theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 542
- Like diterima
- 3.141
Sunday morning rain is falling
Steal some covers, share some skin
And clouds are shrouding us in moments
Unforgettable
You twist to fit the mold that I am in
Sambil duduk menyantap mie instan rebus setelah mandi pagi, Linda menatap hujan dari balik jendela kamar ditemani sepenggal lagu dari salah satu band favoritnya. Dia masih terbayang apa yang dilakukannya bersama Pak David Jumat malam, dan dia begitu cemas dengan hari Senin esok ketika harus berjumpa Pak David dikantor, dia tak tahu harus bersikap bagaimana saat berjumpa atasannya itu nanti.
Setelah Sabtu kemarin menghabiskan waktu bersama teman-teman saat kuliahnya dulu, hari Minggu itu Linda hanya ingin bersantai di kos sambil menonton beberapa DVD yang dibelinya kemarin, apalagi hujan turun dari pagi dan semakin membuat dirinya enggan untuk kemana-mana.
Seperti biasa Frans aktif mengiriminya sms atau sekedar telpon menanyakan kabar, bahkan malam tadi ketika dirinya lelah setelah pergi jalan-jalan dengan teman masa kuliahnya, Frans menghubunginya untuk melakukan phone sex yang sebenarnya sudah ditolak secara halus Linda yang ingin langsung tidur, namun dia tak tega juga mendengar suara kekasihnya yang tampak putus asa diujung telpon sana ingin menyetubuhi dirinya. Dengan terpaksa Linda menuruti keinginan kekasihnya hingga dia tertidur dalam kondisi telanjang bulat.
Saat asyik menikmati film yang sedang ditontonnya, hapenya kembali berbunyi, suara pesan diterima. "Ehmm pasti Frans lagi...", pikir Linda sambil meraih hapenya dengan malas.
"Pagi Linda, sedang apa?", bunyi sms yang ternyata bukan dari Frans, namun dari Pak David! Jantung Linda mendadak berdegup lebih kencang, dia tak mengira Pak David akan menghubunginya via sms.
"Pagi Pak, lg liat DVD aja di kos", jawab Linda singkat.
Lama Linda menunggu sms balasan dari Pak David, entah kenapa dalam hati kecilnya dia berharap Pak David membalas smsnya, berkali-kali dia melihat hapenya sambil menonton film yang sedang diputar namun tak ada sms yang masuk.
Hujan masih turun walau sudah reda dan tinggal rintik-rintik, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul jam 12 siang lewat, Linda mulai merasakan lapar dan bosan. Sudah dua DVD ditontonnya dan kali ini dia kehabisan cemilan, untuk sesaat dia berpikir untuk pergi keluar mencari makanan, namun rasa malasnya membuatnya mengurungkan niat dan berencana melakukan order makanan via telpon saja. "Hemm...makan apa ya...males mau keluar...", kata Linda dalam hati sambil merebahkan diri di tempat tidur dan menggenggam hapenya siap menelpon untuk order makanan.
"Linda...halo...", tiba-tiba Linda dikagetkan suara lelaki mengetuk pintu kamar dan memanggilnya, dia segera bangkit dari tempat tidur dan melongok sedikit dari balik jendela, maklum dia hanya mengenakan celana pendek dan kaos tanpa bh sehabis mandi pagi tadi. Rupanya Pak David yang sedang berdiri didepan pintu kamar kosnya! Linda segera menyambar kain yang biasa menemaninya tidur untuk menutupi bagian depan kaosnya dan membuka pintu..."Loh Pak David....", kata Linda saat pintu terbuka.
"Kamu belum makan kan? Kebetulan saya habis dari bengkel deket sini...makan yukk", ajak Pak David sambil menatap Linda yang tampak kikuk dan heran melihatnya tiba-tiba datang.
"Uuhmm iyah, belum Pak, baru mau pesen makan...saya ganti baju dulu ya...mau masuk Pak?", jawab Linda sambil mempersilahkan atasannya itu untuk masuk ke kamar.
"Uhm saya diluar aja, ngabisin sebatang nih...", jawab Pak David sambil tersenyum dan menghisap rokoknya.
Beberapa saat Pak David menikmati segarnya suasana sehabis hujan sambil menerawang jauh membayangkan apa yang sudah dilakukannya bersama Linda dua malam lalu, dia tak ingin terjebak dalam perasaan kasmaran seperti masa kuliah dulu, dia hanya ingin menikmati sensasi hubungan yang tak seharusnya terjadi itu.
"Ayo Pak...kok melamun?...", sapa Linda membuyarkan lamunan Pak David, gadis itu tampak manis mengenakan celana pendek model saat ini yang dipadukan kaos bercorak warna cerah yang bagian bahu kanannya sedikit terbuka, tak ketinggalan tas selempang yang membuat penampilannya seperti para abg atau wanita muda yang biasa Pak David jumpai di mall.
Tak ingin membuang banyak waktu, ditambah perut yang sudah kelaparan, Pak David segera memacu mobilnya menuju mall terdekat. Sepanjang perjalanan singkat itu mereka berdua tak banyak bercakap-cakap, hanya sepatah dua kata untuk mengisi kekosongan yang terjadi, ada rasa canggung mengingat mereka berdua masih terbayang persetubuhan terlarang dilakukan Jumat malam lalu.
"Kamu mau makan apa?", tanya Pak David setelah tiba di mall dan memarkirkan mobilnya.
"Saya ikut aja Pak...yg penting makan nasi...", jawab Linda sambil tersenyum menggoda Pak David.
Mereka berjalan beriringan namun tidak bergandengan tangan, ada rasa kikuk dan gelisah diantara keduanya, seperti puluhan mata mengawasi mereka mengingat status mereka yang sudah saling memiliki dan dimiliki....walau untuk Linda masih belum resmi alias baru sebatas hubungan kekasih.
Sambil menyantap makan siang yang sudah agak lewat jamnya, mereka berbincang diselingi senda gurau, Pak David seperti menemukan gairah baru dalam berhubungan yang untuk beberapa saat lamanya terasa hambar. Linda sendiri menyadari bahwa sosok Pak David adalah sosok pria matang yang menyenangkan, dan bahkan merasa nyaman bisa berada didekatnya.
"Kamu suka film apa?", tanya Pak David saat mengakhiri santapan terakhirnya dengan menengguk jus melonnya.
"Uhmm suka yang agak-agak thriller gitu Pak, seru...tp kadang takut juga sih...", jawab Linda sambil mengunyah makanannya.
"Nah itu ada film thriller yg lagi rame diputer...mau nonton ga?...", tanya Pak David to the point tanpa basa-basi.
Linda mengiyakan ajakan Pak David dan segera menghabiskan makanannya. Dia sebenarnya ragu menuruti ajakan Pak David, mengingat ada rasa bersalah terhadap kekasihnya. Selama pacaran dengan Frans dia tidak pernah pergi jalan dengan lelaki lain manapun berduaan, apalagi sampai nonton bioskop, namun saat itu ada rasa berbeda yang dirasakannya yang akhirnya mengenyahkan rasa bersalahnya.
Didalam ruang bioskop, mereka duduk dibagian belakang dan kebetulan jam putar yang masih siang membuat penonton tidak terlalu ramai bahkan cenderung sepi. Linda sempat terbayang kekasihnya Frans ketika baru saja duduk dan lampu mulai dimatikan, biasanya Frans mulai aktif menggerayangi tubuhnya dan bahkan pernah menelanjangi bagian atas tubuhnya untuk sekedar 'memainkan payudara mungilnya. Hal yang paling diingatnya adalah ketika Frans tak dapat menahan nafsunya dan meminta Linda mengocoki penisnya dalam gelap ruang bioskop, ketika akan ejakulasi Linda bingung harus berbuat apa dan akhirnya merelakan syal yang dikenakannya untuk mengelap muncratan sperma yang ada dalam genggaman tangannya.
Film mulai diputar dan Pak David tampak serius menatap layar depan, tangannya seperti hendak memeluk Linda yang duduk disebelah kanannya, namun dia merasa canggung. Dalam satu adegan yang mengagetkan, Linda melonjak dan spontan merapatkan tubuhnya ke Pak David yang disambut dekapan erat tangan Pak David yang memegang lengan atasnya.
"Kaget ya...", ujar Pak David pelan sambil menatap wajah manis Linda yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.
"Iyahhh Pak...mmmm...maaf...", sahut Linda berusaha menarik tubuhnya namun Pak David malah mendaratkan ciuman lembut di bibirnya.
Linda tak menyangka datangnya ciuman itu, dia terbuai dengan kuluman lembut yang sedang dirasakannya, bulu kuduknya meremang saat tangan Pak David mengusap pelan bahunya yang sedikit terbuka. Tangan kanan mungil Linda dituntun Pak David meremasi benda keras hangat yang menegang dibalik celana yang dikenakan atasannya itu.
Sesaat mereka menghentikan aksi nakal yang spontan terjadi, Linda sedikit malu dan salah tingkah...Pak David yang menyadari hal itu segera memeluk Linda rapat untuk membuatnya merasa nyaman.
Saat Linda sedang serius menikmati film yang diputar, Pak David kembali mendekatkan wajahnya ke pipi halus Linda sambil mendaratkan ciuman lembut. "Kamu manis sekali Linda...", ucap Pak David pelan sambil meneruskan ciumannya ke sekitar samping leher kiri Linda. Payudara mungil Linda mulai diusapi perlahan dari luar baju yang dikenakannya, payudara yang tak terlalu besar itu begitu menggoda birahi Pak David untuk segera meremasinya perlahan.
"Sshhh...Pak....gelii...", desah Linda saat bagian sekitar cuping telinganya disapu lidah Pak David.
Tangan Pak David bergerilya mencoba membuka bra tanpa tali yang Linda kenakan, agak kesulitan dalam gelapnya ruang bioskop, namun beberapa saat bra yang Linda kenakan berhasil dilepasnya. Mengetahui bawahannya itu sudah tak mengenakan bra, tangan kiri Pak David mulai menyusup masuk dibalik baju yang Linda kenakan...mengusap perut hangatnya perlahan sambil mengarah pada gundukan bukit kembar Linda yang mungil..."Arhhh Linda...putingnya keras yahhh...", ujar Pak David pelan saat mendapati puting susu Linda yang mengeras sambil memuntirnya perlahan.
"Mmm...hhhhmmm..iyahhh...", desah Linda pelan sambil meremasi penis Pak David yang masih terlindung celana.
Beberapa saat Pak David memainkan kedua puting susu Linda yang sering dinikmati Frans kekasihnya..."Ssshhh...ahhh..putingmu gemesin sayangg...sebentar...", ujar Pak David pelan lalu mengeluarkan tangannya tiba-tiba dari balik baju Linda dan membuka restleting celananya sendiri dengan cepat untuk mengeluarkan penis yang tertahan dibalik ketatnya celana jeans yang ia kenakan. Penis besar itu mengacung tegak dalam gelapnya ruang bioskop, Pak David memegang tengkuk Linda dan mengarahkannya untuk menghisap batang keras berurat itu! Linda menunduk menuruti permintaan atasannya itu, bibir manisnya mulai mengecupi kepala penis Pak David sementara atasannya itu sibuk menyibakkan baju Linda hingga kedua payudara mungil tergantung bebas menggemaskan.
"Ssshhhh iyahhh sayang...enakkk...", racau Pak David saat merasakan batang penisnya mulai dikulum bawahannya itu, tangannya aktif meremasi kedua payudara Linda sambil sesekali memuntir-muntir puting susunya.
Pak David tak tahan lagi menahan nikmatnya kuluman Linda pada penisnya..."Arrrggghhh....maaffff sayang....", dia mendesah tertahan dan tubuhnya menegang, Linda merasakan semprotan sperma dalam rongga mulutnya yang begitu kencang hingga membuatnya terkejut dan menghentikan kulumannya. Rongga mulut Linda dipenuhi sperma Pak David yang baru saja menyemprotkan sisa-sisa terakhir, Linda membiarkan beberapa tetesan sperma menetes melewati bibirnya, dia enggan menelannya! Bahkan saat Frans kekasihnya meminta hal itupun dia menolaknya! Pak David yang menyadari hal itu segera mengambil sapu tangan dan membantu Linda mengusapkan lelehan sperma dari dalam mulutnya.
"Kenapa ga bilang kalo mau keluar Pak?...", protes Linda setelah selesai membersihkan bibirnya.
"Hhmmm...maaaf sayang...bapak ga tahan, kamu pinter banget ngulumnya...", ujar Pak David beralasan sambil mencium pipi Linda.
Linda agak kesal, karena sebagian sperma Pak David sebenarnya tak sengaja tertelan, hingga film berakhir Linda hanya terdiam walau dia membiarkan tubuhnya direngkuh erat Pak David.
"Kamu marah yah?...", tanya Pak David saat menyetir mobilnya untuk mengantarkan Linda pulang.
"Enggak...masih kaget aja...saya ga suka kayak tadi...", jawab Linda sambil cemberut.
"Iyahhh...maaaf yaa...kamu tambah manis kalau cemberut gitu...", goda Pak David untuk mencairkan suasana sambil melirik tonjolan kecil puting susu Linda yang mengeras terkena dinginnya ac mobil, mereka terburu-buru saat keluar gedung bioskop tadi dan Linda tak sempat mengenakan bra-nya kembali.
Sesampai di kos Pak David hendak turun mengantar Linda ke kamar, namun Linda menolak dengan halus....."Ga usah Pak...gpp...disini aja", kata Linda sambil membuka pintu mobil.
"Okay...sekali lagi maaf yahh...", ujar Pak David dengan muka penuh penyesalan, dia khawatir peristiwa tadi melukai hati Linda dan merasa terlecehkan.
"Iyahhh...hati-hati Pak...", jawab Linda sambil menebar senyum manisnya.
Di dalam kos Linda berbaring sejenak dan membayangkan peristiwa yang terjadi dalam gedung bioskop tadi, dia merasa bersalah telah melakukan sesuatu yang pernah diminta Frans kekasihnya namun justru dilakukannya bersama pria lain...."Apa kabar sayang? Kapan pulang?...", bunyi sms Linda yang dikirimkan ke Frans kekasihnya, mendadak dia merasa rindu pada kekasihnya itu.
Steal some covers, share some skin
And clouds are shrouding us in moments
Unforgettable
You twist to fit the mold that I am in
Sambil duduk menyantap mie instan rebus setelah mandi pagi, Linda menatap hujan dari balik jendela kamar ditemani sepenggal lagu dari salah satu band favoritnya. Dia masih terbayang apa yang dilakukannya bersama Pak David Jumat malam, dan dia begitu cemas dengan hari Senin esok ketika harus berjumpa Pak David dikantor, dia tak tahu harus bersikap bagaimana saat berjumpa atasannya itu nanti.
Setelah Sabtu kemarin menghabiskan waktu bersama teman-teman saat kuliahnya dulu, hari Minggu itu Linda hanya ingin bersantai di kos sambil menonton beberapa DVD yang dibelinya kemarin, apalagi hujan turun dari pagi dan semakin membuat dirinya enggan untuk kemana-mana.
Seperti biasa Frans aktif mengiriminya sms atau sekedar telpon menanyakan kabar, bahkan malam tadi ketika dirinya lelah setelah pergi jalan-jalan dengan teman masa kuliahnya, Frans menghubunginya untuk melakukan phone sex yang sebenarnya sudah ditolak secara halus Linda yang ingin langsung tidur, namun dia tak tega juga mendengar suara kekasihnya yang tampak putus asa diujung telpon sana ingin menyetubuhi dirinya. Dengan terpaksa Linda menuruti keinginan kekasihnya hingga dia tertidur dalam kondisi telanjang bulat.
Saat asyik menikmati film yang sedang ditontonnya, hapenya kembali berbunyi, suara pesan diterima. "Ehmm pasti Frans lagi...", pikir Linda sambil meraih hapenya dengan malas.
"Pagi Linda, sedang apa?", bunyi sms yang ternyata bukan dari Frans, namun dari Pak David! Jantung Linda mendadak berdegup lebih kencang, dia tak mengira Pak David akan menghubunginya via sms.
"Pagi Pak, lg liat DVD aja di kos", jawab Linda singkat.
Lama Linda menunggu sms balasan dari Pak David, entah kenapa dalam hati kecilnya dia berharap Pak David membalas smsnya, berkali-kali dia melihat hapenya sambil menonton film yang sedang diputar namun tak ada sms yang masuk.
Hujan masih turun walau sudah reda dan tinggal rintik-rintik, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul jam 12 siang lewat, Linda mulai merasakan lapar dan bosan. Sudah dua DVD ditontonnya dan kali ini dia kehabisan cemilan, untuk sesaat dia berpikir untuk pergi keluar mencari makanan, namun rasa malasnya membuatnya mengurungkan niat dan berencana melakukan order makanan via telpon saja. "Hemm...makan apa ya...males mau keluar...", kata Linda dalam hati sambil merebahkan diri di tempat tidur dan menggenggam hapenya siap menelpon untuk order makanan.
"Linda...halo...", tiba-tiba Linda dikagetkan suara lelaki mengetuk pintu kamar dan memanggilnya, dia segera bangkit dari tempat tidur dan melongok sedikit dari balik jendela, maklum dia hanya mengenakan celana pendek dan kaos tanpa bh sehabis mandi pagi tadi. Rupanya Pak David yang sedang berdiri didepan pintu kamar kosnya! Linda segera menyambar kain yang biasa menemaninya tidur untuk menutupi bagian depan kaosnya dan membuka pintu..."Loh Pak David....", kata Linda saat pintu terbuka.
"Kamu belum makan kan? Kebetulan saya habis dari bengkel deket sini...makan yukk", ajak Pak David sambil menatap Linda yang tampak kikuk dan heran melihatnya tiba-tiba datang.
"Uuhmm iyah, belum Pak, baru mau pesen makan...saya ganti baju dulu ya...mau masuk Pak?", jawab Linda sambil mempersilahkan atasannya itu untuk masuk ke kamar.
"Uhm saya diluar aja, ngabisin sebatang nih...", jawab Pak David sambil tersenyum dan menghisap rokoknya.
Beberapa saat Pak David menikmati segarnya suasana sehabis hujan sambil menerawang jauh membayangkan apa yang sudah dilakukannya bersama Linda dua malam lalu, dia tak ingin terjebak dalam perasaan kasmaran seperti masa kuliah dulu, dia hanya ingin menikmati sensasi hubungan yang tak seharusnya terjadi itu.
"Ayo Pak...kok melamun?...", sapa Linda membuyarkan lamunan Pak David, gadis itu tampak manis mengenakan celana pendek model saat ini yang dipadukan kaos bercorak warna cerah yang bagian bahu kanannya sedikit terbuka, tak ketinggalan tas selempang yang membuat penampilannya seperti para abg atau wanita muda yang biasa Pak David jumpai di mall.
Tak ingin membuang banyak waktu, ditambah perut yang sudah kelaparan, Pak David segera memacu mobilnya menuju mall terdekat. Sepanjang perjalanan singkat itu mereka berdua tak banyak bercakap-cakap, hanya sepatah dua kata untuk mengisi kekosongan yang terjadi, ada rasa canggung mengingat mereka berdua masih terbayang persetubuhan terlarang dilakukan Jumat malam lalu.
"Kamu mau makan apa?", tanya Pak David setelah tiba di mall dan memarkirkan mobilnya.
"Saya ikut aja Pak...yg penting makan nasi...", jawab Linda sambil tersenyum menggoda Pak David.
Mereka berjalan beriringan namun tidak bergandengan tangan, ada rasa kikuk dan gelisah diantara keduanya, seperti puluhan mata mengawasi mereka mengingat status mereka yang sudah saling memiliki dan dimiliki....walau untuk Linda masih belum resmi alias baru sebatas hubungan kekasih.
Sambil menyantap makan siang yang sudah agak lewat jamnya, mereka berbincang diselingi senda gurau, Pak David seperti menemukan gairah baru dalam berhubungan yang untuk beberapa saat lamanya terasa hambar. Linda sendiri menyadari bahwa sosok Pak David adalah sosok pria matang yang menyenangkan, dan bahkan merasa nyaman bisa berada didekatnya.
"Kamu suka film apa?", tanya Pak David saat mengakhiri santapan terakhirnya dengan menengguk jus melonnya.
"Uhmm suka yang agak-agak thriller gitu Pak, seru...tp kadang takut juga sih...", jawab Linda sambil mengunyah makanannya.
"Nah itu ada film thriller yg lagi rame diputer...mau nonton ga?...", tanya Pak David to the point tanpa basa-basi.
Linda mengiyakan ajakan Pak David dan segera menghabiskan makanannya. Dia sebenarnya ragu menuruti ajakan Pak David, mengingat ada rasa bersalah terhadap kekasihnya. Selama pacaran dengan Frans dia tidak pernah pergi jalan dengan lelaki lain manapun berduaan, apalagi sampai nonton bioskop, namun saat itu ada rasa berbeda yang dirasakannya yang akhirnya mengenyahkan rasa bersalahnya.
Didalam ruang bioskop, mereka duduk dibagian belakang dan kebetulan jam putar yang masih siang membuat penonton tidak terlalu ramai bahkan cenderung sepi. Linda sempat terbayang kekasihnya Frans ketika baru saja duduk dan lampu mulai dimatikan, biasanya Frans mulai aktif menggerayangi tubuhnya dan bahkan pernah menelanjangi bagian atas tubuhnya untuk sekedar 'memainkan payudara mungilnya. Hal yang paling diingatnya adalah ketika Frans tak dapat menahan nafsunya dan meminta Linda mengocoki penisnya dalam gelap ruang bioskop, ketika akan ejakulasi Linda bingung harus berbuat apa dan akhirnya merelakan syal yang dikenakannya untuk mengelap muncratan sperma yang ada dalam genggaman tangannya.
Film mulai diputar dan Pak David tampak serius menatap layar depan, tangannya seperti hendak memeluk Linda yang duduk disebelah kanannya, namun dia merasa canggung. Dalam satu adegan yang mengagetkan, Linda melonjak dan spontan merapatkan tubuhnya ke Pak David yang disambut dekapan erat tangan Pak David yang memegang lengan atasnya.
"Kaget ya...", ujar Pak David pelan sambil menatap wajah manis Linda yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.
"Iyahhh Pak...mmmm...maaf...", sahut Linda berusaha menarik tubuhnya namun Pak David malah mendaratkan ciuman lembut di bibirnya.
Linda tak menyangka datangnya ciuman itu, dia terbuai dengan kuluman lembut yang sedang dirasakannya, bulu kuduknya meremang saat tangan Pak David mengusap pelan bahunya yang sedikit terbuka. Tangan kanan mungil Linda dituntun Pak David meremasi benda keras hangat yang menegang dibalik celana yang dikenakan atasannya itu.
Sesaat mereka menghentikan aksi nakal yang spontan terjadi, Linda sedikit malu dan salah tingkah...Pak David yang menyadari hal itu segera memeluk Linda rapat untuk membuatnya merasa nyaman.
Saat Linda sedang serius menikmati film yang diputar, Pak David kembali mendekatkan wajahnya ke pipi halus Linda sambil mendaratkan ciuman lembut. "Kamu manis sekali Linda...", ucap Pak David pelan sambil meneruskan ciumannya ke sekitar samping leher kiri Linda. Payudara mungil Linda mulai diusapi perlahan dari luar baju yang dikenakannya, payudara yang tak terlalu besar itu begitu menggoda birahi Pak David untuk segera meremasinya perlahan.
"Sshhh...Pak....gelii...", desah Linda saat bagian sekitar cuping telinganya disapu lidah Pak David.
Tangan Pak David bergerilya mencoba membuka bra tanpa tali yang Linda kenakan, agak kesulitan dalam gelapnya ruang bioskop, namun beberapa saat bra yang Linda kenakan berhasil dilepasnya. Mengetahui bawahannya itu sudah tak mengenakan bra, tangan kiri Pak David mulai menyusup masuk dibalik baju yang Linda kenakan...mengusap perut hangatnya perlahan sambil mengarah pada gundukan bukit kembar Linda yang mungil..."Arhhh Linda...putingnya keras yahhh...", ujar Pak David pelan saat mendapati puting susu Linda yang mengeras sambil memuntirnya perlahan.
"Mmm...hhhhmmm..iyahhh...", desah Linda pelan sambil meremasi penis Pak David yang masih terlindung celana.
Beberapa saat Pak David memainkan kedua puting susu Linda yang sering dinikmati Frans kekasihnya..."Ssshhh...ahhh..putingmu gemesin sayangg...sebentar...", ujar Pak David pelan lalu mengeluarkan tangannya tiba-tiba dari balik baju Linda dan membuka restleting celananya sendiri dengan cepat untuk mengeluarkan penis yang tertahan dibalik ketatnya celana jeans yang ia kenakan. Penis besar itu mengacung tegak dalam gelapnya ruang bioskop, Pak David memegang tengkuk Linda dan mengarahkannya untuk menghisap batang keras berurat itu! Linda menunduk menuruti permintaan atasannya itu, bibir manisnya mulai mengecupi kepala penis Pak David sementara atasannya itu sibuk menyibakkan baju Linda hingga kedua payudara mungil tergantung bebas menggemaskan.
"Ssshhhh iyahhh sayang...enakkk...", racau Pak David saat merasakan batang penisnya mulai dikulum bawahannya itu, tangannya aktif meremasi kedua payudara Linda sambil sesekali memuntir-muntir puting susunya.
Pak David tak tahan lagi menahan nikmatnya kuluman Linda pada penisnya..."Arrrggghhh....maaffff sayang....", dia mendesah tertahan dan tubuhnya menegang, Linda merasakan semprotan sperma dalam rongga mulutnya yang begitu kencang hingga membuatnya terkejut dan menghentikan kulumannya. Rongga mulut Linda dipenuhi sperma Pak David yang baru saja menyemprotkan sisa-sisa terakhir, Linda membiarkan beberapa tetesan sperma menetes melewati bibirnya, dia enggan menelannya! Bahkan saat Frans kekasihnya meminta hal itupun dia menolaknya! Pak David yang menyadari hal itu segera mengambil sapu tangan dan membantu Linda mengusapkan lelehan sperma dari dalam mulutnya.
"Kenapa ga bilang kalo mau keluar Pak?...", protes Linda setelah selesai membersihkan bibirnya.
"Hhmmm...maaaf sayang...bapak ga tahan, kamu pinter banget ngulumnya...", ujar Pak David beralasan sambil mencium pipi Linda.
Linda agak kesal, karena sebagian sperma Pak David sebenarnya tak sengaja tertelan, hingga film berakhir Linda hanya terdiam walau dia membiarkan tubuhnya direngkuh erat Pak David.
"Kamu marah yah?...", tanya Pak David saat menyetir mobilnya untuk mengantarkan Linda pulang.
"Enggak...masih kaget aja...saya ga suka kayak tadi...", jawab Linda sambil cemberut.
"Iyahhh...maaaf yaa...kamu tambah manis kalau cemberut gitu...", goda Pak David untuk mencairkan suasana sambil melirik tonjolan kecil puting susu Linda yang mengeras terkena dinginnya ac mobil, mereka terburu-buru saat keluar gedung bioskop tadi dan Linda tak sempat mengenakan bra-nya kembali.
Sesampai di kos Pak David hendak turun mengantar Linda ke kamar, namun Linda menolak dengan halus....."Ga usah Pak...gpp...disini aja", kata Linda sambil membuka pintu mobil.
"Okay...sekali lagi maaf yahh...", ujar Pak David dengan muka penuh penyesalan, dia khawatir peristiwa tadi melukai hati Linda dan merasa terlecehkan.
"Iyahhh...hati-hati Pak...", jawab Linda sambil menebar senyum manisnya.
Di dalam kos Linda berbaring sejenak dan membayangkan peristiwa yang terjadi dalam gedung bioskop tadi, dia merasa bersalah telah melakukan sesuatu yang pernah diminta Frans kekasihnya namun justru dilakukannya bersama pria lain...."Apa kabar sayang? Kapan pulang?...", bunyi sms Linda yang dikirimkan ke Frans kekasihnya, mendadak dia merasa rindu pada kekasihnya itu.