Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Sex Logbook...

dipancing supaya tidak tenggelam

Tenggelam dalam lautan peju hasil coli rame2
:bacol:

Wah ketinggalan agak jauh nih.
Ceritanya unik, penuturan dan gaya bahasanya enak kang, kocak pula.. Bacanya jadi ga bosen, baca SS yg 'begitu2' aja jadi seru. Good job kang!

Daripada good job lebih enakan blow job :konak:

Sukses buat mission bini ke3 nya ya hu...

Thanks,Om. Sukses juga buat Om kalo mo ikutin jejak ane.
:minta:

nais setori suh7,di waiting lanjutannya

Silakan masuk ke antrian Om.
:taimacan:
 
Apalagi blow job dari 3 permaisuri ya kang?
Kang, sambil tunggu lanjutan ceritanya selipin mulustrasi dong..
 
sebetulnya ane berharap cerita ini di lanjut,walau segmen panasnya sedikit.....soalnya kisah ini hanya sebatas hayalan bagi orang lain,dengan tahu cerita real life suhu siapa tahu bisa jadi pelajaran
 
Baru tau suhu boobscom ada thread selain udin. Patok dulu deh blm sempet baca..
 
Yunita,My Teacher

Yunita adalah namanya. Aku mengenalnya dari Mbak Citra. Yunita adalah tipikal wanita karir metropolis. 1 hal yang kusadari. Semakin hari semakin banyak saja wanita tipe metropolis yang memilih tidak terikat dalam pernikahan.

Yang mereka kejar hanya 1,karir dan karir. Sex,is something else. Buat wanita tipe seperti ini seks hanya ibarat mereka menonton film di bioskop. Antusias? Mungkin kalau 'filmnya' termasuk Box Office. Kalau film seperti Looper nya Bruce Willis yang menyuruh mereka berpikir so pasti gak masuk dalam waiting list mereka.

Back to Mbak Yunita. Aku tidak terlalu mengenalnya. Pertemuan pertamaku sewaktu aku baru masuk kerja. Selain posisiku yang masih kacung waktu itu,beda departemen pun membuat kami jarang berkomunikasi.

Aku bersyukur punya wajah yang mampu membuat orang lain menyayangiku. Walaupun wajahku sama sekali tidak ganteng,terbukti wajahku mampu membuatku diajak Mbak Citra ke karaoke bareng rekan kerja yang selevel dengannya. Termasuk Mbak Yunita. So,buat anda anda yang membaca tulisanku ini,ganteng atau tidak wajah anda itu bukan masalah. Terbukti di kemudian hari aku bisa punya 2 istri dalam 1 atap plus Sephia yang begitu tulus mencintaiku.

Sore itu sepulang kerja,kami berenam,aku,Mbak citra,Mbak Yunita,Mbak Leni dan 2 rekan cowok mereka,berangkat menuju restoran seafood terkenal yang baru grand opening di kota kami.

Tentu saja aku yang masih level kacung,begitu gugup dan kikuk berada di antara mereka. Apalagi dengan pengalamanku bersosialisasi dalam lingkungan kerja yang minim.

Aku lupa siapa yang mengusulkan,acara kemudian dilanjutkan ke karaoke disalah satu hotel berbintang.

Dan sebagaimana acara karaoke bersama,minuman yang tersedia selain air mineral sudah pasti Jack D dan Carlsberg. French Fries dipesan sebagai menu snacking.

Gelas demi gelas minuman terus mengalir kedalam lambung kami. Panasnya alkohol perlahan membakar tubuh kami semua. Lagu yang sudah dipilih semakin larut semakin ngawur dinyanyikan.

Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 11.00. Kedua rekan cowok mereka sudah pulang duluan. Biasa,panggilan pulang dari istri masing2. Sedangkan Mbak Citra harus mengantar Mbak Leni yang barusan terkapar karena JackD. Aku balik atas perintah Mbak Citra untuk menemani Mbak Yunita setelah membantunya membopong Mbak Leni ke mobil mbak Citra.

Sekembaliku ke room,kulihat Mbak Yunita masih bernyanyi. Aku salut dengan kemampuan minumnya yang diatas rata2. Walaupun mukanya sudah tidak berbeda dengan kepiting rebus.

"Ri,nyanyi yuk. Dari tadi kan kamu belum nyanyi," tawar Mbak Yunita dengan wajah sedikit mabuk.

"Gak ah,Mbak. Suaraku cempreng. Masih bagusan suara bemo kemana2,"tolakku sambil bercanda.

"Gak usah minder toh,Ri. Toh cuma tinggal kita berdua,"rayu Mbak Yunita.

Akhirnya kuambil mike yang ngganggur dan mulai berduet dengan Mbak Yunita. Lagunya lagu lawas,Jangan ada dusta diantara kita. Kalau ada yang hapal lagunya pasti sudah om-om sekarang. Hahaha...

Suara Mbak Nita kuakui bener2 bagus. Sebagus body nya yang tinggi semampai. Rambutnya sebahu. Dibalut working dress dengan rok selutut membuat aku bukan lagi mabuk miras tapi mabuk kepayang. 4 lagu kemudian nyanyian semakin kacau. Super fals.

Dan bagai lampu teplok kehabisan minyak,perlahan Mbak Yunita terkapar di sofa. Pikiranku kacau,sekalipun petunjuk Mbak Citra cukup jelas,"antar Nita pulang ke apartementnya ya,Ri."

Kutinggalkan room dengan menggendong mbak Yunita. Untung saja bill sudah diselesaikan tadi. Kalau tidak bagaimana aku membayar tagihan sejumlah 6 bulan gajiku? Gak mungkin kan kutelepon bapakku buat datang nebus?

Perjalanan menuju ke apartement mbak yunita benar2 menjadi 'siksaan' buatku. Tubuh Mbak Yunita tergeletak dijok samping dengan rok yang terangkat. Paha putih mulusnya tampil menantang mataku. Tanganku menggenggam erat setir. Setengah mati aku menahan godaan dari sampingku. Tapi aku juga tidak mau kehilangan pekerjaan hanya menuruti nafsuku. Pekerjaan yang kudapatkan dengan 'pengorbanan' kesucianku.

Sekalipun aku pria dewasa dengan tenaga yang masih top,tak urung aku ngos ngosan juga membopong tubuh mbak Yunita sampai ke ranjangnya. Aku terduduk lemas di kursi yang ada didalam kamar apartementnya. Mbak yunita masih tergeletak dengan kaki menjuntai kebawah di ujung ranjang.

Setelah cukup beristirahat,aku kemudian menggeser tubuh mbak yunita ke posisi yang benar. Kepalanya kuganjal dengan bantal. Sewaktu mengangkat tubuhnya tak sengaja tanganku menyenggol dadanya yang kenyal. Tak ayal penisku langsung berontak menuntut revolusi seksual. Aku sejenak terdiam memandang Yunita yang tertidur pulas. Ingin rasanya kuterkam dan bercinta dengannya. Tapi lagi-lagi akal sehatku yang menang. Kumatikan lampu kamar dan aku beranjak ke sofa di ruang tamu untuk beristirahat.

Aku terbangun dengan cahaya terang dari jendela apartement. Hari sudah siang. Pintu kamar Mbak Yunita masih tertutup. Kurasakan sakit di kepala akibat minuman semalam. Aku bangkit dan mendadak perutku terasa mulas.

Setengah berlari aku menuju satu2nya kamar mandi di apartement ini. Terburu2 aku melolosi celanaku dan duduk di kloset. Ah leganya...

Tidak kusangka,belum seberapa lama aku menurunkan muatan dari bokongku, Mbak Yunita menyusulku. Dengan entengnya Mbak Yunita pipis didekatku. Melihat tampilan mekinya yang berbulu lebat sontak menaikkan tegangan kontiku. Aku tidak menyesal pintu kamar mandi lupa kukunci tadi. Benar2 pemandangan yang indah. Jembi hitam kontras dengan selangakangan berwarna putih.

Mbak Yunita akhirnya tertawa melihatku yang lagi bengong dengan konti siap siaga.
"Ri,adik lu bangun tuh!"goda Mbak Yunita.

Sekejap aku langsung berusaha menutupi burungku dengan kedua tanganku. Aku berusaha mengalihkan pandanganku dari mekinya.

"Hihihi,elu masih perjaka ya,Ri?"tanya Yunita kemudian sambil cekikikan. "Belon pernah liat cewek telanjang?"

Aku tidak menjawab. Aku cuma menggeleng2kan kepala. Campur aduk antara malu,nafsu dan gugup membuat bibirku terkatup rapat.

Mbak Yunita kemudian membuka semua pakaian yang masih melekat ditubuhnya. Tidak ketinggalan kutang dan kolornya yang sewarna juga dilepaskannya. Kemudian diambilnya dan dilemparkan semua pakaian ke keranjang cucian. Mbak Yunita sudah TOTALLY NAKED.

Aku yang semakin nervous dan bernafsu,buru buru cebok dan mengenakan celanaku. Aku pingin beranjak keluar. Aku tidak mau mengganggu acara mandi mbak Yunita. Aku tidak mau pelampiasan nafsuku nanti berubah jadi bencana. Ya,dipecat dari pekerjaanku sekarang merupakan bencana buatku.

Mendadak kurasakan tangan mbak yunita menahanku. "Ri,temeni gue mandi ya?"
Seolah tak perduli aku akan menolak atau tidak dia menarikku. Tangannya yg basah oleh siraman air dari shower membuka kancing kemejaku. Bisa ditebak,saat berikutnya aku juga sudah telanjang bulat didepannya.

Dibawah pancuran shower,mbak yunita menyabuni tubuhku. Aku yang masih polos,takjub melihat pemandangan indah seperti ini. Wanita dewasa berambut panjang dengan tubuh yang seksi dan putih sedang memandikanku. Mimpi apa aku semalam?

"Ri,giliran gue dong,"ucap mbak Yunita sambil menyerahkan spons sabun. Pelan kugosok tubuhnya dengan spons mulai dari pundak,leher terus turun ke dadanya yang aduhai. Seperti tersihir,tanganku terus bertahan di payudaranya. "Ri,perut gue juga please,"protes mbak Yunita sambil tersenyum. Aku hanya menggangguk dan merasa malu ditegur. Spons terus kugerakkan menyabuni setiap jengkal tubuhnya.

Ketika spons kugerakkan menyabuni mekinya,tangan mbak Yunita tiba2 mencengkram tanganku. Digerak2kannya tanganku menggosok spons di mekinya. Kulihat dia begitu menikmati gosokan spons. Lama kami menggosok2 spons di mekinya hingga mbak yunita mendesah panjang. Tubuhnya disandarkan ke dinding kamar mandi. Nafasnya seperti orang yang habis berlari. Aku menghentikan kegiatanku dan masih terdiam memandangnya. Air shower masih terus mengalir.

Menit berikutnya aku dipeluk mbak Yunita. Tangannya kemudian turun menggenggam kontiku yang masih setia mengacung. Perlahan kontiku dikocoknya. Bibirnya kemudian melumat bibirku. Lidahnya berusaha menerobos mulutku.

Mulai sadar akan situasi sebenarnya,aku sedikit membungkuk dan mulutku mengecup puting payudaranya. Kukenyot dan kujilat kedua payudaranya. Aku tidak perduli lagi berapapun ukurannya. Yang penting aku bisa menikmatinya.

Mbak Yunita kemudian mendorong tubuhku bersandar di tembok. Sebelah kakinya diangkat dan ditumpangkan di kloset disamping kami. Kembali digenggamnya kontiku dan diarahkan ke mekinya. Ya,meki kedua setelah meki mbak Citra yang dijajah oleh kontiku. Atau sebaliknya? Kontiku lah yang sebenarnya dijajah oleh mekinya? Perduli setan!

Mbak Yunita memeluk erat. Payudaranya menempel didadaku. Kepalanya disandarkan ke bahuku. Perlahan dia mulai menggenjot penisku. Naik turun.

Aku merem melek merasakan nikmatnya kontiku dijepit dan diperas meki mbak citra. Merem aku menahan nikmat ketika memeknya seperti akan menarik lepas semua kulit kontiku. Melek aku ketika kurasakan palkonku menggesek dinding mekinya. Sulit kuceritakan rasanya.

"Ah...uh....ah...uh..."desah Mbak Yunita berulang kali dalam usahanya memompa penisku. Mirip tukang becak yang susah payah menggenjot becaknya di tanjakan.

Setengah mati aku berusaha menahan keinginan untuk kencing enak. Namun betapapun kerasnya usahaku,minimnya jam terbang membuatku harus pasrah. Kontiku berkedut kedut menembakkan lahar hangat ke rongga mbak Yunita.

Tapi kulihat mbak Yunita seolah tidak perduli. Kontiku yang sudah 'nembak' masih tetap digarapnya. Bahkan semakin liar mekinya menjepit kontiku. Kontiku yang perlahan mengecil dipaksa untuk melayani hawa nafsunya.

Sesaat seperti mbak Yunita kecewa begitu kontiku terlepas dari mekinya. Tiba2 diraihnya tanganku dan diarahkan ke mekinya. Tanganku dikaryakan untuk menggantikan kontiku.

Paham akan maksudnya,jari tanganku kemudian mengocok2 mekinya. Aku tidak kenal yang namanya klentit dsbnya. Aku cuma tau lubang mana yang harus diobrak abrik oleh jariku. Lubang hangat yang masih menyisakan air maniku mengalir ke tanganku.

Tak lama kemudian, tubuh mbak Yunita menegang. Begitu erat dia memelukku. Tanganku yang masih didalam vaginanya serasa diremas2 dan dibasahi oleh lendir hangat.

Tubuh kami semakin basah oleh air dari pancuran. Di lantai,air sabun dan lendir dari kelamin kami berdua sudah bercampur. Dan kami 2 insan yang berbeda usia maupun kelamin,saling berpelukan dan menikmati kepuasan bercinta.

Setelah kejadian di apartemennya,Mbak Yunita semakin akrab denganku. Dia pun tidak pernah mengungkit lagi atau memintaku untuk bercinta lagi. Sesekali aku juga diajak hangout bareng mereka. Tapi tidak ada yang benar2 berakhir ke urusan ranjang.

Disisi lain,mbak Yunita semakin 'sayang' dan semakin keras mendidikku bekerja. Walau kami berbeda divisi,dia sepertinya menaruh perhatian khusus ke karirku. Tak heran,dengan dukungan Mbak Citra dan Mbak Yunita, prestasiku terbilang cemerlang di perusahaan.

Sampai hari ini, Mbak Yunita tetap bekerja di perusahaan yang sama denganku. Statusnya tetap WTP (Wanita Tanpa Pasangan). Sikapnya terhadapku juga tetap tidak berubah. Akrab dan Hangat. Ketika aku menikah dengan Lina dia juga turut hadir dan yang paling kuingat sewaktu dia menyalamiku.

Dia berbisik,"ditahan ya,Ri. Jangan keburu ngecrot."

Aku dan dia tertawa terbahak-bahak. Lina dan mbak Citra menatap heran ke kami berdua.

sorry, typo di paragraf 13 dari bawah, akhir kalimat pertama.
maksudnya mungkin yunita, tapi tertulis citra.
 
Semoga niat memperistri helen segera terealisasi hu.. Mupeng dah ane...
 
Mantab suhu.. ceritanya kalau bisa kasih sedikit drama-drama rumah tangga 2 istri suhu. Biar gak cuman ekse aja
 
Muantab abis om, gak tau mesti komeng apa, btw kip lanjoet ya om, sumpah?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd