Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MAAFKAN AKU SAHABATKU

Status
Please reply by conversation.

LockerKavyJones

Kakak Semprot
Daftar
9 Nov 2016
Post
177
Like diterima
1.679
Lokasi
Jawa Barat
Bimabet
Part 1

DESTI



Namaku David, saat ini aku berstatus sebagai mahasiswa fakultas teknik jurusan teknik industri disebuah kampus Swasta di Jakarta. Aku mempunyai seorang sahabat sejak SMA yang bernama Ilman, dia seumuran denganku, persahabatan kami terjalin diklub futsal dan OSIS. Kendati sekarang beda kampus, aku masih sering main dan menginap dirumahnya. Kisah ini adalah cerita dimana aku menusuk Ilman dari belakang tanpa sepengetahuannya.. Mungkin sampai saat ini, diapun belum mengetahuinya.

Pengkhianatan pertamaku terjadi saat liburan UAS semester empat, tahun 2014. Sudah sering aku menghabiskan waktuku bermain PS 3 dirumah Ilman. Rumah Ilman memang tidak besar, tapi cukup nyaman dan membuatku betah. Kedua orangtua Ilman sudah menganggapku saudara karena seringnya aku mampir. Ilman adalah anak pertama dari dua bersaudara, satu-satunya adik yg dia miliki adalah Desti yg usianya terpaut dua tahun dengan kami. Desti masih kelas tiga waktu itu. Sejujurnya, sejak Desti masih SMP, aku sudah meramalkan bahwa dia akan tumbuh jadi remaja yg cantik dan sexy, dan sesuai dugaanku, saat ini setiap aku mampir ke rumah Ilman, aku selalu tergoda oleh tubuh Desti. Apalag dirumah Desti hanya memakai daster dan pakaian serba minim lainnya. Pernah suatu waktu aku iseng nyeletuk ke Ilman saat Desti naik ke kelas XI, "Man, ko adek lu makin montok aja yak badannya, gw pacarin boleh gak? Hehehehehe"
Ilman hanya membalas santai, "Boleh aja kalo lu mau cacad seumur hidup bro"
"Wakkk, galak banget sih lu.. Hahahahaha"
Yupz begitulah cara Ilman melindungi adiknya dariku. Kami sudah lama saling mengenal, hingga masing-masing sudah tau seberapa bejad dan nakalnya kami.
Namun malam itu adalah malam yang tak akan pernah aku lupakan. Kejadiannya bermula disuatu malam minggu. Saat itu hujan deras mengguyur kota Jakarta terutama rumah Ilman yang berada didaerah Sunter.
Kami berdua asyik beradu PES 2014 yang sudah sejak sore kami mainkan. Desti sendiri terpaksa membatalkan wakuncarnya karena hujan ini dan Viktor kekasihnya tidak dapat izin untuk membawa keluar mobil papihnya, setidaknya itu yang kudengar dari Desti saat berpapasan diruang tamu waktu aku mau memasukan sepeda motorku kegarasi rumah Ilman. Malam itu Desti terlihat menawan dengan dress merahnya, bagian bahunya terbuka menambah aura keseksiannya. aku kembali kekamar Ilman dan melanjutkan adu skill ku di game sepakbola ini.Capek bermain Ilman mengajakku ke teras depan, gerimis kecil masih turun, kami bermaksud duduk mencari udara segar sambil menikmati hangatnya rokok dan kopi hitam kami. Aku sempat meninggalkan Ilman untuk pergi ke toilet, nah begitu sampai ditoilet aku mendapati lampu menyala dan pintu tertutup rapat, aku yakin Desti didalam. Ayah dan Bunda Ilman tak perlu keluar kamar karena mereka punya toilet sendiri dikamar mereka. Aku mendekat kepintu toilet, karena tak terdengar suara air yang membuatku berkesimpulan pasti sebentar lagi Desti akan keluar toilet, namun aku mendengar Desti sedang berbicara dengan seseorang, suaranya agak lirih, tapi aku masih bisa dengar, aku heran, "oh mungkin dia membawa HPnya ke toilet pikirku. Namun aku mendengar sesuatu yg lain.
"Udah ya sayang itu dulu yang bisa aku kirim.. besok-besok lagi aja ya.."
(Senyap sesaat)
"IIh, udah dong aku malu tau.."
"..........."
"iyaa aku tau kamu kangen tapi kan yang aku kirim tadi udah cukup buat ngobatin kangen kamu"
".........."
"Iiiiih... kamu mah selalu gitu deh.. kalo dikasih pasti minta lebih"
"............."
"Kurang hot gimana?"
".........."
"haaah?! kamu mau foto memek ku.. iih ga mau ah, maluuu"
"(Senyap agak lama)"
"gak mau, toket aku aja cukup.. malu iih"
".............."
"Iya sih kamu udah pernah liat, tapi tetep malu tau"
"........."
"yaudah aku kirim lagi deh, huuu dasar cabul"
"............."
"Hihihihi... iya-iya.. luv you too beibb.. awas mimpi basah loh"

Aku hanya bisa bengong mendengar percakapan kamar mandi tersebut. Jelas, Desti sedang memberikan foto tubuhnya pada Viktor yang gagal menemuinya malam ini. Aku cukup kaget, ternyata Desti sudah sejauh ini, apalagi aku sempat menangkap kesimpulan kalau viktor sudah melihat tubuh bugil Desti dari percakapan tadi. Mau tak mau penisku menegang, apalagi membayangkan memfoto dan menunjukan tubuh telanjangnya untuk pacarnya, shit! Padahal tubuh Desti saja sudah sering menjadi obyek khayalanku.

Aku mendengar suara kunci geser besi kamar mandi dibuka, aku mengambil beberapa langkah mundur dan berakting seolah baru tiba disitu. Desti sendiri agak kaget melihatku.
"Eh kak David, dari tadi nunggu kak?"
"enggak kok barusan, kenapa emang Des?"
"ooh enggak, kirain nunggu lama.. Hehehehe"
"yah selow aja sih Des.. Hehehe"
Desti hanya tersenyum dan berlalu menuju kamarnya.
Mataku tertuju pada lekukan tubuh Desti yg malam itu memakai tantop hitam dan celana training pendek selutut, pantat dan payudaranya melekuk sempurna membuatku semakin sulit menahan bara nafsu yang mulai tersulut.
Didalam toilet aku masih terbayang tubuh indahnya Desti.. Memang ini bukan pertamakali aku melihatnya, namun percakapan antara Desti dan pacarnya tadi membuatku semakin berhasrat pada tubuh adik sahabatku ini.
Keluar toilet aku berniat kembali ke teras, namun ternyata Ilman sudah ada diruang tengah..
"tidur yuk Vid.. ngantuk gue"
"ooh ok lah"
Aku mengambil kasur lipat didepan TV untuk kubawa ke kamar Ilman. Jam menunjukan pukul satu lewat empat menit dinihari, aku merebahkan tubuhku, membawa segenap khayalan tubuh indah Desti ke alam mimpi.


******

Jam setengah empat pagi, aku terbangun. Suara ayat-ayat suci bertalu-talu menggema dari masjid-masjid. Terbiasa minum air putih saat bangun, aku menuju dapur mencari segelas air putih. Menuju dapur harus melewati ruang tengah, dan kamar Desti serta Orangtua mereka ada disini, karena kamar Ilman terletak diruang tamu. Lampu kamar Desti masih menyala, apa dia tidak tidur sama sekali. Aku mencoba mendekatkan telingaku pada daun pintunya, samar-samar namun cukup jelas aku mendengar suara desahan yang lirih..
"ehhmm... euuhh..."
Haah!! ada apa dengan Desti? Aku dekatkan lagi tubuhku hinggal telingaku nyaris menempel ke daun pintu.
"eehhmm... euuh.. Vik.. ehmm... aku kangen kontol mu viktor sayang.. ehmm"
Shit!! Jangan-jangan Desti masturbasi.
"ehmm... vikktorr... euhm.... ahh...."
Tak salah lagi, Desti sedang membayangkan pacarnya. Gilanya aku malah jadi terangsang berat, penisku menengang, birahiku tak karuan. Kalau sudah dibuai nafsu, otak jadi pendek, terbukti tanganku mengetuk pintu kamar Desti tanpa sadar.
"tok...tok....tok..." Baru setelah mengetuk, akal sehatku kembali. Sial! Apa yang aku lakukan ini?
"Siapa?!" Suara Desti dari dalam.
"eee... ini gw David Des, buka pintunya dong"
Sunyi sesaat.. "ee.. ada apa ya Kak?" Desti terdengar antara kaget dan ragu.
"Ada perlu nih.. buka dulu dong" Kataku dengan suara kutahan seperlu mungkin agar ayah dan ibu mereka tidak terbangun.
Tak lama Desti membuka pintunya, tampak dia menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Ada apa kak shubuh-shubuh gini" kata Desti dengan tampang bingung.
Masih ada sedikit ragu, namun sudah kepalang tanggung lah, Pensiku sudah benar-benar tegang, birahiku sudah benar-benar panas, nekat saja sekalian.. Tanpa ba-bi-bu aku langsung masuk ke kamar Desti dan berbaring dikasurnya..
"aaah, akhirnya bisa tiduran dikasur kamu Des"
Desti yang terkejut sempat melongo untuk beberapa saat. "Kak David!? Ngapain?!" teriaknya setengah ditahan, lalu dia menghampirku dan berdiri ditepi kasur.
"Kak david! Apaan sih ini?!" Agaknya dia kaget mendapatiku yang tak seperti biasa. Normalnya aku bisa menyembunyikan pikiran kotorku tentang didepan Desti dan bersikap ramah dan sopan.
"yak gak apa-apa, pengen aja tiduran disini.. hehehe"
"kak apa-apaan sih.. kesambet luh ya..."
"gw ada perlu sama lu Des" kataku setenang mungkin, masih tiduran sambil menatap wajahnya yg makin manis kalau marah.
"Ada perlu apa?!" Desti mulai kesal..
Aku bangkit, melangkah kepintu kamar, lalu menutup dan menguncinya. Desti kembali bengong melihat tingkahku.. "kak, apa-apaan kok dikunci pintu kamarku..?"
Aku kembali kekasur, kali ini duduk ditepiannya. "Gw mau bantu lu nuntasin kangen lu ke Viktor Des"
"haaah?!! Apaan sih kak?! gak jelas banget sih.."
"Gak suah disembunyiin Des.. gw tau kok lu tadi ngirim foto toket sama memek lu ke Viktor di toilet... Sama lu juga barusan masturbasi sendiri kan.."
Desti terkejut setengah mati, mukanya memerah, namun raut wajahnya panik...
"Aku ga ngerti kak David ngomong apa.." kali ini nada bicaranya lirih, agaknya Desti syok mendengar kata-kataku, aku jadi tak tega.. Aku tarik tangan Desti hingga dia duduk disebelahku.
"Gak apa-apa kok Des, gw akan bilang ke siapa-siapa.. malahan tadi kan gw udah ngomong, gw mau bantu nuntasin kangen lu.." kataku sambil membelai rambutnya.. keberanianku mulai muncul karena aku sudah merasa mampu mengintimidasinya.
Desti menunduk, air mukanya tampak sangat malu dan menyesal.. "Kak aku bener-bener gak tau kak David ngomong apa.." Dia masih mencoba mengelak, matanya berkaca-kaca..
"sssshhhtt.. kenapa Desti nangis, gw gak akan nyakitin lu kok Des.." Kataku sambil mengangkat kepalanya..
"Gw juga lagi pengen kok Des sama kayak lu.. jadi kita kan bisa saling tolong"
"hikss...hiks... gak mau kak.. aku gak mau..." Air matanya mulai jatuh.. Aku tak tahan lagi, aku membelai kepalanya.. Saat kumencoba mendekatkan tubuhku ke tubuhnya, Desti menahanku dengan kedua tangannya.. "Kak David.. Jangan kak.. Plis"

Bersambung Ke Part 2
 
Suhu LKJ buat cerita baru nih....
Mantab bener dah. Tikungan kelok sembilan
 
Ijin pasang patok dilu di mari...
Ijin baca ya hu...
Dan semoga cerita nya nggak macet dan bisa tamat...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd