Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

21: My Lips, Your Lips


POV Dhanar


Melihat Nura yang lemas dan beristirahat dalam pelukanku, kuberikan kecupan mesra di pipinya. Lalu kubalas pelukan Nura dengan erat. Aku tidak ingin melepasnya kembali ke pelukan suaminya. Egois memang, tapi ya ini lah yang kurasakan.

D: “You okay Ra?”
N: “Iya mass...”
D: “Istirahat dulu aja Ra di kasur”
N: “Gini aja dulu mas, aku mau kayak gini dulu” sambil mengencangkan pelukannya kepadaku
D: “Oke Ra, btw, kok tadi kamu oke aja pas aku tusuk lubang belakang kamu?”
N: “Mmm..***tau mas, tubuhku refleks aja, ingin menikmati apapun yang kamu lakukan kepadaku...kamu bebas mas mau ngapain aja”
D: “I want to make you mine Ra"
N: “Iya mas, miliki aku” jawabnya tersenyum
D: “I will Ra” membalas senyumannya

Kami beristirahat sejenak, kadang sambil diselingi kecupan-kecupan mesra layaknya sepasang kekasih yang baru saja saling menemukan satu sama lain.

N: “Mas kamu belum kan? Sini aku bantuin mas” Nura berkata sambil mulai beranjak dari pangkuanku
D: “Oke Ra”

Nura lalu bersimpu di antara kedua pahaku, dan mulai memegang penisku yang masih tegang. Kedua tangannya menjelajahi batang penisku dan mulai menggengamnya pelan, lalu penisku mulai dikocok-kocok menggunakan tangan lembutnya. Tangan Nura agak sulit mengocok penisku, karena walaupun agak basah, tetapi mulai lengket karena cairan kenikmatan Nura tadi.

D: “Ludahin penisku Ra, biar lebih gampang ngocokinnya”

Mendengar itu, Nura mulai mengeluarkan air liurnya sesuai arahanku dan ia jatuhkan di atas penisku. Dengan bantuan air liur Nura, tangannya semakin mudah dan leluasa untuk mengocok-ngocok penisku. Setelah beberapa menit mengocok penisku, Nura mulai mendekatkan wajahnya ke penisku dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Hangat terasa menyelimuti penisku yang masuk ke dalam mulutnya. Nura mengemut-ngemut kepala penisku di dalam mulutnya. Karena ini baru kali kedua dia melakukan ‘blow job’ jadi aku tetap sambil memberikan arahan kepadanya.

D: “Di dalem mulut kamu sambil mainin pake lidah Ra”
N: “Hiya mafhh” Nura menjawab sambil penisku tetap di dalam mulutnya
D: “Iya Ra, gitu sayang, mmmhhh...enak banget” Aku merespon Nura yang mulai memainkan kepala penisku dengan lidah di dalam mulutnya

Nura terus memainkan kepala penisku di dalam mulutnya sambil tangannya mengocok-ngocok batang penisku. ‘plop’ Nura menarik keluar kepala penisku dari dalam mulutnya, kulihat kepala penisku sudah berlumuran dengan air liur Nura yang juga masih sedikit menyambung ke mulutnya.

N: “Enak mas?”
D: “Banget Ra”
N: “Aku lanjutin ya mas kalo gitu”
D: “Iya Ra, mulai kocokin pake mulut kamu ya sayang”
N: “Iya mas” jawab Nura sambil tersenyum manis



Nura pun mulai memasukkan lagi penisku ke dalam mulutnya, mulai dari kepala penisku, lalu sampai masuk setengah batangnya atau kurang lebih hampir 3/4 batang penisku. Tapi karena dia masih baru melakukan ini, Nura terlihat kesulitan untuk melanjutkan lebih dalam.

D: “Jangan dipaksain sayang, mainin aja dulu pake lidah, nanti kalo udah biasa baru lebih dalam lagi”

Nura yang mendengar arahanku mulai menjilati penisku yang ada di dalam mulutnya. Rasanya sungguh nikmat, bercinta dengan orang yang disayang rasanya memang beda, sensasi yang kudapatkan dari Nura bercampur aduk, dia adalah wanita yang tidak kusadari telah kusayangi, di sisi lain, Nura masih merupakan istri orang dan dia adalah rekan dan teman di kantorku, seorang wanita yang cukup polos hingga kadang dia tidak mengerti gerak gerik yang ia lakukan atau sesuatu yang ia katakan dapat menimbulkan syahwat, terlebih lagi Nura merupakan wanita yang berhijab yang jujur mungkin salah satu poin tambahan menurutku karena aku merasakan sesuatu yang berbeda jika melakukan itu dengan seorang wanita berhijab. Bukan maksudku merusak seorang wanita yang memiliki keyakinan seperti itu tapi bagiku ada sensasi tersendiri saat melakukan dengan wanita yang berpakaian tertutup dan berpakaian lebih terbuka, tentunya aku akan menerima setiap rezeki yang bisa kudapatkan, karena prinsipku rezeki tidak boleh ditolak hehehe.

Nura memaju mundurkan kepalanya dengan penisku berada di dalam mulutnya sambil sesekali dia memainkan lidahnya. Aku yang merasakan serangan dari Nura tidak tahan dengan perlakuan itu mulai meremas-remas rambutnya, sedangkan tanganku yang satunya mulai mengarah ke payudaranya. Aku remas-remas payudara Nura sambil kupilin-pilin putingnya. Hal itu membuat Nura yang sedang memaju mundurkan mulutnya yang berisi penisku kadang ikut mendesah dan juga kadang menambah tempo keluar masuk penisku di mulutnya. Mungkin karena semakin hanyut oleh rangsangan di payudaranya, Nura mulai semakin dalam memasukkan penisku sehingga sesekali mulai menyentuh kerongkongannya dan hal itu membuatku semakin bergairah dan terangsang.

‘ogghhh....ogggooogghhhh...oggghhhh’ Nura yang semakin mahir melakukan ‘blow job’ kadang mulai melakukan deep throat tanpa ia sadari. Kulihat Nura berusaha keras memberikan servis kepada penisku. Terlihat air mata mulai berkumpul di matanya yang mulai basah setelah dia melakukan deep throat kepadaku, tapi saat ia mulai merasa tidak tahan, Nura akan menarik kepalanya sampai hanya kepala penisku di dalam mulutnya sambil menarik nafas, lalu mulai mengocok penisku lagi menggunakan mulutnya. Damn! She is a natural! Meskipun aku memberikan arahan kepadanya saat menyepong penisku, tetapi kelihaiannya dalam melakukan ini semakin membaik, sangat jauh sekali dibandingkan saat dia baru memulainya. Awalnya saat dia mengocok penisku menggunakan mulutnya, lumayan sering giginya mengenai penisku sehingga terasa agak ngilu. Tapi kini jangankan kena gigi, Nura bahkan bisa melumat penisku hingga dalam dan melakukan deep throat. Sambil menikmati ‘blow job’ yang diberikan Nura, aku lalu mengambil HP ku lalu mencari pemutar musik dan menyalakan salah satu playlist musik ku.

D: “Ra sini naik ke kasur trus kamu kangkangin mukaku ya”
N: ‘plop’ “Hhh..hhh..hhh, ngangkangin gimana mas?”
D: “Ya aku tiduran trus kamu ngangkang di atas mukaku Ra” aku mulai berbaring di kasur
N: “Ga ah mass...malu mas...”
D: “Ngapain malu sih Ra, udah keliatan semua ini Ra, ayo sayang”

Nura yang awalnya ragu memberanikan diri dan bergerak menuju diriku dan mulai mengangkangiku dengan bertumpu menggunakan kedua lututnya, tentunya aku sambil membantu memberikan arahan padanya.

D: “Wah udah basah lagi Ra”
N: “Jangan diliatin mas...” jawab Nura pelan
D: “Ga mungkin dong ada pemandangan seindah ini aku ga ngeliatin Ra, lanjutin lagi sepong penisku ya Ra”

Tanpa menjawab, Nura mulai melanjutkan menyepong penisku. Dimaju mundurkannya lagi kepalanya di selangkanganku. Aku pegang kedua bongkahan indah itu lagi lalu kuarahkan lidahku ke vagina Nura. Saat lidahku mulai menyapu vagina nya, Nura tiba-tiba menyedot penisku dengan kencang.

N: “Emmmhhh......”
D: “Enak sayanggghhh....”

Kulanjutkan memainkan lidahku di vagina Nura sambil terus meremas-remas kedua bongkahan pantatnya. Vagina Nura mulai basah, dan pinggulnya pun mulai bergerak sesuai irama jilatanku pada vagina nya, setelah vagina nya basah, aku mulai berikan sedotan di vagina dan klitorisnya. Kuluman Nura pada penisku juga mulai tak beraturan karena setiap kuberikan sedotan pada klitorisnya, Nura akan selalu berhenti memaju mundurkan mulutnya di penisku dan langsung menyedotnya kuat.

D: “Ra, coba sesekali mainin juga bijiku Ra, sambil dijilat dan disedot juga”
N: “Emangnyaa enak massh?” jawab Nura sambil menahan desah karena sambil kujilati liang surgawinya
D: “Beda aja sensasinya hehe”

Nura lalu mulai melakukan sesuai arahanku, dan tanpa kuberi aba-aba pun pada saat dia menjilati buah zakarku, tangannya sambil mengocok batang penisku yang sudah basah oleh air liurnya. Tapi karena fokusnya kini pada buah zakarku, setiap kali aku memberikan sedotan pada klitorisnya, Nura juga akan menyedot kuat buah zakarku dan itu terasa agak sakit, namun ada rasa enak juga kurasakan karena tangannya tidak berhenti mengocok batang penisku. Aku terus memberikan jilatan dan sedotan pada vagina Nura, dan sesekali sambil satu tanganku meremas-remas pantat Nura, tanganku yang satu lagi sambil memainkan vagina Nura dan kusodok-sodok vagina nya dengan jariku yang membuat tanganku berlumuran dengan cairan pelumas Nura.

Menikmati serangan Nura pada penisku yang semakin mahir dan lihai memainkan lidahnya, aku merasakan pertahananku mulai goyah. Aku pun semakin semangat berapi-api menggarap vagina Nura dengan mulut dan jariku. Hingga kurasakan klimaksku semakin dekat dan juga terasa vagina Nura semakin berkedut-kedut dan goyangan pinggulnya semakin tak beraturan.

D: “Raaaa, terusshhh aku udahhh mau keluarrr”
R: “Nngggghhh....”

Nura hanya mengeluarkan lenguhan tertahan dan dia semakin ganas memaju mundurkan mulutnya di penisku. Aku pun menaikkan level permainanku juga di vagina nya, karena Nura juga sepertinya akan segera sampai pada titik puncak, hingga tiba-tiba Nura menyedot penisku kencang dan menurunkan pinggulnya dan menekan vagina nya ke mulutku. Aku langsung sedot kuat-kuat vagina nya dan memajukan penisku yang ada di mulutnya. Kami sama-sama sampai pada titik klimaks, bersama-sama saling beradu menyemprotkan cairan kenikmatan kami masing-masing, ditemani alunan musik, hanya suara erangan dan lenguhan yang keluar dari mulut kami. Aku sedot semua cairan kenikmatan Nura begitupun dengan Nura, meski spermaku terus keluar, dia tidak melepaskan penisku dari mulutnya dan terus menyedot dengan kuat. Hingga akhirnya semprotan spermaku selesai dan cairan kenikmatan Nura mulai berkurang yang keluar, kujatuhkan pinggulku ke kasur lagi, tetapi aku masih terus menyedot sisa-sisa cairan kenikmatan Nura, Nura pun tidak berhenti terus menyedot dan memaju mundurkan mulutnya di penisku.

Meskipun kami tahu kalau kami sama-sama sudah klimaks dan sudah mengeluarkan apa yang perlu dikeluarkan, tapi kami seperti tidak ingin berpisah dan terus melanjutkan jilatan dan sedotan pada benda yang ada di depan kami. Sampai beberapa menit kemudian kami sama-sama berhenti lalu Nura menggulingkan tubuhnya ke samping dan tiduran, kami kembali terengah-engah. Aku duduk lalu menatap Nura dan tersenyum, Nura pun tersenyum balik kepadaku, senyumnya begitu manis, ada kepuasan terpancar dari matanya, kuhampiri Nura dan kukecup keningnya, pipinya lalu kukecup lembut bibirnya. Nura membalas kecupanku, kami saling berpagutan lagi dan berpelukan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd