Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Kita Pernah Ada (Semi Real Story)

PART 3



Kini aku sudah di rumah, melepas kancing bajuku satu persatu lalu melempar seragam lusuhku sembarangan dan menghempaskan badanku ke kasur.


Panas sekali hari ini.

Panas dari cuaca yang terik, panas dari cerita Vina dan Monic, juga panas dari imajinasiku.


Aku kepikiran, haruskah gaya pacaranku seperti mereka? Apakah aku sanggup menjaga diriku?

Sejujurnya, setelah mendengar cerita mereka, aku menjadi penasaran. Klise memang, tapi perempuan normal manapun yang mendengar cerita Vina dan Monic pasti akan tergoda untuk mencicipi kenikmatan yang menjanjikan seperti itu.


Vina dan Monic pun antusias saat mereka mengambil jam tambahan untuk sharing pengalaman mereka berdua kepadaku. Hari inipun aku pulang sedikit larut, jam 19:00 aku baru sampai rumah karna mendengar sesi pengalaman mereka, untung saja kedua orangtuaku tidak curiga ketikaku beralasan habis mengerjakan tugas bareng bersama Vina dan Monic. Tentu mamaku pun mengenal baik kedua primadona itu, karna ibu mereka berdua teman mamaku di arisan ibu-ibu kelasku.


Dihampir ketelanjanganku di kasur ini, akupun berlanjut mengimajinasikan apa yang diceritakan oleh Vina dan Monic. Hanya saja aku membayangkan diriku dan Ula. Perlahan tubuhku mulai memanas disetiap adegan yang terlintas dibenakku.


Ku membayangkan tangan Ula membelai kepalaku, turun menuju wajahku, perlahan-lahan bergerak semakin kebawah dengan masih berciuman denganku.


“Di grepe itu enak tahu Nit” ucap Vina tadi cafe.


Kalimat Vina yang berputar disela imajinasiku membawa tangan Ula pun perlahan-lahan menyentuh payudaraku dibenakku.



TING TING TING


“Ahhh… apa yangg.. shhhh”



Disaat aku mulai menikmati imajinasiku, suara notifikasi hp ku menyadarkanku, ada panggilan telpon ternyata, dan kulihat itu adalah Ula.


Akupun langsung mengangkatnya.


“Hai sayang, sudah sampai rumah?” tanyanya.

“Hai sayangku, maaf aku lupa ngabarin kalau aku udah sampe. Udah dari beberapa menit lalu sih. Cuma aku kecapean jadi masih rebahan dulu.” jawabku.


“Mandi dulu atuh, kan kamu abis berkegiatan, pasti sayangku bau”

“Woh enak aja aku dibilang bau, gapapa sih langsung rebahan juga toh bajunya udah aku lepas”


Upss.. kenapa aku memberikan informasi bahwa aku saat ini sedang tidak mengenakan baju!!


“Hah maksudnya?” ntah pacarku itu pura-pura tidak tahu atau apalah.


“Ya baju seragamnya udah aku buka, cuma aku pake kaos pengganti. Jangan ngeres kamu mikirnya!!” ucapku beralasan.


“Hoh, kirain kamu rebahan sambil lepas baju..”

“Ye mau kamu itu! Dasar nakal!”


“Haha, aku kan gak tahu kamu dirumah gimana..” jawabnya tertawa.


Ditengah-tengah rasa panasku yang belum reda ditambah cerita Vina dan Monic, dan sekarang kondisiku seperti ini, aku meyakini bahwa memang mungkin ada satu pembelajaran pada diriku yang harus aku mengerti. Mungkin inilah saatnya, maka dari itu aku ingin tahu dari Ula.


“Emang kalau aku telanjang di rumah kenapa?” ya aku sudah lebih siap untuk mengerti diriku.


“Ya ndapapa, itu kan hak kamu. Selagi kamu gak ngasih lihat ke orang lain..”

“Emang kenapa kalau sampai dilihat orang lain?”


“Gak boleh, kamu itu milik aku, cuma aku yang boleh melihat kamu luar dalam!”

“Emang kamu pernah lihat dalamnya cewek?”


“Eee..itu…” tiba-tiba suaranya terbata-bata.

“Jawab sayang! Aku mau kamu jujur sama aku!” ucapku sambil sedikit meninggikan nadaku, aku takut kalau mama tiba-tiba mendengar obrolanku, apalagi jika melihat diriku dalam kondisi seperti ini.


Akupun menarik selimut dan mulai lagi bertanya kepada Ula yang sepertinya masih ragu menjawab.


“Aku mau tahu sayang, kamu pernah lihat badan cewek emangnya?” tanya aku lagi.

“Hmm..itu..kalau iya.. apa kamu marah?” tanyanya.


“Ula sayangku, aku ingin tahu, kamu sudah pernah atau belum? Aku cuma mau denger jawaban kamu sejujur-jujurnya.” ucapku lagi mempertegas.


“Uhmmm.. okay aku jujur, aku udah pernah lihat badan cewe dari video-video bokep.”

“Bener cuma itu aja? Kamu gak nakal sama mantan-mantanmu mungkin?” tanyaku lagi penasaran sama kisahnya.


“Aku cowok normal, aku pasti nafsu juga saat itu sama mantanku, jadi ya pernah melihat tubuhnya.” jawabnya seperti merasa bersalah kepadaku.


“Sama aku nafsu gak?” tanyaku lagi.

“Eh itu..itu..mhh”


“Jawab Ula!”

“Hmmmnggh..jujur iya.. aku ada rasa nafsu sama kamu.” jawabnya ragu-ragu.


“Kenapa kamu nafsu sama aku?” disini dadaku sudah berdetak kencang dan tubuhku mulai memanas mendengar kejujurannya.


“Karna kamu milik aku dan aku sayang kamu.” percayalah itu kalimat buaya klise yang ada pada mulut laki-laki, tapi untukku yang masih anak lugu? Mendengar kalimat itu aku merasa sangat amat diinginkan olehnya.


“Hmm..hmmm terus kalau kamu nafsu sama aku…kamu mau apa?” tanyaku ragu-ragu.

“Maksudnya kamu apa Anita?” tanyanya keheranan.


“Hmmm.. maksudnya aku selama kamu nafsu sama aku.. kamu ngelakuin apa? kamu kan belum pernah ngapain-ngapain aku. Cuma pernah cium aku.” tanyaku lagi kepadanya..


“Itu..itu…” Ula kembali lagi ragu-ragu untuk menyatakan perasaannya.


“Apa!” pinta ku sigap untuk segera mendengar jawabannya.


“Akku..akuu.. coli bayangin kamu” jawabnya..


Sebenernya ini adalah jawaban yang kunantikan dari Ula. Diantara yang diceritakan oleh Vina dan Monic, aku baru tahu istilah Coli, sebuah kata pengganti dari kata mastrubasi. Aku sebenernya tahu mengenai istilah mastrubasi. Sebuah kegiatan yang dilakukan oleh diri sendiri. Hanya sebatas itu. Namun kali ini, akhirnya aku mendengar kalimat lain dari mulut kekasihku sendiri. Yang bahkan aku belum pernah mendengar mantanku dulu mengatakan hal seperti ini.


Membawaku sedikit nostalgia, apakah dulu Deo pernah masturbasi membayangkan aku.


“Halo..halo. sayang? Kamu kok diem? Kamu marah ya sama aku? Aku minta maaf sayang, aku gak bermaksud gimana-gimana sama kamu.” ungkap Ula yang seketika menyadarkanku kembali.


“Kamu nda salah kok sayang, buatku wajar kamu begitu. Berarti pacarku masih normal.” ucapku berusaha menenangkannya.


“Lalu, kamu masih suka mastrubasi membayangkan aku?” lanjutku bertanya, namun aku masih malu untuk menggunakan kata Coli, jadinya aku tetap menggunakan kata Mastrubasi.


“Kadang..” jawabnya singkat.

“Terakhir kapan?”


“Beberapa malam lalu..”

“Ngebayanginnya apa?”


“Pertemuan terakhir kita, aku ngebayangin aku make kamu di mobil aku… parfum coklat kamu itu bikin aku sange sayang.” ujar Ula.


Lagi-lagi parfum coklatku ini membawa pasanganku menjadi bernafsu kepadaku 😂. Jujur, mendengar pengakuan Ula, aku sangat senang. Ada perasaan membara di tubuhku. Aku sama sekali tidak marah, berbeda dengan saat Deo menyentuhku secara tiba-tiba dan kasar.


Mungkin aku memang benar-benar jatuh cinta pada Ula, sehingga pernyataannya sungguh membuatku ingin berbuat lebih kepadanya.

Ntah aku berpikir apa kala itu, perasaanku sungguh amat ingin memiliki dan dimiliki seutuhnya oleh Ula.


Maka dengan ketuguhan aku, aku ingin mencoba pengalaman baru ini. Pengalaman yang sudah dialami lebih dulu oleh kedua temanku. Namun aku ingin perlaha belajar, tidak ingin terlalu terburu-buru, terlebih lagi..


Aku tidak ingin menyesal.



“Terus kamu masih suka mastrubasi atau ngebayangin aku yang aneh?” tanyaku lagi kepadanya.


“Kadang..tapi kamu gak marahkan Anita? Aku gak mau ngecewain kamu”


“Engga Ula, aku malah seneng kamu jujur.”

“Tapi lain kali, kalau kamu mau mastrubasi bayangin aku, kamu harus bilang ke aku ya” ucapku mantap kepadanya.


“He…kenapa begitu sayang? Masa aku mau coli bayangin kamu harus bilang ke kamu?” tanyanya keheranan lagi dengan sikapku.


“Karna aku mau nemenin kamu, aku mau nemenin kamu mastrubasi via telpon. Aku pengen tahu kamu masturbasinya gimana.”

ungkap alasanku kepadanya.


“He?!! Kamu gak bercanda kan sayang?” Ula masih tidak percaya apa yang dia dengar.


“Enggaklah!! Aku serius!!” balasku tegas kepadan.


“Kalau kamu gak percaya, ayuk kamu mastrubasi sekarang, aku mau denger kamu bayangin aku..” ucapku lagi kepadanya.


Benar-benar ada yang salah sepertinya dari diriku sehingga aku bisa menghasilkan pilihan seperti ini 😂. Tapi apaboleh buat, ini sudah keteguhan hatiku. Akan kusalahkan hormon berserta kedua temanku atas pilihanku malam ini 😂😂.


Dan singkat cerita, di sisa malam itu, setelah aku memutuskan pilihan kepada Ula, sehabis aku bebersih kami melanjutkan kembali telpon tersebut. Menjadi pengalaman perdanaku, mendengar seorang laki-laki menyebut-nyebut namaku dalam desahannya.


Malam itu terasa sangat panjang, dan aku hanya bisa bercerita singkat. Bagaimana setiap desahan Ula menjadi sebuah kenikmatan untukku dan aku juga mengetahui apa saja yang sudah dia lakukan kepada mantan-mantanya.


Tentu saja aku amat cemburu, aku akan memberikan Ula hal yang lebih baik pastinya daripada mantan-mantannya, sehingga Ula tak akan mengingat kenikmatan bersama mantannya sedikitpun.


Aku dibuat merinding oleh kalimat-kalimat Ula, apalagi setelah dia tahu bahwa aku masih benar-benar perawan. Hampir seluruh tubuhku belum terjamah pria, selain bagian bibirku.

Dan ketika dia orgasme, yang akhirnya baru aku benar-benar tahu penyebutannya adalah “aku keluar”, aku sudah tak tahan ingin merasakannya hal serupa.


Pada pukul 00:00, jam dimana biasa aku tidur dan mengakhir percakapanku dengan Ula, kami berdua saling mendeklarasikan hal-hal yang mengubah hubungan kamu.


“Aku gak mau tahu keperawan kamu itu milik aku!! Cuma buat aku Anita!!”

“Aahh aku keluar!!” ucapnya sekaligus sebuah deklarasi kepuasaan dari kegiatan masturbasi bersamaku.


Sedangkan aku?


“Aahhh..ahh..iyaah… keperawanan aku milik kamu Ula!! Aaahh..ahhh aku tidak tahan!! Aku keluarr….” balasku juga disertai deklarasiku pertamaku merasakan orgasme.


Bagaimana bisa akhirnya aku terlena dan melakukan mastubasi untuk pertama kalinya?

Setelah diawal-awal aku mendengar berkegiatannya kekasihku itu mengelus-elus ria milikknya, aku makin lama makin tidak tahan terbawa arus juga. Ada rasa gatal dibawah sana, dan Ula pun menyadari ada perbedaan tarikan nafas dariku. Ya, kami tidak melakukan videocall, sebatas telponan saja. Karna aku masih belum siap dan dia mengerti itu.


Istilahnya Sex on The Phone, sebelum adanya VCS. Ula berniat mengajariku bermasturbasi, dan tanpa pikir panjang aku mengiyakan keinginannya. Dan selama dua jam via telpon ini, kami saling mendesah bersama imajinasi kami masing-masing. Darinya aku tahu apa itu klitoris dan gimana cara memainkannya.


Dua jam yang benar-benar menjadi titik balik hubunganku. Dua jam yang membawaku dan Ula hampir setiap hari melakukan Sex on The Phone. Hingga akhirnya untuk pertama kalinya aku dan dirinya melakukan Videocall Sex.


Sudah tak terhitung bagaimana kenikmatan dosa duniawi kuraih bersama Ula. Yang ada dipikiranku dikala sedang tak ada aktifitas harian, kapan aku dan Ula akan mengulangi perbuatan kami lagi. Sudah menjadi keseharusan untuk aku dan Ula saling memuaskan secara imajinasi.


Hingga hari itu tiba, disaat kedua orangtuaku harus pergi ke Bandung melihat hasil panen Papaku. Aku memilih tidak ikut karna aku beralasan akan mengerjakan tugas kelompok.


Dan tentu saja itu bukan alasan sebenarnya.

Ula saat itu sedang tidak berada di Bandung, yang itu artinya disaat rumah ini sepi. Aku bisa berduaan dengan Ula secara bebas.


Baru saja sebulan lewat hubunganku dengan Ula berjalan, namun isi chat kami sudah sangat menjurus. Terlebih lagi saat ia kuberitahu dan kupaksa datang sepagi mungkin untuk datang ke rumahku.


“Kamu harus dateng sepagi mungkin, gak lama papa mama pergi kamu harus dateng pokoknya! Mereka jalan jam 6 pagi!” isi chatku kepadanya.


“Kalau aku bisa dateng secepat mungkin aku dapat apa?” balasnya.


“Apapun yang kamu mau” balasku lagi.


“Aku mau kamu pasrah aku apain aja, kamu harus siap”.


“Aku udah siap sayang kamu apain aja nanti.” balasku lagi.


Dengan semangat juang penuh nafsu, jam 06:25 pagi, Ula sudah didepan pintu rumahku. Dengan hati berdebar dengan kencang, saat pintu rumahku ini tertutup, aku hanya bisa berteriak lirih.


“Sabarshh.. Ula… nghh…. Aku jangan diperkosa dulu.. kita sarapan dulu ya..nghhh”


Sesaat setelah pintu kututup dan ku kunci, Ula langsung menarik dan membantingku dengan paksa. Aku memang harus menerima konsekuensi ini, namun aku belum benar-benar siap ternyata. Aku hanya bisa mendesah dan berusaha keras menjauhkan kepalanya dari payudaraku, yang sudah ia tarik kaosnya keatas berserta cup bra ku yang ia turunkan. Mulutnya dengan beringas menyedot puting payudaraku.


Lepas sudah keperawanan puting ku kepadanya. Meskipun aku sudah mengatakan akan pasrah dia apa-apain olehnya, namun aku tidak mau merasa seperti diperkosa untuk momen pertama kali ku ini.


“Berhentii shh…berhenti dulu ya sayang.. pleease sarapan dulu..”


Akhirnya dia mau menghentikan aksinya.


Nafasnya sudah sangat berat, bisa kurasakan nafsu yang cukup besar dari pandangannya.


“Okay.. abis sarapan kamu tahu kan apa yang aku inginkan?”


Kujawab dengan anggukan..


“Iya, I'm yours La, kamu bisa pake aku sehabis kita sarapan.”


Iyapun langsung melumat bibirku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd