Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------

Cerita 79 – Gadis Karaoke Tetanggaku

Yeni


Ini sambungan kisah ane waktu merantau ke Batam gan.

Hari itu aku sampai di Batam dan dijemput dengan taksi oleh abang kandung si Kirol, temanku yang sama ingin mengadu nasib di rantau.
Kami diberikan sebuah kamar di kontrakan miliknya. Abang si Kirol ini seorang pengusaha kuliner yang cukup sukses di kota Batam.
Punya beberapa outlet di pusat kota. Dan kontrakan ini berada di sekitaran daerah Legenda.

Paginya kami sarapan, berbicara dan ikut membantu abangnya.
Untuk sementara sambil melamar kerja. aku dan Kirol berniat membantu abangnya.. agar tidak merepotkan.
Apalagi aku yang bisa dikatakan menumpang dengan Kirol.

Seminggu berlalu kami mulai mengikuti beberapa wawancara pekerjaan. Waktu terasa semakin lambat berlalu.
Tapi aku punya sebuah pemandangan indah yang menjadi penghibur saat sore di kala pulang dari melamar kerja.

Dia adalah Yeni, tetangga sebelah kos kami. Aku berkenalan dengannya sejak hari pertama tiba.
Yeni bekerja di salahsatu karaoke elit di Batam. Berusia sekira 20 tahun,

Tubuhnya tidak terlalu tinggi.. hanya 160 cm.. langsing.. putih bersih..
Dan yang paling mencuri perhatian adalah.. pantatnya yang seperti bebek.

Setiapkali mengobrol dengannya, seringkali aku mencuri pandang.. karena dia sering memakai celana pendek yang ketat ketika di kos.

Seminggu kemudian aku stress.. karena sekian banyak yang menginterview.. tak satu pun yang memberikan kabar.
Seharian aku uring-uringan karena semakin tidak betah.. ditambah kondisi keuangan yang menipis..
tabunganku pun mulai kuambil sedikit demi sedikit.

Malam harinya aku mengajak Kirol membeli beberapa botol bir.. menenangkan pikiran.
Kami terus mengobrol sampai Kirol ketiduran dan aku masih memandangi langit.. kamar kami berada di lantai 2 kos-kosan ini.

Aku terkejut ketika mendengar suara perempuan menjerit.
Suara yang sepertinya aku kenal.. Yeni. Tetanggaku yang seksi.

Sontak aku langsung berlari ke arah suara itu. Ternyata dugaanku benar.. Yeni terjatuh dari tangga.
"Ga papa Yen..?" Tanyaku sambil membantunya berdiri.

"Ga papa kok bang.. cuma agak nyeri di pergelangan kaki. Aku kebanyakan minum.. jadi gak sengaja jatuh..
padahal baru mau naik tangga hehe.." katanya menjelaskan.

Kupegang bahunya sambil membantunya berjalan ke kamarnya.
Di depan pintu kamar dia membuka tas untuk mengambil kunci.. aku lihat ada banyak uang ratusan ribu.
10 juta-an mungkin. Karena uang itu masih terikat rapi.. seperti dari bank.

Aku dudukkan dia dan mengambil air minum.
"Makasih ya bang.. hehe, jadi menyusahkan.."
"Iya.. ga papa kok. Aku balik ke kamarku dulu ya.. ngantuk nih.. hehe.." kataku.
"Iya bang.. makasih ya..”

Ketika merapatkan pintu.. selintas aku berpikir.. tiba-tiba saja aku membayangkan tubuh Yeni.
Malam itu Yeni memakai kemeja tipis dengan tang-top di dalamnya..

Ditambah bawahannya rok mini.. yang membuat pahanya terekspos dengan mudah..
Plus pinggul lebar dan pantat nonggeng.. bener-bener seperti bebek..
Uhh.. sungguh pemandangan yang tak pantas untuk dilewatkan.

Keesokan paginya aku duduk melamun di depan pintu kontrakan.. hari ini hari Minggu.. tak ada jadwal interview atau melamar kerja.
Hari yang membosankan.. pikirku.

Beberapa saat kemudian aku meilhat seorang ibuk tua keluar dari kamar Yeni..
Iseng aku pura-pura lewat di depan kamarnya.. tiba-tiba Yeni memanggil.. mengajakku sarapan.
Ibuk tadi ternyata tukang pijat langganan Yeni.. ia memijat kaki Yeni yang sakit.. keseleo akibat jatuh semalam.. sekalian diminta Yeni membelikannya sarapan.

Yeni sedikit berbau minyak urut.. tapi ada yang aneh dengan baju tidurnya. Aku menduga Yeni tidak memakai Bra.
Tapi aku tak berani memperhatikannya.. takut suasana jadi canggung.

Kami lantas bicara panjang lebar.. ternyata Yeni berasal dari kota yang sama denganku.
Yeni juga bercerita tentang pekerjaannya. Dia telah bekerja di karaoke itu sekitar 10 bulan.

Esoknya aku berangkat untuk tes kesehatan.. pagi-pagi aku ditelpon oleh pihak perusahaan yang kulamar..
perusahaan pengelola sebuah hotel berbintang.
Aku melamar sebagai staff perkantoran. Sukurlah.. seminggu kemudian aku diterima..

Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap berangkat bekerja.. Kirol masih mengikuti tes kesehatan di perusahaan lain.
Saat lewat di depan kamar Yeni.. "Cie.. sie.. selamat ya bang..! Ntar gajian pertama traktir ya.."
kata Yeni yang sedang menyapu lantai kamarnya..

"Iya Yen. Tau darimana kali aku udah kerja..?" Balasku menyapanya.
"Nebak aja tadi hehe.. gak taunya bener. Berarti gajian pertama traktir ya.." selorohnya lagi.
"Oke siap..” uajrku singkat.
Aku berangkat..
---------------------

Sebulan berlalu.. saat gajian aku membayarkan uang kos dengan abang Kirol.. membelikan jajanan anaknya dan mentraktir Kirol makan.
Dia baru masuk kerja.. jadi belum gajian.

Malamnya aku ajak Yeni makan.. bertepatan Yeni sedang off kerja. Dia memakai bluse terusan yang berwarna biru gelap dan sedikit ketat.
Sepulang dari makan di salahsatu cafe.. aku sengaja mampir ke kamar Yeni.. mumpung masih jam 10 malam.

Yeni langsung ke kamar mandi mengganti bajunya dengan baju tidur.
Kali ini dia memakai baju daster yang penuh corak bunga.. Tapi aku sadar sesuatu hal.. Yeni tidak memakai bra..!!

Beberapakali saat menonton tv.. aku melirik di celah ketiaknya..
Ufhh..! Terlihat sedikit daging payudaranya karena daster Yeni yang longgar.

Kontal saj kontolku mulai mengeras teagang.. tapi ini bukan saat yang tepat untuk merayu Yeni.
Aku izin kembali ke kamar sekitar jam 11.

Beberapa hari kemudian.. sekitar jam 3 malam aku terbangun.. dan lalu keluar kamar sambil merokok di teras kamar.
Yeni baru pulang.. dia terlihat mabuk. Dia menyapa dan mengajakku mengobrol.
Kami lantas mengobrol di kamar Yeni dengan pintu terbuka.

Yeni mengganti baju.. saat Yeni keluar kamar mandi aku sedang asik menonton tv.
Dia mengambilkan susu segar kalengan dan aku baru sadar bahwa dia hanya memakai tang-top dengan celana pendek yang ketat.

Dan yang semakin membuatku panas dingin.. pentilnya terlihat jelas tercetak..!
Karena tangtop yang ia kenakan sedikit ketat.

Kami mengobrol sampai jam 4.. Yeni tertidur di atas karpet tempat kami duduk.
Suasana yang sepi itu membuat pikiranku semakin kacau..
Karena sudah terbawa nafsu.. aku memberanikan diri menyentuh tangan Yeni yang tertidur.. dia tak bereaksi.

Aku sentuh pahanya dengan sedikit gemetar.. aku belai pahanya.
Yeni tetap diam.. tapi pikiran warasku kembali.
Aku tak ingin dicap hidung belang jika Yeni tahu aku menyentuhnya. Aku lantas kembali ke kamarku dengan kentang.. Arghh..!!

Di kamarku.. Kulihat Kirol sudah tertidur lelap.
Karena tak tahan menahan kekantangan sedarotadi.. aku ke kamar mandi dan mengocok kontolku.
Sejujurnya.. mungkin itu masturbasi ternikmatku.. karena sudah sangat lama aku tidak menyentuh wanita..
------------------

Dua minggu berlalu, aku semakin dekat dengan Yeni, dia pun sering nge bbm sekedar menanyakan sedang apa.
Aku sadar, sepertinya Yeni juga tertarik padaku.

Beberapa hari kemudian, aku mengajak Yeni jalan jalan ke salahsatu mall, membeli sepatu baru untuk kerja.
Yeni kubelikan baju kemeja yang sedang dia lihat.

Awalnya dia menolak, tapi aku memaksa, dan akhirnya dia mau, sebelum pulang kami makan di sebuah cafe..
kali ini Yeni memaksa membayar.
Aku tak bisa menolak karena dia membayar sebelum pulang saat dia ke toilet.

Saat akan pulang, sebelum naik motor yang kupinjam dari teman, di parkiran seorang om-om seumuran 40 tahun menyapa Yeni..
tapi aku sedikit kaget saat om itu bilang..
"Itu pacar kamu Yeni..? Wah.. pantas kamu makin hari makin jutek sama saya haha.." lantas ia pergi..

Yeni dengan wajah cemberut naik motor.. dan sepanjang perjalanan itu pula aku kami diam.
Aku tak berani bertanya walau aku ingin sekali bertanya apa maksud om itu.

Saat malam, aku membelikan Yeni sate.. karena seharian Yeni di dalam kamar..
sepertinya sejak sore tadi suasana hatinya sedang tidak baik.
Yeni mengajakku makan bersama.. tapi anehnya kali ini Yeni sengaja menutup pintu kamar.

Kemudian saat mengobrol dengan topik yang tidak jelas, dia membahas soal kejadian tadi siang.
"Bang, aku mau jelasin soal om tadi siang..” tapi aku pura-pura tidak mau.
"Ga usah Yen. Ga papa kok.. lagian itu kan masalah pribadi kamu, mungkin. Jadi kalo gak nyaman, gak usah sekarang..”
ujarku sok bijaksana.

"Tapi aku merasa harus jelasin. Sebenarnya om tadi itu langganan karaoke tempat kerjaku.
Dia sering banget gombalin aku. Beberapakali dia juga berusaha buat minta kontak aku.. tapi gak aku kasih.
Abang taulah.. yang namanya karaoke pasti dekat dengan dunia hitam.
Temen aku bahkan sampai keluar-masuk hotel sama pelanggannya. Tapi aku serius.. aku belum pernah begitu.
Aku cuma kerja sesuai peraturan dan terima uang tip.
Kadang memang harus ikut minum-minum bareng mereka biar mereka mau ngasih uang tipsnya lebih gede..
tapi kalo diajak ngamar aku emang selalu nolak kok..” paparnya panjang lebar menjelaskan.

Aku tersenyum lega..
"Kenapa kamu ceritain ke aku Yen masalah kerjaan kamu..? Lagian gak masalah kok.
Aku udah tau dunia bisnis hiburan itu gimana. Itu kan privasi kamu.. aku jadi gak enak gini Yen..” kataku lagi.

"Aku takut aja abang mikir aku cewek yang murahan..” katanya terdengar agak lega.

"Ga papa kok Yen. Udah.. santai aja. Lagian masalah udah kelar kan..? Kamu udah ceritain ke aku.. hehe..”

Yeni kembali tersenyum. Kami kemudian kembali bicara seperti biasa.. tertawa sambil saling lirik.
Sampai suatu saat pembicaraan kami mulai mengarah ke arah seks..

Dia menanyaiku tentang pernah berhubungan badan atau tidak.. dan aku menjawab jujur..
Aku pernah melakukannya dengan mantan pacar yang hampir nikah denganku.. tapi kami tak mendapat restu.

Dia pun akhirnya mengaku pernah berhubungan badan saat bersama pacarnya di kampung dulu..
tapi karena si pacar selingkuh.. sejak saat itu dia trauma pacaran, katanya.

Pembicaraan semakin intens.. ditambah tontonan tv yang sedang menyiarkan film barat romantis.
Entah karena apa aku memberanikan diri memegang tangan Yeni.

Dia hanya diam dan menatapku dengan senyum.. akhirnya aku kembali ke kamarku dengan gembira..
karena sudah mendapatkan lampu hijau.. tanda bahwa Yeni juga tertarik denganku..
-------------------

Saat di kamar.. BBM Yeni masuk. Kami teruskan chating hingga larut malam karena besoknya aku libur dan Yeni juga off.
Dia bertukar hari off dengan temannya agar bisa punya hari libur yang sama denganku, katanya.
Aku tau ini saat yang tepat.

Pagi nya aku mengajak Yeni jalan-jalan.. dia yang menentukan pilihan tempatnya.
Dia memilih ke salahsatu pantai terkenal di Batam dengan pemandangan yang indah.

Tak ada yang spesial.. kami hanya berenang dan kadang berpegangan tangan..
meski aku ingin sekali menyentuh bokongnya yang terlihat sangat kenyal itu.
Ditambah baju kaos yang ia kenakan tergolong tipis. Kami pulang saat malam.. dan makan ikan bakar di kamar Yeni.

Sehabis makan aku iseng beli beberapa bir kaleng di warung di depan kos.
Di Batam adalah hal wajar kalo warung jualan bir.. mungkin karena zona ekonomi bebas.. jadi polisi agak sedikit ‘berbaik hati’.

Sehabis sekaleng bir aku baru menyadari kalo Yeni baru selesai mandi dan mengganti pakaian dengan tangtop tanpa memakai bra..
dan celana pendek ketat seperti kemarin.. saat aku mengantarnya ke kamar waktu dia pulang dengan kondisi mabuk.

Kami duduk berdekatan di karpet.. dan entah setan apa.. saat saling lirik.. aku mendekatkan kepalaku dan Yeni menutup matanya..
Crupp..! Langsung kulumat bibirnya.

Kami saling bertukar liur.. dan Yeni melingkarkan tangannya ke leherku..
Ia sedikit mendorong agar posisi kami yang tadinya duduk menjadi tiduran.
Kami berciuman lama sekali.. sampai akhirnya aku melepaskan ciuman dan mulai menjilati telinganya.. perlahan turun ke lehernya.

Suasana semakin menggairahkan.. Yeni menahan desahannya saat aku memberanikan diri menyentuh pentil payudaranya yang masih terbungkus tangtop.

Yeni menarik rambutku dan kembali berciuman.
Aku sedikit terkejut saat Yeni berani membelai kontolku yang masih terbungkus celana jins.
Karena tak tahan.. aku membuka dan menurunkan celanaku dan membiarkan tangan Yeni membelai kontolku yang masih terbungkus celana dalam.

Aku terus melumat bibirnya sambil memijat-mijat lebut bungkahna kenyal payudaranya..
"Ahh.. ahhh.. enak bang.." bisik Yeni.

Aku menariknya kembali duduk.. dan kami masih berciuman.
Sampai suatu saat aku punya ide yang sedikit berisiko membuat gairahnya berkurang.

Aku menghentikan ciumannya. "Yen, aku mau jujur sama kamu untuk dua hal.."
Dengan wajah sayu dia bilang.. "Apa bang..?"

"Sejujurnya waktu kamu mabuk pulang kerja kemarin itu aku pernah memegang pahamu.. karena terpancing nafsu dan rasa penasaran. Tapi aku bersumpah.. aku tak melakukan apa-apa lagi.. dan langsung pulang.
Dan yang kedua.. semakin hari dan atas semua sifat dan kejujuran kamu..
aku harus bilang kalo aku gak nyangka kalo aku bisa jatuh cinta lagi.. dan wanita itu kamu Yen..” tuturku pelan.. setulusnya.. atau 'sebulusnya..?'.. hehe..

Dia menarik aku untuk kembali tiduran.. kontolku kini hanya terhalang celana dalamku dan celana pendeknya.

Lalu dia bilang.. "Aku tau kok abang pegang paha aku.. aku masih agak sadar saat itu.
Tapi aku sengaja pengen tau abang orang yang seperti apa..”

Jiahh..!! Aku terkejut.. "Maafin aku ya Yen.."
Dia lalu menutup mulutku dengan tangannya..
"Tapi itu juga yang buat aku juga jatuh cinta sama abang. Abang satu-satunya laki-laki yang aku kenal yang bisa mengendalikan nafsunya.. padahal abang bisa lakukan apa aja kalo aku lagi mabuk gtu..”

Setelah itu dia langsung melumat bibirku.. kami melanjutkan aktivitas tadi.
Aku memberanikan diri membelai gundukan memeknya.. ternyata dia juga tidak memakai celana dalam..!!

Aku jadi langsung dapat meraba biji kelentitnya.. Reaksinya.. dia memelukku semakin erat..!
"Aaauh.. aduh bang.. jangan di situ..! Geli bangethh..”

Namun aku tak mempedulikannya.. segera kutarik celananya ke bawah.. dan dia sedikit membantu dengan mengangkat pantatnya.
Kali ini aku menyentuh langsung memeknya.. skin to skin..
Wuihh.. cuakepp..!! Bulunya tipis.. hanya sekitar setngah senti. mungkin baru dicukur.

Sambil berciuman.. beberapakali dia menggigit lidahku saat kugosokkan sedikit kencang di kelentitnya.
Beberapa saat berikutnya Ia melepaskan tautan ciuman kami.. lantas berkata.. "Abang juga buka ya..?"

Kami lalu duduk dan membuka semua pakaian yang tersisa.. kemidian berpindah ke tempat tidur.
Aku langsung menindihnya dah kembali meremas-remas payudaranya.

Sambil meremas-remas aku turunkan ciumanku ke leher.. dan perlahan senti demi senti ke pentil payudaranya.
Persis saat aku mulai menjilati payudaranya.. "Aauhh bang.. geli.. geli banget.. tapi enakhh.. auh ahh..”
Desahnya kegelian plus keenakan atas ulahku merangsangi bagian tubuh erotisnya.

Tanganku yang satunya bermain di liang kewanitaanya.
Tak puas di situ saja.. aku mula menciumi perutnya.. perlahan menuju ke bawah..

Saat mulutku sudah mendekati memeknya dia sedikit menarik rambutku..
"Jangan di situ bang.. jorok ahh.." larangnya agar aku tak menyentuh memeknya.

"Ga papa sayang.. lagian Yeni kan hbs mandi. Nikmatin aja ya, sayang.." kataku membujuk.

Clrupp.. langsung kulumat klentitnya..
"Oohh.. auhhh ahhh.. aduh bang.. aku gak tahan.. ahhh ahhh.. enak banget ahhh.." racaunya mulai terdengar..
sementara pahanya semakin menjepit kepalaku.

Tapi aku tak akan membiarkannya mereda.. kujilati juga lubang memeknya yang mulai membiaskan lendir bening.. tanda mulai terangsang.
Semakin kencang dia menjepit kepalaku.. semakin aku bernafsu menjilati memeknya..
sampai akhirnya.. "Aaduh bang.. aku mau pipis.. ahh ahh ahhhhhhhhhh..!"
Srrr.. srrr.. srrr.. srrr.. Cairan orgasmenya seketika membanjiri mulutku.

Saat dia sedang lemas menikmati orgasmenya.. aku bangkit.. lalu berlari mengunci pintu yang tadi hanya tertutup tapi tidak tekunci.
---------------------

Aku teringat mengunci pintu karena teriakan Yeni tadi memang kencang. Aku khawatir ada yang memergoki kami.
Tak lama aku kembali ke tempat tidur dan kembali menindih Yeni.

Yeni berbisik.. "Aku baru kali ini ngalamin sampe pipis kayak tadi bang.. Makasih ya sayang..
dulu pacar aku belum pernah buat aku sampai pipis.. karena dia maunya langsung masuk aja.."
dia mencium pipiku dan meremas-remas batang kontolku.

Tiba-tiba dengan lembut aku didorong ke samping.. "Sekarang giliran aku ya.." katanya dengan manja.
Dia menjilati kepala kontolku yang sedikit mengeluarkan cairan bening.. dan Clopp..! Langsung melahapnya.

Aku ngerasa sedikit ngilu sebenarnya.. karena beberapakali mengenai giginya.. tapi sengaja tak kuutarakan..
Hmm.. ga papalah.. mungkin dia belum terlalu mahir blowjob. Pikirku menganalisis.

Karena sudah tak tahan lagi menahan konak.. aku segera menarik tubuhnya.. hingga kini dia berada di atasku..
Slebb.. slebb.. kugesekkan kontolku di belahan memeknya yang makin membasah..

Sambil berpelukan aku berbisik.. "Aku masukin ya sayang.. boleh kan..?”
"Iya sayang.." balasnya sambil tetap kami berciuman..

Slebb.. kumasukkan ke lubang memeknya perlahan-lahan.. beberpakali dia menggigit bibirku.. entah karena nafsu atau sakit di memeknya.

Slebb.. ketika sampai setengah batang kontolku masuk dia menjerit...
"Aauhhhh..! Pelan sayang, punya abang gede banget.. ngilu tau..!! Hampir 2 kali punya mantan akuuhh..!”
Protesnya sambil melenguh nikmat dan nyeri, mungkin. Hehe..

Tapi aku tak peduli.. Blessepp..!
Dengan sekali sentakan semua kontolku ambles dan terasa mentok di dalam liang memeknya sana..
Dia sontak terpekik.. "Iihhhhhhh.. abang jahat..!!"

Aku hanya tertawa.. kemudian perlahan kami mulai bergerak saling mengharmoni.
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crek.. crekk.. crekk.. Aku mulai memompa memeknya yang sempit.

"Ahh ahh enak banget banghh.. ahh ahhahh.." mulutnya mulai meracau.. meluapkan rasa nikmatnya.

Sambil berpelukan.. kuremas-remas bokong seksinya.. dan sambil memompa lebih cepat aku ciumi bibirnya.
Dan saat aku mulai menaikkan tempo gerakanku Yeni mulai bergerak mengimbangi.
Sepertinya dia mulai menikmati dengan sepenuh hasrat.. acara ‘sodok kelamin’ ini. hehe..

"Eenhhak ahh ahh bhang.. love you.. oohhh.." desahnya di tengah keceplak-keceplok kontolku keluar-masuk di liang memeknya..
kami berciuman lagi dengan lebih bergairah.

Sekitar 15 menit kupompa dengan tempo sedang.. Yeni kembali mengerang nikmat..
Mungkin karena sudah lama tak menikmati tubuh wanita.. aku mulai merasa agak kewalahan.

Tak lama kemudian.. setelah beberapa sodok-tarik batang kontolku di liang memeknya..
Yeni kembali mengerang panjang.. aku langsung melumat bibirnya.. mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat Yeni itu.

Tapi untungnya tak lama kemudian Yeni mulai menjerit-jerit lirih..
"Aahhh ahhh bhang, aku mau pipis laghii..”

Langsung saja kupercepat pompaan kontolku di liang memeknya.. clebb-clebb-crekk-crekk-clobb-clobb..

Dia langsung menggiggit leherku menahan jeritannya sementara tangannya mencakar pundakku..
"Nghhh..ahhh abh..baanghhh..mm.. Yhhenni kelluhaarrr.. ahhhh.." desahnya menikmati puncak orgasmenya.

Tubuh Yeni menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.
Ini memberikanku kesempatan untuk menurunkan gairahku sedikit.. mengingat aku juga hampir keluar tadi..
--------

"Abang belum keluar juga ya, lemes tapi enak.. abang hebat bangt sampai duakali aku pipis..
Jangan tinggalin Yeni ya bang.." ucapnya sendu.. setelah itu dia mengecup bibirku.

"Ayok pipis lagi.." aku mengangkatnya dan mengarahkannya agar menungging..!
Dogistyle.. salahsatu gaya favoritku.. apalagi bokong Yeni memang benar-benar seksi.

Slebbb.. kembali aku masukkan perlahan kontolku di liang memeknya yang kini terasa makin licin..
"Uuhhahh.. sekarang giliran abang harus keluar ya..? Terserah abang mau gimana aja.. Yeni juga mau abang keluar..”
katanya padaku yang sedang mengatur nafas.

Jlebb-jlebb-clebb-crekk-clebb-clobb-clobb-crobb-crobb..
Kali ini aku memompa liang memek Yeni dengan tempo cepat..

"Aahh.. ahh ahh.. pelan sayang.. auh ahh.. ughh.. oughh.." erang dan rintihan Yeni makin ramai.

Aku tak peduli.. tangan kiriku memegang teteknya dan tangan kananku meremas-remas bokongnya.
Sambil sesekali mencubit kelentitnya dari belakang.. aku ciumi lehernya..

clebb-crekk-clebb-clobb-clobb-crobb-crobb-clebb-clebb .. Semakin cepat kupompa..
Memeknya makain membasah.. lalu mulai berkedut dan terasa makin rapat menjepit batang kontolku di dalamnya..

Dia lagi-lagi akan keluar.. "Aahh..bhang.. mau kheluurar laghii..ahhhhhhhh..!!”
Di jatuh lunglai bersama orgasmenya entah yang keberapa.

Karena aku juga sudah hampir keluar.. aku putar kemudian tubuhnya..
Kali ini kembali ke posisi normal.. aku di atas.. man on top..

Saat dia masih lemas menutup mata aku pompa lagi memeknya sambil meremas-remas payudaranya.
Yeni tersadar.. "Aahh ahhhbang kuat banget sih..? Akkhhu..ughhh.. ughh..udahh.. gak tahhan.." rintihnya lemas.

Aku bisikkan ke telinganya.. "Yenhh, akkhhuu mauuhh kellluarhh.. Kelluarrrinhh dim..manahh..?"
"Dhalem ajahh.. ahhh.. A-akkhuu barrruhh habissss menssshh.. kemmariinn sorrrehh sayyang..hhhh.."
Balas Yeni.. teramat menyenangkan terdengar bagiku.

Aseekkk..! Bisa crott di dalemm..!! Teriakku senang dalam hati.
Maka.. langsung kupercepat pompaan kontolku di liang memeknya sambil berciuman panas..

Dann.. tak berapa lama kemudian aku mulai merasakan desakan itu semakin dekat..
"A-akkhu mauuhh kellluuaaaar sayyanghh.. Erggghh..!"
"Akkhuu jugaahh bhaang.. ahhh.. ahhhhhhh..!!" Yeni lagi-lagi orgasme..

Tapi karena sudah di ujung pendakianku.. makin kupercepat goyanganku tanpa memberi Yeni waktu jeda.
"Aahh pipis lagi..!!" Teriak Yeni lagi.. menggapai orgasmenya.

"Aaku juga Yenn erghhhhh.." lenguhku melepas nikmatku..
Bersamaan dengan semprotan spermaku di kedalaman liang memeknya. crett..crott.. crott.. crott..

Kali ini kami orgasme bersamaan, entah berapakali aku semprotkan ke memeknya.
Aku jatuh lunglai di samping Yeni.. kami saling berpelukan..

"Makasih ya sayang.." kukecup keningnya.
"Itu enak banget bang.. abang harus tanggungjawab.. Lainkali kalo Yeni mau lagi.. abang harus siap kapanpun Yeni mau.."

Aku tertawa.. "Gak mungkin aku nolak hehe, aku balik dulu ya Yen.."
Dia memelukku erat..
"Gak mau.. SMS aja Kirol. Bilang nginap di rumah temen. Pokoknya aku mau malam ini abang tidur meluk aku.." rengeknya memanja.

"Oke deh.. tapi siap-siap aja kalo aku bangun dan tiba-tiba mau lagi hehe.." candaku mesum.
"Siapa takut..!?" Jawabnya dengan nada manja.

Kami berciuman dan berpelukan sampai akhirnya tertidur kelelahan.
Sampai saat ini.. menurutku, sih.. memek Yeni adalah salahsatu yang ternikmat yang pernah kucicipi.. Hahaha.. (. ) ( .)
------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Cerita 80 – Diah Keponakanku

Pagi-pagi
gini aku udah dibangunin istriku buat kegiatan harian rutin.
Ya.. kegiatan yang sama setiap hari dari senin sampai Sabtu.. yaitu nganter istriku kerja pagi.

Istriku berkerja di suatu pabrik tekstil besar di kotaku.. ya mau tidak mau sebelum pukul 6 istriku harus sudah berada di pabrik..
karena dia menempati posisi penting di tempat kerjanya.
Sementara aku hanya bekerja sebagai tukang ojek dan tukang servis komputer panggilan.. jadi waktuku otomatis lebih banyak di rumah.

Aku dan istriku menempati rumah kontrakan yang tak jauh dari tempat kerja istriku.
Kontrakan kami berderet terdiri dari 5 rumah yang menyambung dengan pemukiman warga.

Kontrakan kami letaknya di dalam sebuah gang sempit yang hanya dapat dilalui 2 motor saja.
Tetangga samping kiri rumahku masih kosong.. sementara samping kanan diisi oleh keponakanku Diah dan suaminya.

Di sini aku tidak akan menceritakan kisah seks dengan istriku.. tapi dengan tetanggaku.. yang tak lain adalah keponakanku sendiri.

Diah berusia sekitar 25 tahunan sedangkan suaminya sekitar 33 tahun.. terpaut 2 tahun saja denganku.
Diah sekarang sedang hamil 5 bulan anaknya yang kedua.. dan inilah kisah terlarangku dengan Diah..

Tidak seperti pagi-pagi yang sebelumnya.. aku dibangunkan lebih awal karena istriku harus datang lebih pagi ke tempat kerjanya.
Sambil nunggu istriku berdandan.. aku menyeduh segelas kopi hitam dan duduk santai di depan rumah kontrakanku.

Sambil kunyalakan sebatang rokok.. aku mengamati sekitar lingkunganku yang masih terlihat sepi.
Beberapa saat kemudian aku dikagetkan oleh sapaan Yudi.. suami Diah memanggilku.. dan aku pun menyapa balik dia.

"Pagi Kang.. lagi apa..?" Sapa Yudi ramah.. seperti biasanya.
"Eh.. Yudi. biasa lagi ngopi nih.. Mau ke mana Yud, udah bawa tas gede..?" Tanyaku sembari mengisap rokokku.
"Ini kang, mau ngirim barang ke Sumatera buat 3 hari.." terangnya.

Yudi emang bekerja sebagai supir ekspedisi yang kadang-kadang pergi lama berhari-hari.
Tak lama.. Diah keluar dari dalam rumahnya. Kita lantas bertiga mengobrol ringan.. tapi obrolanku ga konsen..
karena melihat Diah yang hanya mengenakan pakaian hamil tipis di atas lutut pagi itu.

Sama-samar terlihat lekukan tubuhnya yang terbias cahaya matahari pagi itu.
Ughh.. Sungguh membuatku terangsang.. ditambah dia lagi hamil.. itu membuatnya bertambah seksi terlihat.

Diah memang wanita yang lumayan cantik.. berkulit putih tanpa cacat..
Tinggi badannya cuma 156 cm.. toketnya terlihat semakin besar karena proses kehamilannya.
Ahh.. beruntung Yudi bisa memiliki istri sepertinya.

Tak lama Yudi pun pamit buat pergi dan Diah tampak berat melepas kepergian Yudi.
Semakin lama Yudi pun berlalu dan menghilang dari pandangan kami.

Aku pun coba menenangkan hati Diah..
"Kamu jangan khawatir.. Yudi bakal baik-baik aja kok. Kalo ada apa-apa kamu bisa minta tolong sama om.." kataku menghiburnya.
"Iya om.. makasih banyak sebelumnya ya.." balas Diah.

Sambil tersenyum Diah pun hendak beranjak ke dalam rumahnya..
tak lama berselang istriku datang dan aku pun bergegas pergi untuk mengantarkannya.

Sepulang mengantar istriku.. kuparkirkan motorku di halaman rumah.
Kulihat Diah lagi menyapu halaman rumahnya. Aku sengaja ga mengganggu aktifitas sehari-harinya itu.
Aku cuma memperhatikan saja dari tempatku.

Secara tak terduga.. tiba-tiba saja aku mendapati pemandangan yang sungguh luar biasa.
Saat Diah sedang memunguti sampah di lantai.. yang mengharuskannya berjongkok mengangkang karena kehamilannya.. splass..!
Tak pelak terlihatlah bongkahan memek Diah yang merekah.. tercetak dari celana dalam putih tipis yang dikenakannya..
terpampang di hadapanku.

Pemandangan ini sontak memicu birahi.. membuat otongku berdiri tegang dan mengeras..
Sebenarnya aku masih mencoba menepis pikiran mesumku ini.. karena Diah masih keponakanku sendiri.
Namun.. setan dan iblis mesum ternyata lebih menguasai pikiranku.. tanpa mempedulikan batasan yang ada.

Cukup lama aku memperhatikan dan menikmati pemandangan indah ini..
mungkin sekitar 5 menitan mataku disuguhi sesuatu yang membangkitkan nafsuku itu.

Setelah itu Diah rupanya tersadar dan langsung bangkit membetulkan pakaiannya.
"Ehmm.. udah lama om di situ..?" Tanya Diah.. langsung pula membuyarkan imajinasi mesumku yang sudah melanglang ke mana-mana.

"10 menitan deh.. Kamu sih keasikan nyapunya.. jadi om ga berani ganggu.." balasku beralasan. Hehe..
Diah jadi hanya bisa tersenyum tersipu.. wajahnya memerah menahan malu.

Mungkin dia sadar bahwa area privasinya telah terekspos dan telah pula menjadi santapan lezat mata mesum omnya sendiri. Hehe..
Tak lama Diah pun segera beranjak masuk ke dalam rumahnya.

Dan entah sedang dirasuki apa pagi itu.. aku celingak-celinguk melihat situasi sekeliling..
lantas segera masuk ke dalam rumah Diah.. mengikutinya.

Kubuka perlahan-lahan pintu depan kontrakannya itu.. ternyata dia sedang ada di dapur.
Aku pun masuk dan langsung kututup kembali pintu rumahnya.. lalu kukunci rapat-rapat.
Setelah itu kututup sebagian gordennya agar tak ada yang bisa melihat dari luar.

Aku mengendap-edap perlahan.. dan kulihat Diah sedang mencuci piring di wastafel cuci piring.
Aku lantas kembali menuju pintu.. lalu berpura-pura memanggilnya.

"Diah.. Diaaah..! Lagi apa kamu..? Om minta air panas donk..!!" Teriakku memanggilnya.
Tak lama Diah pun menjawab.. ”Sini aja om.. masuk. Diah tanggung, lagi nyuci piring..!"

Aku yang memang sudah berada di dalam rumahnya..
segera menuju dapur dan berpura-pura mengambil air di samping tempat cuci piring di mana Diah berada.

"Lagi sibuk ya ponakan om nih..? Aduh rajinnya.." rayuku.. pura-pura menanyainya dengan hal yang tak penting.
"Apaan sih om..? Biasa aja kali.." balas Diah sambil mengelap piring yang sudah dicucinya, lalu menaruhnya di rak piring.

"Aduh.. ini dedenya lagi apa..? Ikutan bantu mama ya..?"
Kataku sambil kuelus-elus perut buncitnya.. sebagai alasan untuk dapat menyentuh tubuhnya.
Diah tak curiga.. dia hanya tersenyum dan membiarkan tanganku mengelus-elus perutnya.. sementara dia masih terus menyuci.

Aku lantas berpindah.. berdiri tepat di belakang Diah.. dan kembali mengelus-elus perutnya.
Kali ini dengan kedua tanganku.. Diah hanya terdiam sambil meneruskan kegiatannya.

Mendapati Diah terdiam.. aku semakin berani mengelus-elus.. hingga sesekali tanganku menyentuh toketnya yang membesar..

Beberapa saat kemudian nampaknya Diah mulai tersadar akan perbuatanku pada tubuhnya yang mulai ‘kurang ajar’ dan aneh itu.
"Udah om.. jangan diteruskan. Ga boleh om.." pintanya mengingatkanku untuk tidak berbuat yang tidak-tidak padanya.

Akan tetapi.. karena nafsu sudah di ubun-ubun.. aku pun langsung menyergap memeluk Diah dari belakang.
"Hmm.. kamu cantik banget Diah. Seksi banget.. om ga tahan liat bodi kamu.." rayuku sambil meraba dan kujelajahi tubuh Diah.

Akan tetapi tampaknya Diah menolak hasrat yang kutawarkan.. ia berusaha menahan tanganku.
"Jangan om.. jangan.. Diah kan keponakan om..? Malu ama tante om.. Gimana kalo ada yang masuk, om..?"

Namun ucapan Diah tak kuhiraukan..
"Kamu ga usah khawatir.. pintunya udah om kunci kog. Ini salah kamu.. tadi ngangkang di depan om.
Jadi aja om sange.. kamu harus tanggungjawab ya.." kataku sambil tanganku tetap menjelajahi tubuhnya.

Mendengar hal itu Diah sedikit terdiam.. mungkin ia merasa sedikit bersalah.
Kesempatan ini tak aku sia-siakan.. langsung kusergap toketnya yang montok kenyal.
Rrrbb.. kuremas-remas halus di luar pakaiannya. Hingga Diah pun hanya dapat terdiam sambil sedikit menunduk..

Mendapati Diah hanya terdiam.. aku semakin menjadi-jadi.
Ctik.. ctik..! Kubuka kancing daster Diah satu per satu.. langsung kulesatkan tanganku masuk ke dalam bra-nya.

Kuremas.. lalu kupilin-pilin putingnya bergantian.. kiri dan kanan sambil kuciumi mulus leher dan telinganya dengan halus..
untuk lebih merangsang syahwat Diah.

Mendapati hal tersebut.. badan Diah semakin merapat ke tubuhku sedikit lemas dan pasrah.. karena Diah sudah mulai terangsang..
"Omhh.. jangan om..aahh.. jangaaaann.." katanya setengah merintih.. nafasnya terdengar sudah mulai berat.. terangsang.

Aku ga peduli lagi apapun. Yang kucari sekarang hanyalah kepuasan nafsuku.
Tangan kananku menyingkap dasternya.. lalu langsung meraba memeknya yang merekah..

Kuraba dan kuelus perlahan.. dapat kurasakan memek Diah telah semakin basah..
Sementara Diah hanya dapat pasrah dan ‘terpaksa’ menikmati permainanku di sekujur tubuhnya.

"Aaahhh.. aaaaarrrggghhh.. oooommm.." desahnya berulangkali..
tak mampu lagi menahan nikmat rangsangan yang kuhujani pada tubuhnya.

"Kamu udah ngerasa enak ya sayang..?" Godaku makin percaya diri.
Diah hanya menjawab dengan anggukan tipis..
kulihat wajahnya memerah mulutnya agak sedikit terbuka.. menandakan dia telah dalam fase terangsang hebat.

Tak kusia-siakan kesempatan itu.. aku langsung membalikkan tubuhnya dan langsung melumat habis bibir tipis dan mulut mungilnya.
Kuisap lidahnya hingga terdengar bebunyian unik.. clepak clepok.. srruuuppp.. ssrruuuupp..

Sementara itu tanganku terus memainkan memeknya yang kini terasa lebih becek dari sebelumnya.
Diah hanya mampu mendesah.. semakin lama semakin keras..
pelan namun pasti tangannya kini melingkar di kepalaku.. menekannya agar semakin dalam kami berciuman.

Setelah beberapa lama aku pun melepas ciumanku. Terlihat Diah sedikit terengah-engah.
Srett.. Kutarik dasternya untuk membukanya.. kini terlihat perut hamil yang terbalut kulit putih mulus.. begitu seksi di depanku.

Tak lama dan tanpa ‘perlawanan’.. kulepaskan behanya..
hingga kini nampaklah puting coklat menghitam di atas kulit putih mulus yang terlihat begitu kontras.

Clrupp.. segera kuisap.. kukemoti putingnya bergantian..
sementara satu tanganku lagi menyelusup masuk ke dalam celana dalamnya.. langsung mengelus lalu memainkan memeknya yang tercukur rapi.

Clekk.. clepp.. clepp.. clepp..
kucolok perlahan memeknya yang makin membasah dengan jari tengahku hingga terasa badannya terjengit beberapakali..

Kini terdengar pula Diah sedikit melenguh kegelian..
"Aaaaaahhhh.. ooommm.. eeeennnaak.." desahnya lepas.. sembari tangannya meremas rambut di belakang kepalaku.

Aku pun semakin lama semakin mempercepat kocokan jariku di liang memeknya.. hingga terdengar bunyi cplok.. cplok.. cplok..

Sekitar 10 menitan aku mainkan memeknya aku mengajak Diah untuk berpindah tempat..
"Diah, pindah yuk tempatnya.." dan Diah pun mengangguk mengiyakan setuju.
"Di kamar atas aja yuk om.. biar bebas.." katanya memberi solusi. Hehe..

Aku dan Diah pun segera beranjak menuju kamar atas. Kami berdua beranjak ke lantai atas menuju kamar tamu rumah Diah..
aku mengikuti Diah dari belakang sambil kuperhatikan tubuh seksi Diah yang sedang mengandung.

Sesampai di depan kamar.. Diah pun membuka kamar tamu..
Tanpa berlama-lama aku segera menyergap tubuhnya dari belakang..
kumainkan puting toketnya yang kini semakin mengeras.. sementara tanganku yang satunya lagi kembali menjamah memek Diah.

"Aaahhhh.. ooomm.. eeeehhh..” Diah semakin mendesah..
Aku pun terus mendorong hingga ke depan kasur dan kubaringkan perlahan tubuhnya terlentang..
karena kondisi hamilnya takut kenapa-kenapa.. pikirku saat itu.

Diah telah terbaring pasrah.. dengan lembut kubuka kedua kakinya hingga mengangkang.. persis seperti wanita hendak melahirkan.
Kini nampaklah memek tembem yang merekah berwarna merah kecoklatan.. begitu becek kulihat.
Mungkin karena kehamilannya hingga kulihat mulut memek Diah begitu menganga..

Tetapi pemandangan itu justru semakin membuatku bernafsu melahap memek Diah.
Dengan perlahan dan telaten kujilati seluruh bagian memek Diah..

Kuisap.. kujilati.. kukecupi setiap sisi bibir memeknya.. sesekali kuisap kencang klitorisnya yang semakin menyembul..
membuat Diah semakin melenguh dan mendesah semakin keras.

"Aaaahhhh.. om.. eeennnakk oomm.. Hhhhssss..”
racau Diah kian ramai.. dengan kedua telapak tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya.

Aku semakin bernafsu melahap memek Diah.. hingga kumasukkan kedua jariku mengocok memek Diah yang semakin becek..
semakin lama semakin cepat kocokan jariku sambil kuisap-isap klitorisnya.

"Ooohhhh.. ooommm.. Diah kkee..lluua..aaarr..hhhh..!!"
Pekiknya sambil mengangkat pinggulnya dan menekan kepalaku makin rapat ke selangkangannya.

Bersamaan dengan itu.. terasa memek Diah berkedut beberapakali..
Ssrrr.. srrr.. srrr.. lalu menyemburkan cairan orgasmenya yang pertama.

Aku pun menghentikan sejenak aksiku.. memberikan Diah kesempatan untuk mengambil nafas sebentar.
Tampak Diah ngos-ngosan.. nafasnya tidak teratur dan matanya terpejam menikmati orgasmenya.

Setelah beberapa saat kulihat Diah mulai tenang dan siap ke ronde berikutnya.. aku pun segera bergerak bergeser ke samping kepalanya.
Kubelai rambutnya yang lurus dan harum itu.. lalu dengan mesra kucium kening dan bibirnya lembut..
"Gimana Diah.. enak ya sayang..!?" Tanyaku pelan saat kukecup kupingnya.. Diah hanya mengangguk sambil tersenyum tersipu.

"Kini giliran om ya sayang.." pintaku sambil kusodorkan kontolku ke wajahnya.
Tanpa dikomando lagi.. Diah pun meraih batang kontolku dan mulai menjilati seluruh bagian kontolku dengan telaten.

Errghhh.. yang paling nikmat adalah saat Diah mengulum biji kontolku sambil mengocok perlahan batang kontol.
Terlihat Diah sudah terbiasa dengan hal tersebut.. mungkin telah biasa mem-blow-job suaminya.

Rasa nikmat mulai menjalar hingga ubun-ubun dan kontolku mulai berkedut ingin menumpahkan peju kentalnya.. namun segera kutahan.
Aku meminta Diah menghentikan kulumannya dan segera berpindah posisi ke hadapan memek Diah.

Kugesek-gesekkan kontolku di mulut memek Diah dan kuarahkan ke liang memeknya perlahan..
Slebb.. blessebb..! Kudorong dengan hati-hati.. hingga kontolku dengan mudah merangsek masuk sepenuhnya ke dalam memek Diah.

Setelah batang kontolku masuk dan mengeram di kehangatan liang memeknya..
kudiamkan sejenak sambil merasakan sensasi nikmat di dalam memeknya yang berkedut-kedut..
Oughh.. seperti mengisap kontolku hingga ke ujung memeknya.

Ahhh.. betapa sensasi luar biasa ini benar-benar membuatku semakin bernafsu.

Kulihat wajah Diah semakin memerah.. dia menggigit tepian bawah bibirnya..
Sementara kedua tangannya mencengkram sprei dengan kedua mata terpejam..
seakan dia sedang menantikan kenikmatan yang lebih dari sebelumnya.

Dengan perlahan aku mulai menggoyangkan pelan pinggul dan pantatku..
Slebb.. clebb.. clebb.. clebb.. maju.. mundur.. maju.. mundur terus.. dengan kecepatan statis dan konstan.
Aku tak ingin cepat-cepat.. karena Diah lagi hamil besar.. aku takut terjadi kenapa-kenapa pada kehamilannya.

Setelah kurang lebih 5 menitan dengan posisi ini.. mulai kutambah kecepatan sorong-tarik dan keluar-masuk batang kontol di liang memeknya ke RPM sedang.. karena aku merasa sepertinya akan segera ejakulasi.

Diah kembali bangkit gairahnya.. menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih..
“Nghhhh..ommhhh.. oohhhh.. uuhh.. enaakk.. enaakk.. Terus.. Omm.. aduh.. ya ampun enaknya..”
Erangan dan rintihannya makin ramai terdengar..

Hingga beberapa saat kemudian kontolku sudah tidak dapat terbendung lagi ingin menyemburkan semua pejunya di dalam memek Diah.
Jleghh..! Kudorong sedikit menghentak ke dalam memek Diah hingga mentok ke dinding rahim dan..

"Aarrgghhh.. Diiaaaahh.. Ooomm..kellluuuaaarr..” lenguhku keras ketika.. Crett.. crott.. crott.. crott..
kontolku berkedut beberapakali menyemburkan banyak peju di dalam memeknya.

Pada waktu yang hampir bersamaan.. Diah pun menekankan selangkangannya pada tindasan selangkanganku di pangkal pahanya..
Seolah membalas dengan memeknya mendorong agar kontolku semakin melesak masuk di kedalaman lorong memeknya yang berkedut-kedut seakan memeras isi batang kontolku yang mengeram di sana.

Srrr.. srr.. srrr.. cairan hangat kembali terasa menyirami batang kontolku di dalam sana.
“Nghhh.. oommhhh.. ohhhh..” Diah melenguh.. lalu tubuhnya melemas dan terkulai.

Aku juga terkulai agak lemas.. sementara kontolku kubiarkan beberapa jenak di dalam kehangatan memek Diah yang masih berkedut meremas batang kontolku.. sisa orgasmenya.

Dapat kurasakan campuran peju dan cairan nikmatnya mengalir keluar di sela-sela kontolku yang mulai menyusut..
Sementara di bawahku Diah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.. mungkin dia merasa bersalah dan malu.

Setelah kami tenang aku pun mencabut kontolku dari bekapan liang memeknya.. lalu berbaring di sampingnya..
Kuraih tangan yang menutupi wajahnya. Kulihat wajahnya masih memerah.. matanya mulai meneteskan airmata..

Sebenarnya ada rasa bersalah dan iba di hatiku saat itu. Tapi apa daya.. ketika nafsu telah menguasai dan menutupi akal sehatku..
Aku lantas coba menghiburnya agar tenang dan tegar.. dengan rayuan dan kata-kata penuh kelembutan.

Sekitar 15 menitan aku meyakinkannya.. hingga akhirnya Diah pun pasrah dengan apa yang telah terjadi.
Namun dia memohon dan memintaku berjanji dengan sangat untuk merahasiakan hal ini.. serta tidak akan mengulanginya lagi.

Tapi apalah dayaku.. nafsu ini menghilangkan akal sehatku.
Setelah kami bersih-bersih di kamar mandi.. aku dan Diah kembali mengulangi persetubuhan kami hingga empatkali..!!

Hari itu dan dihari-hari selanjutnya aku selalu meminta jatah pada Diah secara diam-diam.
Kadang kami melakukan saat di rumahku sepi.. dan pernah aku meminta jatah saat suami Diah ada di rumah.

Diah pura-pura ke rumahku dengan alasan yang ga membuat suaminya curiga.. padahal di rumahku Diah lagi kusetubuhi.
Banyak cara kami untuk mencuri kesempatan bercinta.. hingga akhirnya Diah melahirkan.

Hingga pada akhirnya.. di usia bayinya yang kedua bulan.. suami Diah mendapat kerjaan baru di Jawa Timur.
Mereka pun lantas memutuskan untuk pindah dan berdomisili di sana.

Kini yang ada hanya kenangan saja. Aku pun ga tau di mana letak tempat tinggal mereka. Bahkan kontaknya aku ga punya.

Hingga dua tahun berselang.. aku mendapat kunjungan dari Diah dan suaminya beserta anak-anaknya.
Kini Diah berjilbab serba tertutup dari ujung rambut hingga kaki.
Bahkan dia ga bersedia bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya.

Kulihat sepertinya Diah sudah melupakan apa yang pernah terjadi dan bertobat. Entahlah.
Sementara aku meski pun masih berharap.. tapi aku coba menghargai jalan yang telah Diah ambil.

Hingga cerita ini dituliskan.. aku masih terbayang tubuh Diah waktu itu. Ahh..
"Diah, Maafkan Dosa Om.. Ini akan selalu Om kenang.." (. ) ( .)
----------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
waduh, sekarang ga ada notif pemberitahuan kalau ts posting, jadi ga tau kalau ada apdet :(
harus rajin2 buka tiap cerita yang ane ikuti.....


....................

btw, thanks apdetnya brada..... :jempol:
sukses selalu..... :beer:
 
----------------------------------------------------------

Cerita 81 – BinOr Tetangga Kontrakanku

Mbak Yanti

Hari ini
aku kembali ke Jakarta.. setelah selesai acara khitanan keponakanku.
Sebelum pulang.. ketiga kakak iparku secara sembunyi-sembunyi membisikkan pesan..
bahwa mereka akan menunggu kembali kedatanganku ke Bandung untuk kembali merasakan sodokan-sodokan batang kemaluanku.

Hehe.. aku hanya bisa tersenyum mendengar bisikan mereka tersebut..
Kujawab.. bahwa pasti aku akan melakukannya bila aku datang ke Bandung lagi.

Jam menunjukkan pukul 3 sore saat aku memasuki kota Jakarta.. mobil kuluncurkan ke arah rumah kontrakanku..
Rumah kontrakanku terletak di daerah Jakarta Selatan..
Sengaja kupilih rumah kontrakan itu.. karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari kantorku.. juga terletak di pinggir jalan besar.

Rumah yang kukontrak adalah rumah petakan tapi tidak seperti rumah petakan biasanya.. karena harganya yang lumayan yaitu 750ribu per bulan.
Pada saat itu..Sementara listriknya bayar sendiri-sendiri.

Ada 9 rumah lagi selain rumah kontrakanku itu. 5 di sebelah kiri dan 5 di sebelah kanan.. dibatasi dengan jalan selebar 2 meter.
Sementara di bagian depan disediakan tempat untuk parkir mobil.

Akupun tiba di rumah kontrakanku.. setelah memarkir mobil di tempat biasanya dan menutup kembali pintu gerbangnya..
aku melangkah menuju rumahku yang terletak di tengah-tengah.

Hmm.. tidak nampak ibu-ibu ataupun bapak-bapak yang sedang asyik mengobrol. Suasana rumah kontrakan betul-betul sepi..
Kunci rumahpun kumasukkan ke lubangnya dan kuputar 2 kali dan pintu rumahpun kubuka.

Segera menutup pintu dan menguncinya setelah aku berada dalam rumah..
aku melangkah ke dalam ruangan tidurku yang hanya dibatasi dengan kain gorden saja.
Rumah kontrakan ini tidak ada pintu yang membatasi antar ruangannya.. kecuali pintu depan.. belakang dan kamar mandi saja.

Kuletakkan tasku di lantai, akupun melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuhku.. sehingga tubuhku telanjang bulat..
Lalu kuambil celana boxer dari dalam lemari dan langsung kukenakan, akupun menyalakan AC yang ada di ruangan tidurku.

Baru saja aku ingin merebahkan tubuhku.. kudengar suara perempuan bersenandung dari arah belakang rumah.
Penasaran.. aku lantas melangkahkan kaki ke ruangan belakang.. mengecek.

Tidak ada satupun orang di ruangan ini.. AC.. TV.. Komputer dan Home Theaterku juga dalam keadaan mati.
Ruangan belakang ini adalah tempat aku santai, menonton TV, mendengarkan lagu atau main di komputerku.

Kuperiksa pintu belakang yang membatasi ruangan santaiku dengan dapur dan kamar mandi..
Hmm.. pintunyapun masih dalam keadaan terkunci.
Namun suara perempuan bersenandung semakin jelas kudengar di ruangan ini.

Aku lalu membuka pintu belakangku dan melongokkan kepala untuk melihat ada siapa di belakang.
Ternyata di dapur dan di teraspun kosong.. tidak ada seorangpun di sana.

Melangkahkan kaki ke kamar mandi.. dan kubuka pintunya. Jderr..!
Aku tersentak kaget.. karena ada seorang perempuan yang sedang mandi di kamar mandiku..

Sementara itu saat mendengar pintu terbuka perempuan tersebut membalikkan tubuhnya..
sehingga aku melihat dengan jelas tubuh telanjangnya.

Ahh.. Kulihat kedua payudaranya dan belahan mekinya serta sejumput 'rumput hitam' di atas mekinya.

“Mas.. mau ikutan mandi yach..? Aaaaiiiiii..!!?” Ujar perempuan saat membalikkan tubuhnya lalu menjerit tertahan saat melihat wajahku.
Lalu sontak.. refleks ia segera menutupi kedua payudaranya dan mekinya.

“Eeehhh.. mbak.. Yanti.. Maaf..mbak.. maaf..!” Kataku terkaget sambil menutup pintu kamar mandiku tersebut.

Jelas saja aku heran.. kenapa mbak Yanti mandi di kamar mandiku..?

Memang sih.. rumah-rumah kami ini hanya dibatasi oleh tembok pembatas yang setinggi pinggang orang dewasa..
Jadi saat kita menjemur pakaian.. kita bisa saling mengobrol dengan tetangga sebelah rumah kita.

Tapi belum pernah terjadi seperti yang hari ini kudapati:
Ada tetangga yang melompati tembok pembatas lalu memakai kamar mandinya..!

Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka..
Kulihat wajah mbak Yanti bersemu merah pertanda malu karena tubuhnya yang bugil terlihat olehku.

“Mas Hendra, maaf yach.. aku lancang memakai kamar mandimu tanpa permisi.
Sebetulnya sudah 2 hari ini aku meminjam kamar mandimu.. dan aku sudah pamit sama mpok Is.. untuk meminjam kamar mandimu..”
Katanya menjelaskan sambil kepalanya tertunduk tidak berani bertatapan denganku.

Kulihat saat itu mbak Yanti yang hanya berbalutkan handuk.. tetesan air masih ada yang menempel di sebagian tubuhnya..
Serta aroma segar tubuh yang mewangi sabun.. membuatku terangsang dan membuat kemaluanku menggeliat bangun.

Mbak Yanti yang sedang menunduk itu melihat celana boxerku yang menonjol akibat bangunnya kemaluanku.. semakin tersipu malu.
Matanya tepat menatap ke selangkanganku.. Dia seperti menjadi serba salah..

Mau mengangkat kepalanya dia malu untuk menatap mataku.. mau tunduk diapun malu melihat tonjolan di selangkanganku.
Tapi ada rasa penasaran pada diri mbak Yanti menyaksikan tonjolan di selangkanganku itu..

Dengan melihat tonjolan di celana boxerku itu dia sudah dapat menduga bahwa kemaluanku itu mempunyai ukuran yang panjang..
Dan berani kupastikan panjangnya jauh melampaui panjang punya suaminya.. hehe..

“Ach.***k apa-apa mbak.. kan mbak Yanti sudah ijin sama mpok Is.
Aku yang seharusnya minta maaf karena membuka pintu kamar mandi.. sehingga tubuh mbak Yanti terlihat semua dech..”
Sahutku sambil tersenyum membayangkan bentuk tubuhnya yang lumayan seksi dan kedua payudaranya yang indah walaupun sedikit turun.

“Ach..mas Hendra.. sich tidak salah.. kan itu kamar mandi mas Hendra.. soal.. soal.. tubuhku..
Mas Hendra janji yach.. jangan bilang-bilang sama orang lain.. Apalagi sama suamiku yach mas Hen.. janji.. yach..!?”
Mbak Yanti memohon-mohon sambil tetap menundukkan kepalanya dengan mata tanpa berkedip ke arah boxerku yang menonjol.

“Oohh.. tenang saja mbak. Aku gak akan cerita kok sama siapapun.
Tapi mbak Yanti kan tau.. biasanya kalau orang meminta sesuatu pasti ada imbalannya dong..” jawabku tersenyum.

“Oohh.. kok pake imbalan mas Hen..? Aku kan minta tolong.. pleaseee..”
katanya lagi sambil tetap menundukkan kepalanya tidak berani menatap mataku.

“Baiklah.. aku gak minta imbalan. Tapi aku minta tolong sama mbak Yanti, boleh kan..?
Jadi kita sama-sama saling tolong-menolong..” kataku lagi menawarkan 'solusi'.

“Eehhh..minta tolong apa..? Kalau bisa, aku pasti tolongin dech..” katanya mulai sedikit tenang.
“Bener nich mbak Yanti mau nolongin aku..” tanyaku.

“Kalau aku bisa dan mampu pasti aku akan tolongin..” jawabnya lagi menegaskan.
“Kalau soal mampu dan bisa, pastilah mbak Yanti bisa dan mampu menolongku..” kataku lagi sambil menongolkan kemaluanku.

“Mbak Yanti tolongin aku menidurkan adik kecilku ini..” lanjutku.

“Eeehhh..!? Gila.. mas Hen..! Gak mungkin. Aku gak mungkin melakukan itu. Aku ini sudah bersuami.. Jangan gila mas Hen..!
Aku gak mau.. gak.. aku gak mau..!” Katanya lagi menolak permintaanku dengan kepala masih menunduk dan menggeleng-geleng..
tapi bola matanya tidak berkedip menatap kemaluanku.

Mbak Yanti tanpa berkedip menyaksikan kemaluanku yang sudah berdiri dengan gagahnya..
Dia seperti terhenyak menyaksikan besar dan panjang kemaluanku..

Panjang kemaluan suaminya sekitar setengahnya lebih sedikit dari panjang kemaluanku ini.
Itu aku tau kemudian.. setelah kejadian ini.. hehe..

Mungkin dia ngeri sendiri membayangkan mekinya diterobos oleh kemaluanku..
Kulihat dia menelan air liurnya saat menyaksikan kemaluanku tersebut.

Dengan kemaluan yang mengacung ke atas akupun menghampirinya.. yang saat itu masih terpaku melihat kemaluanku..
Ctap..! Kuraih kedua tangannya lalu kubimbing ke arah kemaluanku.

“Ayolah mbak.. adikku ini bangun juga gara-gara melihat tubuh bugil mbak yang sedang mandi di kamar mandiku.
Jadi mbak juga harus menolong untuk menidurkannya lagi dengan tubuh mbak juga.. dong..! Ayolah..mbak..”
Bujukku sambil mengelus-eluskan kedua telapak tangannya di batang kemaluanku.

Uhhh.. dapat kurasakan halusnya telapak tangan mbak Yanti ini..

Mbak Yanti sendiri pasti merasakan betapa kekar dan kerasnya kemaluanku itu. Dia berusaha menarik tangannya dari peganganku..
sementara aku berusaha menahan tangannya agar tidak terlepas dari genggamanku dan dari batang kemaluanku.

“Jangan mas Hen.. jangan.. Aku ini sudah bersuami. Suamiku ada di sebelah. Kalau dia kemari, kita bisa celaka mas Hen..
Tolong mas Hen.. jangan. Lepaskan aku mas Hen.. Aku takut.. mas Hen.. Nanti suamiku ke sini..”
katanya sambil berusaha melepaskan kedua tangannya.

Mbak Yanti terus meronta berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggamanku..
Tanpa dia sadari.. dengan bergeraknya tubuhnya yang hanya berbalutkan handuk itu..
justru membuat lilitan handuk di tubuhnya perlahan-lahan mulai melonggar..

Dan tanpa menunggu lama.. splass..! Tubuh telanjangnya kembali terpampang di hadapanku.
Seketika saja mbak Yanti bertambah panik saat merasakan handuknya terlepas dari tubuhnya.

“Mas Hen..sudah..! Tolong sudah.. Aaiiiiiiii..!! Aduuh.. handukku.. eeehhh.. jangan lihat mas Hen.. Jangan mas Hen..
Ampun.. ampun.. sudah.. mas Hen.. nanti suamiku ke sini mas Hen.. Ingat mas Hen.. aku sudah bersuami..” kata mbak Yanti saat mengetahui handuknya terlepas.

Hehehehe.. wow.. sekarang nampak jelas tubuhmu ini.. hhhmmm.. aku jadi tambah bernafsu melihat tubuhmu yang montok ini..”

“Hhmm.. ayolah mbak.. tolongin aku..” kataku tetap 'memaksa' mbak Yanti.

Kutarik tangan mbak Yanti.. sehingga tubuh telanjangnya menempel dengan tubuhku.. lalu kudekap tubuhnya.
Ahh.. kurasakan betapa empuk teteknya yang menempel di dadaku..

Di bawah.. aku juga merasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan rumput hitamnya.. ahh..
Ughh.. bertambah nafsu.. aku ingin segera memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya.

Mulailah menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke tubuhnya..
sementara tangan kananku mendekap erat punggungnya dan tangan kiriku meremas-remas bongkahan pantatnya.

“Jangan mas Hen.. Jangan..! Aduuhh.. bajingan kamu..! Sudah..!! Tolon..g ampun.. aawww.. mas Hen.. jangan..!
Kamu jahat.. bajingan kamu.. brengsek.. aku..teriak..!!” Kata mbak Yanti mengancam akan berteriak.

“Teriak saja. Siapa yang takut..!? Hehehe.. Orang akan lihat kamu yang menggodaku..!
Lihat aja.. aku masih berpakaian.. sementara kamu telanjang bulat..” kataku tak kalah gertak.

“Hehehehe.. teteknya empuk sekali mbak.. jembutnya banyak juga.. hehehehe.. Geli nich gesekan sama tongkolku, mbak..
Gimana kalau gesekan sama mekimu mbak..? Pasti lebih enak..” lanjutku makin mesum.

“Hendra.. kamu bajingan.. brengsek.. kamu.. jahat.. jangan.. sudah, tolong.. jangan.. Hen, kasihanin aku.. aaauuwww.. stop.. Hendra..”
Kata mbak Yanti sambil berusaha untuk melepaskan diri dari pelukanku.

Tubuh mbak Yanti meronta-ronta membuat teteknya bergesekan terus dengan dadaku..
sementara bagian bawahnya juga bergesekan terus dengan batang kemaluanku.

Nafsu birahiku semakin bertambah tinggi.. kemaluanku semakin bertambah tegang..
Aku ingin segera melesakkan kemaluanku dalam lubang senggama mbak Yanti.. ingin segera merasakan jepitan vaginanya di kemaluanku.

Dengan mudahnya tubuh mbak Yanti kuangkat.. tubuhnya yang mungil dan tingginya yang hanya sedaguku..
memudahkan aku untuk mengangkatnya.

Dengan kedua tanganku yang mendekap erat di punggung dan pantatnya.. tubuh mungil mbak Yantipun terangkat.
Aku mulai berjalan mundur masuk ke dalam rumahku.. setelah di dalam pintu kututup menggunakan kakiku..
lalu menguncinya setelah melepaskan dekapan tangan kiriku di pantatnya..

Kemudian tubuh mbak Yanti kuangkat kembali.. mbak Yanti terus menerus meronta sambil memohon padaku untuk menghentikan aksiku.

“A.ampun.. Hen..ampun..jangan..Hen.. jangan.. Hen..ingat.. Hen.. aku sudah punya suami dan aku sudah punya anak juga Hen..
Kasihani aku Hen.. Stop..! Sadar Hen..” kata mbak Yanti kembali memohon sambil terus berusaha melepaskan diri dari dekapanku.

Aku tidak mempedulikan permintaan mbak Yanti itu. Yang aku pedulikan adalah kemaluanku dapat masuk ke dalam liang senggamanya..!
Yang aku pedulikan adalah nafsu birahiku yang sudah sangat tinggi sekali.. gak mungkin aku kocok sendiri.. sementara di depanku ada wanita yang sudah telanjang bulat.

Kuputar tubuh mbak Yanti.. sehingga sekarang aku mendekapnya dari arah belakang.
Tangan kananku mendekap erat pinggangnya.. sementara tangan kiriku melorotkan celana boxerku sampai jatuh di kakiku.
Jdedd..! Kemaluanku menempel di belahan pantat mbak Yanti.

Sleppp.. Pelan aku mulai menyelusupkan kemaluanku ke selangkangan mbak Yanti.

Mbak Yanti masih berusaha merapatkan kedua kakinya..
mencoba untuk menghalangi gerakan kemaluanku yang berusaha menyelinap ke sela-sela pahanya.

Aku tidak mau kalah gerak, dengan tangan kiriku kucoba membuka paha kirinya..
agar kemaluanku bisa menyelinap di sela-sela pahanya.

Usahaku akhirnya berhasil. Kemaluanku terjepit di antara paha mbak Yanti.
Ahh.. Kini dapat kurasakan halusnya paha mbak Yanti di kemaluanku.

Dengan perlahan aku berjalan maju.. sehingga mau tidak mau mbak Yantipun berjalan maju ke arah sofa.
Kuhentikan langkah kakiku setelah tubuh mbak Yanti menyentuh sandaran sofa.

Tangan kiriku mulai beraksi meremas-remas payudara mbak Yanti.. bergantian kiri dan kanan..
sementara di bawah aku berusaha untuk menggerakkan kemaluanku dalam jepitan pahanya.

Kedua paha mbak Yanti betul-betul dirapatkannya.. hingga membuatku susah untuk menggerakkan kontolku yang terjepit pahanya.
Dengan giat aku berusaha untuk melebarkan kedua paha mbak Yanti.

Kudorong dan kutekan punggungnya.. sehingga dada mbak Yanti menempel di sandaran sofa..
Slep.. kuselipkan salahsatu lututku ke tengah pahanya.. lalu tubuhku kutindihkan ke atas punggungnya.

Ahh.. Akhirnya kedua pahanya mulai terkuak. Aku dengan leluasa menggerakkan kemaluanku maju-mundur di jepitan pahanya.

Tangan kananku menekan pundaknya.. mencoba menahan gerakan tubuhnya yang mencoba untuk bangkit dari tindihanku.
Sementara itu tangan kiriku mengarah ke selangkangannya.. tanganku mencari kelentitnya.. dan mulai menggesek-gesek kelentitnya itu dengan jari-jemariku.

“Oohhh.. mbak, enak.. ohh.. baru dijepit pahamu saja enak.. apalagi kalau dijepit memekmu mbak..
Oohh.. aku jadi gak sabar.. pengen ngentotmu mbak..” aku melenguh merasakan enak dengan jepitan pahanya.

“Eeeghhh.. hheeehhhh.. Hen.. bajingan kamu..! Hentikan Hen.. Jangan..! Aaaaggghhh.. Hen.. bajingan kamu, setan kamu..!
Brengsek.. kurang ajar..! Jangan Hen.. Hentikan. Jangan ituku..! Aaaacchhh..! Jangan..!! Hentikan tanganmu Hen..
Ooohh.. tolong Hen.. please.. hentikan Hen..” mbak Yanti memohon padaku untuk menghentikan aksiku.

Aku yang sudah dilanda tegangan tinggi ini sudah merasa kepalang tanggung, karena aku ingin merasakan memek tetanggaku ini.
Kemarin-kemarin kalau berpapasan dengan dia sedikitpun tidak pernah terlintas ingin melakukan hubungan badan dengannya..
karena dia tetanggaku dan mempunyai suami serta seorang anak..

Tapi hari ini berbeda sejak aku melihat dia bugil di kamar mandiku.. lalu dia keluar dengan memakai handuk saja..
membuat aku menjadi bernafsu ingin memasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kenikmatannya.

Mulutnya memohon padaku untuk menghentikan aksiku..
Tapi kemaluannya berkata lain..! Karena jariku sudah mulai basah oleh cairan precumnya.

Mengetahui hal itu.. tangan kiriku mulai menguakkan bibir vaginanya.. sementara aku mulai menarik pantatku..
Saat kepala kemaluanku tepat berada di bibir vaginanya.. aku mulai berusaha menekan masuk kemaluanku ke dalam lubang senggamanya.

"Nghhh..aaahh.." Mbak Yanti mengerang saat merasakan memeknya diterobos oleh kontolku.

Clepp.. Bleeeessssss..! Kontolku mulai menyelinap masuk ke dalam rongga senggama mbak Yanti.

“Heeennn.. aaaaarrggghhh.. jangan.. Hen.. aaarrgghhhhh.. ja.ngan..! Cabut punyamu.. sakit.. aduuuhhh.. sakiiittt.. Hen..!
Breeengseekkk.. bajingaaaannn.. kamu.. Hendraaaa..! Aaarrggghhh.. sakiiiitt.. amppuuuuunnn.. aaddduuuhhhh.. aaampun.. Hen..”
Mbak Yanti merintih dan mengaduh seperti kesakitan.

“Tenang mbak.. tenang.. nikmatin saja.. ini kan belum semuanya masuk.. Baru sedikit aja kontolku masuk ke memekmu ini..
Uuugghhh.. sempit sekali..! Biarpun sudah pernah keluar kepala bayi tapi masih sempit aja nich memekmu..! Uugghh..!
Nanti juga kalau sudah masuk semua, mbak Yanti pasti keenakan dech..” jawabku.

Crepp.. Blessepp..! Kudorong perlahan pantatku maju, sehingga kontolkupun kembali menerobos lubang senggama mbak Yanti.
Mbak Yanti masih berusaha meronta untuk mengeluarkan kontolku dalam jepitan vaginanya,.. pantatnya dia goyang-goyangkan berusaha agar kontolku keluar.

Tapi, karena posisi tubuhnya yang tertindih oleh tubuhku dan tidak bisa maju ke depan lagi..
sehingga goyangan pantatnya itu malah membuat kontolku semakin masuk lebih dalam di lubang vaginanya itu.

Blessep..! Kontolku semakin dalam lagi masuk, mbak Yantipun kembali menjerit kesakitan.

“Aaarrgghhh.. Heennn.. cabut.. punyamu.. Hen.. cabut.. sakit sekali..! Aaagghhh robek punyaku.. robek.. sakit Hen..
Ampun.. ampun.. aduuuhhh.. aduhhh..!” Jerit mbak Yanti lirih.

Aku bukannya mencabut kontolku itu.. malah aku semakin menekan ke depan pantatku..
Akibatnya.. kontolku terbenam seluruhnya di dalam lubang senggama mbak Yanti.

Jebless..! Mbak Yantipun mengerang-ngerang ramai.
“Ough.. Hen..ampun.. oouugghhhh.. punyaku robekHen.. Perih punyaku.. aaaagghhh.. Cabut.. cepat cabut Hen.. Cabut punyamu..
Engghh jebol rahimku.. ooouugghhh Hen.. kasihani aku.. ampun.. sudah Hen.. sudah.. Ingat Hen..tolong Hen..ingat aku sudah bersuami..”
Erang dan rintihan mbak Yanti makin ramai.

“Erghh.. mbak.. memekmu berdenyut-denyut nich.. tandanya memekmu suka dengan kontolku ini.. hehehehe..
Sudah mbak.. nikmatin saja kontolku ini mbak. Mbak kan belum pernah nyobain kontol panjang dan besar seperti punyaku ini.. hehehehhe..” kataku merasa puas berhasil memasukkan seluruh batang kontolku dalam memeknya.

Slebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb..
Dengan perlahan-lahan aku mulai menarik keluar kontolku sampai batas lehernya..
lalu jlebb..! Kemudian menekankan kembali sampai masuk semuanya.

Kulakukan terus-menerus seperti itu. Kulakukan perlahan keluar-masuk kontolku itu..
sesekali kuhujamkan kuat-kuat kontolku itu menerobos masuk di lubang senggamanya.

Ini ternyata membuat mbak Yanti mengaduh, saat kepala kontolku menerjang kuat dinding rahimnya.

“Ooouuggghhhh.. Hen.. sudah.. Hen..aku..ooougghhh.. sakit.. perih punyaku.. Hen.. ooouugghhhh.. rahimku.. oougghh.. Hen.. sudah..”
Kini mbak Yanti merintih-rintih.

Tubuh mbak Yanti berhenti meronta-ronta.. entah karena dia sudah capai karena tidak bisa lepas dari himpitan tubuhku..
atau karena dia sudah mulai merasa enak dientot oleh kontolku ini..
Hanya mulutnya saja yang menolak dan meminta aku untuk menyudahi dan mencabut keluar kontolku dari liang memeknya.

Aku yang sedang merasakan enaknya mengentot memeknya ini.. tidak mempedulikan permintaannya.
Semakin gencar kukeluar-masukkan kontolku. Tubuhku masih menindih tubuh mbak Yanti.. tangan kananku masih di pundaknya..
Sementara tangan kiriku asyik bermain dengan itilnya mbak Yanti.

“Sssshhhh.. ooouuggghhhh.. Hen.. sudah.. Hen.. sudah.. aku.. aku u.. oouuugghhh.. ssshhhhh.. ooouugghhh.. Hen.. cabut Hen punyamu..
Cabut Hen.. aku ampun.. Hen.. Ooouugghhh.. ssshhhh.. Hen..” mbak Yanti mengerang.

Dari suara erangannya.. kutau mbak Yanti sudah dapat menikmati jejalan kontolku di lubang senggamanya.
Hanya dia mungkin masih malu untuk mengungkapkan dengan kata-kata..

Erangannya masih bercampur dengan memintaku untuk menghentikan keluar-masuk kontolku.
Tapi tubuhnya sudah berhenti meronta dan kurasakan memeknya sudah sangat basah sekali.
Walaupun mulutnya tetap terdengar kata penolakan.. tapi memeknya sudah sangat menikmati sodokan kontolku.. Hehe..

Kuciumi kuduk, pundak dan lehernya serta belakang telinganya sambil tetap menyodok-nyodokkan kontolku.
“Oouugghh.. Hen..sudah..Hen..gelii.. jangan ciumin aku.. oooohh.. Hen.. ooohh..geli.. oouugghh.. Sudah Hen.. sudah..
Aduuuhhh.. aaahhh .. Hen.. geli Hen.. geli..” erang mbak Yanti. Makin meracau.

“Hehehehe.. enak mbak Yanti..? Enak gak kontolku ini..? Hehehehe.. Kalau aku sich enak sekali ngentot mbak Yanti ini.
Memeknya masih sempit walaupun mbak Yanti sudah punya anak.. Oohh.. sedap.. nikmaatt.. ohh.. mbak.. hhhhmmm..”
Bisikku lagi di telinganya.. sambil menciumi belakang telinganya memancing nafsu mbak Yanti.

Tiba-tiba kurasakan tubuh mbak Yanti bergetar hebat.. dan aku merasakan batang kemaluanku menjadi hangat.
Hmm.. ia sedang mencapai orgasmenya..! Jlebb..! Kutekan batang kontolku dalam-dalam.. lalu kudiamkan sejenak.
Aku sengaja memberikan kesempatan kepadanya untuk menikmati puncak orgasmenya.

Hehe.. tertawa dalam hati.. aku merasa berhasil menaklukkan seorang wanita yang sudah bersuami ini
Dan kini berhasil pula membawanya ke puncak orgasmenya..

Padahal tadi mbak Yanti menolak dan meronta memohon padaku untuk tidak mengentotnya..
Tapi sekarang malah dia yang lebih dulu mencapai orgasmenya.. haha..

“Hehehehehe.. enak kan mbak kontolku ini..? Enak kan kuentot sampai memek mbak muncrat nich..? Kontolku hangat nich mbak..”
Kataku menggodanya.

Mbak Yanti tidak mau menjawab godaanku..
Dia hanya terdiam saja, sementara itu kudengar nafasnya tersengal-sengal dan vaginanya berdenyut-denyut sangat kuat.

Erghh.. kurasakan betapa nikmat saat dinding vaginanya berdenyut.. batang kontolku seperti diremas-remas saja rasanya.

Setelah kurasakan denyutan-denyutan vaginanya melemah, aku mulai kembali menggerakkan kontolku lagi.
Dengan perlahan kontolku kembali keluar-masuk di lubang senggamanya yang sudah sangat banjir.

Gerakan kontolkupun menjadi lebih mudah dan lancar.. Kini tidak terdengar lagi suara mbak Yanti yang memohon padaku untuk menghentikan aksiku dan mencabut keluar kontolku dari lubang memeknya..
Yang terdengar olehku kini adalah hanyalah suara nafas mbak Yanti yang memburu.

Tangan kananku beralih ke arah depan tubuhnya mbak Yanti..
kuraih dan kuremas-remas kedua payudaranya mbak Yanti yang sedang terombang-ambing akibat gerakan maju-mundur pantatku.

Kudengar mbak Yanti melenguh panjang tanpa mengeluarkan kata-kata lagi..
Tangan kanan meremas payudaranya.. tangan kiriku bermain terus di klitorisnya dan kontolku semakin gencar keluar-masuk di lubang vaginanya.

“Ohh mbak.. enak sekali memekmu nich.. ohh.. enak.. sempit.. nikmat rapet.. Ohh..mbak.. ohh.. Aku pengen tiap hari nich ngentotin mbak..
Oohh mbak.. kontolku enak gak..? Mana enak sama punya suamimu..? Eeeehhh.. ohh.. ohh.. Mana besar punyaku atau punya suamimu..
Oohh.. mbak.. oooohh.. mana panjang punyaku atau punya suamimu..? Ooohh.. mbak..”
Aku melenguh dan meracau merasakan nikmatnya kemaluanku dijepit lubang senggamanya.

“Oohhh..mbak..enak.. aku sudah mau keluaaaarrr.. nich.. ohh.. mbak.. keluarin di dalam.. yach..?
Ooohh.. mbak.. memekmu betul-betul nikmat.. ohh.. mbak aku keluarin..di dalam.. yach..? Oohh..”
aku melenguh merasakan puncak birahiku yang sebentar lagi akan kucapai.

“Eeeehhh.. jangan Hen.. Jangan..! Di luar Hen..! Dil..lluaarrr.. ja..ngan keluarin di dallamm..hhhh..” katanya panik terputus-putus.

“Baiiiiikkkk mbak.. baiiikkk mbaaaakkk.. Oohh.. memekmu .. nikmat.. aaaahhh.. aku keluar.. aaaahhhh..!"
Kataku sambil mencabut kontolku dari jepitan vaginanya.

Creeett.. creeettt.. ccreeett.. crreeettt.. creeettt..
Kontolku menyemburkan air mani, air maniku berhamburan di pantat dan punggungnya mbak Yanti.

Mbak Yanti saat itu merasakan hangatnya spermaku yang mengenai pantat dan punggungnya..
tetes terakhir air maniku sudah menyemprot keluar.

Saat itu juga mbak Yanti membalikkan tubuhnya.. dan..Plakk..! Tangan kanannya melayang menamparku.. aku kaget kena tamparanya itu.
“Jahat..kamu Hen.. jahat.. bajingan kamu.. kamu telah memperkosa aku..!” Mbak Yanti memakiku marah.

Baru aku sadari bahwa imbuhan kata mas di depan namaku sudah tidak ia pergunakan lagi.
Aku segera menangkap tangannya yang saat itu hendak menamparku lagi.

“Sudah..mbak.. sudah.. maafkan aku.. aku khilaf.. mbak..” kataku meminta maaf.

“Heeeehhhh.. aku jadi malu.. aku kotor.. aku sudah selingkuh.. ohh.. mas Agus maafkan istrimu.. aku sudah dinodai..” isaknya.

“Sudah.. mbak.. sudah aku minta maaf sekali lagi..” kataku lagi membujuknya sambil memeluk tubuh telanjangnya.

“Maafkan aku.. mbak tapi terus terang aku terpancing setelah melihat tubuh mbak yang seksi dan montok..
Aku tidak dapat menahan nafsuku lagi..” kataku lagi.

Mbak Yanti diam tidak menjawab perkataanku.. isak tangisnya masih kudengar.
Semakin kupeluk dia dan kuusap-usap rambutnya yang panjang itu..

Lama-lama isak tangisnya tidak kudengar lagi, tapi dia tidak berusaha melepaskan pelukanku.
“Hen..” katanya masih sedikit terisak.
“Ya, mbak..” jawabku.

“Hen..maafkan aku yach.. tadi aku menamparmu..” katanya lagi.
“Iyach mbak.. gak apa-apa. Memang aku berhak mendapatkan tamparan itu.." jawabku lagi.

“Aku takut Hen.. aku takut suamiku mengetahui kejadian ini..” katanya lagi.
“Sudah mbak, kan suamimu tidak mengetahuinya, buktinya dari tadi dia tidak kelihatan menyusulmu..” kataku menenangkan.

“Heeh.. tapi aku malu sama suamiku, aku sudah berselingkuh di belakangnya..” katanya lagi.
“Kan tadi mbak tidak berselingkuh.. tapi mbak itu aku perkosa..” kembali aku menenangkan.

“He-eh.. memang aku diperkosa pertamanya .. tapi kemudian aku menikmatinya..
Aku jadi malu sama diriku yang terpancing birahi saat kamu perkosa tadi..” katanya.

“Yach.. itu kan bukan mau mbak-kan..? Yang penting awalnya mbak menolak..” aku berkata menenangkan.

“Iyach.. tapi gara-gara kamu .. maksudku gara-gara punyamu ini.. aku tadi sempat orgasme..”
katanya malu-malu sambil menyolek kemaluanku.

“Eeehhh.. hati-hati mbak.. jangan dicolek punyaku. Kalau nanti dia bangun lagi bagaimana..?
Masa' aku harus memperkosa mbak lagi..?” Seruku kaget karena kemaluanku dicoleknya.

“Yach..kalau bangun nanti aku tidurin dech.. hihihihi. Hen, kamu mau membantuku nanti kalau kau pengen nyobain lagi punyamu..?”
Katanya tiba-tiba.. mengejutkan namun menyenangkan hatiku.

“Hah..!? Ouh.. pasti mbak. Pasti..! Aku akan siap meladeni mbak kapanpun mbak mau..” jawabku kaget mendengar kata-katanya barusan.

“Sekarang terpaksa aku harus mandi lagi nich.. kalau tidak suamiku bisa melihat ada ceceran sperma di punggung dan pantatku.
Aku pinjam kamar mandimu lagi yach Hen..” katanya meminta ijin meminjam kamar mandiku lagi.

“Silakan, mbak, tapi kalau kita mandi bareng aja gimana..?” Kataku lagi.

“Hmm.. boleh. Tapi jangan macam-macam yach di kamar mandi.. soalnya aku takut suamiku menyusulku..” katanya.

“Gaklah. Kan macam-macamnya sudah, tadi..” jawabku meyakinkan.

Kemudian kamipun mandi bareng.
Kami saling membersihkan tubuh kami masing-masing dan saling mengosok-gosok tubuh kami dengan sabun.
Tak lupa dengan kemaluan-kemaluan kami ikut juga dibersihkan dan digosok dengan sabun mandi.

Saat tiba giliran mbak Yanti menggosok kemaluanku, dia menggosok-gosok kontolku dengan lembut dan kemaluanku perlahan-lahan bangkit.

“Hihihihi.. punyamu bergerak tuch mau bangun, aku heran dengan punyamu ini, Hen. Kok bisa sebesar dan sepanjang ini..?
Kayaknya punyamu ini sama panjang dan besar dengan yang difilm-film yach..?”Katanya sambil masih mengocok-ngocok kemaluanku.

“Sudah ach mbak.. nanti punyaku tambah berdiri. Pastilah mbak.. ukurannya sama seperti mereka,
Eeehh.. berarti mbak sering juga yach nonton film begituan..?”
Kataku menghentikan gerakan tangannya yang masih asyik mengocok-ngocok punyaku.

“He-eh..” katanya singkat.. mengiyakan.

Kami segera membilas tubuhku yang penuh sabun, setelah selesai mbak Yanti membalutkan handuknya..
lalu dia melangkah keluar kamar mandiku terlebih dahulu..

Setelah kulihat dia melangkahi tembok pembatas rumah kami.. aku lantas keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam rumahku. (. ) ( .)
-----------------------------------------------------------

Catatan Kecil:
Cerita Ini terjadi sebelum Hendra 3S dengan adik-kakak Amoi tetangganya.. Lena dan Vivi..
 
Terakhir diubah:
Makasih atas updatenya om @Pecah Utak

Maaf baru nongol nih om krna gak bisa setiap saat ngecek forum..Apalagi skrg model tampilan baru ini gak bisa tahu klo ada update..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd