Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Hasrat Harus Dibayar Tuntas

Status
Please reply by conversation.
nongkrong di mari ah sambil nungguin suhu yg punya treed
 
Selamat siang Om @Dark_Thinker, semoga dalam keadaan sehat selalu.

Tetap semangat Om dalam bekerja dan berkarya.
Sukses selalu menyertaimu dan sehat selalu.
Karyamu selalu dinanti oleh para reader. :top:
 
Sambungan....

Kematian Pras

Pras bukan orang bodoh. Secara sekilas ia bisa menilai bahwa lawan yang akan ia hadapi puluhan kali lebih hebat darinya. Ia juga baru tahu jika purnarupa bisa bertarung bersama pemilik aslinya.

Tapi Pras yang sudah dikuasai emosi dan sirep dari Jalal Ahmad nampaknya tidak bisa berpikir jernih. Berbekal pengalaman membunuh Bambang Kijang yang secara teori lebih hebat darinya memberinya motivasi tersendiri. Dia yakin hari ini bukan kematiannya. Dan jika ada yang mati, maka pasti itu lelaki bertato naga yang kini berdiri menantangnya.

“Pergilah. Aku tak akan memberi kesempatan dua kali”

“Bajingan! Sampah! Kubunuh kau!!” Pras meloncat. Ia hunus gadanya. Tanpa basa-basi, jurus andalannya ia keluarkan, ayunan gada menggelegar. Bahkan Wirapun akan mampus jika terkena keprukan gada sakti itu.

Tapi tentu saja Wira bisa menghindar.

Larrrr.....................kabhaaaammmmm.......jeglerrrrrr......

Ayunan gada pras membabi picek. Tanah yang terkena keprukannya menjadi retak, pun beberapa batu besar langsung hancur jadi kerikil. Sungguh ini adalah pertarungan yang sangat dahsyat.

“Baiklah kalau kau memaksa!”

Pras mencabut pedangnya. Naga sedang bergairah. Sebuah jurus yang tak kalah sporadis. Wira tidak menghindar, melainkan juga menyerang serangan Pras. Suara dua senjata itu bertalu-talu, mirip suara qntlo sedang beradu dengan tmpq.

Tianggg.......ciat.....tenngggg.....nga...cennggggg..................... ciannggggg

Sepuluh menit berlalu, Pras mulai kelelahan. Jurusnya ternyata menguras banyak energi. Ia lalu mundur delapan langkah. Ia pejamkan mata, ia satukan dirinya dengan alam. Lalu terakhir, ia pukul gadanya ke tanah.

Duarrr.................

Seekor ular naga berkepala kontol muncul. Itu bukan purwarupa, tapi seekor siluman peliharaan Pras.

“Wahai naga gombyok, bantulah aku. Lawan musuhku, selagi aku memulihkan tenagaku.”

“Baik tuan!”

Naga itu sangat besar. Ia melata, mendekati Wira. Panjangnya sekitar tiga meter dan bobotnya tak kurang dari dua ratus kilo. Ia tak punya muka, tapi ada lubang mirip uterus. Dari lubang itu muncul cairan berbau busuk mirip lendir. Ia muncratkan itu ke segala arah. Apapun yang terkena cairan itu langsung meleleh. Selain itu, ia juga kipat-kipatkan ekornya. Pohon-pohon bertumbangan. Terakhir, ia melata menuju Wira. Ia pikir Wira akan takut dengan aksi-aksinya itu.

Tapi kemudian.

Slinggg....

Naga itu terpenggal. Penggalan yang kecil langsung menggeliat, sedang tubuhnya kejang-kejang seperti tersetrum.

Teriakan memekikkan telingga membahana. Dalam hitungan ke sepuluh, makhluk buruk rupa itu berubah jadi abu.

“Dasar kontol tidak berguna!” Pras misuh.

Seperti ingin segera menyudahi ini, Wira bersemadi. Ia satukan dirinya dengan alam. Lalu kemudian ia cabut kerisnya. Keris Suryo Anom.

Pras yang telah melihat apa yang pernah diperbuat oleh keris itu pada para anak buahnya, langsung tersentak. Ia kumpulkan shakti yang tersisa, lalu kemudian berlari secepatnya. Ia masuk ke mobil jeep dan langsung menutup pintu dan jendelanya.

Tapi semua itu percuma.

Jurus kematian tak bisa ditunda telah dilepaskan.

Keris Suryo Anom tak akan kembali tanpa berhasil menunaikan tugasnya.

Keris itu kemudian meluncur secepat kilat. Ia menembus kaca depan mobil Jeep itu, lalu mencincang Pras tanpa ampun.

Pertama bagian mulut. Keris itu menyobek-nyobek mulut pras seperti ikan arwana membantai ikan petho yang tak berdaya.

Seperti sudah puas, ia kemudian mencabik-cabik tubuh Pras. Darah muncrat ke segala arah. Dari luar, mobil itu terlihat seperti tersemport saus tomat. Merah darah memenuhi kaca.

Crot.....crot.....crottt....

Tapi Pras masih hidup. Seperti seorang emak menghalau nyamuk-nyamuk nakal, demikian gerakannya menghalau keris itu. Tapi percuma.

Tetiba keris itu kembali ke pemiliknya.

Kemudian Wira mendatangi Pras. Ia melangkah dengan elok.

“Bajingan, ingatkah kau padaku?”

“wiapaa khauuuu? Omongan Pras mulai tak jelas.

“Aku.....Wira Surapita!”

Pras terkejoet!

"Sekarang, terima akibat dari perbuatanmu!" Pras bersemedi. Kini ia ingin menggunakan salah satu jurus ghaibnya.

Jurus semburan api membakar pelakor.

Tiba-tiba Pras memerah matanya. Matanya sangat mengerikan. Seperti mata scorpion yang akan memfataliti Sub-zero. Wira berdiri dengan jarak tiga meter dari Pras.

Lalu muncul asap dari tubuh pras.

“Fanasssss....fanasssss” Pras meracau tidak jelas.

Ternyata perlahan-lahan tubuh Pras terbakar, layaknya istri sah terbakar cemburu karena suami main seorang sama mertua.

“Fanasssssss.....fanassssss”

Lalu ......................mblummmmmm......

Pras terbakar.

Dan jedarrrrrr..............

Mobil jeep itu meledak.

Matilah Pras dengan cara yang menyedihkan.
 
makasih suhu akhirnya updet.......
ngomong2 jurus suhu keren juga (semburan api membakar pelakor) mau dong di ajarin
 
Sambungan...

Kembali Ke Dorosewu

Setelah kematian Pras, Wira sedikit lega. Satu dendamnya sudah tuntas terbayar.

Memang sama seperti hasrat, dendam harus dibayar lunas, ga pake kredit.

Tanpa disadari beberapa tetua Awar-awar menghampiri Pras dari belakang. Setelah cukup dekat, mereka sujud.

“Oh.....gusti Ratu Adil......kami memberi hormat!”

Wira menoleh.

Tak kurang empat tetua desa bersimpuh hingga ke tanah. Lalu kemudian sisa penduduk desa berlarian menuju Wira. Mereka melakukan gerakan yang sama.

Kemudian salah seorang tetua memekik, “Hidup Ratu Adil......”

Seluruh warga langsung menirukan, “Hidup Ratu Adil.....”

“Ratu Adil sudah datang!!!!”

“Ratu Adil sudah datang!”

Semua bergembira. Semua berbahagia. Tapi tidak dengan Wira.

Ia kemudian menuju ke salah satu mobil. Dua wanita ketakutan meringkuk di dalamnya. Ya, mereka berdua adalah Isyana dan Raisa, isteri-isteri Pras.

“Apa kallian tahu di mana ibuku”

“Tidak...”jawaban lirih kompak. Keduanya juga terlihat menggigil ketakutan. Wira jadi iba.

“Jangan takut. Pras sudah meninggal. Kalian sudah terbebas dari sirep sekarang. Pergilah”

“Tapi kemana kami harus pergi?”

Wira berpikir cukup lama. Keadaan jadi sunyi. Lalu kemudian Wira berkata, “Ikutlah denganku...”

Awalnya keduanya ragu-ragu. Raisa yang lebih dahulu mengangguk kemudian disusul Isyana.

Keduanya kemudian keluar dari mobil. Wira menggandeng mereka berdua. Lalu kemudian ia berkata kepada warga desa.

“Desa kalian sudah aman. Jangan takut. Jika sesuatu terjadi pada kalian, aku pasti datang untuk menolong kalian.”

Senyum lalu muncul di wajah mereka semua. Lalu kemudian seorang wanita menghampiri Wira. Ia bersimpuh di depan Wira sambil menangis.

“Suami dan anakku sudah mati. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi....”

“Siapa kau?”

“Aku Siti, isteri Bambang Kijang.”

“Bambang Kijang?”

Wira teringat nama itu. Kakek Naga pernah bercerita bahwa Bambang Kijang adalah salah satu pendekar terkuat yang masih ada.

“Baiklah bibi, ikutlah denganku juga jika kau mau....”

Siti mengangguk perlahan.

Lalu berempat, mereka pergi meninggalkan desa itu. Tangis dan teriakan bahagia dari para penduduk desa mengiringi kepergian mereka.

Mereka pergi mengunakan salah satu mobil milik anak buah Pras. Isyana yang menyetir. Sepanjang perjalanan mereka semua membisu. Para wanita itu masih takut dengan sosok Wira rupanya. Sementara Wira sendiri sibuk berpikir rencana apa yang harus ia susun untuk membalas dendam keluarganya.

Setelah beberapa jam, mereka tiba di kediaman Kakek Nogo. Kirana menyambut mereka.

“Dimana Ratri?”

“Wira menggeleng....”

Kirana paham kesedihan Wira.

“Wow, sungguh beruntung. Kini kau tak hanya punya satu wanita, tapi empat wanita. Hari-harimu akan terasa nikmat anak muda”, Kirana berkelakar menyindir.

Wira tersenyum cengengesan.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd