Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Nakal di Hari Tua

Status
Please reply by conversation.
Ini mungkin adalah Cerita Bersambung Terakhir di Thread ini, tapi untuk sekarang, silahkan di nikmati saja

Cerita punya cerita, peluang kadang-kadang datangnya tidak bisa diduga, ini adalah kisah yang terjadi di Kantor tempatku bekerja, aku sudah lebih dari 10 tahun bekerja di kantor ini, tapi baru saja aku menemukan peluang yang sama sekali tidak aku sangka.
Kejadian ini sebenarnya baru beberapa bulan sejak awal bertemu dengan Lilis, sejak anakku masuk SD, memang istriku yang menjemput tapi gantinya aku terpaksa mengantar kesekolah pagi-pagi, dan sekolahnya lumayan jauh dari rumah, berjarak sekitar 45 menit, sehingga aku setiap hari harus bangun pagi sekali agar aku bisa sampai ke sekolah anakku sekitar jam 7 kurang 10, karena sekolah dimulai jam 7 tepat.

Dari mengantar sekolah aku tidak mungkin lagi kembali ke rumah, karena aku harus sampai di kantor jam 9, sedangkan jarak sekolah dengan kantorku sekitar 10 menit perjalanan, jadi setiap pagi aku sudah berada di kantor jam 7 pagi yang pastinya belum banyak orang kecuali satpam dan cleaning service.

Kantorku menempati gedung bertingkat, dan setiap aku sampai kantor, yang pertama aku lakukan adalah buang air kecil, karena kebiasaanku setiap hari meminum air putih sekitar 1,5 liter pada saat menjelang berangkat dari rumah, sehingga sesampai di kantor aku sangat tersesak kencing, ini aku lakukan merupakan terapi air putih untuk kesehatan.

Sering kali ketika aku akan kencing, toilet sedang dibersihkan oleh petugas cleaning service, biasanya aku tahan sebentar sambil menunggu Toilet rampung dibersihkan, soalnya yang membersihkan petugas cleaning servicenya adalah cewek, jadi aku agak segan juga.

Suatu hari aku sudah sangat tersesak kencing, rasanya menunggu Sri, begitu nama petugas cleaning servicenya, merampung kerjanya tidak mungkin, sehingga aku akhirnya menerobos saja lalu membuka celana dan langsung memancurkan air yang menyesak akan keluar.
Pada saat itu Sri sedang mengepel lantai di bagian ujung Toilet sehingga dia tidak sempat keluar, sebab jika keluar harus melalui tempatku berdiri, maklum WCnya tidak terlalu luas.

Aku berpikir, toh dia tidak bisa melihat karena posisinya agak dibelakangku, seandainya ada orang juga kencing di sebelahku juga nggak bakal bisa melihat, tapi masalahnya nggak enak saja kencing sementara disitu ada cewe.

Walau Sri sudah lama aku kenal, dia sering aku mintai tolong untuk membeli makan siang di warung yang banyak terdapat di depan gedung, dan tentu saja ada ongkos aku berikan, yang kadang-kadang ongkosnya sama atau kalau dibulatkan menjadi lebih besar dari harga pesananku, jadinya dia memang akrab denganku.

Sri umurnya masih sekitar 18 tahun, dia drop out dari SMA kelas 2 dan orangnya agak lemot dan polos, namun jika mengenakan seragam cleaning service, dia tidak terlihat sexy, tetapi jika memakai jeans dan kaus, kelihatan pahanya yang gempal dan susunya yang menggembung padat.

“Sorry ya yan gue nggak tahan kebelet banget nih,” kataku.
“Ah gak pa pa pak , nggak kelihatan kok,” katanya.
“Ah kelihatan juga nggak apa-apa juga,” kataku menggoda sambil melampiaskan kencingku yang sangat mendesak.
“Ih Bapak genit ah, “katanya sambil terus membersihkan lantai.

“Udah pernah liat apa belum,” tanyaku menggoda lagi.
“Orang dewasa ya belum lah pak, kalau punya keponakan saya yang masih bocah sih udah" katanya polos.
“Sini deh kalau pengen liat, yang asli,” kataku makin gila.
“Ah bapak ….., saya malu ah,” katanya.

“Lho yang malu emang harusnya siapa, kamu kok jadi kebalik.” kataku.
“Emang Bapak gak malu,” jawabnya sambil mendekat.

Rupanya ada juga keinginan dia melihat wujud asli alat paling rahasia seorang pria.
“Ih kok panjang kayak pisang ya pak, punya ponakan saya paling cuma setelunjuk” kata Sri sambil mengintai barangku dari samping.
“Ya iyalah, kalo bocah mah belum mateng, lagian barang saya kan siap tempur karena nahan kencing” kataku.
“O gitu ya pak,” katanya pembicaraan singkat itu membuat barangku pelan-pelan memuai.

Aku kencing memang cukup lama karena yang dikeluarkan rasanya memang banyak sekali, dan Sri masih memperhatikan barangku, dia tidak malu-malu lagi karena dia mengambil posisi yang lebih jelas untuk melihat.

Setelah semua keluar aku mencuci ujung penisku dengan air yang mancur keluar dari toilet, dan Sri masih antusias melihat barangku.
“Bentuknya lucu pak, kaya pakai topi,” katanya.
“Kalau mau pegang, boleh kok, pegang aja.” kataku nekat, namun Sri tidak punya keberanian menjangkau barangku, sehingga aku pegang tangannya dan kubimbing ke arah penisku.

Mulanya dia malu sehingga tangannya agak dikakukan, tetapi karena aku tarik terus akhirnya dia melemas, lalu tangannya kubekapkan ke penisku yang sudah berdiri sempurna, kemudian kuremas tangannya agar dia juga meremas barangku.
Dia meremas dan aku merasakan nikmat.

“Dih kok jadi keras dan anget gini sih Pak” katanya, namun aku tidak menjawab karena menikmati sensasi remasan Sri.
“Udah ah pak nanti saya gak kerja-kerja,” katanya mengakhiri remasan di penisku, lalu aku pun menutup resleting dan keluar Toilet menuju meja kerjaku.
Sepagi ini belum ada pegawai yang datang, dan aku puas menikmati sensasi pagi, lalu sambil menunggu pegawai lainnya datang, aku browsing di internet sambil berkhayal untuk lebih jauh dengan Sri.

Dalam benakku berkecamuk, dia cleaning service, sementara aku dikantor ini cukup punya jabatan yang terpandang, kalau misalnya aku ada affair dengan Sri lalu terbongkar, wah malunya bukan main, tapi dibalik itu, Sri cukup menarik dan dia anaknya penurut.
Sejauh ini sudah lebih mudah mengolahnya untuk tindak lanjut, wah gimana ya aku bingung juga, seandainya saja dia bukan bekerja sebagai cleaning service di gedung tempat kantorku berada, aku pasti tidak pikir panjang mengarapnya.

Hari berikutnya aku datang agak lebih pagi, karena jalanan agak longgar, dan sesampai dikantor, Sri masih membersihkan ruang kerja, lalu melihat aku datang dan langsung menuju Toilet, Sri pun ikut pula masuk.
“Pak penasaran pengen liat lagi, semalaman jadi kepikiran pak gara-gara Bapak sih,” katanya, dan aku tentu saja membiarkan dia ikut masuk dan menonton barangku.

Kali ini dia kusuruh memegangi batang penisku yang sedang mancur, celana agak aku turunkan, sehingga tidak saja batang penis yang bebas, tetapi kantong menyan di bawahnya juga terbebas.
Di pegang Sri penisku jadi memuai, dan kencing nya menjadi mengecil, sehingga penuntasannya jadi lebih lama, lalu selesai semua keluar aku ajarkan bagaimana mencuci sisa air seni di ujung penisku.

Sri kelihatannya penasaran sekali, sehingga dia menurut saja perintahku, lalu lepas itu di sentuh-sentuh bagian kantong menyanku.
“Pak ini apa kok empuk-empuk,” tanyanya, lalu aku jelaskan dan aku ingatkan agar dia tidak meremas kantong pelirku, karena rasanya sakit dan sengal kalau sempat dia remas bagian itu, namun kantong pelirku malah ditimang-timangnya, lalu batangku di genggamnya.

“Ih gemes deh pak rasanya pengen ngremes aja” kata Sri, ternyata dia gadis yang agak agresif dan keingintahuannya cukup besar, padahal dia belum pernah punya pacar menurutnya.

Aku tidak bisa tinggal diam, tanganku menjamah susunya yang lumayan menggembung dan besar, dari luar bajunya aku remas-remas, lalu Sri kutarik dan kupeluk dari belakang.
Tanganku dengan segera menyusup ke balik bajunya dan masuk ke dalam BHnya, lalu bongkahan susu yang empuk dan kenyal aku remas-remas, serta terasa pentilnya yang masih kecil aku pelintir-pelintir.

Puas meremas susunya, tanganku yang satu lagi membuka celana panjangnya dan langsung menelusup ke balik celana dalamnya, disana aku meraba bulu-bulunya yang tidak terlalu lebat.
Ketika jari tengahku menemukan celah belahan memeknya terasa ada lendir di rongganya, kemudian kumainkan sebentar jari tengahku di rongganya lalu aku tekan-tekan clitorisnya sehingga Sri mendesah-desah, dan aku pun makin bersemangat, karena Sri kelihatannya sudah pasrah.

Kugosok terus clitorisnya sekitar 5 menit sampai dia akhirnya mencapai orgasme, lalu setelah itu kami mengakhiri permainan dan kembali membenahi baju kami masing-masing.
Akhirnya hampir setiap hari aku melakukan petting berat di Toilet dengan Sri, dan aku sudah tidak perduli lagi soal statusku dibanding dengan status Sri, apalagi di depan orang lain dia terlihat normal dalam berhubungan denganku, yang membedakannya adalah upah membeli makan siang, sekarang makin besar, tapi itu atas kemauanku sendiri.

Hubunganku dengan Sri tidak terendus sedikitpun oleh pegawai-pegawai di kantorku, jadinya aku merasa aman-aman saja.
Setelah acara petting berjalan beberapa waktu, aku penasaran untuk mendapatkan yang lebih, sehingga pagi itu aku sengaja datang setengah jam dari biasanya.

Sri ketika itu juga lagi menyapu ruang kerja yang lalu kutarik dia masuk ke Toilet perempuan, karena pegawai perempuan di lantai ini tidak terlalu banyak, dan mereka biasanya baru muncul sekitar jam 10, jadi rasanya lebih aman bercumbu di Toilet perempuan.

Aku tarik Sri masuk ke salah satu bilik Toilet perempuan, lalu toilet duduknya aku tutup dan aku segera menurunkan celanaku, kemudian Baju Sri aku buka kancingnya dan BHnya yang baru kuketahui berukuran 33E ini aku lepas, sedangkan celananya aku lepas semuanya.
dZRya4F.png


Sri aku pangku berhadapan, dan aku berusaha memasukkan penisku ke celah kemaluannya, lalu setelah posisinya tepat aku menarik Sri agar menurunkan badannya sehingga barangku perlahan-lahan ambles ke dalam rongga hangat kemaluan Sri.
Pikiranku segera berproses, rasanya dia sudah tidak perawan lagi, karena penisku tidak menemukan kesulitan berarti untuk tenggelam seluruhnya, tapi nanti sajalah pertanyaan ini dicari jawabnya.

Sri aku arahkan agar bergerak-gerak sehingga aku merasa penisku di remas-remas, aku lalu bersandar ke toilet dan memberi ruang lebih leluasa bagi Sri, lalu dia bergerak mengikuti nalurinya sambil tangannya berstumpu di kedua pundakku, sensasi hidden sex begini memang luar biasa nikmatnya.
Payudaranya berguncang-guncang karena gerakan liar Sri, gerakan susu yang cukup besar ini merupakan pemandangan yang sangat mempesona, dan kami bermain sekitar 10 menit, rasanya Sri sempat mencapai orgasme lalu menjelang aku orgasme aku buru-bur mencabut penis dari lubang nikmat.

Meski dalam keadaan sange aku sadar bahwa jika dia hamil, karirku bisa hancur, lalu setelah kami menyelesaikan permainan dan masih berpelukan, aku tanyakan ke Sri, apakah dia sudah pernah melakukan seperti ini.
Dia terus terang mengaku bahwa dia pernah dikerjai pamannya ketika dia masih kelas 2 SMP, pamannya sempat 3 kali menggumulinya karena terpikat payudaranya yang tumbuh dini, tapi kata Sri dia waktu itu tidak tau apa-apa dan akhirnya berhenti saat pamanya kecelakaan.

Aku menjadi terbiasa main dengan Sri di Toilet perempuan di pagi hari, walau memang tidak tiap hari, tetapi seminggu paling tidak kami melakukannya 2 kali.
Aku kemudian menjadi khawatir juga kalau Sri hamil, awalnya ketika kutau dia sedang subur, aku sudah sedia kondom, tapi hal itu yang tak berlangsung lama karena Sri katanya tidak suka rasanya kondom di kemaluannya, sehingga melalui bidan kenalanku dia minta dipasangsi spiral saja, dan asyiknya Sri tidak malu-malu mengajakku main jika di merasa ingin, jadi rasanya lebih sering dia mengajak main dibanding aku.

Sri memiliki nafsu yang cukup tinggi, permainan satu ronde bagi dia masih belum cukup, sehingga aku beberapa kali mengajaknya menginap di hotel agar kami bisa melampiaskan hasrat sepuas-puasnya.

Meskipun hubunganku dengan Sri sudah sangat jauh, tetapi dia tidak menuntut apa-apa dari ku, bahkan di depan pegawai lain dia bersikap wajar, namun aku yang tidak tega, sehingga kemudian aku memberi uang bulanan yang agak lebih besar dari gajinya.

Sekitar setahun hubunganku dengan Sri, dia mengadu bahwa dia sudah punya cowok, kata dia cowoknya cakep dan sudah kerja di asuransi.
“Pak aku tiap malam main ama cowokku, abis kalau lagi kepengin kepalaku rasanya pening,” kata Sri, padahal permainan denganku masih terus sampai akhirnya dia menikah dengan cowoknya, dan menjelang pernikahannya aku minta bidan temanku untuk mencabut spiralnya, karena kata Sri, cowoknya tidak tahu kalau dia pakai spiral.

Sekian dan Terima Kasih ;)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd