Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY NIN ERNA: SEKS PELUNAS HUTANG

Hidup Bersama Nin Erna

Akhirnya aku tinggal bersama Nin Erna di JR. Kami tinggal di apartemenku yang bisa ditempuh setengah jam dari kantorku. Sudah satu bulan aku dan Nin Erna tinggal bersama sejak kami meninggalkan kota BG. Satu bulan hidup bersama di apartemen sendiri, tentu saja setiap harinya akan diisi dengan pergumulan tiada henti, entot entot entot adalah kegiatan yang tidak terlewatkan. Dari pagi, siang, dan malam. Dari ruang tamu, kamar, kamar mandi, dapur, bahkan di balkon apartemenku. Nin Erna walaupun usianya sudah kepala 5, tetapi hasrat seksualnya masih tinggi. Mungkin karena dia berpisah dengan suaminya pada usia puber kedua, di mana keinginan seks masih tinggi, ditambah bercerai dan selama ini tidak terlampiaskan. Beruntung aku bisa menjadi pelampiasan seks dari Nin Erna.

Aku meminta Nin Erna untuk memakai pakaian-pakaian seksi Ketika di apartemen, baju tidur semua kubelikan yang jenis lingerie. Daster selalu aku pilihkan yang seksi, tanpa lengan. Kaos-kaos ketat yang seksi. Pokoknya semua harus serba seksi supaya siap sedia kapan pun dan di mana pun. Nin Erna pun menerima saja semua pemberian dariku, dan terima saja aku apa pun yang aku minta. Kehidupan seks benar-benar terpuaskan Ketika hidup bersama Nin. Bukan hanya aku yang inisiatif, kadang Nin juga yang berinisiatif.

Seperti siang hari itu, Ketika aku masih di kantor dan memang akan menuju jam istirahat tiba-tiba ponselku berbunyi ada pesan masuk. Ternyata dari Nin.

“Halo Aa… istirahat makan di rumah ga?”

“Nin masak ga?” balasku.

“Baru masak nasi aja. Di sini panas banget a.” keluhnya.

“Nyalain AC-nya dong Nin Sayang…”

Nin mengirimkan foto lewat WA, aku buka kulihat foto Nin yang hanya memakai CD dan BH.


PAP Nin Erna siang-siang

“Tuh saking panasnya Nin Cuma pakai ini aja.” Tulisnya di caption foto itu.

“Wah ada yang panas ya… siapin makannya Nin, aa pulang!” balasku.

Aku segera pulang ke apartemen dengan ojek online supaya lebih cepat. Foto Nin Erna dengan BH dan CD terus terbayang di pikiranku membuat celana ini sempit. Sesampainya di apartemen, langsung kubuka pintu apartemen. Langsung terpampang pemandangan luar biasa di sana. Nin Erna duduk di sofa hanya meninggalkan BH yang masih dipakainya. Nin sudah tidak memakai celana dalam, posisi duduk di sofa agak bersandar dengan kaki dibuka lebar mengangkang. Tak ayal memek rimbun itu terlihat jelas olehku.

“Hai aa sayang… mau makan siang?” katanya sembari mengelus-elus memeknya untuk menggodaku.

“Waw… ada yang benar-benar kepanasan!” balasku.

Langsung aku hampiri Nin Erna dan bersimpuh di depan memeknya yang sudah siap sedia untuk kusantap. Makan siangku sekarang adalah daging empuk nan lezat milik Nin Erna. Langsung aku dekatkan bibirku, kucium perlahan memeknya, aku jilati dari atas ke bawah. Aku sedot itilnya berulang-ulang.

“Mmm….ah…ah…mmmhh… terus a…terus jilatin…” desah Nin.

“Slrpp…slrppp… kayaknya sange banget ya Nin?”

“mmm… iyaa…ah… pengen…”

Mendengar desahan dan ricauan Nin Erna yang sange aku semakin bersemangat menjelajahi memeknya. Itilnya tidak kulepaskan dari sedotanku.

“ah…ah… enak aa…enak bangeet…. Nin pengen…”

“mmm…slrppp…pengen apa Nin?”

“ah…ah…mmm… memek Nin gatel…pengen kontol…” racau Nin yang semakin terangsang.

Dia sudah melepaskan BH dan memainkan tetek besarnya. Putingnya sudah menjulang tegak dan dimainkan dengan jari-jari tangannya.

“mmm…. Ini makan siang terenak! Slrpp…” kataku sambil terus memakan memek Nin.

Tangan Nin tiba-tiba menjambak rambutku, ditekan kepalaku lebih dalam ke memeknya. Pahanya sudah mengapit kepalaku dengan keras. Ini tanda-tanda Nin akan keluar. Aku semakin cepat menjilati itilnya agar Nin cepat orgasme.

“Ah…ah…hmmm…mmm…aa terussss…ssshhh…Nin keluar….ah…ah……!” badan Nin bergetar, dia orgasme kuat sekali.

“Ah…enak banget a… sekarang gantian Nin yang makan…” kata Nin sambil berdiri lalu melucuti celanaku.

Sekarang posisi kami berganti, aku yang duduk di sofa dan Nin Erna yang bersimpuh di lantai. Dihadapannya sudah tegak berdiri kontol yang sudah siap untuk dilahapnya.

“Mmmm… sosisnya sudah siap dimakan ini mah ya…” goda Nin Erna.

“Silakan Nin nikmati makan siangnya…”

Haap! Sekali lahap kontolku sudah masuk di dalam mulut Nin sangat dalam. Nin mulai memaju-mundurkan kepalanya memompa kontol di mulutnya. Rasanya tak tertandingi.

“hmmm…. Ah….ah….mmm….enak nin… jilatin Nin!” racauku.

Nin mengulum kontolku, menjilati dari kepala sampai pangkal batangnya. Bahkan buah zakarku dijilati dan diemut dengan penuh gairah. Paling yang membuatku tidak tahan adalah Ketika Nin Erna memainkan lidahnya di kepala kontolku. Rasa geli itu membuatku menggelinjang.

“slrpp…slurp…mmmhhh… enak banget ini sosisnya.”

“Sepong lagi nin… jilatin teruss….”

Di saat aku sedang merem melek menikmati sepongan Nin, tiba-tiba Nin berhenti menjilati kontolku lalu berdiri.

“Ada mulut lain yang mau makan sosis…hehe…” ucap Nin.

Nin naik ke pangkuanku wajahnya menghadap ke wajahku, dimasukannya kontolku ke dalam memeknya dengan posisi dia di atas pangkuanku. Kaki Nin berpijak pada sofa.

“Ah… akhirnya makan sosis juga… ah…” seru Nin Erna Ketika kontolku sudah dilahap oleh memeknya.

“Ah… sudah lapar daritadi ya ini…” sahutku.

Nin Erna menggoyangkan pinggulnya, dihujamnya kontolku dengan goyangannya. Gerakan maju mundur dan naik turun dilakukannya bergantian. Aku menikmati genjotan Nin Erna sambil meremas dan menghisap tetek besar Nin Erna yang bergelantungan dengan indah.

“Mmm… ah… ah… goyang terus Nin…. Enak bangeet…”

“Ah…ah… mmmm Kontol aa emang enak, Nin ketagihan…” desah Nin sambil goyang.

Sekarang aku bertindak pasif, biar Nin yang sedang sange ini lebih agresif. Aku hanya menikmati goyangannya dan memainkan payudara indah Nin Erna. Sesekali aku remas, aku pilin putingnya, aku jilati dengan penuh nafsu.

“ah…ah…mmm…aa….Nin mau keluar lagi…”

“ah…ah…ah… ayo Nin goyang terus… aa juga mau keluar.”

Goyangan Nin semakin buas dan penuh nafsu. Batang kontolku terasa sangat sesak karena memek Nin semakin mencengkeram di dalam. Nin kemudian mencium bibirku, kami berpagutan penuh nafsu sembari goyangannya semakin menderu.

“mmm…mppph….ah…mmppph….arrrghhhh……”

Suara itu yang keluar dari Nin, sepertinya dia sudah orgasme, goyangannya melemah hampir berhenti.

“Aa belum keluar?”

“Dikit lagi.” Jawabku.

“Aa lanjut ya…” Nin menggangguk, aku pun mengangkat sedikit paha Nin agar aku bisa memaju-mundurkan kontolku di memek Nin.

Sebenarnya tinggal sedikit lagi aku akan orgasme. Aku genjot cepat, dan memek Nin pun seakan menjepit kontolku membuat aku tak tahan lagi.

“aaaaah….. aa keluaarrr….” Spermaku menyembur kencang di memek Nin Erna.

“ah…. Anget banget aa… aa kuat, padahal Nin udah keluar dua kali.” Nin menciumku, aku pun membalas ciumannya.

Kami beristirahat dengan duduk di sofa masih dengan keadaan telanjang. Nin Erna sambil bicara denganku sambil mengelus-elus kontolku.

“Burung hebat ini…” katanya.

“Hati-hati, Nin. Nanti bangun lagi dia…” candaku.

“Hahaha… ya Nin tinggal aja ke kamar mandi hahaha…”

“Ohya a, Nin mau bilang kalau nanti Nanda mau ke sini.” Jelas Nin.

“Ohya, kapan? Mau nginep?” tanyaku.

“Nanti sore atau malam kayaknya sampai ke sini. Kayaknya mau nginep deh.”

“Berapa lama?”

“Kurang tahu berapa lama. Katanya mau cerita sama Nin.”

“Wah… gimana dong nanti ga bisa nenen ini…?” protesku samping meremas tetek Nin.

“Hahaha… tahan ya… atau mau dipuas-puasin sekarang?” Nin menggodaku sambil menekan teteknya ke wajahku.

Langsung saja aku sedot nenen besar itu. Aku mainkan terus… akhirnya kami pun bergumul lagi sampai sore di ruang tamu itu.

Malam hari Tante Nanda sudah tiba di apartmenku. Untung saja aku dan Nin tidak sedang berbuat, jadi tidak ada kepanikan takut ketahuan. Tante Nanda ini adalah tante yang usianya lebih muda dariku, kadang aku memanggilnya tante kadang hanya memanggil Namanya. Kami bertiga saling menyapa dan menyambut Tante Nanda di apartemenku. Dia datang sendiri karena katanya suaminya sedan gada tugas. Tante Nanda ini belum punya anak, dan suaminya itu seorang tentara.

Malam ini aku, Nin Erna, dan Tante Manda menghabiskan malam dengan bercerita tentang masa lalu masing-masing, saling tertawa dan nostalgia.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd