Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Kita Pernah Ada (Semi Real Story)

PART 2



Tak kusangka, kisah hari ini sangat membuatku berdebar-debar. Rasa bahagia yang tidak bisa kuterjemahkan kedalam diksi-diksi syahdu tentang rasa cinta. Semenjak kejadian tadi siang di kantin, saat aku terkejut oleh sebuah notifikasi instagram yang menunjukan “Ula now has following you”, banyak sekali kupu-kupu yang berterbangan didalam tubuhku.


Dan kini, hasil curi-curi bertukar pesan yang terjadi didalam private message Instagram itu membuahkan pertukaran nomor whatsapp. Ya, sejak tadi siang di sekolah hingga kini aku yang tlah berbaring di kasurku, masih bertukar pesan singkat dengan Ula.


Aku kagum dengannya dan aku tak mempunyai alasan lain untuk tidak takjub atas usahanya untuk bisa menghubungiku. Semenjak pertemuan di acara tante Adista, Ula ternyata memikirkan tentangku, dikepalanya hanya ada aku, aku, dan aku hahaha.


Dia memikirkan bagaimana caranya untuk bisa menghubungiku, untuk bisa mendapatkan nomorku, apapun itu untuk bisa berhubungan langsung denganku. Tahu kah apa yang ia lakukan? Dia membuka halaman pertemanan Mita, sepupuku sekaligus sepupunya Ula dari keluarga Oom Ikko. Dia mencari diriku dari situ.


Tentu saja itu bisa dikatakan merupakan hal yang sangat sulit, karna tidak semua social media yang ada saat ini, aku memiliki akun platform-platfrom tersebut. Tapi ya kini, dia berada dilayar hp ku, bertukar pesan denganku.


Aku sangat tersanjung dengan perbutannya. Bagaimana tidak? Deo yang bisa menjadi pacar pertamaku dapat dengan mudah mendekatiku karna kami sering atau bahkan dapat bertemu setiap hari di sekolah. Namun dengan Ula? Setahun mungkin bisa 1-2 kali tergantung acara keluarga tante Adisti, itupun tidak semua acara yang dibuat oleh beliau mengundang keluarga besar. Jadi ya ada tahun dimana aku mungkin tidak bertemu dengan Ula.


Usahanya yang ia lakukan untuk menghubungiku ini sangat amat sangat sangat sangat sangattttt membuatku tersentuh. Seumur hidup, baru kali ini aku merasakan situasi seperti ini. Yailah, aku aja pacaran baru pernah satu kali!!


Lebay kah apa yang aku rasakan saat ini? Tentu saja! Aku benar-benar sedang larut dalam perasaan kasmaran. Jika saat ini Ula dapat melihatku secara langsung, dapat dipastikan ia akan memberikan julukan Anita si Udang Rebus kepadaku!


Wajahku sudah pasti warnanya merah saat ini.


“AAAAA GILAAA!!!” ucapku dalam hati ini.

“Sumpah ya, kok bisa sih ada cowok kayak gini di dunia ini!!” batinku.


Aku benar-benar kasmaran.



***



Malam-malam selanjutnya ku lewati dengan bertukar pesan maupun telpon dengan Ula, saat aku sudah di rumah biasanya aku dan dia akan berjanjian akan mengobrol via telpon.


Sebagai gambaran, Ula itu tinggal di daerah Jakarta tidak terlalu jauh dari rumah tante Adista dan aku di Cibubur. Namun untuk bisa bertemu masih agak sulit, karna terkadang Ula harus stay di Bandung. Saat ini dia adalah mahasiswa semester 1 di sebuah universitas yang cukup oke disana. Sedangkan aku adalah seorang siswi kelas 2 saat ini. Jadi bisa dikira-kirakan perbedaan umurku dan umurnya itu seberapa? 🤭


Aku tak perlu menceritakan seperti apa percakapan yang terjadi kala kami pe-de-ka-te itu, yang jelas aku bahagia dan kami sering kali tertawa membahas humor-humor kami yang receh, bertukar playlist lagu, bertukar pikiran, dan tentu bertukar foto kegiatan kami masing-masing.


Tiba disuatu hari, dimana sekolahku mengadakan acara outing ke suatu daerah, saat itu ada sebuah acara dimana seluruh telpon genggam para siswa wajib disimpan terlebih dahulu, diberikan kepada wali kelas dan keesokan paginya akan dikembalikan lagi kepada para siswa-siswi. Aku tak mau ambil pusing dikala teman-temanku pada mengeluh, merasa hp ini akan “disita sesaat” untuk waktu yang hanya sekitar 12 jam.


Mungkin karna aku bukan orang yang gadget addictive sehingga aku tak merasa gimana-gimana jika harus menjauh dari handphoneku untuk beberapa jam lamanya. Namun baru saja aku berfikir seperti itu, sebagian akal sehatku yang lainnya mencoba menamparku.


“Inget Anita, kamu lagi deket sama Ula!” begitulah suara yang tiba-tiba muncul di diriku.


Akupun langsung mengirim pesan padanya, menjelaskan situasi yang akan aku alami. Dan selama 12jam kedepan aku tak bisa dihubungi olehnya untuk sementara. Selang beberapa menit setelah aku mengirim pesan padanya, hp ku berdering, menandakan ada seseorang yang meneleponku. Ku lihat nama yang muncul adalah Ula.


“Hi Anita.. hmmmpphh jadi aku gak bisa ngehubungi kamu ya untuk beberapa jam kedepan?” ya aku dan Ula ngomongnya pake Aku-Kamu.


“Hi Ula, iya karna semua handphone para murid akan dikumpulin ke guru untuk sementara. Besok pas acara ibadah pagi katanya dibalikin sih” jelasku padanya.


“Oh gitu.. hmmp sebenernya ada sesuatu yang aku pengen jelasin ke kamu, aku pengennya nunggu jam 0:00” ucapnya.


“Eh emangnya ada apa? Kenapa mesti jam 0:00?” tanyaku padanya.


“Karna jam 0:00 itu adalah jam biasa kamu udah mau siap-siapa tidur setelah selesai ngobrol sama aku. Kamu yang bilang semenjak dekat sama aku, kamu jadi tidur 0:00 terus, hampir setiap hari. Karna buat kamu, jam 0:00 itu jadi sebuah permulaan yang baik jika kita tertidur sesaat setelah mendengar orang yang kita suka.” ucapnya panjang lebar.


DEGHHH


For real??? Mendengar Ula berkata seperti itu, aku dapat mengira-ira, hal apa yang akan dijelaskan olehnya. Jantungku seketika berdetak kencang, badanku terasa hangat, mimik wajahku? Aku tersenyum penuh arti!!


“Jadi kayaknya aku nunggu besok aja deh Anita” sedetik setelah Ula berucap seperti itu akupun langsung memotongnya “Tunggu Ula…”


“Ada apa Anita?” tanyanya.


Dengan segala rasa yang berkecamuk dalam diriku, dengan tegas aku ucapkan kepadanya.


“Kamu gak perlu nunggu jam 0:00 ya Ula, apapun yang akan kamu jelasin atau apapun yang akan kamu usahakan untuk menjelaskan hal tersebut kepada aku. Jawaban aku akan selalu IYA!” ucapku sambil meneteskan air mata sedikit, ntah mengapa aku terharu, namun aku senang.


“Ula aku matiin dulu ya telponnya, dari jauh kedengaran suara guru-guru minta handphonenya para murid mulai dikumpulin.” ucapku lagi tanpa menunggu dia membalas pernyataanku barusan.


“Okay Anita, hati-hati ya selama nanti berpisah beberapa jam.” ucapnya.


“Iya Ula, kamu juga ya jangan tidur kemaleman karna gak ada aku yang menemani. Dan inget ya jawabannya adalah IYA.”


Dan berakhirlah percakapan kami hari itu. Setelah telpon tertutup, aku merasakan perasaan lega. Aku merasakan bahagia yang tidak berkesudahan. Langkah kakiku terasa ringan, Vina dan Monic yang melihatku merasa heran, kata mereka apa aku keserupan, dan kujawab “Kesurupan Cinta!” dan kami pun tertawa.


Ketika pagi tlah hadir, aku merasa seperti seseorang yang tlah dilahirkan kembali. Rasanya diri ini sangatlah plong. Guru-gurupun mengembalikan lagi handphone para siswa-siswi yang semalem sempet dikumpulkan. Setelah aku mendapatkan handphoneku, yang kubuka pertama kali adalah notifikasi pesan dari Ula.


Pesan pertama yang hadir di hari ini berdasarkan urutan notifikasi. Saat kubuka dan membaca isi pesannya, aku tersenyum, senyuman yang paling manis hadir menghiasi wajahku kala itu.


Ula: “Selamat pagi perempuan cantik jelita yang sudah resmi menyandang status sebagai kekasihku. Apakah nona manisku ini sudah bangun?”


Begitulah isi pesan dari Ula.


Ya, sejak semalam kami tlah resmi memberikan status berpacaran pada hubungan kami berdua.

Akupun tak mau lama-lama untuk tidak membalas pesan singkat dari kekasih baruku itu. Kuingin ia tahu bahwa aku sudah membaca isi pesannya.


“Selamat pagi laki-laki yang kini menjadi kekasihku. Terimakasih sudah membuatku tersipuh malu pagi ini, aku kangen kamu.”



***



Tak banyak yang bisa kuceritakan mengenai kisah percintaan kami, karna kami LDR Bandung - Cibubur. Jadi ya kami hanya sering bertukar pesan, videocall, kadang juga hanya telpon biasa. Hingga suatu hari, akhirnya kami bisa bertemu. Sudah 2bulan sejak kami jadian, kami belum bertemu, LDR sungguh amat menyiksa, aku berasa pacaran sama robot.


Jika mengkonversi ukuran waktu yang berisikan acara makan bersama, ngobrol, jalan-jalan ala gaya pacaran casual anak remaja, lebih banyak porsi lumatan bibir kami bertemu. Baik didalam bioskop maupun di mobil. Ya aku lepas kendali saat akhirnya bisa bertemu dengan Ula.


Aku perempuan normal, begitupula sebaliknya, menjadi jelas jika rasa kerinduan kami menuntut serah terima simbolisasi bahwa kami ini saling menyayangi. Aku memang sudah pernah ciuman, namun jika membandingkan ciumanku dengan mantan sebelumnya, menurutku ciuman dengan Ula adalah yang paling romantis. Aku dapat merasakan cinta melepas rindu disana, bukan nafsu melepas rindu.


Aku bisa merasakan proses ciuman pertamaku dengan Deo adalah proses belajar, yang lambat laun terasa ada nafsu disana. Namun kali ini rasanya sungguh amat berbeda, dengan Ula aku merasa disayangi dan dimiliki. Percayalah ungkapan ini hanya dapat dimengerti oleh para lelaki yang dapat menyentuh hati perempuan yang paling dalam, bukan untuk mereka yang hanya mengerjar seks belaka.


Memang akupun merasakan nafsu saat berciuman dengan Ula, diciuman pertama kami. Tapi sungguh, rasanya sangat-sangat berbeda dengan apa yang kurasakan pada saat masih bersama Deo.


Hari itu ditutup oleh ciuman di keningku, pada saat dia mengantarkan aku pulang. Tentu malamnya kami berkomunikasi lagi ketika Ula sudah sampai rumah.


“Cie abis ngapain aja nih ketemu sama pangerannya?”

“Iya nih cerita dong”


Baru saja minggu pertama masuk sekolah, aku sudah dibombardir pertanyaan-pertanyaan oleh kedua temanku ini, siapa lagi kalau bukan Vina dan Monic.


“Cuma makan, nonton, jalan-jalan, gitu aja kok” terangku pada mereka.


“Gak mungkin, hellooo lu udah 2 bulan ya kagak ketemu pacar lu, masa lu gak diapa-apain?” ucap Vina sambil berbisik seperti takut didengar oleh orang lain.


“Ye gitu mat pikiran lo Vin, emangnya kalau lama gak ketemu itu harus gimana?” balasku.


“U ciuman nda ketemu dia?” tanya Monic yang kujawab dengan anggukan.


“Yailah, gw pasti ciuman karna kan lama nda ketemu dan tahu-tahu pengen ciuman aja gitu sama Ula.” tambahku lagi.


“Cuma gitu aja Nit?” tanya Vina yang kujawab dengan anggukan lagi, lalu kemudian Vina dan Monic saling melirik.


“Apasih? Kenapa kalian saling lirik gitu??” tanyaku keheranan.


“Wah gilaseh hebat banget laki lu Nit, itu kalau lu diposisi gw, udah abis gw Nit.” ucap Vina yang didukung oleh anggukan dari Monic.


“Hah maksudnya?” tanyaku penuh rasa bingung.


Akhirnya Vina dan Monic membuka suara, apa yang selama ini mereka kode-kode kepadaku, jangan tanya betapa kagetnya aku mendengar penjelasan mereka. Aku sempat teringat akan hal yang ingin kutanyakan kepada kedua temanku ku, namun sempat tertunda karna aku lebih excited menceritakan pertemuanku dengan Ula.


“Yang mukanya kalem kadang beringas, kayak cowo gw.” ucap Vina yang lalu menarik kerah leher baju sekolahnya.


Disana samar-samar terlihat noda merah. Akupun hanya bisa menutup mulutku melihat memar-memar merah berbentuk agak bulat pada garis leher Vina.


“Ini namanya dicupang Nit” ucap Vina.

“U akan tahu gimana enaknya diginiin nanti sama laki u Nita” sanggah Monic.


Akupun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku mendengar penjelasan mereka. Memang Vina dan Monic sangatlah akrab, karna mereka teman dari kecil dan bertetangga, sehingga wajar bagiku yang tidak tahu seberapa dalam mereka dan seperti apa mereka diluar sekolah. Bisa dibilang aku dan mereka hanyalah sahabat dalam lingkup sekolahan. Sedangkan Vina dan Monic dua sahabat bagaikan Vincent dan Desta.


Cukup banyak informasi dari mereka yang dapat kugarisbawahi sebagai Sex Education dari perspektif mereka. Lagi-lagi aku dibuat tak habis fikir oleh Vina dan Monic yang mewajarkan bahwa anak-anak remaja disepantaran kami itu sudah melakukan Sex Activity.


Baik itu Coitus, Blowjob, Petting, dan istilah-istilah lainnya yang baru aku dengar untuk pertama kali. Mau tahu aku selugu apa? Aku bahkan menyebut Vagina dengan sebutan Veggy, karna lebih halus dan terkesan tidak kasar. Darimana aku tahu sebutan Veggy? Dari buku kesehatan yang dimiliki oleh Mamaku. Dan akupun menyebut atau bahkan merujuk Penis dengan sebutan Johnny.


Lalu apa alasan lainnya mereka menjelaskan ini kepadaku? Vina dan Monic sungguh takjub dengan Ula yang tidak mengapa-apain aku yang sudah 2bulan tidak dia temui. Dan hanya melakukan ciuman yang hangat denganku.


Bagi mereka Ula itu pria yang langka.

Pria langka yang tidak melakukan sesuatu kepadaku yang merujuk kepada kegiatan seks.


Dan karna mereka berdua inilah, yang akhirnya malah membuat hubunganku dan Ula berubah.

Yang tadinya aku adalah seorang perempuan polos, menjadi seorang wanita dewasa.








(ilustrasi Anita)​





“Iya terus seperti itu sayang.” ucap Ula dari atas sana.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd