Salam para semproters semua. AKu ingin berbagi cerita pengalaman dulu sewaktu pacaran dengan hijabers. Namaku Feri (bukan nama sebenarnya). Usiaku saat ini 28 tahun dan sudah menikah serta anak satu baru berusia 8 bulan. Aku sendiri merupakan warga keturunan atau boleh dibilang Aku panlok tapi versi pria hehehe. Pengalaman pacaran dengan pacarku yang hijabers ini sendiri kisahnya sekitar lima tahun yang lalu. Berikut kujabarkan pengalamanku.
Aku masih ingat hari itu aku sedang ke kantor pajak untuk mengurus pajak perusahaanku. Aku langsung saja menuju bagian informasi untuk menanyakan soal pengurusan.
Aku: "Pagi mbak, saya lagi mau ngurus ini nih" *sambil menyerahkan berkas kepada mbak nya
Mbak informasi: "Oh mas nya isi dulu formulir ini terus nanti serahkan lagi kepada saya"
Aku: "Baik mbak terima kasih"
Setelahnya aku pun mengisi formulir yang telah disediakan lalu menyerahkan nya kembali kepada mbaknya.
Aku: "Mbak, ini sudah saya isi."
Mbak: "Kalau begitu mas nya ambil nomor antrian dulu ya."
Aku: "Baik mbak"
Aku pun mengambil nomor antrian dan menunggu giliranku dipanggil. Kira - kira tiga puluh menit kemudian urusanku pun selesai.
Aku: "Mbak, terima kasih banyak bantuannya ya"
Mbak: "Iya mas sama - sama"
Disini aku bukan nya ganjen atau apa ya. Kebiasaan mengucapkan terima kasih sudah aku terapkan selama hidupku. Tapi ngomong - ngomong mbak nya cantik juga sih pikirku hehehe. Sayang ngga seiman.
Sore harinya setelah urusan kantor selesai, aku pun pergi untuk mencari makan di mall. Kebetulan hari itu hari Jumat jadinya aku santai. Aku pun pergi ke mall terdekat untuk mencari makan dan cuci mata juga siapa tahu ketemu jodoh hehe. Karena kupikir aku belum begitu lapar, aku memutuskan untuk ke toko buku dulu. Aku memang hobi membaca. Setidaknya seminggu sekali aku pasti membeli buku baru.
Saat aku sedang menuju rak buku, aku melihat sosok yang familiar. Mbak bagian informasi tadi. Entah apa yang merasuki ku aku sapa saja mbak nya.
Aku: "Suka baca buku juga ya mbak?"
Mbaknya: *sedikit terkejut "Eh iya mas. Eh mas nya yang tadi di kantor pajak kan?"
Aku: "Iya mbak bener. Ngomong - ngomong aku Feri. *mengulurkan tanganku
Mbaknya: "Desti"
Aku: Suka baca buku apa Des? Eh ngga pa pa ya aku panggil nama? Biar lebih akrab."
Desti: "Iya ngga papa kok mas, eh Fer. Aku sih biasanya buku novel. Biasalah cewe. Kalo kamu sendiri Fer?"
Aku: "Kalo aku buku apa aja sih aku lahap. Novel juga aku suka. Emang doyan baca sih dari kecil. Makanya kacamataku lumayan tebal"
Desti: "Oh ya? Jarang lho kayaknya denger cowok doyan baca novel. Wah kamu lain ya."
Setelahnya kita pun berbicara tentang novel dan buku - buku lain. Ternyata si Desti ini asik juga orangnya untuk diajak bicara. Tibalah saatnya untuk berpisah.
Desti: "Oh iya Fer aku duluan ya soalnya aku udah janjian makan sama temenku disini"
Aku: "Oh ngga papa Des duluan aja. Aku sih masih mau lihat - lihat dulu disini."
Desti: "Ya uda kalo gitu aku duluan ya. It was nice talking to you."
Aku: "Ok hati - hati Des.
Setelah Desti pergi aku pun teringat sesuatu. Kenapa aku tidak tanya nomor hape nya?
Aku masih ingat hari itu aku sedang ke kantor pajak untuk mengurus pajak perusahaanku. Aku langsung saja menuju bagian informasi untuk menanyakan soal pengurusan.
Aku: "Pagi mbak, saya lagi mau ngurus ini nih" *sambil menyerahkan berkas kepada mbak nya
Mbak informasi: "Oh mas nya isi dulu formulir ini terus nanti serahkan lagi kepada saya"
Aku: "Baik mbak terima kasih"
Setelahnya aku pun mengisi formulir yang telah disediakan lalu menyerahkan nya kembali kepada mbaknya.
Aku: "Mbak, ini sudah saya isi."
Mbak: "Kalau begitu mas nya ambil nomor antrian dulu ya."
Aku: "Baik mbak"
Aku pun mengambil nomor antrian dan menunggu giliranku dipanggil. Kira - kira tiga puluh menit kemudian urusanku pun selesai.
Aku: "Mbak, terima kasih banyak bantuannya ya"
Mbak: "Iya mas sama - sama"
Disini aku bukan nya ganjen atau apa ya. Kebiasaan mengucapkan terima kasih sudah aku terapkan selama hidupku. Tapi ngomong - ngomong mbak nya cantik juga sih pikirku hehehe. Sayang ngga seiman.
Sore harinya setelah urusan kantor selesai, aku pun pergi untuk mencari makan di mall. Kebetulan hari itu hari Jumat jadinya aku santai. Aku pun pergi ke mall terdekat untuk mencari makan dan cuci mata juga siapa tahu ketemu jodoh hehe. Karena kupikir aku belum begitu lapar, aku memutuskan untuk ke toko buku dulu. Aku memang hobi membaca. Setidaknya seminggu sekali aku pasti membeli buku baru.
Saat aku sedang menuju rak buku, aku melihat sosok yang familiar. Mbak bagian informasi tadi. Entah apa yang merasuki ku aku sapa saja mbak nya.
Aku: "Suka baca buku juga ya mbak?"
Mbaknya: *sedikit terkejut "Eh iya mas. Eh mas nya yang tadi di kantor pajak kan?"
Aku: "Iya mbak bener. Ngomong - ngomong aku Feri. *mengulurkan tanganku
Mbaknya: "Desti"
Aku: Suka baca buku apa Des? Eh ngga pa pa ya aku panggil nama? Biar lebih akrab."
Desti: "Iya ngga papa kok mas, eh Fer. Aku sih biasanya buku novel. Biasalah cewe. Kalo kamu sendiri Fer?"
Aku: "Kalo aku buku apa aja sih aku lahap. Novel juga aku suka. Emang doyan baca sih dari kecil. Makanya kacamataku lumayan tebal"
Desti: "Oh ya? Jarang lho kayaknya denger cowok doyan baca novel. Wah kamu lain ya."
Setelahnya kita pun berbicara tentang novel dan buku - buku lain. Ternyata si Desti ini asik juga orangnya untuk diajak bicara. Tibalah saatnya untuk berpisah.
Desti: "Oh iya Fer aku duluan ya soalnya aku udah janjian makan sama temenku disini"
Aku: "Oh ngga papa Des duluan aja. Aku sih masih mau lihat - lihat dulu disini."
Desti: "Ya uda kalo gitu aku duluan ya. It was nice talking to you."
Aku: "Ok hati - hati Des.
Setelah Desti pergi aku pun teringat sesuatu. Kenapa aku tidak tanya nomor hape nya?