Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menagih Dendam (Closed)

Status
Please reply by conversation.
Post 18

Pagi-pagi sekali Aska sudah terbangun dari tidurnya. Dia membuka mata lalu beranjak duduk di tepi tempat tidur. Pandangannya langsung menyadari kalau dia masih berada di dalam kamar mamanya setelah semalaman dia, mama dan adiknya ngentot habis-habisan.

Pemuda itu kemudian berdiri, sekali lagi pandangan matanya menyapu ke sekeliling ruangan. Didapatinya Fenny masih tidur dengan lelap, begitu juga dengan mamanya. Keduanya masih tidur tanpa busana, seperti kondisi terakhir mereka tadi malam. Rupanya mereka berdua benar-benar kelelahan. Aska pun lalu meninggalkan mereka untuk menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selesai mandi dan mematut diri, tanpa bersuara dan tak berniat membangunkan penghuni rumah, Aska berjalan menuju halaman depan. Waktu masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi, tapi matahari sudah tinggi dan sinarnya mampu menerangi semuanya. Tanpa menoleh ke belakang, Aska berjalan menyusuri jalanan depan rumahnya dan terus berjalan sampai dia berada di ujung gang komplek perumahan.

Beberapa saat menunggu, sebuah motor ojek online tiba di depannya. Aska yang tau hal itu langsung naik dan menyuruh pengendara motor itu untuk langsung berangkat. Suasana sabtu pagi yang cenderung masih sepi membuat perjalanan mereka sangat lancar. Apalagi dengan pembawaan motor yang cepat membuat Aska hanya dalam waktu lima belas menit saja sudah sampai di tujuan.

Setelah membayar ojek online yang ditumpanginya, Aska kemudian berjalan masuk ke dalam halaman sebuah rumah. Kondisi pagar yang tidak terkunci membuatnya bisa langsung masuk dan berada di depan pintu rumah.

Tok.. Tok.. Tok.. Aska mengetuk pintu rumah itu.

Tok.. Tok.. Tok... dia mengetuknya lagi.

Klek.... pintu pun terbuka dari dalam.

“Ehh... Aska.. ada apa yah? tumben kamu kesini?” ucap seorang perempuan cantik si pemilik rumah.

“Halo tante Sinta... papa ada kan?” tanya Aska sambil menyeringai menakutkan.

“Pap... papa? Maksud kamu?” balas Sinta terkejut dan pura-pura.

“Hehe.. sudahlah tante.. stop saja sandiwaranya.. ada apa tidak?”

“i..iiya.. ada.. ada..”

“Nah.. aku boleh masuk kan?”

“Iya.. mm-masuk saja.. gapapa.. gapapa...” balas Sinta seperti sedang kebingungan.

Aska kemudian mengikuti langkah Sinta yang masuk ke dalam rumah. Pemuda itu masih dengan pembawaan santai tanpa merasa takut pada apapun. Selama ini Sinta dikenal baik oleh Aska sebagai adik perempuan papanya dan Sinta juga kenal betul watak keponakannya yang satu ini.

“Mau mandi apa sudah mandi tante?” tanya Aska sekedar basa-basi, karena dilihatnya pagi itu Sinta hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya.

“Ehh.. anu... emm... belum.. mau mandi kok..”

“Ohh.. yaudah.. lanjut aja tante..”

Aska seakan tak mempedulikan kondisi sekitarnya. Dia langsung mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya lalu menarik sebatang dan menyalakannya. Sebentar kemudian asap sudah mulai mengepul dari mulutnya.

“Kamu sejak kapan merokok?” tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki.

“Udah lama kok pah... emm.. atau kupanggal saja Om Argo? Begitu yah..” balas Aska datar.

“Terserah..” balas Argo dingin. Sikapnya pada Aska masih belum berubah.

“Tante Sinta masih cantik aja nih.. Om kerasan disini pastinya”

“Apa maksudmu?”

“Sudahlah pah.. eh.. Om.. akui saja tante Sinta masih cantik, bahenol lagi.. bukannya Om suka banget yang model perempuan begitu?” ucap Aska tanpa ragu.

“Heh!! Jaga mulut kamu.. mama kamu ga ajarin kamu sopan santun yah?”

“Hahaha.. duhh, jadi bayangin bisa ngentotin tante Sinta juga nih.. boleh gak Om?”

“Kurang ajar kamu!! Bangsat..!!”

Argo tiba-tiba berdiri hendak melayangkan tamparan tangannya pada muka Aska, tapi pemuda itu dengan cepat menangkisnya. Bukan itu saja, tendangan kaki Aska langsung masuk di perut Argo dengan telak.

Braakkkk....!!

“Aduuhhh...”

Argo terjatuh ke belakang menabrak kursi di belakangnya. Suasana pagi yang tenang mendadak jadi mencekam di dalam rumah itu. Suara gaduh dan pekik kesakitan terdengar jelas bagi penghuni rumah.

“Kak... kak Argo.. kenapa kak?” buru-buru Sinta mendatangi Argo yang masih terduduk kesakitan.

“Aduh.. gapapa.. gapapa.. kamu ke belakang aja, jangan kesini kalau gak aku panggil” ucap Argo, perempuan cantik bernama Sinta itu tak punya pilihan lain selain menuruti kata-kata Argo.

“Duhhh... maaf ya pah.. eh.. Om.. jadi kasar akunya, Om sih yang mulai” ujar Aska terus menghisap batang rokok di mulutnya.

“Anjing! Bangsat kamu Aska...” umpat Argo sambil berusaha berdiri.

“Aku tadi kesini hanya pengen bicara sama Om.. tapi malah Om maen kasar, ya sudah.. aku ikuti aja permainan Om”

“Ahh.. anak kurang ajar.. sudah berani melawan orang tua... ada apa kamu kesini?” ucap Argo sambil memegangi perutnya.

Aska diam sambil melihat tajam ke arah Argo yang masih merasa kesakitan. Pemuda itu dengan tenang menghisap sisa rokok di mulutnya kemudian membuang puntungnya di atas lantai tanpa peduli anggapan si pemilik rumah padanya.

“Aku sudah jalan sejauh ini karena papa.. sejak papa pergi dari rumah sampai sekarang ini aku terus berpikir cara untuk membalaskan dendam papa pada orang-orang yang melecehkan papa..” ucap Aska dengan nada bergetar.

“Bukannya papa yang menghendaki balas dendam ini kan? Bukan cuma pada pak Karsa dan pak Amin, tapi juga pada mama...” sambungnya.

“Iya.. bagaimana kamu tahu?” kata Argo.

“Ahh, aku gak sebodoh anggapan papa.. bukannya uang yang masuk ke rekening milikku itu dari papa kan? Data-data korupsi pak Amin itu juga dari papa kan?”

“Pinter juga kamu...”

“Hahaha.. Om Argo... sebenarnya Om saja yang bodoh, aku memang berusaha menghancurkan pak Karsa dan pak Amin, tapi untuk mama.. tidak.. aku tidak akan melakukannya, Om Argo sadar apa tidak? Semua ini malah akan membuatku dan mama semakin bahagia”

“M.. m-maksud kamu apa?” Argo mendadak tercengang mendengar penuturan Aska.

“Sudahlah, Om tidak usah tahu terlalu banyak.. Om Argo kan bukan siapa-siapaku lagi.. hubungan kita sudah berakhir malam itu, saat Om meninggalkan kami.. saat aku tau kalau Om bukan ayah kandungku, aku lega Om melakukannya..”

“Bajingan kamu!!”

“Hahaha.. terserah Om mau bilang apa.. asal Om tau.. aku, Fenny dan mama semakin dekat dan semakin bahagia setelah kepergian Om Argo.. sebenarnya Om lah yang jadi beban keluarga kami”

“Lancang kamu Aska!! Jaga bicaramu!!” ucap Argo penuh emosi.

“Sebentar.. bukannya tante Sinta lagi hamil ya Om... selamat deh..”

Aska kemudian mengeluarkan selembar kertas yang terlipat dari sakunya. Dia lalu membuka lembaran kertas itu. Pada kertas itu jelas bertuliskan nama sebuah klinik kandungan, serta nama Sinta dan hasil tes positif masa kehamilannya.

“Apa... apa yang kamu lakukan Aska? Ini.. ini.. darimana kamu dapat ini?” Argo menerima lembaran kertas dari Aska dan membacanya, matanya tiba-tiba langsung nanar menyadari isi lembaran kertas itu.

“Sudah kubilang Om tidak perlu tau semuanya, itu aku dapat dari ‘teman’.. anggap saja begitu”

“Ahh.. sialan kamu”

“Hebat yah Om Argo ini, punya istri cantik, mau berkorban segalanya, eh malah diceraikan.. sekarang malah ngehamilin adiknya sendiri, wuiiihh.. kalau sampai keluarga eyang tahu gimana ini Om?”

“Kamu.... kamu.. keluar kamu dari rumah ini!!” usir Argo dengan bentakan.

“Oke.. aku akan pergi, tapi sebelumnya aku terimakasih sama papa.. boleh aku panggil papa kan?”

“Aku bilang terserah kamu...”

“Yaudah.. makasih papa selama ini sudah membuatku jadi dewasa, merawatku dari kecil, memberiku segalanya meski papa menganggapku anak haram.. sekarang mama dan Fenny jadi tanggung jawabku.. tentu saja aku akan jadikan mereka wanitaku, sepenuhnya” ucap Aska mantab, ada sinar kebanggaan pada sorot matanya yang tajam menusuk.

“Ma.. maksud kamu?”

“Hahaha, papa tak perlu tau terlalu banyak.. tugas papa sekarang hanya satu, jaga rahasia papa baik-baik, jangan sampai keluarga eyang Marto tahu kalau Om Argo telah menghamili adik kandungnya sendiri, papa tak mau kan warisan eyang tidak jatuh ke tangan papa?”

Argo terdiam mendengar ucapan Aska. Ucapan pemuda itu begitu menusuk jantungnya, rasanya kepala Argo mau pecah mendengar ucapan pemuda yang dirawatnya semenjak lahir itu. Kini Aska mendadak jadi orang lain di hadapannya, jadi pemuda yang lebih menakutkan dan menebar ancaman.

“Baiklah, sekarang mau kamu apa?”

“Tidak ada, papa silahkan menikmati hidup papa.. semau papa, tapi ingat.. papa jangan sekali-kali mengganggu kehidupan kami, itu saja..” balas Aska santai.

“Oke kalau itu maumu..”

“Oiya.. terimakasih lagi, karena data yang papa kirim itu, kini aku bisa menikmati harta peninggalan pak Amin.. aku sekarang sudah punya perusahaan sendiri”

“Bukannya Amin mati karena sakit jantung, kenapa bisa.. bukan kamu yang..”

“Ohh bukan... aku tak ada sangkut pautnya dengan kematian pak Amin, yang jelas sebelum bangsat itu mati aku sudah bisa mengalihkan sebagian asetnya jadi atas nama Fenny, anak kandungnya... hehehe..”

“Bajingan!! Kamu gunakan adikmu untuk merampas harta Amin”

“Loh, bukan merampas pah... tapi itu kan memang bagiannya Fenny, aku hanya membantu memintanya” ucap Aska dengan tersenyum licik.

“Terserah kamu.. aku tak peduli lagi”

“Bailah pa.. sekarang kita setuju untuk tidak mengganggu kehidupan masing-masing, aku pamit, semoga kita tidak ketemu lagi.. salam buat eyang Marto dari cucunya yang bengal ini...”

Argo hanya diam mematung saat melihat kepergian Aska. Semua peristiwa yang terjadi ternyata diluar pemikirannya. Selama ini dia berusaha memanfaatkan Aska untuk membalaskan dendamnya pada pak Karsa dan Amin. Tapi rupanya Aska lebih pintar dari yang dia duga. Pemuda itu bisa memanfaatkan situasi dan kondisi yang terjadi.

Seorang pecundang, itulah yang dipikirkan oleh Argo saat menilai dirinya sendiri. Dia selama ini tak bisa berbuat banyak karena nyalinya memang ciut dan lebih menumpahkan emosinya pada Astri, mantan istrinya. Sekali lagi dia dipecundangi, kini oleh Aska, anak yang selama ini dibesarkannya meski tahu kalau dia anak orang lain. Ternyata kehancuran kehidupannya itu karena kebodohannya sendiri. Sangat bodoh sampai tak mengerti cara menjalani kehidupan itu sendiri.

***

Pukul 16:55. Seperti isi pesan yang diterima oleh Putri dan ibunya, mereka saat itu sudah sampai pada sebuah halte di jalan Cakranata. Tempatnya tidak terlalu jauh dari pasar, namun karena lokasinya yang berada di belakang sebuah gudang membuat halte itu jadi lumayan sepi.

Putri yang menyetir mobil kemudian memarkir kendaraan yang dibawanya itu agak mendekati halte yang dimaksud. Mereka berdua kini menunggu dengan cemas, berharap tak ada sesuatu hal yang bisa mengancam nyawa mereka. Tanda-tanda orang yang akan mereka temui belum ada. Putri berharap mereka sudah tertangkap polisi atau terjadi sesuatu dengan mereka.

Hendak mematikan mesin, tiba-tiba pintu mobil terbuka dari luar diikuti masuknya dua orang lelaki ke dalam mobil itu. Dengan berat hati akhirnya Putri menyerahkan kemudi kendaraan yang dibawanya ke pemuda yang membuka pintu depan.

“Ehh... kamu kan yang dulu pijitin mama yah? ternyata kamu anggota komplotan juga?” tanya Putri dengan nada kagetnya.

“Hehehe.. iya bener mbak.. sudah kamu diam saja, atau aku akan berbuat tega ke kamu..” ancam pemuda yang merebut paksa kursi sopir.

Kekagetan juga dirasakan Yulaikah yang duduk di belakang. Dia langsung bisa menyadari siapa yang masuk secara paksa ke dalam mobilnya. Wanita itu kaget sampai tak bisa berkata apa-apa saat melihat wajah seseorang yang dikenalinya.

“Selamat sore ibu Karsa yang terhormat.. kita ketemu lagi”

“Kamu.. kamu.. kamu Jono kan?” balas Yulaikah dengan wajah kebingungan.

“Hehehe.. benar.. ketemu lagi ya bu.. setelah sekian lama saya dipenjara” balas Jono dengan wajah beringasnya. Sepertinya lelaki tua itu mempunyai dendam tersendiri pada keluarga pak Karsa.

“Ngapaian kamu kesini? Apa... apa.. kamu yang rencanain semuanya?” tanya Yulaikah masih belum percaya pada yang dialaminya.

“Ohh.. iya benar.. hehe.. ibu masih cantik aja, padahal udah mau kepala 6 ya bu?” kekeh Jono mulai tak sopan.

Mobil yang kini disopiri oleh Rezky mulai berjalan membelah kemacetan lalu-lintas di hari Sabtu sore itu. dengan cekatan pemuda tampan itu meliuk-liukkan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Rencana yang disusunnya harus berjalan tepat waktu, itulah kenapa dia sebisa mungkin segera menghindari kemacetan dan sampai di tujuan.

“Mm.. m.. mau dibawa ke mana kita?” Yulaikah mulai kebingungan dengan situasi yang tak menentu itu.

“Ga usah banyak tanya kalo mau selamat!” balas pak Jono garang.

“Aduh Jono.. kenapa sih kamu tega seperti ini?” tanya Yulaikah memberanikan diri.

“Hahaha.. ini semua gara-gara suami kamu yang bangsat itu.. dia menjebakku, menjadikan aku kambing hitam.. sekarang kamu lihat, gimana nasibku... dan suami kamu itu tak sekalipun menemuiku.. apalagi minta maaf..” ujar pak Jono memendam emosi.

“Tapi.. tapi.. itu kan bukan salahku..” elak Yulaikah lagi. Anaknya yang duduk bersama Rezky di kursi depan hanya bisa menyimak obrolan ibunya dengan pak Jono.

“Ahh, kalian semua sama.. kamu juga, apa mau kuceritakan semua kelakuan kamu pada anak cantikmu itu.. boleh?”

“Ja-ja-jangan... itu sudah lama berlalu.. jangan diungkit lagi” tolak Yulaikah.

“Hahaha.. kenapa? kamu takut malu sama anakmu? Atau kamu kini sudah tobat dan merasa berdosa?”

“Iya.. aku sudah tobat...” ucap Yulaikah menundukkan kepala.

“Tobat gimana... bukannya masih suka ngentot sama tukang pijit? Hehehe..” timpal Rezky dari depan sambil memegang setir mobil.

“Hahaha.. munafik kamu Yulaikah.. pakaian sopan tertutup, pake hijab.. kelakuan masih saja kayak lonte kamu..” ejek pak Jono.

Istri pak Karsa itu kini hanya bisa diam saat dirinya dilecehkan oleh orang lain. Orang yang status sosialnya berada di bawahnya. Kesombongan seorang istri pejabat yang ada pada Yulaikah mendadak sirna. Raut wajahnya jadi lesu, sepertinya dia sedang dihakimi oleh pak Jono yang secara langsung tahu rahasia keluarganya.

“Sambil kita jalan... buka baju kamu sekarang.. semuanya..” perintah pak Jono tiba-tiba.

“Tidak... tidak Jono, jangan suruh aku begitu...”

“Apa? Kamu melawan... ohh.. baik, aku suruh anak kamu saja yang melakukannya”

“Hah!? Jangan.. jangan ganggu dia..”

“Makanya kamu nurut... atau aku paksa kamu?” ancam pak Jono lagi.

Pelan-pelan Yulaikah mulai memegang pakaiannya. Tanpa menunggu diperintah lagi, istri pak Karsa itu mulai melepaskan satu persatu pakaian yang menutupi tubuhnya. Hingga akhirnya dalam waktu yang tidak lama Yulaikah sudah polos tanpa penutup apa-apa di tubuhnya.

“Waahh.. wahh.. muka aja yang cantik, tapi tubuh udah kedodoran.. aduh... hidup terlalu enak kamu.. jadi kayak ayam potong” ejek pak Jono pada ketelanjangan Yulaikah.

“Sini bu.. elus nih batang..” perintah pak Jono, istri pak Karsa itu hanya bisa diam menurut.

Pak Jono memelorotkan celana panjangnya berikut celana dalamnya. Batang kemaluannya yang masih lemas langsung terlihat. Dengan ragu-ragu tangan Yulaikah mulai mendekati batang penis lelaki tua itu lalu memegangnya.

“Hmm.. tangan kamu hangat dan lembut bu, kocok terus..” perintah pak Jono.

Sambil penisnya dielus-elus tangan Yulaikah, pak Jono mengarahkan tangannya ke payudara wanita itu lalu meremas dengan lembut bulatan susunya.

“Hemmm.. lama ga nikmatin susu.. sekalinya dapat eh punya mantan majikan, hahahaa...” tawa pak Jono.

“Eehmmh...”

“Kenapa? Mulai enak ya? Hehehe..”

Pak Jono terus merangsang payudara Yulaikah. Lalu diciumnya bibir wanita itu dengan ganas. Lidahnya memperkosa bibir Yulaikah yang merekah seksi sambil tangannya memijat-mijat payudara Yulaikah dan memelintir putingnya. Tanpa sadar Yulaikah mulai membalas ciuman pak Jono, tangannya mengocok kontol jumbo milik pak Jono perlahan. Ciuman pak Jono kini berpindah ke leher Yulaikah, bahunya, ke payudara dan putingnya, turun ke perut, lalu berakhir di selangkangan.

“Hmmm... wangi banget memek kamu bu, hehehe...” puji pak Jono yang sudah menciumi dan menusuki vagina Yulaikah.

“Ooohh...” lenguh Yulaikah, tak terasa dia semakin terangsang, vaginanya mulai basah.

“Neng Putri.. liat nih, ibu kamu memeknya udah becek aja.. mantan lonte memang beda yah memeknya, ahahahaha..” ucap pak Jono.

Putri yang fokus melihat ke arah jalan langsung menoleh ke belakang. Dia begitu kaget menyadari ibunya sudah polos telanjang tanpa pakaian apa-apa. Belum lagi tangan ibunya itu sedang memegang penis panjang milik pak Jono.

“Bundaaaa!!” jerit Putri histeris melihat kelakuan ibunya.

“Udah deh Put, kamu diam aja... biar bunda yang kerja..” balas Yulaikah.

“Hehehe.. nih liat neng Putri, ibu kamu keenakan..” kata pak Jono melecehkan. Jari tangan lelaki tua itu sekarang bebas keluar masuk vagina Yulaikah.

“Aduhh.. kok bisa sih kalian? Aahh.. ga tau deh... pusing aku jadinya..” rutuk Putri kembali melihat ke depan.

“Pusing karena pengen ngentot juga ya mbak? Hehehe... aku tau kok” balas Rezky sambil tersenyum mesum ke arah Putri.

“Udah ah.. kamu jangan ikut komentar”

Permainan antara Yulaikah dan pak Jono di belakang semakin intens. Kini Yulaikah dengan sukarela melakukan semuanya tanpa terpaksa. Dia sekarang sedang nungging dengan belahan pantat mengarah tepat di depan pak Jono. Situasi seperti itu memudahkan pak Jono untuk melancarkan aksinya. Tanpa ragu lagi dia lalu menusukkan penis besarnya ke belahan memek Yulaikah.

“Aaauhhhhhh....” pekik Yulaikah saat penis pak Jono membelah memeknya.

“Wiiihh... udah becek nih bu.. sekali pelacur tetep pelacur yah! Nih rasain kontol mantan sopir suami kamu, hahaha..” ucap pak Jono pongah.

“Oooahh..! bbesar banget.. uufffhh.. ssshh..”

Kepala Yulaikah bersandar ke pintu, kaki kanannya naik ke sandaran jok sementara kaki kirinya dipegangi pak Jono. Lelaki tua itu mulai menggenjot Yulaikah, erangan-erangan khas wanita yang merasakan kenikmatan mulai terdengar. Putri yang semula menolak pun tak bisa menahan diri untuk tidak melihat. Ia menengok ke belakang dan menonton ibunya disetubuhi pak Jono.

“Aaahh... uuhh.. oooohhh!”

“Ohhh... nikmatnya memek kamu bu.. toket kamu masih kenyalll...” pak Jono meremas payudara Yulaikah sambil terus menggenjot memeknya.

“Pak Jono, emang enak ya ngentotin bunda?” iseng Putri bertanya.

“Uenak banget memek ibu kamu nih..” balas pak Jono.

“Oohh teruss Jono.. ahhh.. terusss”

Yulaikah sudah tidak peduli anaknya memperhatikan mereka bersetubuh. Libido wanita setengah baya itu langsung meluap begitu saja karena rangsangan yang diberikan pak Jono. Putri menatap lekat-lekat sodokan demi sodokan penis tua pak Jono ke vagina ibunya. Gadis berkacamata itu memperhatikan bagaimana batang kemaluan pak Jono dibasahi lendir kental ibunya. Semakin melihat persetubuhan itu membuat kemaluan Putri semakin gatal juga.

“Aduhh... ssshhh...” desah Putri pelan. Tapi Rezky yang duduk di sebelahnya mendengar dengan jelas.

“Kenapa? basah yah memek kamu.. lepasin aja cd-nya.. enak tuh kalo di garuk pake tangan, hehe..” ucap Rezky tanpa melihat ke arah Putri.

Putri melirik ke arah Rezky dengan tatapan tak percaya. Rasa malu dilihat orang lain membuatnya menahan untuk tidak menuruti nafsunya. Namun begitu dia seakan mendapat keberanian untuk berbuat nekat. Tangannya perlahan menggapai celana dalamnya di balik rok panjang yang dipakainya. Kemudian dengan satu kali tarikan lepaslah celana dalam warna putih yang sedari tadi dipakainya.

“Nahh.. gitu dong, bebasin aja kamu menikmati apa yang ada” ucap Rezky menyeringai.

Putri yang masih merasa malu namun horny itu menjatuhkan celana dalam miliknya ke lantai mobil di bawahnya. Gadis itu hendak menutupi kain penutup vaginanya itu dengan tas yang semula dibawanya. Tapi kemudian Rezky mencegahnya.

“Jangan taruh disitu.. sini biar aku bawa.. ayo cepet!”

“Eh, jangan.. ntar aku pake lagi kok” balas Putri belingsatan malu.

“Udah sini.. jangan bantah ucapanku” paksa Rezky.

Mau tak mau Putri mengulurkan celana dalam yang dipegangnya pada Rezky. Dengan cekatan pemuda itu langsung menyambar kain segitiga berenda itu dari tangan Putri lalu memasukkannya ke dalam sakunya.

“Buat koleksi pribadi neng.. hehe..” saat Rezky memegang celana dalam Putri, dia langsung bisa merasakan kain itu sudah basah.

“Ihh... dasar cabul”

Putri kembali menatap ke arah ibunya yang sedang dikerjai oleh pak Jono di kursi belakang. Pipi kiri Yulaikah kini menempel di kaca sambil bibirnya terus mengeluarkan erangan nikmat. Wanita itu betul-betul tak peduli lagi persetubuhannya dengan pak Jono dilihat oleh anaknya dan juga pemuda yang dulu pernah mengerjainya juga. Dia terus menikmati tiap sodokan penis pak Jono yang terasa besar itu. Meski pak Jono sudah tak muda lagi, tapi tenaganya masih bisa membuatnya kelabakan dalam kenikmatan.

“Oooghh.. uhhhh.. terus Jono.. aahh...enakk..” erang Yulaikah tak tertahankan.

“Assshhhhh.. dasar mantan pelacur.. masih binal aja nih lonte..” ejak pak Jono sambil terus menyodokkan penisnya dalam-dalam.

Putri yang melihat ibunya sedang merasa keenakan semakin naik birahinya. Gadis cantik itu terlihat tidak tenang duduknya. Kadang maju, kandang mundur, kadang menoleh ke belakang. Rezky yang mengetahuinya hanya bisa senyum, meski dia tahu kalau gadis itu sudah tak tahan ingin mengocok memeknya sendiri.

“Duduknya yang tenang dong mbak.. ntar keseleo tuh, hehehe..” ujar Rezky.

“Ahh.. diem kamu.. aku gapapa kok” balas Putri sok jual mahal.

“Kenapa? gatel yah memeknya?”

“Emm.. i-iya nih.. gapapa kalo aku lepasin disini?” Putri memegang ujung pakaiannya.

“Eh, jangan dong.. bentar lagi kita nyampe nih, tapi kalo mbaknya mau ya silahkan, malah bagus jadinya.. hehe..”

Mendapat dorongan dari Rezky membuat Putri semakin nekat. Libidonya yang meledak-ledak tak sanggup lagi dia tahan. Memang beberapa hari ini Putri menahan birahinya karena stress memikirkan nasibnya setelah hari Sabtu itu. Gadis yang terbiasa colmek sendiri saat birahinya naik itu seakan ingin mencoba hal baru, telanjang di dalam mobil yang sedang berjalan menuju ke suatu tempat.

“Masa bodo ah.. aku lepasin aja.. udah ga tahan nih”

Putri dengan nekat langsung melepas kemeja panjang yang dipakainya berikut rok warna merah muda sebagai bawahannya. Hanya dalam waktu singkat gadis cantik itu sekarang hanya memakai jilbab dan sebuah BH di tubuhnya.

“Aduh, sayang tocil... sering di latih terus neng.. biar gede kayak punya ibunya tuh, hehe..” timpal Rezky melihat ke arah payudara Putri.

“Pengennya sih gitu, tapi ga ada yang bantuin.. kalo diremes sendirian capek” balas Putri tanpa rasa malu lagi.

“Lepasin aja tuh bh-nya sekalian, ngapain ditutupin lagi..”

“Emm.. gapapa yah? oke aku lepasin..” balas Putri. Entah kenapa gadis itu sekarang semakin berani mengumbar auratnya. Padahal di dalam mobil ada dua lelaki yang bukan muhirmnya, ada ibunya lagi.

Yulaikah yang fokus merasaka kenikmatan memeknya dientot oleh pak Jono mendadak menyadari kondisi Putri di depan. Matanya yang semula terpejam menahan nikmat langsung membelalak karena melihat anak gadisnya ikutan telanjang di kursi depan. Sebenarnya dia takut ketelanjangannya akan di lihat orang di luar mobil.

“Ahh.. Putriii... ngapain kamu ikutan bugil? Aahh.. auhh..”

“Biarain bun.. gara-gara ngeliat bunda nih aku jadi pengen” balas Putri cuek.

“Hahaha.. anak sama ibunya sama aja, sama-sama gampang gatel memeknya.. neng Putri udah pernah belom ngentot kayak saya sama ibu?” tanya pak Jono.

“Emm.. udah pernah sih pak...” balas Putri malu-malu.

“Putriii!! Kamu.. kamu lakukan sama siapa??” Yulaikah terkaget bukan main.

“Ada deh bun.. sama temen”

“huahahaha... tuh liat, anak kamu bukan anak polos lagi... udah kayak kamu juga.. emaknya lonte anaknya juga lonte, hahahaha....” ujar pak Jono melecehkan kedua ibu dan anak itu.

“Ashhh.. pelan pak.. aahhh.. bisa pingsan aku.. ahh....” rengek Yulaikah kemudian.

“Pak.. bentar lagi kita sampe” ujar Rezky memperingatkan bapaknya.

“Iye tong.. ini udah mau selesai.. hehee...”

Pak Jono langsung menggenjot memek Yulaikah dengan tusukan cepat dan dangkal. Otomatis pompaan penisnya itu semakin membuat istri pak Karsa itu kelojotan menahan nikmat. Pertahanan Yulaikah yang semula tak ingin orgasme di tangan Jono dia batalkan sepenuhnya. Wanita itu sudah pasrah kala gelombang getaran-getaran di tubuhnya kian terasa.

“Heemhhh... heemmmmmhhh... aku... aahhhhhhhh!!” pekik Yulaikah beriringan dengan orgasme yang menimpanya.

Pak Jono yang melihat istri pak Karsa sedang mengalami puncak kenikmatannya itu langsung mempercepat tusukannya. Penisnya dia hujamkan dengan cepat namun hanya sebatas kepalanya saja. Itu membuat pak Jono semakin mendekati ejakulasinya.

“Aaaahhhhh... aaahhh... bangsat nih memek!! Aahhh...”

Lolongan panjang dari mulut pak Jono terdengar jelas di dalam mobil itu. Yulaikah yang tahu pejantannya sedang ejakulasi langsung bergerak memutar, kemudian meraih penis jumbo pak Jono dan memasukkannya dalam mulutnya.

“Eemmhh.. gulpp.. gullpp.. emmhhhh...”

Yulaikah bagai hewan buas kehausan langsung meminum muncratan pejuh yang keluar dari penis pak Jono. Wanita itu sudah tak lagi memikirkan statusnya. Tanpa rasa risih dan jijik, wanita yang dikenal sebagai istri pejabat daerah itu menghisap habis semburan pejuh dari penis mantan sopirnya. Terlihat sungguh terasa nikmat dan menggairahkan bagi yang melihatnya.

Mereka melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan mereka. Di mobil, obrolan mereka terfokus pada Putri yang terpancing birahinya karena melihat persetubuhan terlarang ibunya. Sementara itu, pak Jono sudah mengikat tangan Yulaikah dan menutup matanya dengan selembar kain hitam. Yulaikah pun dibiarkan telanjang tidak memakai apa-apa.

Tak lama setelah melewati jalan kampung yang rusak dan berbelok-belok, sampailah mereka di tempat tujuan mereka. Di sana sudah terparkir banyak mobil mewah. Mungkin ada 20-an mobil. Halamannya sangat luas dan rumah itu juga megah seperti istana. Mobil Yulaikah berhenti di depan pintu masuk, pak Jono kemudian menggiring Yulaikah turun dari mobil dengan kondisi bugil. Angin dingin langsung menerpa kulit Yulaikah, payudaranya mengencang dan putingnya tegang. Terasa sekali angin melewati selangkangannya yang masih lembab karena disetubuhi pak Jono tadi.

Putri juga dibawa turun oleh Rezky, tapi dia dibawa masuk lewat pintu lain. Kondisi gadis itu juga sama dengan ibunya, hanya saja kepalanya masih tertutupi jilbab. Yulaikah lalu menaiki tangga teras, ketika pintu dibuka langsung terdengar suara keramaian. Sepertinya pria semua di dalam. Pak Jono membuka penutup mata Yulaikah. Betapa kagetnya Yulaikah saat mendapati dirinya telanjang dan dikerumuni pria-pria bugil. Ada sekitar 20 lebih orang di dalam ruangan itu.

“Tamuku semuanya, tampaknya bintang pesta kita sudah datang. Mari kita mulai pestanya. Siapa namamu cantik?” ucap seorang laki-laki setengah baya berambut putih itu sambil memegang dagu Yulaikah.

Yulaikah hanya diam dan badannya gemetar seperti mau menangis.

“Loohh.. kenapa menangis sayang? Kita tidak akan menyakiti kamu. Malah kita akan memberikanmu kenikmatan yang belum pernah kamu rasakan. Sekali lagi siapa namamu?” tanya lelaki itu, kali ini dengan nada tegas.

“Yul.. Yulaikah..” balasnya dengan menunduk ketakutan.

“Ohh, tuan-tuan... target kali ini lain dari yang lain.. ini adalah istri pejabat daerah, kalian tentu tahu siapa yang aku maksud? Hahahaha...” tawa lelaki itu seakan menghina status Yulaikah.

“Jono.. bayaranmu akan kamu terima setelah semua ini selesai..” ujar lelaki setengah baya itu pada pak Jono.

“No problem boss! Silakan nikmati target kita sepuasnya... dan oh ya.. aku membawakan kalian hadiah yang lain” ujar pak Jono kemudian membisikkan sesuatu pada lelaki di depannya itu.

“Hmm... menarik... Okey, tanpa banyak bicara ayo kita mulai.. kamu tolong berlutut” perintah lelaki itu pada Yulaikah.

Yulaikah merasa tak punya pilihan, dikerumuni laki-laki begitu banyak, apapun bisa terjadi. Ia pun berlutut, lalu tanpa basa basi lelaki setengah baya tadi menjejalkan penisnya ke mulut Yulaikah. Sementara belasan pria mengerubungi Yulaikah sambil mengocok-ngocok batang penis mereka masing-masing. Mereka bergantian mencolek-colek semua bagian tubuh Yulaikah dengan kemaluan mereka.

Ikatan tangan Yulaikah dilepaskan hanya untuk mengocoki batang kejantanan mereka. Ada seorang yang membekap Yulaikah dengan saputangan yang berisi cairan entah apa. Yulaikah tiba-tiba merasa pusing, tapi perlahan seperti ada sesuatu yang membuat dirinya merasa panas dan sangat bergairah. Seperti dihipnotis, Yulaikah mengikuti semua permintaan mereka. Yulaikah pun bergantian mengocoki dan mengoral batang penis di hadapannya. Sementara itu seluruh lekuk tubuhnya dirabai oleh pria-pria itu. Payudaranya terus dipijat-pijat dan putingnya dipelintir, vaginanya dielusi dan ditusuki jari, anusnya pun tak terlewat. Anusnya langsung diberi gel pelumas oleh mereka.

Tubuh Yulaikah lalu digendong oleh beberapa pria, kakinya ditarik ke kiri dan kanan, memamerkan vaginanya yang merekah. Seorang pria mengolesi gel ke penisnya lalu dengan sekali sodok, amblas lah penis jumbo-nya ke vagina Yulaikah. Pria itu memegangi pinggul Yulaikah dengan kuat sambil menyodokkan kejantanannya dengan cepat.

Erangan Yulaikah memenuhi ruang besar itu. Tubuh Yulaikah terus saja dijamahi, payudaranya dihisap-hisap dan diremasi. Yulaikah lalu digotong ke sebuah meja lebar di tengah ruangan, kepalanya tergantung di tepi meja. Kini mulut dan vaginanya disodoki bergantian oleh pria-pria itu. Erangan-erangan Yulaikah teredam oleh penis di mulutnya. Sudah 10 orang yang bergantian menggarap vagina Yulaikah. Wanita itu sudah orgasme berkali-kali karena pengaruh obat tadi membuat vaginanya banjir lendir. Sekarang Yulaikah disuruh posisi WOT, mulutnya disumpal batang penis, lalu satu pria di belakangnya mendorong tubuh Yulaikah hingga rebah lalu menyodomi anusnya. Kini kedua tangan Yulaikah mengocoki penis pria-pria itu, sedangkan anus dan mulutnya bergantian disodoki penis-penis lainnya.

Beberapa saat kemudian Rezky membawa Putri ke tengah untuk bergabung dengan ibunya. Tampak Yulaikah tengah disetubuhi dengan posisi misionaris. Payudaranya memerah bekas remasan dan cupangan para-pria itu. Tatapan matanya kosong, tubuhnya sudah lemas tapi pria-pria itu belum puas memakai tubuhnya. Rambut dan wajah wanita setengah baya itu kini penuh sperma kental.

“Tamuku semuanya.. bagaimana tubuh Yulaikah? Sudah puas? Nikmat kah?” tanya lelaki setengah baya yang rupanya tuan rumah pesta seks itu.

“BELUUUUM...!!“ jawab semuanya kompak.

“Buat penambah semangat, inilah Putri... anak dari Yulaikah, silakan dinikmati juga”

Putri pun dibawa ke tengah kerumunan pria itu, mulutnya menjadi rebutan para pria ganas itu. Tubuhnya juga tak lepas dari rabaan mereka. Gadis itu langsung diperkosa ramai-ramai di atas lantai. Kini tangannya diikat ke belakang sambil di-doggy style. Pria yang memperkosanya menarik tangan Putri ke belakang, payudaranya jadi tegak membusung. Mulutnya juga diisi batang penis. Kedua payudaranya diremasi pria-pria di sekelilingnya dan sekujur tubuhnya juga dirabai oleh mereka. Putri rupanya juga diberi obat perangsang oleh mereka. Dalam waktu singkat saja erangan-erangan dan jeritan nikmat dari mulut Putri terdengar memenuhi ruangan.

“Oooouhhh.. ouhhhhh... ooohhh...” lenguh Putri.

“Gila ni cewek, kurus tapi staminanya kenceng juga, memeknya basah teruss.. hahaha...” kata pria 1 yang menyodoki memek Putri.

“Anusnya dong peret... ooughh...” balas pria 2.

Sementara itu, Yulaikah yang berada tak jauh dari Putri sedang diisi batang kejantanan seluruh lubangnya. Vagina dan anusnya kembali berisi sperma pria-pria itu. Punggung dan wajahnya juga berlumuran peju mereka. Kini Yulaikah menungging dengan dijepit 2 pria. Satu menyodok memeknya, satu lagi menarik tangan Yulaikah sambil menyodominya. Sementara ketiga pria tengah menjejalkan kontolnya ke mulut Yulaikah, yang lain coli menunggu giliran ngentot sambil meremas-remas payudara Yulaikah.

Pak Jono dan Rezky yang menunggu di pinggiran ruangan nampak tertawa pongah dengan hasil yang mereka dapatkan. Rezky nampak memegang Hpnya sambil mengarahkan ke semua sudut ruangan untuk merekam semua kejadian di tempat itu. Bisa mempermalukan keluarga pak Karsa adalah rencana pak Jono untuk membalas perlakuan mantan majikannya itu. Kini mereka hanya menunggu puncak rencana dan juga puncak acara pada malam itu.

Yulaikah masih saja dikerjai mereka, vaginanya sekarang sudah penuh sperma lagi. Beramai-ramai mereka menyemprot wajah dan payudara wanita setengah baya itu dengan sperma mereka. Kondisi Putri pun tidak jauh beda, tubuhnya segera saja bermandikan sperma orang-orang itu.

Kemudian Yulaikah dan Putri disuruh berlutut bersebelahan. Pria-pria itu mengelilingi mereka lalu menyemprot Yulaikah dan Putri dengan peju mereka. Ada yang menyemprotnya ke wajah, rambut, di dalam mulut, ke payudara, punggung, sampai tubuh kedua ibu dan anaknya itu berlumuran sperma. Dengan ini berakhir juga pesta seks itu. Rupanya acara itu adalah pesta seks yang diadakan oleh kumpulan orang-orang kaya yang suka seks. Korban mereka biasanya ibu rumah tangga biasa atau tipikal orang dengan status sosial seperti Yulaikah.

Tak terasa Yulaikah selama 4 jam nonstop disetubuhi bergantian. Mungkin hari itu tubuhnya disodoki kelamin pria lebih banyak dari jumlah pria yang ada. Vagina dan anusnya terasa perih dan sakit, orgasme pun puluhan kali sampai lemas tubuhnya. Kini Yulaikah dan Putri hanya bisa terbaring lemas di atas lantai dengan tubuh penuh lumurah sperma yang mulai mengering.

Semua pria yang tadinya mengerubuti Yulaikah dan Putri pun sudah mulai membubarkan diri. Mereka tak ada yang peduli dengan keadaan Yulaikah dan anaknya yang masih tak berdaya tergeletak di atas lantai. Ruangan itu mendadak jadi sepi dan sekarang tinggal pak Jono dan Rezky saja yang ada. Bahkan lelaki setengah baya pemilik rumah itu juga pergi meninggalkan mereka. Sepertinya akan ada sesuatu kejadian yang hanya bisa diikuti oleh orang tertentu saja.

Brakk...!! tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dengan cukup keras.

“Lepaskan... lepaskan aku bangsat!! Kalian tidak tau berurusan dengan siapa” seorang lelaki setengah baya dengan kepala tertutup karung hitam di seret ke tengah ruangan.

“Akhirnya mereka datang juga... wahh.. hebat bisa bawa pak Karsa kemari” gumam pak Jono pada Rezky.

Selepas mendorong orang yang dibawanya itu terjatuh, lelaki bertubuh penuh tato yang berwajah garang itu mendekati pak Jono dan Rezky. Dia kemudian mengulurkan tangan lalu bersalaman dengan pak Jono.

“Bajingan kamu.. masih saja maen kek ginian.. inget umur tuh” ucap lelaki bertato pada pak Jono.

“Hehehe.. asal bayarannya cocok, apapun aku lakukan.. oh iya, ini bagian kamu..” pak Jono menyodorkan bungkusan plastik berwarna hitam, tentu bisa ditebak isinya adalah lembaran uang kertas.

“Hahaha.. bener-bener bajingan kamu, tapi aku suka cara kamu ini Jono.. ya sudah, selamat tinggal, aku tak mau ada di sini terlalu lama” ucap lelaki bertato itu kemudian pergi meninggalkan ruangan.

Sejenak kemudian, pak Jono melangkah mendekati lelaki yang kepalanya tertutupi karung warna hitam. Lelaki tua itu langsung menarik karung itu dan terbukalah wajah pak Karsa yang tengah kebingungan.

“Haaahhhhh.. !! bangsat... belum tau siapa aku kalian.. beraninya menculikku... Jono?? Jo.. Jono... kenapa.. kenapa kamu di sini?”

“Selamat datang pak Karsa.. kita ketemu lagi, semoga ini bukan yang terakhir kalinya...” ucap pak Jono dingin.

“Kenapa kamu.. ahh.. kenapa kamu berbuat ini? Kamu belum tau akibatnya Jono...”

“Hahaha.. biarlah akibatnya aku yang terima bos.. aku sudah lama menantikan saat seperti ini.. lihat tuh, anak dan istri bos sudah disini juga”

“Apa?? Apa kamu bilang?? Mereka.. mereka... haahh!! Apa mereka..... bajingan kamuu!!”

Pak Karsa sangat kaget begitu matanya melihat ke arah tengah ruangan. Yulaikah dan Putri masih tergeletak dengan tubuh penuh sperma. Tentunya pak Karsa tahu kalau anak dan istrinya itu telah diperkosa habis-habisan.

“Bidabbb!! Bangsat kamu.. bajingan!!” pak Karsa berontak, tapi kaki dan tangannya masih terikat sehingga dia tak bisa bergerak.

“Biadab? Bajingan? Bukannya itu juga kelakuan kamu Karsa? Jangan bicara sok suci kamu di depanku.. aku tau semuanya” balas pak Jono menyeringai dingin.

“Tapi.. tapi.. ahh.. apa maumu? Kita bisa bicarakan Jono”

“Hahaha.. Karsa.. lihat dulu baik-baik anak dan istrimu itu.. mereka baru saja menerima kenikmatan yang tiada tara... mereka sampai lemas terpuaskan birahinya.. bukannya kamu juga sering bermain dengan wanita-wanita cantik? Hahahaha..” ujar pak Jono mengarahkan kepala pak Karsa ke tengah ruangan.

“Tidak.. tidak.. jangan lakukan ini.. jangan.. apapun yang kamu minta aku akan penuhi..” ucap pak Karsa kebingungan.

“Baiklah... karena sudah terlalu malam, aku akan langsung memberitahumu apa yang aku mau.. pertama tanda tangan dulu di surat ini” ujar pak Jono sambil memperlihatkan sebuah surat berisi pengakuan bahwa pak Jono tidak bersalah pada kasus pencucian uang yang membuatnya dipenjara.

“Iya... aku akan tandatangan.. apalagi yang kamu mau?”

“Ini.. kamu juga harus tandatangan...” berikutnya pak Jono memperlihatkan sebuah formulir penyerahan aset sebagian sahamnya di perusahaan milik pak Karsa.

“Gila kamu!! Mana bisa aku menyerahkan begitu saja.. Aska.. siapa dia? Kenapa ada di formulir itu?” tanya pak Karsa kemudian.

“Itu saya... yah.. itu nama saya..”

Tiba-tiba dari arah belakang pak Jono muncul seorang pemuda tampan. Dia berjalan mendekati pak Jono dan pak Karsa yang masih terduduk di atas lantai dengan kedua kaki dan tangan terikat erat.

“Kamu? Bukannya kamu Dika? Apa-apaan ini?” padangan pak Karsa menatap tajam ke arah kedatangan Aska.

“Iya benar, nama saya Dika... Aska Putra Mahardika... anak dari Astri Wulandari.. tentu bapak kenal nama itu..” ucap Aska datar.

“Apa? Jadi kamu anaknya Astri... lalu apa hubungan kamu sama aku?”

“Duhh.. bapak ini bodoh apa gimana sih pak? Pas bapak ngentot sama Astri aja masih ingat.. anak hasil ngentot itu ya saya pak...” ujar Aska dengan bahasa vulgar.

“Jadi... jadi kamu anakku dengan Astri?”

“Sepertinya begitu, karena DNA saya cocok sama DNA bapak.. nih buktinya” Aska kemudian memperlihatkan hasil tes DNA dari sebuah rumah sakit ternama di kotanya.

“Tidak... tidak.. aku tidak percaya semua ini.. kalian berkomplot menipuku... bajingan kalian, aku bersumpah akan membuat hidup kalian menderita.. aku.. aku.. ahhh...”

Tiba-tiba saja dada pak Karsa terasa sakit. Saking sakitnya sampai pak Karsa hampir tidak bisa bernafas. Rupanya lelaki setengah baya itu sedang tertekan berat hingga membuat jantungnya hampir berhenti berdetak.

“Aduh.. repot kalo gini pak.. masak dia udah mau mati aja, jadi ga seru dong” ucap Aska pada pak Jono.

“Hehehe... bajingan seperti Karsa ini matinya susah, biarin aja deh...” balas pak Jono enteng.

Pak Karsa yang tengah merasa kesakitan kini mengelepar-gelepar di atas lantai persis ayam mau mati. Yulaikah dan Putri yang menyadari keberadaan pak Karsa buru-buru mendatangi lelaki itu.

“Abi... Abi.. kenapa bi? Kenapa semua jadi begini.. Abii...” jerit Yulaikah meratapi kejadian yang menimpanya.

“Abii... sadar Bii.. kita ke rumah sakit.. tolong.. tolong... siapa saja.. tolong..!!” teriak Putri sambil menyangga kepala pak Karsa.

Isak tangis kedua perempuan itu pecah mengiringi rasa sakit yang diderita pak Karsa. Mereka tak bisa berbuat banyak, karena nasib mereka sendiri kini masih tak menentu. Mereka belum bisa dipastikan akan pulang dengan selamat setelah kejadian itu.

“Sudah biarkan dia mati.. terlalu banyak dosanya.. kalian baca sendiri semua bukti yang aku bawa” ujar pak Jono, lelaki tua itu melempar beberapa map berisi data-data kejahatan yang pernah dilakukan pak Karsa.

“Abiiii..... Abiiii... jangan tinggalin umi... aku gak rela Biii..” tangis Yulaikah terdengar memecah keheningan suasana.

“Ahhh... aku... aku.. ahh.. sakitt.. dadaku ahh.. sakiittt...” ucap pak Karsa lemah, tapi kini tubuhnya bisa sedikit bergerak.

“Tuhh kan.. orang seperti Karsa ini susah matinya..” ucap pak Jono.

“Hufffhh... jadi ga tega saya pak.. yasudah, suruh aja dia tandatangan surat itu.. untuk pengalihan asetnya ga usah pak” kata Aska pada pak Jono di sebelahnya.

“Ehh, lu gimane sih? itu kan tujuan lu bikin rencana ini.. kok malah dibatalin sih?” sergah Rezky.

“Ga tega gua bro.. gimanapun juga dia itu ayah kandung gua.. masak lu tega ngebunuh ayah kandung lu sendiri.. serahin aja dia ke polisi.. biar pak Jono yang mengurus semua kasusnya” balas Aska sambil membalik badan hendak pergi.

“Tunggu..!” tiba-tiba pak Karsa memanggil Aska.

“Aduh, kenapa lagi sih pak? Mending bapak cepet ke rumah sakit aja.. daripada tambah parah..” balas Aska santai.

“Ahhkk.. kamu tahu resiko perbuatanmu ini?” tanya pak Karsa menatap nanar ke arah Aska.

“Ya tahu lah pak... sudahlah.. dari semua bukti itu mungkin bapak akan dipenjara lama sekali.. lamaaaaaa.... mungkin sampai bapak mati”

“Aku tahu itu.. kalian sudah berhasil menjebakku, tapi aku lega.. yang menjebakku adalah anakku sendiri.. pintar kamu... ahhhkh.. aduhh..” ujar pak Karsa sambil terus memegangi dadanya. Kini tangannya sudah lepas dari ikatan yang menahannya.

Aska kemudian mendekati pak Karsa yang masih terbaring lemah di atas lantai. Dia kemudian menatap tajam wajah lelaki tua itu. Sejenak kemudian Aska mendekatkan bibirnya di telinga pak Karsa lalu berbisik.

“Aku akan mengawasi bapak.. kalau berani mengusik hidup kami, semuanya akan sirna.. harta, kekayaan.. bahkan keluarga. Aku akan pastikan semuanya hilang dari muka bumi, nikmati hidupmu selagi bisa”

Pak Karsa membelalakkan matanya. Dia tak mengira akan mendapat ancaman dari anak ingusan macam Aska. Tapi ancaman itu begitu menakutkan, ada getaran kesungguhan yang berlebih dari semua ucapan Aska. Tak pelak ancaman itu membuat pak Karsa nyalinya ikut menciut juga.

“Ak.. akk... akuu mengerti” balas pak Karsa lirih.

“Okey.. jangan berlama-lama disini.. pak Jono dan Rezky tolong antar ketiga orang ini ke rumah sakit terdekat.. aku rasa semuanya sudah selesai hari ini” ujar Aska kemudian.

Pak Jono yang masih merasa punya dendam pribadi dengan pak Karsa sebenarnya tak terima dengan keputusan Aska. Tapi orang tua itu seakan luluh emosinya ketika tangan Rezky memegang lengannya dan tersenyum sambil menganggukkan kepala.

***

Seminggu kemudian....

Aska nampak membereskan beberapa barang yang sudah tertumpuk di ruang tamu rumahnya. Pemuda itu nampak sibuk sekali membungkus beberapa barang itu dengan lembaran kertas karton. Sepertinya barang-barang itu akan dibawanya jauh.

Beberapa waktu setelahnya, Rezky datang bersama Salma. Mereka berdua nampak bahagia sekali. Rezky langsung duduk di atas lantai tepat di sebelah sahabatnya yang tengah sibuk memilah-milah barang. Sedangkan Salma tanpa permisi sudah masuk ke dalam rumah.

“Lu yakin sama keputusan ini bro?” Rezky mengawali obrolannya.

“Yakin bro.. gua udah capek ngurusin semua ini.. gua mau hidup tenang” balas Aska menatap ke arah temannya.

“Trus kuliah lu gimane bro? Kan setahun lagi selesai.. sayang kalo harus dilepas tengah jalan”

Aska diam sesaat. Pemuda itu lalu mengambil sebatang rokok dari bungkusnya lalu menyalakannya. Beberapa kali hisapan mulutnya membuat asap mulai mengepul mengisi udara ruang tamunya

“Yahh.. gimana lagi bro.. ini mungkin jalan yang terbaik, mama sama Fenny udah gua minta berangkat duluan.. tinggal gua sendiri yang harus menyelesaikan semuanya di sini” tutur Aska dengan hembusan berat nafasnya.

“Oke.. gua hormati keputusan lu ini.. tapi sayang gua ga bisa ikut kemana lu pergi.. gua ubah rencana semula..”

“Hahaha.. iya lah, apalagi lu kan udah dapetin jandanya pak Amin, udah cantik.. kaya lagi”

“Ehh.. kalian omongin apaan sih? hayoo.. kenapa bahas janda segala” tiiba-tiba Salma sudah kembali bersama mereka.

“Hehe.. ini lho mbak.. katanya Rezky beneran mau menikah sama mbak Salma, mau nggak mbak?” kata Aska mengalihkan pembicaraan.

“Hihihi.. mau dong, siapa sih yang ga mau dapetin pria cakep kayak Rezky ini” balas Salma tersenyum gembira.

“Waduhh.. lu tuh ya.. bisa aja bikin cewe baper..” ucap Rezky dengan muka malunya.

“Udah dehh... gua cuma berharap kalian bisa bahagia selamanya, ntar kalo ada waktu lu berdua pergi aja ke tempat gua..”

“Siap deh broo.. eh, bentar.. gua cuma mo tanya, kenapa sih waktu itu lu lepasin pak Karsa? Padahal tinggal sedikit aja lu udah bisa dapetin apa yang lu mau...”

Aska kembali diam. Sorot matanya yang tajam langsung menerawang jauh. Sepertinya dia mencerna kenangan di pikirannya. Berusaha kembali mengingat keputusan yang diambilnya.

“Bro, balas dendam itu emang bikin kita bahagia pas kita bisa ngelakuinnya, tapi ada yang kedudukannya lebih tinggi lagi.. yaitu maaf. Meski hati lu sakit, meski kepala lu panas.. tapi itu akan jadi lebih baik setelahnya.. apalagi dia itu ayah gua secara biologis bro.. minimal gua bisa berbuat sedikit untuk membuatnya mau menebus dosa” tutur Aska.

“Iya tapi kan dua hari setelah di rumah sakit akhirnya babe lu tuh mati juga.. bukannya secara tidak langsung lu yang jadi penyebabnya...” timpal Rezky.

“Ah, itu perkara lain bro.. kalo dia memang ditakdirkan meninggal setelahnya ya mo gimana lagi.. umur manusia siapa yang tau”

“Iya sih.. yang penting kita udah berusaha buat yang terbaik..” ucap Rezky menghela nafas panjangnya.

“Okey.. udah cukup cerita seremnya, jadi kapan kalian mau menikah?”

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
Ini alurnya bener² mantab :semangat::semangat::semangat::semangat::semangat:
Ciamik soro

Agak terkejut sewaktu Aska memberikan maaf ke Karsa dan Argo, rupanya ada rasa baik juga didirinya.

Rezky jelas mau menikah sama Salma
Lah terus Aska sama siapa? Semoga discene yg terakhir terjawab
 
Post 18

Pagi-pagi sekali Aska sudah terbangun dari tidurnya. Dia membuka mata lalu beranjak duduk di tepi tempat tidur. Pandangannya langsung menyadari kalau dia masih berada di dalam kamar mamanya setelah semalaman dia, mama dan adiknya ngentot habis-habisan.

Pemuda itu kemudian berdiri, sekali lagi pandangan matanya menyapu ke sekeliling ruangan. Didapatinya Fenny masih tidur dengan lelap, begitu juga dengan mamanya. Keduanya masih tidur tanpa busana, seperti kondisi terakhir mereka tadi malam. Rupanya mereka berdua benar-benar kelelahan. Aska pun lalu meninggalkan mereka untuk menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selesai mandi dan mematut diri, tanpa bersuara dan tak berniat membangunkan penghuni rumah, Aska berjalan menuju halaman depan. Waktu masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi, tapi matahari sudah tinggi dan sinarnya mampu menerangi semuanya. Tanpa menoleh ke belakang, Aska berjalan menyusuri jalanan depan rumahnya dan terus berjalan sampai dia berada di ujung gang komplek perumahan.

Beberapa saat menunggu, sebuah motor ojek online tiba di depannya. Aska yang tau hal itu langsung naik dan menyuruh pengendara motor itu untuk langsung berangkat. Suasana sabtu pagi yang cenderung masih sepi membuat perjalanan mereka sangat lancar. Apalagi dengan pembawaan motor yang cepat membuat Aska hanya dalam waktu lima belas menit saja sudah sampai di tujuan.

Setelah membayar ojek online yang ditumpanginya, Aska kemudian berjalan masuk ke dalam halaman sebuah rumah. Kondisi pagar yang tidak terkunci membuatnya bisa langsung masuk dan berada di depan pintu rumah.

Tok.. Tok.. Tok.. Aska mengetuk pintu rumah itu.

Tok.. Tok.. Tok... dia mengetuknya lagi.

Klek.... pintu pun terbuka dari dalam.

“Ehh... Aska.. ada apa yah? tumben kamu kesini?” ucap seorang perempuan cantik si pemilik rumah.

“Halo tante Sinta... papa ada kan?” tanya Aska sambil menyeringai menakutkan.

“Pap... papa? Maksud kamu?” balas Sinta terkejut dan pura-pura.

“Hehe.. sudahlah tante.. stop saja sandiwaranya.. ada apa tidak?”

“i..iiya.. ada.. ada..”

“Nah.. aku boleh masuk kan?”

“Iya.. mm-masuk saja.. gapapa.. gapapa...” balas Sinta seperti sedang kebingungan.

Aska kemudian mengikuti langkah Sinta yang masuk ke dalam rumah. Pemuda itu masih dengan pembawaan santai tanpa merasa takut pada apapun. Selama ini Sinta dikenal baik oleh Aska sebagai adik perempuan papanya dan Sinta juga kenal betul watak keponakannya yang satu ini.

“Mau mandi apa sudah mandi tante?” tanya Aska sekedar basa-basi, karena dilihatnya pagi itu Sinta hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya.

“Ehh.. anu... emm... belum.. mau mandi kok..”

“Ohh.. yaudah.. lanjut aja tante..”

Aska seakan tak mempedulikan kondisi sekitarnya. Dia langsung mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya lalu menarik sebatang dan menyalakannya. Sebentar kemudian asap sudah mulai mengepul dari mulutnya.

“Kamu sejak kapan merokok?” tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki.

“Udah lama kok pah... emm.. atau kupanggal saja Om Argo? Begitu yah..” balas Aska datar.

“Terserah..” balas Argo dingin. Sikapnya pada Aska masih belum berubah.

“Tante Sinta masih cantik aja nih.. Om kerasan disini pastinya”

“Apa maksudmu?”

“Sudahlah pah.. eh.. Om.. akui saja tante Sinta masih cantik, bahenol lagi.. bukannya Om suka banget yang model perempuan begitu?” ucap Aska tanpa ragu.

“Heh!! Jaga mulut kamu.. mama kamu ga ajarin kamu sopan santun yah?”

“Hahaha.. duhh, jadi bayangin bisa ngentotin tante Sinta juga nih.. boleh gak Om?”

“Kurang ajar kamu!! Bangsat..!!”

Argo tiba-tiba berdiri hendak melayangkan tamparan tangannya pada muka Aska, tapi pemuda itu dengan cepat menangkisnya. Bukan itu saja, tendangan kaki Aska langsung masuk di perut Argo dengan telak.

Braakkkk....!!

“Aduuhhh...”

Argo terjatuh ke belakang menabrak kursi di belakangnya. Suasana pagi yang tenang mendadak jadi mencekam di dalam rumah itu. Suara gaduh dan pekik kesakitan terdengar jelas bagi penghuni rumah.

“Kak... kak Argo.. kenapa kak?” buru-buru Sinta mendatangi Argo yang masih terduduk kesakitan.

“Aduh.. gapapa.. gapapa.. kamu ke belakang aja, jangan kesini kalau gak aku panggil” ucap Argo, perempuan cantik bernama Sinta itu tak punya pilihan lain selain menuruti kata-kata Argo.

“Duhhh... maaf ya pah.. eh.. Om.. jadi kasar akunya, Om sih yang mulai” ujar Aska terus menghisap batang rokok di mulutnya.

“Anjing! Bangsat kamu Aska...” umpat Argo sambil berusaha berdiri.

“Aku tadi kesini hanya pengen bicara sama Om.. tapi malah Om maen kasar, ya sudah.. aku ikuti aja permainan Om”

“Ahh.. anak kurang ajar.. sudah berani melawan orang tua... ada apa kamu kesini?” ucap Argo sambil memegangi perutnya.

Aska diam sambil melihat tajam ke arah Argo yang masih merasa kesakitan. Pemuda itu dengan tenang menghisap sisa rokok di mulutnya kemudian membuang puntungnya di atas lantai tanpa peduli anggapan si pemilik rumah padanya.

“Aku sudah jalan sejauh ini karena papa.. sejak papa pergi dari rumah sampai sekarang ini aku terus berpikir cara untuk membalaskan dendam papa pada orang-orang yang melecehkan papa..” ucap Aska dengan nada bergetar.

“Bukannya papa yang menghendaki balas dendam ini kan? Bukan cuma pada pak Karsa dan pak Amin, tapi juga pada mama...” sambungnya.

“Iya.. bagaimana kamu tahu?” kata Argo.

“Ahh, aku gak sebodoh anggapan papa.. bukannya uang yang masuk ke rekening milikku itu dari papa kan? Data-data korupsi pak Amin itu juga dari papa kan?”

“Pinter juga kamu...”

“Hahaha.. Om Argo... sebenarnya Om saja yang bodoh, aku memang berusaha menghancurkan pak Karsa dan pak Amin, tapi untuk mama.. tidak.. aku tidak akan melakukannya, Om Argo sadar apa tidak? Semua ini malah akan membuatku dan mama semakin bahagia”

“M.. m-maksud kamu apa?” Argo mendadak tercengang mendengar penuturan Aska.

“Sudahlah, Om tidak usah tahu terlalu banyak.. Om Argo kan bukan siapa-siapaku lagi.. hubungan kita sudah berakhir malam itu, saat Om meninggalkan kami.. saat aku tau kalau Om bukan ayah kandungku, aku lega Om melakukannya..”

“Bajingan kamu!!”

“Hahaha.. terserah Om mau bilang apa.. asal Om tau.. aku, Fenny dan mama semakin dekat dan semakin bahagia setelah kepergian Om Argo.. sebenarnya Om lah yang jadi beban keluarga kami”

“Lancang kamu Aska!! Jaga bicaramu!!” ucap Argo penuh emosi.

“Sebentar.. bukannya tante Sinta lagi hamil ya Om... selamat deh..”

Aska kemudian mengeluarkan selembar kertas yang terlipat dari sakunya. Dia lalu membuka lembaran kertas itu. Pada kertas itu jelas bertuliskan nama sebuah klinik kandungan, serta nama Sinta dan hasil tes positif masa kehamilannya.

“Apa... apa yang kamu lakukan Aska? Ini.. ini.. darimana kamu dapat ini?” Argo menerima lembaran kertas dari Aska dan membacanya, matanya tiba-tiba langsung nanar menyadari isi lembaran kertas itu.

“Sudah kubilang Om tidak perlu tau semuanya, itu aku dapat dari ‘teman’.. anggap saja begitu”

“Ahh.. sialan kamu”

“Hebat yah Om Argo ini, punya istri cantik, mau berkorban segalanya, eh malah diceraikan.. sekarang malah ngehamilin adiknya sendiri, wuiiihh.. kalau sampai keluarga eyang tahu gimana ini Om?”

“Kamu.... kamu.. keluar kamu dari rumah ini!!” usir Argo dengan bentakan.

“Oke.. aku akan pergi, tapi sebelumnya aku terimakasih sama papa.. boleh aku panggil papa kan?”

“Aku bilang terserah kamu...”

“Yaudah.. makasih papa selama ini sudah membuatku jadi dewasa, merawatku dari kecil, memberiku segalanya meski papa menganggapku anak haram.. sekarang mama dan Fenny jadi tanggung jawabku.. tentu saja aku akan jadikan mereka wanitaku, sepenuhnya” ucap Aska mantab, ada sinar kebanggaan pada sorot matanya yang tajam menusuk.

“Ma.. maksud kamu?”

“Hahaha, papa tak perlu tau terlalu banyak.. tugas papa sekarang hanya satu, jaga rahasia papa baik-baik, jangan sampai keluarga eyang Marto tahu kalau Om Argo telah menghamili adik kandungnya sendiri, papa tak mau kan warisan eyang tidak jatuh ke tangan papa?”

Argo terdiam mendengar ucapan Aska. Ucapan pemuda itu begitu menusuk jantungnya, rasanya kepala Argo mau pecah mendengar ucapan pemuda yang dirawatnya semenjak lahir itu. Kini Aska mendadak jadi orang lain di hadapannya, jadi pemuda yang lebih menakutkan dan menebar ancaman.

“Baiklah, sekarang mau kamu apa?”

“Tidak ada, papa silahkan menikmati hidup papa.. semau papa, tapi ingat.. papa jangan sekali-kali mengganggu kehidupan kami, itu saja..” balas Aska santai.

“Oke kalau itu maumu..”

“Oiya.. terimakasih lagi, karena data yang papa kirim itu, kini aku bisa menikmati harta peninggalan pak Amin.. aku sekarang sudah punya perusahaan sendiri”

“Bukannya Amin mati karena sakit jantung, kenapa bisa.. bukan kamu yang..”

“Ohh bukan... aku tak ada sangkut pautnya dengan kematian pak Amin, yang jelas sebelum bangsat itu mati aku sudah bisa mengalihkan sebagian asetnya jadi atas nama Fenny, anak kandungnya... hehehe..”

“Bajingan!! Kamu gunakan adikmu untuk merampas harta Amin”

“Loh, bukan merampas pah... tapi itu kan memang bagiannya Fenny, aku hanya membantu memintanya” ucap Aska dengan tersenyum licik.

“Terserah kamu.. aku tak peduli lagi”

“Bailah pa.. sekarang kita setuju untuk tidak mengganggu kehidupan masing-masing, aku pamit, semoga kita tidak ketemu lagi.. salam buat eyang Marto dari cucunya yang bengal ini...”

Argo hanya diam mematung saat melihat kepergian Aska. Semua peristiwa yang terjadi ternyata diluar pemikirannya. Selama ini dia berusaha memanfaatkan Aska untuk membalaskan dendamnya pada pak Karsa dan Amin. Tapi rupanya Aska lebih pintar dari yang dia duga. Pemuda itu bisa memanfaatkan situasi dan kondisi yang terjadi.

Seorang pecundang, itulah yang dipikirkan oleh Argo saat menilai dirinya sendiri. Dia selama ini tak bisa berbuat banyak karena nyalinya memang ciut dan lebih menumpahkan emosinya pada Astri, mantan istrinya. Sekali lagi dia dipecundangi, kini oleh Aska, anak yang selama ini dibesarkannya meski tahu kalau dia anak orang lain. Ternyata kehancuran kehidupannya itu karena kebodohannya sendiri. Sangat bodoh sampai tak mengerti cara menjalani kehidupan itu sendiri.

***

Pukul 16:55. Seperti isi pesan yang diterima oleh Putri dan ibunya, mereka saat itu sudah sampai pada sebuah halte di jalan Cakranata. Tempatnya tidak terlalu jauh dari pasar, namun karena lokasinya yang berada di belakang sebuah gudang membuat halte itu jadi lumayan sepi.

Putri yang menyetir mobil kemudian memarkir kendaraan yang dibawanya itu agak mendekati halte yang dimaksud. Mereka berdua kini menunggu dengan cemas, berharap tak ada sesuatu hal yang bisa mengancam nyawa mereka. Tanda-tanda orang yang akan mereka temui belum ada. Putri berharap mereka sudah tertangkap polisi atau terjadi sesuatu dengan mereka.

Hendak mematikan mesin, tiba-tiba pintu mobil terbuka dari luar diikuti masuknya dua orang lelaki ke dalam mobil itu. Dengan berat hati akhirnya Putri menyerahkan kemudi kendaraan yang dibawanya ke pemuda yang membuka pintu depan.

“Ehh... kamu kan yang dulu pijitin mama yah? ternyata kamu anggota komplotan juga?” tanya Putri dengan nada kagetnya.

“Hehehe.. iya bener mbak.. sudah kamu diam saja, atau aku akan berbuat tega ke kamu..” ancam pemuda yang merebut paksa kursi sopir.

Kekagetan juga dirasakan Yulaikah yang duduk di belakang. Dia langsung bisa menyadari siapa yang masuk secara paksa ke dalam mobilnya. Wanita itu kaget sampai tak bisa berkata apa-apa saat melihat wajah seseorang yang dikenalinya.

“Selamat sore ibu Karsa yang terhormat.. kita ketemu lagi”

“Kamu.. kamu.. kamu Jono kan?” balas Yulaikah dengan wajah kebingungan.

“Hehehe.. benar.. ketemu lagi ya bu.. setelah sekian lama saya dipenjara” balas Jono dengan wajah beringasnya. Sepertinya lelaki tua itu mempunyai dendam tersendiri pada keluarga pak Karsa.

“Ngapaian kamu kesini? Apa... apa.. kamu yang rencanain semuanya?” tanya Yulaikah masih belum percaya pada yang dialaminya.

“Ohh.. iya benar.. hehe.. ibu masih cantik aja, padahal udah mau kepala 6 ya bu?” kekeh Jono mulai tak sopan.

Mobil yang kini disopiri oleh Rezky mulai berjalan membelah kemacetan lalu-lintas di hari Sabtu sore itu. dengan cekatan pemuda tampan itu meliuk-liukkan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Rencana yang disusunnya harus berjalan tepat waktu, itulah kenapa dia sebisa mungkin segera menghindari kemacetan dan sampai di tujuan.

“Mm.. m.. mau dibawa ke mana kita?” Yulaikah mulai kebingungan dengan situasi yang tak menentu itu.

“Ga usah banyak tanya kalo mau selamat!” balas pak Jono garang.

“Aduh Jono.. kenapa sih kamu tega seperti ini?” tanya Yulaikah memberanikan diri.

“Hahaha.. ini semua gara-gara suami kamu yang bangsat itu.. dia menjebakku, menjadikan aku kambing hitam.. sekarang kamu lihat, gimana nasibku... dan suami kamu itu tak sekalipun menemuiku.. apalagi minta maaf..” ujar pak Jono memendam emosi.

“Tapi.. tapi.. itu kan bukan salahku..” elak Yulaikah lagi. Anaknya yang duduk bersama Rezky di kursi depan hanya bisa menyimak obrolan ibunya dengan pak Jono.

“Ahh, kalian semua sama.. kamu juga, apa mau kuceritakan semua kelakuan kamu pada anak cantikmu itu.. boleh?”

“Ja-ja-jangan... itu sudah lama berlalu.. jangan diungkit lagi” tolak Yulaikah.

“Hahaha.. kenapa? kamu takut malu sama anakmu? Atau kamu kini sudah tobat dan merasa berdosa?”

“Iya.. aku sudah tobat...” ucap Yulaikah menundukkan kepala.

“Tobat gimana... bukannya masih suka ngentot sama tukang pijit? Hehehe..” timpal Rezky dari depan sambil memegang setir mobil.

“Hahaha.. munafik kamu Yulaikah.. pakaian sopan tertutup, pake hijab.. kelakuan masih saja kayak lonte kamu..” ejek pak Jono.

Istri pak Karsa itu kini hanya bisa diam saat dirinya dilecehkan oleh orang lain. Orang yang status sosialnya berada di bawahnya. Kesombongan seorang istri pejabat yang ada pada Yulaikah mendadak sirna. Raut wajahnya jadi lesu, sepertinya dia sedang dihakimi oleh pak Jono yang secara langsung tahu rahasia keluarganya.

“Sambil kita jalan... buka baju kamu sekarang.. semuanya..” perintah pak Jono tiba-tiba.

“Tidak... tidak Jono, jangan suruh aku begitu...”

“Apa? Kamu melawan... ohh.. baik, aku suruh anak kamu saja yang melakukannya”

“Hah!? Jangan.. jangan ganggu dia..”

“Makanya kamu nurut... atau aku paksa kamu?” ancam pak Jono lagi.

Pelan-pelan Yulaikah mulai memegang pakaiannya. Tanpa menunggu diperintah lagi, istri pak Karsa itu mulai melepaskan satu persatu pakaian yang menutupi tubuhnya. Hingga akhirnya dalam waktu yang tidak lama Yulaikah sudah polos tanpa penutup apa-apa di tubuhnya.

“Waahh.. wahh.. muka aja yang cantik, tapi tubuh udah kedodoran.. aduh... hidup terlalu enak kamu.. jadi kayak ayam potong” ejek pak Jono pada ketelanjangan Yulaikah.

“Sini bu.. elus nih batang..” perintah pak Jono, istri pak Karsa itu hanya bisa diam menurut.

Pak Jono memelorotkan celana panjangnya berikut celana dalamnya. Batang kemaluannya yang masih lemas langsung terlihat. Dengan ragu-ragu tangan Yulaikah mulai mendekati batang penis lelaki tua itu lalu memegangnya.

“Hmm.. tangan kamu hangat dan lembut bu, kocok terus..” perintah pak Jono.

Sambil penisnya dielus-elus tangan Yulaikah, pak Jono mengarahkan tangannya ke payudara wanita itu lalu meremas dengan lembut bulatan susunya.

“Hemmm.. lama ga nikmatin susu.. sekalinya dapat eh punya mantan majikan, hahahaa...” tawa pak Jono.

“Eehmmh...”

“Kenapa? Mulai enak ya? Hehehe..”

Pak Jono terus merangsang payudara Yulaikah. Lalu diciumnya bibir wanita itu dengan ganas. Lidahnya memperkosa bibir Yulaikah yang merekah seksi sambil tangannya memijat-mijat payudara Yulaikah dan memelintir putingnya. Tanpa sadar Yulaikah mulai membalas ciuman pak Jono, tangannya mengocok kontol jumbo milik pak Jono perlahan. Ciuman pak Jono kini berpindah ke leher Yulaikah, bahunya, ke payudara dan putingnya, turun ke perut, lalu berakhir di selangkangan.

“Hmmm... wangi banget memek kamu bu, hehehe...” puji pak Jono yang sudah menciumi dan menusuki vagina Yulaikah.

“Ooohh...” lenguh Yulaikah, tak terasa dia semakin terangsang, vaginanya mulai basah.

“Neng Putri.. liat nih, ibu kamu memeknya udah becek aja.. mantan lonte memang beda yah memeknya, ahahahaha..” ucap pak Jono.

Putri yang fokus melihat ke arah jalan langsung menoleh ke belakang. Dia begitu kaget menyadari ibunya sudah polos telanjang tanpa pakaian apa-apa. Belum lagi tangan ibunya itu sedang memegang penis panjang milik pak Jono.

“Bundaaaa!!” jerit Putri histeris melihat kelakuan ibunya.

“Udah deh Put, kamu diam aja... biar bunda yang kerja..” balas Yulaikah.

“Hehehe.. nih liat neng Putri, ibu kamu keenakan..” kata pak Jono melecehkan. Jari tangan lelaki tua itu sekarang bebas keluar masuk vagina Yulaikah.

“Aduhh.. kok bisa sih kalian? Aahh.. ga tau deh... pusing aku jadinya..” rutuk Putri kembali melihat ke depan.

“Pusing karena pengen ngentot juga ya mbak? Hehehe... aku tau kok” balas Rezky sambil tersenyum mesum ke arah Putri.

“Udah ah.. kamu jangan ikut komentar”

Permainan antara Yulaikah dan pak Jono di belakang semakin intens. Kini Yulaikah dengan sukarela melakukan semuanya tanpa terpaksa. Dia sekarang sedang nungging dengan belahan pantat mengarah tepat di depan pak Jono. Situasi seperti itu memudahkan pak Jono untuk melancarkan aksinya. Tanpa ragu lagi dia lalu menusukkan penis besarnya ke belahan memek Yulaikah.

“Aaauhhhhhh....” pekik Yulaikah saat penis pak Jono membelah memeknya.

“Wiiihh... udah becek nih bu.. sekali pelacur tetep pelacur yah! Nih rasain kontol mantan sopir suami kamu, hahaha..” ucap pak Jono pongah.

“Oooahh..! bbesar banget.. uufffhh.. ssshh..”

Kepala Yulaikah bersandar ke pintu, kaki kanannya naik ke sandaran jok sementara kaki kirinya dipegangi pak Jono. Lelaki tua itu mulai menggenjot Yulaikah, erangan-erangan khas wanita yang merasakan kenikmatan mulai terdengar. Putri yang semula menolak pun tak bisa menahan diri untuk tidak melihat. Ia menengok ke belakang dan menonton ibunya disetubuhi pak Jono.

“Aaahh... uuhh.. oooohhh!”

“Ohhh... nikmatnya memek kamu bu.. toket kamu masih kenyalll...” pak Jono meremas payudara Yulaikah sambil terus menggenjot memeknya.

“Pak Jono, emang enak ya ngentotin bunda?” iseng Putri bertanya.

“Uenak banget memek ibu kamu nih..” balas pak Jono.

“Oohh teruss Jono.. ahhh.. terusss”

Yulaikah sudah tidak peduli anaknya memperhatikan mereka bersetubuh. Libido wanita setengah baya itu langsung meluap begitu saja karena rangsangan yang diberikan pak Jono. Putri menatap lekat-lekat sodokan demi sodokan penis tua pak Jono ke vagina ibunya. Gadis berkacamata itu memperhatikan bagaimana batang kemaluan pak Jono dibasahi lendir kental ibunya. Semakin melihat persetubuhan itu membuat kemaluan Putri semakin gatal juga.

“Aduhh... ssshhh...” desah Putri pelan. Tapi Rezky yang duduk di sebelahnya mendengar dengan jelas.

“Kenapa? basah yah memek kamu.. lepasin aja cd-nya.. enak tuh kalo di garuk pake tangan, hehe..” ucap Rezky tanpa melihat ke arah Putri.

Putri melirik ke arah Rezky dengan tatapan tak percaya. Rasa malu dilihat orang lain membuatnya menahan untuk tidak menuruti nafsunya. Namun begitu dia seakan mendapat keberanian untuk berbuat nekat. Tangannya perlahan menggapai celana dalamnya di balik rok panjang yang dipakainya. Kemudian dengan satu kali tarikan lepaslah celana dalam warna putih yang sedari tadi dipakainya.

“Nahh.. gitu dong, bebasin aja kamu menikmati apa yang ada” ucap Rezky menyeringai.

Putri yang masih merasa malu namun horny itu menjatuhkan celana dalam miliknya ke lantai mobil di bawahnya. Gadis itu hendak menutupi kain penutup vaginanya itu dengan tas yang semula dibawanya. Tapi kemudian Rezky mencegahnya.

“Jangan taruh disitu.. sini biar aku bawa.. ayo cepet!”

“Eh, jangan.. ntar aku pake lagi kok” balas Putri belingsatan malu.

“Udah sini.. jangan bantah ucapanku” paksa Rezky.

Mau tak mau Putri mengulurkan celana dalam yang dipegangnya pada Rezky. Dengan cekatan pemuda itu langsung menyambar kain segitiga berenda itu dari tangan Putri lalu memasukkannya ke dalam sakunya.

“Buat koleksi pribadi neng.. hehe..” saat Rezky memegang celana dalam Putri, dia langsung bisa merasakan kain itu sudah basah.

“Ihh... dasar cabul”

Putri kembali menatap ke arah ibunya yang sedang dikerjai oleh pak Jono di kursi belakang. Pipi kiri Yulaikah kini menempel di kaca sambil bibirnya terus mengeluarkan erangan nikmat. Wanita itu betul-betul tak peduli lagi persetubuhannya dengan pak Jono dilihat oleh anaknya dan juga pemuda yang dulu pernah mengerjainya juga. Dia terus menikmati tiap sodokan penis pak Jono yang terasa besar itu. Meski pak Jono sudah tak muda lagi, tapi tenaganya masih bisa membuatnya kelabakan dalam kenikmatan.

“Oooghh.. uhhhh.. terus Jono.. aahh...enakk..” erang Yulaikah tak tertahankan.

“Assshhhhh.. dasar mantan pelacur.. masih binal aja nih lonte..” ejak pak Jono sambil terus menyodokkan penisnya dalam-dalam.

Putri yang melihat ibunya sedang merasa keenakan semakin naik birahinya. Gadis cantik itu terlihat tidak tenang duduknya. Kadang maju, kandang mundur, kadang menoleh ke belakang. Rezky yang mengetahuinya hanya bisa senyum, meski dia tahu kalau gadis itu sudah tak tahan ingin mengocok memeknya sendiri.

“Duduknya yang tenang dong mbak.. ntar keseleo tuh, hehehe..” ujar Rezky.

“Ahh.. diem kamu.. aku gapapa kok” balas Putri sok jual mahal.

“Kenapa? gatel yah memeknya?”

“Emm.. i-iya nih.. gapapa kalo aku lepasin disini?” Putri memegang ujung pakaiannya.

“Eh, jangan dong.. bentar lagi kita nyampe nih, tapi kalo mbaknya mau ya silahkan, malah bagus jadinya.. hehe..”

Mendapat dorongan dari Rezky membuat Putri semakin nekat. Libidonya yang meledak-ledak tak sanggup lagi dia tahan. Memang beberapa hari ini Putri menahan birahinya karena stress memikirkan nasibnya setelah hari Sabtu itu. Gadis yang terbiasa colmek sendiri saat birahinya naik itu seakan ingin mencoba hal baru, telanjang di dalam mobil yang sedang berjalan menuju ke suatu tempat.

“Masa bodo ah.. aku lepasin aja.. udah ga tahan nih”

Putri dengan nekat langsung melepas kemeja panjang yang dipakainya berikut rok warna merah muda sebagai bawahannya. Hanya dalam waktu singkat gadis cantik itu sekarang hanya memakai jilbab dan sebuah BH di tubuhnya.

“Aduh, sayang tocil... sering di latih terus neng.. biar gede kayak punya ibunya tuh, hehe..” timpal Rezky melihat ke arah payudara Putri.

“Pengennya sih gitu, tapi ga ada yang bantuin.. kalo diremes sendirian capek” balas Putri tanpa rasa malu lagi.

“Lepasin aja tuh bh-nya sekalian, ngapain ditutupin lagi..”

“Emm.. gapapa yah? oke aku lepasin..” balas Putri. Entah kenapa gadis itu sekarang semakin berani mengumbar auratnya. Padahal di dalam mobil ada dua lelaki yang bukan muhirmnya, ada ibunya lagi.

Yulaikah yang fokus merasaka kenikmatan memeknya dientot oleh pak Jono mendadak menyadari kondisi Putri di depan. Matanya yang semula terpejam menahan nikmat langsung membelalak karena melihat anak gadisnya ikutan telanjang di kursi depan. Sebenarnya dia takut ketelanjangannya akan di lihat orang di luar mobil.

“Ahh.. Putriii... ngapain kamu ikutan bugil? Aahh.. auhh..”

“Biarain bun.. gara-gara ngeliat bunda nih aku jadi pengen” balas Putri cuek.

“Hahaha.. anak sama ibunya sama aja, sama-sama gampang gatel memeknya.. neng Putri udah pernah belom ngentot kayak saya sama ibu?” tanya pak Jono.

“Emm.. udah pernah sih pak...” balas Putri malu-malu.

“Putriii!! Kamu.. kamu lakukan sama siapa??” Yulaikah terkaget bukan main.

“Ada deh bun.. sama temen”

“huahahaha... tuh liat, anak kamu bukan anak polos lagi... udah kayak kamu juga.. emaknya lonte anaknya juga lonte, hahahaha....” ujar pak Jono melecehkan kedua ibu dan anak itu.

“Ashhh.. pelan pak.. aahhh.. bisa pingsan aku.. ahh....” rengek Yulaikah kemudian.

“Pak.. bentar lagi kita sampe” ujar Rezky memperingatkan bapaknya.

“Iye tong.. ini udah mau selesai.. hehee...”

Pak Jono langsung menggenjot memek Yulaikah dengan tusukan cepat dan dangkal. Otomatis pompaan penisnya itu semakin membuat istri pak Karsa itu kelojotan menahan nikmat. Pertahanan Yulaikah yang semula tak ingin orgasme di tangan Jono dia batalkan sepenuhnya. Wanita itu sudah pasrah kala gelombang getaran-getaran di tubuhnya kian terasa.

“Heemhhh... heemmmmmhhh... aku... aahhhhhhhh!!” pekik Yulaikah beriringan dengan orgasme yang menimpanya.

Pak Jono yang melihat istri pak Karsa sedang mengalami puncak kenikmatannya itu langsung mempercepat tusukannya. Penisnya dia hujamkan dengan cepat namun hanya sebatas kepalanya saja. Itu membuat pak Jono semakin mendekati ejakulasinya.

“Aaaahhhhh... aaahhh... bangsat nih memek!! Aahhh...”

Lolongan panjang dari mulut pak Jono terdengar jelas di dalam mobil itu. Yulaikah yang tahu pejantannya sedang ejakulasi langsung bergerak memutar, kemudian meraih penis jumbo pak Jono dan memasukkannya dalam mulutnya.

“Eemmhh.. gulpp.. gullpp.. emmhhhh...”

Yulaikah bagai hewan buas kehausan langsung meminum muncratan pejuh yang keluar dari penis pak Jono. Wanita itu sudah tak lagi memikirkan statusnya. Tanpa rasa risih dan jijik, wanita yang dikenal sebagai istri pejabat daerah itu menghisap habis semburan pejuh dari penis mantan sopirnya. Terlihat sungguh terasa nikmat dan menggairahkan bagi yang melihatnya.

Mereka melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan mereka. Di mobil, obrolan mereka terfokus pada Putri yang terpancing birahinya karena melihat persetubuhan terlarang ibunya. Sementara itu, pak Jono sudah mengikat tangan Yulaikah dan menutup matanya dengan selembar kain hitam. Yulaikah pun dibiarkan telanjang tidak memakai apa-apa.

Tak lama setelah melewati jalan kampung yang rusak dan berbelok-belok, sampailah mereka di tempat tujuan mereka. Di sana sudah terparkir banyak mobil mewah. Mungkin ada 20-an mobil. Halamannya sangat luas dan rumah itu juga megah seperti istana. Mobil Yulaikah berhenti di depan pintu masuk, pak Jono kemudian menggiring Yulaikah turun dari mobil dengan kondisi bugil. Angin dingin langsung menerpa kulit Yulaikah, payudaranya mengencang dan putingnya tegang. Terasa sekali angin melewati selangkangannya yang masih lembab karena disetubuhi pak Jono tadi.

Putri juga dibawa turun oleh Rezky, tapi dia dibawa masuk lewat pintu lain. Kondisi gadis itu juga sama dengan ibunya, hanya saja kepalanya masih tertutupi jilbab. Yulaikah lalu menaiki tangga teras, ketika pintu dibuka langsung terdengar suara keramaian. Sepertinya pria semua di dalam. Pak Jono membuka penutup mata Yulaikah. Betapa kagetnya Yulaikah saat mendapati dirinya telanjang dan dikerumuni pria-pria bugil. Ada sekitar 20 lebih orang di dalam ruangan itu.

“Tamuku semuanya, tampaknya bintang pesta kita sudah datang. Mari kita mulai pestanya. Siapa namamu cantik?” ucap seorang laki-laki setengah baya berambut putih itu sambil memegang dagu Yulaikah.

Yulaikah hanya diam dan badannya gemetar seperti mau menangis.

“Loohh.. kenapa menangis sayang? Kita tidak akan menyakiti kamu. Malah kita akan memberikanmu kenikmatan yang belum pernah kamu rasakan. Sekali lagi siapa namamu?” tanya lelaki itu, kali ini dengan nada tegas.

“Yul.. Yulaikah..” balasnya dengan menunduk ketakutan.

“Ohh, tuan-tuan... target kali ini lain dari yang lain.. ini adalah istri pejabat daerah, kalian tentu tahu siapa yang aku maksud? Hahahaha...” tawa lelaki itu seakan menghina status Yulaikah.

“Jono.. bayaranmu akan kamu terima setelah semua ini selesai..” ujar lelaki setengah baya itu pada pak Jono.

“No problem boss! Silakan nikmati target kita sepuasnya... dan oh ya.. aku membawakan kalian hadiah yang lain” ujar pak Jono kemudian membisikkan sesuatu pada lelaki di depannya itu.

“Hmm... menarik... Okey, tanpa banyak bicara ayo kita mulai.. kamu tolong berlutut” perintah lelaki itu pada Yulaikah.

Yulaikah merasa tak punya pilihan, dikerumuni laki-laki begitu banyak, apapun bisa terjadi. Ia pun berlutut, lalu tanpa basa basi lelaki setengah baya tadi menjejalkan penisnya ke mulut Yulaikah. Sementara belasan pria mengerubungi Yulaikah sambil mengocok-ngocok batang penis mereka masing-masing. Mereka bergantian mencolek-colek semua bagian tubuh Yulaikah dengan kemaluan mereka.

Ikatan tangan Yulaikah dilepaskan hanya untuk mengocoki batang kejantanan mereka. Ada seorang yang membekap Yulaikah dengan saputangan yang berisi cairan entah apa. Yulaikah tiba-tiba merasa pusing, tapi perlahan seperti ada sesuatu yang membuat dirinya merasa panas dan sangat bergairah. Seperti dihipnotis, Yulaikah mengikuti semua permintaan mereka. Yulaikah pun bergantian mengocoki dan mengoral batang penis di hadapannya. Sementara itu seluruh lekuk tubuhnya dirabai oleh pria-pria itu. Payudaranya terus dipijat-pijat dan putingnya dipelintir, vaginanya dielusi dan ditusuki jari, anusnya pun tak terlewat. Anusnya langsung diberi gel pelumas oleh mereka.

Tubuh Yulaikah lalu digendong oleh beberapa pria, kakinya ditarik ke kiri dan kanan, memamerkan vaginanya yang merekah. Seorang pria mengolesi gel ke penisnya lalu dengan sekali sodok, amblas lah penis jumbo-nya ke vagina Yulaikah. Pria itu memegangi pinggul Yulaikah dengan kuat sambil menyodokkan kejantanannya dengan cepat.

Erangan Yulaikah memenuhi ruang besar itu. Tubuh Yulaikah terus saja dijamahi, payudaranya dihisap-hisap dan diremasi. Yulaikah lalu digotong ke sebuah meja lebar di tengah ruangan, kepalanya tergantung di tepi meja. Kini mulut dan vaginanya disodoki bergantian oleh pria-pria itu. Erangan-erangan Yulaikah teredam oleh penis di mulutnya. Sudah 10 orang yang bergantian menggarap vagina Yulaikah. Wanita itu sudah orgasme berkali-kali karena pengaruh obat tadi membuat vaginanya banjir lendir. Sekarang Yulaikah disuruh posisi WOT, mulutnya disumpal batang penis, lalu satu pria di belakangnya mendorong tubuh Yulaikah hingga rebah lalu menyodomi anusnya. Kini kedua tangan Yulaikah mengocoki penis pria-pria itu, sedangkan anus dan mulutnya bergantian disodoki penis-penis lainnya.

Beberapa saat kemudian Rezky membawa Putri ke tengah untuk bergabung dengan ibunya. Tampak Yulaikah tengah disetubuhi dengan posisi misionaris. Payudaranya memerah bekas remasan dan cupangan para-pria itu. Tatapan matanya kosong, tubuhnya sudah lemas tapi pria-pria itu belum puas memakai tubuhnya. Rambut dan wajah wanita setengah baya itu kini penuh sperma kental.

“Tamuku semuanya.. bagaimana tubuh Yulaikah? Sudah puas? Nikmat kah?” tanya lelaki setengah baya yang rupanya tuan rumah pesta seks itu.

“BELUUUUM...!!“ jawab semuanya kompak.

“Buat penambah semangat, inilah Putri... anak dari Yulaikah, silakan dinikmati juga”

Putri pun dibawa ke tengah kerumunan pria itu, mulutnya menjadi rebutan para pria ganas itu. Tubuhnya juga tak lepas dari rabaan mereka. Gadis itu langsung diperkosa ramai-ramai di atas lantai. Kini tangannya diikat ke belakang sambil di-doggy style. Pria yang memperkosanya menarik tangan Putri ke belakang, payudaranya jadi tegak membusung. Mulutnya juga diisi batang penis. Kedua payudaranya diremasi pria-pria di sekelilingnya dan sekujur tubuhnya juga dirabai oleh mereka. Putri rupanya juga diberi obat perangsang oleh mereka. Dalam waktu singkat saja erangan-erangan dan jeritan nikmat dari mulut Putri terdengar memenuhi ruangan.

“Oooouhhh.. ouhhhhh... ooohhh...” lenguh Putri.

“Gila ni cewek, kurus tapi staminanya kenceng juga, memeknya basah teruss.. hahaha...” kata pria 1 yang menyodoki memek Putri.

“Anusnya dong peret... ooughh...” balas pria 2.

Sementara itu, Yulaikah yang berada tak jauh dari Putri sedang diisi batang kejantanan seluruh lubangnya. Vagina dan anusnya kembali berisi sperma pria-pria itu. Punggung dan wajahnya juga berlumuran peju mereka. Kini Yulaikah menungging dengan dijepit 2 pria. Satu menyodok memeknya, satu lagi menarik tangan Yulaikah sambil menyodominya. Sementara ketiga pria tengah menjejalkan kontolnya ke mulut Yulaikah, yang lain coli menunggu giliran ngentot sambil meremas-remas payudara Yulaikah.

Pak Jono dan Rezky yang menunggu di pinggiran ruangan nampak tertawa pongah dengan hasil yang mereka dapatkan. Rezky nampak memegang Hpnya sambil mengarahkan ke semua sudut ruangan untuk merekam semua kejadian di tempat itu. Bisa mempermalukan keluarga pak Karsa adalah rencana pak Jono untuk membalas perlakuan mantan majikannya itu. Kini mereka hanya menunggu puncak rencana dan juga puncak acara pada malam itu.

Yulaikah masih saja dikerjai mereka, vaginanya sekarang sudah penuh sperma lagi. Beramai-ramai mereka menyemprot wajah dan payudara wanita setengah baya itu dengan sperma mereka. Kondisi Putri pun tidak jauh beda, tubuhnya segera saja bermandikan sperma orang-orang itu.

Kemudian Yulaikah dan Putri disuruh berlutut bersebelahan. Pria-pria itu mengelilingi mereka lalu menyemprot Yulaikah dan Putri dengan peju mereka. Ada yang menyemprotnya ke wajah, rambut, di dalam mulut, ke payudara, punggung, sampai tubuh kedua ibu dan anaknya itu berlumuran sperma. Dengan ini berakhir juga pesta seks itu. Rupanya acara itu adalah pesta seks yang diadakan oleh kumpulan orang-orang kaya yang suka seks. Korban mereka biasanya ibu rumah tangga biasa atau tipikal orang dengan status sosial seperti Yulaikah.

Tak terasa Yulaikah selama 4 jam nonstop disetubuhi bergantian. Mungkin hari itu tubuhnya disodoki kelamin pria lebih banyak dari jumlah pria yang ada. Vagina dan anusnya terasa perih dan sakit, orgasme pun puluhan kali sampai lemas tubuhnya. Kini Yulaikah dan Putri hanya bisa terbaring lemas di atas lantai dengan tubuh penuh lumurah sperma yang mulai mengering.

Semua pria yang tadinya mengerubuti Yulaikah dan Putri pun sudah mulai membubarkan diri. Mereka tak ada yang peduli dengan keadaan Yulaikah dan anaknya yang masih tak berdaya tergeletak di atas lantai. Ruangan itu mendadak jadi sepi dan sekarang tinggal pak Jono dan Rezky saja yang ada. Bahkan lelaki setengah baya pemilik rumah itu juga pergi meninggalkan mereka. Sepertinya akan ada sesuatu kejadian yang hanya bisa diikuti oleh orang tertentu saja.

Brakk...!! tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dengan cukup keras.

“Lepaskan... lepaskan aku bangsat!! Kalian tidak tau berurusan dengan siapa” seorang lelaki setengah baya dengan kepala tertutup karung hitam di seret ke tengah ruangan.

“Akhirnya mereka datang juga... wahh.. hebat bisa bawa pak Karsa kemari” gumam pak Jono pada Rezky.

Selepas mendorong orang yang dibawanya itu terjatuh, lelaki bertubuh penuh tato yang berwajah garang itu mendekati pak Jono dan Rezky. Dia kemudian mengulurkan tangan lalu bersalaman dengan pak Jono.

“Bajingan kamu.. masih saja maen kek ginian.. inget umur tuh” ucap lelaki bertato pada pak Jono.

“Hehehe.. asal bayarannya cocok, apapun aku lakukan.. oh iya, ini bagian kamu..” pak Jono menyodorkan bungkusan plastik berwarna hitam, tentu bisa ditebak isinya adalah lembaran uang kertas.

“Hahaha.. bener-bener bajingan kamu, tapi aku suka cara kamu ini Jono.. ya sudah, selamat tinggal, aku tak mau ada di sini terlalu lama” ucap lelaki bertato itu kemudian pergi meninggalkan ruangan.

Sejenak kemudian, pak Jono melangkah mendekati lelaki yang kepalanya tertutupi karung warna hitam. Lelaki tua itu langsung menarik karung itu dan terbukalah wajah pak Karsa yang tengah kebingungan.

“Haaahhhhh.. !! bangsat... belum tau siapa aku kalian.. beraninya menculikku... Jono?? Jo.. Jono... kenapa.. kenapa kamu di sini?”

“Selamat datang pak Karsa.. kita ketemu lagi, semoga ini bukan yang terakhir kalinya...” ucap pak Jono dingin.

“Kenapa kamu.. ahh.. kenapa kamu berbuat ini? Kamu belum tau akibatnya Jono...”

“Hahaha.. biarlah akibatnya aku yang terima bos.. aku sudah lama menantikan saat seperti ini.. lihat tuh, anak dan istri bos sudah disini juga”

“Apa?? Apa kamu bilang?? Mereka.. mereka... haahh!! Apa mereka..... bajingan kamuu!!”

Pak Karsa sangat kaget begitu matanya melihat ke arah tengah ruangan. Yulaikah dan Putri masih tergeletak dengan tubuh penuh sperma. Tentunya pak Karsa tahu kalau anak dan istrinya itu telah diperkosa habis-habisan.

“Bidabbb!! Bangsat kamu.. bajingan!!” pak Karsa berontak, tapi kaki dan tangannya masih terikat sehingga dia tak bisa bergerak.

“Biadab? Bajingan? Bukannya itu juga kelakuan kamu Karsa? Jangan bicara sok suci kamu di depanku.. aku tau semuanya” balas pak Jono menyeringai dingin.

“Tapi.. tapi.. ahh.. apa maumu? Kita bisa bicarakan Jono”

“Hahaha.. Karsa.. lihat dulu baik-baik anak dan istrimu itu.. mereka baru saja menerima kenikmatan yang tiada tara... mereka sampai lemas terpuaskan birahinya.. bukannya kamu juga sering bermain dengan wanita-wanita cantik? Hahahaha..” ujar pak Jono mengarahkan kepala pak Karsa ke tengah ruangan.

“Tidak.. tidak.. jangan lakukan ini.. jangan.. apapun yang kamu minta aku akan penuhi..” ucap pak Karsa kebingungan.

“Baiklah... karena sudah terlalu malam, aku akan langsung memberitahumu apa yang aku mau.. pertama tanda tangan dulu di surat ini” ujar pak Jono sambil memperlihatkan sebuah surat berisi pengakuan bahwa pak Jono tidak bersalah pada kasus pencucian uang yang membuatnya dipenjara.

“Iya... aku akan tandatangan.. apalagi yang kamu mau?”

“Ini.. kamu juga harus tandatangan...” berikutnya pak Jono memperlihatkan sebuah formulir penyerahan aset sebagian sahamnya di perusahaan milik pak Karsa.

“Gila kamu!! Mana bisa aku menyerahkan begitu saja.. Aska.. siapa dia? Kenapa ada di formulir itu?” tanya pak Karsa kemudian.

“Itu saya... yah.. itu nama saya..”

Tiba-tiba dari arah belakang pak Jono muncul seorang pemuda tampan. Dia berjalan mendekati pak Jono dan pak Karsa yang masih terduduk di atas lantai dengan kedua kaki dan tangan terikat erat.

“Kamu? Bukannya kamu Dika? Apa-apaan ini?” padangan pak Karsa menatap tajam ke arah kedatangan Aska.

“Iya benar, nama saya Dika... Aska Putra Mahardika... anak dari Astri Wulandari.. tentu bapak kenal nama itu..” ucap Aska datar.

“Apa? Jadi kamu anaknya Astri... lalu apa hubungan kamu sama aku?”

“Duhh.. bapak ini bodoh apa gimana sih pak? Pas bapak ngentot sama Astri aja masih ingat.. anak hasil ngentot itu ya saya pak...” ujar Aska dengan bahasa vulgar.

“Jadi... jadi kamu anakku dengan Astri?”

“Sepertinya begitu, karena DNA saya cocok sama DNA bapak.. nih buktinya” Aska kemudian memperlihatkan hasil tes DNA dari sebuah rumah sakit ternama di kotanya.

“Tidak... tidak.. aku tidak percaya semua ini.. kalian berkomplot menipuku... bajingan kalian, aku bersumpah akan membuat hidup kalian menderita.. aku.. aku.. ahhh...”

Tiba-tiba saja dada pak Karsa terasa sakit. Saking sakitnya sampai pak Karsa hampir tidak bisa bernafas. Rupanya lelaki setengah baya itu sedang tertekan berat hingga membuat jantungnya hampir berhenti berdetak.

“Aduh.. repot kalo gini pak.. masak dia udah mau mati aja, jadi ga seru dong” ucap Aska pada pak Jono.

“Hehehe... bajingan seperti Karsa ini matinya susah, biarin aja deh...” balas pak Jono enteng.

Pak Karsa yang tengah merasa kesakitan kini mengelepar-gelepar di atas lantai persis ayam mau mati. Yulaikah dan Putri yang menyadari keberadaan pak Karsa buru-buru mendatangi lelaki itu.

“Abi... Abi.. kenapa bi? Kenapa semua jadi begini.. Abii...” jerit Yulaikah meratapi kejadian yang menimpanya.

“Abii... sadar Bii.. kita ke rumah sakit.. tolong.. tolong... siapa saja.. tolong..!!” teriak Putri sambil menyangga kepala pak Karsa.

Isak tangis kedua perempuan itu pecah mengiringi rasa sakit yang diderita pak Karsa. Mereka tak bisa berbuat banyak, karena nasib mereka sendiri kini masih tak menentu. Mereka belum bisa dipastikan akan pulang dengan selamat setelah kejadian itu.

“Sudah biarkan dia mati.. terlalu banyak dosanya.. kalian baca sendiri semua bukti yang aku bawa” ujar pak Jono, lelaki tua itu melempar beberapa map berisi data-data kejahatan yang pernah dilakukan pak Karsa.

“Abiiii..... Abiiii... jangan tinggalin umi... aku gak rela Biii..” tangis Yulaikah terdengar memecah keheningan suasana.

“Ahhh... aku... aku.. ahh.. sakitt.. dadaku ahh.. sakiittt...” ucap pak Karsa lemah, tapi kini tubuhnya bisa sedikit bergerak.

“Tuhh kan.. orang seperti Karsa ini susah matinya..” ucap pak Jono.

“Hufffhh... jadi ga tega saya pak.. yasudah, suruh aja dia tandatangan surat itu.. untuk pengalihan asetnya ga usah pak” kata Aska pada pak Jono di sebelahnya.

“Ehh, lu gimane sih? itu kan tujuan lu bikin rencana ini.. kok malah dibatalin sih?” sergah Rezky.

“Ga tega gua bro.. gimanapun juga dia itu ayah kandung gua.. masak lu tega ngebunuh ayah kandung lu sendiri.. serahin aja dia ke polisi.. biar pak Jono yang mengurus semua kasusnya” balas Aska sambil membalik badan hendak pergi.

“Tunggu..!” tiba-tiba pak Karsa memanggil Aska.

“Aduh, kenapa lagi sih pak? Mending bapak cepet ke rumah sakit aja.. daripada tambah parah..” balas Aska santai.

“Ahhkk.. kamu tahu resiko perbuatanmu ini?” tanya pak Karsa menatap nanar ke arah Aska.

“Ya tahu lah pak... sudahlah.. dari semua bukti itu mungkin bapak akan dipenjara lama sekali.. lamaaaaaa.... mungkin sampai bapak mati”

“Aku tahu itu.. kalian sudah berhasil menjebakku, tapi aku lega.. yang menjebakku adalah anakku sendiri.. pintar kamu... ahhhkh.. aduhh..” ujar pak Karsa sambil terus memegangi dadanya. Kini tangannya sudah lepas dari ikatan yang menahannya.

Aska kemudian mendekati pak Karsa yang masih terbaring lemah di atas lantai. Dia kemudian menatap tajam wajah lelaki tua itu. Sejenak kemudian Aska mendekatkan bibirnya di telinga pak Karsa lalu berbisik.

“Aku akan mengawasi bapak.. kalau berani mengusik hidup kami, semuanya akan sirna.. harta, kekayaan.. bahkan keluarga. Aku akan pastikan semuanya hilang dari muka bumi, nikmati hidupmu selagi bisa”

Pak Karsa membelalakkan matanya. Dia tak mengira akan mendapat ancaman dari anak ingusan macam Aska. Tapi ancaman itu begitu menakutkan, ada getaran kesungguhan yang berlebih dari semua ucapan Aska. Tak pelak ancaman itu membuat pak Karsa nyalinya ikut menciut juga.

“Ak.. akk... akuu mengerti” balas pak Karsa lirih.

“Okey.. jangan berlama-lama disini.. pak Jono dan Rezky tolong antar ketiga orang ini ke rumah sakit terdekat.. aku rasa semuanya sudah selesai hari ini” ujar Aska kemudian.

Pak Jono yang masih merasa punya dendam pribadi dengan pak Karsa sebenarnya tak terima dengan keputusan Aska. Tapi orang tua itu seakan luluh emosinya ketika tangan Rezky memegang lengannya dan tersenyum sambil menganggukkan kepala.

***

Seminggu kemudian....

Aska nampak membereskan beberapa barang yang sudah tertumpuk di ruang tamu rumahnya. Pemuda itu nampak sibuk sekali membungkus beberapa barang itu dengan lembaran kertas karton. Sepertinya barang-barang itu akan dibawanya jauh.

Beberapa waktu setelahnya, Rezky datang bersama Salma. Mereka berdua nampak bahagia sekali. Rezky langsung duduk di atas lantai tepat di sebelah sahabatnya yang tengah sibuk memilah-milah barang. Sedangkan Salma tanpa permisi sudah masuk ke dalam rumah.

“Lu yakin sama keputusan ini bro?” Rezky mengawali obrolannya.

“Yakin bro.. gua udah capek ngurusin semua ini.. gua mau hidup tenang” balas Aska menatap ke arah temannya.

“Trus kuliah lu gimane bro? Kan setahun lagi selesai.. sayang kalo harus dilepas tengah jalan”

Aska diam sesaat. Pemuda itu lalu mengambil sebatang rokok dari bungkusnya lalu menyalakannya. Beberapa kali hisapan mulutnya membuat asap mulai mengepul mengisi udara ruang tamunya

“Yahh.. gimana lagi bro.. ini mungkin jalan yang terbaik, mama sama Fenny udah gua minta berangkat duluan.. tinggal gua sendiri yang harus menyelesaikan semuanya di sini” tutur Aska dengan hembusan berat nafasnya.

“Oke.. gua hormati keputusan lu ini.. tapi sayang gua ga bisa ikut kemana lu pergi.. gua ubah rencana semula..”

“Hahaha.. iya lah, apalagi lu kan udah dapetin jandanya pak Amin, udah cantik.. kaya lagi”

“Ehh.. kalian omongin apaan sih? hayoo.. kenapa bahas janda segala” tiiba-tiba Salma sudah kembali bersama mereka.

“Hehe.. ini lho mbak.. katanya Rezky beneran mau menikah sama mbak Salma, mau nggak mbak?” kata Aska mengalihkan pembicaraan.

“Hihihi.. mau dong, siapa sih yang ga mau dapetin pria cakep kayak Rezky ini” balas Salma tersenyum gembira.

“Waduhh.. lu tuh ya.. bisa aja bikin cewe baper..” ucap Rezky dengan muka malunya.

“Udah dehh... gua cuma berharap kalian bisa bahagia selamanya, ntar kalo ada waktu lu berdua pergi aja ke tempat gua..”

“Siap deh broo.. eh, bentar.. gua cuma mo tanya, kenapa sih waktu itu lu lepasin pak Karsa? Padahal tinggal sedikit aja lu udah bisa dapetin apa yang lu mau...”

Aska kembali diam. Sorot matanya yang tajam langsung menerawang jauh. Sepertinya dia mencerna kenangan di pikirannya. Berusaha kembali mengingat keputusan yang diambilnya.

“Bro, balas dendam itu emang bikin kita bahagia pas kita bisa ngelakuinnya, tapi ada yang kedudukannya lebih tinggi lagi.. yaitu maaf. Meski hati lu sakit, meski kepala lu panas.. tapi itu akan jadi lebih baik setelahnya.. apalagi dia itu ayah gua secara biologis bro.. minimal gua bisa berbuat sedikit untuk membuatnya mau menebus dosa” tutur Aska.

“Iya tapi kan dua hari setelah di rumah sakit akhirnya babe lu tuh mati juga.. bukannya secara tidak langsung lu yang jadi penyebabnya...” timpal Rezky.

“Ah, itu perkara lain bro.. kalo dia memang ditakdirkan meninggal setelahnya ya mo gimana lagi.. umur manusia siapa yang tau”

“Iya sih.. yang penting kita udah berusaha buat yang terbaik..” ucap Rezky menghela nafas panjangnya.

“Okey.. udah cukup cerita seremnya, jadi kapan kalian mau menikah?”

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
Ini alurnya bener² mantab :semangat::semangat::semangat::semangat::semangat:
Ciamik soro

Gak nyangka juga Yulaikha begitu liar, padahal udah jadi istri pejabat kaya raya, berjilbab, tapi nafsunya... sampe digarap di samping Putri gak peduli ...Gila gila gila

Yang paling buat terkejut sewaktu Aska memberikan maaf ke Karsa dan Argo, rupanya ada rasa baik juga didirinya.

Rezky jelas mau menikah sama Salma
Lah terus Aska sama siapa? Semoga discene yg terakhir terjawab
 
Ini alurnya bener² mantab :semangat::semangat::semangat::semangat::semangat:
Ciamik soro

Gak nyangka juga Yulaikha begitu liar, padahal udah jadi istri pejabat kaya raya, berjilbab, tapi nafsunya... sampe digarap di samping Putri gak peduli ...Gila gila gila

Yang paling buat terkejut sewaktu Aska memberikan maaf ke Karsa dan Argo, rupanya ada rasa baik juga didirinya.

Rezky jelas mau menikah sama Salma
Lah terus Aska sama siapa? Semoga discene yg terakhir terjawab
Itu juga yg ane lagi pikir Om.. duhh ini Aska belum jelas mo kemana juga.. ntar deh ane konsultasi sama dia
 
Itu juga yg ane lagi pikir Om.. duhh ini Aska belum jelas mo kemana juga.. ntar deh ane konsultasi sama dia
Mending poligami fenny, putri sama selly, suhu
Selly kan germo =)) =))
Ntar dapet lubang berjalan terus
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd