Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

keep update Suhu Aiko

thx suhu kebokatrok sudah mampir di trit ai, file 65 sudah update
keep semproot suhu...

Yes updet

thx suhu umam mucci sudah mampir di trit ai.

Makasih up date nya suhu :beer:

thx buat kesabaran-ny buat nungguin update trit ai suhu mokojatmoko.
meski ts tambah sibuk dan sering lelet, ts usahain selalu update terus.


Thankyou update an nya ai, akhirnyaa kena kimpoi lagi aii sama alex, hihihihi

thx buat endless suportnya suhu.
dan lagi lagi alex ngecroot dalam meki ai...

Ayaaaa,,, ayiiiiii....

thx sudah mampir di trit Ai suhu donjuan from freeyork.
gimana mau pilih mana, aya atau ai?

Joker kembali muncul....... Alex punya saingan

thx suhu pedjuank udah mampir di trit ai.
tebakan ente bener hu, joker bakal kembali muncul dan bakal mempunyai peran kunci dalam ending trit HSD ini.
btw trit ente ruar biasa suhu...
 
Wuiii shinobi beraksi bakalan berat nih Alex melawannya. Sayang Alex ga jadi 3S dg Aya dan Ai gara2 Ai egois. Padahal mekinya Aya pasti udah longgar tuh. ;)
 
makasi hu utk updatenya...:ampun:
btw hu, klo bisa indexnya jg di update dong..:capek:
sekian request dari ane..
 
Hamil....Ai pasti hamil ini.... Semoga aja Ai hamil anak nya Alex...

Makin seru cerita nya suhu...

Makin bikin penasaran konflik alex dengan shinobi dan bumbu cinta alex dengan ai.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
File 66 Stay Incognito

Okta berbaring malas malas-an di kasur kecil yang tersedia dalam sel tempat Okta ditahan di lantai basement mabes polisi.

Sudah hampir setengah tahun Okta mendekam di balik jeruji semenjak identitasnya sebagai Joker, hacker kelas wahid organisasi hitam WWW terbongkar.

Okta meraih manga detective conan karangan Aoyama Gosho edisi terkini di lantai sel penjara-nya. Komik komik detective kecil itulah yang selama ini ikut menemani Okta dalam kurungannya.

Sebulan sekali Ai yang tak pernah alpa menjenguk Okta, datang membawa manga dan banyak buku bacaan lain untuk pengusir kebosanan Okta.

Di lantai basement mabes polisi itu terdapat tiga sel penjara khusus dan Okta menghuni sel ketiga yang letaknya paling kiri.

Di sebelah sel penjara Okta berturut turut di tahan pula Kenzo dan Tanuwijaya.

"Aaahh.... berisik..." Okta membalikkan tubuh-nya memunggungi sel Kenzo. Sejak di tahan Kenzo memang selalu berteriak teriak tidak jelas.

"Hei... dasar polisi bego, cepat bebaskan saya!!, kalian tidak tahu siapa saya? cepat lepaskan saya kalo kalian tidak mau mati semua!!" koar Kenzo.

Herman, si penjaga sel tahanan lantai basement berjalan terseok mendekati sel Kenzo.

Polisi tua yang tahun ini memasuki usia pensiun-nya itu menghardik Kenzo.

"Hei Kenzo tutup mulut-mu, jangan bawel kaya cewe alay lagi PMS" bungkam Herman, meski usia-nya udah uzur, tapi ketegasan Herman tidak kendor sedikitpun.

" Dasar polisi tua kurang ajar, bandot tua, anjing buduk..." Seluruh isi penghuni kebun binatang meluncur dari mulut kasar Kenzo.

Kenzo mencerocos memaki maki Herman dengan kata kata kotor yang tidak pantas untuk dituliskan di sini.

Kenzo sudah pernah mencoba menyuap Herman supaya membantu-nya melarikan diri. Namun Herman kukuh menolak iming iming uang ratusan juta dari Kenzo itu.

"Diam..dasar pencuri uang negara!!, apa kamu mau dihukum lagi di sel interogasi?" ancam Herman.

"Sel interogasi..."Kenzo mendesis saat nama ruang angker itu disebut.

Kenzo bergidik karen memiliki kenangan buruk dengan ruangan di mana Okta pernah diinterogasi oleh Ai dan Aya itu.

Jika Okta diinterogasi oleh dua detektif cantik yang berdada bongsor nan delicious, sebaliknya Kenzo diinterogasi kasar oleh dua orang investigator galak, Jim dan Jun.

Terakhir keluar dari ruang interogasi itu, wajah Kenzo penuh lebam lebam dihajar oleh dua orang itu.

"Preketek...!!" daripada berurusan lagi dengan Jim dan Jun, Kenzo akhirnya memilih mengkunci mulut-nya dan duduk diam dalam sel-nya.

Tanuwijaya yang mendekam dalam sel paling kanan, juga memilih diam melamun membayangkan karier politik cemerlang dan kehidupan mewahnya sebelum di penjara. Tanuwijaja lebih pintar daripada Kenzo dengan ogah berurusan dengan para polisi penjaga-nya.

Herman berjalan meninggalkan sel sel itu dan kembali ke meja kerja-nya yang tak jauh dari sel para tahanan.

"Hmm bete... bosen juga baca detective Conan yang ga gede gede nih!" Okta meletakkan kembali komik di tangannya ke lantai.

"Bagaimana kabar Ai ya sekarang?" pikiran Okta ngelanyut teringat akan masa masa indah dengan Ai di SMU Internasional.

"Ai koq bisa cantik kaya gitu ya..." Okta terbayang ke-geulis-an gadis berambut sebahu itu.

Okta masih hafal dengan detail wajah Ai yang cantik dengan mata besar-nya yang bening. Di usia-nya matang-nya itu lekak lekuk aurat Ai sungguh membohai dan menggiurkan. Kulit kuning langsat yang halus dan mulus lengkap membungkus bodi indah itu.

Namun yang paling luar biasa dari Ai adalah payudara-nya men..!!.

Cup buah dada 34D itu membusung mlenuk mlenuk memenuhi dada Ai, bentuknya yang bulat montok seukuran buah melon sungguh sintal dan kenceng tidak kendor sedikit-pun.

Bongkahan susu yang ukuran-nya sungguh kegedean untuk gadis bertubuh mungil seperti Ai itu malah semakin membuat tubuh Ai menggiurkan, merangsang dan membangkitkan birahi tiap pria yang memandangnya.

Okta meneguk ludahnya, masih terasa sisa sisa sensasi kenyel kenyel empyuk bulatan buah dada Ai yang melumer dalam cengkeraman tangan Okta.

Teringat pada sosok Ai si gadis mungil berdada montok itu membuat tonggak kejantanan Okta ikut kesetrum dan tegang.

Tangan Okta menggosok gosok kelamin gede di balik celana kolor yang ia kenakan.

"Uunngghh Ai... ooh..." tangan Okta menyelusup ke balik celana-nya, dikocok-kocok-nya cendawan kontinya secara swalayan, sambil membayangkan lekak lekuk tubuh telanjang Ai.

Lagi asyik asyik-nya pikiran Okta mendongeng cabul tiba tiba terdengar ledakan dahsyat susul menyusul menghancurkan gedung mabes polri.

Atap sel Okta ambrol dan jatuh berhamburan nyaris menimpa Okta yang sedang asyik kelojotan di atas kasur mengkocok kocok pusaka-nya itu.

Dengan sigap Okta berkelit turun dan bersembunyi di bawah tempat tidur-nya, berlindung dari reruntuhan tembok dan atap yang gogrok berjatuhan terkena bom.

Tak urung sebuah batu besar jatuh menimpa kepala Okta, hingga kepala Okta pusing dengan pandangan berbintang-bintang.

Tanuwijaya, Kenzo dan Herman tak ketinggalan menyelamatkan diri masing masing bersembunyi dari hamburan material yang berjatuhan.

Kejadian selanjutnya kemudian berlangsung sangat cepat buat Okta.

"Aakkhh....!" terdengar teriakan meregang nyawa dari Jim dan Jun, dua polisi kekar yang bertugas menjaga pintu masuk ke bungker sel tahanan di basement mabes polisi.

Sambil menahan sakit di kepalanya yang berdenyut pusing, dari bawah tempat tidur di mana dirinya berlindung Okta dengan jelas dapat melihat kehadiran seseorang memasuki ruang basement gedung polisi.

Sosok berpenampilan kalem dan biasa biasa itu langsung mendekati sel Kenzo dan Tanuwijaya.

Aneh juga masih ada orang yang berkunjung di tengah hujan reruntuhan gedung mabes polisi itu.

Okta mengenali sosok yang baru hadir itu sebagai salah satu sosok yang terkenal baik dan pintar.

"Shinobi..." sapa Kenzo dan Tanuwijaya pada orang itu.

Meski sudah lebih dari satu tahun bergabung dengan WWW, Okta tidak pernah bertemu langsung dengan Shinobi, bahkan wajah dan identitas asli Shinobi saja Okta tidak tahu.

"Hah...!! apa dia Shinobi?!!" Jelas Okta sangat terkejut saat mendengar Kenzo dan Tanuwijaya menyapa orang itu sebagai Shinobi.

Okta menggelengkan kepalanya tak percaya, tak mungkin... tak mungkin!!, tak mungkin orang itu adalah Shinobi, pembunuh yang paling ditakuti seantero asia pasifik.

Melihat penyamaran Shinobi yang nyaris tanpa cela itu, pantas saja jika selama ini usaha pihak kepolisian internasional untuk menangkap Shinobi tidak mendapatkan hasil.

"Ternyata kita semua selama ini telah keliru dan terperdaya oleh Shinobi"Okta berguman dalam hati.

Melihat penampilannya, tidak akan ada yang mengira bahwa selama ini orang itu adalah Shinobi.

Wajah Okta menjadi pucat pasi saat melihat Kenzo dan Tanuwijaya bergelimpangan berturut turut meregang nyawa terkena serangan shiruken beracun Shinobi.

Setelah terkena serangan shiruken Shinobi, tubuh Kenzo bak hangus terbakar dan perlahan meleleh hingga sekujur tubuh Kenzo hancur mengeluarkan bau busuk menjijikkan.

"Hueekk...." Okta buru buru menutup mulutnya yang spontan hendak muntah melihat sisa sisa tubuh Kenzo yang mengerikan terkena reaksi racun dari senjata rahasia Shinobi.

meski cepat gerakan tangan Okta itu tidak sengaja terdeteksi oleh pengelihatan tajam Shinobi.

"Siapa itu..." Shinobi berbalik ke arah sel tempat Okta berada.

Okta tercekat kaget, tak mengira gerakan sepele-nya bakal tertangkap radar Shinobi yang tajam.

Deg...deg...deg... Jantung Okta berdetak kencang saat Shinobi makin dekat dengan sel Okta.

Meski memiliki ilmu beladiri yang lumayan, Okta tahu mustahil bagi-nya untuk mengalahkan Shinobi.

Saat jantung Okta hampir copot karena Shinobi makin dekat dengan persembunyiannya, tiba tiba Herman, polisi veteran penjaga lantai basement menyerang Shinobi dari belakang.

Namun tak lama nasib Herman menyusul sama dengan Kenzo dan Tanu yang mati mengenaskan di tangan Shinobi.

Herman ambruk ke tanah berlumuran darah.

Sebelum ajal-nya tiba, Herman masih sempat memberi kode pada Okta untuk tetep bersembunyi.

Okta memejamkan mata, tak tega melihat saat katana Shinobi membantai Herman.

Polisi tua itu rela mengorbankan nyawa-nya demi menyelamatkan Okta. Kini Okta-lah satu satu-nya orang yang mengetahui identitas rahasia Shinobi. Herman berharap Okta dapat melaporkan hal itu pada Jonathan atau Gozo.

Okta meringkuk di bawah tempat tidur, tubuhnya dilipat se-minimal mungkin supaya tak terpergok Shinobi.

Okta menahan nafas dan tak berani berkutik sedikitpun berharap supaya Shinobi tak menyadari kehadirannya.

Setelah membunuh Herman, Shinobi tidak langsung pergi. Tokoh jahat itu sekali lagi memeriksa keadaan ruangan memastikan tidak ada saksi mata untuk aksi pembunuhannya.


Satu menit terasa berhari hari buat Okta sampai akhirnya Shinobi berjalan keluar meninggalkan basement mabes polisi itu.

Okta menunggu dalam posisi membisu-nya lima menit lagi untuk memastikan Shinobi bener bener telah pergi.

Shinobi sang pembunuh itu kembali ke penyamaran incognito-nya dalam masyarakat, bersiap kembali menerkam dan memangsa musuhnya.

Okta merangkak keluar dari bawah tempat tidur sel penjara.

Sel penjara yang terkunci bukan masalah buat Okta yang ahli jebol menjebol itu.

Klak.... dengan bantuan sebuah benda panjang tipis dan sedikit magic, Okta dengan mudah membuka gembok yang mengunci sel penjara-nya.

Okta melangkah-i reruntuhan bangunan basement itu, keluar dari sel yang memenjarakannya selama ini.

Sedari dulu sebenarnya mudah saja buat Okta untuk membobol sel-nya dan melarikan diri.

Namun kalo jadi melarikan diri, Okta takut tak bisa bertemu lagi dengan Ai...

Setelah memastikan Herman sudah tak bisa tertolong lagi, Okta bergegas menyusul keluar dari basement tempat ia dipenjara itu.

"Aku harus cepat membongkar identitas Shinobi pada polisi" batin Okta.

Okta lincah bergerak keluar dari lorong gelap dan penuh reruntuhan itu menuju ke lobi lantai utama mabes polisi.

Keadaan lantai utama mabes polisi sungguh kacau.

Atap dan bangunan gedung banyak yang ambrol, jatuh ke lantai, menimbulkan debu dan bau terbakar.

Nampak kerumunan polisi di depan mabes polisi sedang mengamankan keadaan dan mengevakusi korban dipimpin langsung oleh jenderal Jonathan.

Yup..!!, ini kesempatan emas buat Okta untuk membongkar kedok asli Shinobi pada pimpinan tertinggi di kepolisian itu.

Okta bergegas bergerak mendekati kerumunan polisi itu untuk menemui jenderal Jonathan secara langsung.

Namun langkah Okta surut saat melihat sosok licik sese-orang berkepala botak yang ada di belakang Jonathan.

ada Jackal di belakang Jonathan, Okta mengenali polisi korup itu sebagai kaki tangan WWW, karena sering memergoki Jackal bertemu dengan Kenzo.

Okta bisa mati konyol apabila melapor saat ini juga pada Jonathan.

Sebelum keberadaannya diketahui Jackal, Okta cepat cepat membalikkan tubuhnya, berbalik arah membelakangi Jonathan.

Saat itulah Okta melihat seorang gadis berparas oriental, dengan tatapan mata kosong berjalan tepat menuju ke arah Jonathan.

"Sheena..." desis Okta mengenali gadis berkulit putih susu itu.

Melihat gerak gerik kikuk Sheena yang aneh seperti zombie dengan tangan bersiap di dalam tas kecil-nya, Okta langsung menyadari kalau Sheena sedang berada dalam pengaruh gendam Juve.

"Wah, celaka nih..!! sepertinya Sheena mau menembak mati Jonathan. Aku harus cepat mencegah-nya." otak Okta cepat merenkonstruksi kejadian yang bakal terjadi selanjutnya.

Okta tahu dia harus mencegah Sheena membunuh Jonathan, kematian Jonathan bakal membuat sepak terjang organisasi hitam itu kian tak terbendung.

Melihat Sheena hampir saja menarik tangannya keluar dari tas dengan menggenggam pistol di tangannya, Okta dengan cepat menggamit lengan Sheena dan langsung menarik gadis itu menjauh dari keramaian.

"Hei...kamu..., Joker ...?"Sheena menjerit kaget, begitu mengetahui bahwa Joker yang menarik tubuhnya Sheena ganti memekik girang.

"Psstt!! Sheena jangan menarik perhatian, ayo cepat lari dari sini..."Tanpa basa basi Joker menggelandang Sheena menjauhi mabes polisi.

"Tapi....tapi... Juve...?" mendadak Sheena tak merasakan sakit di kepalanya lagi akibat pengaruh sugesti Juve, sepertinya sugesti Juve pada Sheena berangsur menghilang karena perasaan gembira Sheena yang meluap-luap kala bersua dengan Joker.

Tak mengindahkan ke-ceriwis-an gadis mata sipit itu, Okta terus menarik tangan Sheena hingga posisi kedua orang itu sekarang dua blok jauh-nya dari mabes polisi.

Begitu merasa aman Joker berhenti berlari.

"Joker...syukurlah kamu masuk hidup hik..hik.., Sheena kangen.." Sheena langsung memeluk erat Joker yang selama ini ia cari sambil terisak senang.

"Saya juga senang Sheena baik baik saja" Joker balas merangkul Sheena.

"Joker, ayo kita lari ke luar negeri, di Kanada banyak teman teman hacker yang mau membantu kita, di sini sudah tidak aman..." Sheena mengusap air mata yang berlinang di wajahnya, usaha-nya selama ini untuk mencari Joker tidak sia sia.

"lari ke Kanada?tapi..." gumam Joker.

"Tapi apa Joker?, di Kanada kita bisa hidup berdua tanpa ada lagi yang mengganggu"

Joker mengangguk meng-iya-kan ajakan Sheena.

"Tapi tidak sekarang Sheena, sekarang kita harus segera berangkat ke Bogor."Joker berkata mantap.

"Ke Bogor?" Sheena tampak kebingungan, memang-nya ada apa di Bogor?

"Alex dan Ai, kita harus segera menemui Alex di Bogor, hanya Alex yang bisa mengatasi Shinobi.." Desis Joker.

"Alex...Shinobi..."Sheena si poison Ivy mengangguk pelan, dalam hati Sheena-pun setuju bahwa percuma saja mereka lari sekalipun sampai ke ujung dunia, selama masih ada Shinobi, hidup mereka tidak akan benar benar aman.

Hari itu juga kedua-nya berangkat ke kota Bogor.
*****

Saat ledakan bom mulai terdengar bersahut-sahut-an menghancurkan gedung mabes polisi, para penjaga pribadi tuan Adiguna cepat cepat melindungi dan melarikan Adiguna masuk ke dalam sedan mobil dinasnya yang anti peluru.

Sambil merunduk dalam perlindungan tameng tubuh para pengawal-nya, sang gubenur Jakarta yang di cintai rakyat-nya itu berhasil masuk ke dalam mobil sedan Mercy yang dilengkapi standar ke-aman-an tingkat tinggi itu.

Tomy, supir pribadi mobil mercy tuan Adiguna yang baru seminggu ini diangkat untuk melayani sang gubenur, menyapa dan langsung menyalakan mesin mobil, bersiap melarikan mercy bertenaga dahsyat itu.

"Jangan pergi dulu..."Adiguna melarang tegas Tomy yang hendak menginjak pedal gas.

"Tapi...tapi pak di luar keadaan semakin bahaya..."Tomy celingak celinguk melihat keadaan keriuh-an di luar yang penuh ledakan.

"Keluar kamu sekarang juga!, biar saya mengendarai mobil ini sendiri." Adiguna berdehem keras.

"Tapi pak..."Tomy bingung mendengar instruksi atasan-nya itu.

"Lho koq malah ngeyel, ayo cepat keluar!"bentak Adiguna.

"Iya...iya...pak..." perintah sang gubenur adalah sabda buat supir seperti Tomy ini.

Sambil ngedumel dalam hati Tomy keluar dan masuk bergabung ke dalam mobil lain yang mengawal mobil dinas Adiguna.

Tomy tidak dapat memahami tingkah laku Adiguna atasan-nya yang membingungkan itu, Adiguna sering membuat para penjaga-nya kalang kabut dengan diam diam sering menghilang berjam-jam, tak mentaati protokol keamanan sebagai pejabat tinggi.

Tomy juga sedikit meragukan kewarasan Adiguna yang sering mengeluhkan adanya ancaman atau surat kaleng untuk dirinya, padahal jelas jelas dengan pengawalan ketat-nya selama ini tidak mungkin ada siapapun yang bisa mendekati Adiguna.

Meski kebingungan, para pengawal pribadi Adiguna, tak berani memprotes tingkah semau gue atasannya itu.

Adiguna berpindah tempat duduk ke kursi pengemudi, dengan buru buru Adiguna men-setting ulang posisi tempat duduk supir supaya sesuai dengan postur tubuh-nya.

Sepertinya Adiguna berencana mengendarai mobil dinas-nya sendiri.

Ritual terakhir Adiguna tiap kali hendak mengendarai mobil adalah mengatur posisi kaca spion belakang.

"Hmmm...apa ini?" Adiguna tampak merengut kesal saat selembar kertas putih dengan tulisan merah jatuh dari kaca spion di atas kepala-nya.

MUNDUR DARI JABATANMU ATAU MATI!!

Isi tulisan kertas berisi ancaman yang ditujukan pada-nya itu spontan membuat Adiguna kesal.

Sejak Piero menyatroni apartemen-nya, Adiguna tak henti mendapat surat kaleng penuh ancaman supaya Adiguna mundur dari pencalonnya sebagai gubenur Jakarta.

Adiguna memutuskan untuk langsung mem-PHK Tomy, supir baru-nya itu.

Meski sebelum menerima Tomy masuk para pengawal Adiguna sudah menyelediki dan memastikan bahwa latar belakang Tomy aman, namun Adiguna tak mau ambil resiko.

Di saat Adiguna sedang ngerundel geram melihat ancaman di dashboard mobilnya, mendadak pintu mobil Adiguna terbuka dan seorang wanita masuk dan langsung duduk di samping Adiguna.

"Adiguna san, di luar kacau sekali, Yuna takut sekali" Yuna si guru berbodi MILF, kekasih tuan Adiguna menyusul masuk ke dalam mobil dinas sang gubenur.

Meski hubungan cinta mereka masih dirahasiakan tapi Adiguna nekad diam diam selalu membawa Yuna di tiap kunjungan kerja-nya.

Nyees.... kecantikan paras dan ke-sexy-an Yuna membuat suasana hati Adiguna seketika adem. Di tengah tekanan tumpukan kerjaan dan ancaman para musuh-nya, kehadiran Yuna dalam hidup-nya memang bagaikan oase penyejuk buat Adiguna.

Yuna-lah sang cheerleader yang selalu memberi spirit pada Adiguna untuk menghadapi tantangan pekerjaannya.

Adiguna tersenyum kecut saat sejenak dalan benak-nya melintas ancaman dari Piero untuk membunuh Yuna apabila Adiguna tidak mundur dari jabatannya.

"Grrmmm..., saya tidak takut!!"Adiguna menggeram pelan sambil meremas surat kaleng dalam genggamannya. Adiguna berjanji dalam hati untuk menjaga Yuna sekuat tenaga.

"Lho koq merengut kaya gitu sih? marah sama Yuna yah??" selidik Yuna melihat raut wajah Adiguna yang mendung.

"Tidak ada apa apa..."Adiguna membanting remasan kertas di tangannya sambil mulai mengemudikan mobil camry-nya.

Mobil ber-keaman-an canggih yang membawa Adiguna bergerak meninggalkan area mabes polisi. Dua mobil penjaga di depan dan di belakang ikut mengiringi laju mobil yang dikendarai sang gubenur.

"Ini apa sih?" Yuna yang penasaran membungkuk-kan tubuhnya dan mencoba masuk ke dalam kolong bangku Adiguna, mencoba meraih lipatan kertas di bawah kaki Adiguna.

Kabin ruang kemudi mobil sedan itu kecil dan sempit membuat tubuh Yuna berhimpitan dengan paha Adiguna.

Payudara 36D molek yang membusung di dada Yuna membuat tubuh guru cantik itu menyangkut di antara kaki Adiguna dan dashboard mobil.

Terus memaksa-kan tubuhnya untuk menerobos sela di antara kaki Adiguna dan dashboard kemudian membuat buah dada bulat besar Yuna menggencet dan melumer dalam pangkuan Adiguna

Bruuummm.... kaki kanan Adiguna reflek menekan pedal gas dalam dalam saat payudara kanan Yuna terasa klenyel klenyel di paha-nya.

Nyaris saja bemper depan camry Adiguna menghajar bagasi mobil pengawal di depannya.

"Yuna...mau apa gluk..." Adiguna meneguk ludah saat susu gede itu menggelinding gelinding dan menekan nekan paha-nya, bahkan sedikit lagi nyaris menyenggol konti-nya.

"nngggh.... nnnghh... " Yuna mendesah desah menggemaskan saat bersusah payah menjulurkan tubuhnya sejauh mungkin masuk ke dalam kabin tempat pedal gas dan rem sedan itu berada hingga akhirnya Yuna dapat merengkuh kertas yang di buang Adiguna di pojok kabin itu.

Yuna menarik tubuhnya keluar dari kabin bawah dan kembali duduk di kursi penumpang, cepat cepat dibuka dan dibaca-nya surat kaleng untuk Adiguna.

Raut wajah Adiguna sedikit menggurat kecewa saat payudara montok Yuna lepas dari pangkuan-nya.

"Ooh...ini yang bikin Adiguna san muram yah.."Yuna melirik wajah kekasihnya yang diam memendam amarah. Wah...!!, gawat ini, biasanya kalau sudah marah seperti ini tuan Adiguna bisa diam dan mencuek-in Yuna seharian full ini.

Yuna menggeser tubuh montok cetar membahana-nya dekat dengan Adiguna, Yuna tahu obat mujarab buat mengobati ke-muram-durja-an kekasih-nya itu.

"Adiguna san..." Yuna meng-eong manja, jari jari lentiknya mengelus tongolan gede di selangkangan Adiguna.

"Yuna... hei.. saya lagi stir.., uuh..!" Adiguna menggelinjang enak saat telapak tangan Yuna yang halus itu menggosok gosok batang pusaka sakti di balik celana Adiguna.

Diraba raba oleh Yuna, sontak konti Adiguna bangkit dan tegak menjulang.

"Ooohh..., Yuna gemes sama ini" Yuna cekikikan sambil men-toel- toel cendawan konti Adiguna, Yuna nampak girang menyambut bangkit-nya konti perkasa Adiguna itu.

Sreeet.....dengan cekatan gadis dari jepang itu membuka resluiting celana Adiguna dan memlorotkan celana Adiguna hingga tubuh bagian bawah Adiguna telanjang.

Meski mulut-nya bolak balik melarang Yuna, namun Adiguna pasrah tak melawan saat Yuna menelanjangi celana-nya dan membuat konti kekar-nya keluar dari sarang-nya.

Yuna tertegun melihat batang kemaluan sang gubenur yang tegar menjulang di tengah selangkangan Adiguna, titit kualitas super nih batin Yuna.

"Olala.. konti Adiguna sungguh strooong sekali..,Yuna suka... Yuna suka sama yang keras keras kaya gini..."dengan gemes Yuna tangan kanan Yuna meraih dan langsung mengocok ocok kulup konti gede Adiguna.

Clap...clap...clap... tangan lembut Yuna dengan gemulai mengoplos batang konti Adiguna, kulit tangan Yuna yang halus, lembut dan wangi membuat sang empu-nya batang pejal itu merem melek keuenakan.

"Hei... hei.. Yuna..." Adiguna nampak panik namun sekaligus mendesah nikmat dan terangsang hebat melihat kenekadan Yuna mengkocok kocok konti Adiguna di tempat umum.

Kenikmatan di-handjob cewe secantik Yuna, mendadak membuat segala masalah dan beban pekerjaan yang menghimpit Adiguna seketika sirna.

Yuna menghadap ke arah Adiguna dan kemudian duduk menungging di atas tempat duduknya.

Yuna kemudian membungkuk-kan tubuhnya serendah mungkin hingga wajahnya dekat sekali dengan selakangan Adiguna.

"Ahhh.... Yuna mau apa?" Adiguna memicingkan mata-nya, hembusan nafas Yuna terasa menerpa pentol konti-nya.

"Yuna sepongin titit Adiguna san ya... slruup!!" Yuna mengedip edipkan mata-nya dengan centil menatap Adiguna manja.

"Jangan...jangan Yuna, ooooouuhh!!" Adiguna melotot dan hanya bisa melenguh nikmat saat mulut mungil Yuna melahap konti-nya.

transmisi automatic pada mobil itu membuat gerakan binal guru seksi itu tidak terganggu oleh gerakan Adiguna yang sedang menyetir.



Yuna menggengam erat konti Adiguna di tangannya, dikecupnya mesra cendawan konti Adiguna sebelum dengan lembut memasukkan batang konti Adiguna dalam mulut mungil yang hangat.

Sruupp...sruup..sruuup, Yuna menggerakkan kepalanya maju mundur.., maju mundur cantiik dengan irama kontinu, mengemut dan mengisep isep konti Adiguna yang tenggelam dalam hangat-nya sesapan rongga mulut Yuna yang hangat dan lembut.

"Ahhh....aaahh... aaahh" oral Yuna yang luar biasa membuat gubenur Adiguna menjerit jerit kencang.

Bruummm... lagi lagi Adiguna tak sengaja menginjak pedal gas dalam dalam saat mulut Yuna menyedot kontinya kuat kuat hingga pipi Yuna kempot.

Mobil yang dikendarai Adiguna berbelak belok aneh, kadang cepat kadang pelan mengikuti irama isepan mulut Yuna, membuat mobil penjaga yang mengikuti di depan dan belakang kebingungan.

"Uedan... uedan kamu Yuna, oooohh!!, enak... enak.." Adiguna mendeking deking sepanjang perjalanan.

Sruup...sruup..sruup.. Yuna mempercepat alunan oral seks-nya, kadang kadang mendeep-throat batang Adiguna hingga amblas seluruhnya dalam mulut Yuna.

Tubuh Adiguna menggeletar geletar hebat saat jemari lentik Yuna ikut menggelitik buah zakar berjembut-nya, laju mobil yang dikendarai Adiguna zig zag dan makin kacau saja.

Yuna sungguh lihai menyepong konti Adiguna, dibawa-nya sang gubenur mengawang awang sampai kayangan tingkat tujuh.

Adiguna mati mati-an mencoba menjaga konsentrasi menyetir-nya, namun rasa nikmat yang berdenyut denyut di kelaminnya sudah tak tertahankan lagi.

"Uunghh.." sambil melenguh kencang, Adiguna tiba tiba membanting stir mobilnya masuk ke dalam jalan tol bebas hambatan.

Dua mobil pengiringnya sampai ngepot, cepat cepat ikut berbalik mengikuti rute di luar rencana itu.

"Cepat belok, jangan sampai kehilangan JKT1" perintah Ubay, bodyguard kepercayaan Adiguna yang ada di mobil belakang kepada supirnya.

Melihat mobil Adiguna yang berjalan sempoyongan , wajar jika Ubay cemas sesuatu yang buruk terjadi pada junjungannya.

Begitu masuk jalan tol, Adiguna langsung menggeber mobilnya jauh meninggalkan dua mobil penjaganya.

Di dalam mobil Adiguna sang gubenur yang biasa-nya tenang kalem dan sabar tiba tiba berubah beringas dan ganas.

Adiguna menjambak rambut panjang Yuna kemudian dengan kasar membenamkan wajah kekasihnya itu dalam pangkuannya hingga konti gede Adiguna menohok tenggorokan Yuna.

"Yuna mau kontol? hah? ayo sepongin konti saya!!" Adiguna mendribel kepala Yuna memaksa ibu guru seksi itu menyepong konti-nya.

"Akkkhh...glup...glup..mmmphh!!"Yuna mendelik kesakitan saat konti Adiguna mendeep throat mulutnya, pentol konti Adiguna menumbuk pangkal kerongkongan Yuna hingga membuat Yuna keselek-selek.

Melihat raut wajah kesakitan Yuna tidak membuat akselerasi Adiguna menggojlok mulut Yuna kendor, Erangan memelas Yuna justru kian membuat hasrat seksual Adiguna terlampiaskan.

Oops...!! sepertinya Yuna telah membuat kesalahan dengan membangunkan si macan yang sedang tidur dalam diri Adiguna.

"Eat my dick bitch!!"Adiguna terkekeh dan dengan brutal mendorong kepala Yuna kuat kuat hingga seluruh batang konti-nya amblas dalam kuluman mulut Yuna.

Tubuh Yuna menggelepar gelepar, pentol konti Adiguna masuk menusuk sampai separuh tenggorokannya membuat Yuna tak bisa mengambil nafas.

Nikmat buat Adiguna, sengsara bagi Yuna.

Adiguna seperti tak peduli dengan teriakan memelas Yuna dan malah membekap mulut Yuna dengan kontinya makin kencang saja.

"Emmph..eemph, ... eemmph" Yuna yang mulut mungilnya tersumpal konti Adiguna mengerang kesakitan, air mata meleleh dari sudut mata-nya.

Kehabisan nafas dengan putus asa kedua tangan Yuna menggapai gapai lengan Adiguna memohon sang gubenur untuk melepaskannya.

"Aahhhh... uhuk... uhukk..." Nyaris mati, Yuna terbatuk batuk hebat saat Adiguna akhirnya mengakhiri penderitaannya dan berhenti meng-kontol-i oralnya.

Tubuh Yuna terduduk lemas kehabisan nafas dan tenaga. Namun penderitaan Yuna baru saja dimulai, Adiguna sang macan yang bangkit dari tidur kembali menerkamnya.

Begitu jauh meninggalkan kedua mobil pengawalnya, Adiguna berhenti dan memarkirkan mobilnya di tepi jalan tol yang paling sepi.

Setengah jam lagi di jadwal padat Adiguna ada pembagian sembako untuk warga miskin, namun sepertinya masih sempat untuk sekali seks quickie pikir Adiguna.

Adiguna melepas sabuk pengaman kemudi-nya dan langsung mencekik leher Yuna yang masih klepek klepek kehabisan tenaga.

"Dasar jalang, ayo bilang kalo kamu suka konti saya lagi!!" Adiguna mencekik leher Yuna kencang.

"Aakhh... aakhh...ampun... ampun Adiguna san" Yuna merintih kesakitan, lagi lagi nyaris mati kehabisan nafas. Cekikan di leher-nya membuat Yuna tak bisa menjawab pertanyaan Adiguna.

Plak... plak..!! Adiguna tanpa belas kasihan menampari pipi kekasihnya itu hingga lebam memerah.

"Ayo bilang kalo kamu doyan konti saya!!" lagi lagi Adiguna mengancam Yuna, kata kata asusila yang tak pantas keluar dari mulut gubenur yang biasanya santun dan kalem itu.

Cengkeraman tangan Adiguna yang mencekik leher jenjang Yuna makin kencang saja, Guru cantik berbody milf itu memaksakan diri untuk bersuara.

"Eekhh... Yuna ... suka ...doyan.. konti gede tuan Adiguna!" terbata bata Yuna menjawab pertanyaan Adiguna.

"Jadi tempok Yuna pingin dikontolin?"
"Eekhh... mau... mau, please Adiguna san entod-in Yuna.."

"Huh dasar perempuan murahan doyan konti, kamu harus dihukum!!, sini saya perkosa kamu.!!" Adiguna menarik kasar tubuh lunglai Yuna ke pangkuannya dan..

Breet..., breeet!! dengan sekali hentak Adiguna mencabik blouse dan bra Yuna di bagian dada hingga bukit payudara membusung Yuna terkatung katung telanjang.

Buah dada Yuna berkategori buah varietas super, payudara monthong Yuna sungguh besar, bulet sempurna dan berwarna putih mulus.

"Oooh.. susu yang indah, nyamm.... nyamm..." Adiguna yang gemes langsung mencaplok dan melalap bukit payudara montok Yuna.

"Aahh.... aaahh...." Yuna menggelinjang gelinjang tak karuan saat Adiguna tak henti men-codot-i area dada-nya yang semlohai itu.

Sebentar saja dada mulus Yuna dipenuhi cupang cupang memar ungu dan bekas gigitan.

"Aaaiiiiyyyaaaa.......auuh.. aauh akit!." Yuna melengking kesakitan saat Adiguna yang sedang mengulum pentil susu Yuna tiba tiba menggigit puting susu Yuna yang imut berwarna pink itu.

Lengkingan kesakitan Yuna membuat Adiguna terkekeh bahagia.

Breet...brett!! potongan pakaian Yuna kembali berhamburan ke seluruh penjuru kabin mobil, celana dalam warna hitam yang Yuna kenakan-pun tak luput dirobek oleh Adiguna.

Blouse dan rok mini yang Yuna gunakan hancur dicabik cabik oleh Adiguna hingga Yuna kini polos telanjang bulat dalam mobil pribadi Adiguna.

Adiguna kemudian membalik posisi tubuh Yuna dalam pangkuannya hingga kini Yuna duduk memunggungi Adiguna.

Adiguna bersiul pelan terkagum kagum melihat keelokan tubuh belakang Yuna, punggung yang putih mulus berpadu sempurna dengan pinggang yang langsing dan buah pantat yang kenyal montok.

Konti Adiguna makin ngaceng saat bokong punyel Yuna lumer saat menduduki konti-nya.

Dari sela ketiak Yuna, tangan Adiguna menyelip masuk ke depan dan langsung merogoh area miss V Yuna yang nyempluk dan mulus tak berbulu itu dengan beringas.

"Aaahh.... aaaahh...., Adiguna san.. jangan..."Yuna menggelinjang saat Adiguna mengitil itil klentit sensitif di lipatan bibir vagina-nya. Ransangan di bagian tubuh yang sensitif itu membuat liang tempik Yuna mengembun cepat.

Uedan ini..!, Diperlakukan bagai budak seks seperti ini malah membuat birahi Yuna meletup letup tak karuan.

"Dasar jalang, digaruk garuk dikit saja langsung basah, tempik Yuna ga sabar ya di kontol-in" Adiguna menjambak rambut Yuna dan berbisik dekat di telinga Yuna.

"Aahh.. Adiguna san,cepat... cepat kontolin Yuna !!" kini ganti Yuna yang malah memohon mohon pada Adiguna untuk menyetubuhi-nya.

Adiguna merentangkan kedua paha Yuna lebar hingga Yuna duduk mengangkang di atas pangkuannya.

tumblr_n8kjj5d2ib1s0slk4o1_400-1.gif


"Ooohh..." Yuna mendesah ngeri ngeri sedap saat pentol konti Adiguna menyundul nyundul kuntum tempiknya.

Batang keras nan kekar itu menggesek gesek bibir vagina Yuna mencari jalan masuk ke dalam liang sempit kemaluan Yuna.

Blesshh...!!, tubuh Yuna tersentak kencang saat konti gede Adiguna meruyak masuk dalam sela tempik-nya.

"Aiyyaaa...konti Adiguna gede sangat... aaahhhh!!" Yuna mendesah hebat, tubuh sexy wanita jepang itu menggeliat geliat basah berkeringat saat kemaluannya tertusuk kejantanan Adiguna.

Dibatasi tenggat jadwal-nya yang padat sebagai seorang gubenur, Adiguna tidak mau buang waktu percuma.

Begitu batang konti-nya sudah mapan menancap dalam tubuh Yuna, Adiguna langsung mem-penetrasi kontinya memompa tempik Yuna.

Plok...plok...Konti Adiguna bergetar cepat menggesek gesek tempik bergerinjal Yuna..

Dengan posisi WOT, tubuh mungil Yuna terombang ambing hebat di pangkuan Adiguna, payudara montok Yuna ikut bergoncang menyuguhkan panorama yang aduhai.

Detik jam terus berlalu dengan cepat, Adiguna sadar waktu-nya bersangsama dengan Yuna tinggal sedikit, deretan acara padat sudah menunggu kehadiran Adiguna.

"Hiyaa.... aaakkh...!!"Adiguna mempercepat alunan sodokan konti-nya ke dinding rahim Yuna, gelombang sodokan konti Adiguna menjadi lebih cepat dan kencang menerpa liang tempik Yuna.

Yuna merasa otot otot kemaluan tegang seperti kebelet pipis.

"Terus... terus... terus entot-in Yuna , Adiguna san..."Yuna klepek klepek dalam buaian Adiguna.

Tak berapa lama kemaluan Yuna mengejan dan Serr... serr...!!, cairan cinta Yuna seketika berdebur membanjiri liang tempiknya pertanda Yuna dilanda orgasme-nya.

"Eeeeii... eeii... ikke... ikk... kimochii..aaaahhh" Yuna mendesah panjang mengucapkan kalimat sakti pertanda kenikmatan tiada tara yang direguk-nya.

Yuna tidak egois, birahi Adiguna pasangan intim-nya belum terpuaskan.

Yuna mengempitkan liang tempiknya menjepit konti Adiguna kuat kuat, gadis jepang itu kemudian menggeyolkan pantatnya seksi mengulek ulek kemaluan Adiguna dengan bokong semok-nya.

Konti Adiguna dalam liang vagina Yuna serasa dipilin dan dipelintir pelintir enak membuat Adiguna merem melek uenak.

Goyangan asoy geboi Yuna sekejap saja membuat klimak Adiguna menjelang.

"Yuna... ooohh... ooohh!!" Adiguna melolong keras saat kran peju-nya terbuka dan deras menyembur kencang melalui ujung kontinya.

Mobil Adiguna bergoyang goyang aneh di tengah jalan tol yang mulai ramai.

Mobil dan truk yang lalu lalang dipenuhi keheranan melihat goyang-an mobil sedan berkaca hitam pekat yang menepi itu.

Selisih 15 menit-an baru dua mobil pengawal Adiguna bisa menyusul.

Melihat mobil Adiguna yang bergoyang goyang aneh, Ubay langsung dihinggapi rasa curiga.

Dengan sigap si pengawal berpengalaman itu melompat keluar dari mobilnya, sambil menggenggam senjata api di tangannya Ubay mendekati mobil Adiguna.

Goyangan mobil Adiguna makin kencang dan aneh, Ubay ber-firasat sesuatu yang buruk sedang terjadi pada tuannya itu.

Tanpa buang waktu Ubay membuka pintu mobil Adiguna, bersiap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

Pintu mobil terbuka dan Ubay mendapati Adiguna dan Yuna sudah duduk anteng di bangku-nya masing masing.

Tidak ada sisa tanda tanda sedikitpun kalau tadi baru saja di dalam kabin mobil itu terjadi quickie sex yang dahsyat.

Yuna memakai jas panjang Adiguna sebagai pengganti pakaiannya yang hancur dicabik cabik Adiguna tadi.

Adiguna sudah kalem dan kembali berperilaku gentle seperti lazim-nya. Biarkan perangai ganda-nya yang kasar, kerap mengucapkan kata kotor dan doyan main seks kasar itu tetap tersembunyi-incognito, tidak diketahui orang lain.

"Tuan Adiguna baik saja?" Tanya Ubay khawatir.

"Saya baik saja Ubay, maaf tadi saya hanya ke-pingin menjajal kemampuan mobil ini" jawab Adiguna sambil melirik nakal pada Yuna yang tubuh semlohai-nya baru saja Adiguna test-drive.

"Sekarang kita berangkat ke acara pembagian sembako"instruksi Adiguna lebih lanjut.

"Baik tuan"jawab Ubay patuh.

Iring iringan mobil itu kembali berjalan, setelah mengantar Yuna pulang ke apartment-nya, Adiguna kembali ke rutinitas padatnya sebagai gubenur Jakarta.
*****

Malam menjelang di Jakarta, sebagian besar penduduk kota metropolis itu sudah lelap dalam istirahatnya, lelah mengarungi denyut kehidupan ibukota yang padat.

"Alex, bagus kalo kamu sudah sampai di Jakarta, cepat ke sini sekarang juga"tuan Gozo nampak berbincang serius via ponselnya.

Penyerangan-an ke mabes polri tadi siang bak alarm bahaya buat kepolisian, pertanda bahwa organisasi WWW masih eksis dan kian berbahaya.

Gozo segera mengkontak dan mengumpulkan agen agen terbaik Alpha ke Jakarta, bersiap menghadapi serangan susulan dari WWW.

Konfirmasi kembalinya Alex ke Jakarta dari liburan di Bogor membuat Gozo sedikit bernafas lega, Alex adalah amunisi handal kepolisi-an dalam menghadapi perang dengan WWW.

Gozo menginstruksikan Alex untuk segera ke rumah kediaman Gozo.

Gozo menutup pembicaraan dengan Alex dan meletakkan telpon di meja kerjanya dan baru menyadari kehadiran Jackal dan sosok lain di ruang kerja Gozo.

"Jackal ada apa malam malam kau ke sini?"tanya Gozo keheranan, kehadiran sosok di sebelah Jackal yang tak asing membuat Gozo tambah bertanya tanya apa gerangan maksud kedatangan Jackal malam itu.

Tadi siang saat ada serangan di mabes polisi, Gozo sempat bertemu dengan tamu tak diundang itu.

Jackal saling balas pandang dengan Shinobi di sebelahnya, kemudian balik menghadap ke arah Gozo seraya mengacungkan sebuah senjata api ke arah mentor Alex itu.

"Hei..., Jackal apa maksudmu...aaakh...!!" Gozo tak dapat melanjutkan kalimatnya.

Dor...dor...dor... pistol di tangan Jackal menyalak tiga kali, peluru panas menerpa dada dan kepala Gozo.

Tubuh inspektur Gozo rubuh bersimbah darah, tembakan di kepalanya membuat Gozo tewas seketika.

Jackal tersenyum menang melihat kematian Gozo, polisi yang menjadi bayang bayang dan membuat karir-nya di kepolisian mandeg selama ini.

"Good job Jackal, sekarang kita tinggal menunggu kedatangan Alex, bocah sialan itu."Shinobi di samping Jackal nampak dingin melihat kematian Gozo, semua orang yang mengganggu organisasi WWW
satu persatu ia singkirkan.

Jackal mengisi ulang peluru pistol yang ada di tangannya bersiap menyambutan kedatangan Alex ke rumah Gozo.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd