Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Memperdaya Istri Orang 2 (No Sara)

Episode 4 . Misi Pencarian


Hari Jum'at pagi, di Salon/ Markas Indra dan Samuel, mereka mulai pencarian untuk menemukan Sita, perempuan yang mereka anggap sebagai berlian yang hilang.
Mereka menelusuri tempat-tempat yang mungkin didatangi Sita, mulai dari rumah Sita, alun-alun, kantos polisi, rumah pak Yosef, hingga Mall tempat Sita pertama kali ngentot dengan dua satpam.


SEMENTARA , di tempat Sita berada.
Sita dan Nurul sudah sampai di pondok yang mereka tuju. Lalu mereka bernostalgia dan sungkem kepada guru-guru mereka disana yang sudah mulai terlihat menua.
Nurul dan Sita sangat senang bertemu mereka, karena memang suasana masih terbawa suasana lebaran juga membuat silaturahmi mereka ke pondok itu terasa sangat hangat.


Disini semua santrinya perempuan, karena memang Darul Akhwat ini khusus untuk perempuan saja.
Hanya ada beberapa laki-laki di pondok ini, selain kiyai haji pimpinan pondok, ada juga seorang anaknya yang berusia 20 tahunan.
Lalu di bagian urusan dapur, ada mang Yana (40 tahun) sebagai koki atau juru masak di pondok ini ditemani assisten kokinya Yudha(30 tahun), serta tukang kebersihan yang setiap harinya ada tiga orang yang diisi oleh swadaya warga sekitar. Jadi setiap harinya dalam seminggu, petugas kebersihan di pondok itu sudah disusun daftar piketnya. Sungguh keharmonisan yang patut diacungi jempol untuk hubungan antara sebuah pondok pesantren dan warga di tempat ini.


Ketika sudah bersilaturahmi kepada guru-guru nya, Sita dan Nurul beserta suaminya berkeliling di dalam pondok itu. Sementara pak Bondan sopir mereka seperti biasa, hanya menunggu di mobil.


Suaminya yang merasa diabaikan oleh kedua akhwat itu, karena tidak diajak mengobrol. Akhirnya memilih untuk pergi ke mobil juga untuk merokok bareng pak Bondan.
"Miii.. Abi ke mobil aja ya, gak enak Abi jadi kambing conge disini. Hehe " Kata suaminya


"Yeee Abi, makanya ikut ngobrol sama kita." Jawab Nurul.
"Gak tau harus ngobrolin apa, ya udah ya, Abi pergi duluan. Nanti umi langsung aja ke mobil kalo udah beres nostalgia nya." Ucap suaminya.


POV Nurul
Suamiku sepertinya agak canggung karena ada Sita disini. Dari awal kami keliling pondok, tidak sepatah katapun obrolan dari dirinya.
"Ya sudah Sit, ayo kita ke tempat biasa kita nongkrong, penasaran aku, tempatnya masih sama gak ya." Ajakku pada Sita.
"Ya, hayu.. " jawab Sita


Setelah berjalan beberapa menit, kami pun sampai di tujuan. Dan ternyata gazebu itu sudah lebih modern, lantainya pun sudah dicor bukan lagi dari bambu.
"Nur, aku gak enak sama suami kamu. Harusnya ini kan jadi acara kalian, tapi kamu malah terus-terusan sama aku jalannya." ,Ucap Sita.


"Ya gapapa Sit, kapan lagi kita bisa ketemu. Sekarang mumpung ketemu, ya kita puas-puasin. Lagian acara puncak anniversary kami baru akan nanti malam dirayakan dengan bakar-bakar daging dan kembang api. Kamu juga boleh ikut." Kataku menghibur Sita yang terlihat tidak bersemangat.
"Enggak deh Nur, nanti takut ganggu acara kalian akunya, terimakasih atas ajakannya. Kamu baik banget sama aku dari kemarin." Jawab Sita


"Hemmm, terus kamu mau kemana? Pulang ke rumah? Kalau mau, aku bisa antar kamu pake mobil aku." ,,Sambungku lagi.
"Rumah ya???", Ucap Nurul pelan.


Ya Tuhan, aku lupa ..tragedi kemarin sore kan melibatkan suaminya.
"Eh maaf Sit, gak ada maksud aku ...." ,belum sempat selesai ucapanku. ,belum sempat selesai ucapanku.
"Gapapa, emang bener aku lagi bingung mau pulang kemana, kembali ke rumah bertemu suamiku, aku rasa aku belum siap. Mau pergi ke tempat lain, aku gak bawa apa-apa. Uang saja aku gak punya sepeserpun. Masa aku harus pulang ke tempatnya Samuel." Kata Sita.


"Makanya kamu ikut dulu saja sama aku kembali ke Villa untuk ikut merayakan anniversary ku. Tapi sebelumnya, kita pergi dulu ke rumah mertuaku di dekat sini. Ya ya ya..!!!" Bujukku mengajak Sita.
Tidak mungkin juga aku meninggalkan dia atau menelantarkannya dalam keadaan seperti ini, apalagi dia kepikiran balik ke tempat orang yang bernama Samuel. Bisa-bisa Sita nanti semakin diperdaya hingga menjadi pelacur disana. Aku takkan membiarkan sahabatku terjerumus lebih dalam.


"Oh iya Nur, tentang suamimu itu. Apa benar kamu belum pernah merasa puas saat ngewe sama dia..?" Tiba-tiba Sita mengajukan pertanyaan yang sedikit vulgar menurutku.
"Ikh kamu, pake bahasanya yang bener coba. Bersetubuh kek nyebutnya." Aku berusaha memberitahu Sita agar memperbaiki kata-katanya.
"Mending coba kamu yang lebih vulgar Nur bicaranya, apalagi kalo mau ngajak suamimu ngewe, aku yakin itu membuat dia lebih bernafsu sama kamu dan tahan lama nantinya. Suamiku juga begitu. Dia suka aku ngomong agak vulgar begitu kalo lagi ngewe, tapi memang aku juga gak suka sih.. cuman terpaksa nurut aja. Tapi efeknya dia lebih bernafsu lho. Coba deh." ,malah Sita sekarang yang mengajarkan hal tidak benar ini padaku.


"Boleh dicoba, tapi ya nanti. Balik lagi ke pertanyaan kamu tadi, tentang aku dan suamiku.. memang bener, aku tidak pernah ngerasain sesuatu kaya apa yang kamu kasih ke aku semalem. Jujur aja itu enak. Tapi ya Dosa." Jelasku padanya.
"Sekali lagi aku minta maaf masalah semalem Nur, aku bener-bener khilaf. Gak akan aku ulangi." ," ,Ucap Sita.


Tiba-tiba ada suamiku menelpon;
B : Bima
N : Nurul
B : "Mi, masih lama gak kamu nostalgiaannya? Ortu ku udah nanyain umi lho." Ortu ku udah nanyain umi lho."
N : "udah sich Bi, iya umi kesana deh. Oh iya Bi, boleh umi ajak Sita sekalian ya, ya ya..!?"
B : "ya ajak aja, biar umi ada temen. Umi kan orangnya gampang bosen kalo main sama Abi doang."
N : "ya udah deh, umi kesana sekarang juga."


****Sesaat sebelumnya
POV Suami Nurul (Bima)
Aku bosan hanya mengikuti dua ladies itu, mending aku pergi ke mobil saja deh. Ngerokok sama Bondan lebih asik kayanya.


Setelah berjalan beberapa waktu, aku pun sampai di dekat parkiran. Kulihat Bondan sepertinya sedang tiduran di kursi mobil sambil menonton HP nya.
Namun saat kudekati, dia seperti terperanjat bangun. Lalu memasukan HP nya ke sakunya.
"Ya elah, pak Bondan. Biasa aja. Gak papa mau sambil nonton HP juga."
"Eh pak Bima, maaf Pak. Saya sampe selonjoran kaki di mobil pak Bima." Ucap supirku meminta maaf..
Pantas saja dia tadi seperti sangat kaget, mungkin karena gak enak karena tiduran di mobilku.
"Gapapa dong Pak, kan bapak juga yang rawat mobilnya." Ucapku pak Bondan.
"Iya pak, sekali lagi maaf." Pak Bondan kembali meminta maaf sambil keluar dari mobil.
"Kita sudah mau pergi lagi ya Pak?", Sambungnya.
"Enggak pak, istriku masih disana. Sebentar aku telpon dulu."
Lalu akupun menelpon istriku dan bertanya kapan dia mau pulang, karena barusan ada pesan masuk dari Orangtua ku agar kami segera kesana karena sudah disediakan makanan.


"Istri saya katanya sedang menuju kesini Pak, kita ke rumah orangtua saya dulu. Sekalian kita sholat Jum'at disana." Ucapku pada supirku.
"Siap, oke Pak." Jawab pak Bondan, sigap seperti biasanya.


****Setelah tak berselang lama, Nurul datang bersama Sita. Lalu mereka pun bergegas beranjak dari pondok untuk menuju rumah orangtua Bima.
Hanya butuh waktu 10 menit menggunakan mobil, mereka akhirnya sampai.
Nurul mengenalkan Sita kepada mertuanya, dan mereka pun langsung makan-makan bersama disana. Setelah makan, para lelaki di rumah itu sholat Jum'at, termasuk mertua dan supir Bima.


***SELESAI sembahyang Jum'at, pak Bondan pulang duluan dari mesjid karena rupanya Bima ingin ke rumah teman-temannya dulu. Sementara Pak Bondan lebih betah diam di mobilnya sambil memainkan Handphone nya.


POV Nurul
Selesai cuci piring pasca acara makan bersama, Nurul berniat mengganti pakaiannya yang tidak sengaja basah terkena air sabun saat cuci piring.
"Sit, aku ke mobil dulu sebentar ya. Mau ngambil baju ganti."
Aku pamit sebentar, meninggalkan Nurul di dapur mertuaku.
Dan ketika ku lihat ternyata pak Bondan sudah pulang dari Jum'atannya, dia sudah ada di dalam mobil lagi. Seperti biasa, tiduran sambil nonton HP.
Aku pun iseng mengintip, dia suka nonton apa sih. Gak bosan-bosannya nonton HP kalo lagi sendirian.

Ketika kuintip dari arah berlawanan dengan posisi dia tiduran, aku sedikit kaget.
"Ya ampun, dia nonton film porno. Mana filemnya adegan lesbian pula.."
Namun aku bertambah kaget, ketika sepintas artis porno di HP nya itu memperlihatkan wajahnya.
"Ya ampuuun.... Video itu..." Batinku kaget .
Sanget kaget sekali. Video yang ditonton pak Bondan ternyata adalah video diriku dengan Sita semalam di Villa. Ya Tuhan, pak Bondan sudah merekam perbuatanku dengan Sita.
"Bagaimana ini...?", aku merasa bingung dan panik sekali.
Aku putuskan untuk kembali ke rumah mertuaku membicarakannya dengan Sita, namun ketika hendak beranjak pergi dari persembunyianku, kakiku tidak sengaja menginjak botol kaleng minuman, hingga membuat pak Bondan melirik ke arahku.
Akupun mulai mempercepat langkah kakiku, dan ternyata....

"Heiii Nurull... tunggu." Wadduh pak Bondan manggil aku. Tumben dia juga nyebut nama.


Aku pun berhenti karena dipanggil, lalu menolehkan pandanganku kepadanya.
"Sini kamu...!!" ,Perintahnya.
Akupun menghampirinya..
"Iya pak, ada apa?" ,Tanyaku.


"Kamu sudah lihat kan saya tadi nonton apa di HP...?" Tanyanya
"Enggak pak,.saya cuma terjatuh tadi saat mau ke mobil ngambil baju ganti." Ucapku mencoba mengeles.
"Gak usah bohong, kamu pikir saya gak lihat kamu dari cermin itu." Tunjuk pak Bondan ke spion mobil.
"Ya Tuhan bodohnya aku, benar juga dia bisa melihatku di belakang kepalanya lewat spion satunya." Batinku merasa sudah kalah dan tidak bisa lagi beralasan.


"Begini saja, kamu pilih video ini sekarang juga saya kasih ke suami dan kedua mertuamu, atau kamu pilih menuruti semua permintaan saya..?"
Pilihan yang sulit yang diberikan pak Bondan padaku.. Jika tidak menuruti apa yang dia mau, aku akan celaka. Aibku semalam dengan Sita akan dilihat suami dan mertuaku. Aku tidak mau itu terjadi. Apalagi jika sampai ke kedua orangtua ku. Bagaimana respon mereka jika tau anaknya yang alim ini , malah berbuat mesum dengan sesama jenis,.dengan Sita sahabatku sendiri. Mereka pasti marah sekali dan kecewa kepadaku.
"Ya sudah Pak, aku pilih nurutin kemauan bapak." Ucapku kepada pak Bondan.


B : "ya sudah, sini masuk ke mobil."
N : "iii..iya pak. Baik.."ii..iya pak. Baik.." (aku sedikit gemetar takut diapa-apakan)
B : "sini sepong kontol saya?"
N : "eeh.. tapi pak.. aku belum.." (belum selesai aku berbicara).
B : "udah jangan banyak alasan, keburu suamimu datang."


Pak Bondan pun mengeluarkan penisnya dari celananya, jelas penisnya lebih besar dari punya suamiku. Ya Tuhan maafkan hambamu ini, hamba akan kembali berzinah. Tapi ini demi keutuhan keluarga hamba.
Lalu pak Bondan memaksa kepalaku mendekati penisnya.
"Maaf pak, tapi aku belum pernah mengulum penis suamiku." Ucapku beralasan.
"Ya makanya ini aku mau ajarin kamu... Buka mulut kamu, terus julurin ..tinggal Hap.. lagian ini bukan penis. Coba bilang kontol." Suruh pak Bondan,sambil menggeplak kepalaku yang. Berhijab.
"Ayo cepet bilang..." Dia kembali menggeplakku.
"Iya Pak, khoooo..ntol" ucapku pelan
"Yang KERASSS...!!!" Pintanya.
"Iya Pak, KONTOL." Ucapku dengan lidah keluku


Baru pertama kali aku menyebut kata itu, apalagi harus di depan laki-laki yang bukan muhrimku.

"Nah gitu dong, ayo cepet masukkin kontol saya ke mulutmu." Perintahnya.


Terpaksa aku pun melakukannya. Namun karena memang baru pertama kali, aku merasa mual dan beberapa kali merasa ingin muntah karena penisnya, eh kontolnya menyodok mulutku terlalu dalam.
Penis pak Bondan yang tadi belum ngaceng saja sudah lebih besar dari suamiku, kini setelah terasa lebih keras, malah semakin penuh di mulutku.


Aku pun mengeluarkan penisnya setelah beberapa menit terus mengocok mulut dan kerongkonganku.
"Ampuun pak, sudah cukup. Saya gak mau lagi." Aku memohon padanya agar mengakhiri perbuatan ini.
"Ya sudah, sana pergi." ." Ucapnya.
Namun ketika aku mau pergi dia melanjutkan perkataannya.
"Tapi ya saya sebarin video ini." ,Ancamnya.
Aku pun kembali berbalik padanya. Lalu dengan pasrah kembali menyepong kontol besarnya itu.
Setelah beberapa lama, aku yang mulai kewalahan akhirnya dikagetkan dengan keluarnya air mani pak Bondan di mulutku.
Berbarengan dengan itu, tiba-tiba ku dengar suamiku datang.
"Lagi nyari apa Mi?" Tanyanya padaku, karena aku terlihat sedang membungkuk seperti mencari barang di mobil.
"Oh ini Pak, Bu Nurul lagi nyari baju ganti katanya." Tiba-tiba pak Bondan yang sedang di dalam mobil menjawab pertanyaan suamiku.
"Cepet telan pejuh yang ada di mulutmu, nanti suamimu bisa tau." Bisiknya padaku.


Akupun dengan sedikit kesusahan mencoba menelan air mani pak Bondan di mulutku.
Setelah berhasil ku telan aku bicara pada suamiku..
"Ini Bi, bajuku kena ciprat air sabun tadi di dapur. Ini mau aku ganti rencananya. Tapi susah nyarinya, ketumpuk-tumpuk dalem mobil." Aku mencoba beralasan pada suamiku.
"Ya sudah, kalo gitu Abi masuk ke rumah duluan ya, pengen nyeduh kopi. Pak Bondan mau aku buatin?" Suamiku pamit.
"Boleh pak Boss, kalo ada pake susu ya. Hehe.", , jawab pak Bondan.
"Iya saya coba cari deh. Itu bantuin istri saya cari bajunya pak."
"Siap Pak...!!" Kata supirku.


Suamiku pun pergi, meninggalkan ku kembali dengan pak Bondan.
"Denger ya, kalo kamu bertindak macam-macam, ingat video yang saya punya.. akan saya sebar kepada semua orang yang kenal sama kamu." Ancamnya kembali padaku.
"Iya Pak.". ucapku sambil menganggukkan kepala.


"Sekarang kamu pergi dulu sana, nih baju gantinya bawa. Tapi jangan pake BH. Sini BH nya buka dulu.." ,perintahnya.
Tanpa protes lebih lama, aku langsung membuka BH ku hingga dia dapat dengan bebas melihat payudaraku menggantung di tempatnya. Lalu aku kembali membetulkan pakaianku untuk kembali ke rumah.

[URL=https://www.imagebam.com/view/MET5OD9][/URL]


Entah apa yang akan menimpaku selanjutnya. Aku jadi takut. Ya Tuhan tolong hambamu ini...


(Nurul pun kembali ke rumah mertuanya dengan baju yang masih basah, namun sudah tidak memakai BH.)


*** Di sebuah Mall yang dulu pernah menjadi saksi kebinalan Sita, Samuel bersama Indra sedang mencari jejak keberadaan Sita. Kali ini dia menggunakan sebuah foto untuk mencari Sita, dia menunjukkan foto Sita kepada orang-orang yang ditemuinya.
Hingga akhirnya, ada salah seorang dari pengunjung Mall yang mengetahui keberadaan Sita. Dia adalah putra dari Kiyai di tempat Sita mondok . Rupanya pemuda itu pergi belanja ke Mall tersebut untuk membeli beberapa keperluan pondok disuruh ayahnya ,setelah tadi bersilaturahmi dengan Sita dan Nurul.
Pemuda itu lalu menjelaskan keberadaan Sita.


Indra dan Samuel pun akhirnya merasa senang, karena Berlian hilang yang mereka cari akhirnya bisa ditemukan kembali. Indra pun mengajak anak Kiyai itu untuk pulang bersamanya setelah membeli keperluannya di Mall ini. Karena mereka juga sedang menuju kesana untuk menemui Sita.
Pemuda itu bersedia, dan kebetulan sekali menurutnya, itung-itung hemat ongkos.
Berselang beberapa waktu, mereka bertiga pun pulang ke arah pondok di Cipanas.


**SEMENTARA di rumah orangtua Bima, Nurul kini kembali ke dapur dimana Sita berada.
"Maaf ya Sit, aku lama, susah nyari bajunya." Ucap Nurul pada sahabatnya.
Namun sahabatnya merasa ada yang aneh.


POV Sita
Setelah bosan menunggu di dapur sendirian, akhirnya Nurul sahabatku datang kembali. Lama amat pikirku.
Setibanya di dapur, Nurul langsung meminta maaf padaku. Namun ketika berbicara, aku mencium bau penuh dari mulut Nurul saat berbicara.
"Tunggu Nur.." ku hentikan langkahnya sebelum memasuki kamar mandi untuk mengganti baju.
Aku pun mulai mengendus area sekitar wajah dan mulutnya.
"Kamu habis nelen pejuh siapa?" ,tanyaku pada Nurul.
"Pejuhh?" Dengan polosnya dia balik bertanya.
"Sperma Nur, air mani.. jujur sama aku. Sini...!"
Ucapku sambil menuntunnya ke pojok dapur.


"Begini Sit, aksi kita malam tadi, sudah direkam seseorang.." ungkapnya.
"APAAA...???? Bagaimana Bisa? Siapa orangnya Nur..?" Kaget aku mendengar ucapan Nurul.


Feelingku pun langsung berkata, kalau Nurul tadi habis ketemu dengan si perekam dan Nurul sudah diancam oleh orang itu.
"Siapa Nur..?"
"Pak Bondan ,Sit.." jawabnya.
"SIAL, jadi kamu abis nyepong kontol dia Nur?", Tanyaku.
"iya", jawabnya simpel dan pelan.
"Ya Tuhan Nurul, maafkan aku, gara-gara aku kamu dijahati begini. ayo kita laporin supirmu itu ke suamimu." Saranku padanya.
"Tidak Sit, dia mengancam akan menyebarkan video mesum kita ke keluargaku. Aku takut.. aku lebih milih nurut saja." Jawabnya sambil mulai meneteskan air mata.


Akupun menyeka air mata Nurul, lalu memeluk tubuhnya. "Maafin aku Nur, maafin aku.. huuu huuu huuuuuu.." , aku mulai nangis di pelukan Nurul karena merasa sangat berdosa pada sahabatku ini.


BERSAMBUNG...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd