Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Nakal di Hari Tua

Status
Please reply by conversation.
Lanjut? Lanjutlah...

Beberapa bulan sudah berselang sejak kepergian Mbok Yun, akupun akhirnya sekali lagi bisa merasakan tubuh wanita selain Istriku.

Kira-kira empat bulan lalu, aku mendapatkan uang samping dari kontraktor di proyekku sehingga mampu membeli sebuah apartemen yang terbilang ditengah kota, dari rumahku sekarang jaraknya 3 KM.

Kisah ini berawal dari aku mengenal seorang Pembantu Rumah Tangga di deket Apartmentku, sebut saja Lilis.
Lilis juga merupakan pelayan di toko milik majikannya yang berupa Warung dan Laundry, jadi setiap aku butuh beli rokok atau laundry, Lilis lah yang melayani.
Dia seorang gadis desa, kulit tubuhnya Kuning Langsat dengan bodinya seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah sini, jadi dia sering digoda oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi pada akhirnya aku lah yang bisa mencicipi kehangatan tubuhnya, inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat ini.

Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Lilis dan kebetulan dia sendiri yang melayaniku.
“Lilis, bisa tolong saya cariin pembantu…”
“Untuk di mana pak…?”
“Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta.”
“Wah gede tuh Pak, yach nanti Lilis cariin… kabarnya paling minggu depan ya Pak.”
“Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu…”
“Wah.. banyak amat Pak, makasih deh..”
Kutinggal Lilis setelah kuberi 250 ribu untuk mencarikan pembantu untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku.

Dua hari kemudian, mobilku dicegat Lilis ketika melintas di depan rumah majikannya.
“Malam Pak…”
“Gimana Lilis, sudah dapat apa belum temen kamu?”
“Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung.”
“Loh, nanti Ibu Dewi marah kalau kamu ikut saya.”
“Nggak.. apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilang sama Ibu.”
“Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen.”
“Ok… Pak.”

Keesokan pagi kujemput Lilis di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku dan begitu sampai Lilis terlihat bingung saat kutunjukan kamarnya yang katanya terbilang mewah, tetapi sesaat kemudian dia kembali sadar dan menanyakan pekerjaannya.

“Tugas saya apa Pak…?”
“Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau main ke sini.”
“Baik Pak…”
Lalu, dengan perasaan agak tenang kutinggalkan Lilis, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan capai lagi karena sudah ada Lilis yang membantuku di apartemen.

Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam, pikiranku khawatir atas diri Lilis kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku, lalu mengecek ke kamarnya Lilis, dia tak ada disana, hanya ada pakaian yang berserakan di kasurnya, termasuk BH Hitam berukuran 34D yang lumayan membuatku terangsang, kemudian sayu-sayu terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit.

Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang, Lilis sedang mengguyur badannya yang Kuning Langsat di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun.

Pemandangan yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan kuintip lagi, kali ini Lilis menghadap ke arah pintu dimana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit Kuning Langsat dan putingnya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek.

Pemandangan seorang gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang ranum dan tergolong gede dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana kantorku.
vraauSr.png


Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh pakaian kerjaku di atas sofa dan dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, Lilis yang sudah kembali membelakangiku, lalu perlahan kudekati Lilis yang membasuh sabun di bawah shower.

Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya, Lilis yang terkaget-kaget berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya.
“Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak…”, ucapnya, namun karena tenaganya lemah sementara aku yang makin bernafsu, akhirnya Lilis melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku.

Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya, sedangkan tanganku yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.
“Ahhh.. ahhh.. . jangan.. Pak…” ucapnya
“Tenang sayang.. nanti juga enak…” jawabku

Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat Lilis mengalah, dan Lilis pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku sehingga lidah kami bertautan, lalu Lilis pun mulai menggelinjang di saat jariku kumasukan ke liang vaginanya.
“Arghh.. arghh… enak.. Pak.. argh…” ucapnya, kemudian tubuh Lilis kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami.

Setelah mulut dan lehernya, dengan makin ke bawah kujilati, akhirnya payudaranya kutemukan juga, Payudaranya kenyal sekali seperti jeli langsung kuhisap kukenyot dan putingnya kugigit.
Lilis makin menggelinjang karena tanganku masih merambah liang vaginanya.

“Argh.. akkkhh… akhh… terus.. Pak… enak… terus…” ucapnya, dan aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari vaginanya.

Aku pun kagum karena Lilis merawat vaginanya sebaik-baiknya, bulu halus yang menutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya.
“Ssshh.. sshh.. argh.. aghh… aw… sshhh.. trus… Pak.. sshh… aakkkhh…”, leguhnya
Aku makin kagum pada Lilis yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Lilis yang masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan manis rasa vagina Lilis.

Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina Lilis diselingi oleh lidahku, rasa manis vagina Lilis yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal, sehingga Lilis pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku dari vaginanya.

“Auwwwhhh… aahhh… terus.. sedappp… Pakkkh…” desahnya
“Lilis… vaginamu sedap sekali… kalau begini… setiap malam aku pingin begini terus…” pujiku
“Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak… oohhh…” desahnya terus
Lilis makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku kupelintir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya.

Setelah hampir 30 menit vagina Lilis kusedot-sedot, tubuh lilis bergetar dan keluarlah cairan putih kental nan manis serta menyegarkan membanjiri vagina Lilis, dan dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan menyegarkan badan.
“Ooohhh… ough… arghhh… sshh.. Pak, Lilis… keluar.. nihhh… aahhh… sshh…” leguhnya
“Yar… cairanmu… mmmhh… sedap.. sayang… boleh.. saya masukin sekarang… batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang…” tanyaku yang sudah terangsang berat
“Hmmm… boleh Pak.. asal.. bapak mau tanggung jawab...” jawabnya lemah

Lilis pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan.
Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya dan setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.

“Ohhh… Lilis.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya… saya jadi makin suka nih…” pujiku
“Mmmmhh… mhhh.. Pak.. perih.. Pak… sakit…” ucap Lilis sambil meringis
“Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya…” ucapku

Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Lilis yang masih perawan dan Lilis pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina Lilis walaupun hanya masuk setengahnya saja, tapi rasa hangat dari dalam vagina Lilis sangat mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina Lilis membuatku makin cepat saja menggoyangkan batangku maju-mundur di dalam vagina Lilis.

“Lilis, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu…” ucapku
“Iya.. Pak, tapi masih perih Pak…” jawabnya sambil masih meringis
“Sabar ya sayang…” tambahku

Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Lilis yang masih rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 19 cm dan berdiameter 5 cm, wajar saja kalau Lilis menjerit kesakitan.
Selain itu, payudaranya pun sudah menjadi bulan-bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya.

“Ahh.. ahhh.. aah.. aww… Pak… iya Pak.. enak deh.. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek Lilis.. aahh…” ucap Lilis yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku.
Hal ini membuatku merasa menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar.

Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke perutnya dimana Lilis hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku berkali-kali, air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi.
Muka Lilis yang basah oleh air shower membuat tubuh Kuning Langsat itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah.
Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Lilis pun membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu.
“Mmmhh… mmmhhh… Pak.. batangnya nikmat sekali, Lilis jadi.. mmauu… tiap malam seperti ini.. aaakh… aakkhh.. Paaakkhh.. Lilis keeluuaarrr.. nniihh…” ucap lilis yang makin beringas

Akhirnya bobol juga pertahanan Lilis setelah hampir setengah jam dia menahan seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya, tapi rupanya selain cairan, ada darah segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh.

Sementara aku yang masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan Lilis, dimana batangku yang masih tertancap di vaginanya, lalu kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok dari belakang, pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya dari belakang.

Vagina Lilis makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental dan membuat batangku terasa lebih diperas-peras dalam vaginanya, hal itu membuatku merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh.
“Ohhh… ohhh.. Yar.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa… aakkh.. aakkhh… sshhh…” ucapku, tetapi Lilis tidak memberi komentar apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke vaginanya, dia hanya memegangi kran saja.

15 menit kemudian meledaklah pertahanan Lilis untuk kesekian kalinya, dia mengeran, lalu tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang masih terbenam di vaginanya.
“Akhhh… aakkhh… Pak… Pakkhh… nikmattthhh…” leguhnya

Setelah tubuhnya mengelepar, selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang mengejang, serta meledaklah cairan kental dari batangku yang membasahi liang vagina Lilis dan muncrat ke rahim Lilis, kemudian disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah Lilis yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh di bawah shower kamar mandi.
Batangku yang sudah lepas dari vagina Lilis yang masih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh Lilis dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara bersamaan.

Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup oleh Lilis yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, Lilis layak anak kecil menjilati es loli, lalu aku usap kepalanya dengan lembut, kemudian setelah agak kering Lilis bergeser, sehingga muka kami berhadapan, lalu dia pun menciumi pipi dan bibirku.

“Pak.. Lilis puas deh… batang Bapak nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok memek Lilis, Lilis jadi kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim Lilis… kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Lilis…?” tanyanya
“Lis.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina Lilis yang masih rapat.. terus terang… baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu sama istriku aku belum pernah puas seperti sekarang… makanya saya mau Lilis siap kalau saya datang dan siap jadi kekasih saya… gimana..?”, balasku
“Saya mah terserah Bapak aja”, jawabnya

“Sekarang saya pulang dulu yach.. Lilis… besok aku ke sini lagi…”, tambahku
“Oke… Pak.. janji yach… vagina Lilis maunya tiap hari nich disodok punya Bapak…” jawabnya genit
“Oke.. sayang…” ucapku
Kukecup pipi dan bibir Lilis, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di apartemenku.

Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat Lilis terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh Lilis pembantuku yang juga simpananku, hal ini sudah kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Lilis.

 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd