Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mempelajari Teh Putri

Status
Please reply by conversation.
[HIDE][/HIDE]
Paginya aku terbangun jam setengah enam kurang dengan posisi aku masih memeluk kak wiwi. Aku mengerjap sebentar lalu, segera terbangun karena hari ini adalah hari pertama UN. Aku segera berlari ke kamar mandi dan bersiap karena harus berkumpul dulu di sekolah dari jam setengah enam, entah untuk apa aku tidak tahu yang jelas kata kepala sekolahku kehadiran kita nanti akan menentukan kelulusan kita sendiri.

Selesai mandi, aku langsung bersiap memakai seragam dan setelah siap semua aku berniat membangunkan kak wiwi karena aku akan berangkat ke sekolah. Kulihat kondisi kak wiwi dengan tubuhnya yang masih polos dengan bercak mani di sekitar selangkangannya sebenarnya sudah membuat kontolku tegang lagi, tapi di saat bersamaan juga membuatku takut dengan reaksinya seandainya dia sudah bangun melihat kondisinya yang seperti itu pasti akan marah besar pikirku.

Akhirnya, aku tulis di selembar kertas dan mengabarkan bahwa aku berangkat sekolah lalu menaruhnya di atas meja belajarku dengan kunci rumah, sedangkan aku sendiri membawa kunci duplikat sehingga aku bisa menguncinya dari luar. Aku sengaja tidak memberi tahu apa yang sudah kulakukan padanya semalam karena aku masih merasa takut untuk mengaku padanya, pikirku biar saja nanti pulang sekolah biar langsung aku bicara padanya. Kutarik selimut untuk menutupi tubuh kak wiwi, kulumat sejenak bibirnya sambil meremas payudaranya yang besar itu sebentar untuk pamitan lalu bergegas berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, ternyata aku dan yang lain diberikan sebuah kertas yang berisi jawaban dari soal UN nanti. Suatu hal yang tidak baik tentunya bagi dunia pendidikan, tapi berbanding terbalik dengan kami yang seakan mendapatkan durian runtuh. Selama mengerjakan ujian, pikiranku tak bisa fokus karena terbagi antara kejadian semalam yang sudah kulakukan, memikirkan apakah kak wiwi akan marah nanti pas aku bertemu dengannya sepulang sekolah, dan yang paling membuatku kepikiran adalah bagaimana nantinya jika kak wiwi hamil. Duh, rasanya jadi makin pusing kepalaku memikirkannya. Untungnya ada jawaban bantuan ini yang bisa membantuku saat dalam keadaan seperti ini.

Ujian hari ini sudah selesai jam 10 pagi, karena hanya satu mata pelajaran yang di ujikan hari ini. Aku masih belum mau cepat-cepat pulang ke rumah karena masih takut menghadapi kak wiwi nanti. Akhirnya aku mengajak temanku si juki untuk bermain ps, awalnya dia menolak karena mau belajar tapi setelah aku bujuk dan katakan bahwa aku yang akan membayar biaya sewanya dia akhirnya setuju. Jam 12 siang kita sudah selesai bermain ps dan berpisah di pinggir jalan karena rumah kami berbeda arah.

Sesampainya di depan rumah kulihat sudah ada motor teh putri, yang berarti menandakan bahwa dia sudah pulang ke rumah. Aku mulai berpikiran macam-macam, bagaimana nanti jika kak wiwi sudah cerita kepada teh putri tentang keadaan dirinya saat terbangun dan bagaimana nanti jika justru teh putri yang datang duluan dan melihat keadaan kak wiwi dalam keadaan telanjang di kamarku, walaupun aku tak tahu apakah teh putri punya kunci duplikat rumah apa ngga. Dalam keadaan seperti ini aku rasanya ingin balik badan dan pergi berlari menjauh dari rumah tapi urung kulakukan hal tersebut karena aku juga bingung nanti mau kemana.

Aku berhenti sebentar di depan pintu lalu menarik napas sebentar,

“assalamualaikum” aku lalu membuka pintu yang tertutup dan langsung duduk di sofa dan merebahkan diri seolah sudah pasrah akan apa yang terjadi. Saat aku melepas sepatuku tiba-tiba ada seseorang yang menegurku,

“eh, den hamdi udah pulang. Mau makan dulu?” ternyata ada bi juju di rumah, mungkin dia datang dengan teh putri.

“eh bi juju, ama siapa bi kesininya ?”

“ama non putri, tadi temennya si non yang semalem disini katanya mau kuliah jadi di suruh gantian”

“terus mana teh putri ama kak wiwi nya?” tanyaku penasaran

“non putri mah ada tuh di belakang lagi bantuin masak, kalo temennya si non mah udah ngga ada pas bibi ama non putri sampai di sini” jawab bi juju sambil ngambil sepatu gua terus mindahin ke rak sepatu.

Aku bernapas sedikit lega, berarti kak wiwi tidak cerita apa-apa ke teh putri karena mereka belum bertemu tadi, tapi aku belum sepenuhnya lega karena belum ketemu teh putri dan melihat reaksinya. Jika dia tidak bicara apa-apa tentang sesuatu yang berkaitan dengan kejadian semalam berarti aku aman hingga saat ini.

Aku lalu beranjak ke kamar dan mengganti seragamku dengan baju kaos dan celana boxer lalu pergi ke dapur untuk bertemu teh putri. Sesampainya di dapur kulihat teh putri sedang membelakangiku sambil memasak, ingin rasanya kupeluk teh putri karena kangen dengannya. Aku lalu ke kulkas dan mengambil air dingin untuk minum.

“eh hamdi udah pulang, mau makan dulu?” tengok teh putri setelah sadar ada aku.

“iya teh, nanti aja nunggu mateng semua” jawabku seadanya. Sepertinya teh putri tidak tahu apa-apa tentang kejadian semalam karena dia masih terlihat biasa saja kepadaku.

“oh yaudah tunggu aja dulu di ruang tamu sambil nonton tv. Tadi gimana ujiannya?” tanya teh putri tanpa beralih dari masakannya.

“ada yang lumayan susah tapi bisa hamdi jawab semua kok”

“bagus, yang penting ga ada masalah lah ya. Semoga nanti lulus dengan nilai yang bagus deh teteh doain”

“aamiin” jawabku serempak dengan bi juju yang baru datang dan ikut mengamini juga.

“yaudah hamdi tunggu di depan ya” kataku berlalu menuju ke ruang tamu lalu menonton tv.

Saat ini aku, teh putri dan bi juju sudah duduk bertiga setelah makan siang tadi. Jadi teh putri kesini untuk memberitahu bahwa selama seminggu ke depan, aku akan di temenin oleh bi juju di rumah ini. Karena teh putri harus balik lagi kesana dan membantu mama dan kak rima mengurus nenek. Kak wiwi katanya seminggu ini juga gabisa nemenin soalnya ada sepupunya yang mau nginep di kosannya. Aku sendiri juga belum bisa ke rumah nenek karena ujian yang harus kuhadapi memang seminggu itu. UN selama 4 hari dan 2 hari nya ujian praktek. Aku sih iya iya aja, hanya sedikit kecewa kenapa bukan teh putri aja yang nemenin aku. Tapi aku ngerti, pasti teh putri juga ingin mengurus nenek seperti anak-anaknya yang lain.

Tak lama setelah itu, teh putri pamit untuk pulang karena cuacanya sudah agak mendung jadi takut nanti keburu hujan. Setelah pamit kini tinggalah aku berdua dengan bi juju di rumah. Tapi tak ada niatku untuk “mempelajari bi juju” kali ini, karena selain dia sudah tua dan sepantaran nenekku, aku juga mau fokus buat belajar saja selama ujian ini.

Tak terasa seminggu sudah berlalu dan ujianku sudah berakhir. Selama seminggu ini mama dan teh putri kerap datang ke rumah hanya untuk bertanya sambil mengecek keadaanku tapi hanya sebentar tidak sampai menginap setelah itu mereka balik lagi. Kak wiwi juga tidak pernah datang lagi ke rumah, entah kenapa mungkin masih ada sepupunya di tempatnya.

Hari itu hari minggu malam tepatnya, mama dan teh putri datang ke rumah dengan membawa koper besar lalu dibawa masuk ke dalam kamar mama oleh teh putri. Mama lalu memanggilku untuk duduk di ruang tamu bersama dengan teh putri.

“hamdi, kamu beresin baju kamu nanti kamu ikut ama teh putri ke kalimantan buat temenin teh putri temuin saudara nenek di sana” mama membuka obrolan.

“hah? Kapan ma?” tanyaku kaget.

“besok pagi kamu udah berangkat makanya kamu abis ini langsung siapin barang bawaan kamu. Kopernya kamu ambil aja tuh di kamar mama, mama ngga bisa nemenin soalnya kasian rima nanti sendirian jadi kamu aja yang nemenin, kamu juga udah liburkan?” tanya mama.

“iya ma, udah ngga ada apa-apa lagi sih cuma tinggal tunggu pengumuman” kataku.

“yaudah sekarang kamu ambil koper di kamar mama terus kamu siapin barang bawaan kamu” perintah mama kepadaku. Aku langsung berlalu ke kamar mama mengambil koper yang kosong. Setelah selesai aku lalu keluar lagi untuk menonton tv karena belum ngantuk tapi tiba-tiba tv ku dimatikan mama.

“kamu jangan begadang, tidur sekarang soalnya besok berangkat jam 5 subuh. Biar mama ngga susah bangunin kamu nantinya” ucap mama menyuruhku untuk segera tidur.

“yah mama, tapi hamdi kan belum ngantuk. Lagian teh putri juga belum tidur itu masih di kamar mama” protesku ke mama.

“putri nanti tidur ama mama biar gampang dibanguninnya. Udah kamu cepat balik ke kamar” tegas mama

“yah mama mah” jawabku sambil berlalu ke kamar. Bete rasanya karena selain belum ngantuk, teh putri juga tidur bareng mama jadi tidak pelajaran hari ini. Aku bingung sendiri di kamar mau melakukan apa, akhirnya kubaca saja buku komik koleksiku.

Tak terasa waktu sudah jam setengah 4 pagi dan aku masih belum tidur dan masih membaca komik, mau coba tidur tapi rasanya tanggung karena malah pusing nantinya saat dibangunkan. Akhirnya aku tidak tidur dan nanti saja di pesawat tidurnya pikirku. Setengah jam kemudian mama mengetuk pintu kamarku dan menyuruhku bersiap. Setelah rapi semua, mama mengantar kami ke bandara. Mama memintaku untuk menjaga diri dan jangan menyusahkan teh putri serta berbagai wejangan lainnya yang kujawab hanya dengan mengiyakan dan menganggukan kepala.

Kini aku dan teh putri sudah di pesawat, dan perlahan pesawat mulai mengudara. Rasa kantuk mulai menghampiriku, kulihat teh putri sedang asyik membaca novel yang dia bawa dan tak lama kemudian aku pun terlelap.

Aku terbangun karena dibangunkan teh putri, terlihat ada kepanikan di wajah teh putri dan penumpang yang lain. Aku masih belum sadar atas apa yang terjadi, yang jelas teh putri menyuruhku untuk mengenakan jaket pelampung yang terlihat sudah dia kenakan juga. Setelah aku sadar apa yang terjadi dan telah menggunakan jaket pelampung tersebut tiba-tiba alarm di dalam pesawat tersebut berbunyi dan terasa badan pesawat mulai menukik turun dan tak terelakkan lagi teriakan kepanikan di seluruh isi pesawat termasuk teriakan yang keluar dari mulutku....

Bersambung...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd