Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lust Of My Nurse

Status
Please reply by conversation.
Tuh gan ane udh kasih hadiah buat ente.. nih lagi buat agan :cendol: biar semangat lanjutin critanya
 
gimana surprise-nya nih, nungguin lho.........
 
[size=+2]Part 11: Home Sweet Home[/size]


'Kriiiiiinggggg.... Kriiiiinnnngggg...'

Suara jam wakers menggema di kamarku dengan lantang, memaksaku untuk terbangun. Hari itu adalah hari senin pertama di bulan desember, bulan kelahiranku. Aku pun mulai menyapukan tanganku untuk mematikan dering jam itu. Aku lantas menggeliat kan tubuhku lemah, dan menguap. Aku masih sangat lebih setelah kejadian tadi malam, sehingga masih ingin Ber malas pm alasan di ranjang ku.

Kulihat kak Siescha masih terbaring di sampingku. Suster cantik itu masih terlelap dalam keadaan telanjang. Tangan nya masih mendekap tubuhku, dan wajahnya terlihat begitu ceria hari itu. Aku lantas menyelimuti tubuh kak Siescha, dan segera melihat jam di ponselku.

'Ah, masih jam 6 pagi ternyata. Sebaiknya ku biarkan kak Siescha tetap tertidur, kasihan juga dia sangat kelelahan.' batinku.

Akupun mulai beranjak dari tempat tidur, dan mulai mengenakan pakaian ku seadanya. Setelah selesai, aku lantas berjalan menuju bawah. Aku mencari keberadaan mamang Asep, pembantu rumahku. Aku ingin menyuruhnya untuk membelikan makanan untuk santap makan ku.

Namun mamang Asep tak ada disana, sehingga akupun terpaksa harus membeli makanan sendiri. Dengan langkah gontai akupun menuju garasi dan mulai memacu motorku menuju sebuah tempat makan pinggir jalan. Akupun lantas membeli dua bungkus bubur ayam langgananku.

Ketika hendak membayar, akupun di kejutkan dengan sebuah dering SMS di ponselku. Kulihat tak tertera nama 'Adnin' disana, dan dengan malas kubuka pesan itu. Dan mulai mengetik balasan pada teman kampusku itu.

Adnin said:
Hey bes, hari ini ngampus gak? Pak Dodi nanyain lu terus sama gue.
Jawab! Jangan cuman di baca doang bes, ini bukan Koran.

Abes said:
Iyaa bonin, gue bakal ngampus hari ini. Tenang aja napa, lagian gue pinter.
Pak Dodi itu cuman alasan doang nyariin gue nin, sebenernya dia tuh cuman mau deketin lu doang. Dia kan naksir sama lu. Hahaha....

Adnin said:
Aseeem lu. Tumben lu dah bangun bes, biasanya juga kebluk lu. Pasti lagi gak sendiri nih. Hihihi...

Akupun dikejutkan oleh suara di belakang ku yang ingin membayar. Akupun mulai mengantongi kembali ponselku dan mulai membayar makanan ku yang mulai mendingin itu. Dan di rasa sudah pergi terlalu lama, maka akupun lantas memacu motorku kembali menuju rumah.

Aku lantas segera beranjak menuju kamarku dengan perlahan. Dan disana aku melihat pemandangan yang sangat membuatku tertampar. Aku melihat mamang Asep tengah bermasturbasi di hadapan kak Siescha yang tengah tertidur. Selimut yang menutupi kak Siescha sudah tersingkap, sehingga memperlihatkan tubuh kak Siescha yang telanjang.

Mamang Asep terlihat tengah mengocok penisnya yang besar itu sambil menatap nanar ke arah kak Siescha. Ingin aku melabrak lelaki tua itu, namun kedua kaki ku sama sekali tak bisa di gerakan. Aku hanya bisa terdiam di ambang pintu, melihat pemandangan itu dengan perasaan campur aduk. Seluruh tubuhku mulai bergetar, dan darahku berdesir karna nafsu.

Ntahlah, aku begitu sangat dilema saat itu. Aku merasa sangat cemburu dan marah melihat kelakuan mang Asep, namun di sisi lain begitu bangga dan terangsang karna kejadian itu. Akhirnya akupun memutuskan untuk membiarkan hal itu, aku ingin melihat sejauh mana kenakalan dan keberanian mamang Asep.

Aku lalu menyiapkan fitur video di ponselku, dan mulai merekam kejadian itu. Aku ingin mengumpulkan bukti, jikalau mamang Asep sampai berani berbuat lebih pada kekasihku itu. Aku sangat aware, jika mamang Asep sampai berani memperkosa kak Siescha saat itu, maka akan ku laporkan dia ke posisi dengan bukti rekaman video itu.

Beberapa menit kemudian, kulihat mamang Asep mulai berani menyentuh tubuh telanjang kak Siescha perlahan. Kulihat tangan kanan mang Asep sangat bergetar ketika bersentuhan langsung dengan kulit kekasihku itu. Dia terlihat sangat mengagumi dan menikmati kemulusan kulit kak Siescha.

Kulihat usapan tangan mang Asep menuju payudara kak Siescha dengan perlahan. Seluruh tubuhnya bergetar, karna dia akan segera orgasme. Mamang asep kemudian hendak menyentuhkan kepala penisnya ke bibir kak Siescha. Dirasa itu semua sudah keterlaluan, akupun lantas berteriak dan membentak mamang Asep dari jauh.

Mendemgar seruan ku dari ambang pintu, pria paruh baya itu sangat terkejut. Dia lantas menjauhi wajah kak Siescha dan segera membenahi celana nya. Penisnya yang akan mencapai orgasme segera menciut seketika.

"Eh, aden. Ma, Maaf den..." ucap mamang Asep sambil bergetar.

"Hey mamang, kurang ajar banget yaa sekarang. Dia itu calon istri aku mang, tega-teganya mamang ngelakuin hal itu. Mamang sudah bosan kerja disini yaa? Huh?" jawabku sambil berkacak pinggang.

"Ampun den... Ma, maafkan mamang. Mamang khilaf." ucapnya sambil menunduk.

Mendengar keributan itu, kak Siescha pun akhirnya bangun dari tidur nya. Dia terlihat masih bingung dengan semua itu. Namun ketika kesadarannya sudah terkumpul semua, kak Siescha lantas menjerit dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang itu.

"Hubby, apa yang terjadi? Siapa dia? Kenapa dia ada disini?" tanya kak Siescha kebingungan.

"Dia adalah mantan pembantu ku sayang. Jangan khawatir, kejadian ini takan pernah terulang kembali. Karna pria tua ini akan segera angkat kaki dari rumah ini." ucapku sambil menatap tajam ke arah mang Asep.

Mendengar hal itu, mang Asep mulai menatapku tak percaya. Dia lantas menghampiri ku dengan perlahan, dan mulai berlutut di hadapanku. Mang Asep mengiba, dan memohon padaku. Raut wajahnya menunjukan penyesalan dan kekecewaan atas semua kejadian pagi itu.

"Ampun den... Tolong jangan pecat mamang den, kasihan istri dan anak mamang di kampung. Mamang bener-bener khilaf den, ampun." ucapnya mengiba.

Aku sempat terenyuh mendengar ucapan lelaki tua itu. Namun hatiku sudah bergejolak karna amarah. Akupun lantas mengangkat tubuh tua mang Asep dan segera menyuruhnya untuk meninggalkan rumahku. Aku tak bisa memberinya kata maaf untuk hal satu itu. Itu sungguh keterlaluan dan tak termaafkan bagiku.

"Maaf mang, saya gak bisa memaafkan hal ini. Mamang sudah kurang ajar terhadap calon istri ku. Andai saja saya telat datang, mungkin mamang sudah memperkosa dia." ucapku sambil menatap tajam.

"Dengan berat hati, silahkan keluar dari rumah ini mang. Mulai detik ini, mamang saya pecat! Maaf mang." lanjutku.

"Tapi den..."

"Ini uang pesangon buat mamang. Silahkan keluar dari rumah ini sekarang juga." ucapku sambil menyodorkan sebuah amplop.

"Den, mamang harus kerja apa sekarang den? Mamang mohon maafkan mamang. Mamang bener-bener khilaf den. Kasihan anak istri mamang dikampung den. Ampuni mamang..." ucap mamang Asep mengiba.

"Itu ada uang sekitar 7 juta di dalam mang. Silahkan mamang pakai untuk modal berdagang di kampung. Dan, silahkan angkat kaki dari tempat ini segera." usirku.

Mang Asep menatap tak percaya kepadaku. Dan akhirnya dia pun mengambil amplop ditangan ku dan segera berjalan keluar dengan langkah gontai. Dia berjalan sambil tertunduk lesu, bagaikan seorang spartan yang kalah dari medan perang. Dia berjalan bagaikan singa yang kehilangan taring.

------------------------Lust Of My Nurse------------------------

Sekepergian mang Asep, aku lantas memeluk tubuh kak Siescha dengan erat. Ku kecup pipi kanan kak Siescha dengan lembut, seakan menyampaikan kata maafku yang telah membiarkan hal itu sampai terjadi. Dan kami pun mulai berciuman dengan mesra saat itu.

"Maaf yaa sayang." ucapku ketika pagutan bibir kami terlepas.

"Kamu kemana tadi hubby? Apa yang udah dia lakukan sama aku?" ucapnya.

Akupun lantas menyodorkan ponselku ke kak Siescha, memperlihatkan rekaman video ku beberapa saat yang lalu. Aku sudah bersiap untuk mendapatkan tamparan dari kak Siescha, jikalau suster cantik itu marah. Namun semuanya tak terjadi. Kak Siescha nampak menatap nanar ke arah video itu, dan deru nafasnya mulai memburu perlahan.

Aku sempat terkejut melihat hal itu. Aku tak percaya dengan reaksi kak Siescha saat itu. Dia sama sekali tak marah kepadaku, karna telah membiarkan hal itu sampai terjadi. Suster cantik itu malah mulai terangsang melihat rekaman video di ponsel ku, yang memperlihatkan mamang Asep yang sedang bermasturbasi sambil menyentuh tubuh telanjang nya.

"Kamu gak marah yang?" tanyaku penasaran.

"Eh, gpp kok hubby. Aku malah mulai sange nih yang." jawab kak Siescha manja di telingaku.

"Huh? Horny! Kenapa bisa yang?"

"Gatau hubby, tiba-tiba aja aku merasa sange liat kakek itu onani sambil liatin tubuh aku." ucap kak Siescha dengan suara yang berat karna birahi.

"Hubby, ngewe yuk sayang. Memek aku udah gatel nih sayang." lanjutnya sambil mulai mendorong tubuhku hingga terbaring di ranjang.

Aku sangat terkejut mendapatkan reaksi dari kak Siescha. Semenjak dia hamil, birahi nya makin bertambah saja. Dia akan sangat mudah horny jika melihat ataupun membaca sesuatu yang berhubungan dengan sex. Sungguh, membuat ku cukup kewalahan menghadapi nafsunya yang menggebu itu.

Dengan tersenyum nakal, kak Siescha mulai melepaskan bajuku hingga terlepas. Suster cantik itu pun lantas mulai menciumi dan menjilati perut dan dadaku perlahan. Bibir dan lidah nya bergerak lincah di atas tubuhku, menjilati dan menciumi bagian atasku. Mulai dari leher, dada, perut, hingga putingku tak terlewat oleh jilatan nakal nya itu.

Merasakan hal itu, kontan saja tubuhku menggeliat geli. Bulu kuduk ku mulai meremang, dan darahku mulai berdesir merasakan jilatan lidah kak Siescha. Penisku pun mulai ereksi perlahan, menyembul di balik tonjolan celanaku yang agak longgar. Tak tahan, aku pun mulai mendesah.

"Aaaaghhh... Sayang, kamu nakal banget yaa sekarang. Ooouuggghh... Enak sayang, geli." desahku sambil mulai mengelusi rambut halus kak Siescha.

Kak Siescha hanya tersenyum mendengar ucapanku, dia lantas mencium bibirku mesra. Bibir tipisnya segera memagut dan menghisap bibirku kuat, membuatku cukup kewalahan membalas ciuman nya itu. Sesekali lidah kak Siescha pun merangsek masuk ke dalam bibirku, dan menggelitik di sana. Membuatku makin terhanyut dengan permainan lidahnya itu.

"Mmmhhh... Hubby, aku sayang kamu. Muuachh.." ucapnya di sela pagutan kami.

Tangan kanan kak Siescha mulai menjalar ke bagian bawah ku, dan mengusap tonjolan penisku di balik celanaku. Kak Siescha lantas melepaskan pagutan nya dan tersenyum melihat tonjolan penisku. Dengan tak sabar dia lantas menurunkan celanaku kebawah, hingga kini penis ku sudah mengacung dengan keras di hadapan suster cantik itu.

"Wiiih, kontol kamu udah ngaceng banget nih hubby. Lucu banget yaa, kepalanya warna pink. Hihihi..." ucap kak Siescha sambil mengelusi penisku perlahan.

"Aaaagghhh... Itu semua karna tubuh indahmu sayang. Oouugghh... Yaa sayang, kocok kontol ku. Aaaghhh..." desahku merasakan kehalusan tangan nya di penisku.

Kak Siescha hanya tersenyum, dan mulai mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Kini kami tengah berada dalam posisi 69, posisi favorite kak Siescha. Dan tanpa menunggu waktu lagi, kak Siescha langsung memasukan penisku yang sudah ereksi itu kedalam mulut mungilnya.

"Aaaaaghhhh sayang. Pelan, ngilu tau..," protesku.

Namun kak Siescha tak memperdulikan lenguhanku itu. Dia malah mulai mengocok penisku sambil menghisap nya kuat. Lidahnya mulai membelit batang penisku, sambil sesekali menjilati lubang penisku. Hal itu kontan membuat ku mendesah dan bergidik karna geli.

Tak mau kalah, maka akupun membenamkan wajahku ke bibir vagina kak Siescha. Lubang itu sudah sangat basah karena lendir cintanya. Dan tanpa membuang waktu lagi, akupun mulai menjilati dan menghisap lubang lembab itu dengan rakus. Sesekali ku masukan lidahku, dan menjilati bagian dalam vagina kak Siescha. Aku sangat menyukai lendir vagina kak Siescha, dan takan pernah menolak untuk menghisap dan menelan cairan itu kedalam mulut ku.

Mendapatkan counter attack dariku, kak Siescha sempat mengejit kaget. Gerakan lidah dan hisapan mulutnya terhenti sejenak. Namun dia pun mulai menghisap penisku dengan sangat bernafsu kembali, sambil sesekali menjilati kedua biji pelirku dan menghisap nya lembut.

Kami terus dalam posisi itu selama 10 menit lamanya. Kami masih saling hisap, saling jilat, dan saling merangsang pasangan kami masing-masing. Kami memberikan service terbaik kami dalam oral sex, hingga tak lama kemudian kak Siescha pun mendapatkan orgasmenya yang pertama pagi itu.

Seluruh tubuh kak Siescha mengejang dan bergetar selama beberapa saat. Vaginanya berkedut, dan berkontraksi. Cairan cintanya menyembur dengan deras, yang langsung ku hisap dengan rakus hingga habis tak bersisa. Ku masukan lidahku kedalam vagina kak Siescha, mengoreki lubang basah itu.

Aku sama sekali tak memberikan waktu bagi kak Siescha untuk menikmati orgasmenya saat itu. Aku sama sekali tak menghentikan hisapan dan jilatan bibirku di vagina kak Siescha. Hal itu kontan membuat kak Siescha menggerakan pinggulnya ke kanan dan ke kiri.

Hal itu membuat wajahku dipenuhi oleh lendir vagina kak Siescha. Akupun lantas memegangi pinggulnya dengan erat, dan membenamkan wajahku kembali di vaginanya. Aku segera menjilati dan menghisap lubang basah itu dengan rakus, membuat si empunya vagina menggeliat-geliat dan mengerang.

Tak lama kemudian, kak Siescha pun mencapai orgasmenya kembali. Cairan orgasmenya kembali menyembur memenuhi tenggorokan ku. Cairan itu sangat banyak dan berasa sedikit aneh. Akupun lantas menghentikan jilatan ku di vagina kak Siescha dan mendorong tubuh kak Siescha kesamping.

Kuhampiri suster cantik itu yang masih terpejam sambil bergetar di landa orgasme. Gemas melihat ekspresi wajah kak Siescha, akupun lantas memagut bibir ranum kak Siescha dengan mesra. Yang langsung di balas oleh kak Siescha tak kalah panasnya.

"Maaf yaa hubby, ssshhhh... Aku ngompolin kamu tadi. Aagggghh..." desah kak Siescha ketika pagutan kami terlepas.

'Ah, pantas aja rasanya sedikit aneh.' batinku.

Akupun hanya tersenyum pada kak Siescha. Aku lantas menjilati payudara kak Siescha, sambil tanganku meremasinya gemas. Puting kiri kak Siescha ku hisap dengan kuat, sambil sesekali menggigitinya pelan. Sedang kan puting payudaranya yang kanan, ku pilin dengan gemas. Membuat kedua benda itu makin mengacung keras.

"Aaaaghhh... Ooouuggghh... Geli hubby. Ouuuggghhh..." desah kak Siescha sambil menekan kepalaku makin erat ke payudaranya.

Tangan kananku yang menganggur segera ku sapukan kebawah, menuju selangkangan kak Siescha. Aku lantas memasukan dua jariku kedalam vagina kak Siescha, dan mulai mengocok nya perlahan. Lubang itu sudah sangat basah, membuat laju jariku mulai lancar menggeseki dinding vaginanya.

Dan beberapa menit kemudian, kak Siescha pun kembali orgasme. Vaginanya kembali berkontraksi, menjepit jariku dengan keras. Cairan cintanya menyembur, dan menciprat ke segala arah seiring sodokan jariku. Cairan cintanya bahkan sampai menciprat dan membasahi perut bawah ku.

"Enak sayang?" tanyaku sambil menjilati kuping kiri kak Siescha.

"I, Iyaa hubby. Enak bangeetth. Ssshhhh... Aaaaagghh..."

Kak Siescha mulai bergidik pelan, dan kembali terpejam merasakan rangsangan ku. Suara erangan dan desahan segera memenuhi ruangan itu, membuat ku makin terangsang. Akupun lantas membalikan tubuh kak Siescha dan mengangkat pinggulnya keatas, hingga kini dia dalam keadaan menungging.

Aku lalu memposisikan penisku tepat di depan lubang vagina kak Siescha. Akupun mulai menggesek-gesekan penisku di setiap bibir vagina kak Siescha, sambil sesekali menekan clitorisnya perlahan. Merasakan hal itu, kak Siescha makin mengerang dan mendesah di landa horny.

"Oouugghhh... Masukin kontol kamu sekarang dong hubby. Ssshhhh... Cepetan genjot memek aku sayang.. Aku udah gak tahan... Aaaaggghhh..." ceracau kak Siescha tak sabar.

Dia lantas menjulurkan tangannya ke arah penisku, dan dituntunnya tepat kearah lubang vaginanya. Setelah dirasa pas, kak Siescha pun mulai memundurkan pinggulnya perlahan, membuat penisku merangsek perlahan ke dalam lubang vaginanya itu. Lubang itu masih sangat peret menerima penisku, padahal aku selalu menyetubuhi vagina kak Siescha dengan kasar. Dalam posisi itu, penisku mampu masuk hingga sedikit bagian rahim kak Siescha.

"Aaaaggghhh...." desah kami ketika penisku telah masuk seluruh nya ke dalam tubuh kak Siescha.

Aku mendiamkan penisku untuk beberapa saat, menikmati jepitan vagina hangat kak Siescha. Penisku serasa di pijit oleh seluruh otot di vaginanya, membuatku sangat dimanjakan. Tak sabar, akupun mulai menggerakan pinggulku menggenjot tubuh kak Siescha.

Ku genjot vagina kak Siescha dengan tempo yang semakin cepat dan dalam setiap menitnya. Kupacu tubuh kak Siescha sambil mulai meremasi bongkahan payudaranya dengan kasar. Aku sangat gemas dengan benda itu, terlebih ketika ukuran nya membesar.

"Aaagghhhh yes hubby... Ooouuggghh... Fuck me harder and deeper.. Come on hubby, fuck me please. Aaaaggghhh... Ssshhhh...." ceracau kak Siescha.

Akupun mulai mempercepat ritme genjotanku, menghujam lubang vagina kak Siescha. Ku genjot vagina kak Siescha dengan cepat dan dalam. Suara kecipak dan erangan segera menggema di ruangan itu, seiring sodokan penisku di vagina kak Siescha yang sudah sangat basah. Sungguh, suara yang sangat indah di telingaku. Dan 15 menit kemudian, kak Siescha kembali mendapatkan orgasme.

"Ooouuggghh... Terus hubby, ak, aku mau keluar... Ooouuggghh.... Fuck... Agggghhhh, I, I cuuummm hubby... Aaagghhhh..." desah kak Siescha melepas orgasmenya.

Seluruh tubuhnya kembali mengejang, dan bergetar dilanda gelombang orgasme. Wajahnya mendongak, dan terpejam. Lengan kak Siescha bergetar hebat, seakan tak mampu lagi menopang beban tubuhnya. Hingga beberapa saat kemudian, kak Siescha pun ambruk di ranjang ku.

Merasa bahwa orgasme ku akan segera tiba, aku pun lantas memacu pinggulku dengan ritme yang cepat. Penisku menghujam mulut rahim kak Siescha setiap kali ku hentakan pinggulku terlalu keras, membuat tubuh kak Siescha melejit dan mendongak karna sakit.

"Aaaaaggghh... Aaagghhhh... Aa, aku mau keluar sayang... Ouuuggghhh... Memek kamu nikmat bangeetth.. Aaaaggghhh shit!" ucapku sambil mencengkram pinggul kak Siescha.

Akupun lantas menggenjot tubuh kak Siescha dengan brutal. Penisku menggesek dinding vagina kak Siescha dengan ritme tak teratur. Aku sudah tak bisa mengontrol lagi ritme genjotanku, aku terlalu asik menikmati jepitan vagina kak Siescha. Terlebih seluruh otot nya yang meremas dan memijit penisku dengan sangat nikmat.

Dan 15 menit kemudian, akupun mencapai orgasme ku pagi itu. Ku semburkan seluruh benihku kedalam lubang rahim kak Siescha yang juga mendapatkan orgasmenya yang ke kesekian kalinya pagi itu.

Sperma ku menyembur dengan deras, memenuhi rahim dan lubang vagina kak Siescha. Namun karna terlalu banyak, sebagian sperma ku itu pun mengalir keluar dari selah tautan alat kelamin kami. Cairan kental yang telah bercampur dengan cairan orgasme kak Siescha, keluar dari lubang vaginanya dan mulai menetes ke ranjang ku.

Tubuh kami berdua mengejang dan bergetar di landa orgasme. Dan ketika gelombang itu sudah mereda, tubuh kami pun ambruk tak bertenaga ke ranjang. Deru nafas kami masih sama-sama memburu, dan kami pun ber istirahat selama beberapa saat sambil mulai berciuman.

Setelah selesai, kak Siescha segera melihat jam di meja kecil di sudut ruanganku. Saat itu sudah pukul 7.30. Masih ada waktu untuk membersihkan diri sebelum berangkat kuliah dan bekerja. Kak Siescha pun mulai bergelayut manja dan mencium keningku mesra. Dia lantas berlalu ke toilet di kamarku dengan langkah gontai.

Aku hanya terdiam sambil memikirkan kejadian tadi pagi. Aku memikirkan mamang Asep, orang kepercayaan ayahku yang telah aku usir beberapa jam lalu. Aku sempat kecewa pada lelaki paruh baya yang sudah ku anggap paman ku itu. Aku tak menyangka jika dia akan sangat nekat dan berani memasuki kamarku ketika aku tidak ada.

Akupun melamun kembali, memikirkan alasan yang akan aku berikan pada ayahku nanti. Mamang Asep merupakan orang kepercayaan ayahku. Lelaki paruh baya itulah yang selalu penjaga dan melindungi rumah dan keluarga ku di saat ayah tak ada. Ayahku pasti akan menanyakan mang Asep kepadaku kelak.

'Namun sudahlah, toh aku punya bukti jika sampai di tegur ayahku nanti.' batinku.

Akupun mulai menggeliat kan tubuhku lemas, sambil sesekali mengusap. Seluruh tubuh ku terasa sangat letih dan lengket karna keringat. Aku lantas menyusul kak Siescha ke toilet untuk membersihkan diri. Guyuran air dingin langsung membuat kami berdua bertenaga kembali. Dan di toilet itu, akupun kembali menyembur kan spermaku di tenggorokan kak Siescha yang tengah men deep throat ku.

Setelah selesai, aku segera berpakaian dan menyalakan sebatang rokok. Aku lantas berjalan ke bawah untuk menyiapkan makanan yang tadi pagi ku beli di meja makan. Aku pun menyiapkan segelas jus alpukat untuk kak Siescha, dan sebotol bir dingin untuk ku sendiri.

15 menit kemudian, kak Siescha pun berjalan menuruti tangga. Saat itu dia mengenakan pakaian dinas nya, dan dua landing teratas bajunya sengaja tak di kancingkan. Hal itu membuat orang dapat melihat dengan jelas bongkahan payudaranya jika kak Siescha membungkuk.

Pagi itu kami pun akhirnya menyantap makanan kami dengan sangat lahap. Kak Siescha bahkan minta tambah satu porsi lagi, yang segera ku turuti kemauan nya itu dengan senang hati. Dan setelah selesai, kami pun mulai berjalan menuju garasi dan masuk kedalam mobil ku.

Namun sebelum pergi, aku lantas mengunci seluruh pintu dan gerbang rumahku. Aku takut jika sampai ada maling yang masuk dan mencuri barang di rumahku, terlebih mengingat tak ada seorang pun yang berada dan menjaga rumah keluarga ku itu. Dan dirasa sudah aman, aku pun mulai melajukan mobil ku menembus hiruk pikuknya jalan raya dengan perlahan.

------------------------Lust Of My Nurse------------------------

"Berharap punya anak dua.
Hidup di rumah sederhana.
Berangkat kerja naik vespa.
Oh, sungguh senang nya.

Kita gak pacaran lagi, langsung menikah saja."

Sebuah lagu mengalun merdu di tape mobil ku, ketika aku tengah mengantarkan kak Siescha menuju rumah sakit tempatnya bekerja. Saat itu sudah pukul setengah 9, dan jalanan sudah cukup sepi. Hingga 15 menit kemudian, kami pun tiba di tempat kerja kak Siescha. Ku sempat kan diriku untuk mengantar kak Siescha hingga ruang kerjanya.

"Thanks yaa hubby." kecup kak Siescha mesra di pipi ku.

"Oh iyaa, ntar mau jemput gak?" lanjutnya.

"Aku jemput kok sayang, aku khawatir sama kondisi kamu sekarang. Yaudah, semangat kerjanya yaa sayang. Oiya, jangan kecapekan yaa. Jaga kondisi kamu. Dan juga jangan lupa makan okee!" jawabku sambil memperingatkan nya.

"Iyaa baweeeell Ih. Bawel banget sih jadi cowok. Hihihi....."

"Yaudah, kamu juga semangat yaa kuliah nya. Jangan nakal loh, awas!"

"Hehe... Habis aku khawatir sayang. Biasa, bawaan orok. Hahaha.... Okee boss!"

"Ih, apaan sih. Gak usah lebay gitu deh hubby, ntar akunya bosan. Hihihi..." ucap kak Siescha sambil memeluk tubuhku.

Kami pun berciuman untuk beberapa saat di ambang pintu ruangan kerja kak Siescha. Kami sama-sama terpejam, meresapi permainan mulut kami. Dan kami pun dikejutkan oleh suara wanita yang tak asing dari dalam kantor itu, sehingga pagutan bibir kami pun terlepas.

"Dasar anak muda! Pacaran nya gak liat tempat dan waktu yaa. Ckckcj.." seru kak Okta meledek dari dalam.

Aku dan kak Siescha pun hanya bisa tersenyum tersipu mendengar ucapan kak Okta. Akhirnya akupun mencium mesra kening kak Siescha dan beranjak menuju parkiran. Aku lantas memacu mobil ku menuju kampus ku dengan sangat laju.

Sebenarnya aku enggan meninggalkan kak Siescha sendirian di RS, terlebih dia sedang dalam keadaan mengandung anak ku. Namun aku tak mempunyai pilihan lain. Aku harus masuk kuliah hari itu, mengingat aku sudah terlalu sering bolos pada mapel tersebut.

Dan 25 menit kemudian, akupun tiba di salah satu universitas swasta di kota B. Kuparkirkan mobil ku dan mulai berjalan ke dalam ruangan kampus. 'Gank' ku di kampus segera menghampiri mobilku dan menanyakan berbagai macam pertanyaan padaku. Yang hanya ku tanggapi dengan senyuman belaka. Akupun akhirnya mengikuti mapel pak Dodi selama beberapa jam ke depan.

------------------------Lust Of My Nurse------------------------

Sore harinya akupun menjemput kak Siescha dari kantornya itu. Aku lantas mengajak kekasihku itu untuk mampir ke tempat makan cepat saji, mengingat perut yang sudah berontak minta di isi. Kami pun memesan 2 porsi besar beef cheese burger, potato chips, soft drink, dan coffee late.

Kamipun makan dengan sangat lahap di sana. Semua makanan yang kami pesan habis dalam beberapa belas menit saja. Kami makan seperti orang yang belum makan selama seminggu saja, sungguh sangat memalukan memang. Dan setelah selesai, aku pun melajukan mobil ku menuju rumah ku langsung.

Kak Siescha terlihat mulai mengantuk karna kelelahan dan kekenyangan. Dia menggelayut manja dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri ku. Deru nafasnya hangat menerpa leherku, membuatku bergidik karna geli dan mulai terangsang. Namun kak Siescha nampak kebingungan, ketika mobil ku tak mengarah ke kostan nya.

"Lah, mau kemana kita hubby?" tanya kak Siescha.

"Pulang kerumah lla sayang. Emang kamu mau kemana dulu?" jawabku.

"Sekarang kamu nginep lagi di rumahku sayang, mumpung lagi sepi. Hehe..." lanjutku sambil meraba paha dalam kak Siescha.

"Hmmm.. Dasar! Pasti mau ngentot lagi deh. Iyaa kan hubby? Hihihi..." jawab kak Siescha sambil tersenyum.

"Iyaa dong honey. Kamu kan istri aku sekarang. Haha..."

"Huuu dasar omes kamu hubby. Omes yang bikin aku tergila-gila pada diri kamu hubby. Hihihi..." jawab kak Siescha sambil mengecup pipi kiriku mesra.

Aku hanya tersenyum bangga mendengar ucapan kak Siescha itu. Aku pun melajukan mobil ku dengan cepat menuju rumahku. Hingga beberapa menit kemudian kami pun tiba di rumahku. Segera ku parkirkan mobil ku dan mengajak masuk kak Siescha kedalam rumah yang sepi itu. Semenjak mamang Asep ku usir tadi pagi, keadaan rumah jadi sangat sepi. Namun apa boleh buat, dia sudah mengecewakan aku dengan kekonyolan nya tadi pagi.

Dan malam itu aku kembali menyetubuhi kak Siescha dengan sangat bernafsu. Kami bercinta 3 kali lagi sampai tengah malam menjelang. Aku mencapai orgasme ku 4 kali malam itu, dan kak Siescha sudah pasti tak terhitung lagi. Malam itu kami bercinta dengan sangat menggebu. Nafsu kak Siescha yang besar, kini sudah mampu kuimbangi.

Kami pun tertidur pukul 12 malam lebih sambil saling berpelukan. Kak Siescha menyandarkan kepalanya di dadaku, dan tangan nya merangkul tubuhku dengan erat. Seluruh tubuh kami berdua sudah dipenuhi dengan keringat dan peluh. Senyuman tergambar jelas di wajah kami berdua. Lelah, kami pun mulai terlelap tak lama kemudian sambil tetap telanjang.

To Be Continue...
 
thank agan bes dah update.....
kira2 si asep keenakan tuh di kasih 7 jt......:mad:
 
Bau2nya bakal asa balas dendam pak asep nih kedepannya...
 
:mantap: suhu abes
Tapi firasat ane jadi gak enak sih ngeri mang asep bales dendam terus perkosa kak siescha? Oh tidakkkkk. Semoga firasat ane salah
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd