Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Bab I: Goblin bangsa onar yang oportunis part 1



Dalam sebuah mimpi....

Muncul Goblin subes. Suhu diatas suhu. Biangnya suhu. Yoda sang Goblin terkenal seantero bumi. Sampe film tentang kiprahnya bersama makhluk planet antariksa masa depan dibuat sekuel prekuel kuel kuel banyak pokoknya.

"Bangun anak muda... Mungkin dalam pikiranmu banyak kebingungan yang harus dijawab."

"Hmmmm" si bungsu masih ogah bangun. Takut dia menerima kenyataan. Dan ini Yoda ngapain lagi disini. Dia kan tokoh fiksi.... Aah sudahlah...

"Dulu sekali sebelum kamu lahir, goblin adalah mitra manusia. Banyak kerjasama saling menguntungkan di kedua belah pihak. Namun karena dasarnya Harta Tahta Wanita lah goblin berubah sampe sekarang. Mata duitan. Muka mesum. Gila hormat. Banyak umpatan dan hinaan ditujukan ke bangsa kita ini..... Sehingga kita sekarang menjadi bangsa oportunis. Memihak kepada yang paling menguntungkan.... Dan sekarang, sedihnya memihak ke bangsa Iblis karena dianggap paling kuat"

"Eh tunggu dlu Kakek Yoda. Laaah saya ini aslinya kan bukan goblin... Manusia saya itu loooh..." protes si bungsu...

Petok......

"Dengerin dulu kenapa" kepala si bungsu dikeplak Yoda karena gemas. Biasa orangtua.

"Aduduh iy iy kek mangaaaap eh maaap"

"Haduh sampe mana tadi? Intinya gini aja. Kakek berharap ke cucu... siapa namanya tadi?"

"Ragil kek"

"Iy kakek berharap nak Ragil nantinya tidak harus mengubah dunia dan jadi bagian dari superhero seperti yang kakek lakuin." ucapnya penuh bangga. Ragil mendengus sebel. Ini kakek bau tanah menyebelin banget. Untung terkenal.

"Kakek berharap nak Ragil nanti bisa hidup berdampingan dengan manusia. Berbuat baik, memperbaiki citra goblin yang sudah terlanjur rusak. Itu saja. O y bagian yang lebih pentingnya bertahan hidup. Soalnya kalau belum apa-apa dah mati percuma kali nak. Hahaha." sumpah tertawanya ini kakek ga enak banget. Jelek lagi. Aduh kenapa sih dia bisa terkenal. Ragil mengeluh dalam hati.

"Dah itu aja pesan kakek. Kapan-kapan kalo kakek sempet nanti kakek mampir lagi. Ini ada undangan konperesi pers buat film terbaru kakek. Jangan lupa nonton yaaaa....Ciaaaau"

Belum sempet aja Ragil menjawab dah hilang aja tuh kakek Yoda. Lagian pikirannya mikir kok daritadi goblin mulu yang diomongin. Ini ga ada yang mau menjelaskan kenapa dia harus terseret di dunia super fantasi ini. Mana harus jadi goblin lagi. Pernah dulu waktu SMP Ragil membaca komik-komik tentang ISEKAI dimana karakter utama masuk ke dunia fantasi mirip dia. Lah tapi enak mereka masih jadi manusia dan setidaknya bisa dianggap pahlawan. Kirito SAO jadi superhero dengan haremnya. Log Horizon. Re Zero. No Game No Life. Belum Konosuba isekai konyol. Ada sih Overload beda tapi masih keren. Lah ini goblin, makhluk ijo jelek super menyebelin dan ga ada akhlak pokoknya. Aduh rasanya ini otak makin pengen marah tapi sama siapa.

Biasanya juga kalo masuk dunia fantasi gini ada tombol apa jendela-jendela gitu ngasih keterangan. Ini juga ga ada. Ampun dije. Ragil makin pusing. Dijambak-jambak rambutnya. Eh goblin ga punya rambut ya. Digaruk-garuk kepalanya yang botak padahal ga ada ketombe.

--------------------- i ---------------------


POV Ragil

"Hei bangun. Hei jelek bangun...."

Seorang gadis cantik berjubah zirah eropa jaman dulu, lengkap dengan pedangnya sedang menendang-menendang tubuhku. Memandang sinis dan penuh benci kepadaku.

"Hmmm...."

"Cepat bangun... Kamu ditunggu ibu di ruang tengah. Buruan jeleeek..."

Tampak di belakangnya bersembunyi malu-malu gadis lebih muda darinya. Dan uniknya gadis itu ada yang aneh padanya. Bukan tidak cantik, justru dilihat-lihat lebih cantik dan juga manis dari gadis yang baru saja membentakku. Tapi ditelinganya berbentuk runcing sama sepertiku. Masak iya?! Goblin dimana-mana jelek, berbadan hijau dan menurut mitos ga ada perempuannya. Cantik lagi.

"Hoooi malah bengong... Mau kuseret ya kamu jeleeek." bentak gadis bermuka sinis kepadaku.

"Ya siap kumandan." kataku sambil memasang postur hormat yang disambut tertawa kecil renyah dari gadis bertelinga runcing. Ampuuuun manisnya. Pengen kupinang deeeh.

Akhirnya kami sampailah di ruang tengah. Tiga pasang mata benar-benar tertuju padaku. Uuuh menusuk banget serasa berada di ruang sidang. Wanita MILF yang sempat kutolong, gadis sinis dan gadis bertelinga runcing.

"Baiklah goblin kecil, kuperkenalkan ini keluargaku. Namaku Lissa. Ini anakku Emmy dan anakku yang paling kecil Lara."

"Laraaa....." entah mengapa kata itu yang terceplos. Aduh mulut mulut.


"Mungkin kamu bingung ya. Suamiku Antoni adalah seorang Elf, tepatnya pejuang Elf yang berperang melawan monster-monster iblis. Tapi nasib buruk menimpanya hingga tewas. Inilah mengapa sebenarnya kami belum sepenuhnya menerimamu. Yaah semoga kepercayaan dariku tidak kamu rusak.
Hmm... Dan anakku Lara lah yang menurunkan fisik mirip ayahnya. Tapi sebenarnya baik Emmy dan Lara sama-sama manusia setengah elf." ada sisa kesedihan sepintas dari Lissa. Tak kusangka kekejaman Iblis telah merusak kebahagiaan keluarga kecil ini. Dan membuat Lissa harus menjadi janda yang menghidupi kedua putrinya. Wow janda broo..

"O ya lalu siapa namamu?"

"Ra.... gil" ucapku terbata-bata.

"Apa?"

"E... Regol..." segera kuralat. Kupikir Ragil terlalu bagus buat nama Goblin jelek hina ini.

"Ok Regol. Tadi aku sudah memberi obat salep penyembuh luka. Kamu istirahat di basemen luar rumah ini. Karena kupikir Emmy masih belum sepenuhnya menerimamu tinggal serumah dengan kami."

"Masih untung di basemen. Harusnya kamu itu tidur di luar sana dekat kandang ayam. Lagian kenapa sih Ibu mau menampungnya. Liat muka menjijikannya itu. Pasti di otaknya banyak hal jahat."

"Hush, cukup Emmy. Kamu tidak lihat dia sudah menolong ibu tadi. Kalau tidak ada dia, mungkin ibu tidak selamat."

"Ah kak Emmy lebai deh. Liatlah dia. Semungil ini. Kakak dan Ibu kan kuat dan lebih besar. Kalau ada apa-apa kan bisa dipukul aja nanti"

"Pukul? Tendang. Pites. Matiin kalo bisa. Kalo sampe macam-macam ma keluarga kita." jawab Emmy dengan gemas sambil mengayunkan telapak tangannya secara horisontal di bawah leher. Kode mati dibunuh. Eeek.

"Sudah-sudah Emmy. Lara"

"Loh kok aku juga Ibu. Kakak tuh" lirih Lara kecil menggemaskan, setelah dipelototi oleh ibunya

"Hmm... O y Regol, nanti jika kamu lapar kami tidak kunci pintu belakang sehingga kamu bisa masuk ke dapur mengambil makanan."

"Tidak apa-apa. Saya juga tidak berencana lama disini. Mungkin setelah membaik saya akan pergi. Terimakasih sudah mau menolong dan menerima saya" ucapku diplomatis. Sambil mikir gimana nanti klo benar-benar sudah sembuh. Mau pergi kemana lagi.

"Baiklah karena sudah malam. Mari silakan istirahat yah Regol."


-------------- i ---------------

Kamar di basemen ini walau tidak berjendela tapi cukup tidak pengap karena ada udara masuk lewat ventilasi khusus. Letaknya pintu masuk di samping kiri. Ruangan basemen hanya berisi kasur dan lemari. Sebenarnya cukup luas bisa menampung 3-4 orang buat tidur tapi mungkin karena tidak benar-benar genting diperlukan jadi hanya diisi seadanya.

Ragil alias Regol menatap langit-langit basemen. Membayangkan berhari-hari harus menjalani hidup seorang Goblin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Hal inilah yang dilakukannya sampai entah kapan atau adakah kesempatan dirinya kembali ke dunia sebelumnya. Memikirkan tentang dunia sebelumnya apakah ada yang merindukan dirinya. Mungkin hanya ibunya yang sedikit merasa kehilangannya.

Makin diingat masa-masa di dunia sebelumnya makin sakit kepalanya. Dibuka pintu basemen. Dilangkahkan kakinya keluar. Dilihat pintu belakang sedikit terbuka. Regol melihat-lihat dapur. Bersih dan rapi serta tersedia menu makanan cukup untuk bisa mengenyangkannya. Tapi kesuntukannya tidak membuatnya lapar. Disenggol pintu ke arah dalam. Eh tidak terkunci. Mungkin mereka lupa menguncinya. Tidak mungkin kalau disengaja mengingat bagaimana perlakuan mereka tadi sore, terutama Emmy. Regol sedikit ragu memasuki ruang tengah. Kosong.

Regol tadi sore sedikit tahu dari perilaku mereka. Jika kamar Emmy dan Lara di lantai dua. Sedang kamar Lissa di lantai satu. Berhadapan dengan dapur. Gemetar tangan Regol memegang engsel kamar Lissa. Eh ga dikunci sodara. Waduh.

Deburan jantung Regol berdegup kencang. Memasuki kamar papa mama mungkin sudah biasa Ragil lakukan. Mengintip Papa dan Mama nya bersenggama juga pernah dilakukannya. Terkadang bahkan bareng kakaknya. Langkahnya mengendap-endap dan dirinya sudah di dekat tubuh Lissa. Wanita MILF sungguh memang luarbiasa. Benar-benar menggoda. Berpakaian mirip kaos dengan bahan lumayan tipis. Pikirannya Regol menimbang-nimbang. Dan akhirnya dia mengurungkan niatnya.

"Aaah kalo ketahuan bisa bahaya. Mending pelajari situasinya dulu. Yah kalo ada kesempatan mungkin bisa dicoba" pikir Regol.

Regol pun memandang sekitar dan merencanakan beberapa hal. Kemudian dengan pelan-pelan hendak menutup pintu

"Hssssshh Tssssss" desis Lissa mengagetkan Regol. Untung diluar. Piuh. Amaan...

Lelah mikir dan melalui kejadian tadi. Regol dengan tubuh Goblin mengistirahatkan dirinya.


---------------- i ---------------

Keesokan paginya.....


Regol sudah bangun lebih awal dari Emmy dan Lara. Namun masih kurang pagi dari Lissa. Maklum Naluri Ibu-ibu.

"Adakah yang bisa saya bantu Ibu?"

"Egh Regol sudah bangun yaa?! Tidak usah. Ibu sudah biasa menyiapkan sarapan buat Emmy dan Lara. Nak Regol duduk aja di ruang makan. Atau kalo mau bisa mandi atau apalah?" Lissa mencoba berbasa-basi. Dalam hatinya kalo bisa Regol menjauhinya. Walau cukup menerima tapi belum terbiasa kehadiran makhluk aneh tersebut.

Regol pun menuju ruang makan. Tak lama kemudian turun Emmy dan Lara. Dan mereka bersiap-siap akan sarapan.

---------------- i ---------------


"Regol, seperti biasa Ibu nanti bekerja di Kastil. Jadi tolong kalo ada apa-apa ngomong sama Emmy. Emmy.... Regol yang akur yaaa. "

Regol sepertinya baru menyadari jika Lissa adalah seorang prajurit tentara Kastil kerajaan. Kastil kerajaan berjarak lumayan sekitar dua jam perjalanan jika menaiki kuda. Lumayan gagah dan feminim Lissa menggunakan zirah ksatria wanita eropa tempo dulu.

"Hoi Jelek sini...." perintah Emmy

"Kamu tau kan ada istilah tiada yang gratis di dunia ini. Kamu itu bisanya ngapain selain nyebelin. Muka kamu itu benar-benar bikin aku muak."

Ragil mikir dan mengingat apa-apa yang dulu bisa dilakukannya semasa jadi manusia di dunia sebelumnya.

"Kalo beres-beres rumah mungkin saya bisa Emmy..."

"Eeee... Enak aja panggil Emmy. Nona Emmy. Ingat Nona Emmy. Selama ga ada ibu kamu Jelek panggil saya Nona Emmy. Ingaaat?!"

"Iya Em.... Nona Emmy maksudnya"

"Laraaaa, kira-kira enaknya makhluk ini disuruh ngapain?"

"Regol kali kak. Disuruh benerin atap aja kak. Kan kemarin pas kapan hujan lumayan ada yang bocor kak."

"Cakeeeep. Emang Lara adikku ini paling cakeeeeep. Denger ga itu Jelek? Bisa kamu?"

"Waduh benerin genteng. Ya bisalah... Ragil gitu loooh" ucap Regol dalam hati. Untung dulu papa mama nya sedikit menyiksa untuk pekerjaan yang berat-berat, rumit di rumah selalu diberikan ke Ragil. Namun kakaknya selalu yang ringan bahkan jika perlu tidak mengerjakan apa-apa di rumah.

"Baiklah Nona. Kapan bisa dikerjakan?"

"Eeh beneran bisa kamu?? Awas aja yah kalo makin parah nanti.."

Beberapa jam kemudian pekerjaan sudah selesai. Emmy kaget karena pekerjaan yang dilakukan Regol termasuk rapi, beres dan benar.

"Maap Nona Emmy agak lama, karena masih nyeri sakit sedikit tadi"

"Waduh makin besar kepala nih makhluk ntar. Ga bisa dibiarin ini" kata Emmy dalam hati

"Ya gapapa. Eh ya kamu katanya kemarin bisa bunuh kelelawar pake batu. Pasti kamu bisa mancing. Cari gih ikan di sungai sana 5 ekor aja. Nanti kalo dapet biar bisa kita makan. Bosen aku tuh makan ayam mulu. Sana gih pergi. Balik lagi nanti sore jam 4 udah harus dirumah y?"

"Baik Nona!"

Regol mikir bunuh kelelawar sama mancing apa hubungannya. Tapi intinya dia tahu. Emmy pengen menjauhi dia dari pandangannya. Baru beberapa langkah di luar menuju arah hutan dan sungai berada, bidadari lagi ngapain itu.

"Nona Lara, lagi ngapain ya"

"Lara aja gapapa om.... eh kak" bingung Lara manggilnya. Dibilang kakak mukany kayak orang tua yang menjijikan. Dibilang om. Tubuhnya yang mungil menandakan Regol masih tergolong Goblin Muda.

"Ini lagi mau latihan memanah. Lara ingin seperti ibu jadi pejuang yang melawan monster-monster iblis. Terutama yang sudah membunuh ayah."

Terdiam kaku Regol harus ngomong apa lagi. Dia tahu Lara gadis yang polos tapi Regol juga tahu Lara bukanlah gadis bodoh. Salah ucap bisa jadi bumerang bagi dirinya. Biarlah dia tetap polos seperti itu. Sudah cukup Emmy yang memusuhinya.

"O yaah Regol mau ke sungai dulu mau mencari ikan."

"Loh Regol kan masih sakit. Lagian ke sungai harus lewat hutan. Di hutan banyak kelelawarnya looh

"Iya gpp kok udah mendingan sambil latian olahraga gerak biar ga terlalu kaku kalo kebanyakan diem."

"Ya hati-hati yaaa"






Bersambung dulu yaaa 😅
 
Terakhir diubah:
namanya untung bukan "rogol" :)
Hahaha ada artinya sebenernya ini hu ternyata. Klo kata kbbi sih artinya "pintu gerbang"

Yup pintu gerbang kemesuman. Hahhah :D

go goblin naik go jek biar cepet update
Dunia disono ga ada gojek hu :D


anjaaaayy the best nih, cerita yg gw tunggu yg bgini harem beuty end the beast hehehe
Hhhhe. Mksh suhu. Aye sempet kepikiran bikin cerita antimainstream ditengah2 tema2 spt cuckcold incest dan jilboob yg skrg msh jd tema terasik tahun2 belakangan...
 
makasih updet bab 1 om @SugarUncle

Mksh suhu @fq_lex yang selalu setia menemani kongkow dimariih :beer:
Siap hadir...makasih undangannya suhu @SugarUncle ...izin :baca: dulu
Hadiiiir........ :pesawat:

Thanx undangannya Hu.....:beer:
Smaa2 hu


Pintunya macam bekicot kah bentuknya om:bingung: 🙊


Matur tenkyu upna om @SugarUncle :jempol:
Hahah bisa jd hu...

Hhhhe. Mksh suhu. Aye sempet kepikiran bikin cerita antimainstream ditengah2 tema2 spt cuckcold incest dan jilboob yg skrg msh jd tema terasik tahun2 belakangan...


semangat suhu, pasti banyak bet penggemar cerita langka bgini
Mksh smgt nya suhu:cendol::cendol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd