Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Liburan Akhir Pekan

Ikutan buka tenda, sambil ngga pake celana.
Kali aja resti lewat.

Lanjuttt gan..
 
Aasli. Lgi kenceng2nyaaaa langsunng lemeeessssssss
 
Baru aja si otong mau meregangkan badan dah tdr lg gara2 kentang....
 
Cerita panas akhir2 sering bgt kentang ya....gelar tiker dulu dah
 
waduh pinteran nyetopnya, nanggung banget nih :tegang:
 
Sempat terbersit apa yang terjadi bila Restu keluar, tapi Resti yang memeluk gue di sebelah seperti menenangkan hati gue.

Lemas rasanya, sekian lama tak memanjakan senjata kecil ini. Dan akhirnya diantara bentang alam yang menenangkan ini, semua itu keluar.

"kamu ngantuk?"
Gue menggelengkan kepala saat Resti menanyakan itu, engga bisa berkata-kata gue, kaget dia seperti ini, dan terlalu melayang rasa ini.

Tangan lembutnya menjamah dada gue, gue yang sedari sore hanya mengenakan singlet kumal ini memudahkan tangannya meraba dada gue, kulit halus tangannya bersentuhan dengan rambut-rambut di dada gue. Terkejut seketika, bahkan gue langsung menengok menatap wajahnya, ketika dia mulai mengelus pentil di dada gue. Baru kali ini! ya baru kali ini gue merasakannya, ternyata geli.

Gue kecup keningnya. Sekali lagi mata kita bertemu saat itu. Tangannya yang halus tak lagi berada di dada gue, tapi tangannya telah tepat berada diatas kontol gue lagi. Seakan gue mengerti apa yang dia lakukan itu, gue membuka kancing kemeja gue yang tadi sempat dia pakai. Dimulai dari bawah, lalu ke atas, hingga semua terbuka.

Gue tau dia mencoba membangkitkan gairah ini lagi, kita terjebak dalam gairah ini, gue yakin itu. Tanktop tipis yang sedari tadi tak mampu menahan angin laut kini benar-benar gue lucuti, gue buka keatas, terlihat pusarnya yang begitu mungil, dan perut yang sangat langsing, dan sebuah bra merah yang menutupi toketnya yang tak seberapa itu. Gue buka pengait yang ada di belakangnya, dan terpampang di depan mata gue dua toket yang sangat putih, selaras dengan kulit tubuhnya, yang kontras dengan gelapnya malam, dan memerah terkena semburat api unggun yang memadam.

Gue merebahkannya diatas matras, lalu gue memposisikan diri di sebelahnya. Lalu bibir kami bertemu lagi. Dengan sedikit membungkuk gue lepaskan ciuman itu, dan beralih ke gundukam kecil itu, perlahan gue kecup toket Resti, halus, begitu halus, tangan ini tak sanggup daya tuk tak meraba, dengan lembut tangan gue merayap di kedua toket Resti, gue pandangi wajahnya, dia menutup matanya, bagai sungai yang selalu menemukan arah ke laut, tangan gue ini menemukan sebuah titik yang tak begitu besar, ya pentil toket Resti lah tempat jari-jari saling beradu. Gue pilin perlahan pentilnya yang kecil itu..
"mmmhhhh"
Resti melenguh pelan, ketika ibu jari ini menari diatas pentilnya. Dan terasa makin menonjol lalu mengeras. Insting yang sedari kecil manusia miliki tuk menghilangkan rasa haus kali ini berubah, gue arahkan mulut ini, gue hisap pentil Resti.
"hsssssstttt"
Ibu jari terganti dengan sapuan lidah gue, berpusat dan memutar diantara pentil Resti, bergantian kiri dan kanan, sambil tentunya ibu jari berada di arah yang berlawanan namun kali ini bukan lagi menari, melainkan mencoba memetik pentil Resti dengan memilin pentil itu dengan keras, terkadang tangan Resti hanya mencakar pasir pantai yang merekam semua kejadian ini.

Tangan ini pun semakin liar menjamah Resti, masuk tanpa persetujuan kedalam celana Resti yang minim itu, diatas celana dalamnya jari-jari gue bagai kegirangan ketika menemukan tepat diantara belahan memeknya telah basah. Telunjuk ini mengelus lembut bagian itu, terasa jembutnya begitu lebat karena terasa tebal meskipun masih tertutup. Bahan tipis yang dinamakan celana dalam itupun tak membatasi pikiran liar ini, dan dengan mudah pikiran liar itu terbukti, begitu lebatnya jembut Resti, begitu rimbun, namun halus, dan gue temukan belahan memek Resti dengan dituntun oleh cairan yang sedari tadi telah keluar. Gue gesekkan jari tengah ini hingga Resti menangkap tangan kiri gue dan meremasnya, hingga gue berhenti melakukan apa yang gue perbuat itu. Tangan kanan gue yang bertumpu pada matras seakan goyah mengartikan bahwa tangkapan tangan Resti itu sebagai penolakan. Tapi lama kelamaan remasan tangan Resti melemah, gue teruskan apa yang gue lakukan itu. Nafas Resti kian memburu, bahkan sesekali mulutnya menganga, matanya pun tak juga terbuka. Rasanya semakin basah, dan licin, dengan jari tengah, gue masukkan perlahan kedalam memeknya, Resti hanya mengigit bibirnya sendiri menerima apa yang gue perbuat padanya. Cairan yang keluar dari memeknya mempermudah jari gue tuk masuk lalu keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat, memek Resti pun makin basah, kqli ini tangan Resti mencengkram tangan kananku, tapi jari gue di memeknya terus keluar masuk semakin cepat, hingga Resti mengejang.
"aaaahhhhhaahah ariiiii"

Gue buka seluruhnya, kali ini tak ada lagi yang menutup tubuhnya yang indah itu. Resti bagai menerkam langsung mencium secara liar bibir gue, lidah kamu saling bergulat, kali ini tubuh gue diatas tubuhnya, gue mengangkang tepat diatas pahanya, tangan gue tak hanya diam, toket Resti yang pas segenggam tangan ini langsung gue remas dengan liar, kali ini angin laut tak lagi berasa, bahkan keringat mulai muncul di punggung gue, begitu juga di dahi Resti, gue hentikan pergumulan itu, gue lebarkan paha Resti dan gue bergerak pindah tuk memasukkan kontol gue ini, sudah tepat berada di depan lubang memek Resti yang sudah begitu basah ketika dia orgasme tadi, mata Resti nanar memandang mata gue, kami saling bertemu dalam pandang. Gue gesekkan kontol gue yang sedari tadi kian mengeras, jembut resti yang begitu lebat tersibak dibelah kontol gue yang udah sangat keras, perlahan tapi pasti, gesekan kedua organ vital yang saling bertemu ini membuat bulu roma ini berdiri, bagai bertemu setan ditengah hutan tapi kali ini rasa geli menjalar keseluruh tubuh, Resti bagai memberi tau bahwa dirinya sudah siap, dia menggenggam kontol gue, dan mengarahkannya kedalam memeknya.

"sssshhhhhhhriiiii"
Kepala kontol gue perlahan membuka pertahan tubuh Resti, kepala kontol gue yang tak begitu besar ini pun kesulitan tuk masuk, Resti hanya menggenggam pasir yang tak bersuara melihat pergumulan kami. Kepala kontol gue yang tak jua masuk membuat Resti tak sabar, sesekali matanya terbuka melirik mata gue, seakan menunggu sesuatu yang lebih. Urat-urat di kontolku terlihat jelas tercetak, gue lebarkan paha Resti berusaha untuk meloloskan kepala kontol ini.

"mmmhhhhhhhhhhhh ahh"
Resti melenguh sambil mencakar tangan gue ketila akhirnya kepala kontol gue masuk kedalam memeknya yang basah. Gue pun mengatur nafas, sungguh memek Resti terasa begitu sempit, meski sudah begitu basah dan licin, tetap terasa sempit dan sulit dimasukkan. Gue biarkan pada posisi seperti ini, namun perlahan mencoba memasukkan seluruh persenjataan milik gue ini. Urat-urat kontol yang sedari tadi tercetak jelas makin lama makin terbenam dan lenyap seiring gue memajukan kontol gue ini. Resti membuka matanya, terlihat sayu dan begitu melemah, entah apa yang dia rasa, mungkin sakit bercampur nikmat.

Gue pun mencoba menggenjot Resti dengan ritme perlahan, kontol ini terasa diremas perlahan ketika gue tarik, dan terasa dielus ketika gue dorong, ritme permainan pun gue pertahankan dengan tempo lamban, Resti terlihat begitu menikmatinya, matanya tek seluruhnya terpejam, dan mulutnya setengah menganga.
"ariiiiiiii shhhduh arii shhh mhhhh"

Tangan Resti kembali mengelus dada gue, kali ini membawa sedikit pasir yang menempel ditanganya, sungguh sensasi yang berbeda. Gue perpcepat gerakan, kali ini gue dorong kontol gue dengan begitu keras, dan kasar.

"ariiii ariii ariii ari shhh huuh huh ari"
Resti meracau namun suaranya tertahan, dia rupanya masih sadar kita berada di sekeliling banyak orang, meskipun mereka semua tertidur.

ariii rii rii sshhhsayaang aduuh duh aduuh
Suaranya makin keras namun gue tau dia masih berusaha menahannya, gerakan gue begitu keras, gue tarik kontol ini dengan begitu cepat, dan gue dorong dengan begitu kasar, nafas Resti tidak karuan, mukanya basah dengan keringat, matanya tertutup begitu rapat, gue selingi permainan itu dengan menarik dan memainkan pentil Resti yang kali ini begitu tegang, cupangan gue pun mendarat di sekitar lehernya, namun Resti menahan kepala gue, seakan menolak gue berbuat seperti itu.

Gue tarik kontol gue keluar, mata Resti terbuka nanar memandang gue, gue rebahkan tubuh gue disamping tubuhnya, tanpa aba-aba Resti seperti tau apa yang gue inginkan, Resti bergerak dan pindah ke atas tubuh gue, Women on the top! Resti dengan sangat lihai langsung memposisikan tubuhnya dan mengarahkan kontol gue yang mengacung keras, entah gaya gravitasi atau apa kali ini kontol gue masuk tanpa kesulitan, memek Resti terasa sudah terbiasa dengan permainan ini, sensasi yang luar biasa ketika Resti mulai bergerak, iya menggerakkan tubuhnya keatas, lalu kembali menduduki kontol gue, iramanya berubah dengan mendadak, mulai diawal tadi iramanya perlahan namun kemudian berubah menjadi kasar dan cepat, gue mengimbangi permainan Resti dengan mengangkat pantat gue untuk menjangkau memek Resti lebih dalam, dalam tempo permainan yang begitu cepat kontol gue terkadang terlepas, namun Resti dengan cepat memasukkannya lagi, kali ini Resti benar-benar mengambil alih permainan, Resti memutar pinggulnya, memeknya terasa berputar, bagaikan di peras, kontol gue begitu geli rasanya, mata Resti begitu tajam menatap gue yang kegelian ini, nafas Resti tersengal begitu cepat, bagaikan orang yang habis berlari.
yaaaangsshhhh ayooo shhh

Toket Resti gue remas begitu kencang, mata Resti menutup pada saat itu, remasan gue berpusat pada pentil Resti kali ini, gue bangun bagai duduk, gue cium Resti begitu dalam, liur kami benar-benar bercampur. Resti melepaskan ciuman kami dan menatap gue dengan sangat dalam, mata kami bertemu, tangan kiri gue bertumpu kebelakang, dan tangan kanan gue meremas toket rani yang begitu kencang, Resti mengalungkan tangannya di pundak gue.

Pantat Resti berputar dengan sangat cepat, gue merasa geli yang sangat amat, gue merebahkan tubuh gue lagi namun kali ini tangan gue meremas toket Resti dengan gemas, beberapa kali kontol gue terasa berkedut, gue tau mungkin ini akhir permainan, gue tahan perut agar mampu bertahan dari permainan Resti yang semakin liar.

Gue angkat Resti, gue posisikan agar dua nungging, dan bagai kuda yang di pasung dia menurut begitu saja. Terlihat kepala kontol gue yang memerah, dan begitu basah, Resti segera menengok ke arah belakang seperti tak sabar untuk permainan selanjutnya, kali ini gue masukkan dari belakang, memeknya yang besah gue elus perlahan lalu kontol gue menyusul masuk, gue langsung genjot rani dengan tempo yang sangat cepat dan kasar.
say sayaaang yaaang ahhh ahh
shhhh shh ahhh ahhhhhh aaaaahhhhhhh
sayang!
Resti teriak dengan cukup kuat, gue panik takut ada yang bangun dan keluar. Memek Resti terasa menyedot dan meremas kontol gue, Resti rupanya orgasme untuk yang kedua kali. Dia ambruk dan tubuhnya merebah lunglai le matras, dan kontol gue pun terlepas dari memek basag Resti. Nafasnya begitu berat terdengar samar dengan angin laut yang menerpa.

Tiba-tiba tenda berbinar, ada senter yang menyala di dalamnya.

Bersambung...
 
Bimabet
Ini udah hari rebo, gan. Udah lewat akhir pekan..... tapi bolehlah...:asyik:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd