Sambungan....
Kematian Pras
Pras bukan orang bodoh. Secara sekilas ia bisa menilai bahwa lawan yang akan ia hadapi puluhan kali lebih hebat darinya. Ia juga baru tahu jika purnarupa bisa bertarung bersama pemilik aslinya.
Tapi Pras yang sudah dikuasai emosi dan sirep dari Jalal Ahmad nampaknya tidak bisa berpikir jernih. Berbekal pengalaman membunuh Bambang Kijang yang secara teori lebih hebat darinya memberinya motivasi tersendiri. Dia yakin hari ini bukan kematiannya. Dan jika ada yang mati, maka pasti itu lelaki bertato naga yang kini berdiri menantangnya.
“Pergilah. Aku tak akan memberi kesempatan dua kali”
“Bajingan! Sampah! Kubunuh kau!!” Pras meloncat. Ia hunus gadanya. Tanpa basa-basi, jurus andalannya ia keluarkan, ayunan gada menggelegar. Bahkan Wirapun akan mampus jika terkena keprukan gada sakti itu.
Tapi tentu saja Wira bisa menghindar.
Larrrr.....................kabhaaaammmmm.......jeglerrrrrr......
Ayunan gada pras membabi picek. Tanah yang terkena keprukannya menjadi retak, pun beberapa batu besar langsung hancur jadi kerikil. Sungguh ini adalah pertarungan yang sangat dahsyat.
“Baiklah kalau kau memaksa!”
Pras mencabut pedangnya. Naga sedang bergairah. Sebuah jurus yang tak kalah sporadis. Wira tidak menghindar, melainkan juga menyerang serangan Pras. Suara dua senjata itu bertalu-talu, mirip suara qntlo sedang beradu dengan tmpq.
Tianggg.......ciat.....tenngggg.....nga...cennggggg..................... ciannggggg
Sepuluh menit berlalu, Pras mulai kelelahan. Jurusnya ternyata menguras banyak energi. Ia lalu mundur delapan langkah. Ia pejamkan mata, ia satukan dirinya dengan alam. Lalu terakhir, ia pukul gadanya ke tanah.
Duarrr.................
Seekor ular naga berkepala kontol muncul. Itu bukan purwarupa, tapi seekor siluman peliharaan Pras.
“Wahai naga gombyok, bantulah aku. Lawan musuhku, selagi aku memulihkan tenagaku.”
“Baik tuan!”
Naga itu sangat besar. Ia melata, mendekati Wira. Panjangnya sekitar tiga meter dan bobotnya tak kurang dari dua ratus kilo. Ia tak punya muka, tapi ada lubang mirip uterus. Dari lubang itu muncul cairan berbau busuk mirip lendir. Ia muncratkan itu ke segala arah. Apapun yang terkena cairan itu langsung meleleh. Selain itu, ia juga kipat-kipatkan ekornya. Pohon-pohon bertumbangan. Terakhir, ia melata menuju Wira. Ia pikir Wira akan takut dengan aksi-aksinya itu.
Tapi kemudian.
Slinggg....
Naga itu terpenggal. Penggalan yang kecil langsung menggeliat, sedang tubuhnya kejang-kejang seperti tersetrum.
Teriakan memekikkan telingga membahana. Dalam hitungan ke sepuluh, makhluk buruk rupa itu berubah jadi abu.
“Dasar kontol tidak berguna!” Pras misuh.
Seperti ingin segera menyudahi ini, Wira bersemadi. Ia satukan dirinya dengan alam. Lalu kemudian ia cabut kerisnya. Keris Suryo Anom.
Pras yang telah melihat apa yang pernah diperbuat oleh keris itu pada para anak buahnya, langsung tersentak. Ia kumpulkan shakti yang tersisa, lalu kemudian berlari secepatnya. Ia masuk ke mobil jeep dan langsung menutup pintu dan jendelanya.
Tapi semua itu percuma.
Jurus kematian tak bisa ditunda telah dilepaskan.
Keris Suryo Anom tak akan kembali tanpa berhasil menunaikan tugasnya.
Keris itu kemudian meluncur secepat kilat. Ia menembus kaca depan mobil Jeep itu, lalu mencincang Pras tanpa ampun.
Pertama bagian mulut. Keris itu menyobek-nyobek mulut pras seperti ikan arwana membantai ikan petho yang tak berdaya.
Seperti sudah puas, ia kemudian mencabik-cabik tubuh Pras. Darah muncrat ke segala arah. Dari luar, mobil itu terlihat seperti tersemport saus tomat. Merah darah memenuhi kaca.
Crot.....crot.....crottt....
Tapi Pras masih hidup. Seperti seorang emak menghalau nyamuk-nyamuk nakal, demikian gerakannya menghalau keris itu. Tapi percuma.
Tetiba keris itu kembali ke pemiliknya.
Kemudian Wira mendatangi Pras. Ia melangkah dengan elok.
“Bajingan, ingatkah kau padaku?”
“wiapaa khauuuu? Omongan Pras mulai tak jelas.
“Aku.....Wira Surapita!”
Pras terkejoet!
"Sekarang, terima akibat dari perbuatanmu!" Pras bersemedi. Kini ia ingin menggunakan salah satu jurus ghaibnya.
Jurus semburan api membakar pelakor.
Tiba-tiba Pras memerah matanya. Matanya sangat mengerikan. Seperti mata scorpion yang akan memfataliti Sub-zero. Wira berdiri dengan jarak tiga meter dari Pras.
Lalu muncul asap dari tubuh pras.
“Fanasssss....fanasssss” Pras meracau tidak jelas.
Ternyata perlahan-lahan tubuh Pras terbakar, layaknya istri sah terbakar cemburu karena suami main seorang sama mertua.
“Fanasssssss.....fanassssss”
Lalu ......................mblummmmmm......
Pras terbakar.
Dan jedarrrrrr..............
Mobil jeep itu meledak.
Matilah Pras dengan cara yang menyedihkan.