Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT LELAWAH (racebannon)

racebannon

Guru Besar Semprot
Daftar
8 Nov 2010
Post
2.074
Like diterima
16.686
Bimabet
lelawa10.jpg

"Apa yang akan kau lakukan jika kau tidak punya kuasa atas dunia ini? Menyadari bahwa kau hanyalah debu-debu kecil di tengah lingkaran kosmik raksasa yang menjalankan dunia?"

LELAWAH adalah kisah tentang manusia dan sekitarnya.

Dimana manusia, mahluk yang katanya paling kuat di dunia ini, harus tunduk.

Tunduk pada siapa? Tentunya pada Mereka.

---------------------------------------
---------------------------------------
---------------------------------------


CAST:


Razi (26) - Seorang Freelance Photographer, Bersama temannya, Sandi, dia membuat channel youtube yang membahas tentang misteri-misteri di Indonesia

Sandi (26) - Motion Graphic Artist, co-founder sebuah channel youtube bersama Razi.

Shenny (23) - Interior Designer, adiknya Sandi. Love Interest Razi.

Katherine / Katy (26) - Pacarnya Sandi

Asrul (30) - Sepupu Razi. Seorang yang skeptis dan cerdas, tetapi terlalu sinis dalam bersosialisasi.

---------------------------------------
---------------------------------------
---------------------------------------


PART

- PART 1
- PART 2
- PART 3
- PART 4
- PART 5
- PART 6
- PART 7
- PART 8
- PART 9
- PART 10
- PART 11
 
Terakhir diubah:
lelawa10.jpg



LELAWAH – PART 1

------------------------------

2_kama10.jpg

“Udah siap?” tanya Sandi ke tiga orang lain yang ada di sana.
“Siap, gue penasaran hasil editing episode kali ini kayak apa” sambung Asrul, sambil membakar rokoknya di dalam ruangan itu. Aroma rokok kretek mendadak membumbung tinggi ke udara.

Di atas sofa yang menghadap ke televisi, Katherine, alias Katy sedang menunggu pacarnya, Sandi yang sedang berusaha menyambungkan laptopnya ke perangkat televisi itu.

“Gak nunggu Razi?” tanya Shenny, adiknya Sandi yang duduk di sebelah Katy.
“Razi? Udah pasti telatnya, ngapain di tunggu” tawa Sandi, meremehkan sahabatnya sendiri. “Dari tadi bilang di grup OTW mulu, tapi gak nyampe-nyampe… Padahal kan dia naik motor, cepet kudunya ke sini”

“Aku penasaran, berapa orang yang nonton ya kalo ntar udah diupload ke yutub” bisik Katy ke Sandi, sambil memeluk bahu pacarnya dari belakang. Sandi duduk di karpet, di depan sang pacar. Shenny menatap ke arah kakak dan pacarnya, sambil geleng-geleng kepala. Dasar, pasangan mesum, pikirnya.

Katy dan Sandi sama-sama ada di pertengahan usia 20-an. Sandi, yang bertampang kekinian, ala anak gaul Jakarta, bekerja sebagai Motion Graphic Artist. Banyak hasil karyanya yang bisa kita lihat dalam bentuk iklan-iklan di televisi maupun di media sosial.

Sedangkan Katy, pacarnya, pekerjaannya tak jelas. Hari-harinya lebih banyak dihabiskan di luar rumah, menghamburkan uang milik orang tuanya. Katanya kerjaannya “bisnis”. Mungkin di mata Katy, sesekali di endorse oleh toko baju online, kosmetik, dan masih menerima “uang jajan” dari orang tua, bisa disebut sebagai “bisnis”. Cewek seksi berambut panjang ini, jauh lebih mapan secara finansial daripada teman-temannya.

Bahkan sekarang, mereka akan menonton sesuatu di apartemen milik Katy. Atau milik orang tua Katy, di mana tempat ini jadi basecamp mereka berlima. Tapi mereka baru berempat di sana. Satu lagi belum datang.

“Ting Tung” suara bel menyita perhatian mereka berempat.

“Nah itu pasti Razi!” Shenny bersorak, karena yang mereka tunggu sudah datang. Akan sayang kalau Razi terpaksa tertinggal hari itu. Katy, dengan gerakan penuh malas dan memutar matanya pertanda kesal, berdiri ogah-ogahan dan berjalan dengan setengah hati ke arah pintu. Perlahan, dia buka pintunya.

“Sorry telat” ya, Razi yang datang.
“Elo tuh ya….. Jangan dibiasain ah! Telat mulu kalo janjian” kesal Katy ke Razi.
“Yah, lo tau sendiri lah, jalanan Jakarta kayak apa….” jawab Razi sambil nyengir. Setelah menaruh helm dan membuka jaketnya, dia kemudian bergabung, duduk di sofa yang sama, sengaja agar ia duduk di sebelah Shenny.

“Akhirnya, dateng juga”
“Iya… Sorry yak, biasa lah, macet gak puguh di jalanan” Shenny dan Razi bertatap-tatapan, dan Razi benar-benar terbius oleh senyum Shenny.

Hari itu, Shenny hanya mengenakan t-shirt band dan jeans belel. Di mata Razi, dia terlihat sangat cool. Rambutnya seleher, dipotong bob asimetris. Mukanya polos tanpa make up, tapi itu yang Razi suka. Dia begitu keren. Begitu santai, dan begitu luwes. Aura ceria dan penuh percaya diri keluar dari wajahnya. Perempuan muda yang berprofesi sebagai interior designer ini benar-benar membuat Razi merasa tenang setiap mereka bertemu.

“Janjiannya jam lima, sekarang udah maghrib….” keluh Sandi, menatap Razi dengan muka kesal, mendadak.
“Kan sudah saya bilang tadi, Pak Sandi…. Traffic nya kacau”
“Bullshit, banyak alesan”
“Alesan gue cuman satu tadi, monyet. Traffic”

“Jakarta emang gak ketebak” Asrul mengeluarkan asap pekat rokok dari mulutnya, mengomentari alasan Razi.
“Emang..” jawab Razi sambil senyum ke arah Asrul.

Asrul duduk di kursi makan, yang ia geser ke belakang sofa agar dia bisa menonton ke arah televisi dengan jelas. Asrul memakai kemeja flanel dan celana cargo, dandanan yang sudah agak out of date. Pembawaannya kalem dan cool. Rambutnya dipotong rapi dan kacamata berframe tebal itu menghiasi mukanya yang tegas. Dia menatap dengan teduh ke arah Razi, fotografer freelance itu.

“Bang Asrul kok suka banget sih ngebelain Razi… Mentang-mentang sepupunya” tawa Shenny.
“Bukan ngebelain. Itu namanya mikir logis. Sejak kapan jalanan Jakarta jadi arena yang gampang? Mau naik sepeda, motor, mobil, bahkan terbang sekalipun, Jakarta gak akan pernah ketebak” jawab Asrul.

Asrul lebih memilih untuk menatap ke layar kaca, daripada ke arah Shenny. Asrul sendiri, adalah penulis dan editor di salah satu website ternama, yang jadi rujukan anak muda untuk mencari tahu soal isu terkini, musik, dan gaya hidup.

“Udah ngobrolnya? Mau dikasih liat apa engga videonya?”
“Press play Mas, buruan” Shenny nendang tangan Sandi dengan manjanya. Sang kakak hanya tersenyum.

Dan video itu pun mulai berputar.

--

adada10.jpg

“So Guys, jadi kali ini… Kita bakal ngebahas dan ngunjungin salah satu rumah yang terkenal angker di Bandung” Layar televisi menampilkan muka Razi dan Asrul. Mereka berdua duduk di sofa yang tadi, disorot dari berbagai sudut sekaligus. “Mungkin Asrul bisa jelasin, sejarahnya?”

“Beberapa belas tahun lalu, ada kasus pembunuhan dan perampokan di sini” layar menunjukkan potongan artikel-artikel tentang kasus yang dimaksud. “Gak ada yang spesial soal kasus itu, bahkan pelakunya pun tertangkap. Modusnya perampokan biasa” sambungnya. “Tapi ada yang berbeda, setelah rumah itu kosong, setelah seluruh penghuninya tewas”

“Apa yang beda?”
“Misalnya, beberapa tetangga sering mendengar tangisan dan lolongan manusia dari rumah tersebut, di malam hari”
“Hmm…”
“Walau mungkin bisa saja itu suara binatang, tapi yang menarik adalah, rumah ini tidak pernah ditinggali lagi, walaupun ahli warisnya jelas”

Layar kemudian menunjukkan foto-foto rumah usang itu di waktu siang.

“Rumah ini memang terletak di satu kompleks perumahan yang padat, jadi kalau ada apa-apa, tentu orang-orang sekitar bakal notice kan?” tanya Razi, secara retoris ke Asrul.

“Iya, dan berikutnya, kita coba lihat kesaksian dari penduduk di sekitar sana”

Layar televisi kemudian menunjukkan wajah seseorang bapak-bapak keturunan Tionghoa yang sedang di wawancara di kompleks perumahan tersebut.

“Emang penduduk sini, setelah ada kejadian waktu itu, gak pernah sama sekali lewat rumah itu. Soalnya rumahnya teh ada di pojok jalan buntu. Tukang jualan juga, kayak tukang sayur atau apa, boro-boro ngelewat rumah itu”

Layar kemudian menunjukkan foto-foto bangunan itu lagi.

“Keluarga yang tinggal di sana… Ya emang mereka gak sempet akrab sama penduduk sekitar sih, soalnya kan baru pindah waktu itu. Tapi pas kejadian, ya tentu geger pisan lah warga di sini. Waktu itu banyak polisi lalu lalang setiap hari setiap jam. Apalagi pas waktu reka ulang, udah mah banyak polisi, banyak wartawan juga” sambung bapak-bapak itu.

Layar kemudian gelap, dan beralih kembali ke scene Razi dan Asrul, duduk berdua di sofa.

“Oke, pembunuhan dan perampokan, dan keluarga yang jadi korban juga gak mingle sama sekitarnya” lanjut Razi.
“Perfect scenario for weird things” senyum Asrul. “Kisah misteri biasanya dimulai dengan tragedi”
“Dan malamnya, Shenny dan Katy bakal explore tempat itu, tentu dengan ditemani orang setempat… Check it out”

Scene kembali berubah ke rumah yang konon angker itu. Kamera menyorot seorang bapak dengan muka lelah, berseragam satpam. Suasana sudah agak mencekam, karena hari sudah malam.

“Bisa diceritakan Pak, apa yang sering orang liat atau denger dari rumah ini?” tanya Shenny ke Pak Satpam.
“Sering ada yang bilang, katanya ada suara orang nangis Neng, dan juga suka ada liat orang jalan di lantai dua, kan keliatan tuh dari sini… Padahal mah kayaknya ga ada orang yang masuk-masuk rumah. Andaikan orang iseng juga, pasti keliatan kalo masuk sama saya, kan saya sering keliling” si Pak Satpam menjawab dengan rokok kretek tersangkut di mulutnya.

“Oke, kalau sekarang kita masuk rumah itu, bisa kan Pak?” tanya Shenny lagi.
“Boleh aja Neng”
“Bapak sendiri, pernah liat dan denger sesuatu di sini gak?” Kamera menangkap Shenny, Katy, dan Pak Satpam berjalan masuk ke dalam. Kamera ada dari beberapa sudut pandang, dari dua buah action camera yang menempel ke tubuh Katy dan Shenny, dan dua buah lagi yang dipegang oleh Razi dan Sandi.

“Alhamdulillah gak pernah sih Neng, saya juga kalau keliling mah, diberani-beraniin aja, soalnya yang kayak gitu kan, katanya takut sama orang yang berani, makanya kalo apa-apa jangan lupa baca doa Neng, biar gak diganggu” senyum si bapak sambil menghisap rokok dalam-dalam. Shenny tersenyum balik ke arah si bapak.

“Kok rasanya creepy gini ya?” Katy mulai melangkah masuk ke dalam rumah itu lewat pintu belakang yang lapuk dan terbuka terus itu.
“Orang ga pernah ada manusia masuk sini lagi sejak kejadian itu, ya creepy” balas Shenny.

Sinar-sinar lampu sorot yang sudah dipasang dari tadi siang tampak menyinari rumah itu dengan tidak nyaman.

“Di ruangan ini ya, korban ditemuin?” tanya Shenny dengan muka penuh percaya diri, di saat mereka ada di ruang keluarga.
“Iya Neng, sekeluarga terkapar di sini, pas ditemuin, udah pada ga bernyawa” si bapak dengan tampang cuek dan berani, mengisap rokoknya di ruangan itu.

“Ini banyak noda, bekas darah apa bukan nih?” tanya Katy dengan tololnya. Walaupun selalu terlihat agak blo’on di depan kamera, dia selalu menarik untuk viewer di yutub. Maklum lah, tampangnya cantik dan seksi.

“Ini mungkin lumpur neng, tapi gak tau juga. Soalnya kalo darah mah, harusnya udah dibersihin sama polisi”

Sejenak mereka bertiga tampak mengeksplorasi ruangan tersebut. Ada beberapa foto di dinding yang muka nya disamarkan, untuk melindungi identitas korban alias si pemilik rumah. Kamera bergerak dengan tidak nyamannya. Pergerakan kamera sering kali membuat yang menonton jadi merasa tegang, karena takut ada hal mengagetkan yang muncul.

“Kita naik ke atas?” tanya Shenny.
“Boleh, di atas tuh Neng, katanya orang suka liat ada yang jalan-jalan dari balik jendela” sambung Pak Satpam.
“Kalo gitu lo duluan deh ke atas” rajuk Katy ke Shenny. Shenny senyum dan mukanya tenang. Perlahan, dia naik ke atas sendiri. Kamera yang dipegang Razi menyorot ke arah Shenny, dan tanpa sadar, kameranya terus-terusan memperhatikan mimik muka Shenny.

“Oke, aman di atas” sahut Shenny setelah beberapa saat. Si Bapak dan Katy kemudian menyusul.

“Di jendela yang mana pak? Yang katanya suka ada orang liat aneh-aneh?” tanya Katy. Si Bapak menunjuk jendela besar yang ada di lorong kamar. Semua yang menonton bisa melihat muka Katy yang tampak ketakutan. Tapi jujur, itu yang bikin penonton, terutama kaum adam, makin tertarik.

Mereka kemudian mengeksplorasi lantai atas, melihat sisa-sisa kehidupan yang pernah ada di sana. Perlahan tapi pasti, mereka merekam apa yang bisa mereka temukan di dalam kegelapan rumah kosong itu. Boneka anak-anak yang lapuk, foto-foto keluarga yang buram, dan bercak-bercak tak wajar di dinding yang suram.

Sesekali mereka mengobrol soal hal-hal yang terkait tentang rumah itu. Baik yang faktual tentang perampokan dan pembunuhan, maupun yang sifatnya rumor, seperti penampakan atau suara-suara tak jelas yang kabarnya suka datang dari rumah ini.

“Tetangga sebelah sini nih, suka bilang ke saya soal rumah ini…..”
“Bilang apa Pak?”
“Katanya suaranya suka ada di malam-malam tertentu, suara kayak orang nangis lah, merintih lah, tapi saya sendiri gak pernah denger, padahal tiap malem saya lewat sini….”

“Bapak suka ngecek ke rumah ini?” tanya Shenny lagi.
“Ya harus atuh neng, kan tugas… Bisi aya nanaon…” jawab si bapak dengan tenang.

Mereka sedikit berkeliling lagi dan mereka tidak menemukan hal-hal yang menarik lagi. Perlahan, sambil mengobrolkan tentang suasana yang menyeramkan di rumah itu, mereka semua turun dari lantai dua, lalu berjalan keluar.

“Oke, guys, jadi kita sudah eksplorasi di dalam rumah itu. Suasananya memang gak enak, bau apek dan segala macem. Tapi kita gak nemuin apa-apa di sini. Setidaknya, walaupun kita gak nemu apa-apa, tetep aja karena rumah ini punya sejarah yang gak enak, auranya jadi jelek…” sambung Shenny.

“Tapi tetep lho, sport jantung, takut banget” komentar Katy secara gak penting.
“Seenggaknya gak ketemu apa-apa, itu bagus sih” senyum Shenny di depan kamera.
“Jangan sampe ketemu apa-apa Neng, reuwas pasti mun manggihan nu kitu….” tawa Pak Satpam, sambil membakar sebatang rokok lagi.

“Ahaha… Oke, jadi eksplorasinya sampai sini dulu aja ya, kembali lagi ke Razi dan Asrul…” sambung Shenny.

Scene berganti lagi ke sofa, dimana Asrul dan Razi masih duduk di sana.

“So?”

“Memang gak ada apa-apa yang keliatan aneh di kamera, kita selalu perhatiin pasti pas kita edit. Lagipula, waktunya eksplorasi ya pasti digunakan untuk merasakan tempat itu dan mencari fakta-fakta yang gak ada ditulis di berita” Razi menarik napas dalam. “Dan kita gak pernah ngarep untuk nangkep footage yang aneh” lanjut Razi.

Bohong, padahal dalam hati, kadang-kadang mereka berharap untuk merekam yang aneh-aneh dan abnormal di video, supaya viewernya naik drastis.

“Tapi namanya rumah, sudah kosong dan pernah ada tragedi, maka gak heran kalau auranya gak enak, menurut penuturan Shenny dan Katy…” sambung Asrul.
“Oke, Sampai sini aja episode kali ini… Jangan lupa… Subscribe dan like… Thanks a lot…. Sampai jumpa lagi di episode berikutnya”

Scene menjadi gelap, dan kemudian credit title menyusul. Di sana secara lengkap tertulis jabatan mereka berlima.

Sandi Arifin – Conceptor, Cameramen, Editor, Motion Graphic Artist

M. Razi Syawal – Conceptor, Cameramen, Host, Photographer

Shenny Febriani – Explorer, Researcher

Katherine Novia – Explorer

Asrul Setiadi – Host, Writer, Researcher


PLEASE SUBSCRIBE AND LIKE !!!


Stay Tune on the next episode of Mistery Explorer!!


--

“Nice” puji Asrul di belakang keempat anggota timnya yang lain.

“Cuman sayang, gak ngerekam yang aneh-aneh… Apa kek gitu, bayangan atau apa misal…..” celetuk Sandi.
“Gue sih mending gak pernah ngerekam yang kayak gitu” Razi menimpalinya, sambil menarik napas dalam-dalam. Dia puas dengan video episode itu. Dia tidak sabar untuk segera meng-uploadnya ke yutub.

Mereka berlima, mempunyai sebuah channel di yutub. Mistery Explorer namanya. Semua berawal dari kesukaan Sandi dan Razi akan urban legend, sejarah, dan cerita horror. Lantas mereka berdua membuat konsep channel youtube itu dengan penuh semangat dan penuh harapan.

Sekarang, viewer mereka sudah lumayan banyak. Mereka bahkan pernah syuting di luar pulau, dan di luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.

Di semua episode mereka, Shenny dan Katy, biasanya dipajang dalam segmen eksplorasi di lapangan, karena mereka berdua bisa menjadi eye candy yang menarik minat penonton, terutama para lelaki. Sedangkan Asrul, sepupu Razi yang juga punya minat yang sama, adalah researcher utama mereka. Wawasannya sangat luas, mata tak aneh jika dia menjadi selalu menjadi narasumber utama di setiap episodenya.

Dari channel youtube ini, mereka sudah dapat menghasilkan uang. They monetize the channel. Belum lagi beberapa produk, ingin langsung diiklankan oleh mereka di dalam video. Walaupun penghasilannya tak besar-besar amat, tapi cukup untuk membuat mereka bangga akan hobi mereka ini.

“Kapan di upload Mas videonya? Sekarang?” tanya Shenny, sambil berdiri dan berjalan ke arah meja makan, mengambil minuman yang ada di sana.
“Ntar maleman deh, menurut kalian kira-kira tembus sejuta views gak ya hahahaha”
“Buset, kita paling banyak aja diview 300 ribu orang, itu aja menurut gue udah banyak banget…. Ini lo mau sejuta views, emang kita Bruno Mars apa” canda Razi, sambil tersenyum kecut mencium bau rokok kretek yang terus-terusan dibakar oleh Asrul.

“Haha, yang penting diupload, dan gue gak sabar soal Bali” ya, minggu depan mereka memang merencanakan untuk pergi ke Bali. Selain liburan dan menonton festival musik yang akan diadakan di sana, tentu mereka akan menyempatkan diri untuk syuting.

“Sekalian syuting di tempat itu kan?”
“Iya dong…. Gue penasaran banget, sejak Asrul kasih topik itu ke gue”

“Tentang apa sih?” tanya Katy.
“Kan udah aku bilang….. Soal desa yang penduduknya banyak bisu tuli…” Sandi menjulurkan lidahnya ke arah pacarnya.
“Oh iya, kok lupa sih aku” tawa Katy dengan lucunya.

“Gak sabar ya?” tawa Shenny. “Ngomong-ngomong, udah laper nih, makan yuk?” tanya Shenny dengan manjanya.

“Gue sekalian pulang” Asrul berdiri, memasukkan handphonenya ke tas dan dia mematikan rokoknya di asbak.
“Pulang?” bingung Shenny. “Kita makan bareng dulu aja yuk… Ramean, udah lama gak makan-makan lengkap gini orangnya….”

“Enggak, masih harus ngeberesin tulisan yang mau naik lusa” jawabnya dengan pasti.
“Yaudah, yuk?” Shenny menatap ke arah Razi, Katy dan Sandi.
“Ayo… Duluan aja kalian ke bawahnya, ada yang mesti aku beresin dulu” jawab Sandi.
“Tempat biasa kan?” tanya Shenny.
“Tempat biasa”

“Oke”

------------------------------

sex-po10.jpg

“Kita gak kelamaan babe?” nafas Katy terdengar berat, dia meringis, saat Sandi dengan gerakan yang cepat dan tidak beraturan menggagahinya di atas karpet. Katy menungging, dalam posisi doggy style dan dia masih memakai pakaiannya.

Sandi tidak menjawab pertanyaan pacarnya, dia fokus menggagahi Katy, sambil meremas pinggangnya dengan keras.

“Nnggh..” sambil merintih pelan, Katy melirik ke arah jam tangannya. Sudah lima belas menit berlalu sejak Shenny, Razi, dan Asrul keluar dari apartemen. Setelah mereka keluar, mendadak Sandi melumat bibir Katy, menciuminya asal-asalan dengan penuh nafsu. Dan tanpa aba-aba, Sandi menurunkan celana Katy, dan lantas menjilati area privat pacarnya itu asal-asalan. Katy tidak bisa menghindar lagi. Selama ini, dia selalu menurut kalau mau diapa-apakan oleh Sandi.

“Sayang, jangan… Ah… Jangan lama-lama please” mohon Katy, takut adik pacarnya dan sahabat pacarnya curiga.
“Sstt…” Sandi dengan penuh konsentrasi menghajar Katy, dengan penuh nafsu, dengan kelaminnya yang berbalut pelindung itu.

“Nng! Jangan, ntar bajuku acak-acakan!” Tangan Sandi pindah ke depan, meremas buah dada Katy tanpa perhitungan yang baik. Di dalam kepalanya, Sandi tidak pernah ingin menyia-nyiakan pacarnya yang seksi ini. Tanpa ritme dan alur yang jelas, Sandi mengacak-acak Katy malam itu.

“Aah…” Katy meringis. Rangsangan yang aneh menyerang dirinya, karena di satu sisi, posisi badannya sangat tidak nyaman, dan gerakan tangan Sandi mengganggunya. Tapi di bawah sana, di area kewanitaannya, dia sudah pasti merasakan kenikmatan.

Gerakan Sandi terasa makin tak beraturan. Gerakannya cukup kasar dan penuh nafsu bergelora yang sulit di bendung. Katy merasakan gerakan Sandi makin liar, dan itu mungkin tanda-tanda kalau sebentar lagi pacarnya ini akan mencapai puncak kenikmatan.

“Nnggh” Sandi mengerang pelan, dan dia melepas kemaluannya dari badan Katy. Katy bernalas lega, dan dia mulai menarik celana dalamnya, agar mereka bisa segera pergi.

“Yuk… Kita… Ah!” Katy kaget karena Sandi menyergapnya. Sandi memegang rambut Katy, dan menuntunnya dengan paksa ke area privat lelaki itu.

“Belum, dikit lagi” Sandi melepas kondomnya dan berusaha menjejalkan kemaluannya ke mulut Katy. Dengan agak kesal, Katy menurut dan dia langsung melumat benda yang tegak itu. “Ugh!” Sandi merasakan kegelian yang luar biasa saat lidah Katy menyentuh kulitnya. Dan agar cepat, Katy langsung menggenggam batang kemaluan pacarnya dan mengocoknya dengan ritme cepat.

Permainan lidah dan tangan Katy, terbukti ampuh. Sandi tampaknya tidak bisa menahannya lagi.

“NNNN!!!” Katy kaget, dan dia langsung menarik mulutnya. “Kok gak bilang!” Katy kesal, karena sperma Sandi tumpah ruah di dalam mulutnya. Dia menatap Sandi dengan tatapan kesal. Sperma memenuhi mulutnya, menetes tidak karuan, dan si perempuan segera berdiri, berjalan setengah berlari ke arah kamar mandi. Tak lama kemudian terdengar suara keran yang deras.

Cukup lama Katy ada di dalam sana, dan Sandi menggunakan waktu itu untuk membersihkan dirinya sendiri dengan kertas tisu. Raut mukanya tampak puas, karena dia sudah merasakan kenikmatan.

Tak lama, Katy keluar dengan baju atasan baru.

“Aku bakal susah jelasin ke mereka, kalo ntar Razi dan Shenny nanya kenapa aku ganti baju!” kesal Katy, mencari handphonenya untuk dimasukkan ke dalam tasnya yang bermerek mahal itu.

“Santai aja kali babe…. Kan banyak alasannya, ganti suasana kek, apa kek”
“Eh, kamu kok udah pake celana lagi?”
“Iya, kenapa emang?”
“Gak dibersihin dulu punya kamu?”

“Udah nih” Sandi memperlihatkan gumpalan kertas tisu di tangannya, dan dia lalu membuang kertas tisu itu ke sebuah tempat sampah.

“JOROK! Minimal kamu cuci di WC lah! Ayo buruan!”
“Engga ah, gini aja udah bersih”
“Jorok banget sih, aku jadi heran, kenapa sih aku mau sama kamu”

“Udah ah, yuk jalan sekarang…. Tadi katanya gak mau lama-lama karena takut orang pada curiga….” senyum Sandi nakal.
“Sial emang kamu ya….” Katy menarik napas yang panjang, menggelengkan kepalanya dan dia berjalan ke arah pintu.

https://ssl.***********/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif
Dia melirik ke arah Sandi, yang tampaknya kepalanya sedang berada di tempat lain. Dia pasti sudah memikirkan syuting episode selanjutnya ketika mereka berlima berlibur ke Bali.

Mudah-mudahan tidak terlalu seram, karena bagaimanapun, dunia misteri dan mistis Bali asing buat mereka. Dan Ini adalah kali pertama mereka syuting di Bali.

Tidak akan ada kejadian yang aneh, bukan?

------------------------------

BERSAMBUNG
 
Waah. Yang baru dari suhu idola. Udah jaminan lah ini. Semua skrip film horror pas lebaran kemaren digabungin kayanya masih lebih seruan ini..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd