Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

Update mumpung bisa curi-curi waktu, seperti biasa semoga bisa menghibur suhu-suhu semua

--ooo--

18: Another restless night


Kini aku dan Rani sedang bersih-bersih di kamar mandi. Di bawah pancuran shower aku sedang menyabuni tubuh Rani dari belakang, kumulai dengan menyabuni kakinya, ke pahanya, menuju ke pinggangnya, perutnya, lalu tanganku mulai menyabuni kedua payudaranya. Sambil menyabuni, kuberikan juga pijatan-pijatan halus pada payudara Rani. Bibirku menciumi tengkuknya. Rani pun membantu membersihkan penisku dengan tangannya, sambil dikocok dan dipijat.

R: “Aaahhh masshhh...terusshh”
D: “cupph....cupph”
R: “Enaakkhhh...”

Begitulah suara yang keluar dari mulut Rani. Aku?mulutku masih sibuk menciumi tengkuk dan belakang telinganya, kadang kugigit pelan dan kukecup telinganya. Setelah puas aku memainkan payudara Rani, kuputar tubuhnya lalu kami mulai berciuman. Rani membalas ciumanku dengan ganas, tangannya memegang penisku dan mulai mengocoknya lagi. Aku pun tidak mau kalah, kubalas dengan ganas juga ciuman dari Rani, kupagut dan kusedot bibirnya, kadang kuraih lidahnya dan kuhisap. Tanganku memainkan payudaranya dan vagina nya, selain memberikan remasan pada payudara Rani, kumulai masukkan juga jariku ke dalam vagina nya. Mulai dari 1 jari, 2 jari, hingga kucoba masukkan 3 jari ke dalam vagina Rani. Mungkin sekitar 5 sampai 10 menit kami berpagutan seperti itu, aku memegang atas pundak Rani dan memberikan sedikit tekanan.

Rani yang mengerti maksudku melepaskan pagutannya pada bibirku dan mulai menurunkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan penisku. Masih dibawah pancuran shower yang menyirami kami berdua, Rani mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Dia mengulum penisku dengan tempo sedang, enak banget memang bibir mungilnya ini. Tanganku meremas-remas pelan rambutnya karena kenikmatan yang kurasakan, memang sudah berkali-kali Rani memberikan blowjob kepadaku, tapi tidak pernah sekalipun aku merasa bosan, baik dulu maupun sekarang, apalagi sekarang sudah susah kalau mau ketemu Rani karena kantor kami sudah beda. Dimainkannya penisku dengan mulutnya, tidak lupa dia kadang mengocok batang penisku dengan tangannya dan meremas testisku bergantian, tangan satunya memainkan vagina nya sendiri.

D: “Ugghhh....Raannhhh...makin jago aja kamu sayang”

Rani hanya memberikan kedipan nakal kepadaku saat mendengar kata-kataku. Dia melanjutkan mempermainkan penisku di dalam mulutnya, di keluar masukkan penisku di mulut mungilnya, meskipun mulutnya mungil tetapi Rani bisa memasukkan sekitar 3/4 penisku ke dalam mulutnya.

‘ogghh...ogghhh...ogghh’ begitulah suara yang terdengar saat ini di kamar mandi, di mana Rani sedang berusaha memasukkan penisku sedalam yang ia bisa hingga menyentuh ke kerongkongannya, lalu setelah itu Rani menarik mundur kepalanya dan mengocok penisku lagi di dalam mulutnya dan dilanjutkan dengan deep throat lagi. Meskipun ini bukan pertama kalinya Rani melakukan deep throat, tetapi terlihat dari matanya yang sedikit mengeluarkan air mata, bahwa sebenarnya dia masih agak kesulitan untuk terus menerus memberikan deep throat kepada penisku. Setelah beberapa lama mulutnya bermain di area penisku, Rani melepaskannya.

R: “Mas pegel mulutku, udah yuk masukin”
D: “Bentar sayang kamu bangun dulu ya”

Aku bantu Rani berdiri lalu kuputar balik, kuarahkan kedua tangan Rani ke arah tembok. Rani langsung berpegangan ke tembok dan memundurkan sedikit pantatnya dan membuka kedua kakinya. Aku langsung berjongkok lalu menjilati vagina nya yang agak merekah.

R: “Mmmhhhh...aahhhh”

Desahan mulai keluar dari mulut Rani. Sambil kujilati, aku juga memainkan klitoris nya dengan jariku, lalu sesekali kumasukkan lagi jariku ke dalam vagina nya.

R: “Aaahhhh...shit...masshhh”

Rani yang semakin terangsang dan mendapatkan serangan kenikmatan dari mulut dan jariku mulai meracau. Kupercepat kocokan jariku di vagina Rani, dan tidak lupa kuberikan sedotan sedotan kencang di klitorisnya.

R: “Masshhh...masuukkkiinnn....”

Aku tak memperdulikan kata-kata Rani, aku tetap terus melahap vagina nya dengan rakus. Aku tahu Rani hampir sampai, jadi aku tetap terus memberikan rangsangan demi rangsangan ke vagina Rani menggunakan mulut dan jariku.

R: “Uuuggghhh...sampeee....”

Tubuh Rani mengejang dan tidak lama Rani ambruk, dengan sigap kutangkap Rani dan kupeluk dari belakang, setelah itu kubantu dia untuk duduk.

R: “Mas iiihhh....kebiasaan, ga pengen kalah”
D: “Abisnya nanggung Ran, kan enak hehe”
R: “Pengennya aku keluar dulu gitu”
D: “Hehe, gapapa dong, kan niatnya baik”
R: “Baik baik, ngembat istri orang mah ga baik mas, huh huh”
D: “Iya-iya hehe, sini sini duduk dulu”

Kami sama-sama duduk di bawah pancuran air shower sambil tetap kupeluk Rani dari belakang. Sambil duduk, kupijat-pijat kaki Rani, lalu naik ke paha nya, kujelajahi mulai dari panggul sampai ke leher, lalu akhirnya berlabuh untuk ke sekian kalinya di payudara nya. Kuberikan pijatan-pijatan halus.

R: “Emmmm....enak masshh...”
D: “Masih kuat?"
R: “Ayo mas, tapi masukin langsung aja ya?”
D: “Iya sayang”

Rani mulai berdiri dan mengambil posisi yang sama seperti tadi, aku berdiri di belakangnya dan memposisikan penisku di depan vagina nya. Kusentuh-sentuhkan penisku di bibir vagina Rani, kutelusuri bibir vagina Rani menggunakan kepala penisku, naik turun berulang kali, sambil berusaha membuka bibir vagina nya. Setelah terasa sudah cukup aman untuk disinggahi, aku mulai membelah vagina Rani sedikit demi sedikit menggunakan kepala penisku. Pelan tapi pasti, kepala penisku mulai masuk ke dalam vagina nya yang sudah basah.

R: “Enakkhh...”
D: “Iya Rannhh..”

Kupegang pundak kanan Rani menggunakan tangan kananku dan tangan kiriku menangkup payudara kiri nya yang mungil. Sambil memainkan tanganku di payudara nya, penisku tetap tidak kenal lelah untuk menerobos lubang kenikmatan Rani. Dibantu dengan tanganku yang berada di pundak Rani untuk pegangan menarik tubuh Rani ke belakang dan secara perlahan, Bunka mulai masuk kembali ke salah satu rumahnya, hingga akhirnya hampir seluruh batang Bunka masuk tertelan oleh vagina Rani.

R: “Yesshhhh....”
D: “Muantepp poll”

Kudiamkan sejenak Bunka di dalam sana menikmati pijatan-pijatan yang diberikan vagina Rani sambil menutup mataku. Lalu kumulai maju mundurkan pinggulku untuk memompa vagina nya yang entah berapa kali sudah Bunka berkunjung ke sana tapi tidak pernah bosan untuk selalu kembali. Kupacu penisku keluar masuk vagina Rani, kutarik hingga setengah lalu kumasukkan lagi sampai dalam, kutarik lagi lalu kumasukkan lagi. Kamar mandi kami saat itu dipenuhi oleh desahan Rani dan desahanku juga suara pahaku yang beradu dengan pantat Rani.

D: “Vagina mu Ran...enak bangettt...”
R: “Ahhhh...kontoollll...”

Sambil memompa Rani, dapat kurasakan vagina nya semakin rapat berusaha mencengkram penisku. Bahaya pikirku kalau begini terus bisa kalah aku. Akhirnya kutarik sampai penisku hampir keluar semua lalu kuhentakkan masuk sedalam-dalamnya. Kupompa vagina Rani dengan kencang, saat ini genjotan yang diberikan penisku seperti sebuah pile bunker yang berusaha menjebol pertahanan musuh.

R: “Ayoo...terruussshhh masshhh...enaaakkk”
D: “Bangettt...”

Selama beberapa menit kupompa vagina Rani seperti itu. Hingga akhirnya pertahanan Rani mulai jebol, sama sepertiku yang juga sebentar lagi hampir mencapai puncak kenikmatan.

R: “Masshhh...mauu sampeee"
D: “Aku juga Rann..di manaa?”
R: “Dalem aja mass...biar jadi ugghhh....”

Terus kugenjot dengan tempo semaksimal mungkin. Hingga akhirnyaa...

R: “Masshhh.....”

Tubuh Rani mengejang dan kurasakan jepitan vagina Rani semakin kencang di penisku. Kugenjot terus vagina Rani dengan cepat dan aku pun sampai hampir bersamaan dengan Rani.

D: “Ahhh...enaakkk”

Sambil dijepit dan dimandikan oleh vagina Rani, penisku pun menyemburkan sperma ke dalam vagina Rani. Aku tak tahu pas nya berapa kali, yang jelas aku dan Rani sama-sama lemas dan sama-sama puas. Begitu Rani merasa kan penisku selesai menyemprotkan sperma ku, Rani langsung mencabut penisku dan dia berputar lalu berjongkok dan membersihkan penisku dengan mulutnya lagi. Dijilatinya semua batang penisku dari pangkal sampai leher penisku, lalu memasukkan kepala penisku ke dalam mulutnya, lalu memainkan dengan lidahnya, hingga benar-benar bersih dan akhirnya Rani melepaskannya lagi.

D: “Enak banget Ran, emang T.O.P.B.G.T”
R: “Hihihi, iya mass, tapi udahan dulu ya, aku cape”
D: “Lah tumben?”
R: “Iya mas, cape abis jalan-jalan hihihi”

Aku dan Rani langsung melanjutkan mandi, dan setelahnya Rani segera memakai kimono tidurnya dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd