Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

My Lady - [megatron21]

Bimabet
(kriiinnngggg.................)
Pagi menjelang, kami berdua terbangun oleh suara dering telepon. Mama segera bangkit, dengan langkah kaki yang masih gontai ia berjalan menuju telepon itu.

"halooo....." kata mama.
'halo mah.... Ini ayah......, baru bangun ya?'
"iya.... Ada apa yah... tumben pagi-pagi telepon..."
'iya .... Ayah mau ngabarin, kepulangan ayah ditunda.... Ada masalah mesin di pengeboran....'
"ohhh... yasudah.... Ayah fokus kerja dulu..... jangan lupa makan yah...."
'iya...... makasih ya mah.... Ayah balik kerja lagi....'
"oke yah....."

Mama menaruh kembali gagang telepon itu ketempatnya.
"ayah ya mah?"
Mama mengangguk, matanya masih sayu karena kantuk. Ia kembali merebahkan diri bersamaku.

Setengah jam berlalu, kini kami telah terjaga. Permainan dengan mama semalam benar-benar membuatku lelah. Aku berjalan menuju ke kamarku.
Kulihat file video yang kudownload semalam sudah selesai, aku segera mematikan komputer itu tanpa menonton video yang kudownload.

Aku bergegas memasuki kamar mandi dan membersihkan diri.

Selepas mandi, badanku kembali segar. Aku keluar menghampiri mama di dapur. Ia telah menyiapkan sarapan untuk kami.
"pagi mah......" kataku.
"pagi sayang....." ia membalas.
"mama udah mandi?"
"udah...... abis keringetan banget... badan mama jadi lengket..."
"sampe tiga ronde sih....." kataku.
"huuuu.... Kamu yang mulai......" mama mencibirku.
Aku hanya tersenyum saja.

"kirain mama belom mandi.... Abis kimononya masih yang semalem...."
"ahh dirumah kan Cuma ada kita berdua.... Biarin aja....kamu sendiri Cuma pake handuk doang...."
Kami berdua tersenyum. Mama mengambilkanku sepiring nasi, kami mulai sarapan.

Dalam sela-sela sarapan itu kami berbincang. Ternyata mama tidak keberatan menerima permintaanku semalam. Aku senang, sekarang aku tidak perlu lagi berhubungan dengan wanita-wanita yang tidak jelas. Sudah ada mama yang siap memenuhi permintaanku.
Lagipula mama juga kesepian, hasratnya selalu tertunda. Seperti pagi ini, lagi-lagi ayah harus menunda kepulangannya, ia harus tinggal lebih lama karena pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Nasi di piring kami sudah habis. Aku meminum air di gelas kaca yang disediakan oleh mama.
"mah...... main lagi yuk...."
"ehhhh.... Kok kamu jadi ketagihan gitu main sama mama....."
"abis mama menggoda banget sih...."
"apanya yang menggoda...... tete mama aja udah peot begini...." Ia menyingkap kimononya, membuat kedua payudara itu menyembul keluar.
"tetep aja mama bikin horny.... Mama kan cantik... putih..." kataku.

Wajah mama merona, aku mendekatinya dan mengecup bibirnya.
"masa di dapur sih sayang....."
"aku udah ga tahan mah...... pengen ngentot sama mama......" kataku.
Aku segera menarik tubuh mama untuk berdiri, kubalikkan tubuh mama membelakangiku. Ia menundukkan tubuhnya dan bertumpu pada meja.

Kuarahkan penisku menuju vagina mama.
(sfx : Sleppp.....)
"Aaakkkhh..... sabar sayang...."
Kumasukkan penisku kedalam vagina mama yang masih belum basah. Kurasakan penisku bergesekan didalam lubang itu.
"Aaaaahhhhssss...... keset banget mahh....enak...." ceracauku.
Aku mulai memompa penisku perlahan.

"Aaaakkhh.....Mmmmmhhh..." mama mendesah.
Perlahan vagina itu mulai basah. Kini aku dengan leluasa menggerakkan penisku maju mundur.
Kuraih kedua payudara mama yang berguncang karena gerakan kami.

Kuremas kuat kedua payudara itu. Puting mama kuselipkan antara jari telunjuk dan jari tengahku. Ohhhh...... nikmat sekali.
"mahhh....... Enak banget mah......"
"Aahhhh...... terus..sayang..Ahhhhh....Ahhhhh....... genjot terut....."
Mama menekan tubuhku kebelakang dengan pantatnya, penisku kini masuk semakin dalam.

Hujaman demi hujaman kulancarkan. Perlahan meja makan itu bergeser dari posisinya. Gelas-gelas di atas meja itu saling beradu, menciptakan suara gaduh.

Mama mengulurkan tangan ke selangkangannya. Ia mengusap klitorisnya dengan jemari tangan kirinya.
Aku mencengkeram erat tubuh mama dan terus memompa penisku.

"Aaaaahhhh......Aaaahhhhhhh........."
Mama tertunduk. Dahinya menyentuh bibir meja itu.
Vagina mama berdenyut kencang.

"mmaaahhh...... memek mama sempit banget...."
"ahhhh...... terus sayang....... Enak sayang....."
Aku mempercepat gerakanku. Gesekan antara penisku dengan vaginanya semakin nikmat.
Penisku mulai berdenyut.

Tubuh mama menegang.
Usapan jemari mama di klitorisnya sesekali menyentuh buah penisku. Usapan itu cepat sekali, sepertinya mama mengejar orgasmenya yang sebentar lagi tiba.

"Aaaaaahhh.........Aaaaaaaahhh...Oooohhhhhh...." mama melenguh.
"maaahh... aku mau keluaaar....."

Kudekap erat tubuh mama.
Cengkeraman erat di penisku membuat nafsuku meledak. Aku mempercepat hujamanku, semakin cepat dan kuat.

"AaaaaAAaaaaahhh.... Sayang...Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh..." mama melenguh panjang.
"Aaahh....Aaaaaaaaaahhh.."

(sfx : Crooootttt.......Croooottt.....Crooott....)
Spermaku kembali membasahi rahim mama.
Lututku mulai lemas, kakiku bergetar menerima orgasme yang begitu cepat.
Aku menarik tubuh mama untuk duduk di kursi. Penisku masih menancap dalam vaginanya.

Ia menyandarkan tubuhnya ke tubuhku. Kukecup lembut lehernya.
"mahhh.... Enak ga ngentot sama aku?"
"hhhh....enak banget sayang..... kamu bisa puasin mama sebanyak kamu mau.... Asal selama ayah ga ada ya....."
"Ngomong-ngomong kalo mama hamil gimana.....?"
"mama kan pasang KB.... Gak akan hamil kok..."
Aku mengusap payudara mama dengan gerakan memutar. Payudara mama yang dalam kondisi normal agak kendor, kini masih menegang. Puting susu itu mengacung seakan menantang.

"udah yuk sayang..... mama capek...." Kata mama.
"iya mah...aku juga...."

Kami menyudahi permainan itu.
Aku kembali kekamarku, kuraih handphone yang tergeletak di atas meja. Baterainya sudah penuh.
'ehhh.... Ada sms...' batinku.

'Tom... sibuk ga? Katanya mau traktir?'
Ternyata dari mbak Naya. Aku segera membalas sms itu.
Kami janjian bertemu di sebuah mall di jakarta selatan.

Aku segera memacu mobilku menuju kesana. Hari ini aku akan bertemu kembali dengan bidadari penolongku. Mantabbbb..........^^

Sesampainya disana, aku menunggu di pintu masuk selatan. Disana ada sebuah bangku panjang, aku duduk disana.

Beberapa menit berlalu, tiba-tiba sepasang tangan menutup mataku.
"tebak siapa?"
"ya pasti malaikat penolongku dong......" kataku.
"gombal........." kata Naya sembari melepaskan tangannya dari tanganku.

Kami berdua memang cepat akrab. Naya memang seorang yang memiliki pribadi cepat bergaul. Tutur katanya lemah lembut, sopan, dan santun. Membuat dirinya seakan tidak asing dimata setiap orang.
"mau ditraktir dimana nih?" tanyaku.
"terserah....."

:aduh: kata-kata sakti itu lagi.
"Yaudah, kita makan di sana mau ga?" aku menunjuk sebuah restoran berlambang kepala sapi di pojok pintu masuk.
"boleh......" jawabnya.
Kami pun bergegas masuk.

Setengah jam berlalu.
Berbincang dengan Naya memang mengasyikkan. Wawasannya begitu luas. Tak heran ia lulus kuliah dengan cepat. Naya bercerita, ia sedang bertengkar dengan pacarnya. Pacarnya selingkuh, maka dari itu ia tidak segan mengajakku jalan. Mungkin ingin balas dendam.

Setelah makan, kami bergegas keluar. Kami berjalan bergandengan seakan seorang kekasih.
"mba... mau nonton ga?"
"emank ada film apa?"
"ga tau.... Kita liat aja dulu yuk...."
"boleh......"

Perlahan kami menyusuri jalan menuju bioskop di lantai paling atas. Menaiki eskalator dan memandang sekeliling. Kami bercengkerama sangat akrab. Terkadang Naya menunjuk sebuah toko. Katanya ditoko itu menjual buku-buku yang bagus.
Pantas saja wawasannya luas, ternyata ia senang membaca buku.
Beda sekali denganku, dulu buku pelajaranku malah kujadikan bantal :p

Tak lama kami sampai di tempat yang dituju.
Pintu masuk dari kaca itu membuka otomatis ketika kami mendekat.
Udara dari dalam menyeruak keluar. Wangi popcorn begitu terasa, khas sekali seperti aroma bioskop dimana-mana.

Kami masih bergandengan ketika berjalan menuju pembelian tiket.
Naya menunjuk sebuah film yang menurutnya bagus.
Sebenarnya aku kurang menyukai film ber-genre romantis. Tapi tak apa lah. Demi menyenangkan hatinya akan kuturuti.

Waktu kedatangan kami pas sekali, film itu dimulai tidak sampai lima belas menit lagi.
Kursi yang tersisa saat itu cukup banyak, tampaknya orang-orang kurang menyukai film ini.

Aku segera membeli dua buah tiket tanpa menanyakan tempat duduk.
Setelah membayar, kami segera menuju pintu theater yang dimaksud.
Aku mengecek tiket kami. Tempat duduk kami di baris A.

"hah? Paling atas?" kataku.
"emang kenapa kalo diatas? Tadi gak milih tempat?"
"iya, aku main bayar-bayar aja....."
"yaudah gapapa..... yuk masuk."

Tangan kami saling menggengam erat ketika kami menaiki anak tangga di tengah hamparan kursi itu. Menuju baris paling atas yang ternyata tidak dihuni seorang pun. Rata-rata orang memilih bangku di baris tengah.

"waduh.....kok jadi mojok begini?"
"gapapa... biar romantis...."

'eeeee..... dia ngasi kode....'
Kami duduk berdampingan. Mengatur posisi duduk kami agar cukup nyaman.

Tak lama film dimulai. Ternyata kami adalah orang terakhir yang memasuki ruangan itu. Sepi sekali di dalam. Hanya ada beberapa pasangan yang duduknya saling berjauhan. Kami dengan leluasa bisa melihat mereka dari deret paling atas.

Naya memperhatikan dengan seksama film itu, namun lain denganku. Aku sama sekali tidak bisa mencerna alur ceritanya.
Membosankan, begitu pikirku.

Aku mulai mengusap punggung tangan Naya.
Kulitnya halus sekali. Lembut bagai kain sutera.
Naya menengok kearahku dan tersenyum.

"bosen ya?" kata Naya berbisik
Aku mengangguk.
"kalo aku sih udah tau jalan ceritanya dari baca novel.." katanya.
"aku gak ngerti sama sekali...hihihi...." Aku ikut berbisik.

Kami menyandarkan tubuh kami agak naik.
"lho? Pada kemana nih orang" tanyaku. Saat itu kulihat tidak ada satu kepalapun menyembul dari balik punggung bangku-bangku itu.
"sssttt..... mereka lagi mesra mesraan" kata Naya.
"gila.... Kalo keliatan orang gimana...." Kataku berbisik.
"makanya jangan berisik...."

Naya menyandarkan kepalanya dibahuku.
"sayang ya mba udah punya pacar....."
"emank kenapa?"
"aku kan masi jomblo....ahahah"
"yaudah si jalanin aja......"

Aku menoleh kearah Naya. Ia pun menoleh kearahku.
Mata kami menyatu, kami saling berpandangan. Perlahan kami saling mendekatkan wajah.
Bibir kami menyatu.

Bibir Naya yang lembut kini melumat bibirku.
Tak kusangka ia begitu agresif. Aku memberanikan diri meraba pahanya yang dibalut rok sebatas lutut.

"mmm...." Ia mendesah pelan.
Lidah kami bertautan. Kami merundukkan posisi duduk kami. Saat ini alur cerita di film itu sudah kami lupakan. Kami larut dalam percumbuan yang semakin panas.
Perlahan aku mulai menyingkap roknya.
Jemari tanganku kini meraba kulit pahanya yang halus.
Ia membalas meraba selangkanganku. Penisku yang sudah mengeras ia genggam dari balik celana.
"sssshh..mm.." aku mendesah pelan dalam ciuman kami.

'Ahhhh.......' Kami mendengar suara memekik dari kejauhan.
Tampaknya para pasangan itu sudah berbuat lebih jauh.

Perlahan Naya mulai menurunkan resleting celanaku. Ia mengeluarkan penisku yang mengeras dari penjara yang membelenggunya. aku tak mau kalah. Kususupkan tanganku di antara celana dalamnya. Kuraba bulu-bulu lembut yang tumbuh disana.

Perlahan jemariku menggesek klitorisnya. Ia mengeliang pelan. Diremasnya batang kemaluanku yang menegang kuat.

Tanganku kini mulai menyusup dibalik kausnya, mengaduk-aduk apa yang ada di balik kaus merah itu. Kuselipkan jemariku di dalam branya.
"sshh.... Toket mba gede banget..." kataku berbisik.
Ia hanya tersenyum. Ia menundukkan badan dan mulai mengulum penisku.

Kurasakan bibir dan lidah itu begitu lincah memainkan batang penisku yang mengacung tegak.

Jemari tanganku mulai memasuki liang vagina yang telah basah itu.
"mba....aku ga tahan nih...."

Ia melepas kulumannya. Sandaran tangan di antara tempat duduk kami naikkan agar ia bisa merebahkan diri.
Aku membuka selangkangannya lebar-lebar.
Kusingkap celana dalam itu tanpa melepasnya. Lubang kenikmatan itu sudah terpampang didepan mata.

Kutindih tubuh Naya dan kumasukkan penisku perlahan.
"mmhh.." ia mendesah.

Kugerakkan penisku perlahan, keluar masuk.
Kunikmati sensasi berhubungan sex di tempat umum yang belum pernah kurasakan.

Mulut Naya terkatub rapat. Ia tidak ingin desahan-desahan liar keluar dari bibirnya.
Aku menyingkap kausnya dan mulai menjilati dadanya.

"mmhh...mmhhh...mhh.." ia mendesah di sela nafasnya
Aku tidak berani untuk menaikkan tempo gerakanku. Khawatir ia akan mendesah keras.

Perlahan-lahan aku memompa penisku.
Detik demi detik yang kami lewati dalam ruangan gelap itu sangat kami nikmati. Perlahan, keringat mulai mengucur. Udara pendingin ruangan tak sanggup menahan kobaran asmara diantara kami. Vaginanya mulai berdenyut. Mengcengkeram lembut kejantananku.

"mm....hh.." ia mendesah begitu pelan, sangat berkebalikan dengan apa yang dilakukan tangannya pada tubuhku. Jemari itu mengcengkeram kuat pundakku. Kedua pahanya merapat kuat. Menjepit pinggangku. Penisku berdenyut kencang, gerakan perlahan ini ternyata membawa kenikmatan tersendiri.

Tubuhya menegang.
"mmmmhh.......mmmmmhh......." ia mendesah diikuti dengan melelehnya cairan kenikmatan dari vaginanya. aku mengcengkeram kuat payudara Naya dan menarik sedikit penisku sampai bibir vaginanya.

(sfx : Croott..Crooottt......Crooott....)
Spermaku menyembur dalam lubang kenikmatan itu. Semoga saja tidak sampai kerahimnya.

Naya menepuk punggungku, memintaku untuk bangkit.
Kami kembali kepada posisi duduk. Naya mengambil tisu di tas kecil yang dibawanya. Ia membersihkan lelehan spermaku. Tisu itu kemudian dimasukkan kedalam plastik kecil yang tadinya digunakan untuk menyimpan bedak.

"mba...... gapapa nih ML sama aku?" tanyaku berbisik. Aku membereskan baju dan celanaku yang porak poranda.
"gapapa... santai aja....." katanya.

Aku hanya memandang kearahnya ketika ia membereskan pakaiannya.

Tak sampai dua menit, lampu ruangan itu kembali menyala.
Untunglah kami sudah kembali rapi. Sempat aku memandang ke sekeliling sebelum kami menuruni tangga.
Pasangan-pasangan itu masih sibuk merapikan pakaian mereka.
Kami berjalan menuju pintu keluar.

Beberapa orang berlalu lalang di lorong itu.
Sial, toilet penuh. Orang-orang yang ingin masuk kesana sampai harus mengantri di luar toilet.

"gak jadi ke toilet?" tanya Naya.
"ngak deh.... Males ngantrinya panjang... kita keluar aja dulu..." kataku.

Kami berjalan-jalan mengitari mall itu, tak ada yang cukup menarik untuk menahan mata kami memandang cukup lama.
Langkah kaki menuntun kami sampai di pelataran mall itu.
Sebuah kursi panjang terbuat dari besi terlihat kosong.

Kami berjalan menyusuri pelataran dan duduk disana.
 
hahahaha kan sama aja ketahuan bray, wah mantabh public sex nih ye cuma lum dpat gregetnya nih
 
maklum brader.. baru pertama kali nulis public sex... masi agak-agak canggung gitu....
bingung mau ke arah mana fantasinya... serba salah
 
Nah gini nih seru maen di tempat umum udh biasa maen di rmh mah
 
Cukup lama kami duduk terdiam, tanpa ada satu pun yang berbicara.
Aku bertanya-tanya, mungkinkah ia sedang memikirkan tentang apa yang kami lakukan didalam.

"mba... kok diem aja si?" aku membuka pembicaraan.
"huh...?" ia menoleh menatap wajahku.

"ngak kok gapapa....."
"ada yang dipikirin ya?" tanyaku.
"sedikit...."
"cerita aja....kali aku bisa bantu..."
"ga tau Tom.... Ini soal pilihan......." Ia tertunduk.

Aku memandangi wajah Naya yang kini ekpresinya berubah menjadi sayu.
"soal pacar mba ya?" kataku.
Ia mengangguk.

Aku terdiam, tak melanjutkan lagi pembicaraan kami. Aku sadar, masalah seperti ini tidak mungkin bisa kucari jalan keluarnya. Hanya dirinya yang bisa memutuskan kemana ia akan melangkah.

"mungkin dia lagi check in di suatu tempat sama cewenya yang baru..." katanya.
"sabar mba..... cowo kan gak Cuma dia...."
"kamu mau bilang masih ada kamu gitu ya.....hihihi...." katanya.
"hehehe...... tadinya si, tapi gak jadi deh......" kataku.
Ia hanya tersenyum saja.
Kini ia mengangkat kembali wajahnya, membuang jauh-jauh perasaan gundah dalam hatinya. Ia memandang kelangit biru cerah yang terhampar luas dihadapan kami.

"coba aku bisa jadi awan itu....." katanya.
"bisa kok......."
"caranya?"

Aku tersenyum. Kuambil tiket bioskop dari saku celanaku.
Di kunci mobilku terdapat sebuah gantungan yang sebenarnya adalah ballpoint. Aku meraihnya dan menuliskan satu kata di secarik kertas itu. Kulipat kertas tebal itu menjadi dua lalu kuselipkan di leher kaus yang dipakai Naya.

"nih name tag nya jadi......" kataku.
Naya mengambil secarik kertas itu. Disitu tertulis 'awan'.

"hihi.... Kamu emang paling bisa ngehibur cewe...."
"wettzz.... Siapa dulu......."
"raja gombal........hihihi"
"hahaha......"
Aku senang, kini Naya sudah bisa tersenyum lagi.

Langit cerah kini mulai gelap. Awan mendung mulai merapat membentuk formasi.
Kami beranjak dari tempat itu menuju parkiran mobil. Kami naik kedalam mobil. Tepat setelah pintu mobil tertutup rintik hujan mulai turun.
Mobil kunyalakan, kini wiper mobil sudah bergerak kekiri dan kekanan.
Menyapu tetesan air yang membasahi kaca depan. Kuinjak perlahan pedal gas berwarna hitam itu. Deru mesin mobil mulai terdengar. Kami beranjak dari tempat parkir itu. Meninggalkan jejak kenangan indah tentang apa yang terjadi dalam ruang gelap gulita itu.

"mau dianter pulang?" tanyaku.
"ngak ahh.. dirumah rame, males... aku ga suka tempat berisik..."
"trus mau kemana?"
"kerumah kamu aja......"
"ngapain?" tanyaku.
"mau main aja.... Ga boleh ya?"
"bolehh....bolehhh...."

Tujuan sudah ditetapkan, kupacu mobilku menuju rumah.
Sesampainya dirumah mama membukakan pintu untuk kami.
"ehhh siapa ini?" sapa mama ramah.
"kenalin mam..... ini Naya...."
"halo tante.... Kenalin aku Naya...... pacarnya Tomi...."

'whatttt???'
Mendengar ucapan itu aku langsung menoleh kearah Naya.
"ahhhh...... ayo masuk masuk..... kok ga bilang-bilang mau kesini.... Kan tante bisa masakin makanan buat Naya...."
"ahh.. jangan repot-repot tante..." kata Naya.

Mereka berdua bergandengan masuk kedalam rumah.
Aku masih mengerutkan dahiku, bibirku tersenyum tipis. Entah apa yang dipikirkannya.

"kok kamu ga bilang udah punya pacar Tom..... katanya masi jomblo...."
"eeennnggg......"
"eh...... kita baru aja jadian tante......" Naya menyela perkataanku.
Sekali lagi aku menoleh kearah wajah Naya. Naya juga menoleh kearahku. Ia mengedipkan sebelah matanya.
"i...iya mah...... baru aja tadi jadian......"
Mama memandangku.... Bibirnya tersenyum, namun sorot matanya menunjukkan kecurigaan.

"Tom... sini bantu mama nyiapin minuman... kasian tuh Naya haus......" kata mama.
"iya.........., eh sebentar ya...aku kedalam dulu..." kataku.
Naya mengangguk.

Mama berjalan menuju dapur. Aku berjalan mengikutinya dari belakang.
"hmm.... Ketauan ya.... Kemaren kamu pasti ngebayangin dia....." kata mama berbisik.
"hehe....iya mam...."
"emank uda sejauh mana?"
"apanya mam?"
"ya hubungan kalian....."
Aduh..... aku harus jawab apa.
Aku menggaruk-garuk kepala.

"yaa..... gitu deh mam....."
"dasar....." sepertinya mama sudah mengerti sejauh apa hubungan kami.

"kunci mobilnya mana?"
"mau ngapain mam?" tanyaku.
"mama mau keluar...... biar kalian lebih leluasa..... sini mana!"
"ihhh mama bisa aja......" aku merogoh kantong celanaku dan menyerahkan kunci mobil kepada mama.

Mama kembali berjalan ke ruang tamu. Sementara aku membawakan segelas sirup untuk Naya.
"aduh.... Maaf ya Nay... tante ga bisa nemenin kalian....., tante mau belanja dulu ke supermarket... soalnya tadi hujan...."
"ohhh iya tante... gapapa kok....." Naya bangkit dari duduknya dan mencium tangan mama.
"hati-hati dijalan mah....." kataku.

Tak lama, kudengar suara mesin mobilku mulai menjauh.
Pintar juga aktingnya. Ternyata mama memberi keleluasaan untukku melakukan apa saja dirumah. Aku meletakkan gelas yang kupegang. Meja kaca itu berbunyi ketika aku meletakkan gelas diatasnya.
"rumah kamu enak ya..... tenang....."
"bukanya tenang.... Aku emank seringnya berdua aja sama mama....."
"lho... papa kamu kemana...?"
"kalo ayah kerja diluar kota... di pengeboran minyak, jadi jarang pulang...."
"ohh....."
"kok Cuma Ohh.... Diminum dong...."
"iya...... tapi ini ga dikasi obat tidur kan?"
"ya elah...... masa setega itu..... kalo kepengen juga aku bilang...." Kataku.
Naya hanya tersenyum. Ia meminum sepertiga air dalam gelas itu.

"emank udah ga kepingin lagi ya.....?" tanya Naya.
"hmmm..... ngasi kode..... eh itu maksudnya gimana.....aduh... mamaku jadi nyangka kita beneran pacaran....."
"yaudah si dijalanin aja..... kamu jomblo kan?"
"iya si mba.... Tapi kan........"
Naya menempelkan jari telunjuknya di bibirku.

"Ssssstttt.... Jangan panggil mba..... panggil aja Naya....ok"
Aku mengangguk.

Jemari tangan Naya begitu lembut menempel dibibirku. Aku mengusapnya perlahan, kemudian kugenggam pergelangan tangannya.
Kami saling mendekatkan wajah.

"mmmmmhhh......." Naya mendesah ketika bibir kami bertemu.
Kedua tangannya merangkul leherku, menekan kepalaku semakin erat.

Lidah kami bertautan bagai tarian langit. (cuakakakakakaka........ lebay mode ON)
Saling menyapu. Bagai pisau belati yang sedang diasah. Semakin mempertajam panca indera kami.
Kurasakan betul kehangatan tubuh Naya ketika aku meraba punggungnya.
Dirumah yang sunyi ini kami bebas melakukan apapun.
Aku menyelusupkan tangan kebalik kausnya. Kubuka pengait bra yang berada di punggungnya.
Naya menarik tubuhku merebah. Tangannya kini meraba punggungku.

Rasa geli menjalar keseluruh permukaan kulitku. Belaian tangannya yang lembut menjelajahi seluruh tubuhku.
Aku menyingkap kausnya. Kedua payudara Naya kini terpampang.
Ia mengangkat kedua tangannya, sekaan memintaku melepaskan busana yang ia kenakan.

Kutarik kaus itu perlahan hingga terlepas. Naya bangkit dan memelukku. Ia menarik kausku keatas dan melepaskannya.
Tubuh kami bertemu ketika ia menekan dadaku dengan payudaranya. Hangat sekali, tanganku kini dapat menyentuh kulitnya yang putih dengan leluasa.
Kini ia menindihku. Kepalaku menyandar di pinggir sofa berwarna abu-abu tua.

Aku menyusupkan tanganku diantara tubuh kami. Mencoba mencari keberadaan kancing roknya. Kulepaskan kait itu lalu perlahan kuturunkan rok beserta celana dalam Naya.
"Mmmmhh..... kamu sexy banget Nay....."
"masa sih......"
"iya lah.... Kulit kamu putih, mulus, badan kamu langsing berisi. Perfect banget....... Gila aja cowo kamu selingkuh......."
"Ssssttt..... dia bukan cowo aku lagi....."

Naya bangkit dan melepaskan roknya.
"emang kapan putusnya.......?" Tanyaku.
"tadi di mobil aku sms dia...." Kata Naya. Tangannya dengan cekatan membuka celana panjangku.

Kini kami sudah benar-benar telanjang. Diruang tamu yang tidak seberapa luas itu bibir kami kembali bertemu.
Rintik hujan yang turun dengan lebatnya seakan menuntun hasrat kami untuk saling memberi kehangatan.

Hangatnya api asmara dalam diriku, mengusir dingin yang merasuk dalam.
'Ohhh maaaannnnnn......... mimpi apa aku semalam..., eh semalam aku ga mimpi apa-apa ya...'

Kucumbui bidadari cantik ini.
Perlahan ciumanku beranjak dari bibirnya yang mungil. Matanya terpejam ketika lidahku bergerak menyusuri lekuk tubuhnya.

Kurebahkan tubuh Naya di sofa.
Kunikmati manisnya asmara ini dengan lidahku.
"mmmmmhhh Ahhhhhhh...Ahhh..." desahan halus itu meluncur dari bibirnya ketika aku mengulum puting yang menegang itu.

"Shhhh..... sayang........." Naya mengelus rambutku.
"kenapa?" aku mendongak memandang wajahnya.
"hihi.... Geli........" katanya, ia masih terpejam.

Aku melanjutkan permainanku.
Lidahku menyapu seluruh bagian dadanya. Perlahan menjalar, melewati ketiaknya, lengannya, telapak tangannya, sampai jemarinya.
"Mmhhh.......Ahhhhhhh...." ia mendesah ketika aku mengulum jemari tangannya yang lembut.
Tangan kiriku meraba kulitnya yang halus.

Perlahan tapi pasti, tanganku menjelajahi pangkal pahanya. Menelusuri kehangatan menuju lubang kenikmatan itu.

Naya melepaskan jemarinya dari bibirku. Menarik kepalaku dan mulai menjilati leherku.
Payudaranya yang besar menekan erat dadaku. Hangat dan lembut.

"Ahhhhhh....Ahhhhhhh....Ahhh..." ia mendesah.
Jemariku mengusap lembut klitorisnya. Lipatan vagina itu mengapit jariku.
Naya tak tinggal diam. Sebelah tangannya kini mengcengkeram kuat penisku yang sudah menegang.
"sayang...... aku pengen kamu masukin......"
"kok buru-buru amat sih... nikmatin dulu dong...."
"mmmmhh.... Ayo cepetan, aku udah ga tahan..." ia menggelengkan kepala. Rambutnya yang hitam legam berkilau bergerak bagai tirai diterpa angin.

Ia mengarahkan penisku menuju vaginanya.
Vagina itu sudahbasah oleh cairan kenikmatan.

(sfx : Sleppp)
Tubuh kami menyatu. Cengkeraman vaginanya begitu hangat.
"mmmhh...... rapet banget memek kamu sayang...." Ceracauku.
Aku mulai memompa penisku. Perlahan-lahan suara bunyi berdecak menggema di ruangan itu ketika kulit kami beradu.
"Aaaahh...Ahhhh...Ahhhh..." desahannya cukup keras.

Aku menghentikan gerakanku.
"kenapa sayang?"
"sssttt.... Didalam aja yuk... takut kedengeran orang" :p
"ohhhh... boleh..."
Kami memungut pakaian kami yang berserakan dilantai berwarna putih itu. Aku menggendongnya di belakang punggungku ketika kami berjalan menuju kamar. Payudaranya yang kenyal berayun-ayun ketika aku melangkah.
Kamarku cukup berantakan. Baju-baju kotor berserakan di atas ranjangku.

Kuletakkan tubuhnya di atas ranjang itu. Pakaian-pakaian yang berserakan segera kusapu dengan sebelah lengan.
Belum semua pakaian jatuh kelantai, Naya menarik lenganku.
Kami kembali berpagutan dalam hangatnya persetubuhan ini.

Aku meremas lembut kedua payudaranya.
Kutekan kembali batang penisku menerobos kedalam lubang sempit nan hangat itu.

"mmmmhh....." ia mendesah.
Kupercepat gerakanku.

Payudara kenyal itu kuremas dengan kasar. Kupilin kedua putingnya yang mengacung tegang.
"Ahhhhhh.......Ahhhhhh.....Ahhhhhh......." desahan yang keluar dari bibirnya semakin liar.

"ohhh......nikmat banget sayang....." kataku.
"terus....Ahhh......sayang......entotin aku......Ahhhhh....Ahhh......"

(sfx : rrrrrrttt....)
Ponsel Naya bergetar beberapa kali.
"hape kamu bunyi sayang...."
"biarin.......Ahhhh....Ahhh....."
Ia sama sekali tak peduli dengan apa yang terjadi, tubuhnya menegang, vaginanya berdenyut kencang. Tampak ia sangat menikmati persetubuhan kami.

"mmmmhh......Ahhhh....aku......mau keluar.....Ahhh" ceracaunya.
Rasa merinding menjalar di punggungku.
"aku.....juga...Ahhhh...Ahhhh....."

Kami memeluk erat satu sama lain. Seakan tak ingin melepaskan kenikmatan yang sebentar lagi akan datang. Gerakanku semakin cepat. Penisku menghujam kuat kedalam vaginanya.

"Akkhh....Ahhhhh...Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh......" ia melenguh panjang diikuti dengan cengkeraman kasar di pundakku.

(sfx : Croooottt.....Croooottt.....Croooottt......)
Spermaku menyembur deras kedalam rahimnya.
Kami terkulai lemas, tubuhku jatuh dalam pelukan hangat seorang wanita yang benar-benar sempurna.

"maaf.... Aku kelepasan.... Keluar di dalam jadinya..."
"hihi.... Gapapa..... dua hari lagi aku mens....." katanya.
Syukurlah ia sedang tidak berada dimasa suburnya. Aku lega.

Aku merebahkan diri disampingnya. Naya meletakkan kepalanya di dadaku.
"kamu nyesel ga ketemu aku...." Tanya Naya.
"nyesel kenapa?"
"ya.....aku kan udah ga perawan......" katanya.
"emangnya aku masih perjaka?"
"hayo...... udah sering ya......" Naya mencubit dadaku.
"hehe..... ga juga si....."
"gombal.......sama siapa aja?"
"sama mantanku...... sama teman..... trus sama......"
"sama siapa?"
"emm...... jangan deh... aku ga enak ngomongnya....."
Naya kembali mencubitku.
"ihhh..... ayo dong.... Bilang aja sih gapapa......."
"bener nih...... tapi...."
"tapi apa..?"
"ntar kamu ga mau lagi ketemu sama aku kalo aku bilang....."
"iya-iya janji deh......." Ia memelukku. Wajah kami kini berpandangan.
"sama mama......."
"waduh.......... Hahahaha...... nakal juga ya kamu.... Mama sendiri di embat juga..."
"ssshhh... denger dulu....... Abis mama kasian, ayah kan jarang pulang.... Jadinya...."
"Shh.... Iya-iya paham......" katanya.

Ia bangkit dari ranjang itu. Penisku yang melunak dicengkeramnya dengan sebelah tangan.
Wajahnya mendekat. Bibirnya yang lembut kini mengulum penisku yang berlumuran dengan cairan kenikmatan kami.
"mmmmhhh...Sshhhh........ geli sayang....." kataku.
Aku menarik perutnya untuk merebah di atas tubuhku. Kedua pahanya kini mengapit kepalaku. Vaginanya yang berwarna kemerahan masih berlumuran dengan cairan kenikmatan itu. Aku menjilatnya perlahan.
"mmmmmmhhh......" desahan itu keluar ketika batang penisku berada dalam kulumannya.
Jilatan demi jilatanku mendarat di lipatan daging itu. Naya menggoyang-goyangkan pinggulnya. Menekan lidahku erat di klitorisnya. Aku menjilatinya dengan liar. kukulum tonjolan daging kecil itu dan kuhisap.
"mmmmmmhhh....mmhhhh......mmmhh.." Naya mendesah hebat sambil terus mengulum penisku. Lidahnya bergerak liar, berdansa dengan batang penisku yang kini kembali mengeras.

Aku memasukkan dua jari kedalam lubang vaginanya. kujilat klitorisnya sambil menggerakkan jemariku keluar masuk.
"mmmmhhh..mmhh....Ahh....aku mau keluar sayang.........." Katanya.
Ia kembali mengulum penisku.
Dengan sebelah tanganku aku meremas buah dadanya yang berayun-ayun.

"Aaaaakkhhhh.....Aaaaaaahhhhh...Aaaaaaaaahhhhhhhhhh...." ia melenguh panjang.
Cairan kenikmatannya meleleh dari lubang itu, menetes membasahi pipiku.

Ia bangkit dari posisinya.
Wajahnya mendekat kewajahku. Lidahnya menyapu pipiku, membersihkan cairan kenikmatannya yang masih bersisa.
Ia kini merebah di atas tubuhku.

Dengan jemarinya yang cekatan, ia mengarahkan penisku menuju lubang kenikmatan itu.
"Akkkhhh...." Ia memekik.
"Aaaahhh........ sayang.... Mmmhhh...." Aku mendesah ketika ia menggoyangkan pinggulnya. Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat. Kudekap erat tubuh Naya.

Kunikmati rasa nikmat yang tak terkira. Permainan Naya cukup liar. ia menghujamkan penisku dengan brutal, sesekali ia menancapkannya sangat dalam dan memutar-mutar pinggulnya.
"Ahhh....sShhhh....kamu hebat banget sayang..."
"mmmhh..... kamu.....juga...Ahhhh..Ahhh...Ahhhhh...enak banget....." ceracaunya.
Desahan kami bersahutan dalam ruangan itu.

Derit-derit suara per spring bed terdengar seirama dengan gerakan Naya.
Naya bangkit dan bertumpu pada tangannya. Ia terus menghujamkan penisku dalam vaginanya. seakan tanpa lelah, keringat yang bercucuran tidak menghalanginya untuk terus bergerak liar.
Kedua payudaranya yang mengacung kini melompat-lompat.
Aku menariknya untuk kembali merebah diatasku.
Kudekatkan wajah kami dan kucium bibirnya.

Kini aku yang menggerakkan pinggulku. Naik turun, gerakan itu kuulangi dengan irama yang cepat.
Kubiarkan tubuh Naya untuk beristirahat. Aku mengambil alih kendali.
Ciuman Naya mulai beralih keleherku. Kurasakan sapuan lidahnya yang lembut.
Tubuhku mulai menegang.

"Akkkhh.....aku mau keluar lagi......Ahhh...Ahh..."
"keluarin......aja....Ahhh..Ahhh aku juga hampir.....keluaaaaarrrrrr............" cairan kenikmatan itu menyembur bersamaan dengan kata terakhir yang terucap olehnya.
Aku menghujamkan penisku sedalam mungkin.
(sfx : Croooooooottt.....Ccrrooooootttt.....Crrrrooott...)

Spermaku kembali membasahi lubang vaginanya.
Kami kembali terkulai lemas. Kupeluk erat tubuh Naya yang merebah di atas dadaku.

Nafas kami masih terengah-engah.
Kami mencoba mengatur napas, mengumpulkan kekuatan untuk bangkit.

Beberapa menit berlalu.
Naya bangkit dari pelukanku.

"masih mau lagi ga sayang?" tanya Naya.
"emang kamu masih pengen..?"
Naya menggelengkan kepala.
"tapi kalo kamu masih mau sih ayo...."
"ngak kok... aku udah kecapean...."
"bersihin dulu yuk....."
Aku mengangguk.

Naya menarik tanganku. Aku bangkit dari ranjang itu dan menuntun Naya menuju kamar mandi.
Guyuran air dari shower itu membasahi tubuh kami. Kami berpelukan dan saling melumurkan sabun.
Tak lama kami menyudahi aktivitas itu.
Aku beranjak keluar kamar mandi dan mengambilkan sehelai handuk untuk Naya.

Tak lama kami segera mengenakan pakaian kami.
Saat itu kudengar deru mobil mama telah sampai di gerbang rumah kami.

Kami segera berjalan menuju ruang tamu.
Ternyata hujan sudah reda.

Aku keluar menyambut mama yang membawa dua kantong plastik besar. Banyak juga yang ia beli, rupanya ia tak sekedar akting.
"aduh.... Maaf ya Nay...... gimana betah kan nungguin tante?"
"iya tante.... Gapapa....."
"bantuin tante masak yuk.... Kamu bisa masak?"
"bisa tante...sedikit...."

Aku senang, mereka cepat akrab. Kini mereka sedang asyik memasak di dapur, sementara aku terdiam duduk di sofa ruang tengah. Rasa lelah yang menghampiriku tak bisa kubendung, tak kusadari aku tertidur.

Satu jam berlalu, Naya membangunkanku.
Bau harum masakan tercium jelas dari arah dapur. Rupanya mereka sudah selesai memasak.
"mmmh.... Jam berapa?"
"jam 3 sore sayang.... Makan dulu yuk... dipanggil sama mama kamu...."
Aku mengucek mataku ketika aku bangkit dan berjalan bersama Naya.

Kami makan bersama, terihat seperti satu keluarga yang bahagia.
Sesudah makan Naya pamit untuk pulang. Mama mencium pipi kanan dan kiri Naya.

Kami bergegas masuk kedalam mobil, terlihat mama melambaikan tangannya kepada kami.
Naya membalas lambaian tangan itu dan tersenyum.

Dalam perjalanan menuju rumah Naya, kami berbicang-bincang tentang hubungan kami.
Yup.... Saat itu aku mengutarakan perasaanku kepadanya. Betapa aku kagum kepada dirinya, ia baik, pintar, cantik, sempurna. Saat itulah kami benar-benar resmi berpacaran.
Berpacaran dengan wanita yang lebih tua, bagiku bukanlah suatu masalah. Karena hal terindah dalam sebuah hubungan bukanlah usia.... Tapi cinta.


~ TAMAT ~
 
Wah, kok sudah tamat bro megatron21.

Saya baca updatenya dulu ya..
 
jiaaaaaaah tamatnya kok antiklimax gini sih bray dipanjangin donk. pembaca kecewa nih :((

Kan sms yg da di hp naya lum dibaca tadi masa dah tamat aja ?????????
 
ƗƚɑɑĐoo‎​°˚oOƗƚƗ X_X kok cepet amat muncrat nya (˘o ˘")˚°ђύύƒſ... Kan baru aja mulai Ђм(•͡˘˛˘ •͡)м̤̣̲̣̥̈̇ṁ̭̥̈̅̄м̣̣̥̇̊м̲̣̣̥М̣̣̥̇̊M̲̣̣̣̥м̣̣̣̥
 
cerita nya mantab .... lanjut gan ... apa krn mau goodbye gitu jd di percepat ...
 
suka sama suka...
Ga pandang status, usia, family, orang lain...
Ditambah lagi sange pula..
bisa bikin barang lembek jadi keras, pendek jadi panjang dan sebaliknya, yang tidak mungkin menjadi nyata... Hahahaha....
Mantap paman megatron21...


gak ada trisom dong naya sa mamanya tom.sukses gan

Ane setuju tuh gan... Sempet terlintas kek gitu juga gw..
Emaknya alibi balik lagi kerumah, ambil dompet yang ketinggalan.. ngintip dan bla bla bla bla....
Eh taunya dah tamat.. Nyahahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd