Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT (Jilbab +cuckold + BB) Laras nan malang.

Cendol dawet yahaha
 
Kisah ini hanyalah fiksi belaka berdasarkan imajinasi penulis dan tidak ada niat untuk merendahkan atau melecehkan agama ataupun ras dan suku tertentu. Semua gambar di sini hanya ilustrasi belaka. Unsur pemerkosaan menjadi bahan utama dalam kasus ini. Kalaupun ada kesamaan nama, tempat, perusahaan atau waktu serta organisasi, itu hanya kebetulan belaka.



Laras






Perkenalkan, nama saya Laras, asli sunda dan baru 18 tahun. Saya adalah perempuan yang masih duduk di sekolah menengah atas di daerah bandung. Saya lahir dan besar dari keluarga yang terbilang cukup kaya dan memiliki dua orang kakak perempuan yang telah menikah dan pastinya mereka ikut dengan suami mereka semua; meninggalkan saya dan kedua orang tua saya sendirian di sini.

Secara fisik, saya memiliki penampilan menarik dan memiliki kulit putih dan wajah (mirip) oriental karena agak sipit meski kedua orang tua saya sunda asli. Tak hanya itu saja, rumah kami juga bisa dibilang paling besar di daerah tempat saya tinggal dan kedua orang tua saya juga terpandang serta sangat religius. Itu sebab saya dan ibu saya senantiasa memakai jilbab ke manapun kami pergi dan pakaian serba tertutup dan longgar.

Saya juga memiliki banyak teman Dan mereka semua juga cantik cantik. Meski terlahir dari keluarga serba kecukupan dan terpandang, saya tetap senantiasa rajin beribadah dan bergaul dengan siapa saja tanpa memandang status sosial dan ekonomi bahkan agama yang membuat saya begitu dicintai dan dihormati banyak orang baik di sekolahan maupun di luar sekolahan. Soal prestasi di sekolah, saya juga cukup pintar meski tidak juara 1.

Selain itu, aku juga selalu bersikap ramah kepada siapapun juga termasuk para karyawan ayahku yang juga pengusaha di bidang bangunan. Mereka semua senantiasa menghormati aku dan sopan karena aku juga sangat ramah kepada mereka semua dari yang muda sampai tua sekalipun mereka hanya buruh kasar. Bagiku, mereka telah mengabdi kepada ayahku sehingga kami dapat hidup layak.

Bicara soal tubuh saya, selain kulit putih dan halus karena rajin perawatan bersama ibu saya, saya juga diberkati dengan dada yang cukup lumayan; ukuran 34 a dan pantat agak montok dan bulat yang membuat saya semakin takut untuk memakai rok ketat. Itu sebab saya selalu memakai pakaian longgar atau rok plisket. Dikarenakan penampilan fisik seperti ini, banyak lelaki di sekolahan saya yang mau menjadi kekasih saya tapi semuanya saya tolak dengan halus karena belum diizinkan orang tua dan mau fokus dengan sekolah.

Memang alasan itu kuno tapi sangat efektif sehingga mereka semua mundur dan tidak ada yang terluka. Mereka juga tetap menghormati saya meski saya sudah menolak cinta mereka dan saya tidak pernah membenci mereka. Kedua orang tua saya juga sangat melindungi saya dan saya juga tidak boleh keluar malam kecuali acara tertentu saja. Memang banyak lelaki dari keluarga terhormat dan kaya juga anak lelaki para pemimpin agama yang mau bersama saya tapi saya tetap berkata tidak.

Sedikit banyak memang ada rasa dan gelora ingin memiliki seseorang di dalam hati ini dan rasa ingin mencintai dan dicintai juga. Saya sangat penurut dan selalu mendengarkan nasihat orang tua saya. Kedua orang tua saya ternyata diam diam ingin menjadikan saya dengan anak seorang pengusaha batu bata di daerah subang yang juga termasuk keluarga kaya dan anak pak kyai haji. Wajahnya sih tampan dan kulitnya bersih. Soal sikap? Siapa yang tahu.

Sebut saja namanya Syarif. Dia berusia 20 tahun dan sedang kuliah di ibukota saat ini. Aku awalnya tidak suka dijodohkan tapi kalau melihat calon suamiku ini, ya kenapa tidak? Tampan, kaya, anak kyai haji pula dan pengusaha. Aku jujur saja sudah tak sabar ingin berjumpa dengan dia tapi mungkin saat liburan, dia akan kembali untuk berjumpa dengan aku. Untungnya adalah, dia juga tertarik terhadap diriku.

Hal ini juga yang membuat aku ingin cepat selesai sma dan kuliah di jurusan akuntansi perpajakan. Aku tak sabar ingin segera kuliah di universitas terkenal di bandung ini. Semua terlihat lancar saja sampai suatu hari, ada seorang lelaki yang (maaf) berpenampilan kotor dan wajahnya juga kurang menarik serta (mungkin) pengangguran, mendatangi dan mencoba mendekati aku. Dari awal, aku sudah merasa tidak nyaman dengan orang ini karena aku tahu dia siapa.

Sebut saja namanya Zainal. Dia adalah teman sd aku dan dari dulu dia memang anak nakal dan kerap membuat onar serta sering tidak naik kelas juga tidak ada sopan santun seperti orang tidak beradab. Setelah aku lulus sd, aku tak pernah mendengar kabar lagi dari dia dan entah kenapa dan bagaimana tiba tiba muncul di hadapan aku. Kami berbincang sesaat dan siapa menduga kalau dia tidak pernah berubah dari sd. Kedua orang tua dia tampaknya sudah pasrah.

Dia juga ternyata tidak lulus sd dan akhirnya bekerja dengan orang lain sebagai buruh kasar dan kadang berjualan di kaki 5. Wajahnya jauh dari kata tampan dan penampilan nya juga sangat lusuh. Sikap dia tetap saja kasar dan tidak sopan. Aku mencoba bersabar saat berbincang dengan dia. Ah tak boleh menilai buku dari sampulnya. Bisa saja dia cendekiawan yang sedang menyamar. Mungkin saja.

tiba tiba...

Z: eh Laras. Inget aku gak? Hehehe. Aku nih. Aku.. zainal. Hehehe. Yang dulu sd sama kamu. Hehehe. Kamu makin cantik saja pakao jilbab hehee.

A: oh assalamualaikum. Apa kabarnya? Lama gak jumpa.. i... iya. Karena perintah agama. Hehe.

Z: hehhehe. Makin cantik saja kamu. Hehehe. Ingat gak pas di sd, aku pernah ngintip celana dalam kamu? Hehehe. Maaf ye. Hehehe. Habisnya kamu cantik pisan euy. Gak tahan abdi mah. Hehehe. Apalagi sekarang pakai jilbab.. makin anggun euy.. gak tahan aku mah

A: zainal. Kamu tuh sudah mau 20 tahun dan masih saja tidak sopan dan tetap kurang ajar! Sudah sana. Ngomong sampai keras keras gitu. Tolong jangan ganggu aku. Aku ada urusan. Permisi!

Z: ah Laras. Aku masih suka sama kamu. Hehehe. Jangan gitu dong. Akang kangen sama kamu. Sini lah.. dulu waktu sd kita pernah gandengan tangan. Yuk pegangan tangan lagi. Heheheh.

A: ih dasar kamu tuh. Permisi. Tolong jangan temui aku lagi!!

Z: Heheh. Jual mahal ih. Nanti aku temui lagi ah. Hehehe. Nafsuin euy




Bersambung.
1 reply....
 
Aku berjalan cepat meninggalkan orang yang sangat kurang ajar dan agak gila ini dan tak berani menatap ke belakang. Aku langsung menuju tempat umum yang lebih ramai agar aku merasa aman. Aku kemudian memakai taksi dan pulang ke rumah. Aku agak ketakutan dan tiap kali membayangkan wajahnya, aku merinding. Sungguh memalukan sekali orang itu. Dia datang menemui aku dan dia tiba tiba berkata seperti itu.

Aku tak mau membuat Syarif cemas dan aku memutuskan untuk beristirahat. Besoknya aku kembali beraktifitas seperti biasa dan aku meminta kedua teman aku menemani aku pulang ke rumah. Benar saja dugaan aku, zainal kembali muncul di hadapan aku dan dia lagi lagi menyatakan cintanya kepadaku.

Z: laras. Aku sungguh mencintai dirimu. Aku mau sama kamu

A: tolong jangan ganggu aku. Aku sudah dijodohkan. Maaf zainal.

Z: jangan. Tinggalkan saja dia. Aku mau sama kamu. Aku ganteng kok. Hehehe. Yuk sama aku saja.

A: tolong jangan mendekati aku. Pergi!!! PERGI SANA KAMU, MANUSIA HINA TERKUTUK!!! DASAR ANJING!! JELEK, DEKIL, GEMBEL!!!

Salah satu dari temanku memberanikan diri untuk menendang dia sampai jatuh dan kami bertiga lari secepatnya. Aku kembali ke rumah dan menangis karena ketakutan. Di lain pihak aku merasa menyesal mengumpat zainal dengan kata kata kasar seperti itu. Inilah pertama kali dalam hidup aku berkata kasar. Aku malu dan merasa bersalah. Ah mungkin saja dia memang pantas mendapatkannya. Besoknya aku menggunakan jasa supir pribadi yang biasa mengantar ibuku.

I: Tumben nak pakai supir. Kan sekolah gak gimana jauh. Hehehe. Lagi malas ya?

A: nggak sih bu. Cuma lagi... Ya gpp sih.. Heheehe.

Untung saja masa masa sma sudah mau tamat. Berita baiknya adalah, Syarif mau datang menemui aku dan dia akan datang dalam waktu dua hari. Aku merasa aman dan tenang karena ada Syarif yang mau melindungi aku. Betul saja, dalam waktu dua hari itu, dia datang dan langsung menemui aku di rumahku. Dia disambut hangat oleh kedua orangtua ku dan untuk pertama kalinya aku bisa pergi berdua dengan lelaki.

S: dek Laras. Aku sudah cinta sama kamu sejak aku melihat wajah cantik kamu di foto. Ternyata orang aslinya lebih cantik.

A: ah kang Syarif mah bisa saja deh memuji aku. Aku malu.. akang juga ganteng kok. Hehe. Aku sudah kepincut sama akang. Akang Syarif yakin sudah mau sama aku? Aku belum pernah pacaran sebelum nya.

S: aku sudah yakin sekali dek. Eh ke sana yuk. Pemandangannya bagus loh dek. Melihat senja itu selalu mengingatkan akang terhadap dirimu, dek karena wajahmu cantik seindah senja di sana.

A: ah abang mah bisa saja. Aku makin malu nih. Uh. Pegangan tangan saja malu rasanya. Hehehe. Maaf kang. Masih baru.

S: gak masalah dek. Menyentuh tanganmu yang lembut itu saja sudah membuat aku senang. Aku cinta kamu, dek.

A: ah kang Syarif.. Aku juga cinta sama akang. Ingin cepat lulus kuliah biar kita cepat dinikahkan.

S: ah adek ini sudah tidak sabar ya. Aku juga ingin sekali bersama dirimu dan setiap malam, aku selalu melihat wajah cantik dirimu sebelum aku tidur supaya aku bisa berjumpa dengan mu di dalam mimpi.

Aku sungguh bahagia sekali saat itu dan ini adalah saat paling membahagiakan dalam hidupku di dunia. Rasa ingin mencintai dan dicintai itu akhirnya bisa kurasakan. Aku dan dia sama sama menatap senja dan aku merebahkan kepalaku di bahu dia. Hari ini adalah pertama kalinya aku bergandengan tangan dengan lelaki. Aku bahagia sekali. Ingin rasanya seperti ini terus.

Aku mulai membayangkan bagaimana nanti bila aku sudah menjadi istri dia dan malam pertama yang pasti akan indah saat aku mulai menjalankan tugasku sebagai istri sah nya. Malu malu mau sih. Aku juga bukan anak kecil yang tidak tahu apa yang dilakukan suami istri tapi sudah tuntutan seorang istri untuk melayani suami dan aku tidak mau dia berpoligami. Dia adalah milikku seorang dan jiwa raga ku juga milik dia.

S: dek. Nanti mau kuliah sama akang saja gak? Nanti kita tinggal berdua saja. Mau ya dek. Akang ingin sekali bersama adek

A: ah jangan kang. Kan adek belum jadi istri akang. Nanti kalau sudah halal, baru deh. Bebas kang. Hehehe. Akang mau menunggu adek kan?

S: demi kamu dek. Apa yang tidak. Akang cium kening kamu ya dek.

Dia kemudian mendekatkan bibirnya dan mencium kening aku. Aku menutup kedua mataku dan tersenyum. Ini juga pertama kali aku dicium lelaki selain ayahku sendiri. Wajahku menjadi merah seketika. Kami berdua berpelukan dan matahari telah tenggelam seiring berjalannya waktu.


Aku mengharapkan dia mengecup bibirku di saat romantis ini dan tidak ada siapapun selain kami berdua di sini. Senja yang sungguh indah. Kami berdua melihat sekawanan burung terbang dan kegelapan mulai datang. Harapan tinggal harapan dan ternyata Syarif memang menjaga sopan santun selayaknya lelaki sejati. Aku sangat senang, namun, siapa menduga kalau ini adalah terakhir kalinya aku bersama Syarif menikmati masa masa indah.

Bersambung
2 reply....
 
Flashback:

Terapis: aduh non. Cantik bener. Dah 3 tahun diterapi sama ibu. Dulu non malu malu saat pertama kali mau dilulur sama ibu. Sekarang dah tidak malu lagi ya non. Heheh.

A: iya bu. Maklum bu. Pertama kali telanjang di depan orang lain. Biasa sama mama. Hehehe. Tapi sama sama perempuan. Ngapain malu malu? Hehe. Cuma agak aneh saja rasanya


T: ah wajar non. Namanya anak gadis. Malu malu mau gak salah. Anak gadis dekat sama mama nya tuh bagus. Anak saya yang perempuan saja masih suka manja manja sama saya padahal dah ada suami. Hehehe. Perempuan ya gitu non.

A: iya bu. Tiap malam selalu bobo sama mama. Papa sendirian di kamar. Hehe. Kedinginan dia.


T: ah non ini mah. Heheh. Dada nya non dah makin besar tuh. Dulu kan masih kecil, sekarang makin montok. Kulitnya juga makin halus. Cantik. Kalau non sudah nikah nanti, pasti suami betah di rumah. Bawaan nya ingin cepat cepat malam, non.

A: ah ibu mah. Aku selalu dipuji. Malu bu.


T: Wah di bawah dah tumbuh lebat. Nanti mau saya cukur, non? Anak gadis jangan terlalu lebat. Gak bagus non. Tipis tipis saja.

A: iya Bu. Dicukur habis saja ya bu. Di ketiak juga deh bu sekalian. Ada dikit tadi.

T: iya non. Ayo non tiduran dulu.

A: iya Bu.

T: Mandi susu nya sudah saya siapin juga tuh non. Nanti saya mandiin sekalian ya non.

A: iya deh bu.

T: non. Balik badan nya ya non. Bagian depannya juga, nanti sekalian cukur kan?

A: iya Bu.

T: wah non. Orang orang kayak non putih putih semua ya non. Ibu kadang iri sama non. Pentil nya aja merah muda gini. Ibu gemes kadang non. Permisi ya non. Tetek nya saya lulur in dulu.

A: ah ibu. Bisa saja. Malu saya bu. Pegang saja bu. Silahkan.

T: duh. Si nyonya punya anak gadis ayu sekali. Permisi non. Kedua tangannya tolong diangkat ya non. Sekalian ibu cukur sini.

A: iya Bu.

Ibu itu dengan teliti dan tangkas mencukur semua rambut rambut halus di ketiak aku ini dan kemudian dilulur lagi agar lebih putih mulus. Setelah itu, kedua tangan ibu itu menuju perut aku.

T: non. Kakinya tolong dibuka non. Biar lipatan paha nya saya lulur juga. Anak gadis gak boleh hitam di sini, non. Gak enak dilihat sama suami nanti. Sekalian saya cukur juga ya non. Mau botak habis kan non?

A: iya Bu. Eh masak suami saya mau lihat sampai ke sini sini, bu? Emang laki laki begitu ya bu? Malu ah bu.

T: oh iya non. Nanti malam pertama kan harus dipersembahkan ke suami non. Kalau sudah suami istri pantang malu malu non. Nah sekarang saya cukur habis ya non. Kalau mau jadi pengantin, mending dicukur habis non, suami pasti senang non. Permisi ya non. Ini nya mau saya bersihkan juga. Biar wangi non.

L: ah ibu ini jago deh. Aku makin malu bu. Silahkan bu. Pegang saja.

T: waduh. Bagus bener ini nya non. Padat kencang. Suami bakal nagih terus ini non. Bentar lagi udahan non. Sebentar ya non. Saya ke bawah dulu. Gak lama non.

Ibu itu kembali ke kamar si nona.

T: maaf non. Lama. Yuk non. Dimandiin dulu.


A: iya Bu.

Itu adalah kejadian kurang lebih seminggu lalu. Aku pergi ke salon langganan aku akan ibuku untuk perawatan dengan tujuan agar Syarif akan terpesona melihat diriku. Apa mau dikata, hasil dari kerja keras itu malah akan dinikmati oleh ketiga lelaki terkutuk ini.

Tak seharusnya aku berkata kasar kepada zainal saat itu. Waktu sudah berlalu dan penyesalan memang selalu datang belakangan. Zainal membawa kedua temannya dan mereka menyerang Syarief. Kami berdua begitu kaget dan meski Syarief bisa memberikan perlawanan sengit, dia tak kuasa menahan pipa besi yang memukul kepala dia yang membuat dia pingsan seketika. Zainal tak mau ambil resiko dan dia langsung menculik aku. Syarief sendiri sudah pingsan tak berdaya dan tampaknya dia akan diculik juga oleh Zainal dan kedua temannya.

Aku berteriak minta tolong tapi tidak ada siapa siapa di sana. Aku ketakutan dan mulai menangis. Aku diculik dan mulutku ditutup sapu tangan. Aku diseret dan dibawa ke dalam mobil hitam. Kedua teman zainal di dalam mengikat kedua tanganku. Zainal masih di luar dan dia tampaknya mau membawa Syarief juga. Sesaat kemudian, kedua mataku sudah ditutup.

Zainal masuk ke dalam mobil tua itu dan mulutku juga ditutup oleh lakban. Mobil berjalan dan aku melihat Syarif sudah dibawa masuk dengan paksa oleh Zainal dan dia juga diikat. Aku tak bisa berkata apa apa sampai aku pingsan karena shock. Semua gelap... gelap... dan akhirnya aku terbangun karena disiram air dingin. Aku kaget dan aku masih dalam keadaan terikat. Kedua tangan dan kakiku terbuka lebar seperti bintang laut. Aku berteriak minta tolong. Syarif sendiri baru sadar dan dia masih dalam keadaan terikat ketata dan keras serta kedua mulutnya ditutup lakban. Dia terlihat meronta ronta tapi dia sia saja karena kursi itu cukup kuat dan banyak tali tambang yang mengikat dia.

Ternyata mereka tidak bertiga saja tapi ada satu orang wanita yang sudah cukup dewasa yang aku yakini sudah berusia 40 tahun lebih. Dia tersenyum melihatku dan mencolek wajahku juga. Dia berkata kalau dia adalah pemimpin mereka bertiga. Dia sangat cantik meski usia nya sudah tidak lagi muda. Tubuhnya juga langsing dan kulitnya juga putih dan mulus. Tampaknya dia bukan sembarangan orang karena perawatan di tubuhnya itu cukup mahal. Sebagai seorang perempuan, aku tahu dan paham.

"Saya adalah pemimpin para bandit di daerah ini. Ini bertiga adalah kaki tangan saya. Anak buah saya ada banyak sebenarnya tapi mereka bertiga adalah yang paling loyal dan dipercaya. Oh sebetulnya kamu itu hanya hadiah tambahan saja untuk anak buah saya. Yang saya mau tuh kekasih kamu. Ayahnya yang sok sok religi itu menghancurkan bisnis saya." Kata wanita itu. Zainal disuruh wanita ini untuk mengerjai aku.

Z: laras cantik. Kamu punya aku sekarang. Yuk sama akang saja. Pacar kamu tadi sudah aku tusuk burung nya. Gak bisa kasih kamu anak. Sama akang aja ya. Nanti kita jadi papa mama ya. Temen temen akang nitip benih di rahim kamu ya dek Laras.

A: jangan. Ampun.. jangan begitu. Ampun.. Aku mohon. Jangan sentuh aku..

Z: kan kamu waktu itu mempermalukan saya di depan teman teman kamu. Saya memang gak sekolah tinggi euy tapi bukan artinya abdi (saya) bisa dihina. Malu! Rasakan saja nanti. Teriak juga percuma. Ini tempat kosong terpencil di dekat gunung. Mau teriak minta tolong ke siapa? Setan?

A: aku.. Aku minta maaf. Ampun.. jangan begini dong. Ampun... tolong lepaskan ikatan aku..

Z: enak saja. Aku dan teman teman aku mau menikmati kamu dulu dong. Kapan lagi bisa menikmati perempuan cantik putih mulus kayak kamu. Enak pisan euy. Yang belah duren tuh aku dulu. Nanti mereka dapat sisanya ya. Hehehe.

A: ampun... jangan.. jangan aaaaaahhhhhh !!!

Zainal mengambil pisau dan gunting untuk merobek semua pakaian aku. Mulai dari Jilbab ku serta baju ku semuanya sobek tanpa sisa. Aku kini hanya memakai bra dan celana dalam saja yang berwarna merah muda. Tubuh mulus ku yang senantiasa aku rawat, kini akan disentuh pertama kalinya oleh lelaki dan yang bukan suami aku. Syarif sementara itu dipaksa melihat aku yang sedang akan diperkosa ini. Dia terlihat geram sambil meronta - ronta dan marah tapi tak bisa berbuat apa apa. Air mata mulai mengalir di wajah tampannya.



Bersambung

Kemungkinan sekitar 1 minggu lagi baru update.
3 reply....
 
Dalam posisi terikat seperti bintang laut ini, aku tak bisa apa apa selain menangis memohon belas kasihan dari Zainal. Apa boleh buat? Semua itu tidak ada guna nya. Nafsu setan dan duniawi sudah memenuhi lelaki terkutuk itu. Aku terus menangis berharap dia bisa memaafkan aku. Seandainya saja... kalau saja saat itu aku tidak berkata kasar kepadanya, mungkin ini tidak akan terjadi tapi itu sudah terlambat. Mungkin saja aku sudah di rumah dan makan malam bersama keluargaku yang pastinya sudah sangat mencemaskan aku.

Kedua lelaki lainnya yang wajahnya tak kalah jelek nya juga tertawa dan mereka sudah menatap tubuhku dengan penuh nafsu. Tampak jelas mereka sudah tidak sabar menantikan gilirannya dan aku tak bisa membayangkan seperti apa rasanya diperkosa seperti ini. Aku sangat ketakutan dan kalau saja bisa, sebaiknya aku mati saja dari pada hidup menanggung malu dan sudah ternoda.

Kalaupun Syarif masih selamat, apa mau dia menerima diriku yang sudah ternoda ini? Tubuhku sudah diperlihatkan di depan tiga lelaki asing yang pastinya Bukan suami aku. Zainal sambil tertawa puas langsung menggunting bra aku sehingga kedua buah dada aku terlihat jelas oleh mereka bertiga. Meminta tolong atau berteriak jangan juga tidak ada guna nya. Malu sekali rasanya ketika payudara aku terlihat jelas di hadapan tiga lelaki ini.

Aku memang sering telanjang dada saat sedang perawatan tapi itu kan dengan sesama wanita, jelas saja tidak ada yang salah. Tapi ini? Suami saja bukan. Bahkan ayahku saja tidak pernah menyentuh aku setelah aku beranjak remaja. Aku sungguh malu dan ingin mati saja rasanya. Tubuh suci ku ini akan di nodai bahkan oleh orang yang tidak kusukai dan sangat merasa jijik kepadanya.

Zainal tanpa basa basi menyentuh kedua payudara aku dan dia meremas nya dengan kasar. Puting susu aku yang berwarna merah muda itu ditarik dan dicubit dengan kasar. Tampak dia sangat gemas dengan puting susu aku. Dia terus meremas, meraba raba payudara aku yang memang cukup besar untuk perempuan muda seusia aku. Setelah kedua tangan dia puas meraba raba dan meremas kedua payudaraku, dia mengambil hp nya untuk mengambil foto aku yang dalam keadaan telanjang dada ini.

Setelah itu dia menghisap kedua payudara aku dengan penuh nafsu dan mengigit serta menarik puting susu aku. Syarif begitu geram dan berteriak keras tapi apa daya, mulutnya dalam keadaan tertutup. Aku berteriak kesakitan tapi dia malah terlihat semakin bernafsu. Dengan kuat, dia menyedot payudara aku seperti anak bayi yang kelaparan ingin menyusu ke ibunya. Suka tidak suka, meski malu, aku juga mulai terangsang dan puting susu aku mulai mengeras dan zainal melihat itu. Dia tertawa dan semakin bernafsu. Kedua payudara aku dihisap bergantian oleh dia tak luput juga di hisaplah sekitaran buah dadaku ini sehingga muncul berbagai macam cupang yang membekas . Aku hanya menangis tersedu sedu dilecehkan seperti ini.

Z: bro. Liat bro. Pentil nya berdiri. Dia sudah nafsu nih. Dah horny. Ada yang seneng dihisap nenen nya. Asik. Nanti lu berdua dapat jatah dah. Asik dah. Mantap. Tuh. Merah muda pentil nya. Gak kayak mbak mbak yang mandi di sungai itu. Mantap.

Co 1: wah asik bro. Sisain dong bro. Gua mau tuh. Yang dah hitam aja pentil nya, gua masih nafsu. Apalagi anak abg yang merah muda. Mantap bro.

Co 2: wah awas aja gak dibagi. Hehehe. Ada susu nya gak? Biasa merah muda itu ada rasa strawberry nya. Gak sabar gua bro...

Z: bro sikat lah langsung, masa cewe perawan ting ting gini dibiarin aja. Udah sange banget tu kayanya dia. Lo bantu pegang tangan kiri nya ya sama kanan nya. Kita lepas aja tali nya.

Co 1 dan Co 2: siap bro sini gw pegangin. Non. Macam macam.. Habis cowok lu. Kita gorok lehernya nanti bro.

Aku ketakutan. Aku tak mau dia terluka. Aku hanya pasrah dan mau tak mau harus melayani mereka. Aku hanya bisa berharap keajaiban akan terjadi tapi itu tak mungkin dan tak ada yang akan menolong kami berdua. Diperkosa di depan kekasih sendiri rasanya sungguh menyedihkan dan memalukan apalagi aku masih perawan.

Z: Nah kan mantap di pegangin begini, memek nya dah keliatan jelas dan bersih banget.. sengaja ya kamu sebelum abdi perkosa , cukuran dulu? Jadi makin nafsu aja liat yg pink pink begini.

Aku pun sudah pasrah menikmati permainan seperti ini, “Mmmph” eranganku.. Aku berusaha memberontak tapi tidak bisa. Kedua tangan ku di cengkram erat oleh mereka dan Zainal pun sedang sibuk dengan tatapan nakalnya melihat vaginaku yang sudah sangat basah ini. Jari jari Zainal yang nakal itu berusaha untuk menerobos lubang memekku yang sempit ini, Aku pun Cuma bisa mengelinjang keenakan, lalu tangan nya yang satu lagi berusaha menyelusuri lewat belakang ku sambil memainkan memek ku..
Kini toket ku serta memek ku sudah terpampang jelas di depan mereka bertiga. Saking mereka bertiga gemasnya, mereka sambil berebutan memainkan puting dan juga memek ku.

Sementara Zainal asik dengan memek ku, kedua orang lainnya masih asik menyiumi ku dan memainkan toket dan badan ku yang lain nya. Semakin lama ku mulai merasakan Kontol Zainal masuk semakin dalam ke dalam mulutku, aaaahhhrg erangku kesakitan sambil mulai menikmati kontol zainal yang maju mundur di dalam mulutku. Apalah sensasi ini, kenapa di satu sisi begitu enak dan disisi lain aku mulai ketagihan oleh permainan ini.. Blesss begitulah terdengar kontolnya sudah masuk penuh kedalam mulutku, diangkatnya berdiri menduduki ku sambil Zainal mempompa mulutku semakin kencang lagi dari atas, sementara kedua orang lainnya masih asik saja menghisap kedua puting ku tampa henti..

Di dorongnya lah aku setelah itu sehingga Kembali ke posisi membungkuk, di sodoklah Kembali Anus aku dari belakang oleh Zainal tampa henti. Dibiarkanlah Memeku ini yang sudah basah dan masih perawan sementara anusku habis di sodok oleh dia.

Salah satu dari mereka pun menyodorkan kontol untuk dihisap di depan muka saya, sementara yang satu lagi berada di seblah saya untuk minta di kocokan oleh tangan saya.. Hancur sudah hari itu saya tidak bisa berdaya lagi harus melayani mereka bertiga.

Setelah beberapa menit posisi ini. Aku pun dilepaskan dari cengkraman Zainal dan mendorongku ke teman teman nya yang lain. Akupun didorong dorong dalam keadaan bugil di lempar kesana kemari sampai si Zainal menangkapku, kemudian aku yang lemas itu di biarkan tertidur di lantai dengan keadaan terbalik, kepalaku dibawah dan kedua kakiku diangkat ke atas, lalu Zainal pun menggenjotku sambil berdiri dengan posisi itu, salah seorang temannya jongkok diatas kepalaku menyuruhku untuk menjilati bijinya. Dalam posisi ini pun aku diperkosa secara bergantian. Sampai kemudian aku kembali diangkat dan didorong sampai jatuh ke lantai, saking lemasnya aku tak bisa memberikan perlawanan kepada mereka.
Tiba-tiba ada yang mengangkat perutku dan menyuruhku posisi merangkak, kemudian ia menyodok-nyodokkan kontolnya ke dalam anusku dari belakang.

Syarif hanya bisa diam pasrah melihat aku diperlakukan sedemikian rupa. Aku yakin hatinya sangat hancur dan aku semakin takut kalau dia akan meninggalkan aku. Aku tahu aku sudah tak pantas lagi menjadi milik dia karena aku sudah ternoda. Aku tak tahu apalagi yang akan terjadi nanti. Air mata Syarif sudah mengalir deras. Dia sangat terpukul melihat aku dinodai seperti ini. Tubuh jni seharusnya untuk dia tapi sekarang diriku tengah dilecehkan oleh tiga lelaki brengsek ini.

Aku hanya bisa mengerang kenikmatan sambil merintih kesakitan. Mereka terus bergantian untuk menyodokku. Setelah beberapa menit, Zainal kembali mengangkatku dan menggendongku dalam posisi berhadapan, dia menyodok2an kontolnya. Sampai puas, ia menjatuhkanku lagi di lantai dan mengikatkan tali ke leherku, kemudian aku diseret ke pojok ruangan dengan tali itu dan mereka pun memperlakukanku macam-macam. Ada yang
memasukkan kakinya ke dalam mulutku untuk minta diemut. Ada pula yang jongkok di kepalaku untuk minta diemut bijinya dan kontolnya bahkan minta dijilat anusnya. Aku pun hanya bisa menuruti nya sembari berusaha memohon semoga ini cepat berakhir.

Setelah berganti gentian mereka menggenjot Anusku, ada seorang temannya yang menghampiriku dan mengocok kontolnya tepat di depan mukaku. Sampai menumpahkan pejunya di mukaku dan memukul2kan kepala kontolnya ke bibirku yang sudah terurai lemas. Dengaan intruksi dari Zainal Akupun berusaha menjilati peju2 itu sembari merasakan sodokan2 yang terus menghujamku ini. Tak lama kemudian, mereka pun saling bergantian menumpahkan pejunya di wajahku dan di dalam mulutku ini. Mereka pun tertawa senang melihatku dalam kondisi seperti ini berlumuran peju. Zainal pun senyum dan mengatakan kalau aku semakin cantik seperti ini sambil terus menggenjotku. Sampai tiba-tiba ia mengerang dan memuncratkan pejunya di dalam anusku. AAAHHHHH, teriak nya Zainal karena telah bisa memenuhi Anus ku dengan spermanya.

Setelah itu aku pun dibiarkan di lantai terurai lemas dengan peju yang berlumuran dari muka hingga ke bagian bawah, Sambil Zainal berbisik “ semoga kamu menikmatinya neng cantik, anusmu sudah ku sodok habis “. Tawa pelan zainal sambil pergi meninggalkan ku
Aku pun Tersenyum sambil masih memikirkan apa saja yang telah terjadi hari ini, pikiran ku sudah kosong oleh permainan Gila zainal dengan kedua temannya itu.
Aku masih berutung untuk sesaat karena aku masih perawan. Mereka hanya memperkosa anus aku tapi keberuntungan ini tak akan bertahan lama karena mereka beristirahat sejenak dah akan kembali memperkosa aku.

Z: nah Laras cantik. Akang nanti sodok depan nya ya. Biar Laras akan hamil dan akang bisa jadi suami kamu. Hehehe.


Bersambung...
4 reply....
 
Saat dia berkata demikian, aku langsung menjadi ketakutan (lagi). Aku kira mereka sudah selesai dan melepaskan aku tapi itu semua baru saja permulaan. Penderitaan berikutnya akan segera dimulai. Mereka semua tampak baru kembali dari istirahat nya. Syarif hanya tertunduk pasrah melihat aku yang sejatinya adalah tunangan dia, dinodai dengan jelas di hadapan dia. Tubuhku yang senantiasa aku rawat dan belum pernah dijamah lelaki sama sekali, sekarang jadi bahan arisan tiga lelaki brengsek.

Z: laras. Kamu teh jangan melawan ya. Kami ada senjata api juga. Pokoknya kalau kamu melawan, nyawa Syarif melayang. Kamu juga kami bunuh. Paham?

A: p... Paham. Tolong lepaskan aku...
Z: ya nggak atuh. Kapan lagi dapat mojang geulis kayak gini? Muncul dalam mimpi saja gak pernah.

Co 1: bisa liat bening bening saja dah berutung euy. Ini bisa dilihat dan dipegang. Nikmat pisan.

Co 2: belum lagi bisa dinikmati. Nah akang nya cuma nonton doang. Gak boleh ikutan. Si akang pasrah dah kayaknya rela aja tuh non. kumaha atuh?

Aku diam pasrah. Menangis sudah tak berguna. Ini antara hidup mati. Zainal kembali mendekati aku dan aku diam pasrah. Aku mau tidak mau harus merelakan tubuh aku disentuh seenaknya saja oleh dia. Dia langsung mendekati aku yang sedang berbaring terlentang tak berdaya meski semua ikatan sudah dilepas, aku memilih untuk tidak melawan demi keselamatan Syarif.

Zainal langsung naik ke tubuhku dan dia langsung mencium bibirku dengan penuh nafsu dan gairah. Aku mau tak mau harus merelakan ciuman pertama aku ke orang ini. Aku hanya bisa diam membiarkan dia melumat habis bibirku dan lidah jorok nya kini menerobos masuk ke dalam rongga mulutku. Aku mau muntah karena bau rokok dan segala macam bau dari mulut dia yang lebih mirip tong sampah.

Setelah dia puas menikmati habis bibirku, dia turun menjilati leherku dan menjilatnya seperti anak kecil menjilat es krim. Aku merasa sangat jijik dan geli. Sekujur tubuhku merinding tapi aku harus bertahan. Dia juga memberikan banyak kecupan di leherku. Leher putih ini menjadi merah karena ulah dia dan kedua tangan aku direntangkan ke atas kepalaku agar ketiak aku juga dijilat oleh dia. Sebelum dia menjilat ketiak aku, dia mulai menjilat telinga aku.

Aku merinding karena sangat jijik, geli dan takut. Lidah dia membasahi telinga aku dan dia kemudian turun ke ketiak aku. Aku tertawa geli tapi zainal malah semakin bersemangat menahan kedua tanganku. Tubuhku bergetar karena geli. Aku tak paham, apa yang menarik dari ketiak aku selain mulus dan rajin aku cukur. Dia juga melakukan hal yang sama dengan telinga aku yang satunya lagi; dijilat dari telinga sampai ke ketiak. Dia juga mengecup ketiak aku. Jantung aku hampir copot karena kaget.

Meski demikian, aku harus mengaku kalau aku memang mulai menikmati kegilaan zainal dan aku mau tak mau mulai terangsang. Gawatnya, Zainal menyadari ini karena puting susu aku kembali mengeras. Dia tersenyum dan meledak aku dan Syarif untuk menunjukan ke kekasihku kalau aku begitu menikmati pemerkosaan ini.

Z: aduh. Non Laras. Dah nafsu aja. Hehee. Cinta sama akang ya? Hehehe. Nenen nya non montok bener euy. Akang makin nafsu. Nanti kalau dah ada anak, akang ikutan nenen ya non. Hehehe. Akang sedot ah..

Dia lagi lagi menyedot puting susu aku dan tangan satunya juga ikut memainkan puting susu di payudara satunya lagi; singkat kata, payudara aku tidak ada yang menganggur. Dia juga bergantian menyusu di payudara aku yang satunya. Aku awalnya merasa berutung memiliki kulit putih dan payudara indah serta puting susu yang berwarna merah muda ini tapi hanya untuk suami aku dan sekarang lelaki yang harusnya menjadi suami aku sedang dipaksa melihat tubuh aku dinikmati oleh lelaki lain.

Syarif awalnya menolak untuk melihat ini tapi dia diancam dengan senjata tajam di leher nya. Mau tak mau dia harus menahan segala siksa batin di dalam dirinya ketika melihat aku diperkosa seperti ini. Zainal terlihat begitu puas menikmati kedua payudara aku. Aku mulai mendesah kenikmatan dan kedua tangan aku malah membelai rambut zainal secara tak sadar serta menahan kepalanya seolah aku tak mau dia berhenti

Aku menutup kedua mataku dan desahan aku semakin keras. Kedua bandit itu tertawa dan mengejek aku.

Co 1: wah. Nafsu dia. Senang tuh. Ehhehe enak ya non. Dihisap nenen nya. Heheh. Nanti bagi ya non.

Co 2: jilbab doang. Tapi datang dihisap nenen nya. Alim alim nafsu. Hehehe.

Entah kenapa aku malah semakin terangsang dengan perkataan mereka yang begitu merendahkan aku dan penampilan aku. Zainal tampak semakin bergairah dan aku sudah mulai tidak memperdulikan perasaan Syarif yang sedang melihat aku dinodai seperti ini. Seandainya saja ini Syarif yang sedang menikmati aku, meski dosa, aku rela; tapi kenyataanya?

Zainal tampak masih belum puas menikmati kedua payudaraku. Aku semakin menikmati kegilaan ini dan aku tampak seperti wanita yang sedang terlihat begitu bergairah. Zainal berhenti menikmati kedua payudaraku dan dia kini turun ke perutku yang rata karena aku rajin perawatan dan olahraga. Dia mengelus perut aku dan mencium pusarku. Aku mendesah dan merasa sangat geli. Dia hanya tersenyum saja. Syarif tampak sangat kecewa kepadaku karena tatapan mata dia berubah.

Zainal kemudian mulai membuka kedua kakiku dengan lebar agar kemaluan aku terlihat jelas. Dia terlihat tidak sabar akan menikmati santapannya yang tak lain adalah organ intim aku yang masih perawan. Bagi dia, mengambil keperawanan dari perempuan seperti aku adalah suatu pencapaian terbesar dalam hidupnya. Bisa menyentuh aku saja sudah membuat dia bangga. Aku sudah pasrah merelakan keperawanan aku diambil paksa olehnya demi Syarif yang nyawanya terancam.

Z: wah perawan. Sini loe pada. Lihat nih memek perawan. Belum pernah liat kan? Pink tuh. Biasa dapat hitam kita.

Co 1: mantap kang. Aku dapat sisanya juga dah senang banget. Hehehehe.

Co 2: ini mah jadi bahan arisan kita. Malam keberuntungan kita semua ini. Heheeh.
Sementara itu, wanita itu berkata ke Syarif. "Kamu akan menyaksikan bagaimana gadis cantik yang seharusnya menjadi istri kamu diperawani oleh Zainal dan kedua temannya. Hehehe. Benci dan kutuk saja ayahmu yang sok suci itu. Dia menghancurkan bisnis aku."

Syarif diam pasrah. Dia terlihat begitu marah. Ya mungkin saja dia marah kepada ayahnya atau kepada dirinya sendiri atau mungkin mengutuk nasib tragis seperti ini. Aku jujur semakin malu dan sedih. Aku akan diperawani oleh Zainal dan kedua temannya. Zainal paling berutung karena dia adalah yang pertama. Dengan semangat tinggi, dia mulai menjilat vagina aku. Aku kembali berteriak mendesah karena rasanya sungguh nikmat. Tiada lagi rasa malu dan jijik bagiku.

Mau tak mau, aku mendesah karena kenikmatan begitu luar biasa. Aku sendiri bahkan sampai memegang kepala zainal dan menahannya agar dia tidak berhenti menjilat kemaluan aku. Saking nikmatnya, aku melepas kedua tanganku dari kepala zainal dan mulai memainkan kedua payudara aku sendiri. Aku juga berteriak dan mendesah secara bersamaan sembari menarik kedua puting susu aku. Enaknya sungguh luar biasa. Nafasku sudah tidak beraturan lagi. Sungguh aku sangat menikmati kegilaan ini.

Zainal kini lebih gila lagi. Dia memegang dan mengangkat pantatku dan dia juga menjilat nya dengan penuh nafsu tanpa peduli jorok atau tidaknya. Terlihat kalau dia sangat terobsesi dengan semua bagian tubuhku. Aku menjerit karena geli dan Malu. Tubuhku merinding ketika ujung lidahnya menyentuh lubang anus ku. Aku sampai meneteskan air mata karena sensasi nya luar biasa

Desahan ku semakin keras terdengan, permainan liar Zainal dan kawannya semakin membuka mataku untuk menikmatinya. Terlihat ekpresiku sudah semakin merancau keenakan terbawa suasana. Desahanku yang semakin lama semakin melenguh membuat Zainal dan kawan kawannya terpancing semakin bernafsu untuk menyetubuhiku. Awalnya Zainal mulai mempermainkan vaginaku dengan jarinya, dibantu temannya, di elus elus, bibir vaginaku sambil ujung jarinya dimasukan setengahnya.

Setelah itu badanku dibuat dalam posisi tengkurap, dari belakang Zainal mulai Kembali memasukan jari jarinya ke dalam liang anusku, sementara temannya yang lain meremas remas payudaraku dari samping. Syarif yang hanya bisa berteriak di dalam hati, melihat aku di setubuhi di depannya, tetapi aku merasakan kalau muncul Sensasi tersendiri bagi Syarif dimana dia ikutan terangsang melihat aku sedang di setubuhi oleh Zainal dan kawan kawannya.

Z: Ahhh, rasakan jari-jariku ini Laras, nikmat bukan permainan ku ini ?

L: mmpphhh aahhhhhh huhuhu

Co 1: Gantian atu Bosss.

Co 2: iya atuh kita juga ingin kebagian boss…



Bersambung
5 reply....
 
Setelah itu Zainal Semakin saja mempermainkan diriku dengan tangan tangannya yang semakin nakal dan liar, tubuhku layaknya sebuah roti di putar menghadap keatas dan kebawah tiada henti. Sekarang posisi badanku kembali di terlentangkan oleh mereka. Zainal dan temannya semakin liar dan kasar meraba bibir miss v ku sambil di buka lebar lebar untuk di perlihatkan kepada yang lain.

Z : liat ini memeknya Laras ( sambil menunjukan di depan semua orang). Sempit sekali bukan? Meskipun sempit tapi lihat cairan yang keluar, seperti air terjun deras sekali mengalirnya (HAHAHAHAHHA) tawa muncur dari berbagai sudut ruangan.

Dalam ketawanya yang puas itu membuatku kembali orgasme akibat rasa malu yang tak tertahankan, banjir sebanjirnya mengalir dr dalam kemaluan aku di kala itu dan dengan sigap setelah melihat kejadian itu Zainal langsung berada dalam posisi berdiri untuk mengarahkan penisnya ke mulut ku, dipaksalah diriku untuk menjilat penis Zainal yang kotor itu. Di doronglah kepalaku dengan penuh nafsu untuk menjilati kembali mulai dari biji zakarnya hingga ke batang penisnya Zainal. Seperti orang yang sudah hilang akal akhirnya aku mulai pasarah terbawa oleh permainan mereka.

Zainal bisa melihat jelas sekali dari tatapanku bahwa aku mulai menikmatinya, sekarang di depannya disuguhi dua buah penis yang tepat berada di depan mulut aku dan di hisapnya bergantian satu penis dengan penis yang lain sambil di kocoknya ketika di sedang menghisap penis yang satu. Seperti orang yang kelaparan ketiga penis itu langsung di tempelkan di depan bibir aku lalu di emutnya penis tersebut sampai ketiga lelaki itu ikutan keenakan oleh kuluman aku.

Z : rasakan Kontol kami ini Laras, gmana rasanya nikmat kan?

Co 1 : hisaplah kontol kami semua, jangan di muntahkan Kembali

Co 2 : aahh enak sekali lidah dari perawan ini, baru pertama kali kumerasakannya.

Tak puas cukup hanya di emut, sekarang Zainal terlentang di bawah, sambil mempersiapkan untuk memperawani aku. Mulailah aku di angkat oleh kedua temannya, sambil pelan pelan di masukan penis nya zainal ke dalam kemaluan aku dan sementara itu Zaenal dalam posisi terlentang di bawah terlihat penis hitam metalik nan megahnya sudah tegak seperti tiang bendera yang siap memasuki liang perawan aku.

blessss bleessss, bunyi suara kepala penis Zaenal yang baru saja memasuki sedikit lubang organ intim aku. Terlihat tetesan darah yang jatuh mengalir melalui pahanya aku, aku pun hanya bisa berteriak kesakitan, tapi tidak di beri ampun oleh Zainal dan kawan kawan. Semakin di dorongnya Kembali aku di dalam posisi WOT itu, pikiran aku sudah semakin melayang tidak tau apa yang dirasakan lagi, vagina serta anusku sudah menjadi santapan liar mereka.

Z: ayo kalian angkat Laras masukin memeknya ke kontol gw ini ..

Co 1 dan co 2: siap boss (sambil mengangkat membuka lebar selangkangan Laras untuk di masukan ke kontol Zainal.

L: AAAHHHHHHHHHH, (baru kepalanya saja yang masuk sudah berteriak sekeras itu)

Masih dalam posisi WOT setelah penis Zaenal tertanam semua di kemaluan aku, mulai lah dimulai aksi nya untuk memakin membabi buta. Sambil dalam posisi itu di peluknya aku, sambil di ciuminya sambil di cupangi aku tanpa henti. Sehabis itu di kembalikan aku dalam posisi Dogy, Zainal yang sangat perkasa itu terus menerus mencoba berbagai macam gaya untuk memperkosa aku, disodoknya sekarang dari belakang lalu Temannya dari posisi depan Kembali menyodorkan penis untuk di hisap oleh mulut mungil milikku. Di pegang kepalanya didorong paksa kepala aku hingga aku mau muntah.


Setelah sodokan yang semakin cepat dan kencang itu, sudah tiba saatnya aku untuk orgasme kembali. Tidak terhitung sudah berapa kali aku orgasme hari ini, badan aku sudah sangat lemas dari tadi dibuat banjir tak ada hentinya. Setelah selesai disetubuhi dalam posisi dogy tersebut, di kembalikan lagi aku ke posisi Terlentang, di posisi ini gentian temannya Zainal yang mnyodok vagina aku, sementara Zainal berada di sebelah aku sambil memainkan payudaraku yang kenyal itu, dan juga mengarahkan tangan aku untuk terus mengocok kontolnya yang masih belum mengeluarkan sperma untuk di sembur.

Co 1: gentian Aing mau ngentot teh Laras bang. Buat si laras jadi mama. Hehehe. Ada 3 suami euy. Bahan arisan ini atuh. Satu lobang rame rame.

Z: sok Atuh entotin saja sepuas kamu, tuh udah posisi tiduran si Larasnya, udah kamu entot dari atas ya. Liat tu ekpresi binalnya. Nanti buat hamil saja deh, pusing sange berat euuyy.

Co 1: iya bang, langsung aja aing udah nfsu banget mau crot di dalem.

Syarif yang mendengar itu langsung menangis karena dia tahu aku akan dibuahi rahimnya oleh mereka dan akan mengandung anak anak mereka semua. Bagi syarif atau semua lelaki manapun, ini adalah suatu pukulan telak melihat sang pujaan hati mereka diperkosa dan akan dibuat hamil oleh lelaki lain apalagi di hadapan mereka. Dia tak bisa apa apa selain pasrah dan dipaksa oleh penjahat wanita itu melihat langsung bagaimana aku diperawani dan dibuat hamil.

"Tenang gadis cantik. Kamu akan menjadi ibu dari anak anak mereka semua. Berbahagialah dirimu akan menjadi wanita sepenuhnya." Kata wanita itu. Aku tidak sudi mengandung anak anak mereka. Ayahnya saja tidak jelas dan aku menangis menerima nasib aku yang begitu tragis. Syarif hanya bisa pasrah dan aku yakin dia sangat geram. Apakah dia masih mau menerima aku yang sudah tidak suci ini? Apakah aku akan beruntung kalau tidak hamil?

Dalam posisi MOT ini temannya Zainal sepertinya tidak bisa bertahan lama, karena jepitan kemaluan aku yang sangat sempit membuat dia langsung keluar di dalam rahimnya aku, Zainal yang melihat itu, membuatnya sangat bernafsu dan langsung bergegas untuk mengganti posisi temannya itu untuk bisa langsung menancapkan kontolnya kedalam kemaluan aku.

Melihat sisa sperma menetes keluar dari vagina aku, membuat dia semakin bernafsu dan mulai menyodok aku dari posisi sampingnya, sambil kakinya di angkat, mulailah Zainal mempompa lagi vagina aku. Vagina aku yang sudah licin ini akibat sperma yang sudah membanjiri kemaluan aku, membuat Zainal lebih leluasa dalam memompa liang peranakan aku.

Sambil memeluk aku dari belakang di genjotnya semakin lama semakin cepat, karena sudah sangat bernafsu tak luput juga di remas payudara aku dan juga di cubit putingnya yang sudah semakin memerah itu. Semakin cepat di genjotnya sampai Zainal pun merubah kembali posisinya menjadi MOT karena ingin melihat ekpresi aku saat dia keluar di dalam rahimnya yang hangat itu, mata antara Zainal dan aku saling bertatap muka, seperti dua orang kekasih mereka saling memandang satu dengan yang lain. Aku setelah dalam posisi itu reflek pinggulku ikutan mempompa mengiringi genjotan yang dilakukan Zainal.

Goyangan itu membuat Zainal yang sudah berada di puncak kenikmatannya menunjukan tanda tanda akan segera keluar. Muka Zainal yang sudah merah padam diiringi genjotanya yang makin tidak karuan membuat Zainal berada di puncak kenikmatannya sekarang. Baik aku maupun Zaenal berteriak berbarengan menandakan kami siap untuk orgasme dan akhirnya menumpahkan cairan kenikmatan kami berdua hingga dr sela sela penis Zainal yang masih menancap di lubang memek aku, terlihat ada cairan putih menetes cukup banyak yang mengakhiri permainan antara aku dan Zainal pada waktu itu

Z: Larasssss abdi keluaarrrrrr , ahhhhhhhhhggg !!!!

L: Larass juga mau keluar lagiii aaahhhhhhhhhhhhhhhhh !!!!!

Cairan cinta aku menyembur deras dari kemaluan aku dan zainal juga kembali menyemburkan cairan cintanya ke dalam liang peranakan aku. Pikiran aku sudah semakin tak karuan.



Bersambung
6 reply.....
 
Kedua kaki aku diangkat tinggi ke atas untuk memastikan semua sperma ini memasuki rahim aku agar aku dipastikan hamil dari hasil hubungan terkutuk ini. Aku berteriak keras saat cairan sperma itu mulai membuat rahim aku hangat. Aku tak bisa membayangkan diriku hamil oleh mereka semua. Aku tidak sudi mengandung anak anak mereka semua. Aku dianggap seperti pabrik anak saja.

Z: asik nih. Nanti anak aku jadi putih putih kayak mama nya. Memperbaiki keturunan euy. Asik sia. Uh ..

Syarif semakin menangis tersedu sedu melihat aku sedang dibuahi oleh Zainal yang wajahnya sangat buruk itu. Dia tak tega wanita secantik aku dibuat hamil oleh zainal. Aku jga tidak tega melihat kekasihku menderita secara lahir batin. Di saat yang sama, penjahat wanita itu kini mulai melepaskan celana dalam Syarif dan memegang batang kejantanannya. Penjahat wanita itu tertawa dan memanggil ketiga lelaki itu.

"Kalian lihat semuanya. Dia terangsang melihat Laras sedang diperkosa oleh kalian. Burung dia kecil. Kalah jauh sama kalian euy. Tuh lihat. Hehehe. Syarif! Liat tuh burung mereka. Besar besar. Burung kecil kayak kamu mah gak pantas buat Laras atau wanita manapun. Mending kamu disodomi saja ya. Hehehe. Nanti aku sodomi kamu saja. Hahahaha." Kata wanita itu sambil tertawa.

Aku juga melihat kemaluan Syarif dan aku memang harus jujur kalau kemaluan dia memang jauh lebih kecil dari ketiga lelaki ini. Aku yakin dia merasa malu juga minder karena dia kalah dalam urusan kejantanan. Aku sebagian perempuan juga paham bagaimana kalau kalah cantik dengan wanita lain. Syarif hanya menunduk malu karena dia terbukti terangsang saat dia melihat aku diperkosa dan kemaluan dia kalah telak oleh para pemerkosa ini dalam ukuran.

Penjahat wanita itu kini memegang kemaluan Syarif dan berkata kepada aku kalau Syarif sangat menikmati melihat diriku diperkosa. Aku mulai kesal karena syarif bisa bisa nya terangsang dalam keadaan seperti ini. Penjahat wanita itu mulai mengocok kemaluan Syarif dan dari wajahnya syarif, aku bisa melihat dia sangat menikmati sentuhan tangan wanita cantik itu meski usianya tidak lagi muda. Aku juga bisa mendengarkan suara desahan dari mulut dia.

Aku dibiarkan beristirahat sesaat dan setelah itu, aku disuruh berdiri dalam keadaan telanjang bulat. Aku diberikan jilbab aku yang sudah digunting itu dan teman Zainal menyalakan musik dangdut. Aku dipaksa untuk menari dan bergoyang seperti penyanyi dangdut. Kalau aku menolak, Syarif akan dibunuh. Aku dengan terpaksa harus menari dan bergoyang mengikuti alunan musik itu.

Zainal: ah non Laras. Yang semangat atuh. Nari nya gak seksi nih. Gak merangsang

Co 1: iya euy. Masak kalah sama yang di pantura. Ayo atuh non.

Aku kesal dan mau tak mau harus bergoyang dan menari dengan gerakan gerakan yang seronok. Aku tidak pernah melakukan hal ini dan aku merasa sangat malu apalagi dilihat oleh para lelaki termasuk kekasihku dan dalam keadaan telanjang bulat. Mereka semua melihat kedua payudara aku bergoyang goyang dan aku juga harus menggoyangkan pantat aku. Mereka bertiga mendekati aku dan mulai menyentuh kedua payudara aku bergantian serta mencolek dan memukul pantat aku. Syarif juga dipaksa melihat aku menari.

Syarif semakin terangsang. Bisa saja ini karena pertama kalinya dia melihat seluruh tubuhku dalam keadaan telanjang bulat dan sedang menari secara erotis. Di saat yang sama, penjahat wanita itu masih mengocok kemaluan kekasihku yang malang itu. Kemaluan dia yang ukurannya kecil itu tampak dijadikan lelucon oleh mereka semua. Aku kemudian disuruh berhenti menari karena musik sudah selesai dan aku disuruh mendekati kekasihku tapi tidak diizinkan menyentuhnya.

Ketiga lelaki itu berdiri dalam keadaan telanjang dan kemaluan mereka diperlihatkan serta dibandingkan dengan Syarif. Memang jelas sekali kalau kemaluan Syarif terlihat paling kecil di antara mereka semua. Syarif tertunduk malu karena dia merasa kalah dan tidak pantas menikmati aku.

Wanita itu kembali mengolok olok kemaluan Syarif dengan mengatakan, "Syarif. Burung kecil kayak gini mau nikah? Gak malu kamu? Tuh liat burung Zainal sama temen temennya. Gede gede. Mana pantas kamu sama si Laras? Gak bakal puas Laras sama kamu yang paling nempel bentar dah keluar. Kasihan Laras. Mending Laras dipuaskan sama mereka saja atuh. Kamu mah gak pantas. Menang di ganteng doang. Tuh liat. Zainal tuh cocok euy jadi suami nya Laras. Laras sampai orgasme berkali kali. Gelo. Udah. Nonton si Laras diperkosa aja euy. Dia juga suka tuh diperkosa sampai orgasme berkali kali sama zainal."

Aku disuruh mendekati kekasihku dan Syarif dipaksa melihat seluruh tubuhku yang sedang dalam keadaan telanjang bulat ini. Dia terpesona dengan keindahan tubuhku tapi situasi seperti ini memberikan kesan kalau dia tidak berhak lagi atas tubuh aku yang sudah dijamah dah dilecehkan oleh ketiga lelaki ini dan kami dilarang bersentuhan. Aku kemudian ditarik lagi oleh Zainal dan dia memaksa aku bergandengan tangan selayaknya sepasang kekasih. Aku mau menolak tapi aku tak mau Syarif terluka apalagi dibunuh. Aku dan zainal mau tak mau bergandengan tangan dan dia menuntun aku ke tempat di mana aku akan kembali diperkosa.

"Duh mereka serasi sekali ya. Seperti suami istri yang baru menikmati malam pengantin. Hehehhe. Satunya hitam dan satunya putih. Aduh. Kopi susu. Sekarang Laras kayaknya mau melayani yang lain tuh. Zainal. Gantian tuh. Kasih temen temen kamu. Kan dah janji kamu tadi." Kata wanita itu dengan keras.

Zainal melepaskan genggaman tangannya dan dia memberikan tanganku ke lelaki satunya lagi seperti kalau Zainal menyerahkan aku ke dia untuk dinikmati oleh temannya. Aku terpaksa menggenggam tangan lelaki asing ini dan dia menyuruh aku berbaring terlentang. Sedikit banyak aku mulai senang karena rasanya nikmat saat diperkosa. Malu malu mau. Mungkin saja wanita itu benar kalau Syarif belum tentu bisa memberikan aku kepuasan seperti ini.

Sekarang lelaki ini yang aku belum tahu siapa namanya, sebut saja A, mulai naik ke atas tubuh telanjangku dan dia mulai menciumi bibirku dengan penuh nafsu dan gairah. Aku masih diam san pasif tapi gelora dan gairah seks aku membuat aku yang tentunya sebagai umat manusia biasa tak lagi mampu menahan gairah sehingga aku malah menutup kedua mataku dan mulai membalas ciuman lelaki ini. Bahkan aku sendiri dengan sukarela membelai san memeluk kepala lelaki yang aku tidak kenal sama sekali.

Kami berdua beradu ciuman dengan ganas dan gairah. Aku sudah tidak peduli lagi dengan perasaan Syarif yang pasti nya sudah dibakar api cemburu dan iri hati karena keperawanan aku sudah diambil oleh lelaki lain di hadapan dia. Lidah kami berdua saling beradu dan lelaki itu semakin ganas melumat bibirku yang dulunya belum pernah sama sekali berciuman. Aku merasa sangat menikmati kegilaan ini. Dia yang sudah tak sabar lagi untuk menikmati seluruh tubuhku, langsung menghentikan ciumannya dan mulai menyusu di payudara aku sementara tangan satunya lagi meraba raba dan meremas payudara aku yang lain.

Aku dengan kedua tanganku menahan kepala dia sembari membelai rambutnya seperti aku sedang bercinta dengan suami sendiri karena aku secara tidak langsung sudah mulai ketagihan dan aku ingin memberikan "ucapan terima kasih" kepada mereka. Puting susu aku dijilat dan digigit dengan lembut oleh dia. Sementara payudara aku satunya lagi masih diremas dan puting susunya dimainkan dan sesekali ditarik dengan lembut juga diputar putar. Lelaki ini terlihat seperti anak bayi yang sedang menyusu di ibu kandungnya.

Aku mendesah menahan nikmat dan aku juga masih memejamkan kedua mataku dan mengigit bibir bawahku menahan nikmat. "Oh.. terus kang. Enak kang. Ohhh.. Iya... geli atuh kang... Enak..." kataku sambil mendesah. Aku tahu ini salah tapi aku sangat menikmatinya. Gelo tapi nikmat. Peduli setan dengan jorok dan kotor. Bahkan saat berciuman dengan dia pun aku tak peduli dengan bau rokok dan kopi serta 1001 macam aroma mulut dia yang seperti tempat sampah itu. Sekarang kedua payudaraku dilumat oleh mulut kotor dia.


Bersambung.

Minggu depan kembali menulis
7 Reply....
 
Kedua payudara aku yang putih seperti kapas itu sudah merah karena zainal dan lelaki ini telah meninggalkan banyak "jejak". Puting susu aku yang sudah menonjol keras itu senantiasa dijiķat dan dilumat oleh dia. Mungkin mereka belum pernah melihat puting susu aku yang berwarna merah muda itu. Rasanya seperti mimpi jadi nyata. Aku diam saja sembari menikmati pemerkosaan ini. Tampak dia sudah mulai puas karena tempo nya sudah mulai melambat.

Lelaki itu kini menciumi perut aku yang rata dan dia memprovokasi Syarif dengan berkata keras, "aduh non. Akang titip anak ya. 9 bulan. Hehehe. Anak akang nanti pasti cantik kayak non. Aduh non. Akang cinta sama non Laras. Mau akang buat hamil ya non."

Meski aku ingin menampar lelaki brengsek yang begitu kurang ajar ini, aku jujur saja, juga senang dan merasakan kenikmatan saat sperma zainal tadi mengalir deras ke arah rahimku. Syarif semakin marah tapi dia tidak bisa berbuat apa apa. Aku bisa mendengarkan teriakan dia meski mulutnya masih ditutup. Lelaki ini kini mulai menjilat semua permukaan bagian intim aku dengan ganas seperti seekor binatang yang sedang kehausan. Aku berteriak keras sembari mengangkat kedua tanganku di belakang kepala aku menahan rasa geli geli nikmat ini.
Setiap sentuhan dari ujung lidah dia membuat jiwaku melayang ke nirwana. Meski kemaluan aku sering disentuh oleh para wanita, belum pernah aku merasa terangsang dan bergairah seperti ini atau mungkin yang menyentuh adalah lelaki, rasanya beda. Aku sangat menikmati permainan lidah lelaki tak jelas ini dan aku juga bisa merasakan betapa biasanya vagina aku sekarang. Sungguh tiada tara. Aku sudah tidak peduli lagi dengan Syarif dan aku yakin dia blum tentu mau melakukan ini kepadaku.

Lelaki itu berhenti memainkan lidahnya dan aku dengan bodohnya berkata, "kang. Lagi dong. Enak euy. Lagi atuh kang." Sontak semua yang di sana tertawa kecuali Syarif saat melihat dan mendengar aku memohon ke lelaki itu untuk kembali menjilat kemaluan aku. Tatapan sayu aku membuat lelaki itu semakin bergairah ditambah dengan kedua tangan aku sedang memegang kemaluan aku dan membuka lebar lubang peranakan aku seolah aku mempersembahkan nya untuk dinikmati lelaki ini dihadapan Syarif yang sudah tak berdaya.

Zainal: oh non Laras suka? Kayak pelacur. Hehehe

Co 2: iya euy. Geuleuh (jijik) pisan. Malu euy. Gaya aja pakai jilbab. Hehehhe.

Wanita itu bahkan memprovokasi Syarif dengan berkata, "Duh memalukan tuh tunangan kamu. Dia yang awalnya alim, jadi pelacur. Tuh kakinya dibuka lebar kasih orang lihat. Pelacur aja gak kayak gitu. Hehehe."

Syarif semakin sedih dan dia menutup kedua matanya sembari menangis. Aku bisa mendengar isak tangis dia. Di lain pihak, aku merasa kasihan kepada dia tapi dia juga sudah tak berdaya dan belum tentu mampu atau mau memberikan aku kenikmatan seperti kedua lelaki ini. Aku sendiri sudah rela kalau Syarif dipaksa melayani wanita itu. Biar saja. Aku merasa nikmat. Kalaupun aku mati malam ini, aku tidak mati penasaran.

Lelaki itu kini mulai naik lagi dan memasukan penis nya ke dalam lubang peranakan aku dan tak butuh waktu lama atau kesulitan, penis itu langsung masuk sepenuhnya ke vagina aku yang sudah tak perawan lagi. Toh sudah jebol atau terlanjur basah, untuk apa malu malu lagi? Aku sendiri sudah rela diriku dianggap layaknya pelacur hina yang melayani mereka semua tanpa bayaran atau kompensasi. Lelaki itu kini mulai memompa penisnya di dalam vagina aku.

Aku hanya bisa berteriak dan mendesah merasakan nikmat yang luar biasa. Menurut aku, kemaluan dia lebih nikmat dari punya Zainal. Aku bahkan langsung memegang kepala dia dan mencium bibir dia dengan penuh nafsu dan gairah karena aku mau "berterimakasih" atas kenikmatan yang telah dia berikan. Lelaki itu awalnya agak kaget dengan respon aku tapi dia mampu mengimbangi ciuman gila aku. Kami bercinta selayaknya suami istri yang penuh perasaan cinta alias sukarela.

Ciuman itu sedikit terganggu karena aku terpaksa mendesah. Aku merasakan penis itu lebih nikmat daripada punya Zainal dan aku merasa lebih menikmati pemerkosaan kali ini. Aku juga menyadari kalau penis lelaki ini memang lebih besar dari punya Zainal. Ah peduli apa? Enak. Aku mendesah dan berteriak karena aku sangat menikmatinya. Zainal dan temannya yang satu lagi di lain pihak berteriak seperti penonton bola yag sedang menyoraki tim kesayangannya. Hal itu membuat lelaki yang sedang menikmati tubuhku semakin mempercepat tempo permainannya. Nafasku sudah tidak beraturan dan air liur aku mulai keluar dari mulutku.

Lelaki itu melihat air liurku dan dia dengan semangat menjilatnya seperti manusia yang kehausan di tengah padang pasir. Aku membiarkan bibir dan wajahku dijilat oleh lidahnya. Semua wajahku dijilat habis oleh dia seperti seekor anjing. Aku semakin bergairah dengan kegilaan ini dan aku malah menyedot lidah dia membuat dia semakin nafsu. Kami kembali berciuman lagi sampai dia terus mempercepat gerakannya. Aku membuka mulutku untuk berteriak dan dia semakin bersemangat memompa penisnya sehingga aku meraih orgasme ku lagi.

Aku berteriak sekuat tenaga dan membuka lebar mulutku. Aku sendiri sampai tak mampu lagi bernafas. Cairan bening itu kembali keluar dari lubang peranakan aku. Aku kini mencoba mengatur nafasku dan tubuhku bergetar hebat. Aku tak hanya berteriak tapi juga menangis bukan karena takut atau sedih tapi merasa puas sampai Aku sendiri tak mampu mengatur teriakan aku. Zainal dan temannya berteriak senang seperti tim nya baru mencetak gol.

Co 2: ini gantian atuh. Dah kebelet ini.

Co 1: sabar atuh. Belum puas. Gelo.

Aku tidak dibiarkan beristirahat dan dia kini melepas penisnya dari vagina aku. Dia kini berbaring di samping aku dan menutup aku duduk di atas tubuhnya. Aku yang sudah bernafsu ini langsung melakukan perintah dia dan tangan aku menggenggam penis dia sekalian aku arahkan ke lubang peranakan aku. Aku langsung turun dan membuka lebar mulutku karena rasanya nikmat sekali. Aku langsung bergoyang tanpa disuruh membiarkan dia melihat seluruh keindahan tubuhku yang seharusnya dinikmati oleh Syarif.

Zainal dan temannya semakin bersorak melihat aku bergoyang seperti itu.

Z: wah. Enak non? Puas ya non? Ketagihan ya? Hehehe. Lagi diperkosa malah ketagihan sampe nafsu

Co 2: iya euy. Malah temen kita kayaknya diperkosa sama mojang geulis ini. Hehehe. Makin tak sabar atuh. Celana dalam aku dah basah ini. Waduh.. Gawat euy. Capek kudu rendam lagi. Mana sempak 2 hari belum cuci.

Aku yang mendengar percapakan mereka malah semakin bergairah dan terangsang. Aku memang sudah seperti pelacur bahkan lebih rendah. Dalam keadaan seperti ini, mending aku "go all-out " sekalian. Aku meletakan kedua tanganku di belakang kepalaku memamerkan keindahan payudaraku dan ketiak mulus yang menjadi obsesi dia juga.

Aku juga berteriak teriak dengan desahan erotis dan menggoyangkan tubuhku juga kepalaku sampai rambut aku terlihat berantakan. Aku berteriak dan mendesah seperti sudah tidak peduli kalau aku sedang dalam keadaan telanjang bulat dan sedang ditonton cuma cuma oleh 3 lelaki asing dan seorang perempuan ditambah Syarif yang seharusnya lebih dahulu menikmati tubuh aku.

Kedua tangan lelaki itu langsung menjamah kedua payudara aku dan memainkannya. Diremas, puting susu aku yang berwarna merah muda itu ditarik, diputar dan sesekali dicubit dengan lembut. Sebagai seorang perempuan, titik titik itu adalah titik rangsangan tersendiri dan goyangan tubuh aku semakin kencang karena rangsangan dari kedua payudaraku yang sedang dimainkan dengan hebat oleh lelaki ini.

Aku sudah tidak merasa keberatan saat dia memegang kedua payudara aku karna aku yakin kalaupun aku dan Syarif tidak mengalami ini, dia belum tentu berani menjilat lubang peranakan aku dan memainkan kedua payudara aku dengan mulutnya dengan 1001 alasan apalagi memberikan anal sex.

Aku terus bergerak dan bergoyang dengan sangat cepat seperti sebuah rakit kecil yang terombang ambing di tengah lautan luas dan sedang diterpa badai. Rasanya sungguh nikmat sekali dan aku semakin tak tahan lagi. "Ah.. Enak kang. Enak atuh. Aku... hah... ahhhh enak pisan euy. Ohhh....ohhh... ahhh... ahhh.. keluar!!!" Aku berteriak tanpa rasa malu dan terlihat seperti senang diperkosa oleh lelaki itu.

Aku menjatuhkan tubuhku yang putih bersih itu di atas tubuh lelaki yang berkulit coklat kehitaman tersebut. Aku kembali orgasme untuk kedua kalinya dan aku dengan agresif langsung memegang kepala lelaki itu dan menciumi bibirnya sebagai ucapan terima kasih dariku dan dedikasi dia yang luar biasa untuk membuat aku terbang ke langit selama dua kali.
8 reply.....
 
Dia juga membalas ciuman aku dan kami berciuman dengan penuh nafsu. Penis dia masih berada di dalam lubang peranakan aku tapi dia tidak lagi memompa penisnya. Tubuh Kami berdua bergulingan dan dia kini berada di atas tubuhku lagi. Saat ini, dia mulai kembali memompa penisnya dengan sangat cepat. Aku yang masih teler itu langsung kembali berteriak karena rasa geli di vagina aku. Gerakannya sangat cepat sekali dan dia kini kembali menyusu di kedua payudara aku. Aku semakin bergairah dan kembali terangsang. Aku menutup erat kedua mataku dan hanya bisa membuka lebar mulutku tanpa bersuara. Di saat ini juga dia meludahi mulutku yang terbuka itu dan dengan senang hati aku menelan ludah dia disaksikan semua yang sedang menonton kami berdua termasuk Syarif.
Dia juga kembali menyusu dan memainkan kedua payudara aku dengan hebat seperti dia tahu apa yang aku rasakan ketika kedua payudara aku disentuh dan dijilat dan bagaimana cara melakukannya dengan benar. Aku merasa sangat senang sekali dan aku baru tahu ternyata kedua payudara aku bisa memberikan rasa nikmat bila disentuh lelaki. Pikiran aku sudah kacau dan dia sendiri mulai berteriak menyebut nama aku. "Non Laras... ohhh... akang cinta kamu non. Ohhh... Enak non.. akang buat kamu hamil non. Ohhh non... enak non... ohhh!" Teriak dia dan aku sendiri juga kembali menyemburkan cairan cinta itu.

Zainal dan temannya melihat kejadian itu dan langsung mendekati kami berdua. Lelaki itu menyemburkan semua cairan sperma dia di dalam lubang peranakan aku dan kedua kaki aku diangkat tinggi tinggi agar memastikan aku hamil dari hasil hubungan seks kami berdua di hadapan Syarif yang semakin pasrah dan lelah karena dia sudah menangis dari tadi. Aku pasrah dan berteriak lega ketika rahim aku dialiri semua sperma lelaki ini. Aku tampaknya akan hamil karena aku tahu aku sedang dalam masa subur.

Syarif semakin terpukul melihat aku yang sedang dibuahi oleh kedua lelaki lain dan dia harus merelakan aku mengandung anak anak dari mereka. Aku yakin dia sudah tidak sudi menerima aku lagi dan kalau sudah begini, peduli apa? Sudah terlanjur basah. Setelah sekitar satu menit, kedua kaki aku diturunkan dan aku kembali beristirahat sesaat. Lelaki ketiga yang akan mendapatkan jatahnya sedang menyalakan rokok dan santai sesaat sebelum mendapatkan giliran dia untuk membuat aku hamil. Selang 10 menit, aku kemudian diberikan air minum sebotol dan aku kembali disuruh melayani lelaki yang terakhir. Di saat dalam waktu jeda itu, si wanita mengocok penis Syarif.

Aku disuruh mendekati dia dan berlutut di hadapan penis kekasihku yang malang ini. Penis itu akhirnya menyemburkan sperma ke dalam mulut aku dalam waktu beberapa menit saja dan semua mentertawakan Syarif yang "loyo" itu. Aku dipaksa menelan sperma itu.

"Laras. Tuh sperma perjaka ting ting. Hadiah buat kamu. Enak kan? Asli dan murni. Hehehe. Ya dia gak dapat perawan kamu. Kamu telan sperma perjaka sana. Hahaha." Kata wanita itu sambil tertawa.

Aku terpaksa menelan sperma itu. Rasanya amis. Apa boleh buat, suasana sudah seperti ini. Situasi tak bisa aku kendalikan san tak ada harapan. Keperawanan aku telah tiada dan aku mungkin sedang akan mengandung anak anak dari mereka berdua. Entah sperma siapa yang nanti akan membuahi rahim aku? Aku melihat penis kekasihku yang malang itu dan memang aku juga tidak yakin dia bisa memberikan aku kenikmatan seperti kedua orang tadi.

"Ah memang di ganteng saja anak pak kyai haji ini. Itu masih pakai tangan, dah keluar. Gimana bisa membuat Laras puas seperti tadi? Gak bakal bisa. Burungnya aja kembali mengecil tuh. Hehehe. Tuh Laras. Kemaluan Syarif tuh. Kecil. Liat tuh. Sama jempol saya saja kalau panjang. Malu atuh? Yang perkosa Laras saja burung nya panjang semua. Nah kamu? Lebih pendek dari jempol saya. Hahaha. Ya sudah atuh." Kata wanita cantik yang jahat itu

Syarif, ya sementara itu dia hanya duduk melihat aku yang sudah akan digilir lagi. Mungkin dia saat ini, mungkin saja, berharap dia juga mendapatkan jatah untuk menikmati aku meski sudah tinggal "ampasnya" saja. Ya mau bagaimana lagi. Itu dengan catatan kalau dia diizinkan untuk menyentuh aku. Perempuan itu kini menyuruh aku kembali ke "ranjang pengantin" tadi dan berbaring terlentang. Lelaki yang terakhir ini langsung melepas semua pakaiannya dalam waktu beberapa detik saja.

Kedua mataku terbuka lebar saat melihat penis besar lelaki itu dan menurut aku paling besar dari mereka semua bahkan bisa tiga kali lipat lebih besar dari Syarif yang memang paling kecil dan lemah. Dia merasa seneng karena giliran dia akan tiba. Aku yang sudah tidak perduli ini langsung menyambut dia dengan membuka lebar kedua kaki aku. Seperti apa rasanya nanti kalau penis itu masuk ke dalam liang peranakan milikku. Sakit sih pasti tapi soal enak dan kekuatan, pasti dia paling unggul.

Dia langsung naik ke atas tubuhku. Entah berutung atau tidak, aku merasa puas diberikan kenikmatan dari mereka bertiga. Ketika dia menaiki tubuhku, aku langsung memberikan sambutan hangat dengan memeluk leher dia dengan kedua tanganku. Aku menarik dia dan aku langsung memberikan ciuman mesra kepadanya sebagai "down payment". Aku sudah tidak peduli lagi kalau wajahnya jauh dari kata tampan bahkan menurutku, dia paling buruk di antara mereka bertiga.

Kami berdua berciuman dengan penuh kemesraan dan nafsu. Aku sudah tidak memperdulikan rasa malu dan memikirkan Syarif lagi. Wanita itu tampak mencoba memprovokasi kekasihku dengan meledek dia seolah dia tidak layak bagiku dan aku hanya pantas melayani ketiga lelaki ini. Aku sesekali melihat Syarif dan tampaknya nafas dia begitu menggebu gebu saat aku sedang dinikmati lelaki lain. Dugaan aku tidak salah, dia mulai kembali terangsang karena penis kecilnya mulai membesar lagi. Ciuman kami berakhir dan dia langsung melumat kedua payudaraku. Tangannya tak berhenti meremas payudara kananku dan payudara kiriku disedot habis dengan kuat sampai puting susu aku terasa perih.

Tangan dia paling kasar dalam urusan menyentuh dan meremas payudaraku tapi sedikit banyak, aku mulai menikmati kekerasan ini dan hal itu berlaku dalam urusan menyusu juga. Puting susu aku yang berwarna merah muda itu semakin merah karena sedotan dari mulut dia yang memang dari tadi sudah dia tahan. Setelah dia puas dengan kedua payudara aku, dia langsung turun ke bawah dan aku dengan senang hati membuka lebar kedua kaki aku serta menekuk kedua lutut aku mempersembahkan vagina aku untuk dia nikmati. Dia langsung menjilat seluruh permukaan organ intim aku dengan ganas seperti seekor binatang yang sedang kehausan.

"Arrghh.. Enak kang. Pelan pelan atuh. Geli euy. Enak ah kang geli akang!!! Ohhh ahhh!!" Teriak aku yang mencoba untuk menghentikan atau memperlambat kecepatan jilatan lidah dia yang begitu buas.

Dia tampak tidak peduli lagi dengan permintaan aku. Dia tak merasa jorok meski bagian intim aku sudah dikotori sperma kedua temannya. Nafsu dia begitu besar dan aku mulai kewalahan menahan serangan dia. Aku kembali lagi terangsang dan bagian intim aku sudah basah siap untuk dinikmati oleh penis itu. Lelaki yang satu ini malah berhenti menjilat kemaluan aku dan dia tampak tertawa sembari menjilat bibirnya. Aku sudah menahan kedua kakiku dengan kedua tanganku sehingga lubang pantat aku juga terlihat jelas olehnya. Dia langsung menjilat pantat aku dengan buas dan sangat cepat. Mungkin dia terobsesi dengan lubang pantat aku.

Aku berteriak geli dan malu tapi enak. "Akang.. jangan di situ atuh. Geli euy. Hah.. ahhhhhh akang... malu atuh.. pantat aku dijilat ama akang... ahhh ahhh ohhh.. ahhh.. ohhh akang... ampun akang.. ahhh..." Aku berteriak sembari mendesah manja seperti sedang menggoda dia dan dia tampak sangat senang sekali sehingga dia kembali menjilat lubang pantat aku serta semua permukaan bagian intim aku sekaligus.

Aku langsung melotot dan berteriak kaget karena 2 lubang aku dijilat bersamaan dan dengan tempo sangat cepat oleh dia. Aku juga semakin bersemangat menahan kedua kakiku dengan tanganku agar dia mendapat akses penuh ke bagian intimku. Meski demikian, aku bisa mendengarkan wanita itu berkata sesuatu ke Syarif.

"Kamu mana berani melakukan hal semacam itu hah? Sekalipun dia masih perawan, kamu juga gak mau. Kamu merasa jijik kan? Hehehe. Tuh kamu lihat mereka, begitu bergairah dan penuh dedikasi memberikan kepuasan kepada Laras. Hehehe. Dasar lelaki pengecut. Mending jadi banci saja kamu. Burung kamu saja kecil seperti itu. Gak pantas utk menikah." Enak wanita itu dan aku masih sempat menatap wajah Syarif yang sudah tak ada bentuk ekspresi lagi karena shock therapy dari mereka semua.
8 reply....
 
Kini aku kembali fokus dengan permainan lidah dia di seluruh selangkangan aku dan tak lama kemudian, dia berhenti san tersenyum puas ke arahku. Tak lama kemudian, dia langsung memasukan penis raksasa itu ke organ intimku. Kedua mataku serta mulutku terbuka lebar karena aku masih kesakitan dan ukuran penis dia betul betul membuat vagina aku 100% hancur setelah kedua teman lelaki ini menghajar organ intim aku dengan ganas.

Aku berteriak keras karena sakit tapi itu hanya sesaat saja. Dia dengan pelan mencoba untuk mengatur tempo gerakannya dan aku memeluk leher dia dengan kedua tangan aku serta menarik kepala dia agar aku bisa mencium bibir dia. Aku sengaja melakukan itu karena nikmat penis lelaki ini sungguh luar biasa dan ciuman itu hanya sekedar obat bius aku. Aku kembali tak berdaya menahan gempuran penis besar dia dan lelaki itu kini kembali menyusu di kedua payudara aku dengan penuh nafsu dan gairah.

Gigi kotor dia mengigit puting susu aku yang berwarna merah muda itu dan ujung lidah dia sesekali dimainkan di puting susu aku. Geli sekali dan aku hanya bisa diam menikmati permainan gila dia. Meski agak kasar, tapi aku menikmatinya. Sekarang dja mempercepat tempo gerakannya sampai aku kembali berteriak mendesah. Aku tahu aku akan meraih orgasme aku lagi namun entah kenapa, dia berhenti dan dia menggendong aku. Kelamin kami berdua bersatu dan aku menjepit pinggang dia dengan kedua kaki aku sementara itu kedua tangan aku memeluk leher dia.

Dia sementara itu menggendong aku dengan menahan pantat aku. Dia sengaja membawa aku ke hadapan Syarif memamerkan kelamin kami berdua yang sedang bersatu. Kedua mata kekasihku melotot seakan dia tak percaya dan lelaki itu kini malah lembut memompa penisnya di liang peranakan milikku. Tubuh lelaki ini memang lebih besar dan tinggi sehingga bukan hal susah bagi dia menggendong perempuan bertubuh ramping seperti aku. Aku sangat suka posisi ini dan aku sudah tak malu serta peduli lagi dengan Syarif yang sudah kering air matanya karena menangis.

Kepala aku menengadah ke atas dan tangan kanan aku lepas dari leher lelaki ini tapi aku tidak takut karena tangan besar dia mampu menahan punggung aku agar tidak jatuh. Terlihat jelas rambut panjang aku yang indah itu tergerai di hadapan mereka semua dan aku menutup kedua mataku menikmati posisi unik ini. Penis itu begitu besar sehingga tidak sulit bagi lelaki itu untuk terus memompa penisnya di dalam vagina aku. Tak hanya itu, tubuhku juga miring ke belakang seolah mau jatuh tapi karena tangan lelaki itu, aku bisa bertahan dan tetap mendesah menikmati batang besar itu.

Wanita itu kembali mengejek Syarif sembari berkata, "kamu jawab pertanyaan saya. Menurut kamu, apakah kamu mampu bercinta dengan posisi itu? Apa penis kamu cukup panjang untuk masuk ke memek Laras? Lihat kontol dia dan lihat punya kamu. Beda jauh. Mana dia tahan lama pula dan kamu? Baru dikocok sesaat saja dah keluar. Apa kamu tidak malu Di hadapan Laras?" Ejek nya.

Syarif hanya bisa diam dan menggelengkan kepalanya. Aku juga tahu kalau penis dia tidak akan bisa memberikan aku kepuasan dan Syarif semakin minder serta malu dengan kenyataan pahit ini kalau dia kalah dan dia memang seharusnya menyerahkan aku ke ketiga lelaki ini untuk dinikmati bersama. Wanita itu kini memasang rantai anjing di leher Syarif. Aku mulai cemas tapi sementara waktu, aku fokus dulu dengan yang satu ini. Aku ternyata sangat suka dan menikmati posisi bercinta yang satu ini apalagi tangan lelaki ini bisa menahan tubuh aku. Enak sekali rasanya dan aku kini melepaskan kedua tangan aku membiarkan dia bekerja.

Gerakan penis dia semakin cepat dan aku kembali meraih orgasme ku lagi yang entah sudah berapa kali. Cairan itu menyembur deras dari kemaluan aku. Aku kini meluruskan tubuhku dan wajahku berhadapan langsung dengan lelaki ini. Kedua tangan aku membelai dengan lembut wajah dia dan aku langsung menciumi bibir dia dengan semangat. Hal ini membuat wanita yang begitu dendam dengan ayah Syarif, kembali mengejek kekasihku lagi.

"Kamu lihat kan? Tunangan kamu tuh sudah mencintai mereka bertiga dan dia sendiri dengan inisiatif mencium bibir lelaki asing yang namanya saja dia tak tahu. Kamu sendiri kayaknya belum pernah ciuman sama Laras kan? Sudah keperakan dia diambil oleh mereka bertiga, ciuman pertama dia juga sudah diambil mereka, apalagi yang bisa kamu dapat dari dia? Oh paling anak anak mereka saja kamu rawat ya. Hahahaha. Hitung hitung pak kyai haji bisa dapat cucu langsung. Hasil pemerkosaan. Kamu tampaknya suka melihat pemandangan ini kan? Jujur. Kamu sangat terangsang kan?" Tanya wanita itu sambil mengelus wajah Syarif.

Syarif tertunduk malu dan dia mengangguk tanda setuju alias "Iya. Saya sangat menikmatinya." Dan wanita itu tertawa. Syarif kini disobek pakaiannya sampai dia juga telanjang bulat. Mulutnya yang ditutup lakban itu akhirnya dibuka dan dia akhirnya bisa bernafas lega. Syarif masih diam tak bisa apa apa. Aku kini masih berciuman dengan lelaki itu dan kedua tangan aku melingkar di leher dia. Aku kembali digendong ke "ranjang pengantin" itu dan penis dia akhirnya dicabut dari vagina aku.

Aku kini disuruh menungging dan dia memasukan penisnya lagi ke vagina aku. Doggy style. Aku mendesah keras menahan nikmat tiada tara ini. Posisi ini sangat menyenangkan bagiku. Lelaki itu menarik kasar rambutku dan aku disuruh melolong seperti seekor anjing dan aku lakukan itu dengan senang hati. Aku merasa aku lebih honda daripada binatang. Aku kembali mendesah dan berteriak. Lelaki itu kini menarik kedua tangan aku dan dia semakin mempercepat gerakannya. Aku lagi lagi meraih orgasme dan lelaki itu tidak berhenti tapi dia juga berteriak menyebut nama aku.

Zainal dan kedua temannya langsung mendekati lelaki ini. Sperma itu akhirnya menyembur deras di dalam liang peranakan milikku dan sperma nya yang satu ini sungguh membuat hangat rahimku. Aku seolah begitu bahagia akan mengandung anak anak dari mereka bertiga. Penis itu dicabut dan aku dibaringkan dalam keadaan terlentang. Zainal dan lelaki yang 1 nya lagi mengangkat tinggi kedua kaki aku agar semua sperma itu dipastikan memasuki rahim aku agar aku hamil. Aku berteriak puas. "Enak kang!!! Enak!!! Ahhh. Hangat pisan euy. Aduuuuuh!!!!" Teriak Aku sambil menutup mataku.

Setelah itu, kedua kaki aku diturunkan dan aku dibaringkan begitu saja. Syarif sudah tiga kali melihat aku dibuahi oleh mereka semua dan Syarif kini semakin linglung seperti orang mabuk. Wanita itu memanggil zainal dan temannya yang satu lagi. Mereka mendekat dan diberikan pesan khusus oleh wanita ini. Mereka berdua paham dan mereka mengambil senjata tajam diletakan di leher Syarif. Ikatan Syarif dilepas dan leher dia sudah diikat rantai anjing. Wanita itu memegang rantai itu dan Syarif tampak sudah dicuci otaknya.

Syarif dipaksa berjalan merangkak seperti seekor anjing dan disuruh naik mendekatiku tapi dia berada di bawah pengawasan wanita itu dan Zainal. Syarif dipaksa membersihkan semua sperma lelaki itu dan mengikat bagian intim aku yang bentuknya sudah hancur lebur. Aku agak setengah hati ketika Syarif mau mendekat kemaluan aku tapi apa boleh buat. Terpaksa aku cemberut dan membuka lebar kedua kaki aku dan mengangkatnya tinggi tinggi.

Aku sebetulnya merasa sangat iba dan sedih serta malu juga merasa senang diberikan kepuasan seperti ini. Kekasihku ini sekarang memasang muka agak jijik saat dia melihat semua sisa sisa sperma mereka tapi dia mau tidak mau menjilat semua sperma yang tersisa itu dan tentu saja lubang pantat aku serta kemaluan aku.
Aku mendesah menahan nikmat lidah lelaki perjaka ini. Dia tampak tidak bisa menjalankan tugas nya dengan baik sehingga wanita itu terlihat kecewa.

Wanita itu menampar penis Syarif agar dia bisa menghayati tugasnya sebagai seekor anjing. Syarif akhirnya terpaksa menurut dan aku kembali mendesah keenakan meski harus menahan malu karena dia adalah lelaki yang seharusnya menjadi suami aku nanti tapi dia kini menjadi anjing yang sedang menjilat kemaluan aku yang tunangannya yang sudah diperawani tiga lelaki asing bahkan dia harus membersihkan sperma ketiga lelaki itu dan menghisap vagina Aku dengan kuat berharap semua sperma mereka bertiga berhasil dia sedot dan bisa gagal membuahi rahim aku meski itu tampaknya percuma.

Ibaratnya, dia yang berhak penuh atas seluruh tubuhku, hanya mendapatkan sisanya saja alias ampas nya. Kedua tangan dia juga tidak diizinkan menyentuh tubuhku. "Tubuh Laras bukan punya kamu lagi. Paham? Ini punya mereka bertiga. Mereka bertiga sudah sah menjadi suami laras dan dia akan melayani ketiga lelaki ini. Paham? Eh bisa saja sih nanti. Hehehe. Tapi tunggu perintah saya" kata wanita itu dan dia langsung menarik leher Syarif dengan kasar. Syarif dipaksa merangkak lagi ke tempat duduk dia tadi. Dia tampak sudah dijadikan anjing penurut dan sudah rela membiarkan aku dinodai.

Tampak mereka sudah puas dan Mereka tidak mau membuang waktu dan mereka kembali membius kami berdua dan meninggalkan kami berdua dalam keadaan telanjang.



Tamat
9 reply......
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd