Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisah Erotis Umi Zahra

Bimabet
Sore itu, setelah pertempuran di sofa aku pergi mandi dan kemudian mempersiapkan makan malam. Di kamar mandi, aku sempatkan untuk mencukur habis bulu memekku. Dengan alat cukur, aku membotaki vaginaku agar seperti anak remaja. Semua ini untuk Ari, agar Ari tak seperti menyenggamai ibu ibu, tapi bagai pacar seusianya.


Sambil memasak aku senyum senyum sendiri, hati ini berbunga bunga bagai kembali seperti pengantin baru. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk Ari, termasuk menyajikan makanan yang enak.


Ari masih tertidur dengan hanya menggunakan kaos dan belum memakai celana. Kontolnya terkulai lemas setelah menyenggamaiku tadi. Sebenarnya malam ini aku masih ingin bersetubuh lagi, tapi ketika kulihat jamur Ari menguncup begitu, aku ragu apakah dia masih kuat.


Aku siapkan makanan daging dagingan agar spermanya penuh kembali. Aku siapkan di meja makan Serapi mungkin biar Ari nafsu makan. Setelah semua siap, akupun hendak membangunkan Ari agar segera bersih bersih dan kemudian makan bersama.


Sebelum kubangunkan aku pandangi wajah gantengnya sambil senyum senyum sendiri. Dilihat dari dekat, Ari tak mirip ayahnya. Dia ganteng, dan tak ada potongan mas teguh. Mungkin potongan ibunya saja yang ada di air mukanya. Kuraba penisnya yang terkulai, dan ku Elus pipinya. Ku cium kening dan pipinya sambil membangunkan.


Ari terbangun atas rabaanku di kontolnya dan ciuman ciumanku. Ia memandangiku dan tersenyum. Ah, perempuan manapun pasti meleleh melihatnya, tapi Ari sudah milikku, dia pacarku, dan aku akan melayaninya terutama dalam urusan kebutuhan seksnya, agar dia tetap milikku.


"Sore sayang..ayo mandi, kita makan malam" aku mengelusi rambutnya.


Ari meraih telapak tanganku, dan menempelkan nya di pipiku.


"Sebentar dulu..pengen lihatin bidadarinya Ari.." ucapnya.


"Ihh gombal ah.." aku tersipu dan sedikit tertawa.


Ari menciumi tanganku. Kulihat penisnya naik dan mulai berdiri.


"Udah sana mandi sayang.. itu tititnya keburu naik, nanti minta nambah lagi.. hihi" ucapku sambil menepuk pipi Ari.


"Abisnya bidadari Ari cantik banget sih.. jadi bikin pengen ngewein lagi.." katanya sambil menciumi lagi tanganku.


"Ihh ga puas puas nih Ari mah.. mandi dulu, makan, nanti baru ewein pacarnya lagi.." aku cubit pipinya dan beranjak bangun menuju dapur.


Ari pun ikut berdiri, dan memelukku erat juga menempelkan penisnya di pantatku yang tengah memakai daster.


"Aaah..sayang.. mandi dulu sana..kita makan.. Zahra udah masakkin tuh khusus buat Ari..kesukaan Ari" kataku sambil membuka pelukannya.


"Abis makan tapi pengen ya sayang" bisiknya ditelingaku.


"Terserah Ari aja.. Zahra kan sekarang pacarnya Ari.." ujarku tersipu.


"Yess.. ya udah Ari mandi dulu"

"Iya sayang..cepet ya.."


Ari pun menuju kamar mandi dengan kontol yang tegak. Aku hanya tersenyum melihatnya. Akupun menunggu Ari di meja makan sambil menyapu nyapu lantai ruang makan.


Ari selesai mandi, ia memakai kaos putih ketat dan celana boxer. Kulihat kontolnya menyembul dibalik boxer itu. Sehabis mandi Ari tambah tampan. Dadanya bidang dan kulitnya putih bersih. Padahal hampir setiap hari aku bertemu dengannya, namun sekarang perasaan nya berbeda.


Kamipun makan bersama, diselingi obrolan hangat dan canda bagai sepasang kekasih. Seusai makan pun kami saling bercerita, tentang banyak hal dan termasuk keingintahuan Ari tentang pengalaman seksualku.


"Ya dulu Zahra sebelum nikah juga udah diperawanin sama ayah kamu.. sakit sih awalnya tapi lama lama enak juga.. dulu Zahra polos sih, nggak tau yang gitu gitu..makanya tau itu diperawanin juga setelah udah nikah" ceritaku.


"Oh gitu.. kalau keperjakaan Ari ya kemarin itu sama kamu.." ujarnya


"Hihi..jadi vagina Zahra dong yang pertama Ari nikmatin"


"Iya.. dan selamanya buat Zahra.." Ari meraih tanganku dan menciuminya.


Akupun tersenyum sipu dan mengelusi pipinya dengan telapak tanganku. Aku seperti pengantin baru lagi, dan suamiku ini berondong ganteng yang lagi gairah gairahnya.


"Ra, ke kamar yuk.." ajak Ari.

"Iya terserah Ari.." kataku pasrah


Akupun membereskan piring dan menutup makanan yang tersisa. Ari meraih tanganku dan mengajak ke kamar. Sudah pasti aku akan disetubuhi Ari lagi malam ini. Aku tersenyum gembira.


"Mau di kamar Ari atau di kamar Zahra?" Tanyaku.


"Dikamar Ari aja yuk.." Ari menarik tanganku ke kamarnya. Akupun bagai sapi dicocok hidungnya, pasrah saja dituntun Ari menuju kamarnya.


Setelah masuk kamar, Ari mengunci pintu. Kemudian memeluk dan mencium pipiku.


"Buka bajunya Ra, Ari mau nikmatin lagi Zahra malem ini.." ucapnya sambil membuka kancing dasterku.


"Santai aja Ri jangan terburu buru.. kan cuma kita berdua malem ini" kataku sambil mengikat rambutku dan membiarkan Ari melucuti bajuku.


Ari melepaskan dasterku, dan membuka kancing BH yang aku pakai. Aku sudah topless, tinggal celana dalam yang belum Ari buka.


Ari pun sama membuka semua pakaian nya dan memelorotkan celana boxernya. Sambil berlutut, Ari menarik satu satunya busanaku, meloloskan celana dalamku.


Baru celana dalam turun sampai lutut, Ari sudah mengelus memekku yang kini sudah botak.


"Wahh..bersih mulus gini memek bidadariku.." katanya sambil melototi belahan memekku.


"Iya Zahra sengaja cukur buat Ari.. Ari suka nggak?" Kataku sambil mengusap kepalanya.


"Suka banget sayang..mulus..bersih.." Ari mengorek ujung belahan atas memekku yang tersembunyi klitoris didalamnya.


"Ahh geli sayang memeknya.."

"Memeknya lucu kalau botak gini ya" kata Ari.

"Syukurlah kalau Ari suka.."


Ari pun menarik dan meloloskan celana dalamku dari kedua kakiku, kemudian ia melemparkannya ke sudut kamar.


"Ihh Ari..Cangcut Zahra jangan dilempar..nanti kotor dong.."

"Biarin lah..Zahra ga usah pake cangcut kalau dirumah.. kan bakal sering Ari pake memeknya.." kata dia sambil mengajakku berbaring di kasur.


Kami sudah telanjang bulat berdua. Dan kini sudah saling berpelukan dikasur Ari. Ari memelukku dari belakang, kontolnya yang sudah keras menempel di belahan pantatku. Tangan kirinya meremas susu dan tangan kanannya nemplok di sembulan memekku. Jari tengahnya kini menekan dan mengorek liang memekku.


"Ari..Ari sayang sama Zahra nggak?"

"Ya sayang dong cantik.." sambil terus mengorek belahan memek.

"Ahh geli.. Ari jangan main cewek lagi ya.. kan sekarang udah ada Zahra.. pake Zahra aja sepuas Ari.."

"Iya nggak lah Zahra.. Ari kan dipuasin Zahra terus"

"Iya sayang makasih ya.. aku menoleh kebelakang dan mencium bibir Ari.."


Kamipun berpagutan lembut, saling menikmati sodoran lidah kami berdua. Setelah berciuman Ari menciumi leherku, menjilatinya.


"Ahh.. Jangan dimerahin sayang.." kataku sambil merem melek menikmati jilatan lehernya.


"Kenapa sayang.. kan Zahra punya Ari.." katanya sambil menciumi leherku.


"Jangan sayang..nanti ada yang tau..ahh.."


"Slllppphh..mmmmhh… iya sayang nggak kok"


Ari menggenggam susuku dengan kedua tangannya, sambil agak menggesek gesek kontolnya di pantatku.


"Sayang..masukin yu..Zahra udah pengen"

"Iya yuk sayang.. Ari juga udah pengen ngewe Zahra.." Ari pun beranjak dan mulai menempatkan badannya menindihku.

"Ari pelan ya ngewenya sayang.." ucapku.

"Iya Ari pelan kok ngewein Zahranya.." sambil ia gosokkan kepala kontolnya di vaginaku yang basah.

"Soalnya titit Ari gede..Zahra takut..hihi"

"Euhh..hehe..kok takut sayang.. kan enak.." kepala kontolnya menyundul belahan memekku menekan arah klitoris.

"Agak bawah sayang..itu mah ke itil Zahra.. lubangnya agak di bawah.." kataku membetulkan posisi pantat dan meraih kontolnya agar pas di lubang senggamaku.

"Nah iya disana..teken sayang…aaahhh pelan.."

"Aghh.. iya Ra..memek Zahra sempit..enak banget..mmmuah.." ucap Ari yang perlahan menekan kontolnya masuk memekku.

"Angghh…kontolnya Ari kegedean..ahh..penuh banget di memeknya Zahra.." aku agak meringis, namun menikmati sodokan Ari.

"Ahh…anget sayang memeknya.."

"Sshh..ah..silakan dinikmati sepuasnya sayang..mmmuach"


Kamipun berciuman hangat dengan kontol Ari yang tertancap di memekku. Aku mengedut ngedutkan memekku meremas kontol Ari yang menancap.


"Ahh enak Ra di empot gitu..lagi sayang" kata Ari.

"Hihi..suka yah.. ahh ahh.." aku empot empot lagi vaginaku.

"Ahhh..nikmat sayang..mmhh..ahh ahh..ahh" Ari pun naik turun menyodok nyodok memekku.

"Ahhh…kontol Ari enak banget sayang..aahhhh…" aku mendesah menikmati genjotannya.


Ari kini khusyuk menikmati jepitan memekku. kontolnya naik turun dan ia merem melek seiring sodokan demi sodokan di liang kewanitaanku.


Akupun hanya sayu memandangi wajah Ari yang tengah menyenggamaiku dengan khusyuk. Sesekali mataku terpejam menikmati gelombang cinta yang terlahir dari sodokan sodokan nikmat penis Ari.


"Uuhhh…enak banget sih..aahhh..ahhh.." aku hanya mendesah menikmati kegagahan Ari yang sedang menikmati liang memekku.


Ari memeluk erat dan sesekali mencumbui bibirku. Jilatannya di telingaku membuatku menggelinjang dan mendesah keras.


"Aaghhhhhn saayaaaangg.." desahku manja

"Mmhh..ahh..mmmhh..enak Ra.."

"Enak banget Ri..uchhh…"


Kali ini Ari begitu lama mengocok memekku. Ari begitu kuat bersenggama padahal tadi sore dia juga sudah menyetubuhiku di sofa. Kini Kulit dadanya menempel di kulit dadaku. Susuku bergoyang goyang dan kepalaku terdongak ke atas menikmati gesekan kontol Ari yang menggaruk seluruh dinding rongga liang vaginaku.


"Aaaahhhh..ahhh…sshhh ahhh.."

"Uuchhh Ari..ahhh..Zahra suka diewe gini..ahhh.." aku meracau seiring goyangan dan kocokan Ari yang berangsur jadi cepat.


"Makasih Sayanghh ahh..memeknya nikmat banget..ahhh..ahh.."

"Aawhh..aahhh…Ari kuat banget sih..ahhh.."


"Sshh ah…Ari pengen keluar Ra..sshh ahh ahh ahh.." genjotan Ari makin cepat.

"Iya Ri..keluarin di memek Zahra sayang..ahh..shhh..ahhh…" aku memeluknya dengan erat.


Ari kemudian menaikkan kakiku, menyimpannya dikedua lengan atasnya yang membuat kontolnya sangat dalam menekan. Kontolnya mengocok cepat membuatku semakin kelojotan.


"Ahhh..raaa..sayangg Ari mau keluarrr…ahhhh aahhh.ahhh" kocokannya jadi sangat cepat dan menekan keras.


"Aahh auuchh auuuhhh…keluarin sayang..ahhhh ahhh ahh..ahhhh"


"Agghhh zahraaaa…aaaghhhhhh"


"Ariiiiiiiiii…aaaccccchhhhhh"


Dan croott croott… mani Ari menyiram bagian dalam vaginaku. Aku dan Ari sama sama meregangkan badan, melenting menikmati gelombang ejakulasi dan orgasme bersamaan.


Ari ambruk dipelukanku..menikmati desiran puncak birahi yang menerpa seluruh tubuh. Sungguh kenikmatan yang tiada tara. Ari pun sepertinya demikian. Kami ngos ngosan dan memejamkan mata seiring nafsu yang terpuaskan mulai mereda.


Kami berpelukan mesra. Malam itu, kami menikmati nafsu birahi yang menggebu. Ari menjilati vaginaku, aku mengulum penisnya, berbagai posisi kami coba. Dan pukul 1 malam baru kami menyudahi persetubuhan nikmat kami berdua. Peluh kami saling menyatu, dan kami berpelukan dengan telanjang terlelap hingga pagi menjelang.


Hari hari berikutnya persetubuhan kami semakin panas. Ari mulai sering mencoba cara cara baru dalam bersenggama. Meskipun tiap hari masih bolak balik di rumah sakit. Namun tak menghalangi kami mereguk nikmatnya gejolak birahi.


Di rumah sakit, sambil menunggui mas teguh, Ari tetap menikmati persetubuhan. Walaupun di kamar mandi dengan perasaan was-was. Namun itulah kenikmatan nya, gelombang adrenalin membuat percintaan kami jadi sangat berwarna.


Sampai suatu pagi setelah semalaman melayani nafsu Ari.. tiba tiba aku merasakan mual yang tak pernah aku rasakan sebelumnya….

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd