian pertama mulai menceritakan bagaimana mereka berlima pertama kali bertemu. Kemudian berteman erat saling membantu dan menolong seperti saudara. Mereka direkrut bersama dalam suatu kesatuan khusus, semacam inteljen. Yang jadi pemimpin adalah 'Danadyaksa' panggilan 'Dans' yang tidak lain orang misterius itu. Dia dipilh karena kebijaksanaannya. Wakilnya Narendra 'Nard' karena otaknya yang cemerlang. Kemungkinan orang yang duduk disebelah Om Dans adalah orang yang dipanggil 'Nard' itu.

Ketiga Om Gian, adalah orang yang paling berani diantara mereka berlima. Keempat Om Anwar dan terakhir kelima Om Samuel. Mereka berdua bagian perlengkapan dan semacamnya. Terus kubaca buku itu, ada bagian pengalaman-pengalaman luar biasa mereka. berpetualang keseluruh penjuru bumi. Asia, Afrika, Eropa, America sampai Australia. Sampai hampir mendekati halaman-halaman akhir, saat kutemukan judul yang ditulis menggunakan tinta merah ' Harta Menghancurkan semuanya '. Melihat judul yang tampaknya istimewa itu aku kemudian membacanya dengan pelan-pelan, supaya mudah mengetahui maksudnya.

* Gian Side Story *

Oktober 2002, Kami Diminta bantuan suatu negara di Timur Tengah. Negara itu telah kehilangan suatu benda yang menjadi 'Simbol' negara mereka. Seorang pimpinan negara itu meminta bantuan temannya, yang adalah pimpinan tertinggi kami. Sang bos memerintahkan kami untuk membantu negara itu. Hampir tiga bulan akhirnya kami berhasil mengembalikan benda itu ke Negara tersebut. Karena keberhasilan itu kami memperoleh gelar kehormatan dari negara itu. Disamping itu tentu saja benda-benda yang luar biasa nilainya.

Kami diberi batangan emas dan butiran permata, yang kami taksir nilainya hampir Seratus Milyar rupiah, kami mencoba menolaknya. Tapi menurut mereka, benda yang kami kembalikan bernilai seratus kali lipat lebih berharga dari hadiah yang kami terima. Akhirnya kami terima hadiah itu. 'Nard' yang mempunyai pengetahuan luas tahu, bahwa butiran permata kami adalah permata langka yang berasal dari India. Menurutnya permata-permata ini akan berharga mahal kalau dijual disana, karena banyak kolektor permata dari penjuru dunia yang mencari permata jenis ini kesana.

Sebenarnya kami berempat' tanpa Nard, memutuskan untuk pulang lebih dulu. Karena Nard memaksa, maka kami berempat mengalah. Kamipun kemudian singgah di India. Tiga hari Dans dan Nard berkeliling ke tempat-tempat penjualan permata untuk mencari pembeli. Hari keempat mereka datang bersama seorang pemuda India yang sebaya kami yang mengaku bernama 'Singh'. Dia berkata ingin melihat permata-permata kami. Setelah melihatnya, dia berjanji akan membawakan pembeli untuk kami. Dia kemudian pergi dengan membawa dua butir untuk contoh.

Setelah dia pergi kami berunding. Waktu itu 'Sam' sudah memperingatkan kami untuk tidak mempercayai orang itu. Dia memang mempunyai semacam insting untuk membaca pikiran orang. Dia meminta lebih baik kami segera meninggalkan tepat ini. Tapi Nard bersikeras menolak untuk pergi. Aku mendukung Sam, Anwar abstain. Sementar Dans yang bijaksana tidak memihak. Tapi dia memutuskan untuk tinggal satu hari lagi melihat perkembangan. Nard tampak tidak puas dengan keputusan itu. Pada suatu kesempatan saat kami berdua, Sam membisikan padaku untuk hati-hati terhadap Nard. Dia merasa Nard telah merencanakan sesuatu. Sam tahu bahwa aku adalah yang paling keras kepala dan satu-satunya orang yang ditakuti Nard diantara kami. Sementara Dans masih bisa dibujuk karena kebaikkan hatinya.

Hari kelima saat kami memutuskan untuk berjalan-jalan sembari mencari oleh-oleh untuk keluarga kami. Sam memutuskan untuk tinggal dihotel sambil menjaga barang kami. Dia beralasan tidak punya keluarga, buat apa beli oleh-oleh. Sam memang yatim piatu semenjak lahir. Saat aku menatap matanya aku mengerti maksudnya. Kami tidak pergi terlalu jauh dari hotel. masih berada dikawasan hotel. Aku terus memperhatikan gerak-gerik Nard, tapi dia lolos dari pengawasanku saat Dans mengajakku berbicara. Saat itu aku sempat berpikir apakah Dans bekerja sama dengan Nard. Saat perasaanku menjadi tidak enak maka aku berpamit pada Dans untuk mencari toilet.

Aku langsung berlari secepatnya untuk kembali kehotel. Tapi aku terlambat sepersekian detik. Saat kubuka pintu, tampak kamar kacau balau. Dan Sam tergeletak dilantai dengan dada penuh darah. Ada dua orang lagi diruangan itu, dan salah satunya mengacungkan senjata padaku saat aku melangkah masuk. Tapi yang membuatku terkejut adalah Nard yang mengarahkan sejata ke Sam. Walau aku sudah menduga tapi, tapi tetap saja merasa syok. Kucoba mendekati Sam, tapi teriakan Nard menghentikanku "Gian, berhenti ditempat atau kau ingin nasib seperti Sam"

Aku berbalik dan menatap tajam pada Nard, "Apa maksud semua ini Nard, mengapa kamu melakukan ini ? Cepat panggil ambulance dan aku akan menganggap kejadian ini tidak pernah ada" Kataku tegas pada Nard.

"Tidak bisa Gian, Aku sudah tidak bisa menghentikan semua ini. Mari bergabung bersamaku. Kita bagi berdua sama rata harta itu" Katanya mencoba melunakkan hatiku. Aku yang melihat Sam sudah dalam keaadan berbahaya karena kehilangan banyak darah mencoba untuk memenuhi permintaannya, sambil mencari kesempatan mendekati Nard.

"Ok Nard, bagaimana dengan mereka" tanyaku sambil menunjuk kedua orang yang ada didepanku.

"Itu bisa diatur kawan, mereka anak buahku" katanya sambil menyuruh mereka menurunkan senjata yang menghadap kearahku. Dengan isyarat Nard menyuruh dua orang itu mendekat kearahnya, kemudian dia meminta senjata mereka berdua. Tapi "debs...debs" terdengar dua suara kecil letusan dari senjata berperedam. Tubuh dua orang itupun terjengkang dibelakang, dan dada mereka telah berlumuran darah. Aku terpana melihat apa yang dilakukan Nard pada dua orang itu. Aku benar-benar tidak percaya, benarkah orang yang kejam dihadapanku ini adalah teman yang selama ini bersamaku. Bukan karena soal membunuhnya, tapi alasannya membunuh. Sudah sering kali kami membunuh seseorang, tapi hal itu harus kami lakukan demi kebaikan banyak orang. Tapi tanpa alasan jelas kini dihadapanku, Nard dengan enaknya membunuh manusia.

"Bagaimana Gian, bukankah dengan begini semua menjadi aman. hanya kita berdua yang tahu kejadiannya" Dia berkata sambil tersenyum santai.

"Kamu gila Nard, aku benar-benar muak melihat tingkahmu. Kamu ternyata selama ini menipu dengan wajah manismu." Ucapku keras sambil berusaha mendekatinya.

"Debs" kembali pistol itu meletus, hanya beberapa senti disamping tubuhku.

"Berhenti Gian, atau kali ini peluruku akan menembus kepalamu. katanya menghardikku. Aku menghentikanku. Kini jarakku dengannya kurang dari dua meter. Aku sudah tahu akan resikonya, tapi aku berketetapan untuk menaklukannya. Saat pistol itu masih mengarah kekakiku, aku meloncat mencoba menerkamnya. "Debs" kembali suara itu menyalak dan dapat kurasakan kesakitan dikakiku. Tapi aku meneruskan aksiku sebelum pistol itu kembali menyalak. Berhasil kupegang pergelangan tangannya yang memegang pistol. Kami bergumul untuk mencoba saling merebut senjata itu. Dia tahu kakiku sudah terluka, dia memanfaatkan itu dengan menendang kakiku yang sudah terluka.

Aku merasakan kesakitan yang luar biasa, tapi aku mencoba tetap mempertahankan peganganku pada tangannya. Karena ini menentukan hidup matiku. Dalam satu kesempatan dia menarik pelatuknya, aku secara reflek dalam sepersekian detik membelokkan pergelangan tangannya. Dan "Debs...Debs' terdengar dua kali letusan kecil. "Apakah aku tertembak" pikirku dalam hati. Tapi saat tidak kurasakan suatu kesakitan pada diriku selain pada kakiku, aku mencoba untuk bangun. Tapi kakiku kini benar-benar terasa kaku suit dan sakit digerakkan. Aku berbaring disamping Nard, yang kini baju dibagian dadanya berlumuran darah.

Sekitar lima menit aku terbaring dilantai, saat aku akan bangkit duduk masuklah Dans dan Anwar,. Mereka sama-sama berteriak terkejut. "Apa yang terjadi Gian" tanya Anwar. Aku hanya menggeleng lemah dan memberi isyarat agar melihat Sam terlebih dulu. "Nard sudah meninggal, dia terkena tembakan duakali tepat dijantungnya" Kata Dans yang memeriksa Nard. Aku menghela nafas panjang. Berharap agar Sam masih bisa didselamatkan. Aku berpikir haruskah kukatakan sebenarnya. Tapi aku yakin jika Sam berada diposisiku dia akan melakukan hal yang sama.

Entah sikapku benar atau salah, Aku memutuskan untuk menyembunyikan hal yang sebenarnya. Aku mengatakan bahwa saat aku masuk Sam sudah tertembak, Saat kami berusaha merebut senjata dua orang itu kakiku tertembak, Tapi Nard berhasil merebut senjata mereka. Tapi saat berusaha melindungiku yang telah terluka kakinya, Nard tertembak karena menjadi tameng bagiku. Saat itulah aku berhasil mengambil senjata yang telah dirampas Nard dan berhasil menembak mereka berdua.

Walau awalnya tidak dipercaya, tapi akhirnya kepolisian India melepaskan kami. Dans sepertinya tidak percaya pada keteranganku, tapi aku tetap ngotot begitulah kejadian sebenarnya. Sementara Anwar walau juga meragukan pengakuanku, tapi dia mengatakan bahwa dia percaya yang kulakukan pasti demi kebaikan kita semua.

Sementara hadiah kami akhirnya dibagi empat., karena Sam benar-benar tidak punya saudara maka setelah kami melakukan penguburan terbaik untuknya juga memberikan dana yang besar untuk perawatan makamnya. setelah itu kami membaginya berempat, bagian Nard diberikan kepada Adiknya. Tapi setelah menerima bagian dari kakanya, adik Nard menghilang entah kemana.

Hampir satu tahun setelah kejadian itu aku tidak menjalankan tugas. Tapi setelah Anwar membujukku berulang kali akhirnya aku mau juga kembali melakukan tugas. Sementara Dans semakin cemerlang karirnya . Dia sudah lebih tinggi kedudukannya dibanding aku maupun Anwar yang masih setia menemaniku. Selain itu Dans juga mulai menjauh persaudaraannya dengan kami berdua.

Harta benar-benar telah membutakan mata Nard, atau entah dia punya alasan lainnya. juga telah merengut Sam dari kehidupan kami dan menjauhkan Dans dari persaudaraan. Harta memang berharga, tapi tetap saja tidak bisa menyamai berharganya persahabatn kami. Harta benar-benar telah menghancurkan semuanya.

Entah sampai kapan rahasia ini akan tersimpan. Entah diketahui oleh Dans, Anwar atau Gavin keponakanku yang akan mewarisi semua ini dariku. Yang pasti hal itu akan terjadi saat aku sudah tidak ada didunia ini. Entah keputusanku ini benar atau salah, yang pasti aku merasa inilah yang terbaik untuk kita. Untuk semua yang telah kulakukan aku meminta ma'af kepada keempat sahabatku.

GIAN
-=+=-

Aku terdiam setelah membaca catatan itu. Paling tidak kini aku tahu dari mana permata dan barang berharga lainnya yang ada di kotak deposit Om Gian. Juga tahu siapa orang misterius itu. Jadi dia temannya Om Gian, apakah benda ini yang dia cari.

Tapi aku belum melihat kaitan antara peristiwa yang ditulis dalam buku ini dengan kematian Om Gian, Kalau kematian Om Gian karena urusan balas dendam. siapa yang mendendamnya. Dalam hal ini yang menjadi kemungkinan adalah Om Nard. Oh ya, tadi dalam tulisan Om Gian dijelaskan bahwa Om Nard ini punya adik. Dan bagian Om Nard jatuh ketangannya. Tapi adik Om Nard ini telah menghilang. Mungkinkah dia tahu karena Om Gian kakaknya tewas.

Tapi hal itu sangat kecil kemungkinannya, hampir nol persen. Tapi walau hanya satu persen kemungkinannya memang harus diselidiki. Aku harus menemui Om Dans untuk bertanya tentang keluarga Om Nard. Itu kalau ada hubungannya dengan peristiwa itu. Bisa juga tidak ada hubungannya sama sekali. Kalau bukan hal itu yang menjadi pangkal permasalahan. Maka yang harus dicurigai adalah Sony Danubrata.

Aku harus ketempat pameran itu lagi untuk menemui orang yang mengirim uang. Dia pasti tahu siapa orang yang menyuruhnya. Atau jangan-jangan Sony Danubrata adalah adik Om Nard, tampaknya aku benar-benar harus bertemu Om Dans untuk mencari informasi.

Pukul satu lebih saat aku selesai membereskan semua benda yang tadi berserakan, hampir jam dua malam saat saya sudah berada diatas tempat tidur untuk bersiap-siap istirahat. Ketika itulah ponselku berbunyi, kulihat dilayar ternyata nomer tidak dikenal. Segera kuangkat "Hallo, selamat malam. Siapa disana?" berkali-kali aku mencoba berbicara dengan orang yang menelepon itu. Tapi tiada jawaban sama sekali. Saat aku akan menutup panggilan itu seseorang berbicara diseberang sana, "Viiin, besok jam sebelas, plaza senayan".

"Hallo, siapa ini. hallo...hallo" tapi percuma saja. Telepon itu sudah ditutup dari sana. Saat aku mencoba menelepon balik, telepon itu tidak aktif. "Siapa dia, apa maksud perkataannya. Besok jam sebelas di plaza senayan ada pembukaaan pameran perhiasan. Terus ada apa? apa akan terjadi sesuatu" pikirku dalam hati. Berbagai perasaan kini bercampur dalam pikiranku. Ada rasa gelisah, cemas, bingung, tegang, penasaran dan semua itu membuatku sedikit pening. Aku berusaha untuk beristirahat meredakan ketegangan dalam pikiranku.

Aku hampir terlelap, saat ponselku kenbali berbunyi. Tanpa melihat siapa yang menelepon segera kujawab panggilan itu. "Hallo , Siapa ini"

"Eeh, masa lupa sama Mbak. Emang nomer hp udah dihapus ya 'Vin" suara dari telepon itu malah bertanya. Setelah beberapa saat barulah aku mengenali suaranya. "Oh, Mbak Tika ya. Maaf Mbak, sudah ngatuk sih. jadi ga liat nama pemanggil. Lagian Mbak telepon jam segini, ada hal yang penting ya Mbak?" Aku berbalik tanya padanya.

"Ya, ga penting juga sih. Besok juga bisa , tapi bisa jadi penting juga"

"Emang apaan sih Mbak"

"Mbak cuma mau bilang. Mbak sekarang sudah ada di Jakarta, dan satu lagi Dita juga ada di Jakarta"

"Eh, benarkah Mbak. Memang Mbak ke Jakarta bareng Mbak Dita ya?"

"Ya tidak bareng sih, tapi tadi Mbak sudah ketemu. Kami kan menginap di satu hotel yang sama. Apa Dita tidak menghubungimu ?"

"Tidak tuch Mbak, Dari semenjak pindah ke Surabaya Mbak Dita belum pernah menghubungiku".

"Masa seperti itu Vin, Kenapa ya"

"Ya saya tidak tahu Mbak, kalau dengan Mbak masih saling kontak tidak"

"Pernah, tapi tidak sering. Tidak pasti satu minggu menghubungi Mbak. Mbak Pikir sih sibuk. Tapi Kalau sama kamu juga seperti itu, ya kelihatannya aneh juga. Apa dia marah ya"

"Marah pada siapa Mbak, terus kenapa dia musti marah"

"Ya kepada kamu lah, mungkin ke Mbak juga"

"Ah, itu hanya perasaan Mbak aja. Besok kalau ketemu akan kutanyakan Mbak. Terus ada apa nih ke Jakarta Mbak, masa sekedar jalan-jalan saja."

"Oh ya, Mbak mau ngomong soal itu. Kamu tahu kan di Plaza Senayan ada pameran perhiasan. Nah itu alasannya. Mas Pras dan Mas Erwin punya saham disuatu usaha pertambangan. Nah perusahaan mereka itu ikut pameran. Otomatis Mas Pras dan Mas Erwin harus datang donk. Nah karena itu kami di Jakarta" Kata Mbak Tika.

"Mbak tahu nama kawan Mas Pras dan Mas Erwin" Tanyaku,.

"Kalau itu Mbak tidak tahu, besok kamu datang saja kesana. Nanti kamu bisa cari tahu"

"Ok Mbak, kalau begitu kita ketemu disana. Bye, selamat beristirahat Mbak"

"Selamat beristirahat juga Vin, Bye"

Setelah itu aku pun tidur, Walaupun tidak terlalu nyenyak karena diganggu persoalan yang kuhadapi. Aku berusaha untuk mengembalikan stamina, tenaga dan pikiranku untuk menghadapi apa yang akan terjadi esok hari. Dan ada satu hal lagi yang mengganggu tidurku, gangguan itu bernama ' Sonia '.

To Be Conticrooot ...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd