Entah kenapa kali ini kepergian hubi membuat aku berat untuk melepaskannya, aku sangat mencintai hubi dan gio, sementara hubi pergi aku bersiap mengantarkan mba putri ke RS xxx untuk ceck up dan cuci darah.
Aku ambil hape, kupesan taksi, sementara menunggu aku juga menyiapkan baju dan susu gio, sebelum aku titipkan ke kakak perempuanku.
Taksipun datang, segera aku merapikan baju gio, memakaikan sepatu dan seperti biasa gio bontot mainan robot2 an kesayangan, semntara itu segera aku memanggil mbak putri " mbak ayuk berangkat, taksi nya dah datang tuh, buruan!!!"
Ckleekkkk... Bunyu pintu terbuka " iya la, mba dah siap" sambil make syal yang agak berantakan.
"Mbak putri cepet sembuh yach??? Biar bisa promil sama mas roni" ujarku sambil merapikan syal mba putri yang agak sedikit berantakan.
"Iya la, doain mba cepet sembuh" kata mba mala sambil tersenyum.
"Entah kenapa, aku sayang sekali ama kamu adikq mala, kita tak ada hubungan darah tapi perhatianmu seperti adik kandung buatku, makasi ya la" sambil peluk aku, tersirat tulus senyum mba putri.
Kami bertigapun naik taksi jok belakang. "Pak ke gunung anyar dl yach" pintaku ke pak supir.
"Iya bu" sahut pak supir.
"Mba putri, ke rumah mba rahma dulu ya mau nitip gio dulu" pamitku
"Iya la, gpp kok" sahut mba putri.
Sesampai di rumah mba rahma kakak perempuanku, aku segera menitipkan gio, untung kali ini gio paham sama kondisi dan keadaan, jadi ngga rewel saat aku tinggal, segera aku naik taksi kembali sambil melambai2kan tanganku ke arah mba rahma dan gio, taksi melaju, makin lama makin jauh dan mba rahma dan gio makin hilang dari pandangan.
"Pak ke RS xxx yach" pintaku lagi
"Iya bu" sahut pak supir lagi.
Didalam taksi aku dan mba putri saling diam dan tidak mengobrol sekalipun, dalam diamku aku melamun akan kejadianku saat dikamar bersama mas roni, entah kenapa disaat mba putri baik sekali kepadaku, tetapi kenapa aku yang malah jahat sama mba putri?
Pikiranku seolah memikirkan kejadian itu itu terus.
Sambil memandangi mba putri dengan penuh penyesalan, aku tanya dengan suara lirih " mba put, mala bole tanya gak??"
"Iya la, mau tanya apa say??" jawab mba putri.
"Misalkan mas roni selingkuh, mba putri bakal ngapain??" tanyaku.
"Aku paham kondisiku sekarang dek, munafik kalo mba gak marah semisal mas roni selingkuh, mba bakal maafin kok" jawab mba putri.
Aku mengernyitkan dahi seolah gak percaya sama jawaban mba putri yang spontan itu, tanpa aku sadari aku mengatakan "mba putri maaf" dengan nada lirih.
"Iya la?? Maaf kenapa?" tanya penasaran mb putri.
"Oh ngga mba, gpp kok, maaf kalo aku tnya yang gak seharusnya!" jawabku.
Dalam hati aku mengatakan maaf berulang2 ke mba putri, maafin mala mba maafin mala.
"Bu turun di lobi langsung kah??" tanya supir sembari membuyarkan kesedihanku.
"Iya pak" jawabku sambil menyiapkan uang 3 lembar warna biru.
Aku menuju lantai 3, dan mengurus keperluan mba putrk, akhir nya giliran mba putri.
Sementara mba putri di tindak, aku melanjutkan melamunkan kejadian yang kualami dengan mas roni, bercampur aduk lamunanku, aku juga melamunkan kepergian hubi yang sangat aku cintai.
"Ndel, pasti lagi mikirin mas yach?"
"Hah?? Mas roni?" aku terkejut bukan main, tiba2 mas roni datang membuyarkan lamunanku dan seketika aku juga kaget akan kedatangan mas roni yang gak aku duga.
"Sejak kapan mas???" tanyaku.
"Tampak dari jauh, kamu sendirian terus tatapan kamu kosong, ya aku samperin kamu" jawab enteng mas roni.
Sementara mba putri masih di tindak, mas roni selalu saja membuat aku tak nyaman dngan perkataan nya.
"Ndel, maafin perbuatanku tempo hari, sejujur nya saat aku pertama kali kenal kamu aku tak punya perasaan apa apa, ketika kamu SMApun, ketika ku antar jemput kamu ketika sekolah, kumasih tak punya perasaan" kata mas roni sambil mendekatkan arah duduknya dekat aku.
"Tapi setelah putri menyuruh aku ke rumahmu buat minta tolong bikin sulam, aku kaget kamu semakin menarik, kamu semakin beda, kamu buat aku ingin meluk kamu, buat aku nafsu dengan bodi kamu sekarang" lanjut mas roni.
"Gila kamu mas, kamu iparku, kamu istri mba putri, mba putri sangat sayang kamu!" jawabku sambil agak menjauh posisi dudukku.
"Ndel aku punya sesuatu yang akan bikin kamu kaget" jawab mas roni sambil mengeluaran hape nya.
Aku terima hape mas roni dengan penuh penasaran, Aku lihat beberapa foto yang membuat aku spontan kaget dan sedikit syok, aku melihat beberapa foto foto diriku yang mulai mandi, aku keluar dari kamar mandi berbalut handuk sampai kejadian mas roni peluk akupun ada di beberapa foto itu.
"Apa apaan ini mas???" tanyaku kesal sambil aku menghapus foto foto tersebut.
" sudah mas save di kartu memori ndel, masih yakin gak mau melunasi hutangmu???" tanya mas roni.