Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MY NEW LIFE IS AMAZING

- PART 3 -
Oh Shit !!
Pagi yang indah menyambut hari itu, Adrian sudah bersiap untuk berangkat menuju kantornya. Saat melangkahkan kaki keluar rumah, perhatiannya tertuju pada Elia yang sedang menyapu halaman pagi itu. Tetangga cantiknya begitu seksi dengan daster berlengan pendek namun lingkar lengan yang lebar dan bagian leher yang terbuka lebar juga, hingga menampakkan leher hingga dada Elia yang putih mulus. Pemandangan menjadi lebih seksi saat Elia mengikat rambutnya, lingkar lengan dasternya yg lebar membuat ketek mulus Elia terlihat, yang seketika membuat Adrian konak dengan pemandangan indah itu.

Elia yang sadar Adrian memperhatikannya hanya tersenyum, ia juga menikmati tampannya Adrian dengan setelannya berangkat kerja. Mereka bertukar senyum sesaat, kemudian Adrian berangkat menuju kantornya. Keduanya seakan menyimpan rasa yang tersisa dari gairah semalam.

" hayo.. tadi liat apa..?" Elia menyapa via Whatsap.

Adrian yang sedang bekerja melirik handphonenya, dan segera membalas chat Elia

" eemmm.. liat kamu lah.. " jawab Adrian.

" kenapa emangnya..? aku belum mandi tau.." balas Elia.

" kalo udah cantik mah.. mau belom mandi juga tetep aja cantik.." balas Adrian.

" tuu kan.. gombal..." jawab Elia.

" seriuss...." balas Adrian.

" aku aja konak liatnya.." lanjutnya.

Elia menggigit bibirnya, ia gemas dengan balasan chat Adrian. Seketika gairahnya seakan kembali menjalar mengingat besar dan kerasnya kelamin Adrian yang ia rasakan semalam.

" uuhhhh... aku jadi kebayang..." balas Elia.
Seketika Adrian kembali konak membaca chat Elia.

" Jadi pengen ketemu kamu.." balas Adrian.

" mau ngapain..?" balas Elia memancing.

" pengen 💋 " balas Adrian.

Dada Elia berdegup kencang menahan nafsunya melihat chat Adrian. Ia pun segera membalas.

" terus..?" pancing Elia.

" Bikin kamu berkeringat dan mendesah..." jawab Adrian.

Ia semakin tidak tahan membayangkan tetangga cantiknya itu. Lekuk indah tubuhnya serta wajah cantiknya memenuhi pikiran kotor Adrian.
Elia semakin berdegup kencang melihat balasan chat Adrian, vaginanya terasa berkedut merasakan gairah yang menggebu, apalagi sudah beberapa hari ia belum merasakan sex semenjak di tinggal suaminya dinas.

" malam ini les nya dirumahku aja ya.." Elia kembali membalas chat Adrian.

" terus Nisa ??? " balas Adrian bertanya

" gampang.. nanti aku yang urus.." balas Elia.

" okee.. see you cantik.." balas Adrian.

Tak ada balasan dari Elia, namun Adrian tidak ambil pusing, sesekali ia tersenyum dengan apa yang ia dapat sejauh ini, bisa beli rumah dilingkungan yang nyaman ditambah dengan tetangga yang cantik, seakan menambah nikmat dihidupnya.

"Kak.. dipanggil ibu noh keruangannya.." ujar Rara membuyarkan lamunan Adrian.

" ada apa katanya ??" tanya Adrian.

" kurang tau deh.. kyanya mau bahas proposal tempo hari yang beliau bahas itu. soalnya tadi beliau nanya beberapa detailnya sih sama aku.." jawab Rara menjelaskan.

" hhhhhhh.... oke deh klo gitu, thanks ya Ra.." ujar Adrian kemudian beranjak menuju ruangan Bu Selvy.

" yuuu.. hati hati di omelin ya kak.." jawab Rara.

Adrian hanya tersenyum mendengarnya, ia tau itu tidak mungkin.

" Ya Bu.. ibu manggil saya..?" tanya Adrian memasuki ruangan Bu Selvy.

" iya.. by the way.. gimana proposal kemaren ? udah kamu pelajari..?" Tanya Bu Silvy.

" udah Bu, dan udah ada kontak juga dengan klien kita itu.." jawab Adrian

" terus gimana hasilnya ?" tanya Bu Selvy.

" klien sepakat dengan negosiasinya, tapi dengan satu syarat. Dia pengen pertemuan langsung ditempatnya untuk persetujuan kebih lanjut.." jawab Adrian menjelaskan.

" dan klien kita tinggal di....???? tanya Bu Selvy penasaran.

" Bali Bu.." jawab Adrian.

" yaudah berangkat.. kapan rencananya..?" tanya Bu Selvy lagi.

" minggu depan Bu.." jawab Adrian.

" oke.. kamu atur waktu pertemuannya.. minggu depan kita berangkat.." Ujar Bu Selvy.

" kita..? maksud ibu..?" tanya Adrian.

" iyaa.. kita berdua.. saya merasa perlu ketemu langsung dengan klien kita, apalagi ini klien bagus, ga ada yang salah kan kalo saya ikut bertemu..?" tanya Bu Selvy.

" oh.. tentu ga Bu.. suatu kebanggaan buat saya untuk bisa membawa wajah perusahaan kita bersama ibu.." jawab Adrian.

" ah.. kamu bisa aja.. ya sudah kamu atur ya.. nanti kalo sudah segera laporkan biar saya atur keberangkatan kita.." ujar Bu Selvy.

" baik Bu.." jawab Adrian.

kringg... kringg... kring... tiba-tiba handphone Bu Selvy berbunyi.

" yaa sayang.. langsung aja keruangan ku.." Bu Selvy menjawab telpon tersebut.

" Adrian.. kamu disini dulu ya.. suami saya datang, kamu belum kenal kan..?" tanya Bu Selvy.

" eeee.. iya bu.. " jawab Adrian.

Ia sedikit gugup, Adrian tidak menyangka akan bertemu Owner dari perusahaan tempatnya bekerja.

Tak lama kemudian pintu ruangan Bu Selvy terbuka, sesosok pria berumur sekitar 45 tahunan terlihat memasuki ruangan Bu Selvy.
Pria itu terlihat gagah dengan setelan kemeja dan jasnya.

" heeii... kamu pasti Adrian ya..?" Pria itu menyapa.

" ia Pak.. saya Adrian.." jawab Adrian sedikit gugup.

" Adrian.. kenalkan.. ini suami saya Pak Jhony, yang juga owner perusahaan ini.." ujar Bu Selvy.

" Kenalkan Pak saya Adrian.. Marketing manager diiperusahaan bapak.." ujar Adrian menjabat tangan Pak Jhony.

" ya ya ya.. saya tau, Istri saya sering cerita tentang kamu dan tim kamu.." ujar Pak Jhony.

" ah.. saya jadi malu Pak.." ujar Adrian.

" loh.. serius loh.. saya kesini mau ngucapin terima kasih karena kontribusi kamu.. " jawab Pak Jhony.

" ah.. ga Papa Pak.. saya hanya melakukan pekerjaan saya.." ujar Adrian merendah.

Seketika ia menatap kembali wajah Pak Jhony, wajah itu seakan pernah dikenalnya entah dimana, begitu juga dengan namanya.

" kamu kenapa kok diem..?" tanya Pak Jhony

Adrian tersadar dari lamunannya.. ia ingat nama orang yang dulu merebut kekasihnya darinya, setelah itu Adrian kembali mengingat wajahnya, wajah itu seakan familiar menambah kecurigaannya.

" Pak.. Bapak pemilik PT. XXXXXXXX kan.. " tanya Adrian menanyakan kepemilikan perusahaan yang dulu pernah ia dengar dari seorang sahabatnya saat ia mengetahui kekasihnya dulu berhubungan dengan owner perusahaan tersebut.

" iya.. betull.. kenapa...?" tanya Pak Jhony

" ga Pak.. bertanya saja.. karena dulu saya berniat melamar disana.." jawab Adrian.

Seketika ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosinya mengetahui owner tempatnya bekerja adalah orang yang merebut kekasihnya dulu dan membuat hatinya hancur.

" wah.. seandainya saya tau, kamu saya terima langsung tanpa tes.." jawab Pak Jhony memuji.

" kalo gue tau lo yg punyaa... gue juga ga bakal kerja disini njing..." gumam Adrian dalam hati.

Seketika emosinya meningkat melihat Pak Jhony.

" Adrian.. kalau butuh apapun, bilang aja ya, Anything. istri saya pasti akan usahakan.. kamu layak mendapatkan yang terbaik disini.." ujar Pak Jhony.

" iya.. bilang aja yaa, saya pasti usahakan, karena orang kya kamu sangat saya butuhkan.." Bu Selvy mendukung.

" gaji gimana.. cukup..?" tanya Pak Jhony.

" cukup Pak. " jawab Adrian.

Ia diam sejenak, sembari menenangkan emosinya, kemudian permisi

" Eee... Pak.. Bu.. saya permisi yaa.." ujar Adrian.

" ok.." jawab Bu Selvy.

Adrian pun segera meninggalkan ruangan Bu Selvy dengan hati yang terbalut emosi. Ia memilih pergi untuk meredam emosinya.

" anything...??" tanyanya dalam hati mengingat omongan Pak Jhony.

" Ok om genit.. tunggu aja.." gumam Adrian dalam hati.

Ia seakan ingin merencanakan sesuatu.

" heeiii... boss ganteng.. kenapa..?" tanya Rara melihat wajah Adrian.

" gak.. gak kenapa kenapa.." jawab Adrian.

" kena omelin boss..?" tanya Dika.

" gak.. gak.. aman kok.." jawab Adrian menyembunyikan emosinya.

Dika dan Rara hanya diam melihat wajah atasan mereka, kemudian lanjut bekerja.

. . . . . . . . . . . . . .



" naahh... pinter.... tu nisa udah mulai bisa kah...?" ujar Adrian menjelaskan.

" heheheh... makasih om.." jawab Nisa.

Adrian sedang mengajari Nisa membaca namun kali ini dirumah mereka.

" kalo disekolah atau liat tulisan-tulisan gitu.. di inget ya apa yang om ajarin.." Adrian berkata kepada Nisa.

" iya oom...." jawab Nisa.

" om.. nanti kalo Nisa udah bisa baca, ajarin Nisa hitung ya.." ujar Nisa.

" wow... emang nisa mau belajar hitung ?" tanya Adrian.

" mauuu... biar pinter..." jawab Nisa polos.

Adrian hanya tersenyum melihat kepolosan Nisa.

" iyaa.. iya.. nanti om ajarin.. tapi harus bisa membaca dulu yaa..." ujar Adrian sembari melirik Elia.

Mereka saling lirik dan senyum sesaat.
Elia memperhatikan Adrian, ia terlihat semakin seksi dimatanya saat serius mengajari anaknya. Memang benar kata para wanita, pria akan terlihat seksi jika memiliki skill atau keahlian pikirnya dalam hati.

" om..om.. kok malam ini lesnya disini..?" tanya nisa.

" eeeee... om Adrian mama minta perbaiki laptop papah nak.." jawab Elia langsung.

" iyaa.. kata mama laptop papa ga bisa nyala, jadi om mau liat dulu.. kan kasian nanti papanya nisa ga bisa kerja kalo laptopnya rusak..." ujar Adrian menjelaskan.

" oh... gitu.. " jawab Nisa dengan kepolosannya.

" om... nisa ngantuk.. besok lagi yaa..." ujar Nisa.

" yaudah.. istirahat gih.. lagian om mau perbaiki laptop papah juga.." ujar Elia.

" iya.. " ujar Adrian singkat.

Nisa pun beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya. Mereka pun mengantarkan Nisa kekamarnya memastikan Nisa tidur, kemudian menuju ruang kerja Mas Daus untuk mengecek laptopnya. Sesampainya ruang kerja mas daus, Elia langsung mengunci pintu dan tanpa basa-basi mereka langsung saling pagut,.. mulut mereka saling beradu, saling kecup dan saling kulum.

Kedua insan itu kembali saling pagut dan memacu syahwat diruang kerja Mas Daus. Moment kepalang tanggung kemarin benar-benar ingin mereka lampiaskan malam ini. Keduanya tenggelam dalam birahi, ruang kerja Mas Daus dipenuhi suara desahan hubungan intim terlarang mereka berdua.

"tok...tok...tok... " tiba-tiba suara pintu diketuk

" mah.... mamah...." suara Nisa terdengar memanggil.

" oh shit....!!!" bisik Elia dengan wajah kesal.

Mereka langsung mengambil pakaian masing masing dan segera mengenakannya. Adrian bergegas mengenakan baju dan celananya. Dan langsung duduk kursi dan menghidupkan laptop Mas Daus seakan memeriksa kerusakannya. Sedangkan Elia segera membuka pintu untuk Nisa.

" Yaaa... kenapa sayang..? kok belum tidur? " tanya Elia sembari membuka pintu.

" Nisa tadi kayak denger mama teriak, kenapa mah..? mamah ga papa ?" tanya Nisa.

Degggg... Elia terkejut. ia diam beberapa detik.

" eemmm... ga papa kok sayang.. mungkin itu karena kamu ngantuk aja.." jawab Elia.
Ia masih didepan pintu agar Adrian tidak terlihat didalam.

" Maaa... Nisa ga bisa tidur.. mama temenin yaa.." pinta Nisa.

" iya sayang.. iya.. yukk kita kekamar.." jawab Elia menenangkan Nisa.

" iya maa..." jawab Nisa kemudian berjalan kekamarnya.

Elia pun beranjak menyusul sembari menutup pintu ruang kerja Mas Daus.

" maaf yaa..." ujarnya pelan kepada Adrian yang ada didalam ruang kerja, kemudian menutup ruang kerja Mas Daus.

Perasaan Elia tidak karuan, ia harus menemani putrinya di saat momen yang lagi lagi kepalang tanggung. Vaginanya terasa berkedut karena belum sempat klimaks. Begitu juga Adrian, ia diam sejenak menenangkan diri menahan konaknya. Ada rasa sedikit bersalah dan takut akan ketahuan Nisa, namun karena Nisa tidak mengetahui dia ada disanalah yang membuatnya sedikit tenang.
Beberapa menit menunggu, tidak ada suara terdengar dari Elia dan Nisa, Adrian merasa situasi sudah kondusif kemudian beranjak keluar dari ruang kerja Mas Daus dan berniat pulang tanpa pamit kepada Elia karena takut mengganggu situasi yang sudah kondusif. Tiba-tiba pintu kamar Nisa terbuka, terlihat Elia keluar.

" gimana..?" tanya Adrian.

" Udah.." bisik Elia singkat pertanda Nisa sudah tidur.

Ia pun mengantarkan Adrian keluar rumah namun lewat pintu belakang.

" Adrian.. maaf ya.." ujar Elia sebelum membukakan pintu.

" ga papa.. aku ngerti kok.." jawab Adrian.

Elia langsung mendekap Adrian dan mencium bibirnya. Mereka pun bercipokan sesaat sembari berpelukan. Kemudian Elia membukakan pintu untuk Adrian.

" aku pulang dulu ya.." ujar Adrian.

" bye.." Adrian pamit.

" Bye.." jawab Elia.

Adrian pun beranjak pelan meninggalkan pintu belakang rumah Elia menuju rumahnya. Beruntung keadaan sekitar sudah sepi sehingga tidak ada yang melihat Adrian keluar dari rumah Elia, karena kalau ada tetangga lain yang melihat akan menjadi kecurigaan warga sekitar.
Ada perasaan sedikit sebal dirasakan Elia, momen yang kepalang tanggung terpaksa mereka hentikan. Perasaan kesal, dan penasaran ia rasakan karena belum sempat klimaks tadi membuatnya tidak karuan. Adrian pun demikian, ada rasa bersalah ia rasakan, namun lebih ke perasaan penasaran yang masih menggebu seakan ingin menuntaskan momen tadi. Ia juga tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi dirinya saat besok bertemu dengan Nisa. Namun dibalik itu semua, mereka berdua masih diliputi gairah yang belum tuntas.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd