Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

First Kissku bersama Lusi

bagus loh ceritanya.. meski cowo banget..hehehe
lagi musim cerita kaya gini nih..
lanjut lagi.. banyakin soft2 gt ya ^^
 
bagus loh ceritanya.. meski cowo banget..hehehe
lagi musim cerita kaya gini nih..
lanjut lagi.. banyakin soft2 gt ya ^^

waaah... Suatu kehormatan sis Ether mau mampir di thread ane... Hahaha... Iya sist.. Makasih... Ada sist nanti ane tambahih dah... Tp di next update sist.. Soalnya update yg ini udah finish.. Tinggal upload..:D
 
bagus loh ceritanya.. meski cowo banget..hehehe
lagi musim cerita kaya gini nih..
lanjut lagi.. banyakin soft2 gt ya ^^

waaah... Suatu kehormatan sis Ether mau mampir di thread ane... Hahaha... Iya sist.. Makasih... Ada sist,, nanti ane tambahih dah... Tp di next update sist.. Soalnya update yg ini udah finish.. Tinggal upload..:D
Terima kasih atas saranya sist.. :ampun:
 
PART IX

Saat aku mulai tersadar, Aku merasakan ada yang sedang menindihku. Kali ini lebih berat. Kepalaku terasa sangat pusing dan sangat berat pula.

" Aammh.." kataku mulai membuka mataku perlahan dan berusaha meraih kepalaku dengan tanganku karena sakitnya masih terasa..

" kok gelap?? Mana Becek lagi.. iieewwhh..." pikirku. aku kaget ketika menyentuh seorang perempuan di atas tubuhku sedadang menduduki wajahku saat berusaha meraih kepalaku.

" mmmhhh....aaaah... ssshhhh...oouuugghhh.... " desah perempuan itu sambil menggoyangkan pinggulnya maju dan mundur
Disisi lain, aku juga merasakan batang penisku serasa dikocok dan diurut secara perlahan, kurasakan denyut-denyut tak jelas dari kemaluanku itu. Aku masih belum bisa melihat siapa yang sedang mengerjai penisku sekaarang.

" aaaakkkkhh.... nnggghhh.... oouuughhh,,, mmmmhh...." Desah entah siapa aku tak tahu.

Karena makin penasaran dengan suara desanan itu, kutepuk pelan paha seseorang yang sedang menduduki wajahku itu.

" puk puk puk puk.." suara tanganku menepuk paha orang itu..

" nnggghh... oouuugghh... aah... maaf saaat.." katanya pelan. Kemudian ia mulai mengangkat tubuhnya kesamping dan kini kulihat ternyata yang mengerjai penisku itu adalah Febby. Penisku masih menancap di Vaginanya. Disebelahku, aku melihat Shinta kelelahan dengan mulutnya penuh sperma serta di pipinya juga ada bekas sperma yang masih mengalir perlahan.

" Lhoh... Shintaa?? lalu siapa yang menduduki wajahku tadi kalo shinta udah KO gitu??" kataku pelan.

" Eh..." kataku kaget ketika aku menoleh ke arah sebaliknya.

" LINAA??" kataku kaget melihat Lina telanjang yang juga sudah kelelahan karena menggosok vaginanya di wajahku tadi.

" Astaga.. lo ngapain disini Liin??" Kataku kaget dan lumayan keras. Kulihat payudaranya yang berukuran 34A itu. 'gede juga punyamu Lin' pikirku.

" Nggghhh... maaaf saaat... hhhuuuuffhhh... " kata Lina dengan nafas terengah-engah.

" kamu ngapain disini Lin?? Kapan dateng?? Trus kok telanjang??" tanyaku bertubi-tubi.

" mmmhhh... akuu.... nnggghhh... tadii... aaahhh..." katanya seperti kebingungan mau menjawab apa

" Sayaang.. berhenti dulu doonk... istirahhat dulu... tar kamu pingsan lagi.." kataku kemudian kepada Febby yang masih menggenjot dan mengurut batang penisku.

" nnggghhhh.... aaakkkhh..... bentar lagihh sayaangghhh.... ooouuugghhh..." katanya disela desahannya yang menjadi.

" sayaaaaaaaaaaaang" panggilku pelan

" Aaaaakkkkkkkhhhhhhhhhh... mmmmmmmmmhh.... ssssshhh... huuuuufffhhh..." erangnya ketika menikmati orgasme yang entah keberapa.

" sayaaaaaaaang... udahan dulu dooonk... kamu capek tuuuh... kasian tubuhmu loh.." kataku meminta

" hm mhh....." katanya pelan dengan masih terkulai lemas diatas ditubuhku.

" aku lepas bentar yaaa.. kasian liat Lina.. kamu rebahan dulu aja disini.." kataku kemudian.

Kutarik tangan kanannya dan kuputar posisi kami kemudian kurebahkan disebelah Shinta. "Plop" suara penisku tercabut dari vagina Febby.

Kini didepanku terpampang ada 3 cewek cantik yang sedang lemas, tanpa busana dan penuh akan lendir kenikmatan.

" Siapa cowok yang lain? Kok spermanya banyak amat??" kataku keheranan. Kulihat penisku masih saja menegang.

" Shit... pasti ini kerjaan Shinta nih" gumamku

" Lin?? Masih sadar gak??" kataku pelan

" iya sat... nih baru aja balik staminaku.. " Jelasnya.

" emang kamu dari kapan disini?? Kok aku gak tau??" aku bertanya kembali pada Lina

" saayaaang... nnggghh... tadi giniii..." kata Febby yang berusaha mengatur nafasnya dan menceritakan kejadian sebelumnya.

2 JAM SEBELUMNYA (kesaksian Febby)

" sayaaaang... kamu kenapa??? Nngggh... sayaaaang??" kata Febby ketakutan sambil menggoyangkan tubuhku.

" Ta,, lo kasih apa tadi cowok guee hah??" Febby panik karena aku pingsan tiba-tiba.

" Eh... Cuma viagra aja Febb,, kaya yang lo suruh tadi..." jawab Shinta yang juga ikut ketakutan. Sekejap mereka berusaha membangunkanku dan terus menggoyangkan tubuhku agar aku bangun. Tak lama kemudian sebiuah HP berbunyi.

" itu kayak hapenya sayang.." kata Febby setelah mendengar HPku berbunyi. Sontak ia mencari sumber suara dan menemukan HPku. Ternyata Lina sedang menelponku.

" Halo.." sapa Febby

" Halo...Satrianya ada??" jawab Lina

" eh.. ini siapa ya??" tanya Febby kemudian.

" ini temennya SMP dulu.. Satria ada??" kata Lina

" iya ada... tapi dia masih pingsan. Tau tadi tiba-tiba ia pingsan. Sekarang masih belum sadar." Jelas Febby sambil menangis.

" Hah?? Dimana dia sekarang?? Ayahku seorang dokter,, mungkin aku bisa bantu dikit. Sekarang dimana kalian??" kata Lina yang juga ikut panik.

Begitu Febby menjelaskan dimana kami, 20 menit kemudian Lina datang dan memeriksaku. Sebelumnya ia sempat kaget melihat Shinta dan Febby bertelanjang ria disebelahku.

" astagaa.. habis ngapain kalian??" tanya Lina kepada Shinta dan Febby

" udah deeh.. jangan nanya aja.. coba tuh liatin kondisi cowokku dulu.." jawab Febby geram. Setelah di check, ternyata aku hanya terlalu capek, banyak pikiran, dan belum makan seharian. ( mendengar cerita dari Febby aku berfikir" kok bener ya?? Hebaat..")

" Dia gak papa.. Cuma kecapean aja..belum makan trus lagi banyak pikiran.." katan Lina pelan.

" huuuufffhhh... kirain kenapa.." jawab Febby lega

" Trus kok burungya tegak gini??" kata Lina penasaran

" ooh.. itu tadi dia minum viagra pas mau main." Jawab Shinta ngeles

" ooohh... Pantesan pingsan... " kata Lina..

Back To Febby House.

" gitu sayaaaang..." kata Febby yang nafasnya sudah kembali teratur.

" bener tuh mas.." tambah Shinta yang masih dengan lemasnya.

" sekarang kamu makan dulu ya sayang,, aku ada makanan kok di meja makan.." kata Febby kemudian.

" iya.. buruan dimakan dulu.. " kata Lina menyahut

" hmm.. oke.. satu pertanyaan lagi.. kenapa kamu ikutan main Lin?" tanyaku penasaran.

" gini sat.. tadi tu pas liat burungmu tegang, aku sempet megang bentar,, keras banget,, aku gak nahan,, kerangsang banget liat itumu.. jadi ikutan main deh.. tapi aku Cuma jilat sama gosok klitku di mulutmu aja kok.." katanya polos.

" astagaaa... tapi kamu udah pernah lakuin gituan belum??" tanyaku

" belum...makanya tadi aku Cuma berani gesek vaginaku di mulutmu," katanya malu sambil menutupi payudaranya.

" gak usah malu Lin,, gak papa.." kataku pelan.

" iya sat.." jawabnya pelan sambil mulai melepas tangannya dari payudaranya.

" kalian udah makan belum?? Temenin aku makan yuk??" pintaku.

" Masih jam setengah 8 malem.." kataku setelah melihat jam di tanganku

" Shinta gimana sayang??" kata Febby pelan

" coba deh bangunin,, mau ikut gak??" kataku kemudian.

" Taaa,,, lo ikut kita makan gak??" Kata Febby pada Shinta yang masih lemas..

" ikuutthh..." jawabnya singkat.

" yaudah,, Sayang,, Liiin,, kalian pake baju dulu sana.. istirahat aja dulu.. kita makan bareng ya?? Abis itu terserah kalian mau ngapain lagi." Kataku sambil tersenyum kearah mereka bertiga.

" iyaa.." jawab Febby dan Lina barengan. Setelah menunggu tenaga Shinta kembali,, kami bergegas ke KFC dan makan berempat disana. Kali ini aku sedikit tenang berkat saran Lina. Aku jadi lebih baik dan kian semangat menjalani sisa-sisa hariku sampai Lusi datang kembali dari Madura. Setelah kami selesai makan, kami sempat ngobrol sebentar seputar kejadian tadi sore.

" udah kenyang nih.. pulang yuk.." kata Shinta sambil mengelus perutnya. Akhirnya kamipun kembali kerumah Febby. Dan langsung masuk ke kamar Febby.

" sekarang kalian mau ngapain lagi?? Hmmm??" tanyaku sedikit memancing.

" mmmmm... ngapaiin yaaa??" jawab Shinta.

" gimana kaloooooo...." kata Febby sambil meringis.

" kalo apa??" kataku penasaran.

" kalo kita kerjain kamu lagiii...hahahahahaha..." kata Febby sambil tertawa. Shintapun juga ikutan tertawa. Kulihat Lina hanya terdiam. Entah kenapa sepertinya ia memikirkan sesuatu.

" Diem aja Lin?? Gak ikutan nngobrol nih?? Dari tadi looh.. oiya,, kalian udah kenalan belum??" kataku pada Lina kemudian menoleh ke arah Shinta dan Febby. Kulihat mereka hanya menggeleng kepala perlahan..

" ya ampuuun.. dari tadi kalian ngerjain aku sampe kaya gitu masih pada belum kenalan?? Astagaaaa..." jawabku tak percaya..

" yaudah.. aku aja yang kenalin kalian.. Liiin,, Ini Febby,, nah,, kalo yang itu Shinta.." jelasku sambil menunjuk kearah Febby kemudian Shinta. Setelah berjabat tangan dan saling mengenal, kami meneruskan obrolah kami yang sempat terhenti tadi.

Kini Lina mulai bisa berbaur dengan obrolan kami. Malah, terkadang kalimatnya sangat Vulgar dan membuat kami tertawa terbahak-bahak. Setelah mereka merayuku dan menggoda libidoku, akhirnya Shinta memulai pertarungan dengan mengulum penisku yang masih tegang dan berdenyut-denyut..

" uuuhhhh... enak banget Taa.." kataku ke-enakan menerima sengatan kenikmatan dari mulut shinta di penisku sambil melepas sendiri seluruh pakaiannya.

" Feeb,, nete bentar dooonk.." kataku manja meminta payudara Febby..

" iya sayaaang...niiih.." kata Febby sambil membuka kaos beserta branya dan mendekatkan payudaranya

" Liin,, kamu buka celanamu yah,, aku gosokin.." kataku kemudian. Dan kulanjutkan kegiatanku menjilati payudara Febby yang mulai mengencang lagi.

" Iya saat.." kata Lina dan dengan gerak cepat langsung melepas celana panjang yang ia kenakan. Setelah terlepas, kulirik vagina Lina dan kuletakkan tanganku di vaginanya.

" aaaakkkhhhhh..." desah Febby ketika kugigit kecil putingnya.

" nngghh... mmhhpppaahhhh..." desah Shinta tak kalah liar.

" uuuhh..mmmmhh..." Linapun juga semakin terangsang setelah gosokan jariku di bibir vagina dan klitorisnya secara perlahan-lahan.

" ganti posisi Feb..." kata Shinta sambil mengocok penisku setelah merasa cukup menjilati batangku.

" hhh...uuuhhh...dikit lagi taa... nanggung...nnggghh.... aagghh...mmmmhhh.." Febby masih terus merancau akibat jilatan dan kuluman serta gigitanku diputingnya.

" mmmpppaaah... udaah sayang.. gantiaan.. kasian shinta loh.." kataku setelah melepaskan kulumanku di payudara Febby tapi tak lama karena tangan shinta kembali menarik kepalaku kembal.

" bentar aja sayang... mau keluar niih..uuuuhhh...nnnggg...." katanya sambil melepaskan celananya dan menggosok clitorisnya sendiri.

" Aaaarrrgggggghh.... sakiit saaat....mmmhh... aawwwhhh.." erang Lina dari sampingku ketika jari tengahku mulai menyeruak masuk kedalam vaginanya. Tak kupedulikan erangan Lina dan mulai memaju mundurkan jariku di vaginanya secara perlahan.

" aaaahhh.... nnggghhhh.... saayaaanghh... ssshh..huuffhhh.. aku keluaaaaarr... aaaaakkkkkkkkhhhh..." pekik Febby tertahan dan mengejang setelah permainan lidahku di payudaranya.

" yaaah.. gak asik lo Feeb,, main enaknya sendirii..

" auuuhhh... mmmmhhhh...cepetin saaat..." kata Lina mulai menikmati kocokanku di vaginanya.

" iyaah... ituuhh... kiri dikiiihtthh... mmmmhhh... naaah.... ituuuhh.... benerr,,,, aaaggghhh... sssshhh... uuuuuhhh..." desahnya tak karuan menerima serangan jariku di vaginanya. Tanganku mulai dibasahi oleh lendir dari vagina Lina yang sudah terangsang hebat. Karena tanganku bebas,, kubuka bajunya dan branya yang masih tertutup rapi itu dan kujilat payudaranya setelah dibantu Lina dan Hap...

" aaaawwhhhh....nnnggghhhh.... saaaaat.... aku pengen kenciiiinngghhhhh.... auuuuuuhhhh... sssshhh... aaaahhhhh...lepasiiinnnhh... uuuuhhh.." kata Lina polos setelah putingnya yang mengeras kujilat, kugigit dan kusedot perlahan. Kata Lina tak kuhiraukan. Tiba-tiba penisku serasa hangat lagi. Kulirik ternyata Febby sudah melumat habis Penisku yang menantang langit.

" ahmmmmmmhhh... nngghhh..." desah Febby pelan.

" Aaaaaaaggggggghhhh........nnnnggggghhh...huuuufffhhh.." erang Lina dari dekat telingaku. Kurasakan jariku serasa disiram oleh cairan kenikmatanya yang pelan-pelan mengarah keluar vaginanya. Tanganku tak bisa bergerak karena himpitan kaki Lina kencang sekali dan ia sambil menjambak rambutku. Lina mencapai orgasme pertamanya.

" enak Liiin??" tanyaku disela detik-detik orgasme yang dirasakannya.

" hm mh...sshhh oooogghhhh....." jawabnya sambil mengangguk dan terus menikmati orgasmenya. Perlahan kaki Lina mulai kendor dan jambakannya mulai terlepas. Kuhentikan kegiatanku pada Lina dan mencari Shinta.

" mas,,, Gantian dooonk.." pinta shinta yang sudah telanjang bulat dari sisi lain,, sebelah kiriku. Di bawah, Febby sedang asik mengulum penisku dan menggosok klitorisnya sendiri.

" sayang,, lepasin bentar,, kita pindah diatas yuk.. aku mau rebahan aja.. biar kamu gampang ngemutnya.." kataku pelan. Kemudian ia melepas dan naik keatas dan dengan secepat kilat langsung menyambar penisku kembali.

" aaahhh... saaayaaang... geliii..." kataku mulai diserang rasa gatal.

" Ta,, dudukin wajahku.. Liin,, suruh Shinta nete susumu yah??" kataku sebelum akhirnya wajahku diduduki Shinta. Kujilat Vagina shinta yang hangat dan berdenyut itu. Kubenamkan lidahku kedalam vaginannya.

" aaaaaaagghhhhh.... maaasss... kamu apaiiin?? Sshhh...oooggghhh..." erang Shinta

Karena rasa geli sudah menjalar di ujung penisku,, Febby yang tak tahu kalau penisku akan orgasme itu justru semakin liar. Dan cruuut...cruuut...cruuut.. penisku serasa berdenyut-denyut menyemburkan spermanya didalam mulut Febby..

" nngghhhhh..." desahku ketika kenikmatan datang dari ujung penisku.

" eheg...." suara seseorang tersedak. Itu adalah Febby. Kuraih paha Shinta dan memintanya mengangkat tubuhnya sebentar.

" Aahhh.. sayang?? Kamu gak papakan??" kulirik Febby yang masih menahan penisku dimulutnya. Setelah menunggu sesaat, Febby mulai melepas penisku dan bicara.

" gak papa sayang.. aku gak tau kalo kamu mau keluar." Katanya. Kulihat spermaku masih tersisa di bibir bawahnya.

" sayang... ituu.." kataku sambil menunjuk bibir bawahku. Dia merespon dan mengusap bibir bawanya. Karena tau spermaku tersisa sedikit, langsung dijilat dari tangannya dan ditelan habis-habis.

" kok ditelen lagiii sayang??" kataku heran.

" enak sayang... mcap..mcap..mcap.." katanya sambil mengecapkan mulutnya.

" haduuuuh.." jawabku sambil menggelengkan kepalaku.

" udah belum mas?? Lagi yah?? Dah mau keluar nih mas,, nnnnggghhh.."Kata Shinta memelas.

" yaudah,, sini Taa.. aku lanjutin.. Taa,,, kamu duduknya ngadap ke Lina ya?? Kamu sambil kamu cium dia.. aku pengen ngremes susunya Lina." Jelasku

" Lin,, kamu duduk di perutku yah??" pintaku. Lina mengangguk dan segera menduduki perutku. Shinta juga kemudian berbalik arah sehingga kini Lina dan Shinta berhadapan. Mereka saling berciuman. Tanpa menunggu lagi kujilat klitoris Shinta dan kupercepat permainan lidahku.

" nggghh.... Mmmmmhhhh...ttcupsss..aaahhhh..." kudengar desahan Shinta yang semakin menjadi. Lina yang kembali terangsang menggesekkan vaginanya diperutku sembari kuremas payudara ranumnya itu dan kupilin putting payudaranya dengan kedua tanganku. Tak lama berselang, tubuh shinta bergetar dan semakin dalam menduduki wajahku.

" aku keluar massshh.... aaaaaaaakkkkkhhhhhh....." pekiknya diantara ciuman yang dilakukannya bersama Lina. Bibirku serasa ditumpahi cairan yang berbau khas itu dan rasanya hangat sekali. 'Mmhhhh.. baunya semakin membuatku terangsang aja." Pikirku

" Thhoo..ookuu.. gook bbessoo ngoomoong.." kataku terhalang vagina Shinta memecah konsentrasi Shinta yang menikmati orgasmenya.

" aaakkhhh... iya mass... bentar lagi selesaii..." pintanya..

" nnnggghhhh... " desahku disela himpitan vagina Shinta. Kurasakan ada yang menghimpit penisku dan mengurut seluruh batang penisku.

" nngghhh....sssfffhhh..uuuuffhhh.." erangku masih terhalang vagina Shinta. Kemudian Shinta mengangkat vaginanya dan duduk disebelahku dengan lemas karena orgasmenya.

Kulihat Febby sedang memompa penisku dengan vaginanya.

" Aaahhh...ssssshhh... hhhuuuuuufffhh...mmmmhhh.... oooggghhhh..." erangnya nikmat sambil pinggulnya terus naik turun secara berirama. Lina yang sendirian dan memejamkan mata karena kupilin putingnya juga ikut mendesah..

" hhuuuuuffhhh... mmmmhh.... aaahhh.." desahnya tak karuan.

" nnggh... Liiin.. putar hadap ke Febby yah... trus jilatin susunya Febby" kataku sambil menahan nikmat yang diberi Febby.

" hm mh" jawab Lina sembari memutar tubuhnya setelah kulepaskan remasanku dan pilinan tanganku dipayudaranya. Begitu Lina sudah menjilati payudara Febby, kuremas kembali payudaranya dan kupilin lagi.

" aaaakkkkkkhh... enak banget liiin... teruuusss... mmmhh....huuuffhh..." Febby makin liar ketika Lina mengulum sisi kanan payudara Febby.

Shinta yang tenaganya sudah terkumpul juga tak tinggal diam,, ia beranjak ke sebelah kiriku dan menlumat payudara kiri Lina... Tangan kiriku meraih Vagina Shinta yang bebas dan kugesek klitnya.

: ahmmmmhhhhhhhh..." erang Shinta ketika tanganku memegan bibir kemaluannya. Ia masih memgulum payudara kiri Lina.

" mmmmhhppppfffhhhh..." desah lina yang tak kalah terangsangya dan masih mengulum payudara Febby. Karena mulutku kian bebas, kutarik pinggul Lina sedikit ke belakang dan kini Lina dalam posisi membungkuk sehingga Vaginanya terkuak dengan indahnya. Segera saja kujilati bibir vaginanya yang harum, bersih dan berwarna merah muda agak pucat itu.

"mmhh... Virgin nih.."pikirku. dan Hap..bibirku bertemu dengan bibir vagina Lina. Lina yang mengulum dan menjilati payudara Febbypun menghentikan kegiatannya dan berkonsentrasi mendesah karena seranganku dan serangan Shinta yang membuatnya terangsang hebat.

" mmmhhhh.... aaaaaakkkhhhh.... huuufff....enak banget saaat,,, teruuussshh... mmmhh... klitku saatthh... iyaaahh... ituuuhh... mmmhhh... ngggghhhhh...ooouuugghhhh..." erangnya liar.

" haaahhh... haaahh..haaaaahh..." suara desahan Febby mulai kelelahan.

" mmmlllhhhmmpp... aahh.. sayang,, kamu angkat dikit pinggulmu,, biar aku yang pompa.." kataku pada Febby. Ia kemudian berhenti memompa dan menuruti kataku. Segera saja kugerakkan pinggulku naik turun dengan kecepatan penuh dan terus menjilati Vagina Lina yang sudah basah.

" aaaaaaakkkh.... mmmmhh.... huuuufffhh... terusss sayang... mmhhh... dikit lagiiihh...nngggghh.... huuuufffhhh..." erang Febby dari balik tubuh Lina yang membelakakngiku. Tak lama, Febby menduduki penisku agar aku tak memompanya lagi dan SYUUURRR... Penisku disiram cairan Febby. Denyut vaginanya terasa sekali dalam penisku.

" oooooooggggggghhhhhhhh..... mmmmhhhh.....aawhhhh...ssshhh..." Rancau Febby menikmati sisa sisa orgasmenya dengan penisku yang menancap dalam.

" oooohh.... saaat... akuu pipiss lagiiihh....nnngghh.... aaaaaaaakkkkkkkkkkkkhhhhhhhh...." pekik Lina kemudian setelah kujilat dengan kecepatan penuh menggunakan lidahku di bagian klitnya. Kali ini langsung kulahap vaginanya untuk menghangatkan tubuhnya. Tubuh Linapun juga bergetar hebat karena sudah orgasme dua kali.

" aaaaaakhhh... nnnnngggghh..." Lina mengerang dan menggoyangkan pinggulnya untuk menggesekkan vaginanya dimulutku.

" mmmhhhpppffhh..." desahku. Cairan Lina sedikit bau,, tapi setelah kujilat asin-asin manis begitu rasanya. Baunya memang aneh, tapi rasanya mengalahkan baunya yang terhirup olehku. Lina ambruk di tubuhku dan lemas tak berdaya. Febbypun demikian, ia terjatuh dari tubuhku setelah orgasmenya dan lemas kelelahan di samping kanan kakiku.

Kubangunka Lina dan kurebahkan disampingku. Kali ini Shinta mengalah untuk beristirahat karena lelah. Karena melihat Febby dan Shinta kecapekan, kudekatkan wajahku untuk mencium Lina.

" Liiin,, gimana?? Enaakk??" tanyaku sebelum akhirnya kuciumi bibir manisnya itu.

" mmmhh.....mmmmhhhsssaaahh... enak banget saat..." katanya disela ciumanku dan kemudian melepaskan ciumanku untuk menjawab pertanyaanku.

" kamu udahan yaa?? Kasian aku liat kamu.." kataku pelan dambil meremas payudaranya. Tubuhnya masih memakai kaos dan bra, hanya saja kaosnya sedikt naik sampai melewati payudaranya dan branya sedikit turun sampai payudaranya itu menyembul keluar disela kaos dan branya.. Ia menggeleng,

" enggak...hhmmmhh... bentar lagii.. huuuuffhhh.." katanya sambil mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.

" mau ngapain lagiii??" tanyaku keheranan.

" masih kuat aja nih anak.. padahal tubuhnya dah getar gitu.." pikirku dalam hati

" aku mau kamu masukin saaat,,, tapi pelan yaaa...huuuuffhh.. aku belum pernah gituu soalnya... hhmmmmhhh..." jawabnya polos

" Liiin,, kamu masih virgiiin... trus kamu juga aaaaggghhhhhh.." kataku terhenti. Shinta ternyata sudah kembali dan memasukkan penisku dalam vaginanya.

" Taa,, pelan doonk.. main masukin aja.." kataku sebal karena Shinta tiba tiba menjejalkan penisku kedalam vaginanya.

" uuuugggggghhh... mmmmhh.... abiiiss... mas asik ngobrol siihhh ama Linaahhh.... Mmmmmmhh..." katanya sambil terus memompa penisku naik turun. Kubiarkan saja sejenak.

" mmhh... uuuhhh... sempit banget Taa,,,hhmmmhh..." kataku pelan.

" hm mh... punya mas sihh.. mmmhh...nambah gedhe aja..uhhh..beda sama yang dulu..aaahhh..." jelasnya.

" oiya Linnn...mmmhh.. huuuffhh.. ituu... mending gak usah dehh liiinnhh.. mmmhh... kasian kamuuu...oooouugghhh... pelan Taa... huuuffhh.." kataku pada Lina kemudian menengok ke arah Shinta.

" huuuffhh... aku mau keluar lagi Taa.. oooogghhh...bentar ya Liin... uuuhhh... haaahh.." kataku disela pompaan Shinta dan pamit kepada Lina untuk segera menikmati orgasme yang akan menghampiriku..

" Ooooooggggghhh.... kellll...llluuu...warrr...Thaaaa....ooh..oohh...mmmh..." desahku ketika tak kuat lagi menahan rasa geli dan gatal yang menyerang ujung penisku. Seketika otot-ototku mengejang hebat dan ujung penisku menyemburkan cairan kenikmatanku dalam vagina Shinta.. Pruuutt...Pruuutt...Pruuutt...getaran dan denyut di penisku kurasakan berkali-kali menyemburkan spermanya.

" aaaaaaahhkkkk,.....mmmhh.... oooogghh... akuwh... jug...***a massshh...." pekiknya. Ternyata kami berdua orgasme bersamaan. Remasan dinding vaginanya keras dan vaginanya seakan mencekik penisku sekuat-kuatnya. Setelah menikmati sisa-sisa orgasme bersamaan, Shinta melepas penisku dari vaginanya dan perlahan spermaku keluar dari vagina Shinta dan terus menuruni selangkangannya. Aku terkulai lemas dan merebahkan tubuhku kembali.

" ooohh.... Liin,, soorry tadi keputus.. mmhh.. mending gak usah yaa??" kataku ketika nafasku mulai beraturan. Ia masih menggeleng dan tiba-tiba saja saat aku masih lemas dan tak kuasa untuk bangun, Lina berdiri dan melepas celana dan kaosnya serta branya dan langsung naik diatas penisku yang masih saja menegang.

" oohhh... tidaakk.. jangan Lagiii.." pikirku.

Dipegangnya penisku dan diarahkan ke bibir vaginanya. Lina kemudian menutup mata dan akhirnya.....


[BERSAMBUNG]

Komeng duluuuuuu.. Oke gak gan??... hahahahahaha... Lanjut lagi besok yah?? Ane sibuk banget ama kerjaan...

Apa yang terjadi dengan Shinta, Lina dan Febby kemudian?? Next Update aja ya.. hahahaha...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd