Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Grup Rasan-rasan rempong dan seru ibu guru (no SARA)

Bagian 2

Sepulang sekolah, setelah absen melalui HP masing-masing mereka bertiga berkumpul di parkiran motor. Sebelum menaiki motor mereka, bu Dewi menjelaskan tentang rencananya.

"Jadi gini, aku tadi sudah dapet WA nya pak Irwan. Biasanya beliau pulang dari dinas sekitar jam setengah lima. Tadi aku sudah janjian mau ke sana." Kata bu Dewi.

"Wah, gercep sekali ya jeng. Tapi sekarang kan baru jam tiga seperempat, kita langsung ke sana atau gimana nih?" sahut bu Idha

"Heh, dasar ga sabaran. Kita kuliner dulu lah, dekat kantor dinas ada bakso enak tuh." Kata bu Dewi.

Sementara itu bu Erna cuma senyam senyum saja. Sesekali wajahnya terlihat seperti orang bodoh.

"Ini malah udah mbayangin yang nggak nggak." Kata bu Dewi kemudian "Ya sudah, ayo kita cus"

Lalu mereka pun berangkat ke warung bakso tersebut mengendarai motor masing masing.

*******
Di warung, setelah menghabiskan satu porsi bakso dan segelas es teh. Bu Dewi pun berbisik pada kedua temannya.

"Tunggu sini bentar. Aku tak masuk ke dalam nyari orangnya. Sambil liat keadaan gitu. Nanti kalo aman tak WA ya" bisiknya.

Bu Idha dan bu Erna hanya mengangguk kecil sambil melanjutkan makan. setelah itu bu Dewi beranjak pergi meninggalkan mereka.

Setelah sampai di kantor dinas yang hanya berjarak lima menit dengan jalan kaki itu, bu Dewi masuk dan menanyakan tempat pak Irwan suami bu Indri, ke resepsionis yang sudah mulai sibuk mempersiapkan pulang. Kemudian dia diarahkan ke sebuah sekat dari kaca yang tidak terlalu tinggi.

Pak Irwan adalah seorang pegawai dinas yang menangani dan membantu pemberkasan guru. Karena itu bu Indri dengan mudahnya naik pangkat hanya dalam waktu yang singkat. Kini mereka berdua sudah berpangkat empat A.

Terlihat di ruangan yang luas itu kubikel yang lain sudah mulai kosong. Hanya tersisa beberapa orang, tapi mereka pun sudah mulai berkemas untuk pulang. Bu Dewi pun menghampiri tempat pak Irwan duduk.

"Selamat sore pak, saya Dewi dari SMA Negeri S. Ada yang ingin saya konsultasikan. Maaf kalu sudah sore begini baru bisa datang" kata bu Dewi menyapa.

"Mendengar suara yang menawan tersebut pak Irwan mendongak dan kemudian melongo. Dia terpesona melihat bu Dewi yang mengenakan baju kemeja putih dengan rok span hitam yang terlihat ketat menrengkuh tubuhnya yang sintal. Meskipun tertutup, tapi tidak mengurangi keindahan dari setiap tonjolan yang ada. Kemudian senyum manis pun terlihat dari bibir yang merah merekah di balik wajah cantiknya, kepalanya terbalut jilbab yang rapi dengan rambut di kuncir menggulung ke atas membuatnya terlihat semakin menarik.

"Pak, pak Irwan" kata bu Dewi memanggil lagi. Sambil di hatinya berkata, Yes. Berhasil.

"Eeh ah.. iya bu. Maaf.. saya agak terkejut tadi." Jawab pak Irwan sambil sedikit gugup dan terlihat blingsatan salah tingkah. " Oooh SMA S ya, istri saya juga mengajar di sana. Anda tau bu Indri?".

"Ooh jadi bapak suami ibu Indri ya... Iya saya tahu. Meski tidak cukup dekat tapi saya cukup kagum dengan beliau. Begitu berdedikasi dan sangat bersemangat. Setelah melihat bapak seperti ini, tidak heran kalau beliau bersemangat." Jawab bu Dewi sambil sedikit mengerlingkan mata nya.

" Maksud ibu bagaimana?" Kata pak Irwan semakin salah tingkah.

"Ya gitu deh. Ahahaha" kata bu dewi sambil sedikit tertawa. Dia kemudian mulai melihat di sekitar yang mulai sepi karen sudah pulang semua. Tinggal mereka berdua di kantor tersebut. Terlihat jam sudah menunjukkan pukul empat seperempat.

"Ini bapak apa ndak keburu pulang kah? Pegawai yang lain sudah pada pulang" tanya bu Dewi.

"Ooh ndak apa apa. Saya biasa pulang terahir ini masih ada sedikit pekerjaan. Bu Dewi tadi ingin konsultasi tentang apa ya?" Kata pak Irwan sambil mencoba menenangkan diri. Namun di balik celananya sudah mulai tidak terkontrol.

"Ya itu tadi, sayang ingin tahu bagaimana keseharian bu Indri kalau di rumah. Saya ingin seperti beliau." Tangan bu Dewi ditaruh di paha pak Irwan, kemudian jari jarinya bergerak seperti jalan jalan dengan perlahan menyusuri area paha menuju selangkangan.

"Aah. Anu.. bu.. maksudnya ini bagaimana ya." Pak Irwan yang masih bingung pun semakin penasaran dan terangsang secara bersamaan. Sehingga dia tidak berusaha menghindar ataupun menepis tangan dengan jari lentik tersebut. Matanya tidak bisa beralih dari tubuh bu Dewi yang menggoda.

"Sudah sepi kan pak ya." Kata bu Dewi mengkonfirmasi, kemudian dengan lihai dia turun dan masuk ke bawah meja pak Irwan. "Saya penasaran dengan ini pak, yang bisa membuat bu Indri semangat" lanjutnya sambil memegang kontol pak Irwan dari luar celana.

Lalu bu Dewi membuka resleting celana pak Irwan, menyelipkan jari ke celana dalam, lalu meloloskan kontolnya. Kontol pak Irwan yang berukuran standar orang jawa, tidak terlalu besar, panjang sekitar 12cm dan sedikit gemuk. Bu Dewi mulai memegang kontol tersebut dan sedikit mengocoknya dengan perlahan. Lalu dia mengecup kepala kontol pak Irwan dengan mesra. Setelah itu dia mulai menjilatinya, mulai dari ujung kepala, di lubang kecing, kemudian lidahnya menjalar ke bagian batang. Tidak lama kemudian, bu Dewi pun melahap kontol pak irwan tersebut seluruhnya sambil tetap memainkan lidahnya di dalam. Sedikit demi sedikit, dia menghisap sambil memaju mundurkan kepalanya.
Pak Irwan yang tidak tahan pun diam saja menikmati perlakuan bu Dewi sambil bersandar di kursi dengan wajah menengadah ke atas. Mata nya merem melek dan mulutnya sedikit melenguh.

Lalu bu Dewi mengambil HP di tas nya dan mengambil selfie dengan kontol pak Irwan tetap di Mulutnya. Kemudian dia pun mengirim foto tersebut di grup khusus rasan rasan rempong dengan caption "Wes aman lur"
"We, kok ndhisiki lho."(Kok duluan sih) balas bu Ida.
"Langsung eksekusi kunu tah?(langsung dieksekusi di tempat kah?) Lanjutnya
"Ngawur ae, Ga lah, tempat biasae, tunggu sana habis ini nyusul" chat bu Dewi
"Ok bun, ojo dientekno sek peju ne"(Ok bun, jangan dihabiskan dulu spermanya)

Bersamaan dengan chat tersebut, pak Irwan yang sudah tidak tahan pun muncrat di dalam mulut bu Dewi, yang semuanya kemudian ditelan sampai habis. Setelah menunggu sebentar sampai kontol pak Irwan menciut dan melemas, bu Devi pun menghisap kuat kontol lemas tersebut kemudian melepasnya sampai bunyi *CLOP*
Kemudian dia segera duduk kembali di kursi sambil sedikit membetulkan jilbabnya.

"Maaf pak, sudah ndak tahan." Kata bu Dewi. "Habis ini bapak bisa ikut saya sebentar ndak?"

Terlihat pak Irwan yang masih kelonjotan dan terengah engah kenikmatan. "Ah. Ehh.. anu.. maaf, bu.. saya kaget karena tiba-tiba begini. Jadinya cepat. Ehm..... Aaah iya... Sebentar saya tanya istri dulu bu." Sambil sedikit blank dan tidak fokus dia membetulkan posisi kontolnya dan menutup resleting.

"Ehehe.. ndak apa apa pak. Saya yang salah.. tapi yakin deh, kalau bapak bisa ikut saya habis ini lebih enak. Tiga kali lipat." Kata bu Dewi sambil tersenyum nakal. " Gini deh pak, saya duluan nanti bapak nyusul. Saya sharelock di WA. Tiga kali lipat lho pak." Lanjut bu Dewi sambil mengedipkan sebelah mata.

"Uhm... Baik bu Dewi." Jawab pak Irwan yang sudah tidak karuan pikirannya. Dia mulai mencari alasan untuk izin pulang terlambat kepada istrinya.
Bu Dewi pun langsung meninggalkan kantor dinas dan menuju ke tempat mereka janjian. Di sebuah hotel yang cukup murah dengan fasilitas nyaman sekedarnya, tapi dengan menambah sedikit rupiah bisa mendapat rasa aman.

(Bersambung dulu ya)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd