Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG HITAM DALAM GELAP

Status
Please reply by conversation.
Um kalau dikasih bumbu anal,piss,scat mungkin lebih sedap Um. ;):semangat::cif:
 
Klau dri ane sbagai reader bukan TS, terlalu bnyak clue atau tebakan2 dari cerita yg blum jelas kira2mau kmna mengarahnya, saking bnyaknya jadi bingung.
Saran ane sih selsein satu2 dlu di dlem 1 part cerita, walaupun pasti bakal nongol di part2 berikutnya.
Tetep semangat hu...
Lancrotkan...
:panlok1:
 
thanks suportnya
saya kasih jawaban untuk semua pertanyaan

embun mempunyai sifat plin plan tapi egois

untuk perencanaan jawabannya adalah apa nma forum ini
 
Masih setia menunggu suhuuuu.....lancrotkannnnnnn huuuuu!!!!!
 
Part G


POV Silvi Putri Deswita


~~~
Awalnya aku tidak mengenal dirinya apalagi istimewa bagiku,
Akan tetapi semenjak secara tidak sengaja aku melihatnya duduk menyendiri di salah satu sudut kampusku yang jarang di kunjungi
Dengan kesendiriannya ia sukses membuatku secara tidak sadar selalu memperhatikannya.
Seperti magnet yang selalu menarik mataku untuk melihatnya menyendiri menghabiskan waktu di bawah sebuah pohon besar
Suatu ketika ia tak terlihat di tempat seperti biasanya
Dalam benakku muncul tanda tanya
Apakah dia baik-baik saja , atau sedang jalan dengan pacarnya
Entah kenapa seperti ada yang mengganjal di hati ini ketika aku berfikir tentang ia sedang berjalan dengan pacarnya
Padahal dia siapa dan aku siapa
Dan apakah ada yang salah kalau dia punya pacar
Sebenarnya apa sih hebatnya dia ,,,???
Apa sih menariknya dia, gantengnya kah...??? Kaya nya mungkin ...??? Atau kepintarannya ..???
Aku sendiri pun tak tau dan belum jelas dengan semuanya
Akan tetapi kenapa aku selalu ingin melihatnya
Padahal aku terbilang cukup cuek apalagi soal laki-laki
Banyak laki-laki yang mencoba mendekatiku bahkan beberapa diantaranya terang-terangan menyatakan cinta padaku, tak satu pun dari mereka mendapat tanggapan dariku
Tapi kenapa dia yang hanya duduk menyendiri bisa membuatku selalu memperhatikannya
Bahkan aku rela untuk duduk berjam-jam di kelasku sendirian
Aku tak habis pikir dengan diriku sendiri kenapa aku bisa berlaku seperti ini
Padahal kenalpun aku tidak
Ingin rasanya kuhampiri ia dan ku ajak berkenalan
Tapi aku tak punya keberanian untuk melakukannya
Belum lagi apa kata orang - orang yang melihatku nanti
Tapi ketika sosoknya tak kulihat
Aku menjadi ingin tau keadaan dan kabarnya
Begitu penasarannya diriku
Bahkan aku melakukan hal yang belum pernah aku lakukan dalam hidupku Menunggui kehadiran seorang laki-laki di kampus atau di sekolah
Dan hebatnya lagi dia berhasil membuatku merasa malu dengan diriku sendiri
Pernah suatu hari aku menunggui kehadirannya di kampus
Demi untuk melihatnya karena telah beberapa hari aku tidak melihatnya
Ketika Ku lihat kehadirannya dari kejauhan
Kutunggui dia, kubuat senyumku semanis mungkin ku tata rambutku seindah mungkin
Aku mencoba mencari dan memperkirakan posisi dimana dia akan lewat nantinya
Dengan harapan dia akan melirikku dan siapa tau mengajakku untuk berkenalan
Tapi apa yang terjadi tidak sesuai harapan
Jangankan mau mengajak kenalan melihatku pun dia tidak.
Sungguh merasa malu aku di buatnya
Padahal dia tidak salah apapun dan berbeda dengan diriku pernah menolak mentah-mentah dan membuat malu beberapa orang yang nekat merayu dan menggodaku
Pernah ada seorang laki-laki namanya Denis yang sudah merayuku beberapa kali tapi tak kuhiraukan
Suatu kali di kantin ia kembali menggodaku dan mengajakku jalan dengan motornya
Jelas aku tolak mentah-mentah, bahkan aku berkata di tengah keramaian kantin dengan suara yang lantang
Aku tidak mau sama Denis, aku bilang Denis bukan tipeku
ternyata cukup sukses dia berhenti merayu dan menggodaku
Setelah jadian aku menungguinya tiba di kampus
Aku kembali melihatnya lagi di tempat dia biasa duduk menyendiri
Akan tetapi keesokan harinya lagi ia tidak terlihat lagi
Aku merasa seperti di permainkan
Walaupun kenyataannya tidak begitu

~~

Kini aku tengah duduk di belakang Embun, motor yang di kendarai Embun melaju dengan kecepatan sedang menuju rumahku
Tak ada obrolan antara kami berdua
Akan tetapi senyuman selalu menghiasi wajahku
kembali ku ingat kejadian yang membuatku selalu tersipu

flashback

Entah kenapa hari itu aku mudah sekali kesal
Ketika hendak keluar dari parkiraan kampus
Laju aku harus menunggu lama keluar dari parkiran gara-gara mobil di depanku mogok jadi harus nunggu di dorong dulu hingga aku bisa keluar parkir
Diperjalanan menuju rumah aku terjebak di tengah kemacetan di sebabkan ada yang kecelakaan
Aku merasa tidak sabaran dan selalu mengumpat padahal biasanya aku bisa memaklumi keadaan seperti itu
Dan emosiku memuncak
Ketika masuk halaman rumahku,kulihat ada motor terparkir di sekitar rumah, yang kukira pasti itu motor Denis karena warna dan bentuknya sama
Begitu emosionalnya diriku hingga aku tidak bisa lagi berpikir jernih
Begitu memasuki pintu rumah
Langsung saja aku berteriak pada mamaku
biar di dengar sama Denis agar tahu diri dan berhenti mendekatiku

Mama... mama.. mama itu motor siapa yang ada di depan rumah, kan udah Silvi bilang kalo ada cowok yang dateng jangan di tanggepin, Silvi belum mau pacaran mama" ocehku keras penuh emosi hingga enggan aku menoleh ke meja tamu

Akhirnya mamaku keluar dari dalam yang di susul tante Rika teman mamaku

" Owh itu motor temennya Fikri, bukan cowok yang mau PDKT sama kamu " mamaku berkata

" Ooooo.. kirain ma, maafin Silvi deh, Silvi g tau ma" jawabku dan kulirik sedikit dengan ekor mataku betapa terkejutnya aku dengan apa terlihat

("Oooh kok dia bisa di sini ya, aduh jadi g enak" ucapku dalam hati)

"Iya udah gpp, ini coba kenalan dulu...!!! “ lanjut mama padaku

Kemudian aku menoleh dengan hati dag.. dig.. dug.. bercampur senang, karena tidak mau terlihat kubuat sikapku secuek mungkin dan melangkah ke arahnya

Kami bersalaman dan saling mengenalkan diri

"Silvi", jawabku cepat

"Embun " jawab padakuul(oh Embun namanya dan baru ku sadari bola matanya hitam pekat dengan putih yang kontras)

"teman lu Fik...?? " tanyaku pada Fikri ( kutoleh Fikri dan pura-pura tidak perduli p
adanya padahal sudut mataku tak lepas memperhatikannya)

" Iya temenku Sil" jawab Fikri

Aku tak dapat melukiskan perasaanku saat itu,
tidak tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya
akhirnya aku pamit untuk menuju kamarku,
dari dalam kamar kuintip lagi keadaan di ruang tamu
betapa kecewanya aku ternyata Fikri dan mamanya sedang pamit hendak pulang
Kurebahkan diriku di kasur, entah perasaan apa yang kurasakan aku tak mengerti
Aku begitu menyesal dengan kelakuanku tadi kenapa aku begitu emosional hanya karena bentuk dan warna motornya sama
Padahal kalau aku tidak emosi pasti aku bisa melihat perbedaannya motor Embun lebih kecil kalau di bandingkan motor Denis.
Benakku selalu bertanya-tanya apakah Embun benci dengan sikapku tadi
Dan kejadian di ruang tamu sukses membuatku susah tidur dengan sejuta kecamuk tentang Embun
"Pemuda kepaaaaaraatt, buat gue selalu terbayang " teriakku dalam kamar dengan mulut di tutup bantal agar tidak terdengar mama
Pokoknya aku harus dekat sama dia, Fikri kuncinya karena Embun teman Fikri


flashback end

Entah kenapa aku bisa sebahagia ini
Padahal cuma naik motor tapi bisa membuatku begitu senang dan bahagia hingga hati ini terasa berbunga
("Apakah aku mencintainya " gumamku dalam hati)
Kuberanikan diri kupeluk erat tubuhnya dari belakang
Terserah apa katanya nanti, yang penting aku senang saat ini
Dan kembali ku kenang peristiwa di mana aku temui Fikri dan bisa pulang di antar oleh Embun

flashback

Walaupun diawali kekesalan ketika aku dan Fikri berjanji berbicara di depan sebuah Cafe dekat kampus
Ternyata Fikri tidak sendirian dia bersama Denis serta teman-temannya Denis
Hingga aku bingung bagaimana caranya aku bertanya tentang Embun
Hingga aku memutuskan mau pulang
Tetapi ketika aku hendak pamit
Dari kejauhan kulihat Embun berjalan di lihat dari arahnya pasti akan lewat depan Cafe
Maka kuputuskan untuk menunggu Embun lewat terlebih dahulu
Dugaku Embun pasti habis duduk di tempat biasa entah benar atau tidak aku tidak tau
Ketika langkah Embun semakin dekat, tiba-tiba kudengar Denis memanggilnya
Entah apa yang di bicarakan Denis dengan Embun aku tak memperhatikan
Perhatianku mencari cara agar aku bisa bicara dengannya
namun tak lama berselang
Tiba-tiba Fikri berdiri dan mendekati Embun
Setelah teringat Fikri bicara tidak bisa lama-lama karena akan pergi membeli sesuatu untuk mamanya
ketemukan sebuah ide walau terlihat memalukan

"Fikri, lu jadikan beli kebutuhan nyokap lu malam ini" ucapku memotong pembicaraan mereka berdua

"Iya, jadi Sil, bentar lagi aku sama Denis mau pegi, "jawab Fikri

" yah gue sama sapa dong baliknya" lanjutku dengan sedikit manja

"Kan kamu bawak mobil, " Fikri menjawab

" Mobil gue di pinjem sama temen, mau naik taksi males takut gue nya, " ucapku dengan mehentakkan kaki kananku dengan muka sedih biar lebih berkesan

" Kalau kamu mau, sama Embun aja, aku percaya kok sama Embun " usul Fikri (itu yang aku mau dan diharapkan)
" Embun kamu bisa kan anter Silvi pulang kerumahnya" Fikri menoleh dan bicara pada Embun

"Bisa" jawab embun

"G ada yang lain ya, " jawabku sedikit ketus(aku mengutuk diriku sendiri karena bersikap berlawanan dengan keinginanku)

" kalau tidak mau, kamu ikut aku sama Denis aja " imbuh Fikri

(" Sial siapa yang sudi pegi sama Denis orang maunya sama Embun ") umpatku dalam hati
" g mau lah, pasti malem baliknya, iya udah deh dari pada g ada, apa boleh buat " jawabku pasrah (padahal aku senang sekali )
" eh lu taukan jalan kerumah gue, jangan ngebut-ngebut dan macem-macem ama gue ya" ucapku pada Embun (kok aku ketus sih kan Embun sudah mau nanti dia nolak gi mana )

"Begini saja, Fikri jangan dulu jalan, aku ambil motor sebentar, nanti Silvi naik taksi, Aku ikutin sampai rumah taksi yang Silvi naiki, Bagaimana...??? " Embun memberi ide

(" Eh kampret udah buat gua susah tidur sekarang lu mau buat gua nyesel karena udah ketus ma lu, lu tau ga ide lu itu ide paling buruk yang pernah gue denger )"makiku dalam hati)
(Dari pada ide Embun makin buruk dan susah membuat ku mengelak , akhirnya aku nekat saja)
"udah gpp, gue ikut lo aja, ribet kalo begitu, di mana motor lu di taro, ayo gue temenin ambil motornya" ucapku, lalu cepat membalikkan badanku bergegas mengambil tasku di kursi tempatku duduk tadi.........



Flashback end


Semakin erat pelukanku hingga tanpa sadar mulut berdesis lirih
"Embun aku cinta kamu"


Kami berhenti persis di depan pagar rumahku
("Cepet banget sih sampenya " keluhku dalam hati)

" Sudah sampai Sil" Ucapnya padaku

" Oh iy mbun, ma kasih "jawabku (dengan perasaan masih ingin berlama-lama memeluknya)

" Iya udah, aku pulang dulu ya" lanjutnya

"Jaangan" teriakku tiba-tiba (Aku kaget dan malu dengan tingkah di luar kesadaranku sendiri ini)
"Mak.... maksudku mam...mampir dulu Embun" jawabku gugup menutupi kelakuanku barusan

"Lain kali aja Sil " jawabnya

" Kapan lain kali itu" (Oh kok aku ngomong gtu sih)

( Kulihat Embun mengerutkan alisnya)

"Sebagai ucapan terima kasih gue, karena udah anter gua balik dengan selamat, besok sore lu harus dateng kesini," lanjutku sebelum Embun menjawab

"Eh itu maksu....... "


"Iya udah balik sono, ntar no hp lu gue minta sama Fikri " jawabku setengah berlari menuju rumah sebelum Embun menyelesaikan ucapannya (Malu dan senang bercampur menjadi satu dan yang jelas mukaku pasti merah)

............... ........ .............

³rd

Di saat yang sama tapi berbeda tempat
di sebuah hotel nampak dua wanita Sebaya tengah saling melumat mesra
Yang baru saja selesai saling menuntaskan hasrat masing-masing
Mereka adalah tante Deswita dan temanya Tasya
(Tasya Melati T; 166 putih montok tak kalah jauh dengan tante Rika, dan belum pernah menikah,)
Dengan posisi tante Deswita bersandar pada tante Tasya mereka bercakap santai

D : bila memang benar dia semoga kamu berhasil ya Tas
T: mudah-mudahan Des
D : Kamu begitu setia menunggunya, bahkan untuk sesuatu yang sangat kecil kemungkinannya
T: cinta dan kasih sayangku tidak mengharapkan balasan yang sama Des
D : Tapi akan membuatmu menderita Tas
T : tidak akan Des, selama aku bisa dekat dengannya walaupun tidak untuk memiliki
D : Itu terserah padamu, nanti kita atur waktu pertemuanmu dengannya agar kamu bisa memastikannya , tapi......???
T : tapi apa Des...???
D : apa kita bisa seperti ini lagi Tas, Aku tidak bisa melakukan dengan sembarang orang apa lagi laki-laki,
T : aku tidak tahu Des, aku tidak sanggup memberikan jawabannya
D: Iya sudah jangan di jawab, boleh ku tanya sesuatu..??
T : apa...??
D : Apakah benar kamu masih perawan....??
T : Benar Des, karena hanya dia satu - satunya laki-laki yang kuizin kan menyetuhku
D; kenapa tak kau berikan dulu
T: Apakah kamu lupa Des, siapa dan bagaimana keadaan serta situasi orang yang kucintai itu .... ????
D: Oh maaf, Tas
T: tidak apa-apa Des, aku sudah siap dengan resikonya sekalipun seluruh orang bilang aku gila dan mengutukku
D ; tidak ada yang salah dengan cinta Tasya, karena cinta membuat sesuatu yang tidak masuk akal menjadi wajar begitu juga sebaliknya
T: iy Des, terimakasih selama ini mau mendukung dan menghiburku
D: Itulah gunanya teman, Iya sudah aku pulang dulu kasihan anakku sendirian di rumah
T: Iya, hati-hati Deswita

Mereka kembali saling melumat sebelum akhirnya tante Deswita pulang ke rumahnya

....... ...... ...... ...... ...... ...... ..... .... .....
 
lanjutan part G

EMBUN K. P


Didepan rumah Silvi.

"Iya udah balik sono, ntar no hp lu gue minta sama Fikri " Silvi berkata lalu setengah berlari masuk ke dalam rumahnya

" Gadis aneh" gumamku saat Silvi setengah berlari menuju ke dalam rumahnya


Akhirnya kukendarai motorku menuju rumah kak Doni
Ketika aku memasuki rumah, aku telah di sambut mbak Wulan dengan tubuh telanjangnya
Padahal tidak pesan atau perintah dariku
Mungkin karena takut di melakukannya
Kulihat mbak Wulan begitu cantik hari ini,

"Mbak ikut aku " kataku padanya sambil melangkah ke ruang tamu

" Iya Mbun, " jawabnya (mengikuti dari belakang)

(kamipun duduk di ruang tamu saling berbicara )

" Besok kak Doni pulang, jadi malam ini mbak istirahat saja " kataku

" Iya mbun" jawab mbak Wulan

" Iya sudah mbak, Embun istirahat dulu" aku menyudahi pembicaraan kami
lalu aku bergegas menuju kamarku untuk beristirahat

..... skip............ .....


Keesokan pagi ketika sarapan berdua dengan mbak Wulan

" Jam berapa kak Doni pulang mbak" tanyaku

"Tidak jadi pulang mbun, nambah dua minggu lagi katanya" jawab mbak Wulan

(kulihat ada sedikit senyum di bibirnya)

"Owh gitu mbak, aku tidak di kasih tahu sama kak Doni mbak " ucapku (terus memperhatikan mbak Wulan)

" Mbak tidak tau kenapa mbun, atau mungkin belum saja " jawab mbak Wulan

" Atau mbak berniat menjebakku, "
" Tapi itu terserah selama Mbak tau risikonya kalau aku sampai terjebak " kataku cepat sebelum mbak Wulan menjawab dugaanku

kemudian aku berdiri dan menuju kamarku untuk mengambil jaket dan kembali menemuinya

" Aku keluar dulu mbak, mau ada urusan, kalau mbak bosan di rumah, mbak boleh jalan-jalan" ucapku

"Iya mbun" jawabnya

Lalu aku pun pergi, aku bertujuan bertemu dengan Badrun tangan kanan kak Doni

... .... .....

Di suatu taman

"Halo bang, apa kabar, " sapaku pada badrun
(Badrun usia 36 tahun T : 168 perawakan sedikit kurus, kulit sedikit hitam)

" Baik Embun, kamu sendiri bagaimana, " jawabnya

" Baik juga bang," jawabku

" Ada info dari boss Doni, katanya boss belum bisa pulang dan akan menambah dua minggu lagi " ucapnya
" Embun di minta untuk mengkoordinir langsung kelompok karena Boss Doni sudah memutuskan Embun sebagai pewaris "lanjutnya

" Terlalu cepat aku jadi pewaris bang, lagi pula apa Embun pantas,, ? kalau boleh tau kak Doni pergi kemana...??? “ tanyaku

"Tidak tau Embun " ucapnya singkat

(mencurigakan bagiku, lalu aku teringat mbak Wulan di beri tahu kalau kak Doni tidak jadi pulang, sedangkan aku tidak di beri tahu, dan kenapa aku justru diberitahu melalui bang Badrun, dan sungguh aneh bang Badrun sebagai tangan kanan, tidak tau kak Doni berada di mana,lagi pula bang badrun terlalu singkat dalam menjawab yang seharusnya tidak sesingkat itu )

" Saya tidak tertarik jadi pewaris bang, tapi selama aku bisa membantu aku akan membantu kelompok, karena keadaan sepertinya abang saja yang jadi pimpinan " kataku cepat agar bang badrun tidak tahu aku merasa curiga

" Tidak bisa begitu Embun, Kelompok ini pak Timur ayah boss Doni yang mendirikan, jadi tidak bisa sembarang orang yang memimpin " katanya

" Baiklah kalau begitu, untuk saat ini abang yang memimpin, aku harus menyelesaikan pendidikanku dulu, setelah itu baru kita bicarakan lagi, bagaimana bang" tanyaku

"Baiklah aku bersedia, tapi cobalah untuk mengikuti perkembangan kelompok, " katanya

" Tidak masalah bagiku, tapi aku belum siap untuk terlalu dalam dalam kegiatan kelompok," jawabku
"Coba abang sebutkan bagaimana situasi kelompok kita bang 'lanjutku

"Kelompok kita tidak terlalu banyak anggotanya, tapi bisa di pastikan di takuti karena berisi anggota pertarung hebat dan benar-benar menguasai bidangnya masing-masing, untuk kelompok-kelompok lain tidak ada yang berani mengganggu kelompok kita, akan tetapi selalu waspada terhadap kemungkinan terkecil sekalipun termasuk juga dengan pengkhianat," katanya

"Ya Pengkhianat itu lah yang aku benci bang apalagi dari dalam susah untuk di ketahui , bang bisa minta bantu, " lanjutku

" Apa Embun.... ???" jawabnya

" tolong abangyselidiki, dua orang ini bang " sambil menyerahkan dua lempar foto

" Siapa mereka " tanyanya

" Temanku bang, cukup selidiki saja jangan di apa-apain " jawabku
" Tak perlu sekarang nanti saja, dan apapun yang mereka lakukan abang cukup mengawasi saja" lanjutku

"Baik lah kalau itu mau Embun, "jawabnya

" Aku mau pulang dulu bang, terima kasih sudah mau repot membantuku " pamitku

" Iya Embun, hati-hati di jalan, dan pesan boss Doni yang terakhir adalah percepat rencanamu" katanya

(Aku tertegun sesaat dan tak menyangka )
"Akan aku usahakan," jawabku ragu

Akhirnya kamipun berpisah

............ . ........ ... . . .


Saat ini aku tengah menuju rumah Silvi, Tadi Silvi menghubungi dan
Silvi memintaku main kerumahnya, Aku heran dan tak sebenarnya apa maunya gadis itu
Sesampainya di rumah Silvi, aku di sambut dengan pemandangan yang membuat birahikku naik
Bagaimana tidak ketika aku mengetuk pintu
Tante Deswita yang membukakan pintu menggunakan busana yang minim dan seksi, payudaranya membubul seperti ingin keluar
seketika aku ereksi di buatnya
Bukannya masuk kedalam dan memanggil putrinya, tante Deswita malah mengajak ku ngobrol dan minta janji bertemu di suatu tempat
Aku hanya mengiyakan saja dengan cepat
takut aku hilang akal sehat dan kuterkam nantinya
Karena sudah tidak tahan, aku lari tanpa pamit dan menuju motorku untuk kemudian kembali kerumah kak Doni dengan kecepatan penuh tanpa perduli dengan apapun lagi
Sesampainya aku di rumah kak Doni kucari mbak Wulan
ketemukan ia sedang berada dikamarnya
Pada saat itu mbak Wulan menggunakan daster tanpa lengan

Kudekati dan kutarik tubuhnya dengan paksa, Kulihat mbak Wulan sedikit terkejut, lalu kuarahkan tubuhnya mengadap kediding kamar,
Kuturunkan celanaku, Kutarik sedikit kebelakang pinggulnya dan kusingkapkan celana dalamnya dengan satu hentakan keras kuhujam vaginanya dengan keras,

"aa aaaaarrgghh,,, sakit embun " teriaknya

(Takku perdulikan teriakan sakitnya, ku pacu pinggulku dengan kontol menancap vaginanya dengan keras)

" arrgh.. arrgh. auh.. auh.. auh sakit embun " ucapnya lagi

" plaaak..... plak.. plaaaakkk,.... "ku tampar bokongnya dengan keras hingga terlihat kemerahan

" ah.. ah. ah. ah. ah,,, auh.. auh.. auh..., " desahnya setelah vaginanya mengeluarkan pelumas

" aaaah... ahh.. ah.. ahh" mbak Wulan mendesah

ketika mbak Wulan memiliki tanda akan orgasme, ku arahkan kedua tanganku ke payudaranya
Kuhentikan goyangan pinggulku, lalu ketekan dengan keras putingnya

"ah sakit embun "teriaknya dan membuatnya gagal untuk orgasme

Mbak Wulan membalikkan badannya dengan pandangan penuh kecewa melihatku

Tiba - tiba kulihat mbak Wulan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya

" Kenapa Embun, kenapa selalu kamu membuatku kecewa untuk orgasme, aku tersiksa Embun" keluhnya

"Plaaaakkk....(kutampar pipinya) berlutut lonte...!!!!!! " bentakku

Dengan sesungukan mbak Wulan berlutut
" puaskan kontolku dengan mulutmu mbak, maka mbak akan mendapatkan orgasmenya mbak" perintahku

Kulihat mbak Wulan perlahan memegang kontolku dengan tangan kanan nya
kemudian mengarahkan kemulutnya,
Dijilati seluruh batang kontolku, lalu mbak Wulan memasukkannya ke dalam mulutnya
mbak Wulan memaju mundurkan kepalanya dengan mulut terisi penuh kontolku
Kulihat sesekali mbak Wulan berhenti sepertinya mbak Wulan merasa sudah pegal mulutnya
kupegang kepalanya lalu ku pacu pinggulku dengan cepat tak kuperdulikan keadaannya

"hemph. ... hegh ..... hegh. .. "suara mulutnya ketika kontolku menekan tenggorokannya
"aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhgggghhhh..... crot.... crot..... crot .... tante Deswita tunggu giliran mu" racauku mencapai klimaks
"bersihkan kontolku dengan mulut mu mbak" perintahku
(mbak Wulan mengikutinya)
Setelah kontolku bersih, kumainkan payudaranya dengan tangan kiriku
sedangkan tangan kananku memainkan vaginanya

"eeemmmhhhh..... eeemmmhhhh... ah.. ah' desahnya

"Mau orgasme mbak" tanyaku

"emmpphh.. ah.. ah.. Iya mbun mbak mohon " melasnya

" Mbak temuin pembantu, katakan jangan masuk ke rumah utama dulu sebelum ada perintah lagi dari mbak" ucapku

"Iya Embun, " jawabnya
kemudian mbak Wulan bergegas melaksanakan apa yang aku perintahkan



........ ...... ....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd