Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IYA ITU KAMPUNGKU.By.kontolegois

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Asli yeuh suhu @Kontolegois......
tolong suhu jangan ada kentang di antara kita......
 
Waw mantap... Lanjut lagi suhu... Ada apa dengan ibu nya rey?
 
Lanjutan....

#Mungkin ada rahasia

Pov. Comot

Setelah cukup lama sepeda gw kayuh dengan cepat, akhirnya gw tiba di rumah menjelang petang, dengan terburu buru, gw pun langsung masuk rumah setelah menaruh sepeda gw di depan.

Dengan terlebih dahulu mengucapkan salam, gw pun langsung menuju kedapur untuk minum, di dapur gw jumpai ibu yang sedang memandikan bastian.

"asallamuallaikum bu" gw pun mencium tangannya.

"waallaikum sallam, ko kamu mainnya lama amat rey?" ibu pun bertanya ke gw.

" iya bu maaf" gw pun merasa bersalah karena emang terlalu lama di rumahnya Anton.

"Iya gpp, besok besok kalau main jangan terlalu lama ya nak" sambil menghanduki adik gw.

"Bu teteh mana?" gw pun bertanya lagi.

"masih di sungai rey" sambil menggendong bastian ke depan.

Dari pada ke buru magrib, mendingan gw susul aja teh Helen di sungai, sekalian mandi wajib, lengket banget badan gw sehabis tempur nikmat tadi.

Dengan membawa perlengkapan mandi dan 2 buah ember, gw pun langsung pergi ke sungai, dengan berpamitan ke ibu terlebih dulu.

Di perjalanan ke sungai, gw jadi kepikiran masalah yang tadi di jalan, betapa tidak, bahwasannya tadi pas gw masuk rumah, gw melihat puntung rokok kretek di asbak, yang berada di atas meja ruang tamu.

Kalau itu bekas rokok ayah, bukannya ayah perginya udah dari kemarin ke kota, yang bikin gw tambah aneh, pas gw cium tangan ibu tadi, gw mencium bau asap rokok, pada tubuh ibu gw.

Jangan jangan, akh dari pada suudzon, mending gw tanya sama si cantik aja deh hehe. Gw pun mempercepat langkah gw, agar bisa sampai lebih cepat ke sungai nya.

Sesampainya di sungai, teh Helen dan teh meli tetangga gw, sedang asik mandi di rakit dengan khusunya, gw pun menghampiri mereka karena gw juga menginginkan yang sama.

"Teh, punten ngiringan nya"( teh maaf ikutan ya), gw pun permisi ke mereka.

"Sok mangga jang" (silahkan jang) teh meli mempersilahkan gw.

Tak ada ucapan yang keluar dari bibir teh Helen, dia seperti menganggap gw gak ada.

"Teh" gw pun mencoba menyapa teh Helen.

Tak ada jawaban hanya tatapan penuh emosi di matanya, gw pun jadi bingung tentang teteh gw ini, sepertinya mut nya lagi gak ok. Dengan rada kikuk, gw pun ikut mandi di sebelah nya.

Dengan terlebih dahulu menelanjangi diri gw, dan langsung mandi dengan cepat. Terlihat sorot mata dari keduanya sangat berlawanan, di satu sisi teh meli takjub melihat titit gw yang besar.

Dan disisi lain, teh Helen matanya mengisyaratkan ke tidak senangan terhadap teh meli yang matanya terang terangan tertuju ke titit gw.

"Buruan mandinya" hanya itu kata kata yang berhasil keluar dari mulut teteh gw.

"iya teh, kalau gak bersih gimana?" gw pun sengaja melama lamain acara mandi gw.

Gw menangkap kecemburuan di muka teh Helen, terbukti tidak berlangsung lama, dia membantu menyabunin tubuh gw, tujuannya biar cepet selesai.

"cie cie...meuni mesra euy" teh meli mengejek kami berdua.

"biar lebih cepat, teteh bantuin juga dong" gw sengaja memancing reaksi teh Helen.

" Emang boleh rey, tapi takut ada yang marah akh" teh meli semakin memprofokasi.

" awwww...saakiiit teehh" gw pun menjerit sedikit keras, karena titit gw di remas cukup keras.

"makanya jangan genit jadi cowok" teh Helen bicara sedikit berbisik di telinga gw.

"Kunaon jang meuni ngajerit kitu?" (kenapa jang ko sampai teriak begitu?). Teh meli sedikit curiga.

"gpp teh, cuma mata aku kena sabun" gw pun sedikit berbohong.

"kirain ada apa" teh meli pun melanjutkan acara mandinya.

Ada senyuman di sudut bibir indah teteh gw, membuat hati gw menjadi senang, karena gw bisa bikin di tersenyum, walau dengan cara beginian.

Setelah acara mandinya selesai, kami sama sama beranjak pulang, karena hari sudah mulai gelap.

*

*

*

Malam pun tiba, tepatnya setelah isya, seperti biasanya, gw sedang belajar di kamar gw, dan teh Helen mungkin juga sama sedang belajar di kamarnya, bersama friska adik gw.

Tak ada suara bastian di luar kamar, menandakan adik dan ibu gw sudah masuk dan mungkin sudah tertidur di kamar nya, dengan di terangi temaramnya lampu minyak. Gw mencoba fokus ke pelajaran besok, walau ada sejuta pertanyaan di kepala gw.

Di rasa belajar gw sudah cukup, gw pun menyudahi nya, lantas merapihkan buku pelajaran untuk besok, dan di masukan ke dalam tas sekolah.

Jam sudah menujukan jam 22:00 wib, tapi mata ini belum kunjung jua mengantuk, walau gw sudah coba tiduran di kasur, tapi itu tidak banyak membantu gw, untuk segera tidur.

"ROKOK....BAU TUBUH IBU....SIKAP TEH HELEN" gw pun terus memikirkan tiga hal itu, tapi terasa otak gw mentok dan makin tambah pusing.

Dari pada pusing mendingan gw samperin teh Helen aja, siapa tau belum tidur, dan bisa menjawab segala teka teki ini, gw pun keluar menuju kamarnya teh Helen, dengan hanya memakai setelan tidur gw, yaitu kolor dan kaos belel andalan gw.

Gw pun membuka pintu kamarnya, yang memang tidak pernah di kunci, setelah pintu terbuka, gw lihat teteh gw tidur terlentang di samping Friska adik gw.

Tumben sekali teh Helen tidurnya memakai celana trening panjang, dan kaos lengan pendek "apa dia takut gw perkosa ya hehe".

Terlihat gundukan memeknya yang semakin mengengbung, sepertinya dia memakai pembalut, karena belum selesai masa haid nya.

Gw pun mendekati nya, dan mencium gundukan tersebut, rasanya sungguh aneh, kaya agak bau amis gitu. Ciuman gw merambat ke atas, tepatnya di bagian payudaranya yang kelihatan bergerak mengikuti nafasnya.

Gw pun menciumin dan menjilati payudara tersebut, walau masih terhalang kaos yang di pakai nya, sepertinya dia tidak memakai bra, karena punting mungilnya, terlihat menonjol di balik kaos, yang mulai basah karena ludah gw.

Nafasnya menjadi tidak beraturan, karena punting nya sesekali gw gigit menggunakan bibir gw, dan terlihat giginya semakin mengancing, seperti menahan sesuatu.

Setelah puas gw pun melanjutkan aksi gw, ke bibir nya, dengan lembut gw cium bibirnya nya yang masih rapat, dan gw sapukan lidah gw di bibirnya.

Tangan gw pun mulai meremas lembut kedua payudaranya, lama lama bibirnya terbuka, dan langsung gw lumat bubirnya dengan lembut, lidah gw pun mencoba menyapukan ke giginya yang masih sedikit rapat.

Akhirnya dengan sedikit usaha yang lumayan lama, lidah gw mulai bisa menerobos masuk ke mulutnya, dan langsung mencari lidahnya.

"Aduh..sakitttt" teh Helen terbangun karena remasan di payudaranya terlalu kuat.

Dia langsung mendorong tubuh gw, mungkin dia kaget apa gimana, gw tidak mengerti. "astagfirallah alladzin, kamu de"
Setelah kesadarannya kumpul kembali, teh Helen bicara sedikit kesal.

"iya teh maaf" gw pun duduk di samping nya.

"ada apa de, malam malam ke kamar teteh" teh Helen pun lantas duduk di depan gw.

" teh bisa ke kamar ku tidak, ada yang ingin aa bicarakan penting" gw pun bicara agak pelan.

"ada apa, kan besok juga bisa de" teh Helen sedikit keberatan.

" penting pokok nya teh, mau ya please!!!" gw pun sedikit memohon ke padanya.

"hemz..ya udah ayo" dan dia langsung mendahului gw pergi ke kamar gw.

Gw pun langsung mengukutinya, setelah menutup kembali kamarnya. Setelah kami berdua ada di kamar gw. Gw pun langsung memulai pembicaraan.

"teteh tadi pulang sekolah, jam berapa nyampe rumah?"

"emang kenapa de?" dia sedikit heran.

"iya aa cuma pengen tahu aja, jam berapa teh?" gw pun bertanya kembali.

Dari wajahnya sepertinya dia menyimpan sesuatu, karena dia tidak langsung menjawabnya. Seperri ada yang di sembunyikan dari gw.

"Teh, jawab aja " gw pun mengangkat dagunya, dan menatap matanya yang mulai sembab.

" jam 10 de" dia menjawabnya sedikit ragu.

" trus, pas teteh nyampe rumah, apa ada tamu yang berkunjung ke rumah?" gw pun bertanya kembali.

"ga gak ada de" dia menjawabnya agak terbata bata.

" teh, jangan bohong, aa tau teteh gak pernah bisa bohong, jadi jawab dengan jujur, aa mohon" gw pun menatapnya penuh selidik.

"ko kamu nanya nya begitu de, emang kenapa?" dia malah balik bertanya.

" soalnya pas aa pulang tadi, di asbak aa temukan puntung rokok, dan bukan hanya itu saja, pas aa cium tangan sama ibu, tubuh ibu bau nya lain teh, seperti bau asap rokok gitu" gw pun menjelaskan ke padanya.

"Hik...hik...hik..de, ibu de..." teh Helen tiba tiba memeluk gw dan menangis.

" ibu kenapa teh?" gw pun semakin curiga terhadap ibu gw.

" kamu jangan marah ya de, kalau teteh bilang yang sebenarnya, hik hik"

"aa janji tidak akan marah, tapi kalau teteh tidak jujur aa akan marah teh" gw pun menenangkannya, agar bisa menceritakan yang sebenarnya.

"Jadi begini de" teh helen memulai ceritanya.

Pov. Helen

Hari ini aku sudah berada di sekolah, yang mana sekolah ku hari minggu tetap masuk, karena sekolah ku berbasiskan agama, jadi hari liburnya di pindah ke hari jum'at.

Sebagai perempuan, aku sering gak nyaman beraktivitas kalau sedang datang bulan, contohnya pada hari ini, walau pun aku berusaha untuk se maksimal mungkin dalam mengikuti setiap pelajaran, tapi hasilnya nihil, aku sering gak fokus dalam mendengarkan apa yang di ajar kan ustadz pengajar di kelas ku.

Apalagi pagi tadi, aku sudah bertemu sama si Angga di gerbang waktu mau masuk sekolah, menambah rasa bt dalam diriku, alhamdulilah jam petama pelajaran sudah berakhir, aku pun berharap agar pengajar berikutnya tidak hadir, karena perutku rasanya gak nyaman banget.

Puncaknya pas jam kedua berlangsung, perut ku serasa sakit sekali, sampai sampai aku menangis, dan aku di bawa ke ruang uks sama nuri dan siska. Di sana aku di suruh istirahat dan di kasih minuman k*ranti, agar lebih enakan perut ku katanya.

"Nur, kayanya mendingan aku pulang saja ya" akupun bicara ke nuri.

"oh mau pulang, ya udah biar aku antar kamu ya say" siska menimpali duluan.

"dasar emang kamu pengen bolos aja dodol" nuri mencubit lengannya siska.

"aduh sakiiit...taauu" siska sedikit manja.

" ya udah gini aja, biar nur aja yang mengantar aku, kan dia rumah nya se arah dengan ku sis" aku pun memberi solusi.

" Yah, aku sepi dong say" siska memanyunkan bibirnya.

"ya udah aku bilang ke pak ustadz dulu, sekalian ngabil tas kita berdua len" Nuri langsung pergi meninggalkan kami.

"Trus aku ngapain dong" siska nampak kecewa

"ya temenin aku dulu cantik" akupun menghibur dia.

*

*

*

Aku sekarang sudah sampai di halaman rumah ku, setelah tadi aku di antar pulang Nuri, yang nganter sampai persimpangan jalan.

Langkahku terhenti, karena aku melihat ada motor yang terparkir di depan rumah, sepertinya itu motor pak kades. Aku pun mulai berfikir ada keperluan apa pak kades di rumah ku. "mungkin ada perlu kali sama ibu" aku pun berfikir positive.

Ku lanjutkan langkah ku menuju rumah, walau perut ku masih sedikit sakit. Baru saja aku mau mengucapkan salam setelah berada di depan pintu yang sedikit terbuka.

Aku mengurungkan niatku karena aku tidak mendapati ada orang di ruang tamu, aku sedikit curiga, masa iya ada motor dan juga sepatu, tapi tidak ada orangnya.

Aku pun masuk kedalam, dan mencari keberadaan mereka, setelah di dalam, perut ku semakin mual, karena mendengar suara desahan dan melihat ceceran pakean cowok di lantai.

Hati ku semakin hancur setelah aku berusaha mendekati sumber suara yang berasal dari kamar orang tua ku, aku mendengar desahan penuh nikmat dari dalam, yang sudah di pastikan sedang bercumbu mesra.

Aku pun mencari lubang pada dinding yang terbuat dari bilik bambu, setelah ku dapatkan lubang yang lumayan besar, betapa terkejutnya aku, karena melihat ibu ku yang selalu aku hormati, dan aku sayang.

Sekarang apa yang aku lihat, ibu ku berubah 180•, menjadi sangat menjijikan, bak seorang pelacur murahan, dia sedang nungging dengan kemaluannya sedang di genjot dari belakang, sedangkan mulutnya disumpal dengan kemaluan dari depan, yang sedang keluar masuk di mulut ibu ku.

"plokkk...plokk...plokkk...emmmpp..." suara tumbukan kedua kelamin yang sedang beradu nafsu terdengar memekakan telingaku, dengan suara ibu ku yang tidak jelas karena masih mengulum kemaluan di depannya.

"Rin memek kamu enak banget....plokkk...plokkk...plokkk..bodoh baget si jamal, memek seenak ini di anggurin mulu" pria yang yang memompa dari belakang pun terus meracau.

"glokkk...glokkk...glokkk...glokkkk...glokk..iya pak, mulutnya juga yahud nih" pria yang sedang mengenjot mulut ibu ku pun berkomentar.

Terlihat tidak ada rasa keberatan dari ibu ku, yang sudah di lecehkan kedua orang tersebut, terlihat ibu ku sangat menikmati persetubuhan tersebut, terlihat mata ibu ku sampai merem melek di buatnya.

Aku pun tak sangup lagi melihat ke gilaan yang mereka perbuat, dengan hati yang sangat benci dan tubuh yang sangat lemas, aku meninggalkan tempat tersebut menuju kamar ku, dan kulihat kedua adik ku sedang tidur pulas di ranjang ku.

Dengan langkah gontai, aku pun keluar rumah, bertujuan ke rumahnya Nuri, dan akan kembali pulang selepas dzuhur.


"Begitulah yang terjadi de, hikk..hikk.." teh helen pun tambah menangis di pelukan gw.

"Bangsat, siapa laki laki itu teh?" gw pun dengan geram kembali bertanya.

"pak kades dan pak sekdes de, hik hik" diapun menjawabnya.

Gw seperti mendengar petir di siang bolong, gw sangat marah dan benci terhadap orang orang tersebut, dan gw berjanji, akan membalas semua yang mereka perbuat, termasuk ibu gw.

Bersambung....


Kira kira apa yang terjadi selanjutnya ya.





 
Terakhir diubah:
Bimabet
Balas hu perbuatan dua org bejat itu dengan menghajar istri dan anak gadisnya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd