Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MY NEW LIFE IS AMAZING

- PART 10 -
SILVY vs JHONY

" Wah.. apa ini om...??" Nisa bertanya.

" buka donk..." jawab Adrian

Nisa dengan penuh semangat membuka oleh-oleh yang diberikan Adrian.

" heey... pelan-pelan sayang bukanya.. nanti rusak loh.." ujar Elia memberitahu Nisa sembari tersenyum melirik kearah Adrian.

" yeeeeeee.... buku mewarnai...." Nisa begitu girang melihat hadiah yang diberikan Adrian.

Adrian begitu tersenyum melihat girangnya Nisa yang menggemaskan menerima seperangkat buku gambar beserta pensil warnanya.

" gimana ? Nisa suka..? " tanya Adrian

" Suka om... " jawab Nisa kegirangan

" hayooo... bilang apa sama om Adrian..? " ujar Elia

" makasih om Adrian..." jawab Nisa dengan senyumnya yang menggemaskan.

Bahagia rasanya didalam hati Adrian melihat Nisa kegirangan menerima hadiah darinya, walaupun hanya sekedar buku mewarnai, namun ia sudah menganggap Nisa seperti anaknya sendiri.

" mamah.. Nisa pulang duluan yaa.. mau gambar gambarin bukunya..." ujar Nisa pamit.

" iya sayang.. jgn hilang hilang yaa pensil warnanya.. " jawab Elia

Nisa pun pulang dengan girangnya membawa hadiah dari Adrian. Semantara Elia masih dirumah Adrian.

" kamu pake repot-repot sih beliin itu segala..?" tanya Elia

" Ah.. ga repot kok.. biasa aja kali.. yaa hadiah aja di udah lancar ngeja huruf. Emang ga boleh ?" tanya Adrian balik.

" eee.. ga papa sih.. " jawab Elia

" gimana di bali...?" tanya Elia memulai obrolan.

" capek..." jawab Adrian.

" oh.. padet banget yaa kayanya kerjaan.. emang ga sempat hangout gitu..?" tanya Elia.

" sempet sih.. cumaa yaa 5 hari mah terasa kurang kalo buat ngehibur diri.." jawab Adrian

" kamu gimana liburannya..? seru..?" tanya Adrian.

" eemmm... yaaa buat Nisa menyenangkan sih.. dia ditemenin org tuanya liburan.. tapi kalo buat aku biasa aja.. " jawab Elia

" kok gitu..?" tanya Adrian.

" yaaa kamu tau lah suamiku.. dia bukan tipikal romantis.. jadi yaa liburan kali ini kerasanya cuma buat nyenengin Nisa aja.. " jawab Elia.

Adrian hanya diam mencoba memahami, dan menyadari kenyataan aneh dalam hidup dalam hal bersyukur. Ia berpikir mengapa ada orang seperti Mas Daus dan Pak Jhony yang tidak bersyukur memiliki istri cantik seperti mereka.

" heii.. kamu melamun apa ?" tanya Elia membuyarkan lamunan Adrian.

" eehh.. gaa.. yaa mikir aja.. istri cantik kaya kamu kok bisa gitu di anggurin.." canda Adrian.

" Aku juga ga habis pikir, malah kadang sampai kecewa. Tapi apalah daya, aku mencoa meredam semuanya agar kami gak bertengkar dihadapan Nisa.

Adrian mencoa memahami perasaan Elia, perasaan yang ia pendam menjadi alasan mengapa ia memilih selingkuh dengan Adrian. Dan Adrian mengerti hal itu namun juga memberinya pelajaran bahwa pentingnya bersyukur dengan kehidupan dan juga membuatnya menyadari besarnya godaan lelaki saat sudah mapan secara finansial.

" aku balik dulu ya...." ujarnya dengan senyum cantiknya.

" iyaa.. kasihan Nisa nungguin kamu.." jawab Adrian.

ia pun mengantarkan Elia dengan membukakan pintu mempersilahkan Elia keluar.

" byee... " ujar Elia pelan untuk pamit.

" bye... " jawab Adrian.

Elia berjalan beberapa langkah kemudian memalingkan kembali wajahnya ke Adrian.

" kalo aku ga bisa tidur, nanti ku telpon yaa..." ujarnya lagi.

Adrian hanya tersenyum..

" kalo kamu minta temenin tidur pun aku ga nolak kok.." canda Adrian

Elia hanya tersenyum kemudian beranjak menuju rumahnya.

" dasar...." gumamnya dalam hati seraya tersenyum.

. . . . . . . . . . . . . . . . .


= 2 hari kemudian dikantor =

"
Bang.. Ibu ga masuk lagi ya hari ini ? " tanya Dika

" iya kak.. udah 2 hari semenjak kak Adrian balik dinas, ibu belum keliatan masuk kerja, sakit yaa..?" tanya Rara kepo

" aku juga ga tau sih.. ga ada kontak juga semenjak balik dari bali.." jawab Adrian seadanya.

Adrian memang terakhir melihat Bu Silvy tepat setelah mereka berpisah dibandara untuk pulang kerumah masing-masing. Sebelumnya Ia hanya melihat Bu Silvy dan Pak Jhony bertemu di loby hotel sebelum mereka meninggalkan hotel tersebut dan terlihat seperti bertengkar. Setelah kejadian itulah Bu Silvy terlihat kembali murung, sedih dan galau. Bahkan Adrian pun tak berani menghubungi Bu Silvy, walau bagaimanapun dekatnya mereka, ia seakan tau ini bukan ranahnya untuk ikut campur.

" sakit mungkin yaa..?" tanya Rara lagi.

" entah.. emang kenapa sih kalian kepo bener ?" tanya Adrian balik.

" Ga.. beda aja gitu kalo Ibu ga ada.. yaa walaupun biasanya galak.." jawab Rara.

" Tadi sih kata sekuriti beliau udah dateng tapi pagi bener.. mungkin diruangannya aja tuh.." ujar Adrian

" owh.. berarti ada aja yaa.. kirain ga ada.. soalnya tumben ga keliatan terus ga manggil bang Adrian keruangannya.." ujar Dika.

" tau.. ga enak badan kali.. kecapean pulang dari Bali.." jawab Adrian

" btw.. kemaren ngapain aja kak disana sama ibu..?" ujar Rara mulai rese'

" waahh.. iya tu bener.. ampe sekalian cuti gitu berdua.." Dika menambahi

" jangan macem-macem deh.. " ujar Adrian salting.

Dika dan Rara tertawa melihat Adrian yang salting..

" emang Bang Adrian bisa nolak orang kya ibu..?" goda Dika lagi.

" iyaa kak.. ibu kayaknya demen tu ama Kak Adrian.. kalo ku liat dari kacamataku sesama cewek yaa.." Rara menimpali.

" husss... kalian lupa suaminya siapa disini..?" ujar Adrian mulai risih digoda Dika dan Rara.

" eemm.. ya sih.. tapi kan kemaren ga ada suaminya kak.." bisik Rara kembali menggoda.

" husss.. kamu ni Ra.. jangan macem macem deh.. " ujar Adrian

" hahahahahahahahaha....." Dika dan Rara tertawa melihat Adrian terlihat jelas salting.

Memang sudah bukan rahasia lagi di divisi marketing jika mereka sering menggoda Adrian yang dekat dengan Bu Silvy. Selain orang kepercayaan Bu Silvy, dan seringkali dipanggil keruangannya, intensnya komunikasi itu lah yang membuat tim marketing menjadikannya bahan untuk menggoda Adrian.


" Sayang.. please.. kita bisa perbaiki ini..." mohon Pak Jhony.

Bu Silvy hanya diam duduk kursi kerjanya. Matanya menatap lurus kearah lain seakan tak ingin melihat wajah Pak Jhony.

" come on beib.. aku sadar aku salah.. aku khilaf.." lanjut Pak Jhony meneruskan.

" Khilaff....??? khilaf kamu bilang...?? " tanya Bu Silvy sembari berdiri dari kursinya.

" aku duduk disini 8 jam sehari, mencurahkan semua pikiranku buat jalanin perusahaan ini. Sementara kamu..... kamu dengan tanpa merasa bersalah menghabiskan waktu dengan wanita lain dengan alasan mengurusi perusahaan mu yang berada diluar kota... dan kamu bilang itu khilaf..?? kamu bener bener brengsek Jhon.." ujar Bu Silvy menatap tajam Pak Jhony yang terlihat bodoh diruangan Bu Silvy.

" Aku memanglah CEO disini, tapi aku juga istrimu Jhon.. aku bukan wanita bodoh yang bisa kamu manfaatkan hanya dengan memberikan harta dan jabatan kemudian bisa kamu permainkan sesuka hatimu.." lanjut Bu Silvy.

Matanya berkaca kaca menatap Pak Jhony yang hanya diam tanpa kata. Pak Jhony pun diam tanpa kata seakan tak bisa berkata kata lagi. Raut kekecewaan sangat terlihat di wajah istrinya.

" Terus kamu mau apa sayang..?" ujar Pak Jhony berusaha menenangkan Bu Silvy.

" aku cuma mau pisah sama kamu.. " jawab Bu Silvy

Pak Jhony terkejut mendengar jawaban Bu Silvy

" Sayang.. jangan secepat itu mengambil keputusan.. kamu masih emosi, pikiranmu belum jernih.." ujar Pak Jhony

" yang pikirannya belum jernih sedari awal itu kamu Jhon...!!! " jawab Bu Silvy

" dari awal nikah, kamu itu udah jarang pulang.. bahkan untuk mengenalku lebih dalam pun kamu gak punya waktu.. rasa percaya ku perlahan berubah jadi curiga, namun aku menyimpannya karena itu semua hanya prasangka, tapi aku baru sadar ternyata terbukti perasaan perempuan tidak pernah salah, kamu pikir dengan menikahiku dan memberiku semua ini bisa membuatku tenang sementara kamu bebas semaumu diluar sana..?!! " lanjut Bu Silvy.

" aku memutuskan ini karena aku sadar.. kamu bukan orang yang pantas buatku.. aku terlalu berharga untuk kamu permainkan.. " ujar Bu Silvy.

Tak ada sepatahkata pun keluar dari mulut Pak Jhony, ia hanya diam seakan mematung diruanga Bu Silvy, ia tidak menyangka istrinya bisa setegas itu. Sebenarnya dengan kekuatan financialnya Pak Jhony tidaklah sulit untuk menyelesaikan masalah itu. Namun bukti foto yang dimiliki Bu Silvy akan menjadi boomerang baginya jika ia ceroboh, dan tentu akan merusak wibawa dan reputasinya.

" Oke.. fine.. jika kamu ingin berpisah tapi tolong, jangan sampai ini semua tersebar didalam perusahaan.. karena pasti akan terdengar ke perusahaan ku yang lain.. " pinta Pak Jhony.

" harusnya kamu pikirkan itu sebelumnya Jhon.." jawab Bu Silvy

" aku tidak akan menyebarluaskan ini semua.. tapi dengan syarat.." lanjut Bu Silvy.

Pak Jhony diam mendengarkan apapun yang akan di minta Bu Silvy.

" aku hanya minta balik nama kepemilikan perusahaan ini menjadi milikku.. aku tidak ingin ada keterkaitan lagi denganmu dalam hal apapun.. " tegas Bu Silvy.

Pak Jhony diam sesaat..

" oke.. baik.. aku setuju, tapi pastikan aku tidak ingin mendengar ini semua hingga tersebar ke perusahaan ku yang lain.." pinta Pak Jhony.

" deal.." jawab Bu Silvy.

" besok akan kulayangkan gugatan ke pengadilan, pastikan kamu menyetujui semuanya.." lanjut Bu Silvy.

" Oke Silvy oke.. " jawab Pak Jhony.

" ya sudah. kamu boleh pergi sekarang... kerjaan ku masih banyak.." ujar Bu Silvy meminta Pak Jhony pergi.

Ruang finance akunting terasa hening hari itu. Para karyawan hanya diam karena mendengar suara Bu Silvy seperti bertengkar dengan Pak Jhony diruangannya. Keadaan semakin terasa awkward saat Pak Jhony keluar meninggalkan ruangan Bu Silvy. Beberapa karyawan yang menyapa pun hanya direspon datar oleh Pak Jhony, yang membuat karyawan menebak nebak apa yang terjadi dengan rumah tangga mereka.
Bu Silvy duduk bersandar dikursi kerjanya, Mencoba menenangkan pikirannya. Ia menatap langit langit ruangannya, mencoba berfikir dalam kegalauannya. Rasa sedih memang pasti ia rasakan, namun keputusannya sudah bulat. Ia tidak ingin hidupnya hanya dihabiskan sebagai perempuan bodoh. Pernikahannya yang masih seumur jagung tentu tidak meninggalkan kenangan yang berat untuk dilupakan, ia hanya mempertanyakan apa yang kurang dalan dirinya sehingga ia di sia-siakan. Ingin rasanya ia mencari angin segar untuk menghibur diri namun ia malu keluar menampakkan diri disaat momen seperti ini. Bahkan matanya pun masih sedikit meneteskan air mata.

. . . . . . . . . . . . . . . . . .
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd