Selamat pagi, siang, petang, malam. Ngikutin thread para suhu sebelumnya, minta ijin ikut posting di sini. Cerita ini 40 persen realita, 60 persen imajinasi. Semoga saja para suhu dan pembaca semua berkenan.
Pernikahan memang membawa rejekinya tersendiri. Benar kata para embah embah terdahulu. Jadi bodoh saja, kalau belum siap menikah karena belum punya pekerjaan, belum mapan, belum siap biaya nikah, BLA BLA BLA....
Buktinya aku, dengan status mahasiswa semester 11 nekat aja ujug ujug (tiba tiba) melamar pacarku. Belum bekerja, belum lulus kuliah, dan belum bikin KTP.
Oh ya, namaku SAYA SUPRANA (nama samaran pastinya) sekarang 31 tahun, tinggi 169 cm berat 73 kg. Kalau aku sendiri dan ibu si bilangnya aku orangnya ganteng dan berkarisma. Ini kisah bermula 7 tahun yang lalu.
Niat mau melamar untuk memperjelas status dari pacaran menjadi tunangan ternyata tidak bisa. Harus di skip dan langsung menikah. Mendengar kata menikah, bukan bingung bagaimana nanti menghidupi istri, malah si Otong yang langsung berdiri. Selama pacaran kurang lebih 4 tahun memang belum pernah ngapa ngapain, paling gerepe gerepe dan curi curi cium. Itupun berlanjut gamparan hehehe.
Skip skip... Seminggu pasca lamaran adalah tanggal pernikahan, pas lebaran idul Fitri. Sibuk deh, kedua keluarga, walaupun tidak ada perayaan besar besaran cukup ijab kabul di KUA, tapi tetap saja menguras energi, pikiran, dan perasaan. Baru tahu aku kalau nikah harus punya KTP, ijin numpang nikah, dan lain lain. (Sebenarnya pernah punya KTP tapi buat jaminan pinjam komik, dan komiknya pada ilang ga tahu kemana). Oh ya, ternyata kalau di desa, tiba tiba menikah dan tanpa resepsi sudah dicap hamil duluan. Ah... Bikin kesel, boro boro, ngeliat badannya aja cuma sekali itupun ngintip pas doi lagi mandi.
Hari berlalu dengan cepatnya, tidak terasa orang orang di kampung calon istriku yang deket dengan pantai meneriakkan takbir. Artinya besok lebaran... Anak anak keliling kampung membawa obor, meriah sekali. Tapi tiba tiba ada pengumuman lebaran di undur di televisi. Yaaaah, penonton kecewa. Anak anak yang udah keliling kampung kembali ke masjid lagi, takbiran dihentikan, dan shalat tarawih lagi karena besok belum lebaran, puasa masih satu hari lagi.
Si Otong yang udah seminggu di tahan ga nyembur, tiba tiba lemas. Kasihan ya aku. Lebaran di undur, pernikahan juga diundur, kawinnya diundur. Aku lihat doi, dan doi tersenyum manis sekali. "Xixixi...sabar ya mas, yuk tarawih," ajak dia.
Yang namanya nikah di KUA memang murah, tapi kalau nikah nya pas lebaran.... Wuidiiih, KUA jadi kaya pasar. Bayangin aja, aku nomer 68. Dan masih ada beberapa pasang lagi yang mengantri di belakang. Ternyata banyak yang memilih waktu lebaran untuk nikah. Karena lebarannya mundur, ada yang tetap menikah, dan sebagian nikahnya ikut mundur. Ga kebayang kalau lebarannya ga diundur, bisa bisa aku nomer 212 ni.
Setelah antri dari pagi sampai sore dan ijab kabul sukses dengan gemilang, maksudnya satu kali pengulangan, sore pun menjelang, kita pulang mau ke peraduan. Karena tidak ada resepsi, adanya cuma sukuran, dan aku jadi benar benar percaya kisah kisah Roman picisan yang suka menghayal kan waktu berjalan melambat. Pada waktu itu aku merasa satu jam serasa setahun.
Sampai akhirnya semua tamu pulang, badan ini berasa mulai kecapean. Tapi begitu masuk kamar, semua hilang. Malam ini malam pertama, kata orang waktunya belah duren. Dengan semangat empat lima, lepas semua baju. Dengan hanya memakai sarung, aku rebahan di kasur yang bagian tepinya sudah diganjal bantal. Persiapan nanti saat tempur agar dipan tidak berbunyi.
Kepengin kaya di film film nyetel lagu romantis, tapi ga ada tapenya. Waktu itu YouTube masih belum ada, atau aku belum kenal. Dengan sabar aku pun menunggu pujaan hatiku yang sedang mempersiapkan diri di kamar mandi.
Jujur, karena saking lelahnya, mata mulai mengantuk walaupun si Otong tetap perkasa mempertahankan tendanya. Semakin ngantuk, semakin ngantuk, mata tambah berat, tapi tiba tiba pintu kamar terbuka. Istriku datang, PERTEMPURAN SEGERA DIMULAI....!!!!! HILANG SEGALA LELAH, LENYAP SEGALA KANTUK. DENGAN SEMANGAT EMPAT LIMA AKAN KUMU
"Mas, maaf ya, aku dapat...,"katanya
LAI PERTARUNGAN DI DALAM MIMPI ......
BERSAMBUNG....
Monggo kritik dan sarannya, terima kasih
Pernikahan memang membawa rejekinya tersendiri. Benar kata para embah embah terdahulu. Jadi bodoh saja, kalau belum siap menikah karena belum punya pekerjaan, belum mapan, belum siap biaya nikah, BLA BLA BLA....
Buktinya aku, dengan status mahasiswa semester 11 nekat aja ujug ujug (tiba tiba) melamar pacarku. Belum bekerja, belum lulus kuliah, dan belum bikin KTP.
Oh ya, namaku SAYA SUPRANA (nama samaran pastinya) sekarang 31 tahun, tinggi 169 cm berat 73 kg. Kalau aku sendiri dan ibu si bilangnya aku orangnya ganteng dan berkarisma. Ini kisah bermula 7 tahun yang lalu.
Niat mau melamar untuk memperjelas status dari pacaran menjadi tunangan ternyata tidak bisa. Harus di skip dan langsung menikah. Mendengar kata menikah, bukan bingung bagaimana nanti menghidupi istri, malah si Otong yang langsung berdiri. Selama pacaran kurang lebih 4 tahun memang belum pernah ngapa ngapain, paling gerepe gerepe dan curi curi cium. Itupun berlanjut gamparan hehehe.
Skip skip... Seminggu pasca lamaran adalah tanggal pernikahan, pas lebaran idul Fitri. Sibuk deh, kedua keluarga, walaupun tidak ada perayaan besar besaran cukup ijab kabul di KUA, tapi tetap saja menguras energi, pikiran, dan perasaan. Baru tahu aku kalau nikah harus punya KTP, ijin numpang nikah, dan lain lain. (Sebenarnya pernah punya KTP tapi buat jaminan pinjam komik, dan komiknya pada ilang ga tahu kemana). Oh ya, ternyata kalau di desa, tiba tiba menikah dan tanpa resepsi sudah dicap hamil duluan. Ah... Bikin kesel, boro boro, ngeliat badannya aja cuma sekali itupun ngintip pas doi lagi mandi.
Hari berlalu dengan cepatnya, tidak terasa orang orang di kampung calon istriku yang deket dengan pantai meneriakkan takbir. Artinya besok lebaran... Anak anak keliling kampung membawa obor, meriah sekali. Tapi tiba tiba ada pengumuman lebaran di undur di televisi. Yaaaah, penonton kecewa. Anak anak yang udah keliling kampung kembali ke masjid lagi, takbiran dihentikan, dan shalat tarawih lagi karena besok belum lebaran, puasa masih satu hari lagi.
Si Otong yang udah seminggu di tahan ga nyembur, tiba tiba lemas. Kasihan ya aku. Lebaran di undur, pernikahan juga diundur, kawinnya diundur. Aku lihat doi, dan doi tersenyum manis sekali. "Xixixi...sabar ya mas, yuk tarawih," ajak dia.
Yang namanya nikah di KUA memang murah, tapi kalau nikah nya pas lebaran.... Wuidiiih, KUA jadi kaya pasar. Bayangin aja, aku nomer 68. Dan masih ada beberapa pasang lagi yang mengantri di belakang. Ternyata banyak yang memilih waktu lebaran untuk nikah. Karena lebarannya mundur, ada yang tetap menikah, dan sebagian nikahnya ikut mundur. Ga kebayang kalau lebarannya ga diundur, bisa bisa aku nomer 212 ni.
Setelah antri dari pagi sampai sore dan ijab kabul sukses dengan gemilang, maksudnya satu kali pengulangan, sore pun menjelang, kita pulang mau ke peraduan. Karena tidak ada resepsi, adanya cuma sukuran, dan aku jadi benar benar percaya kisah kisah Roman picisan yang suka menghayal kan waktu berjalan melambat. Pada waktu itu aku merasa satu jam serasa setahun.
Sampai akhirnya semua tamu pulang, badan ini berasa mulai kecapean. Tapi begitu masuk kamar, semua hilang. Malam ini malam pertama, kata orang waktunya belah duren. Dengan semangat empat lima, lepas semua baju. Dengan hanya memakai sarung, aku rebahan di kasur yang bagian tepinya sudah diganjal bantal. Persiapan nanti saat tempur agar dipan tidak berbunyi.
Kepengin kaya di film film nyetel lagu romantis, tapi ga ada tapenya. Waktu itu YouTube masih belum ada, atau aku belum kenal. Dengan sabar aku pun menunggu pujaan hatiku yang sedang mempersiapkan diri di kamar mandi.
Jujur, karena saking lelahnya, mata mulai mengantuk walaupun si Otong tetap perkasa mempertahankan tendanya. Semakin ngantuk, semakin ngantuk, mata tambah berat, tapi tiba tiba pintu kamar terbuka. Istriku datang, PERTEMPURAN SEGERA DIMULAI....!!!!! HILANG SEGALA LELAH, LENYAP SEGALA KANTUK. DENGAN SEMANGAT EMPAT LIMA AKAN KUMU
"Mas, maaf ya, aku dapat...,"katanya
LAI PERTARUNGAN DI DALAM MIMPI ......
BERSAMBUNG....
Monggo kritik dan sarannya, terima kasih
