Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Grup Rasan-rasan rempong dan seru ibu guru (no SARA)

(Matur nuwun sanget atas apresiasinya para suhu. Lanjutannya agak lama dikit ya)

Bagian 3
Jam menunjukkan pukul Lima kurang sepuluh saat bu Dewi sampai di parkiran hotel langganannya. Hotel Nusa dua sebenarnya termasuk hotel bintang tiga dengan harga standar 200k nett per malamnya. Tapi karena satu dan lain hal, pemilik hotel ini memberikan tiga serangkai ini diskon sehingga hanya ditarik biaya sebesar 100k saja.

Setelah turun dari motor, menaruh helm dan mengunci stang, bu Dewi pun mengirimkan pesan WA ke nomor pak Irwan.

"Pak, langsung ke sini ya, kamar A23 yang diatas parkiran belakang setelah tangga pas." Caption yang menemani pesan berisi lokasi bu Dewi sekarang

"Langsung parkir belakang saja. Pegawai sudah saya kasih tahu" isi pesan berikutnya.


Tidak menunggu lama, pak Irwan yang saat itu sudah berada di parkiran kantor langsung menghidupkan mesin mobil Datsun hitamnya dan tancap gas menuju lokasi. Beliau ini sudah tidak sabar dan penasaran ingin merasakan apa yang dijanjikan bu Dewi tadi. Dia sudah ijin ke bu Indri untuk pulang telat karena masih lembur sesuatu. Memang saat itu bulan Desember memang waktu untuk menyelesaikan laporan di semua kedinasan. Jadi alasan seperti ini mudah dipercaya dan cukup masuk akal.

Sementara itu, di Hotel bu Dewi sudah masuk ke dalam kamar yang biasa mereka pakai. Di sana sudah menunggu bu Idha dan bu Erna yang terlihat sudah siap tempur dengan kostum masing masing.

"Gimana gimana Jeng? Udah deal ya tadi? Enak gak kontolnya?" Kata bu Idha yang langsung memeberondong bu Dewi dengan pertanyaan. Saat itu dia sudah memakai Tanktop putih tipis tanpa bra dengan balutan jaket dan hotpant jeans yang terlihat modis. Rambutnya yang di highlight keunguan terurai mengembang menambah aura idol pada wajahnya yang terlihat seperti remaja usia dua puluhan.

"Heh, sabar sek to. Baru juga datang. Aku te pipis disek, wes kebelet." Jawab bu Dewi sambil nyelonong ke kamar mandi.

"Pipis apa pipis?" Ledek bu Idha
Sementara itu bu Erna cuma cekikikan sambil geleng geleng kepala. Ia memakai gamis terusan berkain tipis berwarna hitam tanpa memakai pakaian dalam. Selain itu terlihat ia memakai kerudung lebar yang juga berwarna hitam lengkap dengan cadar yang menyisakan mata lentiknya. Ini adalah baju tempur andalannya. Meskipun tertutup, tapi banyak lelaki yang semakin tertarik dan penasaran dengan isi di dalamnya.

Setelah itu bu Dewi pun selesai pipis dan sekalian mengganti bajunya. Ia mengenakan daster motif batik tanpa lengan dengan panjang. Bra ukuran 32B terlihat nyeplak tersembul dibaliknya. Daster tersebut hanya mampu menutup hingga ke pangkal paha memperlihatkan cd putih polos. Rambutnya yang tetap tergelung ke atas memperlihatkan leher jenjang yang putih mulus menggairahkan.

"Oke, jadi kita kerjain dulu pak Irwan ini." Bu Dewi membuka diskusi.

"Sek sek, Kerjain gimana maksudnya?" Tanya bu Idha heran.

Bu Dewi melihat ke arah Lemari yang cukup besar untuk menyembunyikan orang. "Kalian sembunyi dulu sebelum pak Irwan datang" kata bu Dewi sambil tersenyum.

Bu Erna yang sedari tadi diam pun protes, "Eh ngawur jeng, aku ya ndak cukup masuk sana"

"Ah iya. Lupa jeng maaf. Dimana dong?" Kata bu Dewi.

"Ah di bawah ranjang aja gimana?" Bu Idha menanggapi.

Bu Erna mau protes lagi tapi kemudian urung karena dia menyadari tidak ada lagi tempat sembunyi. Kamar mandi tidak mungkin dipakai, takutnya pak Irwan langsung ke kamar mandi dulu nanti.

Pukul setengah enam terdengar suara mobil di parkiran bawah. Kemudian setrlah pintu mobil terbuka dan tertutup terdengar langkah di tangga.
Bu Dewi memberikan Kode kepada kedua temannya untuk bersiap siap. Kemudian terdengar ketukan di pintu kamar.

"Permisi, bu Dewi?" Seseorang menyapa di balik pintu dengan suara pelan.

Bu Dewi pun segera membukakan pintu. Di kuar sudah berdiri pak Irwan dengan menenteng kantong plastik dengan tulisan biru berisi minuman dingin dan snack. Mulutnya melongo melihat penampilan bu Dewi.

"Lho pak, ayo masuk. Malah melongo" kata bu Dewi sambil menarik masuk pak Irwan lalu menutup pintu.
Pak Irwan salah tingkah serta memerah wajahnya. Setelah menaruh kantong kresek yang dibawanya di meja, dia pun berputar menghadap bu Dewi.

"Saya sudah nunggu lama lho. Saya kira ndak jadi datang." Kata bu Dewi membuka obrolan.

"Maaf bu Dewi, tadi mampir dulu ke minimarket sebentar." Sahut pak Irwan.

"Iya pak gapapa, sekarang mau istirahat dulu, ke kamar mandi dulu, atau mau saya nih?" Kata bu Dewi sambil tersenyum menggoda.

"Uhmm ah saya ke kamar mandi dulu kalo begitu." Jawab pak Irwan sambil melangkah ke kamar mandi sambil melepas sepatu.

Tanpa dia sadari bu Dewi mengikuti di belakangnya. Baru setelah masuk dan mau menutup pintu bu Dewi menahan pintunya.

"Biarin aja pak. Saya mau lihat ya. Hihihi..." Kata bu Dewi sambil tertawa kecil.

Pak irwan pun melepas celana panjangnya, lalu mengeluarkan kontolnya untuk buang air kecil. Sedikit terasa sakit karena kontolnya sudah tegang. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah tidak tahan. Setelah selesai, ia menyiram kencingnya dengan air dan akan membersihkan kontolnya. Tapi segera dicegah oleh bu Dewi.

"Sini pak, biar saya bersihkan" kata bu Dewi. Lalu ia jongkok dan langsung melahap kontol pak Irwan. Rasa asin disertai sedikit bau pesing membuat bu Dewi bergidik kegirangan. Hanya sebentar bu Dewi ngemut kontol pak Irwan. Lalu dia berdiri sambil berkata "Buka aja pak semua bajunya"

Tanpa menunggu lama, pak Irwan pun melucuti seluruh pakaiannya tanpa tersisa. Lalu bu Dewi menarik kedua tangan pak Irwan kembali ke kamar. Dia menaruh kedua tangan pak Irwan di susunya. Pak Irwan langsung meremas remas susu bu Dewi, sementara bu Dewi mulai mengocok kontolnya.

"Bapak ingat kan janji saya tadi. Tiga kali lipat." Kata bu Dewi.

"Iya bu, saya jadi penasaran." Kata pak Irwan.

"Janji ya, jangan kaget, jangan lari, jangan bilang siapa-siapa." Kata bu Dewi sambil memberikan kode kepada bu Idha dan bu Erna sambil tetap mengocok kontol pak Irwan. Sementara tangan pak Irwan mulai menyusup di balik kancing daster bu Dewi.

Bu Idha dan bu Erna pun muncul sambil memegang HP mereka yang merekam kegiatan mesum tersebut.
Pak Irwan yang kaget segera melepas tangannya dari susu bu Dewi. Tapi dia gagal melepaskan kontolnya dari cengkeraman bu Dewi. "Apa maksudnya ini bu?" Hardiknya.

"Weisss, tenang pak. Kita cuma rekam buat senang senang kok. Emang e cuman cowok yang butuh bacol." Celetuk bu Idha.

"Tenang pak, sesuai yang saya janjikan. Tiga kali lipat kan." Kata bu Dewi.

"Ta-tapi..."

"Gapapa pak, kita kan sama sama di sini. Yang penting bersenang-senang. Sambil curhat juga gapapa." Kata bu Dewi kembali menenangkan. Tangannya masih mengocok perlahan.
Akhirnya runtuhlah pertahanan pak Irwan dan dia pun menyerah.

"Yakpa pak? Mau sama siapa dulu?" Kata bu Idha sambil membusungkan dadanya yang terbungkus tanktop tipis, putingnya menerawang.

"Sa-saya sih ngikut aja.. tapi kalo harus milih, bu Dewi aja dulu gapapa." Jawab pak Irwan.

"Eeeh yakin, ga mau sama ini dulu?" Kata bu Dewi yang iseng tiba tiba mengangkat gamis bu Erna ke atas, sehingga tangannya pun ikut tertahan gamisnya. Kemudian terpampang jelas body semok bu Erna tanpa sehelai benang pun di balik gamisnya.

*DEGG* jantung pak Irwan terasa mau copot, matanya melotot, mulutnya menganga. Kemudian ia menelan ludahnya.

"Wuihh lumayan gedhe ges," kata bu Idha dha. Kontol pak Irwan yang semakin tegang langsung diserbu oleh bu Idha dan dimasukkan seluruhnya ke dalam mulutnya. " Emhmm emhmmm scleph sluuurp.. lezat"

Sementara itu bu Erna masih memberontak gara-gara ulah bu Dewi yang lanjut meremas susunya sambil mulai mengelus-elus memek bu Erna. "Eeeeh jeng, aaaah, geli....uhhh.. turunin.. bajunya... Kan... Malu....." Kata bu Erna

Dan sekali lagi pak Irwan dibuat melongo dan mematung di tempat.

(Maaf suhu, ane kentangin dulu hehe.. lanjut besok ya.)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd