Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Magic, Please ! The Series

Status
Please reply by conversation.
Lanjut lah om, apa yg membuat suhu berpikiran untuk mengakhiri cerita ini? Kan kita udah baca, tanggung nih kalo gak selesai
 
oke terima kasih smuanya atas dukungan untuk cerita ini. Saya ini bener2 baru dalam hal menulis, apalagi ini juga pertama kalinya di post dan diliat banyak orang.

Saya juga baru tau ada peraturan tentang 'underage'. Berarti akan saya teruskan tapi tetep dengan peraturan yg ada. Ga ada adegan celup2 nya wkwk.

Oke cerita ini akan saya lanjutkan, saya juga suka genre yg berbau bau fantasy seperti ini. Mungkin saya akan update hari ini atau paling lambat besok.

Makasih ya Semuanya ! :)
 
Kok kgak Ada adegan celup2ny yak Lanjutkan suhu
 
oke terima kasih smuanya atas dukungan untuk cerita ini. Saya ini bener2 baru dalam hal menulis, apalagi ini juga pertama kalinya di post dan diliat banyak orang.

Saya juga baru tau ada peraturan tentang 'underage'. Berarti akan saya teruskan tapi tetep dengan peraturan yg ada. Ga ada adegan celup2 nya wkwk.

Oke cerita ini akan saya lanjutkan, saya juga suka genre yg berbau bau fantasy seperti ini. Mungkin saya akan update hari ini atau paling lambat besok.

Makasih ya Semuanya ! :)


duh jngan sampe gak ada adegan celup2 sama kak Fanny dong...suka banget incest gan...dicepetin aja deh, 2 tahun kemudian gtu, kan si dika udah jd 18up tuh, gak underage lg... hehehe
 
W A R N I N G !!! :
-Original Story
-Dilarang copas/edit, posting di tempat lain tanpa seizin TS
-Typo
-Newbie
-Gak nyambung
*Semua adegan dan nama tokoh merupakan karangan semata, tidak ada kaitannya dengan siapapun. Apabila ada kesamaan, itu hanya kebetulan.

Sebelumnya..
Hal yang kuharapkan tidak terjadi dan malah tergantikan hal yang tidak kukira sebelumnya. Tangan kirinya merambat ke arah lututku lalu kemudian dipegangnya. Bukannya dia menyudahi kegiatan 'minumnya', sekarang dia malah menjilati botol bekas kujilati tadi ! Aku hanya terdiam melihat aksinya yang sudah kupahami dengan sengaja ia menggodaku.

[Magic, Please ! : Dream Note]
Part 9
Oleh : Florence.​

'Sial, bahkan di tempat seperti ini..' pikirku.

Lidah kak Via bergumul habis dengan mulut botol itu. Tangannya semakin intens dengan remasan remasan kecil di lututku. Aku berusaha menahannya, aku memang ingin tapi tidak di tempat yang seperti ini. Entah sudah berapa kali mata ini mencuri curi pandang ke arah kak Via.
Mulut memang bisa berbohong tapi hati tidak akan bisa berbohong. Penisku mulai berdenyut dan semakin menegang. Sentuhan dari kak Via tak tertahankan, ditambah lagi dengan pemandangan yang sangat menggiurkan ini. Mata kak Via secepat kilat melihat ke arah tonjolan yang mulai membesar di arah selangkanganku. Kemudian kulihat dia malah tersenyum sambil terus menjilati botol tersebut.

Argh tidak, sekarang tangan kak Via mulai merambat ke penisku dan melakukan gerakan gerakan halus yang membuat penisku tambah ngilu. Aku hanya diam menikmati apa yang sedang terjadi sekarang. Mataku terpejam dan kepalaku mendongak keatas. Tanganku juga perlahan merambat ke paha kak Via dan mengelusnya.

Saking asyiknya 'bermain' tanpa sadar sesuatu sedang mendekati kita. Perlahan namun pasti ia menyembunyikan hawa keberadaannya. Aku mulai merasa tak enak dengan hawa yang berubah tiba-tiba. Namun pikiran khawatirku kalah dengan rasa nafsuku terhadap kak Via sekarang ini.
Akar. Yak. Akar, barusan aku melihat akar-akar yang merambat bergerak.

"Mm.. Ka ?.."

Aku mulai merasakan ada yang tidak beres disini. Namun kak Via masih saja asyik dengan permainannya. Fokusku sekarang terpecah. Entah itu hanya halusinasiku atau bukan. Yang jelas sekarang perasaanku tidak enak.
Dan benar, aku melihat akar tersebut sekarang merambat di pundak kak Via. Mataku langsung melotot melihat kejadian tersebut.

"Kakhhh.." Suaraku tak bisa keluar seperti biasanya. Aku menggenggam tangan kak Via yang berada di selangkanganku dengan kencang. Dia langsung berhenti dan menengok ke arah pandangan yang aku tuju. Raut wajahnya langsung berubah. Kak Via terlihat sangat panik dengan tubuh penuh akar-akar yang seakan akan sedang melilitnya.
Dan tak butuh waktu lama, perlahan-lahan tubuh kak Via mulai terseret, tertarik, dan terbawa oleh akar tersebut. Dengan sigap aku menangkap tangannya dan membuat tubuhku ikut terbawa.

"ADEKK !!" Teriak kak Via sambil menggenggam tanganku dengan kencang.
Tubuh kami terseret dengan kencang, sekarang akar tersebut mulai melilit tubuhku. Merambat dari celah-celah kaki dan ketiakku. Aku tidak paham apa yang sedang terjadi kali ini. Yang jelas aku dan kak Via sekarang panik. Kak Via berusaha menggerakan tangannya untuk berontak sambil meronta-ronta. Sedangkan aku sedang sibuk menendang akar yang berusaha mendekati kakiku.

Kami terseret cukup jauh, tenaga kami mulai habis, kak Via sekarang terlihat pasrah dan hanya bisa menahan sakit. Kami tidak tau akan terbawa sampai mana dengan akar-akar ini. Aku tak berhenti untuk meneriaki kak Via agar jangan sampai kehilangan kesadaran.

Setelah beberapa menit kami dibawa, akar tersebut menjatuhkan kami di tengah-tengah hutan. Tanahnya terasa kering dan penuh dengan pasir. Tanpa memperdulikan luka di tubuhku, aku langsung menghampiri kak Via.

"Kak ! Kak Via ! Ggh.. Kakak gapapa kak ?" ucapku panik sambil melihat tubuh dia yang penuh dengan luka. Aku pun membantunya untuk duduk dan membersihkan badannya yang sekarang sangat dekil dan kotor.
Tiba-tiba saja kak Via memelukku dan langsung menangis.

"Kk-kakak takut. Badan kakak sakit semua, kakak takut..." ucap kak Via sambil terisak.

"Udah kak, aku disini kok." jawabku sambil berusaha menenangkan dia.

Belum selesai membersihkan tubuh kak Via, aku merasa ada yang tak beres lagi, gumpalan pasir disekitar kami mulai bergerak, mereka berputar-putar mengelilingi kami. Dan saat tersadar, sekarang tubuh kami mulai tenggelam didalam pasir, kak Via memelukku dan menangis lagi.

"ADEEKKK, ini apa lagiii... Tolongggg siapapunn..." teriak kak Via yang suaranya serak dan hampir mau habis.
Beda denganku.

Aku tidak suka menangis, aku hanya takut dan berusaha untuk mengeluarkan tubuhku dan kak Via dari pasir ini. Namun nihil, tubuh kami semakin terhisap dan tenggelam. Aku tak berani melihat wajah kak Via sekarang, pasti ia sangat merasa takut.

Perasaan bersalah mulai menghantuiku dan terlintas bayangan kak Fanny yang sedang menungguku dirumah. Aku sudah pasrah, tubuh dan hatiku lelah. Pasir mulai menenggelamkan seluruh tubuhku dan kak Via. Aku dan kak Via mengambil nafas panjang sebelum wajah kami terbenam. Dan..

*BUKK..*

Seakan jatuh dari ketinggian, aku dan kak Via mendarat diatas tumpukan pasir berwarna putih. Kami berusaha melihat keliling dan yang kami lihat hanya tempat gelap dan bebatuan, satu-satunya cahaya yang ada hanya dari sumber tempat kami jatuh, dan sekarang tempat kami jatuh mulai menutup dan seluruh pandangan kami menjadi gelap.

Dengan sigap aku mengeluarkan powerbank dari tas kecilku, kebetulan di ujung bagian powerbank ku ada senter kecil, dan kulihat lampu indikator yang menyala tersisa satu, itu artinya senter ini tidak akan bertahan lama.

"Kak, kakak gapapa kan ?" untuk kesekian kalinya aku melontarkan pertanyaan tersebut. Aku mengarahkan senter ke arah wajah dan tubuhnya secara bergantian, memastikan bahwa ia tak kenapa napa.

"Iya kakak gapapa, kakak cuma takut, ini kita dimana sih."

"Aku juga nggak tahu Kak sekarang kita ada di mana, aku tahu Kakak takut, lebih baik Kakak jangan jauh-jauh dari aku."Jawabku lagi lagi berusaha menenangkan Kak Via.

"cepat ke sini Jangan buang waktu lagi kau sudah semakin dekat." Suara yang menghantuiku dari awal mulai masuk ke telinga ku.

Aku dan kak Via berusaha untuk berdiri dan mulai membersihkan tubuh kami yang kotor. Bajuku dan baju Kak Via sudah tak karuan, terlihat robek di sana dan di sini.

"Terus sekarang kita gimana dek ?" tanya kak Via.

"...." aku terdiam dan bingung untuk menjawab apa.

Seolah dituntun aku mulai berjalan mencari sumber suara misterius yang masuk ke dalam telingaku.

Sambil berjalan aku mulai memperhatikan sekitarku, tempat ini memang gelap dan kotor, kak Via sudah sedikit terlihat tenang, malah ia lebih mengkhawatirkan pakaiannya yg lusuh. Walaupun begitu aku tetap menggenggam tangannya.

Sedang berjalan pelan-pelan, tiba-tiba saja tempat ini berguncang.

GRUDUKK GRUDUK...GRUDUKK..

Tanah tempat kami berpijak bergetar, bebatuan kecil mulai jatuh dari langit-langit. Kami panik dan segera lari entah kemana jalan ini membawa kami.

BRUK !

Sebuah batu sebesar bola bisbol mendarat tepat di atas kepala kak Via, membuat ia jatuh pingsan, dan dengan sigap aku langsung menangkap tubuhnya. Aku langsung melindungi badan kak Via sambil menutup kepalaku, berharap tidak ada batu lagi yg jatuh menimpa kami berdua.

Kemudian guncangan tersebut berhenti. Aku melirik sedikit ke sekitar, memastikan bahwa smuanya sudah aman.

"GRRR...."

Suara geraman menggelegar di seluruh sudut tempat ini. Mataku sibuk mencari dimana asal suara tersebut. Rasa takut menjalar diseluruh tubuhku.

"B..BRAAMM.. KAU KAH ITU? GRRRR.." Geram suara tersebut.

'Tt-tunggu ? Bram ? Apa dia baru saja menyebut nama kakek Bram ?'
"Bb-bukan, ss-saya bukan bram. Tapi saya cucunya kakek Bram." jawabku dengan takut melirik ke smua sudut tempat tersebut.

"Cucu ? Kau cucunya bram ?!?!" Ucap kaget suara tersebut.

Tiba-tiba sekumpulan asap keluar dari langit-langit, membentuk sebuah sosok, sosok berbadan tegap dan besar. Seluruh kulitnya berwarna merah. Rambut putihnya terurai panjang ke punggungnya. Kedua bola matanya yang besar menatap tajam mataku.

Aku langsung jatuh tersungkur ke belakang, aku sangat takut dengan sosok yang ada di depanku sekarang.

"Kamu ss-siapa ?!?! Kenapa bisa kenal dengan kakekku ?" tanyaku dengan terbata-bata.

"Tenang cu, saya adalah teman kakekmu, kakek Bram. Atau lebih tepatnya saya diutus oleh Bram untuk menemui salah satu keturunannya." jawab makhluk tersebut.

Hati dan badanku sudah mulai tenang, aku rasa aku bisa menghadapi situasi sekarang.

"Lalu kau diutus untuk apa ?"

"Nah, itu dia, sudah lama sekali sejak Bram mengutusku untuk mencari keturunannya apabila ia sudah tiada. Saking lamanya aku sampai lupa kalau ia mengutusku untuk apa, dan akhirnya kau disini sehingga membuatku ingat semuanya. Lalu bagaimana kamu bisa sampai sini ?"

Aku teringat dengan buku harian kakek.
"Ah iya, buku itu, buku hariannya kakek, ehm sebentar..."
"Ah ini dia" lanjutku sambil menunjukan buku harian kakek Bram.
"Aku menemukan ini di gudang rumahku, lalu iseng kubaca dan ceritanya sangat panjang sampai aku bisa disini."

"Ahahahaha, tak kusangka si Bram itu menuliskan smuanya, rupanya dia benar-benar khawatir jika aku lupa. Untung saja ada buku itu."

'Ah sial dia tertawa sangat kencang, gendang telingaku hampir pecah dibuatnya' pikirku.

"Baik lah, kita langsung ke intinya saja. Kau tau kenapa kau bisa sampai disini ?" tanya dia.

"Ahh yaa disini tertulis tentang sesuatu hal yg harus kujaga, ah terus warisan atau apalah itu."

"Secara garis besar itu semua benar. Aku akan menceritakan semuanya, percaya atau tidak, kakekmu Bram telah menciptakan sebuah alat sihir. Sebuah perangkat adikuasa yang mempunyai kekuatan luar biasa. Bahkan bisa dibilang sangat berbahaya. Alat ini bernama Catatan Mimpi."
"Catatan Mimpi adalah sebuah alat yang bisa menciptakan mimpi menjadi sesuatu yang nyata. Benda ini yang akan diwariskan kepadamu dan harus kamu jaga"

Ia mulai menggerakan tangannya keatas, merapalkan sebuah mantra dan tiba-tiba saja terbentuk wujud seperti buku yang melayang-layang diatas tangannya. Sepertinya itu yang ia maksud dengan Catatan Mimpi. Buku tersebut melayang menghampiriku dan tanganku meraihnya.

"Maksudmu mimpi menjadi nyata ? Tunggu. Apa ini seperti yang aku pikirkan?" tanyaku meyakinkan.

"Ya benar, seperti yang kukatakan. Alat ini bisa mengabulkan mimpimu dengan cara menulisnya di dalam catatan tersebut."

"Jadi apapun yang aku tuliskan disini akan jadi kenyataan gitu ? Maksudmu alat paling berbahaya di dunia ini sekarang diserahkan kepada bocah sepertiku dan menyuruhku untuk menjaganya ?" tanyaku dengan nada sedikit tinggi.

"Ya. Ini adalah takdirmu. Suka gak suka ya terima saja."

"Dan yang bisa menjadi kenyataan tidak seperti yang kau kira bodoh, alat ini juga mempunyai keterbatasan." ucap dia.
"Dunia ini mempunyai hukum. Dan itu mutlak. Ada beberapa hal yang tidak bisa kau ganggu gugat dengan buku tersebut. Diantaranya, KEMATIAN, KEHIDUPAN, dan WAKTU. Hanya itu yang bisa aku sampaikan, sisanya seiring berjalannya waktu, kau akan paham bagaimana cara kerja buku tersebut. Kakekmu bilang menjaga bukan berarti kau tidak boleh menggunakannya, kau boleh menggunakannya asal tidak mengganggu hukum di dunia ini. Aku pamit."

"Hh-hey tunggu dulu, masih banyak yang ingin aku tanya.."

*CRRIINGGGGG*
Sinar yang sangat terang memancar dari seluruh tubuh sosok tersebut, menyilaukan mataku, dan membuatku pusing. Tanpa sadar badanku sudah ambruk dan aku jatuh pingsan.
.
.
.
.
Mataku perlahan terbuka, cahaya masuk melalui celah mataku. Aku langsung sadar bahwa aku sudah tidak berada di tempat gelap tersebut dan sekarang aku ada di kamar kak Via, tepatnya di rumah Pak Otto.
'Bukunya !' aku mencari-cari buku tersebut dan menemukannya tepat dibawah bantalku, entah siapa yg meletakkan disana.
Dan dari sekarang, kehidupanku dengan catatan mimpi akan dimulai.
.
.
.
.
.
Continue.
Yup. Segitu dulu ya. Mungkin di chapter ini saya agak memasukkan porsi yang banyak untuk plot utamanya. Saya masih menyusun alur akan kemana cerita ini dibawa.
Dan maaf apabila ada beberapa potong kalimat yang terlihat berantakan, saya suka bingung kalo lagi nyusun kalimat. Terus kalo para suhu disini melihat ada suatu pelanggaran atau apapun didalam cerita ini segera kasih tau saya ya. Saya pengen tetep jadi TS yg menaati peraturan hehehe.
 
Wah setelah sekian lama akhirnya update juga :panlok1: semoga kedepannya minimal update 1 minggu sekali, takut lupa sama alurnya hu :fiuh: :taimacan:
 
Wah mantabzzz suhu, semangat hu di lanjut sampe dapet tag tamat....mudah2an RLnya lancar jadi bisa update terus.
 
Bimabet
Uuu update lgi Lanjutkan suhu gassss terus
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd