Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kemurkaanku terhadap kelakuan Ibu

“ibu kenapa nangis?ibu ga senang besok lihat pacar simpanan ibu? Si acong itu buu.” kataku senyum tapi ibu malah tambah bersedih, aku yang jengkel lantas memegang wajahnya dan mencium secara paksa bibirnya.

Meskipun ibu tidak berhenti menangis aku naik kemotor dan melajukan nya agar kembali pulang kerumah, sesampai rumah pun ibuku masih terus menangis bahkan tidak ada satu katapun yang terucap dari ibu maupun aku. Ibu langsung pergi kekamarnya meninggalkan aku yang sedang menyimpan motor di garasi. Aku masuk kedalam rumah mulai menyalakan televise dan menonton tayangan di tv yang sedang tayang, aku melihat jam sekarang menunjukan pukul 11:53 malam hari. hingga handphone-ku bergetar memberitahukan ada panggilan yang masuk dan ternyata dari mang bule.

“bir saya sekarang udah dapet posisi target,” kata mang bule ditelpon

“ohiya sok atuh mang bawa aja besok.” Lama dari mang bule menjawab pembicaraan ku itu,

“gini euy bir, kan saya udah tahu posisi si acong sekarang lagi di tempat dugem!, tapi ada hal lain.”

“trus apa yang jadi masalahnya mang?”

“e’mang juga lihat si neng vania bir, si acong sama neng vania barengan kumpul gituu sama temen”nya yang lain.”

“mang bule itu dimana ?” kataku seakan naik darah, dan kembali mengenakan jaket ku.

“di N** bir sekarang kesini aja ya!.”

Segera aku kembali ke garasi untuk mengambil motor, saking buru-burunya aku lupa mematikan tv bahkan aku tidak pamit dulu sama ibuku. Dengan cepat aku melajukan motorku ke Jl bra , aku ingin segera melihat ada apa antara acong dan vania disana. Sampai aku didepan tempat tujuan segera aku masuk tanpa terlebih dahulu menyapa basa basi penjaga disana.

“eeh bir, ada si mang bule da didalem,” kata penjaga itu ramah kepadaku, tapi aku yang marah justru malah menjadi berubah seperti Hulk.

“ku aing duruk anjing lah tempat kieu patut mah!.” (saya bakar lah tempat seperti ini mah)Kataku keras, si Daniel penjaga disana hanya diam saja bukan takut karenaku tapi dia takut sama mang bule.

Aku masuk kedalam menyusuri tangga gelap dengan telinga yang dipenuhi alunan musik, hingga aku melihat juga mang bule menunggu ku di pintu masuk pengunggah syahwat birahi. Aku berjalan berdua bersama mang bule, welewati sekumpulan orang yang berjoged atau ada juga orang yang sedang mengesek-esek pasangan jogednya. Sampai aku tiba seperti ruangan diatas atau mungkin itu yang disebut ruangan VIP aku bisa melihat acong, vania, juga manusia lainnya yang sedang bergabung meminum khamr yang disimpan di meja sana. Dan mungkin karena aku tidak bisa mengontrol lagi emosi ku, aku sedikit berlari dari belakang si acong dan cepat mengeluarkan jurus tendangan wushuku tepat mengarah ke telinga kanannya, sontak saja semua manusia disana panik dan auto melihat ku termasuk juga vania yang aku lihat sedang mabuk berat.

“bir udah udah bir malu kalau disini.” mang bule menarik tubuhku agar kembali menjauh jaga jarak dengan si acong.

“shabir,.” Kata vania yang kaget dan mulai menghampiriku, “kamu ngapain disini?” vania bicara dekat sekali mukaku, saat seperti itu aku lihat acong sudah bangun dengan bantuan teman-temannya disana dan tak lama acong berniat untuk melarikan diri dariku

“biar saya urus bir.” Kata mang bule sambil menahan ku yang hendak mengejar si acong “dia pacarnya neng vania bir, yang kabur waktu tahu kalau pacar nya mau kita perkosa.” Lanjut mang bule sambil salah seorang dari mereka yang jumlahnya ada sekitar 8 orang

Aku melihat manusia yang ditunjuk oleh mang bule, penampilan nya sangat rapih beda sekali dengan penampilan ku yang bergaya ala rockabilly dan hanya mengandalkan rambut klimis ala elvis Presley hehe.

“kade bir ulah dipaehan didieu!”(jangan bunuh disini) lanjut mang bule senyum dan berjalan cepat mengejar jejak si acong meninggalkan aku dengan vania dan lain-lain disana.

Aku senyum ke vania yang sedang sangat mabuk berat itu, lalu aku juga mulai duduk disofa berhadapan dengan mereka, vania juga duduk disebelahku. Waktu itu aku lihat 3 laki-laki dan 4 perempuan termasuk vania, dari tubuh dan wajah-wajahnya aku taksir umur nya mereka lebih tua daripada aku. Sebisa mungkin aku melempar senyum ke mereka yang terdiam seribu bahasa meskipun suara music gembira terus terdengar.

“maaf atas keributan kecilnya, saya gak sengaja.” Kataku senyum ke mereka, vania masih disamping menatapku dengan mata yang sayu dan yang lainnya malah terlihat kebingungan oleh kehadiranku.

“akang yang namanya shabir yaa?” mantan pacarnya vania bertanya padaku, aku mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan nya.

“shabir jabrana pak.” Kataku senyum,

“iya kang, vania sering cerita tentang akang.” Lalu dia diam sebentar, “makasih yah kang udah mau nolongin vania.” Lanjutnya

“tidak seperti anda, yang hanya mau ngentot dia saja.” Kataku dengan melihat vania yang sangat lemas “anda cuman ngandelin jabatan dan kekayaan anda, kalau saya ada niat saya bisa hancurin kehidupan anda!.” Lanjutku serius dan diakhiri dengan senyum manis kembali, sebetulnya waktu itu ingin sekali aku menghajar mantan pacarnya vania Wibisana.

“udah iih sayaaangg, sekarang bawa aku pulang aja yaaa.” Kata vania pelan sambil menarik wajahku agar melihatnya.

Lalu aku berdiri meninggalkan mereka karena kalau tidak pasti akan ada konser gulat disana,aku juga melihat vania membawa jaketnya dan mengikutiku dari belakang. Aku juga bakal marah ke vania, bagaiamana tidak seorang pacar yang aku jaga baik-baik sampai aku bisa menahan hasrat birahi ku kepadanya tapi malah dia bermain dengan mantan nya di belakang ku. Aaah sudahlah aku bersedih hati untuk memutuskan hubunganku dengan wanita berumur 22 tahun itu

“kecewa sama kamu, padahal aku udah berusaha keras buat jaga kamu tapi malah kamu sendiri yang bermain dibelakang aku, katamu kan benci sama dia tapi sekarang malah ketemu di tempat ginian.” Kataku tenang saat sudah berada dekat di tempat parkir motorku

“iiiih sayaaangg aku dipaksa sama diaaa, kalau aku gamauu nantii aku kehilangan pekerjaan akuu!.” Jawab vania memelas sambil menarik-narik lenganku.

“ouuh gitu yaa, aku gamau liat kamu lagi. Maaf! ” Kataku lalu berjalan untuk mengambil motorku, vania lantas menangis sambil menarik-narik tubuhku dari belakang

“jangan iih shabir, aku sayaaangg kamuu hiiiks.”

Sebenarnya aku malu sekali dilihat banyak orang, jadi aku hanya diam saja berjalan tanpa menghiraukan vania yang menangis mengikutiku dari belakang. Sampai aku menaiki motor pun vania juga ikut-ikutan naik motor. Pikirku mungkin bukan waktu yang tepat berbicara dengannya yang sedang dalam keadaan mabuk berat. Aku mulai melajukan motorku dengan pelan, karena vania yang dibelakangku kurasa sedang pusing atau mengantuk sampai beberapa kali dia hampir jatuh ke belakang. Hingga aku sampai rumah dan memarkirkan motorku aku menggandeng vania yang keadaan nya semakin kacau. Waktu aku masuk kedalam rumah kurasa ibu sudah tertidur dikamarnya, lalu aku membawa vania menuju kamarku.

Entah ada raja iblis darimana yang merasukiku, saat itu didalam pikiranku benar-benar ingin menyetubuhi vania. Mungkin karena melihat keadaan vania atau juga pakaian yang sangat-sangat minimnya itu yang membuatku kehilangan prinsipku terhadap vania. aku dorong tubuhnya agar rebahan di kasurku, lalu aku mengambil tali untuk mengikat tangan dan kakinya.

“kamu mau ngapain sayaanggg ?” kata vania kebingungan saat aku mengikat tangan nya kepinggiran ranjang.

“aku mau perkosa kamu.” Kataku datar, tapi vania malah ternyum dan itu membuatku sangat-sangat heran.

Setelah kedua kaki dan kedua tanganya terikat, dengan paksaan aku merobek tanktop nya hingga terlihat wajah vania kesakitan tapi sesudahnya dia malah tersenyum kembali. Sangat heran aku dibuatnya mengapa wanita malah senyum kalau dikasari, lantas aku menampar keras wajahnya hingga terlihat darah mengalir di ujung bibir nya yang mungil. Dan kembali walaupun kesakitan sebentar, dia melempar senyumnya lagi kearahku.

aku membuka semua pakaianku hingga aku bugil total, lalu aku berjongkok tepat diatas payudaranya. Aku pegang kepala vania aku dekatkan penisku ke mulutnya yang mungil. Mungkin juga vania tahu apa yang aku inginkan sehingga dia cepat membuka lebar mulutnya itu. Dengan sekali hentakan aku tekan keras agar penisku masuk kedalam tenggorakkannya.

“aaaaaaarghhh.” Aku sangat keenakan aku diamkan sebentar penisku didalam mulutnya itu sampai aku melihat wajahnya memerah dan matanya mengeluarkan air mata lalu aku melepas penisku itu

Dan lagi-lagi meskipun dia tersiksa bisa-bisanya dia masih melempar senyuman kepadaku. Aku yang sedikit jengkel cepat berjongkok seperti orang berak tepat diatas mukanya, aku gesekkan liang anusku itu ke hidungnya, lalu aku juga menggesakan gesekkan kebibirnya. Anehnya dia malah menjulurkan lidahnya itu sehingga membuatku aku mengerang keenakan.

“arrrgghhhhh kamu pelacur yaa vaniiaaaaa uuuuhh!.” Kataku melecehkan vania, karena aku sangat-sangat keenakan aku duduki sekaligus mukanya dan itu membuat vania pasti kesulitan bernafas.

“hmmmmmmpfhhhh mpfhhhh.” Suara vania setelah cukup lama aku duduki, karena aku juga gamau sampai dia kehabisan nafas lalu aku berdiri kembali, “aaaaaaaahh huuuuhftt.” Lanjut vania bernafas lega, dan kembali lagi setelahnya dia juga tersenyum dengan wajah yang memerah dan mata yang berkaca-kaca melihatku.

“kamu kenapa masih senyum sih?” kataku jengkel dan kembali aku menampar pipi kirinya,

“karena aku sayang sama kamu, aku rela lakuin apa pun demi kamu!.” Kata vania tersenyum, dan itu pasti membuatku sangat-sangat terharu sekaligus merasa bersalah.

Aku membuka ikat tali pada kaki dan lengannya, lalu aku membelai wajahnya dan mengusap lelehan darah dan air mata dipipinya. Aku melihat wajah vania tersenyum manis,

“maafin aku vania!” Kataku senyum kemudian mencium lembut bibirnya,

“enggak, kamu baik ko sama aku.” Kata vania tersenyum dan kembali melumat bibirku.

Tanpa melepas ciuman bibirnya, Vania mendorong tubuhku agar terbaring dan dia kini berada diatas ku. Dia menjilati telinga ku terus sampai leherku, lalu dia mulai mengangkat kedua tangan ku agar keatas, dan dia mulai menjilati kedua ketiak ku. Saat itu aku benar-benar dibuat nyaman dan geli oleh permainannya.

Berbeda saat aku bermain bersama Ibu, kalau dengan vania lebih dia yang sering aktif dan juga kadang kata-katanya suka menyudut hatiku dengan kenyamanan dan kelembutan.

“iiih ko udah keras lagi siih ? hihii.” Kata vania gemas sambil tangannya memegang penisku,

“iya lah kamu bikin aku terangsang berat. Hhahaa.” Kataku tertawa dan vania juga.

Vania menuju kebawah dia langsung mengulum penis hitam ku kedalam mulut mungilnya. Seluruh batang penisku masuk kedalam mulutnya dan bahkan waktu semua penis ku terbenam dia seperti menyedot nya mengempit-empitkan pipinya, membuat pemilik penis itu sangat keenakan rasanya jauh lebih menikmati daripada disepong oleh Ibuku.

“aaaaah sayaannggg, kamu jago banget siihhh” aku membelai rambutnya,

“hmmpppfff slluurrppp hmpppph.” Vania bersuara sambil menurun naikkan mulutnya yang memakan penisku.

Sekitar 10 menit setelah dia cukup puas menghisap penisku di juga mulai menjilati dan mengulum biji zakar-ku, aku melihat kearah mukanya yang sedang melihatku lalu dia tersenyum dan kembali mengulum lagi biji zakarku. Lalu kemudian vania mendorong kakiku agar mengangkang, dan yaaah! dia juga menjilati lubang anusku.

“sluurppp aaarghh sluurpppp!.” Dengan semangat Dia menjilati lubang anus ku itu seperti dia menjilati ice cream.

“aaaah vaniaaaaa,” aku hanya mengerang menikmati permainan nya itu, lama kelamaan entah aku yang lemah syahwat atau vania yang memang jago dalam urusan sexs aku segera merasakan ejakulasi ku akan segera keluar.

Sebisa mungkin aku tahan karena perasaan malu kalau saja aku kalah oleh permainan mulutnya, aku ambil sebatang rokok dan mulai merokok berusaha sebisa mungkin agar pikiranku baik baik saja aku tidak terlalu fokus oleh permainan jilatannya vania yang bisa dengan cepat membuat aku ejakulasi dini.

“mmmpphhh aarghh slurrrppp.” Vania dengan asyiknya menjilati anusku, lalu aku merasakan jemari nya mengusap dan menekan pelan-pelan masuk kedalam anusku.

Aku tak tahu apa yang akan vania lakukan aku hanya menghisap sebatang rokok dengan pikiran melayang ke pelajaran matematik atau kimia agar tidak terlalu fokus kepada permainannya yang membuat aku sangat-sangat keenakan. Hingga sampai aku bisa merasakan telunjuk nya mulai masuk anusku, lantas tubuhku mengejang seperti kaget.

“aaaakhh biar apa sayangg ?” kataku dengan melihat vania, tapi dia tidak menjawab pertanyaanku itu.

“aaaammphh mmpphhhhf.” Dia malah memasukan penisku kembali kedalam mulutnya.

Aku bisa rasakan mungkin setengah jari telunjuk nya itu sudah masuk kedalam anusku, meskipun aku sedikit kesakitan tapi lama kelamaan mungkin berkat hisapan mulutnya juga aku merasa sangat keenakan. Cukup lama vania melakukan pekerjaan itu sampai sebatang rokokku habis, lalu vania naik menindih tubuhku menjilati leherku dan mencium lembut bibirku.

“kamu kuat juga yaaah, padahal mulut aku udah pegel-pegel iih.” kata vania senyum aku pun tertawa tapi dalam hati.

“sebenernya sih aku juga daritadi udah mau keluar, cuman gengsi aja hehe.”

“iiih curaaangg! Hhahaa.” Vania mengacak-acak rambutku, dan kamipun tertawa bersama-sama.

Setiap kita bertemu kita pasti akan tertawa bersama-sama, bedanya kali ini aku dan vania tertawa dengan keadaan bugil dan hati yang membakar nafsu birahi.

“lanjut lagi ya!.” Kata vania lalu beranjak dari tubuhku dan dia memposisikan dirinya menungging, dan aku tahu apa itu artinya this time to doggystyle job.

Aku juga segera berdiri, dan membelakangi vania, penisku aku gesek-gesekkan ke selangkangannya sambil tangannku meremas kedua payudara vania yang lebih segar dari punya ibuku. Saat aku hendak memasukan penisku ke liang vaginanya, tiba tiba tangan vania menarik tangan kanan ku yang sedang meremas payudaranya, dia arahkan jari ku masuk kedalam mulutnya hingga kedua jariku basah oleh air liurnya. Lalu dia mengarahkan tanganku itu ke mengusap-usap liang anusnya,

“lewat sini aja sayaangg!.”

“beneran ?” aku terkaget-kaget, vania hanya mengangguk senyum dan kembali dia mengangkat bokong nya atas-atas.

Sebentar aku melihat lubang anus vania tidak seperti lubang anus ibu yang hitam, lubang anusnya vania malah lebih kemerah-merahan dan itu sangat membuatku kegirangan. Karena aku tahu lubang itu kurang pelumas sebelum aku masukkan penisku sebentar aku menjilati dulu lubang anusnya dan ternyata lubang itu beraroma wangi, aku rekahkan lalu aku ludahi sambil jariku masuk kedalammnya.

“biar ga terlalu sakit,”

“Hhaha, pengertian banget sih.”

“aku masukin sekarang ya, kalau kamu kesakitan bilang aja!.” Kataku vania hanya mengangguk, lalu aku mengarahkan penisku agar masuk kedalam lubang anusnya.

Tidak bersusah payah aku memasukan penisku kedalam liang anusnya, karena mungkin lubang vania juga sudah pernah dimasukin penis besar secara paksa yaitu waktu dirinya menjadi korban pemerkosaan brutal mang bule dkk.

“aaarhhhkk sayaanngggg dieeminnn sebentarrr!.” Kata vania saat aku berhasil memasukan semua penisku kedalam, suaranya seperti orang yang sedang buang air besar.

Aku diamkan dulu sebentar penisku merasakan hempitan daging panas didalam anusnya, anehnya aku tidak merasakan kesakitan berbeda seperti aku memperkosa anal Ibuku. Setelah cukup lama aku diamkan penisku didalam anusnya, aku bisa merasakan kalau hempitan itu mulai berkendur menyesuaikan kapasitas dengan ukuran penisku mungkin. Saat itu lah sedikit demi sedikit aku memaju mundurkan pelan, vania sudah aku paksa tadi dan sekarang aku tidak ingin vania merasakan kesakitan lagi.

“ooookhhh gituuu Yang hmpppppptt yang cepat ajaaaa gapaa arrkkhhhhhhh.”

“hmmmh beneran sayang?” vania mengangguk lalu aku sedikit menungging merapat kan tubuhku ke punggungnya aku lumat-lumat bibirnya, dan aku mulai menggenjot nya dengan keras.

“hmmpppt aaahkk hmpppptt ooohkkkkkkkk mppphhhh.” Teriakan vania aku halangi oleh ciuman bibirku. Saat vania berteriak itu jadi dengan cepat aku melumat bibirnya agar teriakannya menjadi samar.

Aku sungguh sungguh dibuat keenakan saat menggenjot anusnya, bahkan seringkali aku mengeluarkan penisku lalu menekan keras hingga masuk semua penisku kedalam anusnya.

“aaargkkhh, kamuuuu iiih!.” Kata vania kesal mengerutkan wajahnya.

“maaf maaf ga sengaja tadi keenakan banget,” jawabku senyum dan mencium kembali bibir merah mungil nya itu.

Lalu mungkin vania meras pegal, dia pelan-pelan menengkurapkan tubuhnya sambil tidak berhenti mengerang kenikmatan. Sehingga kini aku menggonjot anus vania dengan posisiki menindih tubuhnya nya. Posisi ini sangat pas buatku, karena aku juga bisa merasakan kulit ku bersentuhan dengan kulit punggungnya yang mulus itu. Hingga 5 menit kemudian aku merasa akan segera berejakulasi, dan aku mempercepat tempo genjotanku.

“aaarrrkhhhhh aku udah mau keluar sayaangg?” kataku dengan nafas tersenggal-senggal

“iya sayang oooookhh jangan ditahan-tahan yang cepeett ajaaa uuuuughh lebih keraaaaass aaaaaaaaaarrrrgh.” Vania melenguh panjang

“oookh aku keluar sayang aaaaaaaaaaakhhh.” Aku pun seperti anjing melolong sambil menekan nekan penisku yang sedang berejakulasi didalam anusnya vania.

Setelah cukup lama aku diamkan penisku mengecil didalam anusnya dan aku sudah kembali mendapat sedikit tenaga aku merebahkan tubuhku bersebelahan dengannya.

“haahhh huuuft kamu belum kaluar ya sayang ?” kataku seperti habis lomba marathon.

“haha gapapa ko “ vania malah mencapluk mulutku yang menganga mengambil nafas “aku bersihin dulu kontol kamu ya, hihii.” Lanjut vania senyum genit, aku hanya diam saja merasakan capek kepuasan juga kenikmatan.

Vania langsung mengulum penisku yang sudah mengecil dan ada cairan putih itu, dia sedot dalam-dalam sehingga hal itu membuatku kegelian sekaligus seperti linu-linu gimanaaaa gitu.

“aarkkh haha udah dulu ah yang, aku ngantuk bener hoaaamph.”

“sluurpp aahh sluuurp,” suara vania yang aku dengar seperti menyedot dan dia pasti sudah meminum cairan yang ada di penisku itu sampai tak tersisa.

Lalu vania memeluk menindih tubuhku, mungkin juga karena aku merasakan sangat kantuk jadi penisku tidak mengeras. Aku hanya memejamkan mataku dan mengusap rambutnya pelan, aku rasakan sangat hangat tubuhku walaupun tidak memakai selimut. Dan aku lantas tertidur dalam posisi enak seperti ituu.

Hingga aku terbangun aku lihat cahaya matahari sudah menembus kaca kamarku dan aku melihat jam menunjuk jam 11, aku lihat vania masih tertidur pulas memelukku dari samping seperti aku dijadika gulingannya. Lantas aku mendorong tubuhnya pelan agar tidurnya tetap terjaga, aku lihat sekilas wajahnya yang benar-benar cantik putih semacam mana keturanan chinesse lainnya dan aku cium kening dia dan berkata dalam hati beruntungnya aku dapat perempuan seperti dia.

Aku lekas ke kamar mandi untuk membasuh mukaku lalu mengenakan pakaian, hari ini adalah hari minggu dimana aku teringat bahwa hari ini adalah hari dimana ibuku akan digilir oleh mang bule dkk, jadi dengan cepat semangatnya sesudah aku mengenakan celana boxer dan baju aku keluar kamar dan sampai di ruang tv aku sudah melihat disofa ada mang saman, mang bedul, kancil, dan juga si acong yang raut mukanya seperti ketakutan.

“anjiiingg bener eeuuuy urusan ngentot mah semangat sampai bangun siaang.” Teriak ku saat sudah berada dekat mereka, mereka pun tersenyum lebar

“walaaah bir iyaa atuh, tadi kita mau bangunin dulu kamu tapi waktu masuk kamar eeh ternyata ada si neng vaniaa. Hahaha.” Kata mang bule tertawa dan semuanya juga terkecuali si acong.

“kemana si mang bule euuy?” kataku saat sudah duduk disofa dengan mereka.

“dikamar ibu bir, kita mah nurutin ibu kamu aja disuruhnya kan bergiliran.” Kata mang bedul tersenyum.

“cong ngentot sit ante deui moal?” kataku ke acong, tapi dia tetap menundukan wajahnya.

“udah bir, nih lah minum dulu wee tubuh itu perlu cairan. Hehe.” Kata mang bedul menyodorkan segelas minuman berwarna hitam.

“hahaha, yaudah atuh lah hayu wee masuk ke kamar si tante acong!.” Kataku sesudah meleguk segelas miras, sengaja aku ingin meledek si acong dengan kata-kata ku agar dia semakin malu juga takut.

Semuanya pun mengikutiku dari belakang, aku tarik juga si acong agar ikut berjalan denganku. Sampai aku tiba dikamar ibuku, aku sudah melihat kalau ibu sedang digenjot oleh mang bule dalam posisi man on top. Sontak saja ibu kaget melihat kedatangan kami yang langsung bisa menyaksikan dirinya tengah digenjot mang bule.

“tenang aja bu, anggap aja ini kaya kita waktu di kontrakan teman shabir itu. Hehehe.” Kataku senyum kearah ibu yang melihatku tajam, lalu aku bisa melihat ibu seperti ingin menangis.

“udah cong tenang aja duduk-duduk ajaaa santai, nanti kamu juga bakal dapat jatah ko. Hehee tos dulu atuh !” kataku kepada si acong yang malu malu menyaksikan ibu digenjot mang bule.

Dan semuanya pun tertawa terkecuali dua orang manusia yaitu ibu citra nisa dan juga si acong.
 
Amankan posisi.
Akirnya update juga kang.
Lanjut lah vania hutang penjelasan nih soalnya waktu malamkan lagi mabok.
Ada pov ibu citra engga ya.
Lanjut lah pokok nya T.O.P dah pokoknya nih
 
Mamtap nih updatenya... Btw klo bisa jngan terlalu bnyak bhasa daerahnya, aku ora mudeng hehehe
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd