File 68 Sacrifice Part 3
Tendangan kaki seribu dan pukulan geledek yang dihamburkan si kembar gila membuat kios bunga Lily hancur berantakan. Perabot rumah dan vas vas bunga runtuh di hajar jurus jurus pamungkas dua orang attacker berandal itu.
Namun meski sudah ribuan tinju dan tendangan hebat digelontorkan namun Joker tetap saja dapat berkelit lincah menghindar dari ribuan hantam-an mematikan itu.
Gruduk....!! tembok kios bunga Lily ambrol berantakan saat pukulan digjaya Puma lagi lagi meleset dan malah menghantam tembok tak berdosa itu.
"Uedan.. lincah banget bocah ini" Panther menggerutu kesel, lagi, lagi dan lagi tendangannya menghajar ruang kosong tak berpenghuni.
Puma tak kalah kesal-nya, beribu ribu pukulan sudah dihantar-nya namun tak satu jua yang menyerempet ke tubuh Joker.
"Panther ayo kita keluarkan jurus pamungkas kita!!"ajak Puma sambil merapal pukulan geledek, jurus andal warisan orang tua-nya.
"Setuju bro!, ayo kita hancurkan bocah kurang ajar ini" Panther tak ketinggalan bersiap menyiapkan jurus pamungkas-nya, tendangan halilintar yang amat mematikan.
Puma dan Panther serentak meng-erem intensitas serangan mereka untuk menunggu Joker lengah.
"Hajar...!!" begitu melihat bayang tubuh Joker yang melambat, Puma dengan beringas langsung menghajarkan tinju-nya.
Tendangan halilintar Panther menderu deru menyusul mengincar tubuh Joker.
Kali ini Joker tak mungkin lolos dari serangan dahsyat itu.
Jegleeer..!! terdengar suara menggelegar kencang saat tendangan dan pukulan si kembar gila menghantam sasarannya.
Sreet...., namun jurus kaki bayangan Joker bukan jurus kacang-an yang bisa diremehkan begitu saja.
Dengan enteng Joker menggeser tubuh-nya ke samping dan membuat Panther dan Puma malah saling berjibaku sendiri.
Bagai senjata makan tuan jurus andalan yang di-rapal masing masing oleh si kembar gila itu malah balik me-mangsa saudara-nya sendiri.
"Aduh biyung, matik akuu...!!"Puma berteriak kesakitan saat tendangan halilintar Panther yang sengatan-nya setara dengan tegangan listrik ribuan volt menghantam ulu hati-nya.
Puma jatuh tersungkur dengan mata terbelalak, ulu hati-nya meng-hitam, gosong terbakar terkena tendangan halilintar Panther.
Puma tak menyangka sedikitpun bakal diri-nya bakal menemui ajal-nya di tangan saudara-nya sendiri.
Nasib Panther tak jauh beda dengan kembaran jahanam-nya itu.
Pukulan geledek Puma yang panas membara ribuan derajat celcius menghantam leher Panther kencang.
"Aakkhh....aakhh!!" Panther terguling guling ditanah, leher dan sebagian wajah-nya mengkeriput terbakar.
Yang lebih fatal lagi, panas dari pukulan Puma menghancurkan tenggorokan Panther, membuat Panther kehilangan kemampuan untuk bernafas.
"Uunnghh.... uuunghh...!" Panther megap megap kehabisan nafas, tubuhnya cepat membiru dan tak seberapa lama kemudian Panther menyusul saudara-nya ke alam baka.
Si kembar gila yang berandal dan terkenal dengan reputasi jahanam telah tamat sudah riwayat-nya di tangan Joker.
Joker menyeka keringat di dahi-nya menyaksikan kembar gila meregang nyawa di hadapannya.
Dengan jurus kaki 1000 bayangannya itu Joker berhasil mengalahkan Puma dan Panther, tanpa melakukan satu pukulan sama sekali.
"Aku harus cepat menolong Sheena dan Lily" sadar bahwa Juve jauh lebih kuat dan licik dibandingkan si kembar gila, Joker cepat beranjak untuk menolong Sheena.
Terlambat sedikit saja, Sheena bakal mengalami nasib serupa dengan Lily yang keperawan-annya direngut oleh Joker.
Ayo Joker cepat selamatkan kesuci-an Sheena dari ancaman Juve!!.
*****
Sheena berdiri mematung di tengah kamar Lily dengan tatapan kosong. Akal budi gadis berparas oriental itu seakan gelap gulita seketika.
Sheena yang berniat menolong Lily, kakak Ai dari pelecehan Juve secara tidak sengaja malah ikut jatuh dalam pengaruh hipnotis jahat Juve.
"Hee..hee... gluk..."Juve terkekeh meneguk ludah-nya, kedua mata-nya jalang menyusuri bentuk sekujur tubuh Sheena yang molek menawan.
Reputasi Sheena yang di-kenal bagai bunga mawar, berduri dan beracun tapi masih perawan membuat Juve mupeng berat.
Juve tertawa bahagia,karena kali ini dengan sekali tepuk dirinya bakal mendapatkan dua perawan sekaligus.
Aje gile men...!! beruntung sekali si juve ini.
"Lucuti pakaian-mu!" Suara Juve terdengar mantap dan tegas mensugesti Sheena.
Sheena bagaikan boneka dengan patuh mengikuti perintah cabul Juve itu.
Berlahan lahan jari jemari Sheena mempreteli kancing baju-nya satu persatu.
Sruut... kemeja yang Sheena kenakan melorot turun mengungkap bahu-nya yang putih mulus itu.
Kemeja merah itu melorot makin turun hingga memperlihatkan belahan dada Sheena yang mengintip di balik bra warna hitam yang Sheena kenakan.
Pemandangan aduhai itu membuat Juve makin penasaran saja akan aurat telanjang Sheena.
"cepat... buka semua, lebih cepat!!..ayo Lily kamu bantu telanjangi Sheena!!, robek..robek baju-nya!! hoo...hoo.." aurat Sheena yang putih mulus sungguh membuat Juve gemes, diperintah-nya Lily untuk ikut menelanjangi gadis bermata sipit itu.
Lily yang sudah 100 persen tunduk dalam pengaruh gendam Juve berjalan mendekati Sheena.
Lily merengkuh baju yang Sheena kenakan dan...
Breet...!! dengan sekali hentak kemeja model ke-kini-an yang Sheena kenakan itu robek terbelah menjadi dua hingga jatuh lepas dari tubuh
"Kyaaa...jangan.."Sheena melenguh pelan saat Lily juga menarik lepas bra yang menutupi gundukan payudara-nya.
Tunduk dalam pengaruh Juve, kedua tangan Lily bergerak cepat menelanjangi gadis ayu di depannya itu.
Selesai mencabik baju dan bra Sheena, Lily juga me-melorotkan celana berikut celdam imut yang menutupi bagian bawah tubuh Sheena.
Sheena yang juga larut dalam pengaruh hipnotis Juve hanya menjerit jerit kecil namun pasrah dan diam saja saat Lily melucuti seluruh pakaiannya hingga tubuh putih mulus Sheena polos telanjang.
Ploop..., Lily menarik lepas celdam imut Sheena dan kemudian melemparkan kain terakhir yang melilit di aurat Sheena itu ke lantai.
Keadaan Sheena kini sama seperti Lily, sama sama telanjang bulat tanpa sehelai benang-pun menutupi ke-elokan tubuh suci mereka.
"Kyaa....!!"reflek Sheena menyilangkan kedua tangannya ke depan badan menutupi area sensitifnya dari tatapan nakal Juve.
"Hoo...hoo... jangan malu malu gitu Sheena, ayo angkat tangan kamu ke atas, saya mau lihat bodi semlohai kamu!!" tawa Juve, kata kata Juve bagai titah raja yang tak bisa di bantah oleh Sheena.
Gadis bermata sipit itu berlahan mengangkat dan merentangkan kedua tangannya yang tadi menutupi ketelanjangannya itu.
"Fiuuh...!!, mulus beneer!!"Juve bersiul nakal memuji kemolekan tubuh putih bersih Sheena.
Sheena di karunia body langsing mulus dengan lekak lekuk aurat yang aduhai menawan.
Berbeda dengan Lily yang payudara-nya membusung besar di dada-nya, payudara Sheena lebih kecil dan mendatar di dada Sheena.
Namun setangkup susu kenyal di dada Sheena itu bentuknya sungguh bulat sempurna dengan bulir bulir imut puting susu di puncaknya yang lezat menggiurkan.
Perut tipis rata dan paha yang bundar punel serasi dengan bulu bulu pubis tipis yang menjalar rapi di dinding selangkangan Sheena.
Yang lebih istimewa lagi vagina Sheena yang meng-gunduk tembem di sela selangkangan-nya itu bentuknya masih lurus dan bersih cling, cling..cling, pertanda kesucian gadis berparas oriental itu belum terjamah sama sekali.
"Oouhh... berarti rumor kalo Sheena si gadis beracun itu masih perawan ternyata memang benar ada-nya hee...hee... betapa beruntung-nya diriku bisa mendapatkan perawan Sheena hee...hee.."Juve tergelak senang memandang-i aurat Sheena yang body goal banget itu.
Sheena dan Lily bagaikan bidadari dari kahyangan yang terpeleset jatuh ke sarang perompak, di tangkap dan ditelanjangi oleh Juve sang perompak.
Juve menatap mupeng tubuh telanjang dua gadis yang tipe-nya berbeda itu namun sama sama menggiurkan.
Tubuh Lily montok dan sekal, sedangkan tubuh Lily putih, langsing dengan tocil yang menawan dan sexy.
Timbul pikiran nakal dalam benak Juve melihat tubuh sintal dua gadis di depannya yang diam dan pasrah serta patuh menuruti apa saja kemauannya itu.
"Hee...hee.. Sheena dan Lily para jalang-ku!, sekarang beri pertunjukan yang menarik pada tuan kalian ini" Juve berdehem, suara-nya bergetar hebat dalam kepala Lily dan Sheena.
Bagai kebo dicunguk hidungnya Lily dan Sheena kompak berjalan mendekati Juve dengan pandangan kosong menerawang.
"Ya Tuan..."jawab Lily dan Sheena berbarengan menunggu titah dari Juve, tuan mereka.
"Saya ingin kalian bercium-an hii..hii... ayo Lily cium dan lumat bibir Sheena" Juve menarik dan mendekatkan wajah Lily pada wajah Sheena.
Inilah kesempatan emas buat Juve untuk melampiaskan hasrat-nya menyaksikan adegan seks lesbian dua gadis ayu secara langsung.
Perintah cabul Juve itu sontak membuat wajah Sheena merona merah.
"Apa cium?... cium..? hhmmpp...!" Sheena menggelinjang kaget saat bibir kenyal Lily mendadak menempel dan langsung mencium-i bibir-nya.
"Hmm... cuup..cuup!!" Lily memagut bibir Sheena dalam dalam, lebih dulu terkena hipnotis Juve membuat pengaruh hipnotis Juve pada diri Lily lebih kuat dibandingkan efek hipnotis Juve pada Sheena.
Terperdaya hipnotis Juve membuat Lily sangat patuh pada perintah Juve dan meski minim pengalaman seksual Lily langsung aktif memeluk dan mencumbu Sheena.
Nyooot.., payudara besar Lily menggencet payudara Sheena saat dada kedua gadis lugu itu berhimpitan.
Buah dada tocil Sheena langsung penyek dan tenggelam tergencet dalam buah dada cup 32D Lily.
Puting susu yang saling bersinggungan dan bergesekan membuat tubuh kedua gadis itu sesekali menggeletar geli.
Lily langsung melumat bibir imut Sheena.
"Hhmp...hhmmph.. mmmh..."Sheena kewalahan saat bibir Lily mencium-i bibir, pipi dan leher-nya tanpa jeda.
Sheena, tidak polos polos amat, meski masih perawan tapi gadis oriental itu punya pengalaman seks yang lumayan.
Sejak SMA Sheena sudah berani bercium-an bahkan melakukan seks petting dengan pacar-nya.
Lulus kuliah Sheena sudah menguasai teknik oral sex kelas wahid yang membuat para dosen di kampusnya bertekuk lutut, namun bagi Sheena ini adalah pengalaman pertama-nya bercumbu dengan sesama wanita.
Sheena awalnya merasa jengah saat tubuhnya bergesekan dengan tubuh Lily.
Namun Sheena tak bisa ingkar kecupan bibir Lily dan halus wangi aroma tubuh Lily yang menggumulinya itu berlahan memercikkan birahi dalam tubuh Sheena.
Kini bukan Lily saja yang aktif tapi Sheena sesekali juga balas memagut bibir Lily.
"Bagus... bagus, ayo Lily terus cium Sheena, Iiih...!, ayo remes susu kecil-nya itu" Juve berjingkrak senang melihat kedua budak molek-nya itu saling pagut.
Menuruti perintah tuan-nya, tangan kiri Lily mencengkeram bulatan payudara kanan Sheena yang pas dalam genggaman tangan Lily.
"Aiyaa...!!"Sheena mendesah saat Lily meremas kencang dada rata-nya, tubuh langsing Sheena menggelinjang terangsang oleh pijitan tangan Lily pada buah dada-nya.
"Empuk.. kamu cantik sekali Sheena..." Lily mengkremes kremes gemez payudara Sheena yang seukuran bola tenis itu. Meski tergolong tocil namun susu Sheena sungguh kenyal dan empuk.
Gyut..***ut.. gyut tangan Lily tanpa henti mengunyel unyel gundukan empuk di dada Sheena itu hingga buah dada Sheena merah membengkak dengan putih mancung mengeras.
"Iiih... geli kak..geli kak Lily, iiihh.. iih.." Sheena menggeliat geliat kegelian saat jari jemari lentik Sheena menyentuh dan kemudian memelintir melintir puting payudara Sheena.
Darah Juve berdesir kencang melihat aksi liar Lily itu.
"Wuah... seru..seru.. ayo Lily lebih liar lagi, ayo..emut pentil susu Sheena, kenyot yang kencang..., kalo perlu gigit sampai Sheena menjerit kesakitan wkkaa..wkaa.." sugesti Juve makin ngawur dan cabul saja.
Lily yang tersihir gendam Juve tanpa membantah langsung menuruti perintah gila itu.
Perlahan ciuman bibir Lily menjalar turun dari bibir dan leher Sheena ke arah buah dada rata Sheena.
"Aaaaaahhh.... aaahhhh..." Sheena mendesah kencang, tubuhnya mengejan pelan saat Sheena mencucup pentil susu warna merah muda yang keras mengacung di puncak payudara Sheena.
Lily dengan lembut mengecup pentil susu Sheena, di emut dan diisap-nya pentil sensitif itu pelan dan hati hati hingga menimbulkan sensasi geli geli nyetrum di sekujur tubuh Sheena.
"Aahh... kakak Lily nakaal.. aaahh...." Sheena lagi lagi mendesah basah dengan mata terpejam saat lidah Lily berputar putar mengitari dan menjilati aerola puting susu Sheena.
Tangan Lily tak henti meremes dan memainkan pentil susu payudara Sheena yang satu-nya, rangsangan intens di kedua bola payudara-nya itu membuat Sheena termehek mehek.
Pemandangan ikeh ikeh kimochi di depan matanya itu membuat kejantanan Juve terdongkrak dan kembali tegang membengkak lagi.
Tak ingin cuma jadi penonton saja, Juve yang sudah tak sabar ikut menggumuli tubuh sintal Lily dan Sheeena cepat memutuskan untuk ikut turun ke gelanggang percintaan Lily dan Sheena.
Juve mengkocok kocok pentol konti-nya hingga tegang maksimal kemudian mendekati Lily dan Sheena yang sedang berpagutan panas.
"Hee...hee... para harem-ku, ayo sekarang puaskan diri-ku, berlutut dan sepong-in konti tuan-mu ini wkka..wwak.."
Lily dan Sheena saling melepaskan peluk-annya dan langsung merespon perintah Juve tuan-nya itu.
Lily duduk dan merangkak mendekati Juve hingga berhadapan dengan konti mengacung Juve.
Lily memandang batang pejal itu kebingungan menanti perintah Juve selanjut-nya.
"Tuan.. pengen di-apa-in?" Tanya Sheena yang menyusul berlutut di hadapan Juve.
Dua orang gadis cantik telanjang bulat itu duduk berlutut tanpa daya di hadapan Juve, tuan-nya.
"Ayo sekarang kalian berdua cium dan jilat konti tuan-mu ini, bikin saya puas dan seneng wkkaa...wkkaa..." jawab Juve sambil berdiri berkacak pinggang dengan konti menggandul gandul di tengah selangkangannya.
Lily dan Sheena sejenak bertukar pandang mendengar perintah Juve itu.
Lily yang sudah 100 persen tunduk pada hipnotis Juve-lah yang berinisiatif awal melaksanakan perintah tuan Juve.
Lily dengan canggung mulai mencium ujung pentol konti buluk Juve.
"Ahhh... bagus Lily, kamu memang budak-ku yang paling pintar!!, cium lagi...wkka..wkka..." Juve menggeletar geli saat lubang pipis-nya dikecup oleh bibir Lily.
Slrup..slrup.. Lily menuruti perintah Juve, di jilat-nya batang konti Juve lagi dan lagi.
Tanpa rasa jijik, lidah Lily menyapu nyapu sekujur panjang batang konti Juve.
Sebentar saja sekujur batang kejantanan Juve basah bermandikan air liur Lily.
"Uggh... uedan... geli banget, uuugh uenak pol!!, ayo Sheena jangan diam saja uuunghh... ayo jilati konti gede saya juga!" Juve melenguh ke-uenakan, tapi satu perawan saja belum cukup buat Juve, attacker jahat yang serakah ini ingin dua perawan sekaligus untuk meng-oral-i kontinya.
Sheena menggelengkan kepala pelan, jijik melihat bentuk konti Juve yang bengkong dan buluk itu, tak sudi rasa-nya gadis oriental itu untuk mencium batang kotor itu.
"Dasar Sheena bandel, cepat jilat konti saya, dengar sugesti saya Sheena, kamu ketagihan dan tergila gila konti dan pejuh saja,jika tidak saya kontoli kamu serasa akan gila dan mati!!" Juve mensugesti ulang Sheena dengan nada suara mantap.
"Konti...konti.. saya pingin konti tuan-ku..." begitu disugesti ulang oleh Juve dalam pikiran Sheena kini hanya ada konti Juve saja.
Sheena mendorong Lily menjauh dari konti Juve, dengan lahap Sheena kemudian ganti mencium-i dan menjilati batang konti Juve.
"Hei.. konti tuan-ku ini milik saya.."protes Lily sambil menjambak rambut Sheena supaya menjauh dari konti Juve.
Slruup..lidah Lily naik turun menyapu rata sekujur batang konti Juve, lidah Lily nakal menggelitik ujung konti Juve yang membendol besar.
"Slruupp...slurpp.. jilatan Lily enak kan tuan Juve?"tanya Lily sambil menatap genit pada Juve.
"Unghh.. uenak... uenak.. "Juve melenguh nikmat.
"Eeehh... minggir kak Lily, jangan pegang konti tuan-ku!" Sheena balas menjambak rambut Lily dan menarik Lily menjauh dari titit Juve.
"Slruup...gini lebih enak kan tuan-ku...slrupp... slruup.." Sheena ganti menjilati dan mengkulum biji zakar Juve sambil melirik galak pada Lily.
"Oouuhh... oouhhh..." Juve merem melek pedes saat biji zakar-nya di kenyoi kenyoi Sheena, rasa-nya sungguh ngilu ngilu asooi.
Melihat Juve kelojotan enak, Sheena mengisep biji zakar Juve makin kencang, sambil mengeluarkan tatapan mengejek pada Lily.
Sheena merasa menang karena permainan oral-nya bisa membuat Juve lebih kelojotan puas dari pada jilatan lidah Lily.
Plaak..!!, Lily yang geregetan tak tahan menampar pipi Sheena.
"Minggir...dasar cewe murahan!, jangan ganggu konti tuan-ku!!" Jerit Lily marah.
"Enak saja, ini konti saya..!!"Sheena merengut tidaķ terima dan balas mendorong Lily.
"Lho koq malah nyolot...!"Lily menjambak rambut Sheena marah.
"Aduh..duh... jangan jambak rambut saya... iih..tak bales tak cubit pentil-mu."
Gyut.., Sheena mencubit puting susu Lily hingga Lily menggelinjang sakit.
"Eeii... dasar kurang ajar, dasar gadis dada terepes, iri ya sama buah dada saya yang semok...?"Lily menjambak rambut Sheena makin kencang.
"Akkh...aakhh... hii...awas ya saya balas..." Sheena mencetol pentil susu Lily lebih kuat.
"Eeii...sakit... sakit... "Lily mendesis sakit tapi tak mau melepaskan rambut Sheena di tangannya.
Persaingan antara Lily dan Sheena dalam memperebutkan batang konti Juve kian panas saja.
"Hee... hee... sudah sudah jangan berkelahi terus..."Juve terkekeh jumawa melihat dua gadia ayu eker-eker-an memperebutkan konti-nya.
"Dari pada bertengkar terus lebih baik kalian berdua bareng bareng saja ngemut-in konti saya, ayo buat saya ngecroot...hee.. hee..." Juve tertawa ngakak membayangkan kenikmatnya yang menjelang.
"Baik tuan..."Lily dan Sheena menjawab bersamaan, Lily melepas jambak-annya sedang Sheena melepaskan cubitan di pentil susu Sheena.
Kedua gadis ayu itu kemudian dengan patuh menuruti perintah Juve untuk mengoral konti Juve berbarengan.
Slruupp.. slurrp.. Sheena menjilati konti Juve dari kanan sedangkan lidah Lily menari nari menggelitik bagian kiri konti Juve.
Kedua gadis itu sekarang kompak berebut mengkecup dan menjilati konti Juve.
"Oouuhh... ouuhh... uedan ... uenak banget....ooouuhhh!!"Juve merem melek keuenak-an sampai mata-nya terpejam asyik menikmati kontinya yang sedang mandi kucing.
Emut-an dan jilatan geli di kemaluannya itu membuat Juve serasa berada di dalam kahyangan dengan para bidadari cantik.
Larut dalam buai kenikmatan jilatan Sheena dan Lily, Juve tidak menyadari perubahan tatapan mata Sheena.
Tatapan mata Sheena yang tadi kosong kini berubah berkilat kilat penuh amarah.
Sebelum menyerbu rumah Lily tadi, sebenarnya Sheena sudah meminum pil racik-annya yang membuat Sheena kebal dari pengaruh hipnotis Juve.
Namun mengetahui kemampuan bela diri-nya tak seberapa dibanding Juve, alih alih mengajak Juve bertarung secara langsung, Sheena lebih memilih bersiasat pura pura tunduk dalam pengaruh hipnotis Juve sembari menunggu kesempatan sampai Juve lengah.
Sheena meraih cutter berkarat yang tergeletak di lantai dekat posisi mereka bertiga.
Cutter itu sudah dipersiapkan dari tadi oleh Sheena khusus untuk Juve.
Begitu Juve lena, Sheena tanpa ampun langsung mengiriskan cutter berkarat itu menyobek batang konti Juve.
"Akkkkhhh.....!! "Juve meringkik kencang saat tongkat kejantanan-nya di sunat ulang oleh Sheena.
Darah segar mengucur deras dari selangkangan Juve.
"Mampus kau jahanam..."jerit Sheena penuh kebencian menyanyat putus batang konti Juve.
TESS...!! Batang konti Juve jatuh ke lantai, Tak kenal ampun Shena me-mutilasi konti Juve.
"Arrrrgghh....adooohh....!!"Juve berguling guling di tanah kesakitan akibat luka di kemaluannya itu.
"Tuan... tuan kenapa?" Lily yang masih dalam kendali penuh Juve nampak takut dan kebingungan melihat Juve menggelepar di lantai bersimbah darah.
"Sini kak Lily, cepat minum pil ini..."Sheena memaksa Lily menelan pil racikan penawar gendam Juve.
Pil racikan Sheena langsung lumer dalam mulut Lily, cepat mengalir dalam peredaran darah Lily dan khasiat-nya langsung terasa.
Berangsur angsur kendali diri Lily pulih.
"Siapa... siapa kamu?"Lily nampak bingung melihat orang orang asing dalam rumah-nya.
"Jangan takut kak Lily, saya Sheena teman Aileen, kakak sekarang aman dari orang orang jahat itu" jelas Sheena pelan.
"Kenapa saya telanjang dan hik... hikk.. apa ini?"tubuh Lily bergetar mulai menangis sesenggukan saat melihat sisa bercak darah di sela kemaluannya.
Perlahan Lily ingat kejadian jahanam yang di alami-nya.
"Huu...huu... "Lily duduk menangis di lantai menyadari diri-nya yang sudah kotor diperkosa oleh Juve tadi.
"Kak Lily jangan sedih, maafkan Sheena datang terlambat huu... huu..." mata Sheena ikut berlinang air mata melihat kesedihan Lily, andai Sheena datang lebih cepat...
Sheena memeluk Lily, mencoba menenangkan kakak Ai itu.
Juve si bedebah licik memanfaatkan momen itu untuk melarikan diri.
"Gadis setaan rasakan ini..." sebelum kabur Juve melemparkan racun berbentuk serbuk kristal putih tepat mengenai Sheena dan Lily.
Sheena cepat menutupi dirinya dan Lily dari asap racun itu.
Juve terpincang pincang kesakitan melarikan diri dari rumah Lily.
"Dasar... penjahat kelamin... uhuk... uhukk..." namun terlambat, Lily dan Sheena terlanjur menghirup racun ganas itu.
Sheena tahu kristal racun ini adalah racun PCC, racun mematikan khas andalan organisasi WWW.
"Aaakkhh..." Lily menjerit kesakitan, sekujur tubuhnya langsung terasa panas mendidih kena pengaruh racun PCC.
"Gawat ini racun PCC, aku harus cepat membuat penawarnya..."sambil menahan panas di tubuhnya, Sheena meraih tas selempang-nya yang berisi ramuan ramuan racun milik-nya.
Mendeteksi dampak racun PCC pada tubuhnya, Sheena langsung meracik obat penawar. Nyawa Sheena dan Lily tergantung dari ketepatan obat racikan Sheena itu.
"Yah... ini pasti penawarnya"begitu selesai meracik penawar itu, Sheena tanpa ragu langsung meneguk-nya .
Sebagian di berikan pada Lily.
Begitu minum obat itu tubuh Lily dan Sheena mendadak dingin, namun selang lima menit kemudian rasa panas dampak PCC datang lagi menyiksa tubuh Lily dan Sheena.
"Aakhh... panas...panaas!!"Lily kembali menjerit kesakitan tubuhnya terasa membara.
"Aakh..., tak mungkin.. tak mungkin racikan-ku salah?, apa jangan jangan cara minum dan dosis-nya yang salah.." Sheena menggelengkan kepalanya.
Sudah setahun Sheena mempelajari racun PCC, racun ciptaan pimpinan organisasi WWW yang telah membunuh ratusan orang itu memang unik.
Sudah ribuan obat penawar di buat namun belum satu-pun yang betul betul manjur menangkal-nya.
"Arrrgghh..., ayo Sheena kamu bisa!" Sheena berbisik menyemangati dirinya, sekali lagi diteliti-nya komposisi obat penawar buatannya. Semua obat dan dosis takarannya sudah pas.
"SHEENA!, kamu baik saja?"Joker mendobrak masuk ke dalam kamar Lily, meliha kondisi Lily dan Sheena yang pucat pasi Joker langsung panik.
"Joker...tolong, Juve meracuni kami dengan racun PCC" jelas Sheena terbata-bata, kehadiran Joker menerbitkan sebersit harapan buat Sheena.
"Racun PCC? racun maut senjata organisasi WWW, 100 persen korbannya tidak ada yang selamat."desis Joker mengetahui fakta bahaya dari racun PCC.
"Joker tolong kami, cepat minum obat penawar ini.."Sheena menyodorkan sisa penawar PCC buatannya pada Joker.
"Apa ini Sheena? Gluk...gluk..." tanpa banyak tanya Joker langsung meneguk habis ramuan dari sahabatnya itu.
Begitu selesai meminum ramuan itu suhu tubuh Joker turun dratis. Joker merasakan tubuhnya berangsur dingin seakan membeku.
"Arrrgh...apa ini Sheena??.." Joker berteriak kesakitan.
Tubuh Joker makin dingin saja.
*****
Jakarta, apartemen Citra Jaya.
Aileen berdiri ragu ragu di depan pintu sebuah apartemen.
Begitu sampai ke Jakarta Ai mencoba menghubungi Mathew dan Naybila untuk meminta tolong membersihkan nama baik Alex.
Namun baik Mathew maupun Naybila angkat tangan dan kaki tidak bisa membantu mempertemukan Ai dengan Jenderal Jonathan.
Mau tidak mau hanya ada satu opsi tersisa buat Ai.
Dengan berat hati Ai berangkat ke apartemen Citra Jaya untuk meminta tolong pada Jackal, ayah Alex.
Meski Ai sangat curiga bahwa Jackal ada di balik peristiwa terbunuhnya Gozo dan buron-nya Alex, tapi saat ini Ai tidak ada pilihan lain selain meminta tolong pada Jackal.
Sejak kematian Gozo, praktis posisi Jackal naik pangkat menjadi orang kedua di kepolisian tepat di bawah jendral Jonathan.
"Fiuh...."Ai lagi lagi menarik nafas panjang sesaat sebelum menekan tombol bel apartemen Jackal.
Ai mengelus perutnya, sudah hampir sebulan lebih Ai terlambat datang bulan, hal yang wajar terjadi mengingat Alex selalu ngotot mengeluarkan sperma-nya dalam rahim Ai setiap kali Alex berhubungan badan dengan Ai.
Jika Ai benar berbadan dua, Ai tidak mau bayi hasil cinta kasihnya dengan Alex itu lahir tanpa kehadiran ayah-nya.
Demi si jabang bayi, Ai bertekad membersihkan nama baik Alex.
Ting..tong..., Ai menekan bel apartemen Jackal.
Tak lama terdengar suara gerendel pintu terbuka.
"Allow Ai..., akhir-nya kamu datang juga" kepala botak Juve melongok keluar dari balik pintu apartemen.
Jacķal mempersilahkan Ai masuk seraya melirik ke arah gundukan di dada Ai sambil tersenyum lebar.
Senyum mesum yang sangat Ai benci....