Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Learn

Bimabet
TaAMU TAK DIUNDANG

Aku sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah tapi sepertinya ini terlalu pagi, sementara mila tidak keluar kamar dari tadi, walaupun saat ciuman tadi bibir mila masih terasa panas tapi aku tidak berfikir bahwa mila masih sakit dan karna itu juga aku jadi merasa bersalah atas apa yang aku ucapkan sebelum aku keluar kamar tapi walaupun aku merasa bersalah aku masih engan untuk kekamar mila dan meminta maaf, mungkin ini lebih baik agar aku tidak melakukan yang tidak seharusnya pada mila tapi bagaimana nanti hubungan kita. Aku tersenyum memikirkan ini semua. walaupun tadi hasratku tidak tersampaikan kali ini aku masih bisa berfikir waras

"Za.. "

"Iya ma"

"Kenapa senyum sendiri"

Aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal "kayanya masih terlalu pagi deh buat berangkat" aku beralasan "aku ketempat ines dulu deh" mama hanya mengangguk mengiyakan

Setelah pamit dengan mama akupun kerumah ines, walapun aku tidak yakin ines akan berangkat sekolah. Tanpa mengetuk pintu aku langsung masuk kerumahnya tapi tidak ada tanda kalo ada orang dirumah, akupun masuk kekamar ines, lampu kamar tidak dinyalakan, gorden jendelapun belum dibuka, sehingga kamar begitu gelap. Aku rasa ines masih tertidur di kamar mamanya, aku masuk kekamar ines menuju jendela dan membukai gordenya agar kamar tidak terlalu gelap

"Iihhh.." aku berteriak kaget saat mengatauhui ines yang sedari tadi tiduran di kasur hanya memakai celana dalam dan bh saja "apaan si, diem aja dari tadi

"Hihihi" ines hanya tertawa

"Itu ngapain juga telanjanga kaya gitu. Sekolah gak?"

"Males. Mila berangkat gak?"

"Gak. Kesempatan dia mah. Dah ah buruan make pakaian sebelum aku berubah pikiran buat ikut tiduran"

"Ide bagus tuh za.. hihihi"

"Dihh apaan si.. sekolah gak? Aku bonceng deh pake sepeda"

"Yaudah.. tungguin ya"

"Aku ambil sepeda dulu deh"

"Gak pengen liat aku make seragam"

"Gak.. liatnya ntar aja pulang sekolah saat kamu lepas seragam" ucapku sebelum meninggalkan ines di kamarnya

Aku kembali ke rumah untuk mengambil sepeda. Di rumah, aku memiliki 3 sepeda, sepeda onthel peninggalan ayah yang masih aku rawat dengan baik, sepeda gunung milik ku yang dibelikan mama saat aku masuk sma dan satunya sepeda dengan desain feminim milik mila, di tempat ku menyebutnya sepeda jepang. Kali ini aku memilih sepeda onthel karna akan mengebonceng ines sampai sekolah.

"Romantis ya.. klo setiap berangkat sekolah kamu slalu bonceng kaya gini si aku juga mau za" ucap ines saat kita sedang berangkat sekolah menggunakan sepeda. Aku tidak menjawabnya, aku hanya tersenyum yang aku tau ines tidak bisa melihatnya. Aku tau ines pasti memiliki pemikiran-pemikiran sendiri tentang orang tuanya, tapi kali ini aku tidak akan menanyakannya takut merusak mood ines, klo udah saatnya ines pasti akan cerita.

Sampai di sekolah dan memarkir sepeda aku menemani ines ke kelasnya. Banyak pasang mata yang mengamati kita berdua karna memang kita berjalan dengan bergandengan tangan. Aku tidak terlalu peduli karna harusnya mereka sudah akrab dengan pemandangan seperti ini

"Pulang mau bareng lagi gak?" Tawar ku saat kita sudah sampai dikelas ines

"Iyalah.. masak aku jalan sendirian"

Aku tersenyum "karna udah ngebonceng berangkat sama pulang aku minta bayaran"

"Apa.."

"Yang tadi pagi aku bilang"

"Apaan si" ines terlihat bingung

Aku mendekatkan bibir ku ketelinga dan berbisik "liat kamu lepas serangam" aku meniup telinganya setelah selesai berbicara

Ines tersenyum lalu mendekatkan wajahnya untuk berbisik balik "akan aku buat kamu puas" ines meniup telinga ku membalas

Aku tertawa lalu pergi menuju kelas "yaudadeh aku kekelas"

"Istirahat kekantin bareng" teriak ines saat aku belum jauh, aku hanya membulatkan jempol dan telunjuk membentuk lambang oke sebagai jawaban

Aktivitas di sekolah berjalan seperti biasa dan walaupun aku dikelas 2 dan 3 ini jarang ikut nongkrong saat pulang sekolah bukan berarti aku siswa yang baik dan rajin. Hari pertama aku dihukum kaka kelas karna tidak membawa perlengkapan mos saat itulah aku mengenal yohan, karna kami dihukum karna alasan yang sama. Hari ke dua dan ketiga aku tidak mengeikuti mos malah asik maen ps bareng yohan dan adi yang saat itu teman smp yohan, dan saat itu juga lah aku mengenal rokok dan minuman keras

Aku bukan perokok aktif, tapi disaat nongkrong atau saat minum"n keras aku kerap meminta rokok ke yohan ataupun adi. Sekilas tentang yohan, orang tuanya punya usaha rumah makan dengan 2 cabang di kota ini dan salah satu karyawanya adalah kakaknya adi, dengan wajah yang tampan dan duit yang banyak iya dengan mudah mencari pacar, dan itu sudah terbukti saat kami kelas 1 baru beberapa bulan sekolah dia sudah memacari salah satu cew di kelas kami, ohya saat kelas satu aku dan yohan 1 kelas sementara saat keluar 2 aku dan adi 1 kelas dan saat kelas 3 kami bertiga satu kelas.

Walaupun yohan sangat asik buat dijadiin temen bukan berarti aku bisa mempercayainya 100% karna dia terang2an punya ketertarikan dengan mila bahkan dia pernah meminta izin pada ku untuk mendekati mila

"Za.. adik kamu cakep banget anjirr buat aku aja ya" tanya yohan saat kita sedang beristirahat, obrolan ini terjadi saat mila dan ines masih kelas 1

"Gak.. gak akan aku ijinin siapapun deketin mila"

"Ayolah za.. mila jomblo kan, aku juga udah putus sama aya" aya adalah mantan pacar yohan waktu kelas 1 "tenang aja ntar ada jatah kaka ipar" ucapnya dengan percaya diri

"Gak anjing... walapun kamu ngasih aku duit 1 juta aku ngak akan ijinin siapapun deketin mila" aku mengeraskan ucapan ku agar terlihat serius dan aku rasa itu berhasil. yohan tidak lagi bicara ataupun merespon "aku gak tau sudah sampai mana perasaan kamu, hanya tertarik kah atau bahkan sudah jatuh cinta.. aku harap kamu lupain itu" ucap ku lebih tenang "ini berlaku buat kamu juga di" aku menunjuk adi

"Ngak lah.. lagian aku lebih tertarik sama ines.. hehe" adi mengaku

"Sama aja anjing.. walaupun ines bukan adik kandung tetep aja dia adik aku.. lagian selera ines tinggi.. lebih baik kamu lupain"

Awal-awal kelas 2 kenakalan ku tidak berkurang, membolos, rokok, alkohol, ps, dan ngeband masih sering aku lakukan, tapi setelah mila dan ines tau mereka seperti merencakan sesuatu kemana pun aku pergi mereka berdua slalu minta untuk ikut dengan alasan bosen klo langsung pulang tapi nyatanya saat aku mengurungkan untuk pergi mereka langsung diem dan langsung ikut pulang tanpa membahas rasa bosanya dirumah. Dan itu juga alasan kenapa mila dan ines sering ngajak gabung ataupun ikut nimbrung saat istirahat di kantin



Jam pelajaran terakhir gurunya tidak dateng, anak-anak di kelas manfaatin momen ini buat saling ngobrol, bahkan ada yang tidur. aku yang sudah merasa bosan di kelas mutusin buat cabut lebih dulu

"Han cabut ahh.. dah bosen anjing" ucapku pada yohan

"Kemana.. belum bel anjing, cabut dulu juga belum boleh keluar gerbang"

"Ke kelas 2 dulu.. sekalian jemput ines"

"Yaudah.. aku mau disini aja sama yang lain" aku hanya mengangguk untuk meresponya

Aku mengambil tas.. lalu bergegas pergi ke kelas 2

"Woy kemana" "woy"
"Bolos lu ya" "bilangin guru ni" teriakan-teriakan dari teman sekelas yang melihat aku pergi sambil membawa tas.. aku hanya mengacungkan jari tengah tanda tidak peduli

Samapi di kelas 2 aku malah bingung mau apa, karna ines sedang ada pelajaran aku hanya bisa duduk di depan kelasnya, tapi tak lama bu masito yang mengajar kewirausahaan di kelas ines keluar menghampiri ku

"Za.. ngapain di situ"

"Ehh bu.. gurunya gak dateng karna merasa bosen dikelas aku putusin kesini aja.. sekalian nungguin ines"

"Ini masih lama loh nyampe bel pulang"

"Hehe iya"

"Sini masuk aja, sekalian gantiin mila yang ngak masuk"

"Yeee.. emg bisa kaya gitu"

"Spesial buat kamu, ayo masuk"

"Gak ah buk"

"Ayo.. ibu bukan nawarin tapi maksa"

Aku menggaruk kepala ku yang sebenernya tidak gatal lalu mengiyakan ajakan bu masito untuk masuk ke kelasnya.. dari pada cuma duduk disini sendirian kaya orang ilang

Aku berjalan masuk kelas mengikuti bu masito lalu menuju bangku kosong di belakang, anak-anak dikelas banyak yang bingung dengan kehadiran aku, bahkan ines berkali-kali memanggil meminta penjelasan.. aku kira bakal duduk bareng ines karna mila yang teman sebangkunya ngak berangkat, nyatanya hanya tersisa bangku di pojok belakang dengan cew yang tidak aku kenal.. walaupun cewnya cakep si
"Hay.. maaf ya klo ngeganggu" sapa ku pada cew sebelah

"Iya kak gak papa" aku tau dibalik gak papa ni cew pasti merasa risih karna tiba-tiba ada kaka kelas yang duduk disebelahnya

"Kali ini kita kedatangan tamu spesial, kaka kelas yang ibu kira gak asing buat kalian" ahhh sial.. pasti bu masito akan bertindak usil

"Bu.. kakanya ganteng, boleh kenal gak?" Ines membuka keusilanya

"Wahhh sepertinya harus disuruh kenalan dulu didepan ya" bu masitoh menimpali perkataan ines

"Ahh gak gak.. gak ada ya, nes klo mau usilin aku ntar pulang gak aku bonceng ya" ucap ku memotong ucapan usil dari bu masitoh dan ines agar mereka berhenti mengusili ku, yang di respon senyuman licik bu masitoh dan acungan dua jari membentuk peace dari ines

"Yaudah kita lanjut ke pelajaran" bu masitoh menyerah mengusili ku

Bu masitoh lanjut menerangkan pelajaran, siswapun memperhatikan dengan cermat tapi ada beberapa anak laki-laki yang sibuk sendiri, mengobrol sama teman sebangku bahkan ada yang tidur menggunakan buku sebagai penghalang. Klasik!!! Sementara aku sibuk memperhatikan sekeliling, seperti memperhatikan cew yang ada di kelas, memilih yang tercantik dan tersexy dan aku rasa ines masih menempati posisi pertama tentu saja karna mila tidak masuk hari ini, tapi yang menyita perhatian aku lebih adalah cew yang duduk di sebelah ku, kulitnya tidak terlalu putih tapi menurutku ia sangat manis dan ku rasa banyak anak-anak kelas 2 yang naksir dengan cew ini

"Sampai sini ada yang mau dipertanyakan?" Ucap bu masitoh setelah menjelaskan tentang jenis-jenis pasar, dan semua siswa yang ditanya tidak ada yang menjawab "oke.. karna sepertinya kalian sudah paham sekarang ibu yang akan tanya.. apa perbedaan pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna" saya rasa tidak ada siswa yang mau jawab.

Sangat klasik, ketika guru selesai menjelaskan materi, siswa akan bilang bahwa mereka sudah jelas, tapi saat ditanya tentang materi yang baru dibahas pasti banyak dari mereka yang tidak bisa menjawab

"Ayo.. siapa yang mau jawab.. katanya sudah paham.. reza.. bisa jelasin perbedaan pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna"

"Ehhh kok jadi saya bu" aku yang ditunjukpun kaget

"Ya gak papa.. sudah kelas 3 tentunya sudah paham dong sama jenis-jenis pasar"

Aku menggaruk kepalaku yang sebenernya tidak gatal, sebenernya aku bisa jawab secara garis besarnya. Tapi masa aku si "bu.. masa aku si yang suruh jawab"

"Ya klo kamu mau jawab gak papa" kata-katanya terdengar tidak memaksa tapi aku tau klo bu masitoh hanya memperhalus bahasanya

Aku menyerah untuk beralasan dan berniat untuk meminjam buku lks ke cewek yang duduk disebalah ku, tapi sebelum aku menjawab ada cewk lain yang menawarkan untuk menjawab pertanyaan bu masitoh

"Bu.. boleh saya aja yang menjawab"

Cewek itu fia, aku mengenalnya karna beberapa kali dia ikut ines dan mila gabung bersama ku saat istirahat di kantin. Nice fia!!! Ohya menurut mila fia ini menyukai yohan

"Iya fia coba jelasin apa itu perbedaan pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna" dengan membaca buku catatanya fia pun menjawab pertanyaan bu masitoh secara perinci. Ahh aku terselamatkan

Jam pelajaran pun berakhir, anak-anak sudah pada keluar kelas, aku mengikutinya di belakang dengan ines yang memegangi tangan ku dan meminta penjelasan kenapa dijam terakhir bisa ada di kelasnya. Akupun menjelaskan tentang guru yang tidak masuk, tentang akun yang mutusin buat nungguin ines di depan kelasnya sampai ketemu bu masitoh

Sampai di rumah ines aku memarkirkan sepeda ku ke garasi lalu mengikuti ines masuk ke rumah

"Kamu gak pulang dulu.. ganti baju gitu" ucap ines sebelum buka kamarnya

"Ahh gak.. ntar kelewatan momen penting lagi"

"Momen penting apaan dah" aku tidak tau apakah ines lupa atau hanya pura-pura lupa. Aku menunjuk seragamku sendiri lalu menggerak2nya sebagai tanda bahwa aku mau liat ines membuka seragamnya.. pikiran ku sudah kemana-mana, pasti ini akan jadi tontonan yang sangat sexy

Ines melemparkan tasnya kesofa lalu ia membuka satu persatu kancing di seragam batik yang ia kenakan. Aku terdiam menyaksikan ines yang sangat berani membuka seragamnya padahal masih diruang tamu.

Selesai membuka kancing ines membiarkan seragamnya turun ke lantai lalu ia berpindah membuka ikat pinggangnya. Aku sangat tegang karna aku belum pernah lihat bagian ini. Selesai ines membuka kait rok dan resletingnya ines membiarkan lagi roknya jatuh ke lantai, lalu ia pergi kekamar tanpa memungut seragamnya yang berserakan dilantai ruang tamu

Aku terdiam sejenak masih meresapi apa yang baru aku lihat, warna bh dan cd yang gelap sangat kontras dengan warna kulitnya, rambut yang dibiarkanya tergerai bebas dan ukuran payudaranya.. ohh my god, aku benar-benar terangsang

Setelah pikiran ku tidak lagi dalam ketegangan aku melempar tas ku ke sofa, lalu mengambil sragam ines yang ia tinggalkan.. bau wangi ini, aku menghirupnya dalam-dalam, wangi parfum yang sudah bercampur dengan keringatnya. Sangat sexy

"Nes.. ngapain?" Ucap ku sesudah masuk kamar ines dan melihat ines berdiri di depan lemari untuk mencari pakaian yang akan di kenakan

"Pakai baju lah" ia menjawab tanpa menoleh ke arah ku

Akupun mendekatinya lalu menutup pintu lemari yang ia buka "gimana klo gak usah make baju"

Tanpa menunggu respon ines aku langsung mencium bibirnya, awalnya ines tidak merespon ciuman ku tapi lama-lama ia pun membalasnya dan menaruh tanganya untuk merangkul ku

Mendapat respon seperti itu aku tidak tinggal diam, tangan ku sudah menelusuri seluruh badannya bagian atas lalu ke payudaranya yang masih memakai bh, kulitnya begitu lembut bahkan aku sampai berfikir untuk tidak melewatkan setiap mili dari badannya

Aku melepas ciuman ku lalu memandangi wajah ines, dan inespun melakukan hal yang sama.. kami terdiam diposisi sepeti itu lalu aku mengecup sebentar bibirnya kemudian aku melumatnya lagi, ciuman ku berpindah ke lehernya, naik ke kuping den kecupan-kecupan ku berubah menjadi jilatan di kuping dan leher ines

Jilatan dan kecupan ku masih dileher dan kuping sementara tangan ku masuk kesela-sela branya "ssstttttt ahhhhhh" aku mengelus payudaranya dan mengusap putingnya "ssssstttttt" napas ines sudah tidak teratur aku tau dia pasti sudah sangat bernapsu tapi aku belum bosan bermain di area leher dan payudaranya

Aku kembali melumat bibirnya bermain dengan lidahnya tangan ku sedah meremas payudara ines dari balik bra nya lalu kecupan ku turun kedagu keleher bagian depan "aaahhhhhh" ines merintih kali ini dan berhenti di payudara bagian atas. Aku membuat tanda merah di sana

Aku menyingkap branya keatas lalu melumat puting dan meremas payudara ines yang mungil tapi mancung, berbeda dengan payudara mila yang lebar bulat tapi gak gede tapi klo disuruh memilih aku akan memilih punya siapa saja yang sedang didepan mata ku. Tentu saja kali ini aku memilih payudara ines

Lama diposisi ini aku bangkit lagi untuk mencium bibirnya dan menyilangkan tangan ke kebelakang untuk meremas pantatnya. Ines memeluk ku dengan erat lalu melangkah maju kedepan sehingga aku pun ikut kedorong kebelakang, aku tau ines pasti akan membawa ku ke ranjang, tanpa menahan tubuh ku aku mengikutinya dan menjatuhkan tubuh ku tanpa ragu-ragu

Ines ikut naik lalu duduk di atas paha ku sembari melepas bra nya setelah terbuka dan melemparnya kepenjuru kamar ia berganti melepas celana abu-abu ku beserta dalemanya dengan satu tarikan saja

"Za.. kamu sexy" kata yang biasa aku ucapkan pada ines ataupun mila kini malah ines yang mengatakan kepada ku

"Kamu udah napsu kayanya" ines mengangguk mengiyakan "gimana klo kita lakuin sekarang.. aku udah napsu banget, liat aja titit aku"

"Gak bisa" ucap ines sambil mengocok penis ku dan mengecup bibir ku sekilas "aku lagi mens.. hihi"

"Wahhh.. dari kapan?"

"Kemarin udah kok" seketika harapan yang aku kira ada kini pupus sudah "aku puasin pake cara lain aja ya.. kaya kemarin"

"Pake ini aja bisa gak?" Ucap ku sambil meremas dadanya

"Tetek aku kecil emg bisa?"

"Gak tau, kita coba aja"

Ines tidak menghiraukan omongan ku lalu menurun kan kepalanya dan menjilati kepala penis ku "ahgggg" ines menjilat dan mengulum penis ku berulang-ulang sementara tanganya tidak berhenti mengocok penis ku bagian pangkal

Sekitar 15 menit ines ngelakuin itu ia tampak kelelahan sementara aku hanya rebah dan mendesah "tangan sama mulut aku pegel za.. lama banget si.. perasaan kemari gak deh"

"Jangan berenti dong.. ini lagi enak-enaknya"

"Yeee.. kamu mah enak, tinggal tidur sambil nikmatin.. tangan sama mulut aku ni pegel.. mana gak dinikahin lagi"

"Hobi banget si ngajakin nikah.. lanjutin dulu ini nanggung"

"Ntar nikah ya"

"Iya.. ntar kita ngomong ke mama kamu yang penting ini selesi dulu"

"Oke" ucap ines dengan senyum liciknya, lalu ines melanjutkan kulumanya pada penis ku, kali ini temponya begitu cepat

Sekitar 5 menit aku merasa akan keluar "nes.. aku mau keluar"

"Yaudah keluarin.. tapi jangan di mulut ya"

"Boleh gak aku gesekin ke tetek kamu"

"Boleh.. buat calon suami apasih yang gak boleh.. hihi" aku tak menghirokan celotehanya, lalu menarik ines bertukar posisi dan menaruh bantal agar lebih tinggi agar saat aku menggesekan penis ku pada payudaranya bisa menjangkau mulut ines dan ines bisa membantu menjilati kepala penis ku

Saat aku menggesek penis ku kepayudaranya itu bener2 luar biasa atau mungkin ini karna pengalaman pertama. Rasa Lembut, kenyal dan halus payudara ines benar-benar merangsang, pemandangan keluar masuk penis ku, dan sensai geli saat kepala penis ku mengenai lidah ines yang di julurkan keluar.. aku rasa ini tak akan lama

Aku menuntuk tangan ines untuk mengocok penis ku "kencengin nes aku udah mau keluar"
"Ssthhhhhht"
"Arahin ke tetek kamu biar keluar di situ"
"Aghhhhh... ahhhhhhhh.. ahhhhhhh" dan crroooottt... ccrroott.. croot... aku mengambil alih kocokan untuk mengeluarkan sperma yang tersisa lalu mengambil tisu untuk membersihkan penis ku

"Mau di biarin kaya gini, apa mau dilap nes?"

Ines tak menjawab.. iya hanya diam dan memejamkan matanya, terlihat dari napasnya sepertinya ia kelelahan.. seketika aku merasa bersalah karna tidak bisa memuaskanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd