Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 3 - I Promise

Mulustrasi...

DEANDRA HATORANGAN



NOVIA TAMARA



YETI KUSUMAWATI






Lanjutan nya ya gan..




Bab VI - Kidnapping



Aku suntuk sungguhan setelah melihat rekaman cctv itu. Geram, panik, marah campur jadi satu. Aku lebih baik di suruh berkelahi dengan seratus orang saat ini, daripada tidak bisa apa-apa seperti begini.

Anjiiing..

Itu si penculik pun belum menghubungi aku. Aku hanya berharap, identitas ku sebagai agen, musuh ku belum ada yang menyadari. Jadi mereka bisa lengah. Menganggap aku hanya pengusaha biasa yang kebetulan mempunyai dan menemukan suatu alat yang bisa menjadi senjata mereka melakukan aksi kejahatan..

"Siap ndan.. izin keluar ndan.."

"Baik, stand by yah. Saya masih akan perlu kamu lagi nanti."

"Siap ndan.. izin.."

Iyan keluar mobil.. aku dan mas Surya terdiam.. sibuk dengan pikiran masing masing.

"Apa yang mau kau bikin sekarang lae?"

"Aku masih menimbang ini mas, perlu hubungi markas ku opo ora?"

"Sudah cerita nya si lae sama si amang boru? bapak nya si lae?"

"Durung e mas.. "

"Cerita lah lae.. harus tau itu.. pasti si amang boru itu tau nya dia bagaimana menghadapi begini. Pengalaman nya jauh di atas kita. Tenang lae ku.. ku tengok pusing kali si lae.. ini.. minum lah dulu.."

Surya memberikan aku air mineral.. aku minum.. pikiran ku jauh lebih tenang..



~~~©©©~~~


Di satu rumah besar, sangat besar mendekati sebuah mansion. Di kawasan ciputat, tangerang selatan. Luas rumah lebih dari 2000m dengan lokasi sekeliling sekitar 4000m.

Lokasi terpencil, hanya ada satu jalan masuk ke lokasi. Sedang rumah itu dari jalan raya serua masuk sekitar 700 m kedalam, melewati pohon-pohon tua besar nan tinggi dan semak aneka tumbuhan di sekitar nya, belum lagi tumbuhan rumput gajah yang tumbuh di pinggir jalan masuk, setengah aspal yang cukup untuk dua mobil itu. Dibilang setengah aspal sebab aspal yang melekat di jalan itu sudah banyak terkelupas dan hanya menyisakan batu dan tanah. Penerangan di jalan masuk itu pun tidak ada sama sekali. Yang ada lampu hanya ketika sudah masuk wilayah mansion itu.

Mansion itu sungguh terpencil, tidak ada rumah penduduk di sekitar nya. Di bagian belakang mansion adalah kebun. Ada kebun nangka, rambutan, dan beberapa tanaman kayu jati dan mahoni. Dan di ujung kebun bagian belakang nya ada sungai yang cukup besar. Yang membatasi wilayah ini dengan kampung seberang. Sebab memang di seberang sungai itu, sudah terdapat perkampungan walau kecil.

Mansion ini seluruh wilayah nya di pagari tembok sangat tinnggi, mungkin 4 meter sekeliling nya, dan diatas tembok masih dipasangi kawat berduri. Benar-benar seperti sebuah benteng di tengah hutan.

Sekeliling rumah besar itu, dipasangi cctv. Setiap sudut pagar tembok itu jarak tertentu akan ada sebuah cctv yang mengawasi.

Menjelang sore, dua buah van membelok ke arah jalan berlubang itu. Satu ambulance, satu nya sejenis MPV. Terus ke dalam menyusuri jalan itu. Dan jalan itu habis buntu pada sebuah pintu gerbang merah maroon. Tinggi nya sama seperti tembok nya. Setelah tiba di depan gerbang, pintu gerbang terbuka dari dalam. Dan ke dua kendaraan itu masuk. Ternyata di dalam, terdapat halaman yang luas. Dan sudah terparkir 3 kendaraan jenis city car. Halaman di corr bagus, cukup untuk parkir mobil lebih 20 kendaraan berjejer rapih.

Dua van itu berhenti di depan pintu masuk rumah. Turun 4 lelaki dari dalam ambulance. Lalu masing-masing dua orang mengangkat tubuh seorang wanita. Kelihatannya tidak sadarkan diri. Dibawa masuk ke dalam, di bawa ke lantai dua dan di masukkan ke dalam kamar tidur. Ada dua tempat tidur besar bersebelahan, masing-masing di letakkan di satu tempat tidur. Kaki tangan diikat sebuah tambang pada sebuah besi yang seperti nya sudah di siapkan disisi tempat tidur. Mulut si ikat dengan kain.

Tak lama, masuk lagi tiga mobil. 1 innova putih, 1 alphard hitam terbaru, 1 sedan althis baru. Dari masing-masing mobil keluar 3 orang lelaki. Langsung menuju ke lantai dua menuju kamar penyekapan.

"Hmmh.. good.. biarkan saje begitu dulu.. jangan ade yang ganggu die.. kalau sudah kita dapat itu file.. baru kita nikmati sajian segar ni.. habis itu, musnahkan saje.. biar rasakan si Julian sombong tuh.. siape boss nye ni.."

"Hehehe... anda cerdas mister Ibrahim.. gue gak terlalu tertarik ama ini dua perempuan, gue bisa dapat lebih cakep dari ini. Yang penting buat gue duit.. gue dah gak sabar.... "

"Haha.. lo bisa aja Ton.. seorang Anton Widhiawan, udah tajir masih rakus duit lo?"

"Hei, Ji... mana ada sekarang yang namanya orang sukses itu kere? Nggak ada. Orang sukses itu harus kaya, Aji Samsudin... "

"Iya gue tau Ton.. tapi nih dua cewek, ranum-ranum banget. Bohong banget kalo gue gak nafsu.. gue mau nyicipin yah..."

"Jangan sekarang.. nanti saja lah. Ingat tujuan kite orang bukan untuk ini. Yang paling urgent sekarang nih si Julian tuh harus kasih die punya file. Setelah tuh, baru kita sikat. Mane pula si Julian bisa terobos kite punya orang.. habis die.. hahh.. type orang seperti die, pasti apa istilah sini... cengeng.. iya.. cengeng sangat. Hanya dia punya assistant, nona Aiko harus di jaga betool... ade skill fight dia.. tapi.. kita punya pasukan, pasti bise kalahkan die lah..."

"Ooo... Ada yang bisa berantem juga orang nya Julian? biar ntar di hadapin ama gue, Aji Samsudin. Juara satu kejuaraan judo antar polres se Indonesia bagian Barat. Gue mau tau.. "

"Ibrahim.. ini jangan sampai gagal yah. Kalau gagal, karir politik gue hancur. Masa anggota Dewan jadi penculik dan pemeras? kalo gue gak incer duit nya, ngapain kerja in ini kan?"

"Tidak mungkin luput. Kite pun ada di back up Andi Lau.. ketua untuk South East Asia, di Singapore. Sejenak pun tibe disini.."


Mereka lalu pergi dari kamar itu..

Tak lama, seseorang dari wanita itu sadar. Dia membiasakan mata nya, cahaya kamar sedikit temaram. Dia menyadari terikat dan ada beberapa orang berbicara di luar ruangan. Si wanita yang lebih tua, mencoba mengingat yang terjadi. Wajah nya langsung berubah geram. Ia menoleh, di dapati.. putrinya dengan kondisi sama dengan dirinya.. tapi masih pingsan...

Lamat-lamat ia mencoba menarik tali itu.. ia mengerahkan tenaga nya secara senyap. Dia tidak mau ada yang tau dulu.. ia harus menyelamatkan Putri nya. Terdengar suara berdenyit di besi dimana tali itu di ikat dan untuk membelenggu tangan dan kaki si ibu. Sesaat kemudian.. tali di tangan kanan putus.. mengeluarkan sedikit suara, beruntung tiga orang yang bercakap sudah pergi menjauh.

Si Ibu segera membuka tangan kiri nya. Ia bergerak secepat mungkin, takut keburu di ketahui.. berhasil.. dia buka kaki kanan dan kiri nya.. tidak lama ia bebas.. segera ia menolong Putri nya..

Di buka tangan kanan putri nya.. akibat gerakan itu membuat sang Putri tersadar. Cepat mulut nya di tutup oleh si ibu agar tidak teriak. Setelah si anak mengetahui si penolong ia tenang. Si ibu melanjutkan membuka tali di tangan kiri si anak. Kemudian kaki kanan dan kiri nya. Tidak sampai semenit ke dua nya bebas..

"Jangan bersuara ya Nov.. kamu ikut mamah."

Kedua ibu anak ini ternyata Dea dan Novi.

Dea mengintip ke balik pintu ke kiri kann nya.. kosong.. mereka berdua belum tau, mereka ada dimana saat ini.. Lalu pelan tanpa suara mereka bergerak. Novi menunjukkan muka sangat takut. Tapi demi melihat mama nya yang sangat mantap bergerak, dia sedikit terhibur. Ia tau, andai mama nya tidak membawa dia, mama nya pasti jauh lebih lihai. Ia tau persis bagaimana mama nya..

Dea menarik tangan Novi.. menuju arah belakang, bukan arah tangga utama. Dia mau cari jalan lain.. atau sementara menyembunyikan Novi sementara ia berencana menghadapi para penculik.. beruntung, Dea memakai celana Jeans saat itu, Novi dengan celana rok nya..

Mereka masuk sebuah tempat semacam balkon. Dan di balik itu sudah dibagian belakang rumah.

"Nak.. kamu harus lolos. Biar mama hadapi mereka.."

"Tidak mah, mama juga harus ikut aku.. aku gak mau tinggal mama disini.."


"Tapi sayang, kamu harus cari bantuan untuk kita. Mama bisa menahan mereka. Andai mama tertangkap pun.. mama siap mati, asal kamu selamat.."

"Mah.. enggak mah.. Novi gak bisa ninggal mamah.."

"Novi... denger mama... kamu itu sasaran mereka sayang.. kamu yang paling mungkin mereka taklukkan. Pokok nya kamu turun, cari bantuan.. "

"Takut mah... aku gak bisa.."

"Haduh.. tunggu.."

Dea melihat sekeliling, dia temukan jemuran pakaian.. Segera dia putuskan tambang nya dengan dua tangan.. dia lapis dua dan segera diikat pada sebuah besi cor yang tersembul ke atas lantai. Kemudian, ujung satunya dia lempar keluar... masih menggantung sekitar 50 cm dari tanah.. setelah Dea lihat, dia menoleh ke Novi. Lalu menarik lagi tambang itu

"Mama juga tidak tega menyuruh kamu pergi sendiri... hmmh.. tapi ini jalan satu-satu nya sekarang, lari ke arah perkampungan.. mengerti??"

Novi segera paham maksud mama nya.. ia mengangguk.. tapi berat meninggalkan mama nya.. Dea mengikat pinggang putri nya. Dan menurunkannya dari atas.

"Ayo turun, mama tahan dari atas.. sekarang, mama dengar ada orang teriak-teriak.."

Novi segera diturunkan Dea. Ditahan Dea dari atas. Tak lama Novi sampai di bawah, segera membuka simpul yang kebetulan ia pelajari di kepanduan. Dan lari masuk kebun dibelakang kawasan rumah itu

Dea melihat ke bawah.. dan jauh ke depan... dibawah hanya ada semak belukar dan di ujung semak ada sungai yang lumayan besar, 10 meteran mungkin.

"Ooiii... itu dia.. tangkap.. awas dia mau kabur..."

Tiga lelaki segera mendatangi Dea. Mengepung nya dan langsung menangkap tangan nya. Dea meronta-ronta, berusaha lepas. Dia dengan cepat di belenggu oleh orang kedua, satu nya mencengkram kerah leher baju Dea..

"Heh.. mau lari kemana lo perek... jangan coba-coba kabur...jangan bikin gue kasar ama lo.. sayang muka lo yang mulus ini jadi rusak. Gue masih mau ngerasain elo habis si boss Ibrahim.." si lelaki berkemeja merah lengan pendek, brewokan dan rambut kriting khas orang wetan, dengan tiga kancing terlepas sehingga memperlihatkan tubuh yang berotot, sekarang mulai mengelus pipi Dea dengan kurang ajar nya.

Yang membelenggu pun, bertubuh gempal, berkaos biru berkerah. Sama memakai celana jeans. Melihat temannya mengelus pipi Dea, si pembelenggu pun tertawa-tawa. Sementara teman nya berbaju abu, kaos oblong, melihat sebuah tambang yang terjulur ke bawah..

"Frans, ada tambang.. jangan-jangan anak cewek nya kabur... "

Orang yang mengelus pipi Dea yang di panggil Frans, tersentak. Lalu menghampiri pinggir tembok bertali itu.. dan mencoba memandang ke bawah dan ke kejauhan...

"Bangsaaatt.... dia meloloskan anak nya.. bawa Perempuan ini dan segera cari anak perempuannya. Gawat kalo sampai bos tau.. bisa mati kamu semua.. cepaaattt..."

Orang yang bernama Frans terkejut dan panik.

Dea merasa rencana nya berhasil.

Si kaus abu akan segera lari.. tapi Dea mana izinkan anak nya di tangkap?


•••©©©•••

Sementara itu, di Rumah Sakit Istana Indah..

"Bu.. ibu kenapa, dari tadi diam aja?"

"Tidak apa-apa nak. Ibu hanya memikirkan keadaan kita. Rumah dan dagangan ibu.."

"Bu... ibu tidak pintar mengelak.. kentara bu.. terlihat.. Putra anak ibu kan? apa Putra tidak boleh tau yang sebenarnya? apa Putra tidak pantas dan masih bodoh ya bu menyadari yang terjadi ke ibu?"

"Jangan bicara gitu sayang.. ibu.. ahh.. gak ada apa-apa kok, sungguhan..."

"Baik, Putra akan cari tau sendiri, kalau Putra tau ternyata ibu menyembunyikan sesuatu yang penting ke Putra, Putra akan marah"


Yeti bingung.. iya sungguh bingung.. iya dilema. Ia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dan selalu menuntut anak nya jujur. Kalo mengenai ayah nya Putra, Yeti selalu bilang ayah nya pergi jauh dan tidak tahu kemana sejak Yeti mengandung Putra. Dan memang sampai tadi siang, baru dia kembali bertemu dengan Anto sejak sebelumnya di belakang GOR itu. Yeti memang sudah berkeputusan tidak mengganggu Anto, sehingga pertemuannya satu arah nya di GOR itu, tidak di ceritakannya ke Putra.

"Nak.. kamu marah sama ibu?"

Putra diam.. mata nya lurus ke depan. Melihat kaca ruangan. Mata nya kosong.

"Putra... tolong nak, jangan marah sama ibu. Ibu sayang sekali sama Putra. Putra milik ibu.. tolong nak.."

"Ibu.. Putra cuma punya ibu satu-satunya milik Putra. Putra jadi merasa tidak layak lagi jadi Putra ibu. Atau.... ibu sudah mempunyai seseorang lain di hati ibu?? omong ama Putra bu, Putra seneng kok kalau ibu bahagia. Putra tau.. ibu masih perlu seseorang tempat bersandar.. sementara ayah gak jelas kemana nya. Sudah bu, lupakan ayah yang tidak bertanggung jawab itu, cari kebahagiaan ibu sendiri. Sampai Putra begini pun, Putra harus hadapi sendiri, dan sama ibu. Kalau memang ada, Putra senang sekali bu, biar Putra punya ayah.. siapapun dia, asal bisa bikin ibu bahagia, dan.."

"Tidak nak.. ayah mu tidak begitu.. dia bertanggung jawab. Dia begitu, karena.. dia tidak tahu, saat dia tahu yang sesungguhnya.. dia tahu apa yang harus di buat.." jawab Yeti cepat

"Maksud ibu??.. siapa??"

Yeti tercekat, dia kelepasan bicara karena tidak dapat menahan gejolak hatinya akibat di cecar Putra..

Yeti diam.. iya.. dia sekarang yang terpaku. Mata nya merah, berkaca-kaca.

"Bu.. Putra bisa tangkap sekarang. Pantas ibu aneh.. bu.. jujur sama Putra bu.. siapa bapak Julian?.. Putra mau dengar dari ibu.. yang pasti.. "

"Maaf kan aku mas.. anak mu terlalu pintar.. "

"Baiklah, terpaksa ibu jujur sama kamu. Tapi sebelum ibu selesai cerita, kamu jangan sesekali protes atau komentar. Janji?? Kalau setuju, ibu cerita.."

"Iya bu...Putra janji.."


Dengan berat hati Yeti menceritakan semua yang terjadi 16 tahun lalu. (LAS 2) Mulai pertemuan dengan seseorang yang bernama Anto, status nya saat itu mempunyai 2 anak, kemudian dia yang jadi budak sex, kehidupan kelam nya, hingga akhirnya membantu Anto memberi informasi, menjadi saudara Neng, dan akhirnya operasi penyerbuan, dicerai, putus asa, mencintai diam-diam, hamil, kemudian hijrah ke ibukota. Menghindari aib dan Anto. Memulai hidup dan berjuang. Sampai pada... tadi ketemu lagi dengan Pria itu. Yang bernama Julian Raja Hatorangan. Dimana nama Satria Raja Putra, ditambah kata "Raja Putra" adalah untuk menandakan bahwa Satria itu Putra nya Raja, Julian Raja Hatorangan. Kenyataan bahwa Anto juga mencari mereka ibu dan anak setelah mengetahui bahwa, Yeti hamil anak nya, baru dua minggu yang lalu, atas info dari Ridwan. Yeti cerita sudah menangis sejak tadi.. dia tidak tahan lagi. Dia tau konsekwensinya, anak nya akan sangat membenci nya karena aib dan kotor nya hidup nya dulu. Tapi sepahit apa pun, ia harus beritahukan. Keterbukaan yang ingin di tanam kan Yeti pada putra nya walau pahit, sepahit-pahit nya.

"Itu lah nak.. yang sebenar nya. Ini lah ibu mu.. inilah borok dan kotor nya ibu mu. Ibu siap nak, ibu rela, ibu pasrah kalau kamu benci dan tidak sudi mempunyai ibu seperti ibu mu ini."

Putra melongo.. dia sungguh shock dan kaget. Putra tidak melihat wajah ibu nya, dia menunduk. Tiba-tiba, tubuh nya berguncang.. iya.. Putra menangis.. suatu tindakan yang sangat ia hindari.. ia tidak ingin cengeng menghadapi tantangan hidup.. ia tegar setegar batu karang. Tapi sekarang.. iya.. dia runtuh.. ketegaran nya hancur.. ia menangis.. terisak.. meraung.. memuaskan beban di hati nya..

Yeti dan Putra sama diam. Senyap, tidak saling lihat. Kenyataan yang terjadi sungguh berat untuk di terima secara mendadak. Pahit..??? jelas sangat pahit bahkan seakan terasa melekat di mulut.

Setelah puas menangis.. Yeti bangkit dan mau keluar ruangan..

"Ibuuu... jangan tinggalin aku bu.. Putra sayanggg banget ama ibu.. "

Yeti berbalik, dan mendatangi Putra. Dia pandangi mata Putra. Putra pun memandang ibu nya. Kedua nya masih diam.. lalu Putra mengulurkan tangan kanan nya. Yeti mendekat lagi, ingin menyentuh Putra. Tapi... Putra menangkap tangan kanan Yeti.. dan... mencium punggung tangan nya.

"Maafin Putra bu.. maafin bu.. Putra sudah paksa ibu membuka ini semua, walau sangat pahit.. bu.. maafin Putra ya bu.. Putra gak layak dan gak mungkin benci ibu.. tidak akan, selamanya.. pegang omongan Putra.. siapa pun ayah aku, aku akan tetap sama ibu. Dimana Putra, ibu pun harus disitu. Putra senang sekali akhir nya tau siapa Putra sebenarnya, tapi yang lebih Putra utamakan, ibu.. iya.. hanya ibu.. baru setelah itu yang lain nya."

Yeti tidak tahan.. ia langsung menghambur memeluk anak lelaki nya itu. Ia sungguh bahagia anak nya bisa menerima kenyataan. Yeti menangis lagi, terisak-isak. Ia peluk erat kepala anak nya seakan tidak mau di lepas lagi..


"Nak.. ibu memang tadinya tidak ingin menceritakan ini sekarang pada mu. Ibu, ayah mu dan Aiko, bibi mu, juga Stevan, sepakat akan menceritakan nya saat kamu sembuh dan keluar dari Rumah Sakit ini. Ayah mu khawatir, kalau kamu di ceritakan langsung, akan mempengaruhi pikiran mu, sehingga kesehatan kamu jadi terganggu, sehingga susah sembuh."

"Bu, jadi aku, Stevan, Novi itu saudara ya bu?"

"Iya nak. Iya.. kalian bersaudara se ayah."

"Ya Allah.. ternyata aku punya saudara.. pantes Stevan memanggil aku brother. Ternyata ini maksudnya. Ahh... syukur alhamdulillah.. "


"Dan kamu juga masih punya dua orang kakak nak di cibadak. Kakang dan teteh kamu. Anak dari mantan suami ibu yang sudah mencerai ibu."

"Ohh.. iya bu.. mudah-mudahan mereka mau mengakui kita ya bu.. biar bagaimana pun, mereka saudara aku. Aku punya saudara ya bu... aku gak sendiri.. bu.. ini sungguhan kan? bukan mimpi?"

"Tidak sayang, ini sungguhan. Biar Putra tau juga, yang membiayai rumah sakit untuk Putra dan ketiga teman mu yang lain adalah ayah mu.. papa nya Stevan dan Novi. Mas Anto sudah minta ama ibu, kalau kamu sudah jadi tanggung jawab nya."

"Tapi ibu juga harus ikut, di tanggung juga ama ayah, kalau tidak, Putra juga tidak mau. Lebih baik tidak usah di tanggung, Putra tidak akan menuntut apapun. Janji..."

"Jadi kamu bisa terima ayah mu dan keluarga nya nak? mereka memang sudah mengajak kita untuk tinggal bersama mereka, tapi ibu belum jawab. Semua tergantung pada mu nak. Ibu ikut kamu.."

"Kalau ibu mau, Putra juga mau.. bu.. Putra kayanya udah sembuh deh.. udah gak sakit kok bu.. memang masih luka, tapi gak sakit bu.. Putra juga aneh.."


"Nak, kamu itu sama seperti ayah mu. Kamu mempunyai energi yang tersimpan di tubuh mu yang membuat tubuh mu kuat. Seperti nya berita tentang ibu dan kenyataan nya itu, malah jadi membuat kamu jadi semangat nak?"

"Putra mau cepet-cepet pulang. Putra mau ketemu ama Stevan dan Novi. Ada yang ingin Putra luruskan.."

"Mengenai Novi kan?"

"Hah.. ibu.. maksud ibu..?"

"Nak.. ibu ini tau semua tentang anak nya. Ibu tau tentang kamu dan Novi.."


"Eehh.. bukan bu.. Putra nggak kok bu, sebenarnya.. ah gimana yah.." Yeti melirik Putra sambil menunggu jawaban

"Iih.. ibu kok liat nya gitu..? iya iya.. Novi omong suka ke Putra bu.. Putra gak berani jawab.."

"Gak berani bukan berarti nolak kan?"

"Aahh.. ya gak gitu.. pasti Novi kecewa saat tau yang sebenarnya.. Putra mau hibur Novi.."


"Tapi nak.. Novi dan Neng, mama nya.. sejak siang belum ketemu.. Novi keluar dari ruangan setelah di ceritakan keadaan yang sesungguhnya, disusul Dea mama nya. Tapi, sampai sekarang.. belum ketemu.. hape nya tidak diangkat, ayah mu khawatir, sebab ternyata ayah dari pengeroyok kamu, Doni itu.. seorang penjahat internasional. Mau ajak ayah mu gabung berbisnis, tapi di tolak. Dan dia marah, sebab dia mengincar alat buatan ayah mu.. karena tidak bisa dapat, ayah mu bilang paling mungkin dia memaksa ayah dengan menculik Novi dan Neng, karena anak nya si Doni sama dua teman nya itu sama-sama di pindah dari rumah sakit ini secara terpaksa dan buru-buru. Seperti orang ketakutan.."

"Ah.. bang.. eh.. jahattt.. Putra gak akan rela adik dan bibi Putra kenapa-kenapa. Hmmh... Putra kayanya harus turun tangan ini.."

"Ah.. jangan macam-macam. Badan kamu itu di sembuhin dulu. Itu sudah diurus sama ayah mu. Ayah mu itu bukan orang sembarangan. Nanti kamu juga pasti tau..."

Putra tidak menjawab.. tapi wajah nya tiba-tiba kelam membesi. Kedua tangan nya terkepal kuat. Tak lama, seutas senyum sinis muncul di bibir nya. Yeti tidak melihat, sibuk membenahi barang Putra..

Putra menggumam sendiri..
"Doni... gue dari dulu menghindar dari lo bukan karena gue takut, gue gak mau cari masalah. Tapi, kalo lo sampe apa-apain Novi ama mama Dea, gue gak ragu sama sekali hancurin lo.."


Pov Anto

Setelah minum, pikiran ku mulai tenang. Tak lama masuk telepon ke hape ku.. Sandi..

"Ya San.."

"Siap ndan.. izin... saya sudah telusuri kediaman dari Robi dan orang tua nya, Anton Widhiawan. Tidak ada terlihat tamu yang datang ndan. Informasi di lapangan, penghuni rumah tidak tahu menahu soal Robi. Yang mereka tahu, Robi masih dirawat tapi juga tidak tahu dimana. Sebagai informasi tambahan, ibu nya Robi sudah berpisah dengan ayahnya secara syah. Dan saat ini sedang menjadi teman tanda kutip dari Aji Samsudin, orang tua dari Riki."

"Oh.. baik.. saya mengerti. Coba cari tau, apa hubungan dari ke tiga nya. Ibrahim, Anton dan Aji. Sepertinya mereka sangat dekat.."

"Siap ndan.. laksanakan.. izin lanjut ndan..."

"Ya.. terima kasih.."

Surya yang mendengarkan dari tadi walau sayup, mengerti juga keadaannya..

"Lae, kurasa engga di bawa pulang ke rumah nya itu anak-anak. Pasti ke satu tempat yang lain. Pintar mereka, mereka sudah tebak, pastilah akan kita cari ke rumah nya. Jadi mereka sembunyikan di satu tempat. Tempat nya ini yang harus kita cari.."

"Betul jenengan mas. Aku sik cari info ini. Nomor mobil juga wes ta info anggota ku. Ta suruh cari tau..

"Lae.. gimana dengan polisi polsek meruya sini. Sudah ada yang mulai memeriksa anak-anak itu? kalau ada yang mulai memaksa, biar aku yang hadapi. Jangan kau lae. Kalau ada urusan sama polisi, si lae hubungi aku. Biar dari polda atau polres bahkan polsek. Urusan ku itu lae.."

"Matur nuwun mas.. jenengan pasti ta hubungi. Pasti.. jenengan lebih pas memang ngadapi aparat kepolisian.."

"Lae.. bisa toh kalo aku selidiki juga nomor mobil yang di cctv tadi..? Aku mau tau, siapa punya itu mobil."

"Iso mas.. monggo wae.. biasane polisi yo duwe data sing akurat.. "

"Oke lae ku.. sebentar ku email ke bagian lantas.."

Aku merenungkan, urut-urutan kejadian nya. Berarti, keberadaan ku sudah di ketahui oleh Ibrahim, juga keluarga ku pun pasti sudah dia selidiki. Tapi apa mungkin dengan waktu sesingkat ini? Kejadian baru tadi malam. Korban yang luka parah hanya Putra, dari data medis yang aku pelajari di ruang admin, ketiga anak genk nya Doni, tidak ada yang cedera serius. Doni pun hanya trauma benturan kepala luar, dan luka di muka. Pantas mereka nekat membawa keluar anak-anak nya. Pasti hanya faktor kebetulan dia mengetahui keberadaan ku dan keluarga ku. Apa dia mengetahui status Putra dan Yeti? Ah, bahaya kalau sampai mereka tau. Dan.. yang menjadi misteri, kenapa data medis Putra ada yang memidahkan dari tempat seharusnya, siapa yang melakukan ini ? Bangsat... masih buntu... Hem.. aku harus bisa selalu memantau Putra dan ibu nya.

Aku telpon supir nya Stevan, yang ditinggal Aiko agar bisa melayani aku..

"Wan.. kamu dimana?"

"Di ruang driver pak.."

"Ke sini ke saya, saya disamping musholla.. saya tunggu yah.."

Iya.. aku mau belikan Yeti dan Putra ponsel. Biar mudah aku hubungi.. tapi gimana nanti menjelaskan nya ke Putra yah, aku ujug-ujug kasih hape..



Bersambung ya gan...

Mohon kritik dan saran nya ya suhu...

ke hal. 29
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
belajar motong sama tukang jagal mana hu?bisa aja bikin penasarannya gini:aduh:

tapi ane nunggu duet anak n bapak nih dibantu surya...:haha:
thanks hu update nya
 
Akhirnyaaaaaa Putra ... Anak Singa walau terpisah jauh .. tetap saja anak Singa ..
 
ntar lagi aja deh ane lanjutin bacanya....
mataku uda soak akibat begadang semalam...

masih penasaran sih.....
halaman 13.. di kurang 28...
berarti 15 halaman.... itu berapa kalai up ya
uahhmm.mm....!
 
ntar lagi aja deh ane lanjutin bacanya....
mataku uda soak akibat begadang semalam...

masih penasaran sih.....
halaman 13.. di kurang 28...
berarti 15 halaman.... itu berapa kalai up ya
uahhmm.mm....!
Weihh.. suju Jo.. nice to read your comment..

Mauliate bah...
 
Tambah lagi donk up ny hu.... Cepet amat bersambung nya..... Apa efek cerita bagus, gak kerasa da bersambung aja...
 
Putra gue bakal bantu loh buat gebukin doni dan keluarganya. Sampe ada apa² sama novi dan dea, Habis loh.:elu:
 
Matur suwun atas update nya mas Balak 6... semoga Dea dan Novi selamat ya
 
Bimabet
SiAbang dah piter...potong memotong..dah di bikin baper, motong nya sukses pula.
Putra kau anak raja, jdlah penerus raja harorangan.hahaha...,lagi dong !
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd