Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lust Of My Nurse

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
[size=+2]Part 10: All Is Well, If We're Still Together![/size]


Sebuah kecupan lembut dipipi kiri membangunkan ku suatu pagi. Dengan kepala yang terasa sangat berat, ku geliatkan tubuhku malas. Ku kerjapkan pandanganku yang masih mengabur itu, dan mendapati ibuku tengah terduduk di depan ku.

"Morning kak..." ucap ibuku sambil tersenyum.

"Morning mam. What happens? I feel so dizzy today. Am I too many drunk last night?" ucapku yang masih bingung pagi itu.

"Nope."

"So why I got this bruised?" tanyaku sambil menyentuh pipi ku yang lebam.

"Are you forget? Huh?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku lemah. Aku tak bisa mengingat kejadian tadi malam. Hanya beberapa rangkaian siluet yang sangat kabur terlintas di fikiran ku. Aku pun lantas membuka ponselku, dan membaca beberapa SMS dari kak Siescha yang belum sempat ku buka.

My Lovely Nurse said:
Aku minta maaf ya hubby. Aku gak seharusnya ngomong gitu sama kamu. I love you....
My Lovely Nurse said:
Kamu tidur di luar yaa hubby? Maaf yaa udah bikin kamu stress.
Aku harus nya marah dan kecewa sama papa kamu, bukan sama kamu. Maaf banget yaa sayang.
My Lovely Nurse said:
My love, my pride, my soul, my mind, and my everything is belong to you hubby. I love you more Abes. Sorry for everything.

Membaca semua SMS itu, akhirnya akupun bisa mengingat semua rekaman kejadian tadi malam. Aku bisa mengingat mengapa aku bisa mendapatkan luka memar di pipi ku ini. Dan aku pun bisa mengingat mengapa aku bisa tertidur di sofa tadi malam.

"Oh, sh*t! I think it just a nightmare mam. Thanks, you are my savior mam." ucapku lirih.

"Btw, where's Siescha?" lanjutku.

"Never mind. She's still in her room." ucap ibuku.

Akupun mengangguk dan melihat jam di ponselku. Saat itu baru pukul delapan pagi di hari sabtu. Besok aku sudah harus balik lagi ke kotaku untuk mengantar kak Siescha. Karna hari senin, aku ada jam mapel dan kak Siescha sudah harus kembali bekerja.

"Morning mam, morning kak." seru kedua adik ku dari arah pintu.

Kulihat kedua adik ku baru pulang bersepeda bersama ayahku pagi itu. Mereka sungguh lah senang mendapat liburan keluarga itu. Namun tidak untuk ku. Liburan ini bagaikan sebuah moment yang sangat mengesalkan. Apalagi ketika melihat tatapan ayahku pagi itu, dia terlihat masih sangat marah padaku.

"Okee Mom. I'll check Siescha now. I'm so worried to her." ucapku sambil berlalu menuju atas.

Ntahlah, aku sama sekali tak ingin menyapa ayahku pagi itu. Aku masih menyimpan suatu kebencian pada pria itu. Aku masih kecewa dengan ucapan dan pemikiran nya tadi malam. Terlebih ketika dia berkata untuk menggugurkan anak di kandungan kak Siescha, dan dia akan berikan berapa pun nominal uang yang ku minta. Sangat arrogant dan angkuh!

Akupun tiba di depan pintu kamar kak Siescha. Aku sempat ragu untuk menemui nya, aku masih merasa bersalah pada kak Siescha karna ucapan ayahku semalam. Namun akhirnya kuketuk pintu kamar itu dan sedikit mendorong nya. Ternyata tidak terkunci, maka akupun langsung masuk kedalam sana.

"Honey?" seruku ketika pintu terbuka.

Kamar itu ternyata gelap. Kusapukan pandangan ku ke seluruh penjuru ruangan itu guna mencari keberadaan kak Siescha. Ku langkahkan kakiku perlahan untuk mendekati jendela. Namun karna ruangan itu cukup gelap, aku sempat beberapa kali tersandung sesuatu. Sampai akhirnya aku bisa menemukan saklar lampu dan menyalakan nya.

Pagi itu kak Siescha masih terlelap di ranjang nya. Dia terlihat sangat cantik dan damai dalam tidur nya. Akupun membuka jendela kamar itu, membiarkan cahaya mentari dan udara segar memasuki kamar yang tak terlalu luas itu. Aku lantas duduk di tepi ranjang, dan mulai mengelusi rambut kak Siescha perlahan.

"Hey, wake up sleepy head. Come on, wake up." ucapku sambil mencium pipinya lembut.

Namun kak Siescha tak membuka matanya, dia masih tertidur. Kasihan, akupun membiarkan nya tetap terlelap. Aku lantas membalikan posisi duduk ku membelakangi kak Siescha. Hingga kini pandanganku tertuju pada sebuah jendela yang memberikan view pantai dan laut. Ah, sungguh pemandangan yang sangat indah!

Tak puas, akupun mulai melangkahkan kakiku menuju balkon, dan duduk di sebuah kursi kayu. Di sana aku bisa melihat keindahan pantai itu dengan sangat jelas. Deburan ombak, lambaian daun pohon kelapa, dan juga para wisatawan yang tengah berjemur ataupun berenang. Kicau camar, dan sepoi angin makin memperindah suasana pagi itu. Hingga aku pun mulai terbuai.

Ntah sudah berapa lama aku membisu, melayangkan fikiranku pada keindahan yang kuasa. Akupun akhirnya di kejutkan oleh sebuah rangkulan dan ciuman lembut di pipi ku. Ku alihkan pandanganku ke arah samping, dan tersenyum melihat siapa yang tengah merangkul tubuhku itu. Yaa, itu adalah kak Siescha.

"Morning honey" ucapku sambil mengecup pipi nya mesra.

"Morning hubby." jawab kak Siescha sambil mulai duduk diatas pangkuanku.

"Udah lama yaa kamu nungguin aku bangun? Maaf yaa hubby." lanjutnya manja.

"Gpp kok sayang."

"Pemandangan nya indah banget yaa sayang" lanjutku.

"Iyaa hubby, bikin betah banget. Coba aja kalo kita cuman berdua dan libur panjang, pasti serasa honey moon. Hihi..." jawab kak Siescha sambil tersenyum.

"Iyaa sayang. Tapi nanti ketika libur panjang, kita lakuin berdua yaa." ucapku.

"Are you serious hubby?" Tanya kak Siescha antusias.

"Sure, why not?"

"Ah, thanks hubby. Love you so..." ucap kak Siescha dengan senyum yang mengembang di bibir tipisnya.

Ah, senyuman kak Siescha sangatlah meneduhkan jiwaku. Semua masalahku akan lenyap seketika jika melihat senyuman di wajah cantiknya. Dan ntah siapa yang me mulai, tahu-tahu kami sudah berciuman dengan mesra pagi itu. Bibir kami saling lumat dan saling pagut, sesekali saling hisap dengan kuat. Lidah kami sudah saling membelit, beradu. Saling jilat, saling menggelitik, dan saling dorong di dalam mulut kak Siescha.

Kak Siescha pun mengalungkan kedua tangan nya di leherku, sedang kan tanganku merangkul pinggang ramping kak Siescha sambil menarik nya lebih dekat kepadaku. Kami berciuman dengan mata terpejam, seakan meresapi semua detik-detik ke bersamaan kami pagi itu.

Ntah sudah berapa lama kami berciuman dalam posisi itu, kami sudah benar-benar terhanyut. Namun sebuah seruan di ambang pintu kamar menghentikan ciuman kami itu. Kami sempat gelagapan karna terkejut, ketika melihat seruan itu adalah ibuku. Namun ibuku hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan kami berdua.

"Makan dulu kali kak. Itu bisa nanti lagi. Hihihi..." seru ibuku.

"Sorry..." ucap kami sambil tersipu.

"Udah cepetan kalian cuci muka, udah itu segera ke bawah yaa. Mama udah siapin makanan di bawah." ucapnya sambil berlalu.

Aku dan kak Siescha hanya saling pandang, dan kemudian tertawa lepas mengingat kejadian barusan. Sungguh awkward moment! Kak Siescha pun akhirnya melepaskan rangkulan nya dan mulai turun dari pangkuan ku. Dia lantas mengecup pipi kiriku dan berlalu ke toilet.

Aku terdiam kembali, menikmati pemandangan yang pantai itu berikan kepadaku. Karna sudah terlalu lama menunggu, akupun segera menyusul kak Siescha ke toilet. Khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi kepadanya. Dan disana kulihat kak Siescha tengah muntah-muntah di wastafel. Membuatku sangat kasihan. Akhirnya kudekati dia, dan mulai memijiti lehernya pelan.

"Kamu sakit honey?" ucapku.

"Gpp sayang, cuman bawaan bayi aja kok." jawabnya.

"Bener?" tanyaku meyakinkan.

"Iyaa baweeeell, aku gpp kok." ucap kak Siescha sambil tersenyum.

"Itu juga bawaan janin di kandungan mu honey. Naluri seorang ayah. Hehe..."

"Alah, alibi. Hihihi..."

Pagi itu kami akhirnya makan bersama di ruang makan. Tak terjadi percakapan apapun antara aku dan ayahku. Kami masih sangat marah dan kecewa pada kejadian yang semalam terjadi. Setelah selesai akupun mulai mengajak kak Siescha menuju ke pantai. Karna sore harinya kami sudah harus kembali ke kota ku.

Kak Siescha mengenakan pakaian renang terbaiknya pagi itu, dan membalutnya dengan sebuah scarf tipis. Semua lekuk tubuhnya bisa terlihat dengan sangat jelas oleh semua orang yang memandang nya, membuatku merasa bangga dan sangat senang.

Aku, kak Siescha, kedua adik ku, dan ibuku akhirnya berjalan bersama menuju ke pantai. Dengan bangga kugandeng kekasihku itu menuju ke pantai. Semua mata tertuju pada kami saat kami berjalan, terlebih pada kak Siescha. Tatapan mereka bagaikan ingin menelanjangi kak Siescha dan langsung menyetubuhi nya. Sungguh, membuat darah ku mulai berdesir.

Kami pun akhirnya tiba di pantai itu. Kak Siescha segera melepas scarfnya, dan mulai berenang bersama kedua adik ku. Sedang kan aku dan ibuku hanya duduk dan berjemur di tepi pantai. Kak Siescha terlihat mulai akrab dengan kedua adik ku. Suster cantik itu bermain dan bercanda dengan mereka berdua bagaikan sudah kenal lama. Menambah nilai plus dimata ibuku yang berada di sampingku.

Kak Siescha terlihat sangat seksi saat itu. Dia memakai bikini 2 pieces yang terdiri dari sebuah CD yang seperti G-String, dan sebuah bra yang tak muat menerima payudaranya yang mulai membesar itu. Bikini yang dia kenakan berbahan halus dan juga sedikit tipis, sehingga membuat semua orang yang melihat nya pasti kan sangat tergoda.

"Kak, dia cantik banget yaa. Beruntung banget kamu kak." ucap ibuku.

Aku yang sedang melamun sedikit terkejut dengan ucapan dari ibuku itu. Aku hanya menjawab nya dengan sebuah anggukan dan senyuman simpul. Ucapan dari ibuku itu membuatku speechless, tak tahu harus mengatakan apa. Aku sangat merasa bangga, dan bersyukur karna telah mendapatkan suster cantik itu.

"Iyaa ma. Maka dari itu aku gamau kalo sampe kehilangan dia. Aku udah sayang dan nyaman banget sama dia ma. I want to marry her, soon." ucapku lirih tanpa ku sadari.

"Iyaa. Kita berusaha yang terbaik dari sekarang untuk dia kak. Dia itu bagaikan sebuah kuncup bunga yang mulai mekar sekarang. Kita gak boleh biarkan kelopaknya itu layu dan berguguran kak."

"Yaudah, kamu temenin dia gih kak. Semua cowo di sana lagi deket in dia tuh." Lanjut ibuku.

Akupun mulai memalingkan pandanganku ke arah kak Siescha dan kedua adik ku yang mulai digerumungi banyak lelaki. Ada suatu rasa cemburu, namun juga bangga di hatiku melihat itu semua. Darahku berdesir, dan akupun mulai terangsang! Tanpa menunggu waktu lama lagi, aku segera mendekati kak Siescha.

"Hey honey, gimana rasanya di gerubungi orang kaya gini?" ucapku sambil merangkulnya mesra.

Kak Siescha sempat terkejut mendapatkan rangkulan itu, namun dia pun tersenyum ketika mengetahui jika yang merangkulnya itu adalah aku. Semua lelaki disana terlihat sangat kecewa, mengetahui jika kak Siescha sudah ada yang punya. Dengan teratur, mereka pun mulai berlalu satu per satu menjauhi kami.

"Eh, aku kira siapa yang. Tau tuh, aneh banget mereka yang." jawab kak Siescha manja.

"Gak aneh kok yang. Mereka semua itu ngedeketin karna pengen liat toket kamu yang gede ini nih." ucapku sambil mulai meremasi payudaranya lembut.

"Ih hubby, malu sama adik kamu tau." protesnya sambil berbisik.

"Tapi aku udah horny banget yang. Liat kamu yang lagi digerubungi banyak orang kaya tadi, bikin kontol aku ngaceng."

"Iyaa aku juga sama hubby, tapi bentar yaa. Nanti aja di villa." ucapnya manja.

Namun aku ingin sekali memberikan sebuah pemandangan yang erotis kembali kepada para lelaki yang berada di pantai itu. Maka aku pun mulai menyuruh kedua adik ku untuk bermain berdua saja. Dan dengan tak sabar, akupun mulai menyeret tubuh kak Siescha menuju laut yang sedalam dada kami. Sedikit menjauh dari pandangan ibuku, dan juga gerumulan wisatawan lain.

"Disini kita aman sayang. Gerakan kita sedikit tertutup oleh ombak." ucapku sambil mulai merangkulnya erat.

"Ih hubby, kamu nakal banget. Sshhh..." jawabnya sambil mendesis.

Dengan tak sabar aku pun mulai merangsang setiap titik sensitif kak Siescha, membuat suster itu mulai menggeliat geli. Kak Siescha terlihat susah payah menahan desahan nya, dia takut jika sampai terdengar oleh orang lain. Membuatku makin gemas untuk segera menyetubuhinya.

Akupun mulai meremasi payudara kak Siescha dengan perlahan, sesekali ku pelintir kedua puting nya gemas. Aku sangat senang meremasi kedua bongkahan payudaranya itu, terlebih semenjak ukuran nya membesar karna mulai memproduksi ASI. Kuremas dan kugoyang perlahan, membuat si empunya payudara mulai menggeliat karna geli.

Tak kuat menahan desah, kak Siescha pun mulai membalikan tubuhnya menghadapku, dan mulai melumat bibirku rakus. Kubiarkan saja hal itu, mengingat untuk keamanan kami juga. Akan sangat kacau bila sampai ada orang yang mendengar dan menghampiri kami.

Aku lantas menurunkan CD kak Siescha dengan tergesa, dan mulai menggelitiki clitoris mungilnya yang terasa sudah mengeras perlahan. Sesekali kubelai bibir vaginanya, membuat kak Siescha makin kelojotan dihadapanku. Rupanya diapun sudah mulai terangsang pagi itu.

"Clitorisnya udah keras gini yang, udah sange banget yaa?" ucapku disela lumatan kak Siescha.

"Iyaa hubby, abis kamu nakal banget sih. Inikan tempat umum, gimana kalo sampe ketahuan?" jawab kak Siescha manja.

Aku tak sempat menjawab ucapan nya itu, karna bibirku sudah dilumatnya kembali. Having sex di tempat umum, membuat kami berdua sangat bergairah. Kami sudah tak peduli akan semua resiko yang bisa saja terjadi. Tubuh kami berdua sudah minta untuk dipuaskan, dan itu semua tak pernah memikirkan resiko ataupun sekitar. Yaa, yang penting kami berdua puas.

Dengan sedikit kasar, aku mulai memasukan dua jariku kedalam lubang vaginanya. Karna kaget, bibirku sempat tergigit oleh kak Siescha. Sedikit bercak darahpun mulai keluar di tepi bibirku. Tak sabar, aku pun mulai mengocok vagina kak Siescha dengan tempo sedang, membuat kekasihku itu makin blingsatan.

"Aagghhh, kasar banget hubby!" protesnya pelan.

Aku tak mendengar kan ucapan kak Siescha itu, aku hanya mulai mempercepat laju jariku di vaginanya. Tak ingin kalah, kak Siescha pun mulai memasukan tangan nya kedalam celana ku. Dan dengan tak sabar, dia mulai meremasi penisku gemas.

Karna masih terhalang celanaku, kak Siescha akhirnya menurunkan benda itu hingga sebatas lutut ku. Dia pun mulai mengocok penisku perlahan, sesekali meremasi biji pelirku dengan lembut. Sentuhan tangan halusnya kontan saja membuat penisku ereksi sempurna. Dengan perlahan namun pasti, penisku pun membesar di genggaman tangan kak Siescha.

"Iih, kontol kamu udah ngaceng banget yang. Udah gak sabar yaa? Hihihi..." ucap kak Siescha sambil mempercepat kocokan tangannya.

"Iyaa sayang, ngewe di tempat umum bikin aku sange banget." ucapku dengan suara berat.

"Kamu juga udah sange banget kan yang? Clitoris sama puting kamu udah keras banget tuh." lanjutku mengejeknya.

Kak Siescha hanya tersenyum, dan segera membalikan tubuhnya membelakangiku. Tangannya segera memposisikan penisku tepat di depan vaginanya. Dan ketika dirasa sudah pas, dia pun segera memundurkan pinggulnya dengan perlahan, membuat penisku amblas kedalam vaginanya sedikit demi sedikit.

"Aaaaggghhh..." desah kami ketika kelamin kami mulai bersatu.

Mata kami terpejam, meresapi gesekan antara alat kelamin kami. Aku sangat menikmati jepitan vagina hangatnya, sedang kan kak Siescha tampak sangat menikmati kedutan penisku di dalam vaginanya itu. Ketika penisku sudah amblas seluruh nya, kami pun terdiam untuk beberapa saat.

"Aaaggghh, memek kamu hangat dan peret banget yang. Enak!" ucapku sambil meremasi payudara nya gemas.

"Iyaa hubby, kontol kamu pun enak. Keras dan penuh banget di dalam memek aku. Ooogghhh." jawabnya dengan suara bergetar.

"Aku genjot sekarang yaa sayang."

"Iii, iyaa hubby. Tapi pelan yaa, takut orang denger suara kita."

Akupun mulai memompa penisku perlahan, menggesek dinding vagina kak Siescha. Kak Siescha hanya menggigit bibirnya perlahan, guna meredam suara desahannya. Kutarik penisku perlahan, dan ketika sebatas kepalanya kembali kudorong dengan keras. Begitu terus, dengan tempo yang semakin cepat setiap menit nya.

"Memek kamu enak bangeetth sayang. Aaaggghh..." desahku di telinganya.

Kak Siescha hanya terdiam, tak mampu menjawab. Dia sangat meresapi setiap gesekan penisku di dalam vaginanya itu. Dia membekap mulutnya dengan tangannya sendiri, dia mencoba menahan suara desahan nya. Namun kedua matanya melihat sekeliling dengan waspada dan was-was, takut jika ada orang yang melihat dan mengetahui aksi kami berdua di dalam air yang cukup jernih itu.

Kupacu tubuh kak Siescha dengan sodokan yang cepat dan keras, membuat kak Siescha terlonjak dan mengerang makin keras. Ku genjot vagina kak Siescha, sambil sesekali ku kelitiki clitorisnya. Dan 15 menit kemudian, kak Siescha pun mencapai orgasme nya yang pertama pagi itu.

"Aaaggghh hubby... Aaa, aku mau keluar sayang. Ouuuggghhh yaa... Terus hubby, aggghhh... Shhhh.. Aa, aku keluaaaaarrrrgghhh..." desahnya sambil mencengkram tanganku yang tengah berada di vaginanya.

Aku pun mulai melumat bibirnya, sambil mempercepat genjotan penisku. Meskipun sangat menikmati sensasinya, aku tetap waspada pada sekitar. Akan sangat berabe jika ibuku mengetahui hal itu. Dan tak lama kemudian, kak Siescha pun mencapai orgasme nya. Vaginanya berkontraksi kuat, meremas dan memijati penisku.

Kak Siescha pun terpejam, sambil bibirnya menghisap bibirku keras. Dia terlihat sangat menikmati orgasmenya itu. Gemas melihat ekspresi wajahnya, akupun mulai memompa kembali penisku menggesek vaginanya. Aku tak memberinya waktu lama untuk menikmati orgasmenya pagi itu, mengingat situasi sekitar yang mulai menatap kearah kami curiga.

Kupacu penisku dengan tempo yang kasar dan cepat, menimbulkan riak air di sekeliling kami. Tanganku memegangi pinggulnya keras, agar tenagaku tak teredam oleh air. Mendapatkan hal itu, kak Siescha pun tak kuasa menahan desahan nya untuk tidak keluar.

Akupun sudah tak peduli lagi dengan itu. Having sex di tempat umum, membuatku sangat terangsang. Darahku bergejolak dengan dahsyat, sehingga aku tak mampu mengontrol libidoku. Dengan bersemangat, ku pacu tubuh kak Siescha dengan sangat cepat dan dalam. Hal itu kontan membuat kak Siescha mendapatkan orgasmenya kembali.

"Ooouuggghh hubby... Aaagghhhh... Pelan sayang... Ouuuggghhh... Aaaggghh... Aku, keluaaaarrr lagi yang... Aggghhh..." ceracau kak Siescha sambil menjerit.

Kak Siescha mencapai multiple orgasme pagi itu. Vaginanya kembali berkontraksi dengan hebat, memberikan kenikmatan yang sangat hebat pada penisku. Tubuhnya bergetar dengan hebat. Kepalanya sedikit terdongak, dan bibirnya membuka lebar membentuk huruf 'O'.

Akupun lantas membalikan tubuh kak Siescha menghadap kearah ku, dan mulai melumat bibir ranumnya gemas. Aku tak ingin jika ibu dan adik ku sampai mendengar suara jeritan nya. Dan tak lama, akupun kembali mempenetrasi vagina kak Siescha dengan sedikit kasar. Kak Siescha sempat mengenjit kesakitan karna ulahku itu, namun dia hanya pasrah saja.

Kupacu tubuh kak Siescha dengan tempo yang cepat kembali. Ku hentakan penisku dengan keras dan dalam, sehingga menyentuh mulut rahim suster cantik itu. Kak Siescha gelagapan dan sedikit berontak, namun tenaga nya kalah jauh dibandingkan tenagaku.

"Uuuuggghhh, sakiiitt yang. Aaaaghhh... Jangan kasar, please." keluh kak Siescha ketika lumatan kami terlepas.

"Kamu diem aja yang. Aku udah mau keluar." ucapku sambil meremas pantatnya keras.

Kak Siescha pun hanya bisa pasrah saja menerima dan melayani nafsu gilaku. Suster cantik itu hanya bisa mendesah, mengerang, dan memekik parau. Tubuhnya bergetar hebat di dera multiple orgasme. Kedua tangannya mencakari punggungku, sambil sesekali dia menggigit bahuku pelan.

35 menit sudah tubuh kak Siescha kupacu dengan tempo yang sangat cepat. Sesekali kuberi dia tusukan pelan namun dalam, membuat kekasihku itu makin kelojotan. Ntah sudah berapa kali ia mendapat orgasme nya pagi itu, yang pasti dia terlihat sangat lemas namun sangat puas.

"Aaagghhhh yang, aku mau keluar. Ooouuggghh... Memek kamu enak banget yang... Aggghhh..." ceracauku ketika hendak mendapat orgasme.

"Iyaa hubby... Aaaggghh... Keluarin ke dalam rahim aku yang. Aaaaghhh... Yaaa sayang... Aaaggghh... Kontol kamu enak banget hubby... Ooougghh..." desah kak Siescha tak ingin kalah.

"Ayoo sayang, keluarin barengan. Aaaggghh... Benihi rahim aku lagi hubby.. Aaagghhhh fuck! Aaaggghh yang..." lanjutnya.

Dan beberapa menit kemudian, akupun mencapai orgasme ku. Ku hentakan penisku dengan sangat keras dan dalam, sampai terasa mentok di bibir rahim kak Siescha. Ku pegangi pinggul kak Siescha dengan sangat erat, dan menyemprot lah seluruh spermaku kedalam rahim kak Siescha.

"Aaaaggghhh..." desah kami berbarengan melepas orgasme.

Spermaku menembak dengan sangat kuat dan banyak, memenuhi rahim kekasihku itu. Ternyata kak Siescha pun mendapat kan squirtnya yang kedua saat itu. Seluruh otot di dalam vaginanya berkontraksi dengan sangat keras. Dan penisku terasa di sembur oleh cairan yang sangat hangat. Yaa, air seni kak Siescha!

"Aaaggghh hubby, sperma kamu hangat banget sayang. Ooouuggghh.." ucap kak Siescha dengan suara yang bergetar.

"Kontol kamu pun perkasa banget hubby, aku sampe pipis lagi nih sayang. Ssshhhh... Agggghhhh..." lanjutnya.

Kami pun kembali berciuman dengan panas sambil berpelukan. Tubuh kami masih bergetar dengan hebat, menimbulkan riak air di sekeliling kami. Sedang kan dibawah sana, penisku masih menancap dengan dalam di vagina kak Siescha. Aku pun terpejam, menikmati jepitan dan pijatan otot vagina kak Siescha di penisku.

Dan ketika orgasme kami mulai mereda, kulepaskan dekapan tanganku di tubuh kak Siescha. Deru nafas kami masih sangat memburu. Ku kecup pipi dan keningnya mesra, sebagai tanda terima kasih ku. Kak Siescha hanya tersenyum dan memeluk tubuhku erat.

Aku pun mulai menyadari jika banyak orang sedang menatap ke arah kami. Tatapan mereka tampak sangat lapar, terlebih menatap pantat kak Siescha samar-samar terlihat dibawah air laut. Sadar, akupun mencabut penisku dan mulai membetulkan CD kak Siescha seadanya.

"Banyak orang lagi natap ke arah kita loh sayang." ucapku sambil mencium telinga kak Siescha.

"Tatapan mereka nanar banget tau." lanjutku.

"Aaaggghh... Biarin aja sayang, mungkin mereka mulai lapar. Hihihi..." jawab kak Siescha sambil bergidik geli.

"Haha... Coba kamu pelorotin Bra kamu dikit sayang, terus liat kearah mereka." celetuk ku tanpa sadar.

Kak Siescha pun mengangguk saja sambil tersenyum. Dia mulai melepas kan Bra nya dan mengangkat nya keatas. Dan dengan sekejap, dia membalikan tubuhnya menghadap ke gerumulan orang itu. Kontan saja, mereka semua dapat melihat bongkahan payudara kak Siescha dengan cukup jelas.

"Apa woi, liat-liat? Mau?" teriak kak Siescha sambil menggoyangkan payudaranya pelan.

Aku sempat kaget dengan ulah kak Siescha itu, namun hanya tersenyum puas ketika melihat gerumulan orang itu mulai terlonjak kaget. Mereka pun mulai cengengesan malu, namun tak melepaskan pandangan matanya dari payudara kak Siescha. Mereka menatap nanar ke arah payudara kak Siescha.

Aku hanya tertawa melihat ekspresi wajah mereka semua. Wajah mereka melongo seperti orang Congo, dan bahkan seperti ada yang onani disana. Dirasa sudah cukup puas menggoda mereka, akupun menutupi bongkahan payudara kak Siescha dengan tanganku. Membuat mereka semua terlihat sangat kecewa, namun tak bisa berbuat apapun.

"Kalo mau yaa nyari sendiri lah mas. Gak malu sama kucing? Meong meong!" teriak ku menyindir mereka.

Kami pun mulai tertawa melihat ekspresi wajah mereka. Sungguh sangat merah padam, menahan malu dan kecewa. Akupun memberikan pertunjukan terakhir pada mereka semua, dengan mencium bibir kak Siescha dengan sangat panas. Sambil tanganku meremasi bongkahan payudara nya keras.

Gerumulan itu pun akhirnya bubar ketika kuhentikan aksiku, dan membalikan tubuh kak Siescha menghadap ku. Kutatap kerumunan orang itu dengan tatapan mengejek. Sempat kulihat raut kecewa, horny, dan sedih di wajah mereka. Aku tahu betul jika mereka sudah sangat horny dan mengharap sebuah pertunjukan lagi, namun tetap menjaga image mereka di hadapanku dengan berlalu perlahan.

Kak Siescha pun kembali memakai bra nya, dan membetulkan posisi CD nya. Dengan bergelayut manja di lenganku, kami pun berjalan keluar dari air untuk kembali menuju ke villa. Kugandeng kekasihku itu dengan bangga melewati kerumunan orang tadi.

Kulihat beberapa pasang mata masih menatap nanar pada tubuh kak Siescha yang menerawang jelas dibalik bikini tipis nya, bahkan ada beberapa orang yang masih coli disana. Sungguh, membuatku sangat puas!

------------------------Lust Of My Nurse------------------------

"Made my mistake, let you down.
And I can't, I can't hold on for too long.
Ran my whole life in the ground.
And I can't, I can't get up when you're gone.

And something breaking up.
I feel like giving up.
I won't walk out until you know."

Sebuah lagu mengalun lembut di telingaku. Saat itu pukul tiga sore, dan aku sedang berada di kamar kak Siescha. Aku sedang menunggu kak Siescha yang tengah bersiap untuk pulang. Mengingat besok, kami sudah harus kembali pada rutinitas kami. Belum puas berlibur memang, namun kami tak punya pilihan lain.

Setelah menuggu 15 menit, kak Siescha pun akhirnya selesai dengan ritual mandinya. Dengan tersenyum, dia keluar dari dalam toilet sambil telanjang bulat. Dia sempat meliuk-liukan tubuhnya erotis menggodaku. Kami bagaikan sepasang kekasih yang sedang honey moon saja saat itu.

Dan ketika kak Siescha akan memakai pakaian dalam nya, ibuku masuk kedalam kamar tanpa mengetuk pintu. Hal itu kontan saja membuat kak Siescha sangat terkejut. Dengan tersipu, kak Siescha akhirnya menarik selimut dan mulai membalut tubuh telanjangnya.

"Lah, teledor banget sih. Telanjang dikamar, dan pintu gak di kunci." seru ibuku.

"Hehe... Maaf Tante, gak sempet. Barusan abis mandi, dan mau pake baju." ucap kak Siescha tersipu.

"Hmmm... Alasan. Yaudah, cepetan dibajunya. Udah itu lekas makan, biar kamu dan janin kamu sehat." ucap ibuku.

"Gak usah ma, kami mau balik ke B****** sekarang." ucapku memotong obrolan mereka.

"Lah, kan kita harus nya liburan disini sampe hari selasa kak." ucap ibuku heran.

"Besok aku ada kuliah ma. 'Istri' akupun udah harus balik kerja lagi besok. Lagian liburan ini gak bagus buat kami. Mama tahu sendiri kan, gimana sifat ayah sama kami." ucapku lirih.

"Aku gamau rusak moment keluarga kalian Tante. Makanya aku pulang aja deh. Hehe..." ucap kak Siescha getir namun memaksakan untuk tetap tersenyum dihadapan ibuku.

Ibuku hanya terdiam membisu mendengar itu, dia terlihat sangat menyesal. Namun dia tahu, jika ucapan kami memang benar. Kami memang tidak diterima dan di anggap dalam liburan kali itu. Maka lebih baik kami pulang lebih awal saja.

"Maaf yaa Siescha." ucap ibuku lirih.

"Yaudah kalo kalian mau pulang sekarang, tapi makan dulu yaa. Kasihan kandungan kamu." lanjutnya.

"Ntar kemaleman ma. Ntar kaka makan di luar aja." ucapku.

"Iyaa, yaudah hati-hati yaa kak. Oiya bentar, mama ambil uang dulu." ucap ibuku sambil berlalu.

Selepas kepergian ibuku, kak Siescha segera memakai pakaian nya kembali. Dan lantas mengenakan make up tipis andalan nya. Dia sangat pintar membuatku bangga memiliki nya. Dan tak lama berselang, ibuku kembali ke kamar sambil menyodorkan sebuah amplop padaku.

"Nih kak, gunain buat beli susu yaa. 'Istri' kamu ini harus sehat, dan tercukupi gizinya. Yaudah, cepetan kak. Ntar kemaleman di jalan lagi." ucap ibuku.

"Makasih Tante, maaf merepotkan."

Kami pun mulai beranjak ke garasi. Kami lantas mencium tangan ibuku, dan pamit kepadanya. Tanpa berpamitan dahulu pada ayahku, segera ku pacu mobil ku dengan perlahan. Kupacu kembali mobil ku memasuki hiruk pikuk lalu lintas jalanan, sambil senyum mengembang di bibir kami berdua.

3 jam sudah kami berkendara. Merasa lapar dan sedikit lelah, akupun mulai memacu mobil ku memasuki rest area di daerah C*****. Kami pun makan malam bersama di salah satu rumah makan cepat saji dengan lahap. Kak Siescha bahkan nambah, yang kusambut dengan sangat senang. Aku ingin membuat kak Siescha senang dan melupakan kejadian kemarin malam.

Setelah selesai, kami pun segera kembali ke mobil. Sebelum berangkat, ku buka amplop pemberian ibuku tadi. Disana terdapat beberapa lembar uang nominal seratus ribu. Ketika ku hitung, ternyata semuanya berjumlah 10 juta. Aku pun menyerahkan amplop itu pada kak Siescha. Dia sempat tak ingin menerima nya, namun akhirnya dia pun mau juga setelah kupaksa.

Kak Siescha memang lah tidak matre, seperti wanita cantik pada umumnya. Dia tak pernah melihat ku dari harta ataupun nominal. Sebuah nilai plus yang lumayan berarti di mataku. Akupun akhirnya memacu kembali mobil ku meninggalkan rest area itu menuju kotaku dengan cepat. Dan karna kekenyangan, kak Siescha pun terlelap di sampingku.

2 jam kemudian, kami pun tiba di kotaku. Saat itu sudah pukul setengah sebelas malam, sehingga ku ajak kak Siescha untuk menginap di rumahku. Aku tak ingin melepas kak Siescha hari itu, aku masih ingin di dekat nya malam itu. Yaa, aku masih ingin bercinta dengan kak Siescha malam itu.

Kami pun tertidur pukul satu dini hari, setelah bercinta dengan sangat panas sebelum nya. Malam itu aku kembali mendapatkan orgasme ku dua kali, sedang kan kak Siescha sudah tak terhitung lagi. Yang jelas, sprei dan ranjang ku sudah sangat basah dan lembab oleh cairan orgasmenya.

Kami pun tertidur sambil berpelukan di kamarku, dengan tubuh yang sangat kelelahan dan masih telanjang. Seluruh tubuh kami dipenuhi oleh lelehan lendir kami berdua. Dan dengan senyum memgembang di wajah, kami pun tertidur dengan lelap. Yaa, memasuki alam bawah sadar kami berdua dengan hati yang gembira.

My Mam said:
All is well, if you're still together. Just hold on, and keep strong! Nothing impossible!


To Be Continue...
 
Terakhir diubah:
Mohon maaf atas keterlambatan dan ke tidak nyamanan ini para agan dan suhu semua. :ampun:
Kemaren-kemaren newbie disibukan oleh dead line kantor. :(
Sekali lagi mohon maaf. :ampun:

To all:
Thank para agan dan suhu yang setia mantengin dan support coretan newbie ini.
Semoga sebuah update dari newbie ini bisa membuat kalian semua senang.
Cheer! :beer:
 
Terakhir diubah:
Mohon maaf atas keterlambatan dan ke tidak nyamanan ini para agan dan suhu semua. :ampun:
Kemaren-kemaren newbie disibukan oleh dead line kantor. :(
Sekali lagi mohon maaf. :ampun:

To all:
Thank para agan dan suhu yang setia mantengin dan support coretan newbie ini.
Semoga sebuah update dari newbie ini bisa membuat kalian semua senang.
Cheer! :beer:

Huaaa.... :dansa: :hore:
Kisah nya makin asik ajaaaa...
terbayar sudah panantian kami dengan sodoran kelanjutan cerita seperti ini :beer:
Maaf kalau pembaca sering menagih nagih kelanjutan kisahnya yaaa ,om suhu :ampun:
 
ahh....tambah keren aja, tq suhu sdh update
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
To all:
Wah, thanks a lot udah setia di coretan newbie ini. :hore:
Senang bisa menghibur kalian semua. :hore:

BTW, newbie belom pantas menyandang predikat suhu. Newbie masih unyu dan masih harus banyak belajar. Hehe...

Please wait for the new one, soon! Cheers! :beer:
 
Hmmm... Tunggu lanjutan ceritnya aja yaa bro. Soalnya spoiler banget kalo newbie bahas disini. Ntar gak surprise lagi dong. Hehe...

ada surprise?........mau doooong
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd