JEREMY RADIANPUTRA
Gue di Kantin biasa ya
Anindhita Cahyadi
Cepet amat?
JEREMY RADIANPUTRA
Gue ga diiziin masuk sama Dosen wkwkwkwk
Anindhita Cahyadi
Maaf ya, lu jadi absen
JEREMY RADIANPUTRA
Selow sih, gue tungguin di kantin ya bareng Pratama sama Lando
Anindhita Cahyadi
Ok deeehh nanti Gue kesana
Begitulah isi chat antara Jeremy dan Anin, mereka tiba di kampus jam 9 lewat 15 yang membuat Jeremy harus absen dan Anin bisa masuk karena Dosennya baru hadir.
"Lagian tumben aja lu bisa telat Jer? Biasanya paling pagi." tanya Pratama "Ya Gue pengen sesekali aja ngerasain telat, yakali gue dah semester 7 belum pernah telat" balas Jeremy "Orang mah bandel, semester awal, ini semester akhir" ledek Lando "Eeehhh lu sekarang juga telat woi" balas Jeremy, mereka bertiga tertawa puas. “Ehh Gue penasaran deh, kok lu bisa deket sama Anin dah Jer?” tanya Pratama. Jeremy melihat Pratama kebingungan “Ya giman ya? gara2 nganterin ke kos kemaren, dia minta kontak gue, ya udah itu chat2an dah kita.” Jawab Jeremy sekenanya. “Keren juga Lu, tapi lu ga takut ketahuan sama Wota2 lain?” tanya Pratama “Pinter-pinter aja sembunyiin. Nama kontak Anin di L**E gue juga bukan nama asli Doi, Gue ganti biar ga ketahuan.” Jawab Jeremy. “Lu ganti jadi apa?” tanya Lando. “Adik impian HAHAHAHHA” jawab Jeremy “Ga ketolong lu dah.” Kata Pratama sambil meminum kopi susu nya. “Udehh, Pabjian lagi aja kuy, Death match aja, kalo nagih, ya kita lanjut.” Ajak Jeremy. “Ayo deh.” Jawab Pratama sambil menyalakan HP nya, begitu juga Lando.
Di kelas Anin,
“Ya jadi kurang lebih seperti itu pembahasan tentang 7P di pemasaran, ada pertanyaan?” Tanya Dosen berjilbab yang sudah senior di Kampus itu. Kelas hening. Beliau memperhatikan Mahasiswa/i nya. Beliau melihat Anin yang daritadi menunduk, terlihat asik memainkan ponsel nya. “Kalau begitu Saya yang nanya.” Kata Dosen itu, para Mahasiswa di Kelas itu terlihat tegang. “Jabarkan apa saja itu 7P dan bedanya dengan 4P...” Dosen itu pura-pura melihat absen “Anindhita.” Panggil Dosen itu. Anin langsung mengangkat wajahnya, ia terlihat kaget dan bingung karena tak mengerti. “Jawab Anin.” Pinta Dosen itu. Anin terliat bingung, Ia menggigit bibir bawahnya. “Ayo apa? Tau ga?” Tanay Dosen itu. “Makanya kalau Saya jelasin, dengerin. Jangan sibuk sendiri.” Nada Dosen meninggi. “Kamu bikin PPT tentang 7P, minimal 25 slide. Dikumpulkan nanti malam jam 8 paling telat.” Beliau menjelaskan. Anin tampak kaget, padahal nanti malam ia ada pertunjukkan teater. “Mengerti Anin?” Tanya Dosen itu lagi. “Baik Bu.” Jawab Anin lemas. “Bagus, sepertinya cukup sekian, kelas saya bubarkan.” Perintah Beliau sambil mengemas laptopnya. Para Mahasiswa berhamburan keluar, termasuk Anin.
Di Kantin,
“3x Cuuukkkk” teriak Jeremy yang berhasil meraih chicken dinner 3x berturut-turut bersama Pratama dan Lando. “Gils gilssss, jago banget lu jer, 3x predator.” Puji Pratama. Jeremy membentangkan kedua tangannya dan bermuka sombong.
“Lu juga sih Nin, malah sibuk ngaca-ngaca, dihukum kan sama tuh Nenek.” Kata teman Anin yang sedang jalan bersamanya menuju ke meja Jeremy dkk berada “Mampus cuk, mukanya jelek bet.” Jeremy terlihat khawatir. “Lu pada jangan ngomong aneh-aneh,Kepala gue bisa ditebas nih.” Lanjut Jeremy, kedua sahabatnya hanya mengangguk sambil menahan tawa. “Mang, es teh manis, sama nasi gila porsi gede 1.” Teriak Jeremy pada Mamang Kantin yang merupakan langganan Jeremy.
“Halo Abang-Abang.” Sapa Sahabat Anin.Anin langsung duduk dengan muka cemberut. Jeremy langsung melihat ke arah Erica yang merupakan sahabat Anin dengan muka bertanya. “Dihukum” jawab Erica yang tidak bersuara. Jeremy langsung bertanya “Kenapa?” tanya Jeremy manis. “Kesel Gue sama si Nenek.” Jawab Anin masih dengan muka kesal kali ini. “Kenapa gitu?” tanya Jeremy lagi. “Gue dihukum, disuruh bikin PPT soal 7P minimal 25 slide, padahal entar malem ada teater.” Jawab Anin. “OOOHHH 7P doan.”, jawab Lando. Jeremy, Pratama, Anin, dan Erica melirik Lando “Gue kayaknya ada PPT soal 7P, kan semester lalu disuruh bikin. Cuma ga sampe 25 slide.” Lando menjelaskan. “Boleh minta ga Bang?” tanya Anin. “Gue cari dulu ya, entar Gue email ke Jeremy.” Jawab Lando. “Makasih banyak Bang.” Jawab Anin lega. “Tapi ga sampe 25 slide Nin.” Balas Jeremy. Muka Anin kembali kesal namun, berubah seketika “Kamu bantuin ya?” pinta Anin manja, Jeremy langsung menurut saja. “MAKASIHHHHH” Anin langsung merangkul Jeremy dan bertepatan dengan Mamang Kantin yang datang membawakan pesanan “Nih Jer, pesenan lu... Beuuhh enak banget lu dirangkul cewek.” Canda Mamang itu ke Jeremy. “Berisik Lu Mang. Noh makan.” Kata Jeremy menyuruh Anin makan. “Ooohh ini untuk Aku? Makasih kak Emyyyy.” Anin terlihat berbinar. “Makan semua.” Anin langsung melahap nasi gila yang baru saja dihidangkan “Nin, Gue belum mesen.” Erica kesal melihat Anin “Lu mah ga pesenin Gue sih Bang?” Erica memanggil MamangKantin yang lain untuk memesan makanan. “Ya mana Gue tau Lu sama Anin.” Elak Jeremy. “Pesen aja Ca, nanti dibayarin Dia.” Jawab Anin menunjuk Jeremy. “Inget janji?” Tanya Anin. Jeremy mengangguk lemas. “Makasih Bang Emy.” Canda Erica, kini Lando dan Pratama tertawa geli. “HAHAHHAAHAHAHAHA Makasih Kak Emyyy muacchhh” canda mereka. “Bacot Lu pada.” Jawab jeremy sambil menyedot vape nya.
fX Sudirman,
Jeremy memberhentikan motornya di depan shelter fX, seolah Jeremy adalah Driver ojek online. Anin memberikan helm kepada Jeremy kemudian langsung menaiki tangga samping shelter, smenetara Jeremy menjalankan motornya menuju P2. Di P2 setelah memarkirkan motornya, ia masuk dan berniat membeli kopi di P1 jadi Jeremy memilih menaiki eskalator. Di toko kopi itu, masih ada 1 wanita yang mengantri untuk membeli kopi “Aduuhh Mbak, maaf banget, dompet sama HP Saya ketinggalan.” Wanita itu panik karena ia baru teringat bahwa ia lupa membawa dompet. “Kayaknya cakep nih cewek, Gue bantuin dah.” Jeremy berkata dalam hati. “Ehhhh Nina, bayarnya bareng Gue aja.” Jeremy asal menyebut nama wanita itu. “Mbak saya pesan kopi susu panas 1 ya, nanti bayarnya sekalian sama temen Saya ini. Wanita itu melihat kearah Jeremy, Jeremy terkaget melihat wanita itu yang Ia tau bahwa Ia adalah teman Anin yaitu Jinan.
“Ok Mas” Jawab Mas Kasir yang melayani mereka. Sementara Jeremy mengisyaratkan untuk tetap tenang. “Ini Mas pesanannya. Totalnya 50.000.” Kasir itu memberitahu Jeremy, Jeremy memberikan uang pas “Makasih Mas.” Jawab Jeremy, kemudian mereka berdua berjalan menuju FB. “Kak makasih banyak ya. entar Aku ganti uang Kakak, boleh minta kontak Kakak?” tanya Jinan. “Hahahahaha, ga usah, Gue ikhlas kok nolongin cewek cakep kayak lu” gombal jeremy. “IIHHH Kakak mahhhh, aku serius.” Jinan cemberut. Jeremy nampak berpikir, ia betul-betul tak tega dengan wanita. “Ya udah gpp, sesekali.” Jawab Jeremy bingung. Daripada tambah lama, jeremy langsung lari menuju FB dan meninggalkan Jinan yang kesal dan cemberut
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 8, Jeremy baru saja selesai mengerjakan PPT Anin i smoking room F5 di Mall tersebut. Ia membuka email Anin kemudian mengirimkan PPT tersebut kepada Si Dosen. “Susah kalo udah umur, ribet amat idupnya.” Jeremy berkata dalam hati. Setelah memastikan email tersebut terkirim,Jeremy menutup laptopnya dan kembali ngevape sambil menunggu Anin selesai teater. “Sekarang Gue ngapain nih? Ga ada temen disini.” Jeremy berbicara sendiri kemudian melihat HP nya untuk menanyai teman-temannya berada dimana. Salah satu temannya berada di Kemendikbud, Ia kahirnya memutuskan untuk kesana. “Gue chat Anin dah. Biar Doi nunggu didepan fX aja.
JEREMY RADIANPUTRA
Nin, Gue di Kemendikbud, Gue bawa motor juga, nanti lu nunggu didepan Sudirman gate atau didepan Kemendikbud aja ya.
Setelah pesan tersebut terikirim, Jeremy bangkit dan menuju P2 untuk mengambil motornya kemudian menuju ke Kemendikbud.
Di Kemendikbud sudah terlihat ramai, banyak teman-temannya berkumpul disana. “WOOIIII, Sini!” teriak salah satu teman Jeremy. Sebelum duduk, ia memesan makanan dan minuman terlebih dulu. “Tumben-tumbenan Lu ke fX? padahal ga ada J sama K3.” Tanya Temannya itu. “Gue ngerjain tugas, kalo dirumah ga konsen.”Elak Jeremy. “HHhhhhmmmm” teman Jeremy lainnya terlihat tak percaya. “Serius Cuk, masak harus Gue liatin sih? Mau balik juga mager” Balas Jeremy.
“Eeehh lu pada liat foto Anin yang dia cuma make selimut ga? Yang ngucapin selamet malem.” Tanya salah satu orang disitu. “Kenapa emang cuk?” tanya yang lain, Jeremy yang sedang menikmati sop kambing itu tertarik dengan pembicaraan ini. “Kayaknya Doi ga pake apa-apa lagi tuh, soalnya ga ada talinya kalo lu jeli ngeliatnya.” Pria itu menjelaskan. “Mana?” tanya pria yang lain lagi. “Nih.” Pria itu menunjukkan foto yang Anin bagikan beberapa hari lalu.
“Tau banget tuh bocah, Anin dah ga make apa-apa.Tapi ga pernah liat dalemnya juga hahahaha.” Jeremy berbicara dalam hati. “Buset dah Jer, junior lu bikin ngaceng aja dah.” Sebut temannya yang lain. Jeremy hanya tersenyum menggeleng karena perkataan teman-temannya.
Jam sudah menunjukkan 23.00 ketika HP jeremy berdering, terlihat nama “Junior cantik” muncul di layar HP Jeremy.
“Halo? Dimana Kak?” Suara Anin terdengar di telinga Jeremy
“Kemendikbud. Udah kelar?” Tanya Jeremy
“Udah, Gue nunggu dimana?”
“Didepan Kemendikbud pas aja. Gue abis bayar langsung jemput.”
“OK” Jawab Anin, lalu mengakhiri panggilan.
Jeremy bangkit dari duduknya “Lu mau kemana?” Tanya teman Jeremy. “Junior minta anter balik nih. HAHAHAHAHA” jawab jeremy dengan nada bercanda. Teman-temannya menyorakinya. Ia membayar sop kambing dan minumannya kemudian menyalakan motor untuk menjemput Anin yang sudah ada di depan Kemendikbud.
“Tumben cepet kelarnya.” Kata Jeremy sambil memberikan helm pada Anin yang sedang menunggu.
“Cuma eval doang tadi, nggak ada latihan. “ Jawab Anin sambil menerima helm dari Jeremy dan memakainya.
“Udah siap?” Tanya Jeremy “Udah.” Jawab Anin kemudian motor itu melesat melewati malam Jakarta. Jeremy tak berkata-kata selama diperjalanan karena ia tahu Anin sudah lelah.