Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menagih Dendam (Closed)

Status
Please reply by conversation.
Post 19

Malam itu Aska menatap rumahnya yang sudah kosong. Semua harta bendanya sudah laku terjual berikut dengan rumahnya sekalian. Sebenarnya yang membeli rumah itu bukanlah orang lain, tapi Rezky. Temannya itu sengaja membelikan rumah untuk tempat tinggal orang tuanya. Aska pun menjualnya dengan setengah harga saja karena berniat membantu keluarga pak Jono juga. Dia merasa kasihan pada orang tua itu. Di usianya yang sudah lanjut masih saja terus menderita karena perbuatan orang lain.

Sejenak Aska memandangi langit yang bertabur bintang. Ada desah nafas yang terlalu capek pada diri anak muda itu. Semenjak perpisahan kedua orang tuanya, Aska ingin segera lari dari kehidupannya bersama orang-orang yang melecehkan keluarganya.

Meski dia sudah berhasil membalaskan dendamnya pada orang-orang yang menghancurkan hidupnya, tapi semua itu tak membuat dirinya lega. Meski harta dari pak Karsa yang setelah kematian orang tua itu diserahkan sebagian padanya bisa membuat hidupnya berkecukupan, tapi Aska tak merasa lega. Dia malah semakin tersiksa. Ada rasa berontak pada pikirannya yang mengharuskan dia mampu merelakan semuanya.

Itulah kenapa bagian dari pak Karsa yang diterimanya langsung diberikan pada Putri, anak kandung pak Karsa yang juga kakak perempuan satu ayah dengannya. Begitu juga saham pada perusahaan Amin yang dimiliki oleh Fenny, semuanya dilimpahkan pada Rezky untuk dikelolanya.

“Ngapain kamu kek gitu? Lagi galau yah?”

Tiba-tiba muncul sesosok perempuan dari belakang Aska. Pemuda itu menoleh ke belakang lalu tersenyum. Dilihatnya wajah gadis itu, sekilas memang ada kemiripan dengan postur wajahnya.

“Gapapa kok kak.. lagi pengen nikmatin suasana aja” balas Aska.

“Huhh.. iya deh, tapi cepetan.. ntar kita kemaleman nih”

“Gapapa.. ntar aku yang nyetir.. kak Putri istirahat aja”

Keduanya lalu berjalan keluar halaman rumah. Dengan berat hati Aska menutup pagar rumahnya dan menguncinya. Sebelum masuk ke dalam mobil, Aska masih sempat juga menatap rumah di depannya, seakan tak rela kalau dia harus meninggalkan tempat itu. Tempat dirinya beranjak dewasa.

“Kalo masih ga rela mendingan ga usah dijual.. kan jadi beban lagi buat pikiran kamu” ucap Putri memperhatikan Aska.

“Gakk.. biarin aja, aku udah terlanjur berjalan terlalu jauh..” balas Aska lalu duduk di kursi depan, tangannya lalu menggerakkan tuas perseneling mobil matic itu.

Mobil itupun perlahan meninggalkan jalanan komplek perumahan. Didalamnya Aska hanya terdiam sambil memperhatikan arah kendaraannya. Disampingnya, Putri masih saja melihat mimik wajah Aska. Gadis itu tahu kalau adik satu ayah dengannya itu sedang galau bukan main karena meninggalkan tempat tinggalnya. Wajar saja buatnya, siapa juga yang tidak berat saat meninggalkan tempat yang jadi naungan kita dari kecil sampai dewasa.

“Ibu kamu gimana kabarnya? Sehat semua kan?” tanya Aska kemudian, setelah perjalanan mereka sampai di pinggiran kota.

“Semuanya baik... seminggu lagi peringatan 40 hari meninggalnya Abi...” balas gadis cantik berkacamata itu.

“Ohh.. ga kerasa yah.. kakak udah ga terlalu berduka kan?”

“Iya.. tapi aku sih bisa-biasa aja, setelah tau perbuatan Abi selama ini.. ahhh.. aku jadi berada antara malu dan sedih..” tutur Putri sambil mengarahkan pandangannya ke luar jendela mobil.

“Gapapa.. ntar juga kakak bisa melupakan semuanya... daripada mikir yang enggak-enggak, kakak terus aja bikin video colmek, hahahaha...” canda Aska tergelak tawa.

“Ahhh... rese lu..” rajuk Putri mendengar ucapan Aska.

“Hehe... bukannya dua hari yang lalu kakak upload video colmek pake seragam SMA yah? yang nonton sampe ribuan lho kak...”

“Aduhh... udah dehh.. jadi selama ini kamu stalking aku yah?” Putri kini menghadap ke arah Aska.

“Iya dong.. kakak cantik lho.. palagi pas udah muncrat... weeehh... mukanya kakak jadi gemesin banget” ucap Aska vulgar.

“Aaahhh.. apaan sih? jadi malu akunya..” ucap Putri sambil memukuli pundak Aska.

“Hehehe.. malu? Trus pas bikin video ditonton sama ribuan orang kakak ga malu gitu? Anehh...”

“Ya enggak gitu... kan mereka ga kenal siapa aku... lah kamu kan laen”

“Ohh gitu.. eh kak, daripada kakak terus nyebarin video colmek ga dapet apa-apa mendingan ikut aku aja, ntar aku kenalin sama temen mama”

“Temen mama kamu emang jadi apa?”

“Itu.. produser film biru..” jawab Aska lalu terkikik tanpa suara.

“Apaaa?? kamu mau ngejual aku jadi bintang film bokep? Kurang ajar juga nih bocah..” rutuk Putri kaget dengan ucapan Aska.

“Hahaha.. kalo kakak mau sih, emang kalo kakak nyebarin video colmek gitu dapet bayaran berapa?”

“Yaaa.. gimana yah.. itu... ga gitu sih..”

“Kenapa kak? kakak ga dapetin apa-apa kan? Kakak malah rugi.. yang dapet uang malah orang-orang yang ngejual video kakak lewat grup berbayar yang mereka bikin” ujar Aska serius.

“Iya sih...” Putri mulai memutar otaknya.

“yaudah... sama aja kan? Kakak nyebarin video colmek itu udah sama kayak kakak jadi pemeran film bokep.. jadi bahan coli tuh pastinya”

“Iya sih...” balas Putri lirih.

“Nahh.. ntar aku kenalin sama Om Ricky.. itu temennya mama, tapi kakak datang harus sama aku.. ntar deh aku bikin janji dulu”

Obrolan mereka terus berlanjut. Tak terasa mereka sudah masuk ke jalan tol antar propinsi. Situasi lalu-lintas yang sepi bisa membuat laju mobil mereka cepat, tapi Aska sengaja menjalankan kendaraan itu pada kecepatan 100 km/jam saja.

“Kakak istirahat aja.. pindah ke belakang.. masih lama kok, palingan ntar subuh baru nyampe..” tawar Aska.

“Iya deh.. aku ke belakang aja..”

Putri tanpa kesulitan loncat dari kursi depan menuju kursi belakang. Laju mobil yang konstan membuat gerakannya tidak terlalu terganggu dengan guncangan kendaraan. Setelah sampai di kursi belakang, gadis itu lalu melepas jilbab penutup kepalanya, setelah itu dia melepas juga kaos lengan panjang yang dipakainya. Sekarang payudara Putri terlihat dengan bebas, karena dari awal memang gadis itu tak memakai dalaman untuk menutupi buah dadanya.

“Duhh.. kebiasaan emang, main bugil aja.. dasar binal” ejek Aska yang melihat perbuatan Putri dari kaca tengah.

“Biarin.. aku sih nyaman aja... emang kamu masalah?”

“Hahaha... enggak sih.. yaudah kakak lanjut aja...”

“Lanjut gimana sih?”

“Ya lanjut yang bawah juga dilepas, hehehe...”

“Buset dah... aku pikir lanjut apaan.. dasar mesum”

Putri tak menanggapi lagi perkataan Aska yang sibuk menyetir di kursi depan. Gadis cantik itu langsung membaringkan dirinya dengan santai di kursi belakang. Tubuhnya yang kini hanya tertutup sebuah rok panjang sangat kontras sekali dengan penampilannya awal-awal tadi.

“Kakak biasa tidur ga pake apa-apa yah? uhh... kakak nakal banget”

“Iya sih.. emang enak kok pas tidur ga pake apa-apa, bisa bebas gitu.. palagi habis colmek, hihihi...” jawab Putri tanpa malu-malu lagi.

“Hemm.. pantesan, tapi gedein tuh toket.. biar lebih menarik kak, hahaha..”

“Napa sih kalian bahas toket melulu.. segini kurang gede yah buat kalian?”

“Ya iyalah...” balas Aska melirik ke belakang dari kaca tengah, matanya melihat dengan jelas tangan Putri meremasi payudaranya sendiri.

“yaudah... ntar aku cari cara biar tambah gede..” Putri lalu melepas juga rok panjang yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Kini gadis itu sudah benar-benar telanjang bulat di dalam mobil.

“Nahh.. gitu kan jadi lebih menarik, siapa tau kita kehabisan bensin.. bisa dapat uang tambahan kalo ngejual tubuh kakak... hahahaha..”

“Aihh.. coba aja kalo berani...”

Aska hanya tersenyum melihat tingkah kakak satu ayah dengannya itu. Pemuda itu sekarang semakin akrab dengan Putri. Sudah tak ada lagi rasa dendam pada hatinya, mengingat beberapa waktu yang lalu Aska membuat gadis itu jadi mainan para pria di sebuah pesta seks. Putri sendiri diam-diam mulai percaya dan nyaman berada di samping Aska. Pemuda itu baginya mempunyai pesona sendiri sebagai seorang laki-laki. Selain wajahnya tampan, juga penuh tanggung jawab dan cerdas.

Mobil yang mereka tumpangi terus melaju dengan kecepatan sedang. Aska memang menahan laju mobil itu supaya tak terlalu kencang, tujuannya agar Putri bisa merasa nyaman dan tertidur. Dia merasa kasihan harus terus-terusan merepotkan kakak perempuan beda ibu satu ayah dengannya itu.

Pukul 3 pagi hari, Aska sudah melewati gerbang tol terakhir dan kini dia sudah berada di jalanan pedesaan. Beberapa kali dia melewati orang-orang yang jam-jam segitu sudah berangkat ke pasar. Ada juga yang berangkat ke sawahnya. Suasana di luar nampak beda sekali dengan kota yang ditinggalinya selama ini. Semuanya serba sederhana dan tak nampak kehidupan yang mewah pada penduduk sekitarnya.

Aska melihat di depannya ada SPBU, dia lalu memelankan laju mobilnya dan masuk ke dalam area SPBU untuk menambah bahan bakar mobil yang dibawanya. Memang mobil itu belum kehabisan bensin, tapi Aska tahu kalau mobil itu akan membutuhkan bahan bakar lebih banyak ketika Putri pulang nanti.

“Pak isi sampe full yah..” ucap Aska pada petugas SPBU.

“Iya mas... tolong dilihat yah.. jangan sampe tumpah” balas petugas itu sambil mencolokkan ujung selang yang dipegangnya.

Karena menunggu sampai penuh, mata petugas SPBU itu tanpa sengaja melihat ke dalam mobil. Dia langsung menyadari ada seorang gadis tengah tertidur di dalam mobil itu. Hanya saja gadis itu tengah bugil tanpa memakai pakaian apa-apa. Aska yang lupa menyadari kalau Putri masih tertidur tanpa busana langsung tersenyum begitu melihat petugas SPBU di depannya melongo tanpa bisa berkata apa-apa.

“Kenapa pak? Ada yang aneh dengan mobil saya?”

“Ehh.. enggak mas, enggak... gapapa...” balas lelaki petugas SPBU itu dengan muka kagetnya.

“Dia lagi sakit pak...” ujar Aska beralasan.

“Sakit apa ya mas? Kok sampe segitunya..”

“Sakit otaknya pak.. dia itu kakak saya, mau saya bawa berobat disini karena di kota sudah tak ada lagi yang bisa..” ujar pemuda tampan itu berlagak serius.

“Ohh... iya bener mas, katanya di desa sebelah ada paranormal sakti, bisa mengobati orang gila.. bawa saja kesitu mas.. barangkali kakaknya bisa sembuh” tutur petugas SPBU.

“Baik pak.. nanti saya usahakan kesana, eh iya.. ini pak uangnya..” Aska kemudian menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu.

“Ini mas kembaliannya..”

“Ga usah pak.. buat bapak saja.. saya cuma minta doanya saja supaya kakak saya lekas sembuh ya”

“Ohh.. iya mas, terimakasih”

Dengan tersenyum geli, Aska masuk ke dalam mobil lalu melajukan kembali kendaraannya. Dia begitu heran dengan orang-orang pedesaan yang mudah sekali dibohongi seperti petugas SPBU itu. Padahal bisa saja dia dianggap telah memperkosa gadis di dalam mobil yang dibawanya. Kalau itu yang terjadi, bisa runyam urusannya.

Putri masih saja tertidur di kursi belakang, dia tak menyadari jalanan yang dilalui mobilnya sudah jauh masuk ke dalam area perbukitan. Jalanan yang mereka lalui pun kini hanya berupa tanah berbatu tanpa aspal. Hampir dua kilometer berlalu, tapi mereka belum sampai juga pada lokasi yang mereka tuju.

“Udah nyanpe belum dek?” tanya Putri yang terbangun dari tidurnya, mobilnya yang bergetar karena melalui jalanan berbatu membuatnya penasaran.

“Belum kak.. bentar lagi.. itu udah keliahatan bukitnya...” balas Aska santai.

“Bukit?? Hah!? Jadi kamu beneran mau tinggal di tempat seperti ini?”

“Iya... emang kenapa kak? dari dulu memang aku pengen banget hidup di tempat seperti ini..”

Putri kemudian duduk dan berusaha melihat ke luar. Ditemuinya pemandangan yang dilalui mobilnya penuh dengan pepohonan yang umurnya mungkin sudah ratusan tahun. Dalam pikiran gadis itu terus bertanya, apakah memang tempat seperti itu yang diinginkan oleh Aska dan keluarganya untuk hidup menyendiri.

“Gilakk.. ini sih hutan belantara..”

“Iya.. bener.. udah kakak tidur aja lagi.. udah deket kok..”

“Yahhh.. ngaco juga nih anak, udah deket malah suruh tidur lagi.. gak deh”

Putri kemudian memunguti pakaiannya. Gadis itupun berusaha memakai kembali semua pakaian yang dilepasnya tadi. Aska tak mecegahnya, dia hanya diam dan terus memperhatikan jalan yang dilaluinya.

Beberapa saat kemudian pemandangan hutan belantara itu berubah menjadi padang rumput yang luas. Sinar matahari yang mulai nampak di ufuk timur membuat pantulan cahaya pada sebuah bukit nampak indah dipandang. Di atasnya ada sebuah rumah yang cukup besar, dindingnya terbuat dari batu dan atapnya dari kayu dengan genting dari tanah liat. Rumah itu meski tak nampak mewah tapi terlihat cukup nyaman untuk ditempati. Di sekelilingnya juga ditumbuhi aneka sayuran dan beberapa tanaman palawija. Semuanya sangat cocok sekali dengan situasi hidup di tempat terpencil.

“Ohh.. jadi itu rumah kamu?” tanya Putri, dirinya sekarang kembali loncat ke kursi depan. Semua pakaiannya dia kenakan, kecuali jilbab dan kacamatanya.

“Iya.. itu rumahku..”

Putri nampak senang sekali dengan suasana rumah itu. gadis itu langsung mengerti kenapa Aska memilih untuk tinggal di tempat seperti itu. Karena memang benar-benar tenang dan tak ada gangguan dari kehidupan modern perkotaan. Bahkan sinyal Hp pun belum ada, di beberapa titik memang sempat ada tapi lemah.

“Turun yuk kak..” ajak Aska kemudian.

“Eh.. iya.. ayo..”

Kedua kakak beradik beda ibu itu kemudian turun dari mobil yang mereka tumpangi. Aska turun duluan, dia lalu bergegas menuju pintu samping dan menunggu Putri keluar. Setelah itu mereka lalu masuk ke dalam rumah dengan bergandengan tangan.

“Maaahh.. Aska udah datang ini..” ucap Aska agak keras. Pemuda itu lalu melepas sepatu yang dipakainya dan menyimpannya dalam sebuah kotak kayu.

“Mamaahh..” teriak Aska lebih keras lagi.

“Ehh.. anak mama udah datang rupanya..” sapa Astri kemudian, dia terlihat bahagia sekali dengan kedatangan Aska. Wanita itu langsung menghambur dan memeluk Aska dengan hangat.

Putri yang melihat kemunculan Astri dari arah belakang rumah malah terkejut. Bagaimana tidak, gadis itu menemui Astri yang saat itu tubuhnya hanya terbalut sebuah celana dalam mungil saja, tak ada pakaian yang lain. Anehnya Astri malah nampak biasa saja dengan kondisinya yang hampir tanpa busana.

“Selamat pagi.. emm.. tante..” ucap Putri menyapa Astri.

“Lhoh.. ini.. ini Putri yah, anak pertama pak Karsa sama bu Yulaikah? Waahh.. udah gede ya kamu..”

Astri kemudian gantian memeluk Putri yang masih belum terbiasa dengan semua itu. meski begitu gadis berwajah manis itu mulai berusaha adaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dia membalas pelukan Astri dengan hangat juga. Dirasakannya sebuah pelukan penuh kasih sayang dari seorang ibu, yang sudah lama tak dirasakannya lagi semenjak ibunya sendiri sibuk dengan dunianya.

“Masak apa mah?” tanya Aska kemudian.

“Goreng ayam.. sama sayur kangkung..” balas Astri cepat.

“Waduh.. kelemahan Aska tuh..”

Pemuda itu langsung masuk lebih dalam lagi ke belakang rumah. Meninggalkan mamanya dan Putri berdua di ruang depan.

“Kamu aneh ya liat tante seperti ini? Hayoo.. ngaku aja deh..” tanya Astri pada Putri yang masih berdiri tanpa berpindah tempat.

“I-iiya tante.. hihi..”

“Ohh.. gapapa kok, biasa itu.. kalo mengganggu tante bakal pake pakaian dulu”

“Ga usah tante.. ga usah.. biasa aja lagi... Putri ga masalah kok..” cegah Putri sambil menghentikan langkah Astri.

“Hihi.. iya deh Put.. disini kita sendirian kok, ga usah khawatir diganggu sama orang lain, rumah terdekat dari sini sekitar 3 kiloan jauhnya” ucap Astri enteng.

“Ohhh, jadi itu tujuan Aska tinggal di tempat ini.. hemmm.. pantesan” gumam Putri.

“Iya.. emang kenapa? kamu ada masalah dengan itu?” tiba-tiba Aska menyela, entah kenapa pemuda itu seperti mendengar ucapan Putri, meski gadis itu hanya bersuara lirih.

“Ehh.. enggak, itu.. itu... itu terserah kamu dong..” balas Putri merasa heran. Seperti ada ikatan bathin antara dirinya dengan Aska, gumamannya saja Aska bisa mendengarnya.

“Yaudah.. kalo ga masalah lepasin aja baju kamu.. hayoo..”

“Lahh.. kok jadi aku disuruh lepasin baju?”

“Halahh.. sok baik lu kak.. wajah aja yang polos.. memeknya?”

“Hehh! Aska kamu diam dulu.. kenapa sih kalian pagi-pagi udah ribut aja.. biarin aja Putri merasa nyaman dulu di sini” sergah Astri memisah pertengkaran antara Aska dan Putri.

“Maaf tante.. emang anaknya tante suka bikin ribut tuh.. pas jalan kesini aja dia ngajak ribut terus” ujar Putri dengan nada manja.

“Haduhhh... Aska! Bisa jaga sopan santun gak sih? masak ngajak ribut terus sama Putri?” tanya Astri membela Putri yang masih memeluk lengannya manja.

“Terserahh...” ucap Aska masa bodoh, dia mulai jengah dengan kelakuan kakak perempuan dari ayah yang sama dengannya itu.

Putri kemudian diajak Astri keluar rumah. Kondisi Astri yang hanya memakai celana dalam minim itu tak menghalangi kebebasan aktifitas sehari-harinya. Wanita itu dengan santai melangkah keluar rumah seakan tak ada yang aneh dengan dirinya. Sebaliknya Putri masih merasa ragu melihat kelakuan Astri, gadis itu masih merasa takut ada orang lain yang memperhatikan kehidupan mereka. Putri merasa kalau Astri itu orang yang suka eksib, bahkan cenderung berperilaku Nudist.

“Apasih pagi-pagi udah ribut?” suara Fenny terdengar mendekat, diikuti hadirnya gadis cantik itu dari kamar belakang.

Fenny pagi itu nampak polos tanpa pakaian apa-apa yang melekat di tubuhnya. Gadis itu memang terbiasa tidur telanjang, bahkan sampai di tempat barunya itu dia masih membawa kebiasaan lamanya itu. Ada yang mulai berubah dari penampilan Fenny, yaitu perutnya yang sudah mulai membesar, mengikuti umur kandungannya.

“Lahh.. bidadari kita rupanya udah bangun.. sini peluk kakak dong, kangen nih” balas Aska sambil membuka lebar kedua tangannya.

“Kakak... duhh.. kenapa ga datang-datang sihh... ahh..”

Fenny langsung berjalan cepat menghampiri kakak laki-lakinya. Dia lalu memeluk tubuh Aska dan mencium bibirnya lekat. Keduanya kini saling memagut dan membelit lidah, bak sepasang kekasih yang lama berpisah. Tangan Aska yang tadinya memeluk pinggak Fenny, kini turun dan meremasih bongkahan pantat mulus adiknya. Tak ada rasa risih pada keduanya, seakan mereka hanya mau menuntaskan kerinduan yang selama ini membebani mereka.

“Udah beres kan kak semuanya?”

“Udah.. udah beres semuanya.. sekarang kita bisa hidup dengan tenang disini” balas Aska. Kini pemuda itu duduk di kursi depan meja makan dengan memangku Fenny di pahanya.

“Syukurlah.. kakak jangan pergi lagi yah.. liat nih, perutku udah membesar..”

“Hehehe.. bagus dong dek.. berarti anak kita sehat”

“Iya lah kak.. kita jaga terus biar dia tetap sehat”

Keduanya tampak mesra duduk di depan meja makan. Sesekali tangan Aska mengelus-elus perut Fenny yang membuncit itu. Sesekali dia juga meremasi kedua buah dada gadis itu yang juga ikut membengkak karena pembesaran kelenjar susunya. Mungkin yang tidak tahu pasti akan menganggap mereka itu suami-istri, tapi sebenarnya mereka itu adalah adik dan kakak kandung meski beda ayah.

“Ehh.. maaf, mengganggu yah?” tiba-tiba Putri kembali masuk ke dalam rumah tapi lewat pintu samping. Anehnya kondisi Putri sudah tak lagi memakai pakaian apa-apa.

“Hahahaa.. berhasil juga mama bikin kakak ikutan bugil... salah sendiri sih ga pake daleman..” ejek Aska.

“Aduhhh... mama kamu tuh, jadi ikutan bugil akunya..”

“Bukan salah mama... kakak aja yang emang dasarnya binal, haduhh.. ga cocok sama jilbab yang kamu pake tuh..”

“Ahh.. biarin.. suka-suka aku dong..”

“Eh kak.. siapa sih ini?” tanya Fenny kemudian, dia memang belum pernah bertemu dengan Putri.

“Ini... ini anak pak Karsa.. namanya Putri”

“Berarti ini kakak perempuan elu yah? tapi beda mama.. gitu kan?” tanya Fenny memperjelas.

“Iya bener..”

“Iya aku kakaknya dia.. trus kamu siapa? istrinya Aska yah?” Putri tanya balik pada mereka.

“Bukan.. ini adikku.. liat aja wajah kami hampir mirip kan..” balas Aska penuh keyakinan.

“Loh.. kok dia hamil? Apa.. apa....”

“Enggak, dia hamil sama aku.. karena kita saling mencintai..” ungkap Aska percaya diri.

“Haahh!? Jadi kalian.. kalian..”

Mulut Putri ternganga mendengar ucapan Aska. Dia sama sekali tak percaya kalau Aska sudah menghamili adiknya sendiri. Mungkin Putri pernah membaca cerita di forum dewasa tentang kakak yang menghamili adiknya sendiri, tapi kali ini dia benar-benar melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

“Udah deh.. kak Putri jangan bengong kek gitu.. biasa aja lagi” sergah Fenny kemudian.

“Ampun dah kalian ini... sungguh keluarga yang aneh.. fiiiuuhhh...” Putri mengusap keningnya, dia tak siap menerima semua kejadian yang dialaminya pagi itu.

“Hihihi.. gak aneh sih kak, kita juga manusia biasa kok..” ucap Fenny tanpa beban.

“Iya kak.. jangan terlalu heran gitu deh, biar kita urus hidup kita sendiri aja” tambah Aska.

“Eitt.. tunggu sebentar, gua yakin nih.. kak Aska pasti udah pernah ngentot sama kak Putri kan? Hayo kalian ngaku aja..” tanya Fenny dengan muka polosnya.

“Emm... iya dek... tapi cuma sekali aja” ungkap Aska jujur.

“Cuma satu kali? Berati ada dua, tiga, empat kali dong? Hadeeehhh.. sama aja lu kak.. kontol gatel juga lu” balas Fenny vulgar.

“Hehehe.. enggak kok, itu juga pas kita pertama ketemu, biar kak Putri nurut sama gua..” elak Aska beralasan.

“ii.. iya bener itu, hihihi..” setuju Putri.

“Ohh.. gapapa kok, asal ngentotnya sama kak Putri sih gua ga bakal ngelarang..”

“Loh, jadi boleh nih kalo sekarang gua ngentot sama Putri?” balas Aska pada adiknya.

“Bolehhh.. tapi emang maruk sih elu.. siapa-siapa memeknya pasti elu entot, ga peduli mama sendiri juga lu embat.. dasar maniak seks lu..” ujar Fenny.

“Apa? Aku ga salah dengar kan? Wahh... gilak kamu Aska.. bisa-bisanya kamu ngentot sama mama kamu sendiri... widihhh.. merinding aku dengerinnya” Putri mengelus lengannya. Nampak bulu di badannya mulai berdiri.

“Hahaha.. iya dong kak.. semua wanita disini adalah wanitanya Aska.. termasuk kakak juga, gimana? Mau kan kak?” tatap Aska lekat ke arah Putri.

“Gimana yah? emmm.. Fenny.. gimana menurut kamu?” tanya Putri balik, nampaknya ada raut wajah malu-malu kucing.

“Udah bilang aja iya.. beres... ntar kan kak Putri balik lagi ke kota, paling juga dapetin yang lainnya..” balas Fenny remeh.

“Iya dehh.. aku mau kok.. asal sama Aska” ujar Putri kemudian.

“Nahh.. gitu dong kak.. yaudah.. gua mau tidur dulu benar, capek banget lima jam nyetir sendirian” Aska kemudian berdiri.

“yaudah aku ikut... masih capek juga nih..”

“Emm.. gimana Fenn? Kak Putri mau tidur sama kakak” tanya Aska.

“Gapapa.. dibilangin gapapa kok.. udah sono.. kalian istirahat dulu, gua mo bantuin mama di luar”

Fenny kemudian melangkah keluar rumah. Gadis itu juga nampak tak peduli dengan ketelanjangan tubuhnya. Dia dengan ringan melangkah keluar, meski seluruh permukaan tubuhnya tak tertutupi apa-apa lagi. Sepertinya gadis itu memang suka sekali dengan kondisinya seperti itu.

“Hemmm... lu pasti seneng yah punya adik sama mama kayak mereka?”

“Iya dong kak.. apalagi sekarang aku juga punya kak Putri..” balas Aska sambil tersenyum.

“Trus, jadi gak tidurnya?”

“Jadi dong, mataku aja udah mulai pedas ini.. yukk...”

Akhirnya mereka berdua pun melangkah menuju kamar Aska. Letaknya paling belakang di sebelah kamar Fenny dan mamanya. Dinding kamarnya terbuat dari kayu utuh yang dibelah, sehingga membentuk corak dan warna yang membuat penghuninya merasa aman dan nyaman berada di tempat itu.

Begitu masuk ke dalam kamar, Aska langsung melepas semua pakaiannya. Tak terkecuali dengan celana dalam hitam yang menutupi pangkal pahanya. Putri yang menyadarinya langsung berusaha menghindar dan menutup matanya.

“Aisshhh.. kamu mau tidur apa mau ngapain sih?” jerit Putri terkaget.

“Lhah, memang aku kalo tidur suka ga pake apa-apa kok, trus kakak kenapa ikutan kesini? Bukannya ada kamar Fenny di sebelah..” balas Aska yang membuat Putri tambah kelimpungan menjawabnya.

“Eh, iya yah.. tapi kenapa tadi ngajakin aku tidur bareng?”

“Kan tadi aku cuma godain Fenny, tapi kalo kakak mau sih gapapa kita tidur bareng.. hehehe..” kali ini Aska bicara di depan Putri sambil memainkan batang penisnya.

“Ahh.. stopp.. kamu ngapain sih kek gitu? Jadi risih tau gak?”

“Risih apa horny kak? ayo dong bilang jujur.. dari tadi memek kakak pasti udah basah yah?”

“Enggakk.. siapa juga yang memeknya basah.. gak lah” elak Putri.

“Beneran, oke gini aja.. kalo memang memek kakak gak basah, aku gak akan ganggu kakak lagi.. tapi kalo beneran basah.. emm... kakak isepin batang aku, berani?”

“Berani.. nih.. kamu cek aja sendiri..”

Putri kemudian duduk mengangkang di pinggir tempat tidur. Kedua kakinya dilebarkan untuk memudahkan Aska memeriksa belahan vaginanya. Gadis itu yakin kalau dia tidak sedang horny, meski sedari tadi getaran-getaran birahi sudah menyerangnya sejak dia bugil di luar rumah tadi.

“Hahaha... nihh.. liat sendiri” Aska mengangkat jari tangannya, terlihat di ujung jarinya nampak basah, penuh dengan cairan putih encer.

“Ya ampuuunn..! kok bisa sih... padahal.. “ Putri tak percaya, dia ikutan mencolek memeknya sendiri dengan jari telunjuknya.

“Ya kan? Hayo sekarang kakak kalah... terima hukumannya dong”

Aska tanpa peduli respon dari Putri langsung menyodorkan penis jumbonya ke mulut Putri. Gadis itu sempat kaget, namun langsung bisa menyesuaikan dirinya dengan keadaan yang terjadi di depan mukanya.

“Emmphhh... emmphhh... aahhhmmphhh..”

“Sekali perek tetap perek... mau dibungkus kek apa juga tetap binal, hahahaa...” ujar Aska pongah. Pemuda itu semakin merasa keenakan dengan perlakuan Putri pada batang penisnya

“Eummpphhh... ppuuuaaahhh... aduh, gede banget sih punya kamu, ahh.. jadi pegel nih” protes Putri setelah melepas penis Aska dari mulutnya.

“Yahh... gitu aja udah pegel... ga cocok sama kelakuannya di video itu”

“Itu kan beda sayang.. udah yah..” cuek saja Putri langsung membaringkan dirinya di atas tempat tidur.

“Ehh.. tanggung jawab dong, ayooo...”

Tangan Aska dengan paksa langsung menarik kedua kaki Putri menuju tepian tempat tidur. Pemuda itu lalu memaksa Putri mengangkang memperlihatkan belahan memeknya sekali lagi. Jelas terlihat di mata Aska, bibir vagina Putri yang sudah berjengger dan tebal. Namun tetap saja memek Putri menarik untuk dilihat, apalagi bisa ditusuk batang kejantanan.

“Udahh ahh.. Aska.. udah.. jangan... ahh.. jangann...”

“ga da urusan.. kakak harus tanggung jawab”

Tanpa bisa ditahan lagi, Aska langsung menempelkan ujung kemaluannya pada celah vagina Putri yang terlihat longgar itu. Dengan sekali dorongan amblaslah seluruh permukaan batang penis Aska.

“Haaahhhhhhh !!!!” pekik Putri karena vaginanya terasa perih dan ngilu bersamaan.

“Aduh kak, jangan teriak gitu dong.. ntar kakak capek duluan loh, hehehe...”

“Kurang ajar kamu sih.. masak batang segede itu langsung kamu masukin semuanya.. ahh.. yaudah.. gerakin gih... biar enak”

“Hahaha.. siap..”

Aska kini tanpa ragu lagi mulai mengayunkan pinggulnya ke depan dan ke belakang dengan tempo sedang. Dia sangat menikmati sekali persetubuhan dengan kakak dari ayah yang sama dengannya itu. Dipompanya batang kemaluan Aska keluar masuh celah vagina Putri dengan kuat. Terus menerus sampai Putri menjerit-jerit dalam kenikmatannya.

“Ahhh.. aahhh... ahhh.... terusss.. aahh... aahhh...”

Keduanya kini sudah tenggelam dalam ritme kocokan penis pada liang senggama. Putri begitu menikmati ayunan penis Aska yang kini telah lancar mengocok lobang memeknya. Gadis itu seakan tak ingat lagi kalau dia berada di tempat terpencil dan ada dua perempuan lagi di luar rumah. Dia hanya terus menjerit, melenguh dan mendesah mengiringi kenikmatan persetubuhan yang dilakukannya dengan Aska.

Tusukan penis jumbo Aska mau tak mau membuatnya seperti teraliri listrik ribuan volt di tubuh Putri. Gadis itu mengejan, perutnya kembang kempis dan dirasakannya sesuatu mulai mengalir memenuhi rongga kemaluannya.

“Aaahhhhh... aku nyampeee... aku nyampeee!!”

Tubuh Putri bergetar dan mengejang tanpa kendali. Matanya membelalak tapi hanya terlihat putihnya saja, persis seperti orang tengah kesurupan. Kedua kakinya mengelinjang dan menegang tak tentu arah, sedangkan kedua tangannya terus meremasi payudaranya sendiri dengan kuat.

Aska tanpa permisi langsung mencabut batang penisnya. Putri yang sedang mengalami orgasmenya hanya bisa lemas, badannya letih tanpa tenaga. Sedangkan kedutan-kedutan di memeknya masih terus berlangsung. Sepertinya orgasme gadis itu kali ini lebih hebat dari yang dia alami sebelumnya.

“Ohhh.. jadi gini yah? alesan aja mau tidur, malah ngentot sama kakaknya”

Tiba-tiba dari arah pintu kamar yang tak tertutup itu muncul Astri dan juga Fenny. Keduanya kini sudah sama-sama telanjang bulat.

“Hehehe... iya sih mah, tadinya mau tidur.. tapi lagi pengen nih” balas Aska nyengir.

“Yaudah.. kita juga lagi nganggur nih sayang.. ayokk.. kita lanjut di luar aja.. mumpung Fenny juga kangen sama kakaknya” ajak Astri.

“Iya kak.. lu bawa aja tuh kak Putri sekalian.. kayaknya maen di alam terbuka lebih nikmat, hihihihi..” tambah Fenny.

“Haduh.. sepertinya mulai hari ini sampe seterusnya kita bakal sering maen kek gini deh, kan jadi tambah bahagia aku” ujar Aska tersenyum melihat ke arah mama dan adiknya.

“Bener sayang... kita nikmati hidup kita.. tanpa gangguan manusia-manusia yang membenci kita..” Astri mengulurkan tangannya lalu menggandeng tangan Aska.

“Iya mah.. itulah kenapa aku sengaja mengajak kalian semua hidup di tempat ini, bisa dengan bebas menikmati hidup tanpa gangguan siapapun”

“Ahh.. kalo gini sih bakalan betah aku disini..” tiba-tiba Putri ikutan bicara, meski dia masih terbaring di atas tempat tidur.

“Hahahaha... semua ini gara-gara urusan menagih dendam, eh akhirnya aku dapat tiga orang wanita sekaligus, bakalan puas nih nikmatin memek kalian” ujar Aska gembira.

“Hihihihi... emang dasar maruk lu kak”

***

Di tempat lainnya...

Salma siang itu nampak berkeringat. Tubuhnya yang telanjang bulat dibajiri tetesan keringat yang keluar dari sekujur badan. Disampingnya ada dua orang perempuan lagi. Kondisi perempuan itupun sama, telanjang bulat dengan badan bermandikan keringat. Namun kedua perempuan itu tak bisa bergerak bebas karena tangan dan kaki mereka terikat seutas tali.

“Hahahaa.. sepertinya kita akan puas dapetin ketiga memek ini”

“Betul kang... kita beruntung banget dapet juragan baru kayak den Rezky itu”

“Iya, sudah ganteng, baik hati pula.. hahaha..”

Ketiga laki-laki yang berada di samping ketiga perempuan itu tak lain adalah Bagas, Nanang dan Jaki. Mereka masih saja dipakai oleh Rezky untuk menjalankan rencananya. Rupanya kali ini tugas mereka adalah memberi kepuasan pada ketiga wanita yang sudah tersedia.

“Ehh.. masak yang kalian puji cuma Rezky aja, lah gua gimana nih?”

“Hehe.. betul juga, iya neng Salma.. neng Salma juga baik kok.. apalagi dengan senang hati menyerahkan memeknya pada kita..” balas Bagas memeluk pinggul Salma dengan mesra.

“Ingat yah.. tugas kalian harus bisa memuasi kita bertiga.. aku, mbak Selly dan bu Yulaikah..” tukas Salma.

“Siapp... sekarang neng Salma nungging aja kayak yang lain, biar kita mulai lagi acara ngentotnya.. hahaha..” ujar Bagas dengan wajah sumringah.

“Hihihi.. siapa takut... ayo dong kalian bikin puas kita...”

Salma kemudian ikut nungging juga seperti dua perempuan yang lain. Kini Bagas, Nanang dan Jaki mulai menusukkan penis mereka pada pasangannya. Bagas dapat Salma, Nanang dapat Selly dan Jaki dapat Yulaikah. Semuanya tak ada yang menganggur.

Rezky sepertinya membebaskan istrinya itu untuk ngentot dengan siapa saja. Bahkan dia malah memberikan keleluasaan pada anak buahnya untuk memberi kepuasan pada wanita-wanitanya. Sialnya buat Selly dan Yulaikah mereka harus menerima jebakan Rezky itu dengan sukarela. Status sosial mereka yang tinggi tak mampu lagi membendung kebinalan mereka, kini mereka menyerahkan sepenuhnya tubuh mereka untuk dinikmati para pekerja bangunan.

“Ahhhh.. pelan Nang.. aduhh... tuh kontol gede banget.. lu jangan maen tusuk aja” protes Selly pada kelakuan Nanang.

“Ahhh.. iya nih.. aahh.. terussss...” sambung Yulaikah.

“Hehehe.. nikmat kan jeng? Aahhhhh... iyaahhhh... masukin semua kang..” giliran Salma yang memeknya dijejali penis Bagas.

“Hahaha.. ini sih kalo juragan Rezky tau bakal marah gak yah?”

“Gakk.. ahh.. dia udah tau kok..” balas Salma pada pertanyaan Bagas tadi.

“Lahh.. terus orangnya lagi kemana ini?”

“Itu.. ahh.. lagi.. ahhh... lagi ketemuan sama bos..”

“Bos? bos siapa sih neng Salma”

“Itu.. Ahh... BosKi”

***

Di waktu yang sama...

Ruangan itu kini kembali dipenuhi suara riuh sekitar dua puluh pria yang kondisinya telanjang semua. Ruangan itu dulu tempat Yulaikah dan Putri dikerjai habis-habisan juga. Kini para pria peserta pesta seks itu punya korban yang lainnya.

Rezky nampak duduk di pojok ruangan tanpa peduli lagi pada kejadian yang berlangsung di depannya. Pemuda itu kini sibuk dengan Hpnya. Membalas chat dan beberapa email yang masuk untuk mengurusi perusahaan yang ditinggal mati oleh Amin.

“Uangnya akan kamu terima setelah selesai semuanya” ujar seorang lelaki setengah baya dengan rambut putihnya. Seperti diketahui kalau dia adalah tuan rumah acara pesta seks itu.

“Siap Bos.. silahkan nikmati target kita kali ini” balas Rezky sambil berdiri.

“Tamuku semua.. kita sudah kedatangan seorang bintang acara lagi.. kali ini adalah seorang ibu rumah tangga biasa, kalian harus terimakasih sama Rezky, tolong juga bantu perusahaannya kalau memang tuan-tuan bisa”

“Siapp...”

“Siapp..”

“Siappp..” balas beberapa orang bersahutan.

“Baiklah... bawa dia masuk” perintah tuan rumah.

Dua orang lelaki dari arah pintu utama terlihat membawa secara paksa seorang wanita yang sudah tanpa busana. Nampak perut wanita itu membuncit, artinya dia sedang hamil.

“Cukup.. kalian pergi” perintah lelaki setengah baya itu lagi.

“Tolong saya.. tolong lepasin saya..” rintih wanita itu memelas.

“Iya.. aku akan lepaskan kamu, tapi kamu harus menerima kenikmatan dulu ya sayang.. biarkan kami memberimu nikmat yang tak terkira..”

“Tolong lepasin saya.. tolong”

“Hehehe.. baik, akan aku lepas... tapi aku ingih tau siapa nama kamu cantik?”

“Ahh.. aku.. aku... Sinta”


***

Om-om dan Suhu semuanya, sampai disinilah thread kita kali ini. Kurang lebihnya ane mohon maaf yang sebesarnya. Hanya seperti inilah kemampuan ane, masih banyak kekurangan dan harus terus belajar lagi. Semoga di cerita yang akan datang lebih baik dan lebih enak bacanya. Tak lupa ucapan banyak terimakasih untuk suhu D 805 KI yang telah memberi bahan cerita, semoga kolaborasi yang baik ini akan terus terjaga,

Terimakasih semuanya... tetap sehat dan tetap semangat.. supaya kita bisa tetap bisa baca cerita di forum ini dengan nikmat.

***

Salam dari Bawah Kaki Langit,
DeRiKo.
Endingnya bener² gak nyangka
Rezky jadi beneran poligami sama yang berumur Salma, Selly, sama Yulaikha :semangat: :semangat: :semangat:
Tapi gila juga ya si Yula, belum ada 40 hari suaminya meninggal mau enak²an sama orang lain
Dan itu ceritanya gimana bisa dapet sinta? :mantap::mantap::mantap:

Wes pokoke mantab lah suhu, selamat ceritanya SELESAI
 
Endingnya bener² gak nyangka
Rezky jadi beneran poligami sama yang berumur Salma, Selly, sama Yulaikha :semangat: :semangat: :semangat:
Tapi gila juga ya si Yula, belum ada 40 hari suaminya meninggal mau enak²an sama orang lain
Dan itu ceritanya gimana bisa dapet sinta? :mantap::mantap::mantap:

Wes pokoke mantab lah suhu, selamat ceritanya SELESAI
Oke Om makasih, katanya sih dalam sebuah cerita itu ada hal-hal yg malah ga boleh diceritain.. haha 🤣🤣🤣
 
Oke Om makasih, katanya sih dalam sebuah cerita itu ada hal-hal yg malah ga boleh diceritain.. haha 🤣🤣🤣
Oww kalo di marvel comic universe, itu jadi bahan di film² yang lain dan bersambung Hu
Misalkan ironman 1, pasti ada ironman 2 dan 3 =)) =)) =))
 
Mantabbb
Terimakasih ceritanya huu...
Semua wanita dapet jatahnya sampek tante sinta juga kena
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd