lanjutan part G
EMBUN K. P
Didepan rumah Silvi.
"Iya udah balik sono, ntar no hp lu gue minta sama Fikri " Silvi berkata lalu setengah berlari masuk ke dalam rumahnya
" Gadis aneh" gumamku saat Silvi setengah berlari menuju ke dalam rumahnya
Akhirnya kukendarai motorku menuju rumah kak Doni
Ketika aku memasuki rumah, aku telah di sambut mbak Wulan dengan tubuh telanjangnya
Padahal tidak pesan atau perintah dariku
Mungkin karena takut di melakukannya
Kulihat mbak Wulan begitu cantik hari ini,
"Mbak ikut aku " kataku padanya sambil melangkah ke ruang tamu
" Iya Mbun, " jawabnya (mengikuti dari belakang)
(kamipun duduk di ruang tamu saling berbicara )
" Besok kak Doni pulang, jadi malam ini mbak istirahat saja " kataku
" Iya mbun" jawab mbak Wulan
" Iya sudah mbak, Embun istirahat dulu" aku menyudahi pembicaraan kami
lalu aku bergegas menuju kamarku untuk beristirahat
..... skip............ .....
Keesokan pagi ketika sarapan berdua dengan mbak Wulan
" Jam berapa kak Doni pulang mbak" tanyaku
"Tidak jadi pulang mbun, nambah dua minggu lagi katanya" jawab mbak Wulan
(kulihat ada sedikit senyum di bibirnya)
"Owh gitu mbak, aku tidak di kasih tahu sama kak Doni mbak " ucapku (terus memperhatikan mbak Wulan)
" Mbak tidak tau kenapa mbun, atau mungkin belum saja " jawab mbak Wulan
" Atau mbak berniat menjebakku, "
" Tapi itu terserah selama Mbak tau risikonya kalau aku sampai terjebak " kataku cepat sebelum mbak Wulan menjawab dugaanku
kemudian aku berdiri dan menuju kamarku untuk mengambil jaket dan kembali menemuinya
" Aku keluar dulu mbak, mau ada urusan, kalau mbak bosan di rumah, mbak boleh jalan-jalan" ucapku
"Iya mbun" jawabnya
Lalu aku pun pergi, aku bertujuan bertemu dengan Badrun tangan kanan kak Doni
... .... .....
Di suatu taman
"Halo bang, apa kabar, " sapaku pada badrun
(Badrun usia 36 tahun T : 168 perawakan sedikit kurus, kulit sedikit hitam)
" Baik Embun, kamu sendiri bagaimana, " jawabnya
" Baik juga bang," jawabku
" Ada info dari boss Doni, katanya boss belum bisa pulang dan akan menambah dua minggu lagi " ucapnya
" Embun di minta untuk mengkoordinir langsung kelompok karena Boss Doni sudah memutuskan Embun sebagai pewaris "lanjutnya
" Terlalu cepat aku jadi pewaris bang, lagi pula apa Embun pantas,, ? kalau boleh tau kak Doni pergi kemana...??? “ tanyaku
"Tidak tau Embun " ucapnya singkat
(mencurigakan bagiku, lalu aku teringat mbak Wulan di beri tahu kalau kak Doni tidak jadi pulang, sedangkan aku tidak di beri tahu, dan kenapa aku justru diberitahu melalui bang Badrun, dan sungguh aneh bang Badrun sebagai tangan kanan, tidak tau kak Doni berada di mana,lagi pula bang badrun terlalu singkat dalam menjawab yang seharusnya tidak sesingkat itu )
" Saya tidak tertarik jadi pewaris bang, tapi selama aku bisa membantu aku akan membantu kelompok, karena keadaan sepertinya abang saja yang jadi pimpinan " kataku cepat agar bang badrun tidak tahu aku merasa curiga
" Tidak bisa begitu Embun, Kelompok ini pak Timur ayah boss Doni yang mendirikan, jadi tidak bisa sembarang orang yang memimpin " katanya
" Baiklah kalau begitu, untuk saat ini abang yang memimpin, aku harus menyelesaikan pendidikanku dulu, setelah itu baru kita bicarakan lagi, bagaimana bang" tanyaku
"Baiklah aku bersedia, tapi cobalah untuk mengikuti perkembangan kelompok, " katanya
" Tidak masalah bagiku, tapi aku belum siap untuk terlalu dalam dalam kegiatan kelompok," jawabku
"Coba abang sebutkan bagaimana situasi kelompok kita bang 'lanjutku
"Kelompok kita tidak terlalu banyak anggotanya, tapi bisa di pastikan di takuti karena berisi anggota pertarung hebat dan benar-benar menguasai bidangnya masing-masing, untuk kelompok-kelompok lain tidak ada yang berani mengganggu kelompok kita, akan tetapi selalu waspada terhadap kemungkinan terkecil sekalipun termasuk juga dengan pengkhianat," katanya
"Ya Pengkhianat itu lah yang aku benci bang apalagi dari dalam susah untuk di ketahui , bang bisa minta bantu, " lanjutku
" Apa Embun.... ???" jawabnya
" tolong abangyselidiki, dua orang ini bang " sambil menyerahkan dua lempar foto
" Siapa mereka " tanyanya
" Temanku bang, cukup selidiki saja jangan di apa-apain " jawabku
" Tak perlu sekarang nanti saja, dan apapun yang mereka lakukan abang cukup mengawasi saja" lanjutku
"Baik lah kalau itu mau Embun, "jawabnya
" Aku mau pulang dulu bang, terima kasih sudah mau repot membantuku " pamitku
" Iya Embun, hati-hati di jalan, dan pesan boss Doni yang terakhir adalah percepat rencanamu" katanya
(Aku tertegun sesaat dan tak menyangka )
"Akan aku usahakan," jawabku ragu
Akhirnya kamipun berpisah
............ . ........ ... . . .
Saat ini aku tengah menuju rumah Silvi, Tadi Silvi menghubungi dan
Silvi memintaku main kerumahnya, Aku heran dan tak sebenarnya apa maunya gadis itu
Sesampainya di rumah Silvi, aku di sambut dengan pemandangan yang membuat birahikku naik
Bagaimana tidak ketika aku mengetuk pintu
Tante Deswita yang membukakan pintu menggunakan busana yang minim dan seksi, payudaranya membubul seperti ingin keluar
seketika aku ereksi di buatnya
Bukannya masuk kedalam dan memanggil putrinya, tante Deswita malah mengajak ku ngobrol dan minta janji bertemu di suatu tempat
Aku hanya mengiyakan saja dengan cepat
takut aku hilang akal sehat dan kuterkam nantinya
Karena sudah tidak tahan, aku lari tanpa pamit dan menuju motorku untuk kemudian kembali kerumah kak Doni dengan kecepatan penuh tanpa perduli dengan apapun lagi
Sesampainya aku di rumah kak Doni kucari mbak Wulan
ketemukan ia sedang berada dikamarnya
Pada saat itu mbak Wulan menggunakan daster tanpa lengan
Kudekati dan kutarik tubuhnya dengan paksa, Kulihat mbak Wulan sedikit terkejut, lalu kuarahkan tubuhnya mengadap kediding kamar,
Kuturunkan celanaku, Kutarik sedikit kebelakang pinggulnya dan kusingkapkan celana dalamnya dengan satu hentakan keras kuhujam vaginanya dengan keras,
"aa aaaaarrgghh,,, sakit embun " teriaknya
(Takku perdulikan teriakan sakitnya, ku pacu pinggulku dengan kontol menancap vaginanya dengan keras)
" arrgh.. arrgh. auh.. auh.. auh sakit embun " ucapnya lagi
" plaaak..... plak.. plaaaakkk,.... "ku tampar bokongnya dengan keras hingga terlihat kemerahan
" ah.. ah. ah. ah. ah,,, auh.. auh.. auh..., " desahnya setelah vaginanya mengeluarkan pelumas
" aaaah... ahh.. ah.. ahh" mbak Wulan mendesah
ketika mbak Wulan memiliki tanda akan orgasme, ku arahkan kedua tanganku ke payudaranya
Kuhentikan goyangan pinggulku, lalu ketekan dengan keras putingnya
"ah sakit embun "teriaknya dan membuatnya gagal untuk orgasme
Mbak Wulan membalikkan badannya dengan pandangan penuh kecewa melihatku
Tiba - tiba kulihat mbak Wulan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya
" Kenapa Embun, kenapa selalu kamu membuatku kecewa untuk orgasme, aku tersiksa Embun" keluhnya
"Plaaaakkk....(kutampar pipinya) berlutut lonte...!!!!!! " bentakku
Dengan sesungukan mbak Wulan berlutut
" puaskan kontolku dengan mulutmu mbak, maka mbak akan mendapatkan orgasmenya mbak" perintahku
Kulihat mbak Wulan perlahan memegang kontolku dengan tangan kanan nya
kemudian mengarahkan kemulutnya,
Dijilati seluruh batang kontolku, lalu mbak Wulan memasukkannya ke dalam mulutnya
mbak Wulan memaju mundurkan kepalanya dengan mulut terisi penuh kontolku
Kulihat sesekali mbak Wulan berhenti sepertinya mbak Wulan merasa sudah pegal mulutnya
kupegang kepalanya lalu ku pacu pinggulku dengan cepat tak kuperdulikan keadaannya
"hemph. ... hegh ..... hegh. .. "suara mulutnya ketika kontolku menekan tenggorokannya
"aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhgggghhhh..... crot.... crot..... crot .... tante Deswita tunggu giliran mu" racauku mencapai klimaks
"bersihkan kontolku dengan mulut mu mbak" perintahku
(mbak Wulan mengikutinya)
Setelah kontolku bersih, kumainkan payudaranya dengan tangan kiriku
sedangkan tangan kananku memainkan vaginanya
"eeemmmhhhh..... eeemmmhhhh... ah.. ah' desahnya
"Mau orgasme mbak" tanyaku
"emmpphh.. ah.. ah.. Iya mbun mbak mohon " melasnya
" Mbak temuin pembantu, katakan jangan masuk ke rumah utama dulu sebelum ada perintah lagi dari mbak" ucapku
"Iya Embun, " jawabnya
kemudian mbak Wulan bergegas melaksanakan apa yang aku perintahkan
........ ...... ....