Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisah Erotis Umi Zahra

Bimabet
Hari berganti aku dan Ari jadi semakin dekat. Kadang aku sering menggandengnya dan memeluknya. Sampai aku tak sadar bahwa Ari sudah masuk usia SMA kelas 2. Aktivitas onani nya tidak berhenti, namun jika ku intip, sering nya sambil memejamkan mata dan tidak lagi sampai video call. Sepertinya nafsu Ari memang besar seiring usianya yang menginjak 18 tahun, buktinya aku sangat sering menemukan tisu tisu yang basah oleh sperma hampir setiap hari.


Mulustrasi Umi Zahra

Mas teguh akhir akhir ini jadi sering dinas luar. Sambil menunggu mas teguh pulang dinas aku jadi sering mengelusi vaginaku. Namun, yang ada di imajinasi ku adalah Ari. Bahkan perlahan aku sering menyebut nama Ari sambil mengobeli vaginaku. Mas teguh yang sedang dinas tak bisa aku hubungi. Akhirnya gairahku usai hanya dengan mengobel vagina sambil berimajinasi bersetubuh dengan anak tiriku.


Hari berganti, mas teguh belum kembali. Sampai akhirnya aku dapat kabar dari kantornya bahwa mas teguh kecelakaan saat berdinas. Hampir pingsan aku mendengarnya. Singkat cerita mas teguh lumpuh dan harus dirawat intensif di rumah sakit. Aku sangat terpukul atas keadaan mas teguh yang tak bisa apa apa lagi bahkan berbicara pun tidak bisa. Hanya kedipan mata saja yang ia bisa.


Selama hampir 3 bulan perawatan setiap pulang dari rumah sakit, aku sering menangis seharian meratapi kondisi suamiku. Untungnya, Ari selalu menguatkanku, menyemangatiku setiap aku menangis. Aku dan Ari bergantian menjaga mas teguh di rumah sakit. Sampai suatu malam, teman teman mas teguh datang menjenguk dan meminta aku dan Ari pulang saja biar mereka yang menjaga mas teguh malam ini.


Aku dan Ari yang jujur sudah lelah sering begadang selama hampir seminggu ini, meski agak tak enak menerima tawaran teman teman mas teguh. Akhirnya akupun diantar Ari pulang ke rumah malam itu untuk sejenak istirahat. Sepanjang jalan Ari memegangi tanganku menenangkan tangisanku.


Sampai rumah, aku langsung masuk ke kamar dan mulai kembali menangis. Ari perlahan mendekatiku, dan duduk di sampingku. Pikiranku kalut saat itu, lelah sedih dan banyak pikiran yang lewat di otakku.


Ari mendekatiku dan memegang kedua tanganku. Setelah tangis mulai mereda, aku menyandarkan bahuku di pundak Ari. Ari pun memegang kepalaku dan mengusap pipiku. Hatiku sungguh tenang saat Ari memperlakukanku dengan lembut begini. Meskipun pikiranku masih sangat kalut.


Entah bagaimana awalnya, elusan pipi Ari jadi elusan di telingaku yang tertutup jilbab. Aku tak sepenuhnya sadar dan setengah melamun. Ari memandangku sangat dalam, dan akupun jadi memandangi wajah tampannya yang iba kepadaku.



Perlahan aku lihat Ari mendekati mukaku. Dengan otomatis mataku jadi terpejam. Perlahan lahan sapuan nafas Ari menyapu bibirku, hingga kulit lembut mulai mengulum bibirku.


Aku terlena, Ari memagut dan mencium lembut bibirku. Akupun jadi menikmati ciuman lembut ini, hatiku menginginkan suatu hal yang lebih dari ini. Aku dengan perlahan membalas pagutannya. Ari meskipun masih dua SMA, namun perlakuannya terhadap perempuan dalam percumbuan ini seperti sudah sangat matang. Ciumannya halus, tidak terburu buru dan juga ditambah elusan tangannya yang lembut dan membuatku jadi sangat terlena.


Hampir mungkin 5 menit berbagai kuluman dan pagutan Ari di bibirku cukup membuat birahiku memuncak. Disela kecupannya aku mendesah merasakan sensasi birahi bagai tsunami. Jangan ditanya lagi, vaginaku sepertinya sudah banyak mengeluarkan lendir. Namun Ari mencumbuku dengan sangat gentle, bagai pria dewasa yang tampan dan ingin membuat perempuan nya puas sepuas puasnya.


Pikiran sehatku sudah hilang diganti dengan gejolak nafsu yang ingin dipuaskan oleh pria yang mencumbuku ini. Ari memperlakukanku seperti pacar tercintanya, kepalaku dielus lembut, telingaku juga dan yang paling nikmat adalah balasan pagutanku yang saling mengulum lidah dengan manis dan lembut.


Sejenak Ari menatap mata sembabku dengan dalam dan penuh rasa. Dan sekali lagi dia mendekatkan wajahnya dan mulai kembali mengulum bibirku lagi dengan lembut nya sambil mengelus pipiku dan menyeka air mata yang tertinggal. Ari, aku jatuh cinta! Buatlah ibu tirimu ini bahagia sekali ini agar terusir sudah kesedihanku yang mendalam.


Seperti Ari mengerti apa yang ada dalam hatiku. Ari merengkuh dan merekatkan badannya dengan tubuhku yang ramping. Dan kurasakan Ari menggeser tubuhku agar sedikit ke tengah kasur. Aku bagai sapi yang dicocok hidung, tenggelam dalam pesona anak tiriku yang memperlakukanku bagai kekasih tercintanya. Ari masih mencium lembut bibirku saat tangannya yang kekar menaikkan kakiku ke kasur agar posisiku dapat berbaring.


Yang Ari lakukan seperti cinta, bukan nafsu yang terburu buru. Tak ada sentuhan di payudaraku, hanya cumbuan bibir dan rabaan di leher dan kepalaku. Jilbab dan gamis hitamku tak Ari lepas, malah dia merapikannya. Meskipun sekarang tangannya mulai mengelus tangan kemudian pinggang pantat dan pahaku.




Semakin lama bercumbu, kurasa Ari mulai membaringkan ku dan memelukku mesra dari samping. Baru saat kami sama berbaring berpelukan, Ari mulai perlahan meremasi susuku yang tak terlalu besar. Mataku hanya memejam menikmati ciuman dan remasannya. Kini aku sudah takluk sepenuhnya pada anak tiriku ini, biarlah malam ini dia menikmati semuanya, aku rela, bahkan jika dia ingin menyenggamaiku seperti ayahnya.


Perasaanku atas perlakuan Ari seperti oase cinta ditengah gurun kekalutan dan kesedihan yang tengah kualami. Yang terpikir dibenakku adalah aku ingin menikmati kepuasan birahi yang aku harap dapat mengusir seluruh kesedihanku.


Remasan dan cumbuan kami jadi semakin bergairah. Aku mendesah tak tertahan, meraih kembali kepala Ari untuk terus berciuman panas ketika ia lepaskan. Ditengah percumbuan, pelukan dan remasan di gundukan kecil payudaraku. Tangan Ari sedikit demi sedikit menarik gamis di atas lututku.


Bergantian tangan Ari menarik dan mengelus pahaku yang membuatku bergetar. Nafsuku sudah diubun ubun, saat Ari sudah meraih ujung gamisku dan mulai menaikkannya hingga pinggangku. Kurasakan semilir AC mengenai paha dan selangkanganku tanda bagian vaginaku yang tertutup celana dalam telah terbuka dari singkapan gamis hitamku.



Seperti yang ia lakukan tadi, Ari tak buru buru mendaratkan tangannya di celana dalamku yang telah terpampang. Ari hanya mengelus bagian dalam pahaku, dan beralih menyingkap sebagian jilbabku, dan memasukkan kepalanya ke sela leherku. Hembusan nafasnya terasa di leher jenjangku, dan Ari mulai menciumi leherku dengan lembut. Sungguh luar biasa anak ini, dapat mengontrol emosinya agar tak terburu buru.


"Haaaahhhhhhh…riii.." aku melenguh nafsu saat Ari mulai menciumi leherku dengan lembut. Mataku terpejam agak mendongak memberikan lebih banyak ruang leherku untuk Ari cumbui.


Kecupan, jilatan dan ciuman lembut membombardir leherku yang membuatku semakin dipuncak birahi. Tangan Ari perlahan mulai menjamah gundukan vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Tangannya mengelus lembut bagian atas vaginaku. Ujung ujung jarinya perlahan menelusuri belahan vaginaku yang sudah lembab.


"Ahhhh…" aku hanya mendesah pasrah menikmati elusan jarinya di belahan vaginaku. Tangannya lembut membelai belahan vaginaku, sesekali mengelus pinggir kulit vaginaku yang tak tertutupi celana dalam. Ingin rasanya aku mengucap agar Ari membuka saja celana dalamku. Nikmatilah nak, tempat dimana ayahmu sering menikmati indahnya surga dunia.


Sambil mengelus vagina, Ari kembali menciumi bibirku dengan lembutnya. Kurasakan Ari mulai beranjak dan kemudian beralih ditengah antara selangkanganku bertumpu lutut. Ari kemudian melepaskan pagutannya di bibirku. Dan berlutut memandangiku. Matanya seolah meminta izin untuk melangkah lebih jauh menikmatiku.


Aku memandangnya, memperbaiki jilbabku, dan memejamkan mata dan membuka lebar kakiku tanda menyetujui keinginan Ari. Ditengah gelap pandang saatku terpejam, tangan Ari meraih pinggiran celana dalamku, pertahanan terakhir sebelum menu utama dalam persenggamaan.


Kurasakan Ari menyeret celana dalamku kebawah. Turun membuka bagian vaginaku. Aku membantunya menaikkan pantatku, agar celanaku lepas ditarik Ari menuju lutut kemudian ujung kaki. Tanggallah sudah celana dalamku, memperlihatkan vagina yang tertutup bulu jembut yang sedikit lebat. Vaginaku terasa seperti terbuka liang nya seolah ikhlas menyambut benda apapun yang akan memasuki liang kenikmatanku.


Samar ku lihat Ari memelorotkan celananya, kemudian membiarkannya terjatuh ke bawah ranjang. Celana dalamnya yang seperti tak bisa menampung penis besarnya yang sudah tegak dan keras, mulai Ari loloskan. Ia menyimpannya di pinggir pinggangku. Aku lalu terpejam lagi dengan penuh debar menunggu apa yang selanjutnya akan terjadi.


Hatiku sangat mantap rela dan ingin segera disenggamai Ari dengan batang yang menjulang dan kepala penisnya yang besar bak jamur. Isi kepalaku hanya birahi, tak sedikitpun pikiran mengenai hubungan yang tak seharusnya terjadi.


Kurasakan tangan Ari bertumpu di samping payudaraku yang telah keras dari tadi. Aku terus terpejam, ingin menikmati sepenuhnya persetubuhan ini. Kurasakan ujung penis Ari menyentuh bibir vaginaku dan memposisikan di bagian liang senggamaku.


Muka bibir Ari kurasakan mengulum bibirku kembali dan..blesss.. perlahan penisnya masuk menyeruak liang senggamaku yang telah licin dan basah..


"Aaaaahhhhhhhhhhhhh"

"Euuughhhhhhhhhhhh"

Kami berdua melenguh menikmati bersatunya kedua kelamin kami dalam persenggamaan.


Tiada terkira nikmatnya persetubuhan ini, dengan ukuran penis Ari yang aku rasa lebih besar dibanding ayahnya. Vaginaku penuh, seluruh rongganya terisi oleh penis Ari. Sungguh nikmat penis anak tiriku ini, batangnya keras, kepala penisnya besar menggaruk rongga vaginaku.


Kurasakan Ari semakin menekan lebih dalam penisnya. Ari mencium bibirku dengan ganas, dan aku memeluknya sangat erat.


"Uuuchhhhhhhhhh" lenguhku saat kepala penis Ari menyundul mulut rahimku.


Ari memelukku erat dan menarik keluar penisnya dengan perlahan. Daguku terangkat dan pantatku mulai ikut menekan.


"Haahhhhhhh" aku mendesah cukup keras saat ari memasukkan kembali penisnya.


Dengan genjotan yang pelan dan lembut, Ari menggesekkan penisnya di liang vaginaku.


"Ooohhh…umiii" desahnya


Ari dengan pelan dan lembut mengeluar masukkan penisnya di vaginaku.


"Ahhhhh…sshh ahhhh…" aku semakin memejamkan mataku, mulutku terbuka menikmati inci demi inci penisnya yang sedang menikmati vaginaku.


Kulihat samar Ari pun terpejam matanya sambil terus dengan khusyu mengocok liang memekku yang sangat sensitif dan nikmat.


"Aaa hhhh…saayanggghhhh.. mmmuhh sppphhh" aku melenguh dan menarik kepalanya untuk kupagut bibirnya.


"Mmmppphhhh…shhh..angghh…" lidah Ari dan lidahku saling beradu, dan bergantian saling mengulum.


Kurasakan penisnya mengocok memekku semakin cepat seiring dengan ciuman liar kami. Kontolnya dalam menyodok nyodok vaginaku dan menyundul nyundul mulut rahimku.


"Angghh ahhh ahhhh ahhhhh umii Ari ga tahan anggghhh aahhhh…" kepalanya mendongak dan dan pantatnya semakin keras menekan dalam penisnya di liang kenikmatan milikku.


"Janganhh dulu sayang..jangan dulu sayangg.." aku memintanya untuk tetap menggenjot memekku dan jangan dulu berejakulasi.


Akupun meraih pantatnya yang sedang menekan nekan selangkanganku, agar dia memelankan kocokannya dan tidak dulu menyemprotkan maninya. Namun mungkin karena Ari terhitung belum matang dalam bercinta, dia malah semakin cepat mengocok vaginaku dan seperti ingin menumpahkan cairan mani nya di memekku.


"Umiii enak..vaginanya enakkk ahhh ahhh ahhhhhh…aagghhhhhhh" Ari sangat cepat menggenjot memekku dan akhirnya menyemburkan berkali kali spermanya di mulut rahimku.


"Aaaaaahhhhhh jangan dulu riiiiiii aahhhhhh" aku berteriak keras dan kurasakan cairan hangat menyirami titik dalam liang senggamaku.


Aku agak sedikit kecewa saat genjotan Ari terhenti untuk menyemburkan spermanya. Namun setelah itu penis Ari tetap keras dalam jepitan vaginaku. Aku mengempot ngempotkan memekku yang masih tertancap kontol Ari.


"Ahhhhhhh" aku kembali mendesah


Bukannya penisnya lunglai, Ari malah kembali mengeluar masukkan penis kerasnya di liang memekku. Ari memelukku erat, menciumi leher dan telingaku yang tertutup jilbab. Pantatnya kembali mengocok lagi vaginaku dengan pelan.


Meskipun memekku jadi becek karena tumpahan sperma Ari, Ari tetap terus melanjutkan kocokan penisnya di memekku. Sungguh anak ini kuat sekali, padahal tadi kurasakan penisnya berkedut menyemburkan sperma di memekku.


"Aghhhhhhhh aghhhhhhh ahhh…" Ari kembali mendesah dengan suaranya yang berat.


"Uuuchhh…aahhhh…ahhh…ahhhhh…" akupun jadi kembali mendesah karena kontolnya jadi semakin nikmat mengocok perlahan.


Tak kusangka, persenggamaan kami berlanjut jadi lebih lama setelah ejakulasi pertama. Jeda Ari hanya saat spermanya menyembur, namun kemudian lanjut menggenjot liang vaginaku lagi.


"Auuhhhh sayanggghhhh cepetin lagi..uuuuhhhhh…" pintaku agar Ari mempercepat kocokannya.


Ari pun kembali mengocok memekku dengan agak cepat. Dan aku jadi semakin menggelinjang nikmat. Pantatku ikut bergoyang menekan nekan seirama naik turunnya pantat Ari.


Cukup agak lama genjotan demi genjotan yang Ari lakukan, hingga akhirnya aku merasakan seluruh urat sarafku menegang, darahku berkumpul di kepala gelombang kenikmatan persetubuhan semakin memburu dan memuncak.


"Aachhhhhhh umi mau nyampeee.. auuuuchhhhhhh" aku semakin mengangkat angkat pantatku agar colokan kontol Ari semakin dalam di vaginaku.


"Uumiiihhhh aghhhh aghhhhh" Ari mengocok vaginaku dengan sangat cepat, dan aku menekan pantatnya dengan kedua tanganku agar lebih dalam menyundul mulut rahimku.


"Ahhh umi nyampe sayang..umi nyampe sayangg..terus cepetiiiinnnnn aaaaccchhhhhhhhhhhh" aku meracau dan menggelinjang hebat menikmati tsunami orgasme yang menenggelamkanku dalam kenikmatan tiada tara.


Kurasakan Ari pun mengejang menekan keras memekku dan berteriak "aaaggggghhhhhhhhhhhhhhhhh"


Ditengah gelombang orgasmeku, semburan hangat kembali kurasakan memenuhi rongga memekku yang terisi kontol Ari.


"Aaaaaaacccccchhhhhhhh" aku menjerit tertahan menikmati deburan orgasme yang jujur berbeda sensasinya dari yang biasa mas teguh berikan untukku.


Pikiranku melayang ke Awang Awang..kenikmatan yang sangat luar biasa tak terkira. Ari memberikan ku suatu kenikmatan yang melewati batas yang biasa aku pernah dapati saat bersenggama dengan ayahnya.


Mulutku terbuka, daguku terangkat keatas, dan seluruh tubuhku terasa lepas dari badan. Sensasi yang melegakan dan nikmat tiada tara.


Ari ambruk diatas tubuhku, memelukku erat dan terkulai lemas. Akupun memeluknya erat seolah sepasang kekasih yang sama sama rindu dan tak ingin lagi berpisah. Ari anak tiriku, namun aku mencintainya saat ini sepenuh jiwa dan ragaku.


Kurasakan penis Ari mulai menciut, dan perlahan terlepas dari jepitan memekku. Ari pun terkulai berbaring di sampingku, dan aku merengkuh dan memeluknya.


Lelah yang hebat menghampiri kami berdua, peluh yang mengucur deras meski AC menyala. Lalu aku dan Ari terlelap sambil menikmati gelombang cinta hasil persenggamaan.


Itulah persetubuhan pertama kami, aku dan Ari anak tiriku.

 
Terakhir diubah:
Nyari tukang kopi dulu hu, nanti balik lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd